Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 Pendahuluan

Tenun merupakan budaya kain tradisional lndonesia yang diproduksi di berbagai wilayah di seluruh Nusantara (Sumatera, Kalimantan,
Bali, Sulawesi, Lombok, Sumbawa, dan lainya) (Suwarti, 1980) Tenun memiliki makna, nilai sejarah, dan teknik yang tinggi dari segi
warna, motif, dan jenis bahan serta benang yang digunakan dan tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Tenun sebagai salah satu
warisan budaya tinggi (heritage) merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dan mencerminkan jati diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun baik
dari segi teknik produksi, desain dan produk yang dihasilkan harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya, serta dimasyarakatkan
kembali penggunaannya.

Tenun ikat dipercaya dan dianggap oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur mengandung nilai yang sangat tinggi baik dari sisi ekonomi,
sosial, budaya, dan mempunyai kekuatan supernatural. Secara ekonomi tenun ikat menjadi komoditas yang secara luas telah dikenal, baik
di dalam maupun luar negeri. Tenun ikat mendatangkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan.

Desa umakatahan kecamatan malaka tengah kabupaten malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa ini terdiri dari 7 Dusun, dengan
mata pencaharian masyarakatnya yaitu petani, peternak, dan penenun. Banyak penduduk lokal menjadikan bertani sebagai
sumber penghasilan mereka. Selain bertani dan beternak warga Desa Umakatahan rata-rata memiliki keahlian bertenun, hal ini
sudah diwariskan turun-temurun oleh para tetua kampung tersebut dan sudah menjadi budaya yang ada di Desa Umakatahan .
Adapun Tenun dihasilkan dari proses yang disebut menenun. Menenun adalah menganyam benang-benang pakan (benang yang
sejajar dengan lebar kain) pada benang-benang lusi atau benang yang sejajar dengan panjang kain (Ria, 2010). Begitu banyak
potensi yang dapat dikembangkan di Desa Umakatahan yang mampu meningkatakan kualitas SDM sehingga dapat meningkatkan
taraf ekonomi masyarakat setempat, sehingga diperlukan peninjauan lebih lanjut. Dalam bidang tenun, Desa Umakatahan
memiliki potensi yang besar.
Kurangnya pengetahuan akan teknologi berdampak langsung pada usaha penenun tais adat.Penurunan penjualan dan menurunnya
kemampuan daya beli masyarakat tak dapat dihindari. Kelemahan berkembangnya produk tenun ini karena usaha masih dijalankan
perorangan bukan perkelompok, penjualan Tais adat oleh penenun masih dilakukan dari mulut ke mulut dan stand di rumah masing
masing .Oleh karena itu diperlukan beberapa cara baru sehingga dalam prosesnya kegiatan penjualan dari tenunan tais adat ini
dapat berjalan semaksimal mungkin. Salah-satunya adalah dengan dimulai melalui digital marketing. Digital marketing dipandang
sebagai media yang paling baik sebagai sarana promosi yang paling efektif dan efisien. Komunikasi serta transaksi dapat
dilakukan setiap waktu/real time dan bisa mengglobal atau mendunia, dengan media yang terhubung internet salah-satunya
yaitu sosial media (Pradiani, 2017). Program digital marketing ini hadir sebagai salah satu solusi untuk memperkenalkan lebih
luas hasil tenun Desa Umakatahan yang kemudian bisa dikomersialisasikan lebih luas. Selain itu jaringan komunikasi ditemukan
agak kesulitan didapat oleh masyarakat setempat dengan cakupan wilayah yang begitu luas. Sehingga perlu adanya pusat
promosi di Desa tersebut di wilayah yang masih mudah terjangkau internet. Oleh karena itu KKN Tematik Universitas Katolik

Widya Mandira Kupang Periode Januari 2023 kali ini bertujuan untuk meningkatkan manajemen pemasaran tenun desa
Umakatahan dalam meningkatkan pendapatan usaha tenun tersebut. Adapun Manajemen pemasaran adalah tata
cara pemilihan dan memperoleh target pasar, mempertahankan dan mengembangkan pelanggan denganmenciptakan,
menyampaikan dan mengkomunikasikan keunggulan suatu nilai kepada pelanggan (Philip & Kevin, 2009).

https://eprints.umm.ac.id/52389/3/2.%20BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf

https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPPM/article/view/4788/2917

Anda mungkin juga menyukai