Anda di halaman 1dari 10

LK 0.

1: Sumber Daya Alam Dan Manusia

Judul Modul Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Peranan SDA
2. Penggolongan SDA
3. Potensi & Pemanfaatan SDA Indonesia
4. Pengelolaan SDA berwawasan lingkungan.

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Peranan Sumber Daya Alam
2. Penggolongan Sumber Daya Alam
- SDA Materi, keanekaragaman sumber daya
mineral.
- SDA Hayati, dengan wujud makhluk hidup.
- SDA Energi, sebagai tenaga penggerak alat,
mesin, listrik atau sejenisnya.
- SDA ruang, lahan atau tempat yang
dibutuhkan manusia untuk hidup.
- SDA Waktu, terikat dengan pemanfaatan
sumber daya alam lainnya.
 SDA dapat diperharui
 SDA tidak dapat diperbaharui.
~ bahan galian magmatik
~ bahan galian pegmatik.
~ bahan galian hasil sedimentasi.
~ bahan galian hasil pengayaan sekunder.
~ bahan galian metamorfosis kontak
~ bahan galian geothermal.
3. Potensi & Pemanfaatan SDA Indonesia
- Potensi Air untuk Listrik (PLTA)
- Potensi Angin untuk Kincir Angin
- Potensi Geothermal
- Potensi Tanah
- Bahan Tambang & Pemanfaatannya.
4. Pengelolaam SDA Indonesia yang berwawasan
lingkungan.

2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Mineral yang dihasilkan oleh proses alami bumi.
modul ini 2. Bahan bakar fosil.
3. Dampak lingkungan global.
4. Interaksi antar aspek abiotik dan organisme hidup
tertentubersama membentuk ekosistem dengan
berbagai bentuk.
5. Deposit berkelas dunia.
6. Ekploitasi tumbuhan yang berlebihan
mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan
plasma nutfah.
7. Proses bahan galian pegmatik, bahan galian hasil
pengayaan sekunder dan bahan galian
hydrothermal.
8. Proses pembangkit listrik tenaga nuklir.
9. Mengintensifkan eksplorasi untuk mendapatkan
lebih banyak cadangan minyak, disertai dengan
diversifikai penggunaan berbagai jenis energi dan
menerapkan kebijakan konservasi.

3 Daftar materi yang sering mengalami 1. Bahan mentah digunakan untuk memproduksi
miskonsepsi barang.
2. Mengelola SDA dengan teknik konservasi.
3. Mikroba merupakan bagian dari SDA.
4. Biomassa.
5. Kemandirian energi.
6. Kartobiolit.

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Sumber daya alam dan sumber daya manusia, Kegiatan
Belajar 2 : Ketahanan Pangan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pengertian Ketahanan Pangan
2. Faktor Ketahanan Pangan Nasional
3. Ketahanan Pangan di Indonesia
4. Indikator Ketahanan Pangan Rumah Tangga
5. Tantangan Dan Hambatan Serta Solusi Dalam
Memenuhi Ketahanan Pangan Di Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Menurut Undang-Undang RI no 18 tahun 2012,
pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan
sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan
baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan atau minuman
2. Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan
kemampuan seseorang untuk mengaksesnya, Sebuah
rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan
jika penghuninya tidak berada dalam kondisi
kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan
3. Berdasarkan UU RI no 18 tahun 2012 Ketahanan
Pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya
Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,
yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup,
baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,
bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan
4. Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang
terintegrasi terdiri atas berbagai subsistem (Maleha
dan Adi Sutanto, 2006).
5. Subsistem utama atau komponen utama ketahanan
pangan meliputi:
a. Ketersediaan pangan, yakni ketersediaan pangan
dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk
semua orang dalam suatu negara baik yang berasal
dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan
maupun bantuan pangan/ ketersediaan pangan
sendiri di pengaruhi beberapahal diantaranya :
Kebijakan Pemerintah, Mutu dan luas lahan,
Cara/praktek pertanian, Sarana Produksi, Faktor
lingkungan ( cuaca/iklim ), Peranan Sosial dan
Transportasi
b. Distribusi pangan / akses pangan, yakni yaitu
kemampuan semua rumah tangga dan individu
dengan sumberdaya yang dimilikinya untuk
memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan
gizinya yang dapat diperoleh dari produksi
pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui
bantuan pangan. Distribusi pangan sendiri
dipengaruhi oleh Jumlah dan mutu pangan Sarana
dan Prasarana Transportasi, Jarak antar wilayah
dan Rantai distribusi
c. Penyerapan /pemanfaatan pangan yaitu
penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat
yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air dan
kesehatan lingkungan.

