Perumusan Strategi
Perumusan Strategi
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERUMUSAN
STRATGIK STRATEGI DASAR INDUK METODE PERUMUSAN STRATEGIK MATRIKS”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Manajemen Strategik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Manajemen Strategik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuaannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
PENUTUP................................................................................................................................ 22
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 22
B. Saran ............................................................................................................................. 22
1.3 Tujuan
Dalam proses perumusan strategi, terdapat 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Di mana posisi perusahaan sekarang ini?
2. Ke mana arah posisi perusahaan yang akan dituju?
3. Bagaimana kita berupaya untuk mencapai posisi tersebut?
Di mana posisi perusahaan pada saat sekarang ini, telah dapat kita peroleh melalui
Analisis Stratejik yang telah dilakukan, yaitu Analisis Internal Organisasi Perusahaan serta
Analisis Eksternal dan Industri. Dengan pengkajian dari analisis internal organisasi perusahaan
dapat diketahui kinerja perusahaan, yang menggambarkan posisi keunggulan dan kelemahan
perusahaan itu. Sedangkan dengan pengkajian dari analisis eksternal dan industri dapat
didalami pengidentifikasian kecenderungan yang lebih luas, dengan penggambaran peluang
bisnis yang ada atau dihadapi sekarang, dan ancaman atau hambatan operasional perusahaan.
Dari kedua pengkajian dari analisis di atas akan dapat diketahui posisi perusahaan sekarang
dalam metriks.
Untuk mengetahui kemana arah posisi yang akan dituju perusahaan, maka perlu diketahui
rancangan yang dihasilkan serta diteliti opsi atau alternatif stratejik, di mana penentuannya
didasarkan pada arah jawaban dari hal atau pertanyaan pertama yang terdahulu. Dengan
tantangan opsi atau alternatif stratejik, perusahaan harus siap menghadapi masa depannya, ke
mana arah posisi yang dituju. Dalam menghadapi tantangan, perusahaan harus siap
menentukan konsentrasi ke mana arah bisnis yang dijalankan dengan fokus peningkatan nilai
tambah bagi pelanggan dan sekaligus bagi pemegang saham. Penekanan pernyataan yang
ditetapkan dari konsep bisnis perusahaan dengan penekanan stratejik dikenal dengan strategic
intent.
Guna mengarahkan strategi yang akan diambil untuk dijalankan perusahaan, kita
harus memahami peran Strategi Dasar Induk, atau lebih dikenal dengan Grand Strategies.
Strategi Dasar Induk ini disebut sebagai Master Strategies yang memberikan arah
mendasar untuk tindakan stratejik. Strategi Dasar Induk menjadi dasar upaya
pengkoordinasian dan sekaligus untuk mempertahankan arah bagi pencapaian tujuan
jangka panjang perusahaan.
Terdapat 14 (empat belas) Strategi Dasar Induk yang dapat dipilih sebagai
pendekatan dasar untuk pencapaian tujuan tersebut. Keempat belas strategi tersebut
adalah:
2.1 Strategi Pengembangan Pasar
Strategi ini dipilih untuk dijalankan dengan pertimbangan dapat dilakukannya
pengkoordinasian, sehingga akan dapat dicapai biaya pengorbanan yang lebih rendah dan
risiko yang dihadapi lebih kecil. Penekanan dari strategi ini adalah pada pemasaran
produk yang sekarang dijalankan, dengan pertimbangan telah dimilikinya keahlian dan
keterampilan dalam pengoperasian pemasaran baik untuk pelanggan yang ada, maupun
untuk pelanggan baru. Dalam hal ini kegiatan yang ditingkatkan adalah penambahan
saluran distribusi dan cabang perusahaan, serta mengubah dan meningkatkan program
advertensi dan promosi.
2.2 Strategi Pengembangan Produk
Strategi ini dipilih untuk dijalankan oleh suatu perusahaan dalam rangka
memodifikasi produk yang ada sekarang atau penciptaan produk baru yang masih terkait
dengan produk yang sekarang. Dengan demikian produk baru atau yang dimodifikasi
tersebut, dapat dipasarkan kepada pelanggan yang ada sekarang melalui saluran
pemasaran yang ada.
Gagasan strategi ini dipilih untuk dijalankan dengan tujuan untuk dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan. Di samping itu sekaligus melakukan pengerabangan
produk, bagi upaya mendalami pengaruh dari siklus produk yang dikenal sebagai product
life cycle.
