Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
1. Fransiska Teresa Tuku Dhae (PO530320923836)
2. Frensisto Umbu Bura Deta (PO530320923837)
3. Giocha I.Palpialy (PO530320923840)
4. Gabriela Stevania M. Gobang (PO530320923838)
5. Geodiva N. A. Muda (PO530320923839)

Kelas : Tingkat 1(Satu) Reguler A


Semester :1
Prodi : Pendidikan Profesi Ners
Dosen Pembimbing : Trivonia S.Nurwela,S.Kep,Ns,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, karunia, dan berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul "Proses Berpikir dan Pemecahan Masalah”. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas akademis dalam rangka memahami pentingnya proses
berpikir dan pemecahan masalah dalam kehidupan.
Kami juga ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tulus
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan,
panduan, dan bimbingan dalam penulisan makalah ini. Tanpa arahan dan
dorongan dari mereka, makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini berusaha memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
proses berpikir dan pemecahan masalah. Kami berharap dengan makalah ini
pembaca dapat mengaplikasikan konsep-konsep dalam makalah ini untuk
memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan dan
masalah.
Akhir kata, Semoga makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi dan
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.

Kupang, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar belakang........................................................................................................4
B. Tujuan umum.........................................................................................................5
C. Tujuan khusus........................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................................6
A. Pengertian berpikir dan pemecahan masalah........................................................6
B. Macam-macam kegiatan berfikir............................................................................8
C. Langkah-langkah proses berpikir..........................................................................10
D. Strategi Pemecahan Masalah Dan Strategi Yang Sering Digunakan.....................11
E. Proses pemecahan masalah.................................................................................14
F. Penyebab kesulitan dalam memecahkan masalah...............................................15
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................17
A. Kesimpulan...........................................................................................................17
B. Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di seluruh dunia, kita menghadapi tantangan kompleks seperti perubahan
iklim, krisis kesehatan, masalah ekonomi, dan konflik geopolitik sehingga
kemampuan untuk berpikir kritis dan mengatasi masalah menjadi sangat
penting untuk mencari solusi yang efektif.
Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi juga
dihadapkan pada masalah seperti kesenjangan sosial, pengangguran, dan
lingkungan. Kemampuan dalam pemecahan masalah diperlukan untuk
mengatasi tantangan ini dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sistem pendidikan di Indonesia semakin menekankan pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Hal ini dilakukan untuk
mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan dengan hal
ini diharapkan proses berpikir yang baik dan pemecahan masalah yang efektif
dapat lebih dikembangkan dengan baik.
Meningkatkan kemampuan individu dan komunitas untuk mengatasi
masalah sendiri adalah elemen penting dalam pembangunan berkelanjutan. Ini
melibatkan pengembangan keterampilan pemecahan masalah di tingkat
masyarakat. Akses yang semakin meluas terhadap teknologi informasi dan
komunikasi memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi dan
berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah bersama-sama.
Oleh karena itu Pentingnya pemecahan masalah dan proses berpikir dalam
dunia, Indonesia, dan masyarakat secara umum tidak dapat diragukan lagi.
Dengan mengembangkan kemampuan ini, kita dapat berkontribusi pada
pembangunan yang berkelanjutan, inovasi, dan perbaikan kehidupan
masyarakat di berbagai tingkatan.
B. Tujuan umum
Mengetahui dan menjelaskan mengenai konsep belajar.

C. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian berfikir dan pemecahan masalah.
2. Untuk mengetahui macam-macam kegiatan berpikir.
3. Untuk mengetahui langka-langkah proses berfikir
4. Untuk mengetahui strategi dalam pemecahan masalah.
5. Untuk mengetahui strategi dalam pemecahan masalah yang sering
digunakan.
6. Untuk mengetahui proses pemecahan masalah.
7. Untuk mengetahui penyebab kesulitan dalam memecahkan
masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian berpikir dan pemecahan masalah
1. Pengertian berpikir
Berpikir merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh setiap
manusia. Karena hal tersebut yang membedakan antara manusia dengan
mahkluk lainnya. Dengan berpikir kita bisa menghasilkan keputusan untuk
menyelesaikan masalah dengan lebih baik.
Secara umum berfikir berasal dari kata pikir dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2010:767) adalah akal budi, ingatan, angan-angan.
berpikir artinya mempunyai pikiran dan mempunyai akal; Pikiran yaitu
hasil berpikir, dan pemikiran merupakan proses, cara, perbuatan memikir,
sedangkan pemikir adalah orang cerdik, pandai, serta hasil pemikirannya
di manfaatkan oleh orang lain.
Adapun pengertian berpikir menurut beberapa ahli ialah:

a. Menurut Valentine (Kuswana: 2011), berpikir dalam kajian psikologis


secara tegas menelah proses dan pemeliharaan untuk suatu aktivitas
yang berisi mengenai bagaimana yang dihubungkan dengan gagasan-
gagasan yang diarahkan untuk beberapa tujuan yang diharapkan.
b. Menurut Suryabrata (2012) beranggapan bahwa berpikir adalah proses
dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa berpikir merupakan suatu proses
sensoris, yang berkaitan dengan kesadaran untuk mempertimbangkan,
memahami, merencanakan, memutuskan dan juga proses dalam
memahami, serta mengidentifikasi suatu permasalahan untuk mendapatkan
suatu solusi atau pemecahan masalah.
2. Pengertian pemecahan masalah
Pemecahan masalah adalah proses mental atau kognitif yang
melibatkan identifikasi, analisis, dan penyelesaian suatu masalah atau
tantangan. Hal Ini merupakan kemampuan untuk menghadapi situasi yang
tidak jelas atau memerlukan tindakan yang mendesak dengan cara yang
terstruktur dan rasional.
Adapun pengertian pemecahan masalah ialah:
a. Menurut Ulfah (2015) menyatakan bahwa pemecahan masalah
merupakan proses berfikir yang bersumber dari pengetahuan dalam
mencari solusi atau cara penyelesaian dari suatu masalah yang
dihadapi.
b. Menurut Robert L. Solso (Mawaddah, 2015), “pemecahan masalah
adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk
menentukan solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang
spesifik”.
c. Menurut Polya (Indrawati : 2014) “pemecahan masalah merupakan
suatu usaha untuk menemukan jalan keluar dari suatu kesulitan dan
mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah
merupakan aktivitas proses berpikir untuk mencari solusi berupa suatu
prosedur atau langkah yang spesifik dalam menyelesaikan suatu
permasalahan secara sistematis berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
B. Macam-macam kegiatan berfikir

1. Macam-macam Kegiatan Berpikir


Berpikir tidak dapat diamati langsung karena merupakan suatu
representasi simbolik dari suatu obyek, peristiwa, ide atau hubungan antara
hal-hal tersebut. Berpikir tidak selalu memecahkan suatu masalah, tetapi
juga membentuk suatu konsep atau ide-ide kreatif.

Berikut ini macam-macam kegiatan berpikir ialah sebagai berikut:

1. Berpikir Asosiatif
Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir dimana suatu ide merangsang
timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak
ditentukan atau diarahkan sebelumnya karena ide-idenya timbul secara
bebas.
Jenis berpikir asosiatif antara lain:
a. Asosiasi bebas, suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain,
tanpa ada batasnya.
b. Asosiasi terkontrol, satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai
hal lain dalam batas tertentu.
c. Autistik atau melamun, menghayal bebas atau fantasia dan juga cara
berpikir wish full thinking atau melarikan diri dari kenyataan
d. Berpikir artistik, yaitu proses berpikir yang sangat subyektif. Jalan
pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi
tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Cara berpikir ini sering dilakukan
oleh seniman dalam menciptakan karya-karya seninya.
2. Berpikir Terarah

Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan


sebelumnya dan diarahkan kepada sesuatu (biasanya kepada pemecahan
masalah). Yang termasuk cara berpikir ini, antara lain:

a. Berpikir kritis (evaluatif), menilai baik atau buruknya, tepat atau


tidaknya suatu gagasan sehingga akan menambah atau mengurangi
gagasan. Perilaku kita sehari-hari lebih berpikir analogis dari pada
logis yakni menetapkan keputusan, memecahkan masalah dan
melahirkan gagasan baru. Sehingga berpikir kritis merupakan
kemampuan seseorang dalam menganalisis permasalahan serta ide
atau gagasan ke arah yang lebih spesifik untuk mencari solusi sesuai
nalar dan pengetahuan yang dimiliki.
b. Berpikir kreatif, yaitu berpikir yang dilakukan untuk menemukan
sesuatu yang baru, dengan syarat menciptakan sesuatu yang baru dan
terjadi unconscious rearrangement dari simbol-simbol. Selain syarat
kreatif juga insight: dalam rangka berpikir ini merupakan stimulus
lingkungan yang memicu berpikir kreatif nya yang mandeg atau
berhenti sebelumnya.
Adapun ciri-ciri berpikir kreatif diantaranya ialah:
1. Tidak selalu IQ-nya paling tinggi
2. mempunyai bakat dan kemampuan tertentu
3. Insight yang kuat bagi pemikir
4. Menghindari cara konvensional yang sudah diajukan orang lain
5. Memilih cara tersendiri
6. Interpretasi yang dibuat bukan berdasarkan consensus tetapi lebih
merupakan interpretasi pribadi
7. Berpikir kreatif dipengaruhi oleh kemampuan kognitif, sikap terbuka
dan sikap yang bebas, otonom, percaya diri sendiri.
C. Langkah-langkah proses berpikir
Proses berpikir adalah suatu cara untuk memecahkan masalah atau
menyelesaikan suatu tugas dengan cara yang sistematis dan logis.

1. Langkah-langkah proses berpikir


a. Definisikan Masalah yang Ada.
Kita perlu berfokus pada apa yang menjadi masalah intinya dan
mencari tahu segalanya secara rinci. Seringkali kita hanya menganalisa
permasalahan sekejap saja, sehingga kita tidak bisa mengetahui
penyebab suatu permasalahan dengan benar.

Untuk mendefinisikan permasalahan secara tepat, ikutilah langkah-


langkah berikut ini:

a) Ketika mendefinisikan permasalahan, kita perlu membedakan


antara fakta dan pendapat. Logikanya, kita tidak akan
mendapatkan penyebab permasalahan yang valid jika kita tidak
bisa membedakan keduanya.
b) Dalam hal ini, kita juga perlu menyatakan atau mengungkapkan
permasalahan yang terjadi secara spesifik.
c) Coba identifikasi standar, norma-norma atau nilai-nilai apa saja
yang telah dilanggar dari permasalahan ini.
d) Kita perlu menentukan dimana titik permasalahan yang ada dan
mulai merancang proses pemecahan masalah.
e) Pastikan untuk tidak menyelesaikan sebuah permasalahan tanpa
data-data yang valid.
b. Mencari Solusi Alternatif.

Setelah mengidentifikasi permasalahan yang ada secara detail,


maka sekarang waktunya untuk membuat beberapa pilihan yang bisa
kita pilih untuk mencari solusi alternatif yang efektif. Oleh karena itu,
kita perlu menunda pemilihan solusi alternatif sampai kita benar-benar
sudah mendapatkan solusi yang cocok dan yang diinginkan oleh semua
pihak yang terlibat. Jadi, kita perlu menunggu sampai proses evaluasi
terakhir, baru bisa menentukan solusi alternatif mana yang akan kita
gunakan

c. Evaluasi dan Pilih Solusi Alternatif yang Ada.

Langkah ketiga yang bisa kita lakukan adalah mengevaluasi setiap


pilihan solusi alternatif yang ada, lalu memilih nya secara bijak dengan
mempertimbangkan segala kebaikan dan keburukan yang akan
dihasilkan di masa depan. Dalam mengevaluasi pilihan solusi alternatif,
kita juga perlu melakukannya secara hati-hati. Sehingga kita mampu
menemukan solusi terbaik dalam pemecahan masalah.

D. Strategi Pemecahan Masalah Dan Strategi Yang Sering Digunakan


Secara garis besar strategi pemecahan masalah terbagi menjadi dua, yaitu
problem-focused-coping (strategi pemecahan masalah yang difokuskan pada
permasalahannya) dan emotion-focused-coping (strategi pemecahan masalah
yang difokuskan pada perasaan ketika mendapatkan masalah).