6. Menurut Yustika (2008), dalam kaitan dengan


ketahanan pangan, pembicaraan harus dikaitkan
dengan masalah pembangunan pedesaan dan sektor
pertanian. Pada titik inilah dijumpai realitas bahwa
kelembagaan di pedesaan setidaknya dipangku oleh
tiga pilar, yaitu (1) kelembagaan penguasaan tanah,
(2) kelembagaan hubungan kerja, dan (3)
kelembagaan perkreditan.

7. Sejumlah faktor dianggap berperan penting sebagai


faktor penentu ketahanan pangan nasional. Faktor-
faktor tersebut meliputi (1) lahan, (2) infrastruktur, (3)
teknologi dan sumberdaya manusia, (4) energi, (5)
dana, (6) lingkungan fisik, (7) relasi kerja, dan (8)
ketersediaan input lainnya. Berikut penjelasan masing-
masing faktor (Tambunan, 2008).

8. Ketahanan Pangan Di Indonesia


Ketahanan pangan menjamin keterpenuhan setiap
individu penduduk Indonesia mendapatkan akses
pangan yang berkecukupan. Kedaulatan pangan
menjamin petani Indonesia mampu berproduksi untuk
memenuhi kesejahteraannya. Keduanya harus
dilaksanakan secara selaras, karena Ketahanan pangan
yang dibangun berlandaskan kedaulatan pangan
adalah penopang ketahanan bangsa. Santosa (2008)
menegaskan bahwa krisis pangan suatu bangsa
ternyata bermuara pada situasi tidak berdaulat atas
pangan.
9. Karakteristik kedaulatan dan ketahanan pangan
Meliputi :
Kedaulatan Ketahanan
Indikator
Pangan Pangan
Lingkup Nasional Rumah
tanggadan
individu
Sasaran Petani Manusia
Strategis Pelarangan impor Peningkatan
ketersediaan
pangan, akses
pangan dan
penyerapan
pangan

10. Hasil analisis FSVA (Food Security and Vulnerability


Atlas) dengan indikator yang digunakan dalam
penyusunan FSVA merupakan turunan dari tiga aspek
ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan
dan pemanfaatan pangan. Pemilihan indikator
didasarkan pada: (i) keterwakilan 3 pilar ketahanan
pangan (ii) tingkat sensitifitas dalam mengukur situasi
ketahanan pangan dan gizi; dan (iii) ketersediaan data
tersedia secara rutin untuk periode tertentu yang
mencakup seluruh wilayah kabupaten/kota. Pada
tahun 2018 menunjukkan bahwa kabupaten rentan
pangan Prioritas1-3 sebanyak 81 kabupaten dari 416
kabupaten (19%) yang terdiri dari 26 kabupaten (6%)
Prioritas 1; 21 kabupaten (5%) Prioritas 2; dan 34
kabupaten (8%) Prioritas 3. Kabupaten prioritas 1
tersebar di 17 kabupaten di Provinsi Papua, 6
Kabupaten di Provinsi Papua Barat, 2 kabupaten di
Provinsi Maluku, dan 1 kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Karakteristik kabupaten rentan
pangan ditandai dengan rasio konsumsi terhadap
ketersediaan pangan tinggi, persentase balita stunting
tinggi, serta angka kemiskinan yang tinggi.