Penekanan dari pelaksanaan strategi pengembangan produk adalah untuk
meningkatkan daya tarik produk, dan sekaligus menjaga citra dari merek dan reputasi
perusahaan, serta memberikan tambahan pengalaman positif bagi pelanggan. Strategi
Pengembangan Pasar pada dasarnya mengikuti fokus pada pengembangan pertumbuhan
yang terkonsentrasi.
2.3 Strategi Inovasi
Strategi ini menjadi perhatian bagi suatu perusahaan, karena dalam banyak industri
apabila tidak dilakukan inovasi akan dapat meningkatkan timbulnya risiko yang dihadapi
perusahaan itu. Strategi Inovasi selalu dibutuhkan perusahaan baik untuk produk-produk
industri, maupun untuk barang-barang konsumsi, karena selalu diharapkan adanya
perubahan atau kemajuan dari produk yang ditawarkan. Di dalam era persaingan,
kompetensi suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan itu melakukan
inovasi, baik yang terkait dengan inovasi produk untuk menemukan produk baru atau
produk modifikasi, maupun inovasi proses yang dapat menghasilkan produk yang sama
dengan biaya yang lebih murah, sebagai akibat digunakannya teknologi baru yang lebih
maju.
2.4 Strategi Pengembangan yang terkonsentrasi
Strategi ini memfokuskan pada suatu kombinasi produk dan pasar tertentu. Suatu
pertumbuhan terkonsentrasi merupakan strategi perusahaan yang langsung menekankan
pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan pertumbuhan dari suatu produk tunggal,
dalam suatu pasar tunggal dengan suatu teknologi yang dominan. Pemilihan secara
rasional atas pendekatan ini adalah melakukan penetrasi pasar dengan strategi
terkonsentrasi, yang dimanfaatkan perusahaan atas pengalaman pengolahan operasi
bisnis perusahaan di dalam suatu arena bisnis persaingan.
Strategi Pengembangan yang Terkonsentrasi diarahkan untuk mempertinggi kinerja
perusahaan. Dimungkinkannya hal ini, karena didukung oleh kemampuan menilai
kebutuhan pasar, pengetahuan tentang perilaku pembeli, sensitivitas harga pelanggan dan
efektivitas dari advertensi dan promosi. Suatu perusahaan menjalankan strategi
pertumbuhan yang terkonsentrasi secara berhasil, bila didukung oleh pengembangan
keterampilan atau skills, dan kompetensi bagi upaya pencapaian keberhasilan bersaing.
2.5 Strategi Integrasi Horizontal
Perusahaan akan menjalankan Strategi Integrasi Horizontal, bila dalam menjalankan
strategi jangka panjangnya, perusahaan melakukan pengakuisisian satu atau lebih
perusahaan yang beroperasi dalam rantai produksi-pemasaran pada tingkat yang sama.
Dengan pengakuisisian seperti ini, akan dapat menghilangkan pesaing-pesaing yang ada
dan memberikan kesempatan perusahaan mempunyai akses langsung ke dalam pasar
yang baru.
2.6 Strategi Integrasi Vertikal
Dasar dari pemilihan Strategi Induk yang Integrasi Vertikal lebih bersifat variatif dan
sering kurang jelas atau tegas alasannya. Alasan utama dari integrasi vertikal ke belakang
adalah untuk menampung keinginan meningkatkan ketergantungan dari pasokan, dan
kualitas bahan baku yang digunakan sebagai input produksi. Keinginan untuk melakukan
integrasi vertikal ke belakang semakin besar, apabila jumlah pemasok tidak banyak,
sedangkan pesaing yang membutuhkan pasokan yang sama jumlahnya banyak Sehingga
dengan menggunakan strategi ini perusahaan kemungkinan dapat mengendalikan biaya
akan lebih besar, dan karena itu perusahaan akan dapat meningkatkan margin keuntungan
dengan cara memperluas sistem produksi-pemasarannya.
Sedangkan strategi induk integrasi vertikal ke depan lebih disenangi, bila manfaat
yang lebih besar dapat ditekankan pada produksi yang stabil. Hal ini terjadi karena
perusahaan akan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan memprediksi permintaan
akan output melalui integrasi ke depan dengan dimilikinya tingkat atau tahap berikutnya
dari rantai produksi pemasaran. Kedua jenis integrasi, baik yang horizontal maupun yang
vertikal, tetap terdapat risiko yang menambah beban manajer stratejiknya, sehingga
akibatnya dibutuhkan kompetensi yang lebih besar.
