Anda di halaman 1dari 18

YUAN LULAN

NIM : 2023781774

JUDUL :
DESA WISATA WAE REBO

MATA KULIAH :
PERENCANAAN DESTINASI WISATA

PROGRAM STUDI USAHA PERJALANAN WISATA


POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus yang telah memberikan rahmat dan Berkatnya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul DESA WISATA WAEREBO ini tepat pada
waktunya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang DESA
WISATA WAEREBO, Manggarai. NTT bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dosen Pasifikus Malameko, S. Tr.Par.M.Par
selaku dosen Politeknik Negeri Kupang bidang studi/mata kuliah Perencanaan Destinasi
Wisata yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

KUPANG, 10 FEBRUARI 2022

YUAN LULAN
2023781774
BAB 1. Pendahulan

1. DAYA TARIK DESA WISATA


WAE REBO, Manggarai, NTT.

Karena itu, paket-paket wisata yang mengedepankan budaya, alam, dan sesuatu
yang unik dari daerah tertentu sedang sangat diminati. Salah satunya adalah
dengan mengunjungi desa wisata.

Desa wisata merupakan bagian dari pengembangan pariwisata berkelanjutan dan


menjadi salah satu program Pemerintah Republik Indonesia yang diharapkan
dapat mempercepat kebangkitan pariwisata dan memicu pertumbuhan ekonomi.

Namun tidak setiap desa dapat dijadikan desa wisata, karena sekurangnya
diperlukan 3 komponen untuk membangunnya. Komponen pertama adalah
dengan melihat potensi wisata yang tersedia. Di sini perangkat desa harus
memiliki basis data yang jelas mengenai lahan, lokasi, daerah serta bagaimana
ekosistem yang dapat membantu pengembangan destinasi wisata nantinya.

Komponen berikutnya adalah dengan melihat minat dan kesiapan masyarakat


terhadap pengembangan destinasi wisata setempat. Desa wisata akan sangat
berkembang jika dikelola oleh desa itu sendiri, kebutuhan akan organisasi yang
khusus mengurusi desa wisata dibutuhkan agar berkelanjutan serta melibatkan
pihak yang menentukan arah desa wisata.
Komponen terakhir adalah konsep desa wisata yang harus unik. Dengan konsep
atau ide desa wisata yang berbeda akan menjadi nilai jual yang menonjol di
antara
destinasi wisata di daerah lainnya.
wae Rebo adalah sebuah kampung tradisional yang terletak di dusun
terpencil tepatnya di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Terkenal dengan sebutan kampung di atas awan, Wae Rebo terletak di
ketinggian 1000 mdpl dikelilingi oleh perbukitan yang sangatlah asri. Untuk
mencapai Wae Rebo, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 6 km
dari Desa Dintor ke Desa Denge dengan menggunakan motor. Perjalanan
dari Denge menuju Wae Rebo, kira-kira memakan waktu pendakian selama
3 jam dengan menyusuri daerah terpencil yang dikelilingi hutan lebat yang
belum terjamah, menyebrangi sungai serta melintasi bibir jurang. Meski
lokasinya berada jauh dari keramaian dan sulit terjangkau, namun Kampung
Wae Rebo sangat terkenal terutama oleh wisatawan asing Negara-negara di
Eropa karena desain arsitekturnya yang memiliki daya tarik tinggi. Salah
satu hal yang menarik dari Desa Wae Rebo adalah rumah adatnya yang
berbentuk kerucut dan atapnya terbuat dari daun lontar. Hasil kerajinan
tangan warga, hasil kopi, vanili dan kulit kayu manis laris sebagai barang
cendera mata yang dibawa pulang oleh wisatawan denga harga yang
memuaskan.

ALASAN

Alasan mengapa saya memilih desa Wisata Wae Rebo karena desa
tersebut salah satu tempat wisata yang sangat unik karena memiliki
keanekaragaman hal yang dapat dilakukan di desa wisata tersebut,
selain itu karena Desa tersebut adalah salah satu objek wisata yang
telah
ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012 Asia
Pasific Award Heritage Conservation, yang merupakan penghargaan
tertinggi dalam bidang konservasi warisan budaya pada tahun 2012.