11. Fokus lokasi penanganan kerentanan pangan di


wilayah kabupaten diprioritaskan pada:
a. Kabupaten-kabupaten yang terletak di Kawasan
Indonesia Timur yang memiliki daerah Prioritas 1-
3 terbesar
b. Kabupaten-kabupaten yang lokasinya jauh dari
ibu kota provinsi/daerah perbatasan yang rata-rata
memiliki tingkat ketahanan pangan lebih rendah
dibandingkan kabupaten lain.
c. Kabupaten-kabupaten di Kepulauan dengan
tingkat kerentanan pangan tinggi
d. Kabupaten pemekaran dengan tingkat kerentanan
pangan tinggi

12. Penanganan kerentanan pangan di wilayah perkotaan


diprioritaskan pada:
a. Kota-kota yang memiliki keterbatasan akses
terhadap pangan (infrastruktur, stabilisasi
pasokan, dan daya beli).
b. Kota-kota yang memiliki keterbatasan
pemanfaatan pangan (kualitas sumberdaya
manusia dan sanitasi).

13. Program-program peningkatan ketahanan pangan dan


menangani kerentanan pangan wilayah kabupaten
diarahkan pada kegiatan
a. Peningkatan penyediaan pangan di daerah non
sentra produksi dengan mengoptimalkan
sumberdaya pangan lokal
b. Penanganan stunting diantaranya melalui
sosialisasi dan penyuluhan tentang gizi dan pola
asuh anak; penyediaan fasilitas dan layanan air
bersih
c. Penanganan kemiskinan melalui penyediaan
lapangan kerja, padat karya, redistribusi lahan;
pembangunan infrastruktur dasar (jalan, listrik,
rumah sakit), dan pemberian bantuan sosial; serta
pembangunan usaha produktif/UMKM/padat
karya untuk menggerakan ekonomi wilayah
d. Peningkatan akses air bersih melalui penyediaan
fasilitas dan layanan air bersih; sosialisasi dan
penyuluhan
e. Penurunan pangsa pengeluaran pangan melalui
sosialisasi pola konsumsi pangan (B2SA) serta
peningkatan kesempatan kerja
f. Peningkatan pendapatan peningkatan pendidikan
perempuan
g. Penyediaan tenaga kesehatan

14. Program-program penanganan kerentanan pangan di


daerah perkotaan diarahkan pada kegiatan:
a. Peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan
masyarakat sehingga meningkatkan daya beli
masyarakat
b. Sosialisasi pola konsumsi pangan beragam,
bergizi seimbang dan aman
c. Peningkatan akses rumah tangga terhadap air
bersih melalui penyediaan fasilitas dan layanan air
bersih
d. Peningkatan sanitasi lingkungan dan perilaku
hidup bersih dan sehat melalui sosialisasi dan
penyuluhan
e. Penanganan balita stunting melalui intervensi
program gizi baik spesifik maupun sensitif.

15. Sumarwan dan Sukandar (1998) menyatakan bahwa


hal-hal yang menyebabkan suatu rumah tangga
memiliki ketahanan pangan, artinya dapat memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi bagi setiap anggota
keluarganya adalah (1) tersedianya pangan, (2)
lapangan kerja dan (3) pendapatan.

16. Berdasarkan Ketahanan Pangan Dan Gizi PPRI No17


Tahun 2015, faktor tersedianya pangan dapat
dijabarkan dalam beberapa aspek yaitu (1) cukup, baik
jumlah maupun mutunya memenuhi kecukupan Gizi,
(2) aman, (3) beragam, (4) merata, (5) terjangkau, (6)
sesuai agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
(7)sehat, aktif, dan produktif, dan (8) berkelanjutan.

17. Tantangan dan hambatan ketahanan pangan di


Indonesia meliputi : ketersediaan pangan, distribusi
pangan, konsumsi dan keamanan pangan, manajemen
ketahanan pangan

18. Solusi yang lain yaitu ada beberapa proyek


meningkatkan produksi pangan masyarakat antara lain
: Cara-cara meningkatkan produksi pangan
masyarakat, Menyediakan makanan sehat dengan
harga yang wajar, Penyimpanan bahan pangan yang
aman.
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Kersedian pangan yang dapat tersedia bagi masyarakat
di modul ini perbendapatan rendah
2. Mengatasi masalah stanting dan pemenuhan gizi bagi
masyarakat dan kebersihan lingkungan
3 Daftar materi yang sering Siswa mengalami kesulitan dalam analisis ketahanan
mengalami miskonsepsi pangan berbasis kearifan lokal pada masyarakat