2.7 Diversifikasi Terkonsentrasi
Strategi Induk Diversifikasi menunjukkan telah dimulainya kebiasaan baru dari
suatu perusahaan yang ada, yang mengembangkan usahanya berdasarkan operasi atas
dasar jenisnya, yaitu pengakuisisian atau membangkitkan usaha turunan internal, atau
dikenal dengan spin-off dari suatu bisnis yang terpisah, dengan kemungkinan terdapatnya
sinergi untuk meng-counter keseimbangan keunggulan dan kelemahan dari dua bisnis
yang ditangani. Diversifikasi kadang-kadang dilakukan sebagai investasi yang tidak
berhubungan atau terkait, karena laba potensialnya tinggi dan sebaliknya kebutuhan
sumber dayanya minimal.
2.8 Diversifikasi Konglomerasi
Perbedaan yang mendasar di antara dua jenis diversifikasi yaitu Diversifikasi
Konsentrasi dan Diversifikasi Konglomerasi adalah Diversifikasi Konsentrasi
memfokuskan pada beberapa kesamaan di pasar, produk atau teknologi, sedangkan
Diversifikasi Konglomerasi penekanan prinsip dasarnya adalah pada pertimbangan
keuntungan atau laba.
2.9 Strategi Putar Haluan
Strategi Induk Putar Haluan yang dikenal sebagai Turn aroud Strategy adalah strategi
yang memfokuskan upaya untuk memperkuat pertahanan perusahaan, yang dilakukan
dengan upaya bersama-sama mengadakan penghematan atau penciutan. Perusahaan yang
memilih untuk menjalankan strategi ini, terutama karena perusahaan sedang menghadapi
penurunan laba atau keuntungan, yang diakibatkan oleh terdapatnya keadaan resesi
ekonomi, inefisiensi produksi, dan terobosan inovasi para pesaing. Upaya penghematan
atau penciutan dilakukan terutama pada pemangkasan biaya dan/atau penciutan aset
perusahaan.
2.10Strategi Divestasi
Strategi Dasar Induk D vestasi adalah strategi yang mencakup penjualan suatu
perusahaan atau komponen utama dari suatu perusahaan. Bila penciutan atau
retrenchment untuk menyelesaikan putar haluan yang diinginkan, manajer stratejik dapat
mengambil langkah untuk menjual perusahaannya yang menghadapi keadaan bisnis yang
tidak terintegrasi. Dalam hal ini manajer stratejik itu dapat mengambil langkah untuk
mencapai penjualan perusahaan tersebut dengan nilai pasar yang tinggi.
2.11Strategi Likuidasi
Strategi Dasar Induk Likuidasi dilakukan oleh suatu perusahaan dengan menjual
keseluruhannya, terutama yang terkait dengan aset berwujud perusahaan, dan bukan
perusahaan yang sedang beroperasi atau going concern. Di dalam pelaksanaan strategi
likuidasi dari suatu perusahaan, pada dasarnya para pemilik dan manajer stratejik
perusahaan yang gagal itu tidak mengetahui akibat dari aksi yang diambilnya, yaitu akan
mengakibatkan kesulitan bagi dirinya dan para pegawai dari perusahaan tersebut. Dengan
alasan ini, strategi likuidasi umumnya terlihat kurang menarik dibandingkan dengan
strategi dasar induk lainnya. Walaupun demikian, sebagai suatu strategi jangka panjang,
strategi likuidasi ini dapat mencoba meminimalisasi kerugian dari seluruh pemegang
saham perusahaan.
2.12Strategi Bankruptcy
Dengan strategi Bankruptcy, akan dilakukan pendistribusian aset yang lengkap dan
menyeluruh kepada kreditor, di mana sebagian dari mereka hanya mendapatkan sebagian
kecil saja dari yang diutangkan. Para pengusaha atau pebisnis pada dasarnya tidaklah
membayar utangnya, tetapi yang dilakukan adalah mereka menutup atau menyelesaikan
utang piutangnya. Dalam kondisi likuidasi, investor telah kehilangan uangnya, pekerja
kehilangan pekerjaan atau job-nya, dan para manajer telah kehilangan kredibilitasnya,
serta para pemilik yang memanaje perusahaan telah kehilangan yang ada di tangannya.
Perusahaan dalam hal ini mencoba meyakinkan kreditornya, bahwa sewaktu- waktu
akan dapat memenuhi kewajibannya dan akan membangun kembali pengoperasian
perusahaan yang menguntungkan. Daya tarik yang ditampilkan dari perusahaan yang
bangkrut yang kemudian direorganisasi, didasarkan pada adanya harapan kemampuan
perusahaan dengan meyakinkan kreditor, terutama perusahaan akan berhasil di pasar
untuk mengimplementasikan suatu rencana stratejik yang baru.