1. Problem-focused-coping atau dikenal juga dengan Approach coping.


Memiliki sifat analitis logis, mencari informasi serta berusaha untuk
memecahkan masalah dengan penyesuaian yang positif (Lazarus dan
Folkman, 1987, dalam Elly, 1998). Problem Focused Coping Terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Kehati-hatian. Individu berpikir dan mempertimbangkan beberapa
alternatif pemecahan masalah yang tersedia, meminta pendapat
orang lain, berhati-hati dalam memutuskan masalah, serta
mengevaluasi strategi yang pernah dilakukan sebelumnya.
b. Tindakan instrumental. Individu melakukan tindakan yang
mengarah pada penyelesaian masalah secara langsung.
c. Negosiasi. Individu melakukan beberapa usaha yang ditujukan
kepada orang lain yang terlibat atau justru merupakan penyebab
masalah untuk ikut menyelesaikan permasalahannya.
2. Emotion-focused-coping atau dikenal juga dengan Avoidance coping.
Bercirikan menekan, cenderung menyalahkan pihak luar dirinya, dan
mengingkari berbagai cara untuk meminimalkan ancaman (Hollahan
dan Moss, 1987, dalam Elly, 1998). Terbagi menjadi bagian-bagian
berikut:
a. Melarikan diri dari masalah. Biasanya dengan cara membayangkan
berada dalam situasi lain yang menyenangkan, atau melakukan
aktivitas-aktivitas yang dianggap dapat melupakan masalahnya
seperti makan, tidur, merokok, minum minuman keras.
b. Membuat masalah seringan mungkin. Menganggap bahwa masalah
yang sedang dihadapi bukan suatu beban yang sangat berat.
c. Menyalahkan, menghukum diri sendiri, dan menyesali perbuatan.
d. Mencari arti kegagalan yang dialaminya bagi dirinya sendiri dan
melihat segi-segi yang menurutnya penting dalam hidup.

Adapun strategi pemecahan masalah secara umum dapat kita lihat


sebagai berikut.

a. Trial and error: strategi pemecahan masalah yang dilakukan


dengan mencoba dan mengulangi beberapa kali sampai
menemukan solusi yang tepat.
b. Heuristik: strategi pemecahan masalah yang dilakukan dengan
menggunakan aturan praktis atau pengalaman sebelumnya untuk
menemukan solusi.
c. Insting: strategi pemecahan masalah yang dilakukan dengan
mengandalkan intuisi atau naluri untuk menemukan solusi.
d. Work backward: strategi pemecahan masalah yang dilakukan
dengan memulai dari hasil akhir yang diinginkan dan bekerja
mundur untuk menemukan solusi.
e. Analisis: strategi pemecahan masalah yang dilakukan dengan
menganalisis masalah secara mendalam untuk menemukan solusi
yang tepat.

Dari macam-macam strategi tersebut, biasanya digunakan ketika orang


menemui masalah yang menantang, beresiko tinggi dan efek dari
perubahan karena masalah itu berlangsung cepat. Pada proses pemecahan
masalah yang dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu yang
bersifat internal (dari dalam diri sendiri dan masalahnya itu sendiri)
maupun eksternal (dari lingkungan luar)

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemecahan masalah adalah:

1. Faktor situasional, yaitu pada stimulus yang menimbulkan masalah, pada


sifat-sifat masalah, seperti sulit atau mudah, masalah baru atau lama,
penting atau kurang penting, melibatkan sedikit atau banyak masalah lain.
2. Faktor biologis. Keadaan biologis seseorang dapat mempengaruhi proses-
proses psikologis seperti cara berpikir, berempati pada orang lain, dan
sebagainya. Misalnya manusia yang kurang tidur mengalami penurunan
cara berpikir, atau sulit berkonsentrasi.
3. Faktor sosio psikologis, terdiri dari:
a.Motivasi.
Motivasi yang rendah dapat mengalihkan perhatian, sementara motivasi
yang tinggi justru dapat membatasi fleksibilitas dalam berpikir, misalnya
karena terlalu tegang saat ujian, kita justru jadi tidak bisa mengerjakan
soal ujian.
b. Kepercayaan dan sikap yang salah.
Asumsi yang salah dapat menyesatkan. Misalnya, jika kita percaya bahwa
hantu itu ada, sementara itu kita berada di hutan, kita tidak dapat berpikir
jernih bagaimana caranya keluar dari hutan, karena kita hanya terfokus
pada ketakutan kita akan hantu. Dan sikap yang salah juga dapat
mempengaruhi proses pemecahan masalah, misalnya sikap kita yang
tidak percaya diri membuat kita juga tidak bisa menentukan pilihan.

c.Kebiasaan.
Kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu atau
melihat masalah hanya dari satu sisi saja atau kepercayaan yang
berlebihan dan tanpa kritis akan menghambat pemecahan masalah yang
efisien dan hal ini dapat menyebabkan kekakuan pikiran (rigid mental
set).
d. Emosi.
Emosi mewarnai cara berpikir kita, kita tidak pernah dapat benar-benar
berpikir objektif. Sebenarnya tidak masalah, namun jika emosi sudah
mencapai intensitas yang tinggi sehingga menjadi stress, akhirnya kita
tidak dapat berpikir efisien.

E. Proses pemecahan masalah


Proses pemecahan masalah menurut (Woolfolk, 2010) mengemukakan
bahwa dalam pemecahan masalah ada 4 langkah di tempuh yaitu:

a. Memahami masalah, langkah pertama atasi masalah yang sedang


dihadapi secara tepat
b. Menyeleksi solusi, setelah menentukan akar masalah yang sedang
dihadapi maka langkah berikutnya adalah menentukan rencana
c. Memutuskan rencana, pada tahap ini ditandai dengan pemilihan suatu
rencana matang untuk memecahkan suatu masalah. Memutuskan suatu
masalah suatu rencana berarti seseorang telah mempertimbangkan
semua kemungkinan dari masing-masing solusi yang ada dan memilih
solusi yang dianggap terbaik dari sekian banyaknya solusi yang ada.
d. Mengevaluasi hasil tahapan selanjutnya, adalah mengevaluasi hasil
yang telah tercapai. Pada tahap ini memberi atau mengeluarkan fakta-
fakta baik yang menguatkan maupun yang melemahkan pilihan-pilihan
yang telah ada.

Pemecahan masalah adalah suatu proses untuk menyelesaikan suatu


masalah atau tugas dengan cara yang sistematis dan logis. Berikut adalah
beberapa langkah-langkah pemecahan masalah yang dapat dilakukan:

a. Mengidentifikasi dan mendefinisikan hakekat masalah, sehingga


dapat menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas, dalam
bentuk yang operasional.
b. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data atau informasi, agar
masalah yang ditetapkan benar adanya.
c. Mencari dan menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah,
supaya memiliki banyak alternatif guna menyelesaikan masalah
tersebut.
d. Mengkaji berbagai alternatif pemecahan masalah. Hal ini penting
dilakukan supaya dapat menentukan alternatif mana yang paling
baik untuk dilakukan.
e. Menentukan pilihan atas alternatif yang terbaik, berdasarkan hasil
kajian.
f. Melaksanakan keputusan, yaitu melaksanakan alternatif
pemecahan masalah yang sudah diputuskan, dipilih untuk
dilakukan.
g. Menilai, artinya memeriksa kembali, apakah hasil yang diperoleh
itu benar, atau mungkin memilih pemecahan masalah yang lebih
baik lagi.
F. Penyebab kesulitan dalam memecahkan masalah
1. Pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung Dipertahankan
pada persoalan-persoalan yang berikutnya. Padahal Belum tentu
persoalan berikut itu dapat dipecahkan dengan cara yang Sama. Dalam
hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan terutama kalau Orang yang
bersangkutan tidak mau mengubah dirinya.
2. Sempit nya pandangan sering dalam memecahkan persoalan, Seseorang
hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun Ternyata
kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan
Mencobanya terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain. Tentu
saja ia akan mengalami kegagalan. Kesulitan seperti ini Disebabkan
oleh sempitnya pandangan orang tersebut. Sehingga tidak Dapat
melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir adalah suatu proses sensoris, yang berkaitan dengan
kesadaran untuk mempertimbangkan, memahami, merencanakan,
memutuskan dan juga proses dalam memahami, serta mengidentifikasi
suatu permasalahan untuk mendapatkan suatu solusi atau pemecahan
masalah dari hal ini pemecahan masalah merujuk pada proses yang
melibatkan identifikasi, analisis, dan penyelesaian suatu masalah atau
tantangan.

B. Saran
Berpikir dan pemecahan masalah adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan. Oleh karena penting untuk kita mengetahui bagaimana proses
dari berpikir dan pemecahan masalah yang akan membantu kita untuk
lebih memahami dan mendalami bagaimana cara kita menyelesaikan suatu
masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Hana, A. (2014). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada


Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Generatif di SMP. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Hartono Didi, N. K. (2016). Psikologi. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.

Kuswana. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT.Remaja Roskarya.

Sumadi, S. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

https://ikatandinas.com/pengertian-berpikir/ diakses 29/08/2023

https://pkbi-diy.info/strategi-pemecahan-masalah/ diakses 29/08/2023

Anda mungkin juga menyukai