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya


Manusia
Judul Kegiatan Belajar (KB)
1. Pertumbuhan Penduduk dan Bonus Demografi

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang dipelajari KB 3
1. Sensus Penduduk adalah penghitungan jumlah
penduduk oleh Pemerintah dalam jangka waktu
tertentu secara serentak.
2. Survey Penduduk adalah kegiatan yang
dilakukan oleh Pemerintah untuk melakukan
penelitian hanya sebagian dari penduduk yang
dicacah atau yang diambil sebagai sampel.
3. Registrasi Penduduk adalah proses kegiatan
Pemerintah yang meliputi pencatatan kelahiran,
kematian, perkawinan, perceraian, perubahan
tempat tinggal dan perubahan pekerjaan secara
rutin.
4. Komposisi Penduduk adalah pengelompokan
kependudukan atas dasar kriteria tertentu.
5. Piramida Penduduk adalah cara penyajian
struktur komposisi penduduk berdasarkan umur
dan jenis kelamin.
6. Sex Rasio adalah perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
perempuan per 100 penduduk perempuan.
7. Dependency Ratio atau Rasio Ketergantungan
adalah perbandingan antara jumlah penduduk
umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun keatas dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
8. Pertumbuhan Penduduk adalah dinamika
penduduk yang menunjukkan peningkatan
jumlah penduduk.
9. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh
kelahiran, kematian, dan migrasi.
10. Fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup/ live
birth dari seorang wanita atau sekelompok
wanita.
11. Pengukuran fertilitas tahunan adalah mengukur
jumlah kelahiran pada tahun tertentu dan
dihubungkan dengan junlah penduduk yang
mempunyai resiko untuk melahirkan pada
tahun tertentu.
12. Pengukuran fertilitas kumulatif adalah
mengukur jumlah rata – rata anak yang
dilahirkan oleh seorang wanita sampai
mengakhiri batas usia subur.
13. Faktor- faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya fertilitas menurut Ida Bagoes
Mantra adalah faktor demografi (struktur atau
komposisi umur, status perkawinan, umur
kawin pertama, lama perkawinan, paritas,
disrupsi perkawinan Fekunditas, dan porposi
penduduk yang kawin), dan faktor non
demografi (keadaan ekonomi penduduk,tingkat
pendidikan, perbaikan status perempuan,
urbanisasi dan industrialisasi ).
14. Menurut PBB dan WHO kematian adalah
hilangnya semua tanda – tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup.
15. Tingkat Kematian Kasar ( Crude Death
Rate/CDR) adalah banyaknya orang yang
meninggal pada suatu tahun dibagi jumlah
penduduk pertengahan tahun tersebut.
16. Faktor yang mempengaruhi Mortalitas adalah
faktor dari dalam individu atau faktor dari luar
individu.
17. Kelangsungan Hidup Anak menurut Mosley
dan Chen dipengaruhi oleh dua variabel yaitu
(1) Variabel yang dianggap eksogeneos atau
sosial, ekonomi, masyarakat, dan faktor
regional. Dan
(2) Variabel endogenous atau faktor biomedical
seperti pola pemberian ASI, kebersihan, sanitasi
dan nutrisi.
18. Klasifikasi Determinan Kematian Ibu
(1) Penyebab Langsung yaitu kematian
yang disebabkan oleh komplikasi
obstetri pada masa hamil, bersalin
atau nifas, atau berbagai hal akibat
tindakan tersebut.
(2) Penyebab Tidak Langsung yaitu
kematian yang disebabkan oleh
penyakit yang bukan komplikasi
obstetri, yang berkembang atau ber-
tambah berat akibat kehamilan atau
persalinan.
19. Permasalahan Kependudukan di Indonesia adalah
masalah kuantitas dan kualitas penduduk yang
meliputi :
1. Jumlah Penduduk besar.
2. Pertumbuhan penduduk cepat.
3. Persebaran penduduk tidak merata.
4. Kualitas penduduk rendah.
5. Komposisi penduduk sebagian besar berusia
produktif.
20. Bonus Demografi adalah keuntungan ekonomis
yang disebabkan menurunnya Rasio
Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas
jangka panjang.
21. Parameter yang digunakan dalam menilai
fenomena Bonus Demografi dinilai dengan
menggunakan Dependency Ratio .
22. Dari segi potensi ekonomi bonus demografi dapat
menghasilkan pertumbuhan ekonomi karena
adanya lebih banyak angkatan kerja yang
produktif.
23. Tantangan yang mungkin timbul dalam bonus
demografi adalah pengangguran pemuda jika tidak
ada pekerjaan yang cukup.
24. Pentingnya kebijakan yang tepat untuk
memanfaatkan bonus demografi seperti investasi
dalam pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan angkatan kerja.

2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Tingkat Kelahiran, Kematian, dan Migrasi
modul ini 2. Piramida Penduduk
3. Teori Transisi Demografis
4. Distribusi Penduduk
5. Dampak Pertumbuhan Penduduk
6. Kebijakan Kependudukan
7. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
8. Tingkat Natalitas dan Mortalitas
9. Pyramid Populasi
10. Indeks Petumbuhan
11. Proyeksi Populasi

3 Daftar materi yang sering mengalami 1. Pertumbuhan Penduduk dan Laju Kelahiran
miskonsepsi 2. Eksponensial dan Linear
3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
Penduduk
4. Teori Pertumbuhan Penduduk
5. Dampak Pertumbuhan Penduduk
6. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
7. Ketidakseimbangan Regional
8. Konsep Kepadatan Penduduk
9. Waktu bonus demografi
10. Pengelolaan Diversivikasi Ekonomi
11. Dampak sosial dan kesejahteraan

LK 0.6: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Sumber Daya Alam Dan Sumber Daya Manusia


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Migrasi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang MIGRASI
dipelajari
A. Pengertian Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah
lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan.
Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain tanpa ada maksud untuk
menetap.

B. Transisi Mobilitas
Ada lima tahap transisi demografi (Mantra, 1993) :
a. Masyarakat tradisional, dimana tingkat fertilitas dan
tingkat mortalitas sama
sama tinggi, sehingga pertumbuhan penduduk rendah;
b. Permulaan Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas
tetap bahkan
cenderung naik, dan tingkat mortalitas sudah mulai turun.
Hal ini
mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk meningkat;
c. Akhir Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas dan
tingkat mortalitas
menurun dan tingkat pertumbuhan penduduk mulai
menurun;
d. Masyarakat modern, dimana tingkat fertilitas dan tingkat
mortalitas sama
sama rendah, sehingga tingkat pertumbuhan penduduk
rendah;

e. Masyarakat super modern pada masa yang akan datang,


dimana tingkat

fertilitas sudah benar-benar dapat dikontrol, dan tingkat


mortalitas rendah dan stabil.

C. Jenis-jenis Migrasi :
1. Migrasi masuk (In Migration)
2. Migrasi keluar (Out Migration)
3. Migrasi Netto (Net Migration)
4. Migrasi bruto (Gross Migration)
5. Migrasi total (Total Migration)
6. Migrasi internasional (international migration)
7. Migrasi semasa hidup (Life Time Migration)
8. Migrasi parsial (Partial Migration)
9. Arus migrasi (migration stream)
10. Urbanisasi (urbanization)
11. Transmigrasi (transmigration)
12. Migrasi Nonpermanen Sikuler (Tidak Tetap)

D. Pengukuran Migrasi
angka mobilitas, angka migrasi masuk dan keluar, angka
migrasi netto dan bruto.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi
faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull
factors).
F. Urbanisasi
Urbanisasi adalah sebuah proses peningkatan proporsi
penduduk yang hidup di perkotaan. Salah satu yang
mengakibatkan proporsi penduduk di perkotaan adalah
migrasi dari desa ke kota.

2 Daftar materi yang sulit


dipahami di modul ini MIGRASI

1.TransisiMobilitasJenis-jenis Migrasi
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi

3 Daftar materi yang sering


mengalami miskonsepsi MIGRASI
1. Jenis-jenis migrasi
2.Pengukuran Migrasi

Anda mungkin juga menyukai