Mbaru Niang ini terkenal dengan keasliannya karena memiliki bentuk


yang masih sama persis dengan bangunan yang didirikan oleh moyang
suku Manggarai. Bentuk rumah panggung yang diterapkan menjadi
rumah yang sesuai untuk kondisi alam di sekitar Desa Wae Rebo.
Berdasarkan letak geografisnya, Desa Adat Wae Rebo berada pada
wilayah aman gempa dan hutan liar, sehingga aman bencana dan menjadi
tempat perlindungan dari hewan buas..
hal tersebut menjadi suatu kebanggaan buat saya karena kita memiliki
warisan budaya yang sangat indah dan berkelas internasional

BAB II. PEMBAHASAN

A.BENTUK ATRAKSI

Bentuk atraksi yang berada di desa tersebut adalah pemandangan yang


indah. Desa Adat Wae Rebo kini dikenal sebagai desa adat yang
menawarkan atraksi wisata berupa kesempatan unik untuk melihat rumah
– rumah adat Manggarai dan mengajak wisatawan mengikuti budaya dan
kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Di Desa Adat Wae Rebo,
pengunjung dapat melihat rumah-rumah tradisional berbentuk kerucut
dengan arsitektur yang sangat unik, yang masih di lestarikan sampai saat
ini.
Rumah Adat Desa Wae Rebo, disebut Mbaru Niang. Terdapat 7 (tujuh)
Mbaru Niang di Wae Rebo yang tersusun melingkar mengitari batu
melingkar yang disebut compang sebagai titik pusatnya. Compang
merupakan pusat aktivitas warga untuk mendekatkan dengan alam,
leluhur, serta Tuhan. Arsitektur Mbaru Niang mengandung filosofi dan
kehidupan sosial masyarakat Wae Rebo. Rumah tradisional ini
merupakan wujud keselarasan manusia dengan alam serta merupakan
cerminan fisik dari kehidupan sosial suku Manggarai. Suku Manggarai
mempercayai lingkaran sebagai simbol keseimbangan, sehingga pola
lingkaran ini diterapkan hampir di seluruh wujud fisik di desa, dari
bentuk kampung sampai rumah-rumahnya.
wisata setempat sperti menyediakan tempat penginapan dengan khas dan
kearifan daerah tersebut dengan budaya dan alam yang asri, selain itu
masyarakat setempat juga telah memyediakan sovenir seperti hasil kebun
masyarakat yang kebanyakan adalah petani cengkeh dan kopi flores yang
terkenal dengan kenikmatannya ataupun kain adat yang dibuat oleh kaum
perempuan disana.

2. Akses dari pusat kota ( Labuan Bajo ).


Perjalanan kita ke Wae Rebo dimulai dari Labuan Bajo mengunakan mobil, karena
jika menggunakan motor terlalu berbahaya, cuaca sekitar Wae Rebo suka berganti-
ganti dan jarak Labuan Bajo ke Wae Rebo cukup jauh.
Di sepanjang perjalanan kami melihat bukit dan bermacam satwa dan tumbuhan yang
pasti membuat perjalanan kita tidak membosankan. Jarak dari Labuan Bajo ke Wae
Rebo di tempuh waktu 4-5 jam dan bisa lebih lama lagi jika kami melewati jalur
Ruteng yang biasa dilewati turis.
Setalah melakukan perjalanan kurang lebih 4-5 jam kami sampai di Dange, Denge
adalah batas kendaraan diperbolehkan masuk oleh masyarakat sekitar.

3. Akses Dari Desa ( Dange ke Wae rebo )

Dari Dange kita melanjutkan perjalaan dengan ojek motor sekitar 15 menit dengan
medan yang lebih terjal menuju Wae Lomba (Post 1).
Dange, Manggarai, NTT (Foto: Dokumen Pribadi)
Wae Lomba (Post 1) (Foto: Dokumen Pribadi)

Dari Wae Lomba (Post 1) kita akan memulai Tracking menuju Kampung Wae Rebo.

Waktu Tracking kurang lebih 2 sampai 3 jam dan akan melewati 2 post lagi yaitu
Ponco Roko (Post 2) dan Nampe Bakok (Post 3) dan barulah sampai rumah Kasih Ibu
(Pintu masuk kampung Wae Rebo).
Tracking ke kampung Wae Rebo (Foto: Dokumen Pribadi)

Ponco Roko (Post2) (Foto: Dokumen Pribadi)

Jalur yang lumayan berat adalah dari Wae Lomba (Post 1) ke Ponco Roko (Post 2)
dan Ponco Roko (post 2) ke Nampe Bakok (Post 3) karena kita selalu menanjak
sehingga membuat kita mudah kelelahan.
Dari Nampe Bakok (Post 3) ke Rumah Kasih Ibu kami melewati jalur yang sedikit
menurun mebuat kita tidak terlalu lelah.

Nampe Bokok (Post 3) (Foto: Dokumen Pribadi)

Pemandangan Nampe Bakok (Foto: Dokumen Pribadi)


Sesampai di rumah Kasih Ibu kami harus membunyikan alat "Tambuh Bamboo"
bertanda kami akan masuk ke dalam kampung Wae Rebo.

Alat musik Tabuh Bambo (Foto: Dokumen Pribadi)

Setelah membunyikan alat musik, kita turun ke kampung lalu disambut salah satu
warga lalu diantar ke rumah Niang Gendang untuk melakukan Waelu'u atau upacara
penghormatan kepada leluhur, setelah itu barulah kita diperkenankan untuk
beraktivitas di kampung Wae Rebo.Lalu kami diantar ke rumah Niang untuk
meletakan barang di Wae Rebo.
Rumah Niang Gendang (Foto: Dokumen Pribadi)
Bagi masyarakat Wae Rebo, mbaru niang merupakan simbol pelindungan, persatuan warga,
dan menjadi pusat kegiatan sosial masyarakat, terutama yang berhubungan dengan persoalan
adat. Selain itu, mbaru niang dianggap sebagai simbol seorang ibu yang selalu mengayomi dan
melindungi.
4. Amenitas
atau sarana prasarana yang ada di desa Waerebo
Sarana dan prasarana yang ada didesa waerebo saat ini sebagai salah satu desa wisata
sangat lengkap, yang terdiri dari 2 rumah penginapan yang tersedia dan fasilitas yang
tersedia didalam penginapan adalah tempat tidur,yaitu terdiri dari bentangan tikar,bantal
dan juga selimut tebal dilantai serta memiliki arsitektur yang khas yang masih terjaga
dari jaman dahulu sampai sekarang,bahan bangunan pun tersumber dari bahan alam
yang ada dan tersedia juga informasi mengenai sarana pedukung yang disediakan
ditempat penginapan . Di waerebo juga terdapat outlet yang menjual oleh-oleh yaitu
kain tenun seperti sarung songke,selendang dan miniature Mbaru niang seperti kopi khas
waerebo dengan harga yang sangat terjangkau. Menariknya dari desa wisata waerebo
dari tempat penginapanpun memiliki nuansa alami yang sangat memanjakan wisatawan.

5. Ancilliary
atau fasilitas pendukung di desa Waerebo
Meski berstatus sebagai desa wisata unggulan tetapi fasilitas pendukung desa waerebo
seperti kondisi jalan,sarana komunikasi,akses kesehatan belum memadai dan penerangan
atau listrik desa waerebo masih menggunakan genset karena fasilitas PLN sulit untuk
masuk didalam desa waerebo, bahkan penerangan atau lampu listrik dirasakan dari jam
06.00 pagi - 22.00 malam. Untuk sarana komunikasi belum tersedia jaringan yang
dikarenakan desa waerebo yang jauh dari pusat kota. Tetapi didesa waerebo untuk
ketersediaan air tidak perlu diragukan karena selain disebut desa wisata unggulan
disebut juga sebagi surganya air bersih karena kualitas air yang sangat bagus serta
lingkungan alam yang masih sangat terjaga. Masyarakat didesa mengambil air untuk
kebutuhan sehari-harinya langsung dari mata air begitupun untuk setiap wisatawan yang
berkunjung ke desa waerebo.
BAB III . PENUTUP

6. ANALISIS SWOT (Strengths, Weakness , Opportunitiy , Threath )

Kekuatan (Strengths—S)

- Komitmen yang tinggi dari pemerintah daerah untuk mengembangkan sumberdaya manusia, tampak dari visi
pembangunan daerah yaitu mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera

- Hubungan kekerabatan yang tinggi sehingga sangat mendukung kerjasama dan partisipasi dalam pembangunan

-Tingkat partisipasi tenaga kerja yang tinggi, tampak dari tingkat pengangguran terbuka yang rendah

- Tingkat partisipasi wanita yang tinggi dalam membantu ekonomi keluarga

- Iklim tropik yang menguntungkan bagi pengembangan sektor-sektor di alam terbuka dan perkebunan

Kelemahan (Weaknesses—W)

- Tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat yang rendah

- Tingkat penguasaan teknologi dan manajemen yang masih rendah

- Kehadiran wanita dalam posisi manajemen strategis masih rendah

- Kekurangan informasi yang akurat serta belum ada kebutuhan terhadap informasi untuk melakukan proses
manajemen (perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian)

Kesempatan (Opportunities—O)

- Pendapatan ekonomi dan kesempatan kerja masih dapat ditingkatkan melalui perubahan struktur produksi dengan
jalan mengembangkan sektor agribisnis dari hulu, “on-farm”, sampai hilir

- Penerimaan pajak dari surplus (keuntungan) usaha masih memungkinkan untuk ditingkatkan sampai minimum
5% (sekarang masih 0,67%)

- Kerjasama masyarakat dan pemerintah yang tinggi untuk menciptakan suasana aman dan kondusif bagi
pembangunan daerah menuju cita-cita mewujudkan masyarakat yang mandiri, maju, dan sejahtera

Ancaman (Threats—T)

- Dampak globalisasi akan masuknya sumber daya manusia berkualitas dari luar NTT, sehingga sumberdaya
manusia NTT menjadi kalah dalam persaingan global di wilayah NTT

- Berpindahnya sumberdaya manusia NTT yang berkualitas untuk berkompetisi dalam pasar global di luar wilayah
NTT

- Memiliki hasrat yang rendah untuk mempelajari bidang-bidang manajemen dan teknologi

- Ketiadaan akses ke daerah di luar NTT baik pada skala nasional maupun internasional
- Ketiadaan strategi yang efektif untuk menghadapi perubahan lingkungan global yang cepat dan sulit dikendalikan
(turbulence)

- Kekurangan sumberdaya manusia terdidik dalam area yang penting seperti teknologi dan manajemen informasi

STRATEGI S-O

- Melakukan perubahan struktur produksi melalui pengembangan sektor agribisnis hulu, “on-farm”, dan hilir

- Meningkatkan efektivitas metode pengumpulan pajak dari sektor produksi (sektor ekonomi) hingga minimum 5%

- Meningkatkan kerjasama pemerintah dengan masyarakat terutama lembaga

swadaya masyarakat (LSM) agar secara bersama memberikan pelayanan pendidikan, kesehatan & gizi yang
berkualitas kepada masyarakat

-Meningkatkan kerjasama secara terpadu dan terintegrasi antara pemerintah

STRATEGI W-O

-Melakukan perubahan struktur produksi melalui pengembangan sektor agribisnis untuk meningkatkan pendapatan

upah dan gaji tenaga kerja

- Membangun kerjasama intensif dengan pihak-pihak di luar NTT baik dalam lingkup nasional maupun

internasional agar menciptakan akulturasi budaya produktif, hemat, berani menghadapi tantangan (risiko), tidak
cepat puas diri, dll

- Melalui otonomi daerah, memberikan kesempatan untuk membuka jaringan kerja (networking) dengan pihak-
pihak di luar NTT baik pada lingkup nasional maupun internasional

STRATEGI S-T

- Mengembangkan pendidikan berbasis sains dan teknologi

agar meningkatkan kemampuan masyarakat desa dalam penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

- Membangun infrastruktur yang kompetitif serta mengajak pihak-pihak profesional yang tertarik untuk
mengembangkan potensi daerah yang belum tergarap dengan baik di desa waerebo

STRATEGI W-T

- Melakukan pelatihan profesional dalam bidang teknologi dan manajemen

Anda mungkin juga menyukai