2.13Strategi Joint Venture
Strategi Dasar Induk Joint Venture merupakan kombinasi dari dua atau lebih
perusahaan yang mempunyai kemampuan, tetapi uga mempunyai kekurangan komponen
yang dibutuhkan bagi keberhasilan dalam suatu lingkungan bersaing tertentu. Ada
beberapa hal yang perlu mer jadi catatan penting yang oleh para manajer stratejik perlu
dipahami, dimengerti dan dijalankan dengan penuh kehati-hatian dalam usaha yang
berbentuk joint venture. Dengan bentuk joint venture terdapat peluang baru, dengan
risiko yang dapat di-shared. Di lain pihak joint venture terdapat beberapa pembatasan
dalam celeluasaan atau kewenangan, dan pengendalian serta laba potensial dari partner.
Sedangkan perhatian dari manajerial sangat dibutuhkan serta sumber-sumber daya
lainnya yang diperlukan bagi kegiatan utama perusahaan.
2.14Strategi Aliansi Stratejik
Pada dasarnya Aliansi Stratejik dibedakan dengan Joint Ventures, karena
perusahaan-perusahaan yang ikut serta, tidak menyerahkan posisi ekuitas dari satu pihak
kepada pihak lainnya. Dalam banyak centoh Aliansi Stratejik adalah Partnerships yang
berlaku untuk waktu tertentu, selania partner berkontribusi bagi keterampilan dan
kemampuan manufacturing untuk suatu proyek bersama. Sebagai conton, satu partner
memberikan kemampuan manufacturing, sedangkan partner kedua memberikan
keterampilan dan kemampuan pemasaran.
1.1.3. Metode Perumusan Strategi: Strategi Matriks SWOT
1
Wheleen & Hunger: Strategic Manajement; hlm. 230
1.1.4. Metode Perumusan Strategi; Matrks Strategi Dasar
Untuk perumusan strategi yang tepat dan jitu, terdapat metode lain disamping
Matriks Stategi SWOT, yaitu Matriks Strategi Dasar yang lebih dikenal dengan “Grand
Stategy Metrix”.
Gagasan Matriks Strategi Dasar Didasarkan pada 2 (dua) variabel yang menekankan
pada proses penyeleksian strategi, yaitu:
1. Maksud utama dari Strategi Dasar, dan
2. Pilihan dari Dasar penekanan internal dan eksternal, untuk pertumbuhan dan keuntungan.
Grand strategy Metrix ini menjadi peralatan yang cukup terkenal untuk perumusan
alternatif strategi. Umumnya Perusahaan dapat memposisikan salah satu dari 4 (empat)
kuadran dan metriks ini, seperti dapat dilihat pada Gambar 32.
Dengan Mengetahi posisinya, suatu perusahaan dapat memilih alternatif strategi
yang tepat yang jitu dan akan diambil. Perusahaan yang berada pada pada kuadran
pertama, punya kedudukan strategis yang terbaik, dengan pilihan strategi yang 2
2
Diolah dari Fred R. David: Strategic Management; hlm. 237.
Perusahaan yang berada pada kuadran keempa, pilihan strategi yang dapat diambil adalah
Strategi-strategi Putar Haluan, Diversifikasi Terkait, Diversifikasi Tidak Terkait,
Divestasi, Dan Likuidasi.
Pendekatan yang lebih konservatif adalah kelemahan Perusahaan yang terdapat pada
Kuadran III. Perusahaan sering memilih sumber daya yang tidak langsung dan aktivitas
bisnis internal untuk yang lain. Pendekatan Perusahaan untuk komitmen dasar misi,
keberhasilan Perusahaan dan kemampuan pengembangan dalam keunggulan bersaing.
Bila untuk memecahkan pengembangan, Perusahaan harus memangkas aktivitas bisnis
yang ada. Jadi kelemahan bisnis yang terdapat dari inefisiensi, dilakukan penciutan atau
“retrenchment” sebagai bagian dari suatu strategi putar Haluan atau turnaround. Jika
tidak dapat diatasi lagi, maka strategi yang diambil adalah diinvestasi atau likuidasi
seperti terlihat pada Gambar 33.
Pendekatan yang lebih konservatif adalah kelemahan yang terdapat pada Perusahaan
yang berada pada Kuadran II. Perusahaan sering memilih sumber daya yang tidak
langsung da aktivitas bisnis internal untuk yang lain. Pendekatan Perusahaan diutamakan
untuk komitmen dasar misi, keberhasilan imbalan (rewards)3
3
Diolah dari Pearce & Robinson: Strategic Manajement hlm. 208.
(strength) baru untuk arah operasi dengan menghilangkan pemborosan. Bila kelemahan
tidak dapat dilakukan maka strategi yang timbul adalah investasi atau likuidasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran