7457-Article Text-35104-2-10-20221111
7457-Article Text-35104-2-10-20221111
ABSTRACT
The influence of global phenomena on Extreme rainfall in the Moluccas is El Nino and La Nina.
This phenomenon is closely related to the reduction of rainfall and excess rainwater which has
a systematic impact on the availability of groundwater and also on the production of food crops.
This study aims to obtain data on the impact of El Nino and La Nina phenomena by calculating
the availability of groundwater in Amahai district. The study used data on climatic elements
from the Amahai Meteorological Station, then the data was processed using statistical
calculations to obtain normal rainfall and the average distribution of precipitation in the growing
season and planting time.
Keywords: El-Nino, La-Nina, land water availability, planting time
ABSTRAK
Pengaruh fenomena global terhadap hujan Ekstrim di Maluku adalah El Nino dan La Nina.
Fenomena ini sangat erat kaitannya dengan pengurangan curah hujan dan kelebihan air hujan
yang berdampak sistematis terhadap ketersediaan air tanah dan juga terhadap produksi tanaman
pangan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang dampak dari fenomena El Nino
dan La Nina dengan menghitung ketersediaan air tanah di kecamatan Amahai. Penelitian
menggunakan data unsur iklim dari Stasiun Meteorologi Amahai, kemudian data diolah
menggunakan perhitungan statistik untuk mendapatkan normal curah hujan dan distribusi rata-
rata curah pada musim tanam dan waktu tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ……
Kata Kunci: El-Nino, La-Nina, ketersediaan air lahan, waktu Tanam
PENDAHULUAN
Kejadian El Nino biasanya diikuti sedangkan kenaikan curah hujan akibat
dengan penurunan curah hujan dan La Nina dapat menimbulkan banjir dan
peningkatan suhu udara, sedangkan merangsang peningkatan gangguan
kejadian La Nina merangsang kenaikan organisme pengganggu tanaman (Malhi
curah hujan di atas curah hujan normal. et al., 2021). Hal ini memengaruhi umur
Kedua anomali iklim tersebut tidak tanaman pangan yang umumnya relatif
menguntungkan bagi produksi pertanian, pendek sehingga kedua anomali iklim
karena penurunan drastis curah hujan tersebut biasanya menimbulkan dampak
akibat El Nino dapat menimbulkan lebih besar terhadap produksi tanaman
kegagalan panen akibat kekeringan, pangan daripada produksi tanaman
65
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
66
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
67
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
68
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
Sejak tahun 1950 terdapat 5 kejadian Nina kuat, El Nino 1982-1983 : diikuti La
El Nino kuat sampai sangat kuat yaitu Nina lemah. El Nino 1997-1998 : diikuti
tahun 1957-1958, 1965-1966, 1972-1973, La Nina sedang, selanjutnya pada Tahun
1982-1983, dan 1997-1998, serta diikuti 2009-2010 ada kejadian El Nino sedang
dengan kejadian La Nina dari sedang diikuti tahun 2010-2011 terjadi La Nina
hingga kuat (Gambar 2). Jika dikaitkan sedang. Jadi secara statistik 60% El Nino
maka hasilnya sebagai berikut: El Nino kuat selalu diikuti oleh La Nina dengan
1957-1958: tidak diikuti La Nina, El Nino berbagai intensitas dengan peluang
1965-1966: netral kemudian diikuti La 33,3% La Nina lemah, 33,3% La Nina
Nina. El Nino 1972-1973 : diikuti La sedang, dan 33,3% La Nina kuat.
69
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
Berdasarkan analisis gambar tersebut yaitu pada dasarian II bulan Juni hingga
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 dasarian III bulan Desember 2015,
terjadi keadaan yang tidak normal dimana dengan kriteria musim kemarau yakni
yang seharusnya musim hujan, bulan bulan dengan dasarian kurang dari 50 mm
dengan minimal 50 mm dan diikuti oleh dan diikuti oleh dua dasarian berturut-
minimal 2 dasarian berturut-turut terdapat turut. Kemudian untuk tahun 2016,
pada periode dasarian III bulan Maret masih ada penyimpangan yang terjadi
hingga dasarian III bulan September, secara fluktuasi dibandingkan dengan
namun berbeda pada tahun 2015 data curah hujan normal perdasarian di
menunjukkan bahwa terjadi pengurangan awal musim hujan.
curah hujan pada periode mulai dasarian
III bulan April 2015 dan sangat signifikan
70
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
Gambar 5. Grafik Perbandingan Curah Hujan Normal dengan Curah Hujan pada saat
Periode El Nino
Gambar ini dijabarkan secara jelas tanpa II, akan tetapi sepanjang periode tersebut
memisahkan antara tahun 2015 dan 2016, terjadi lebih dominan ialah pengurangan
dimana analisis secara langsung curah hujan sebesar 49% dari curah hujan
digabungkan untuk melihat periode El normalnya yang mengindikasikan
Nino yang terjadi yakni pada periode terjadinya musim kemarau (pergeseran
bulan Mei tahun 2015 hingga bulan Maret musim).
2016. Dari kondisi ini setelah dianalisis
menghasilkan pola yang cukup Perbandingan CH Saat La Nina
signifikan. Pola tersebut adalah periode Terhadap Curah Hujan Normal
kemarau dengan dasar musim kemarau, La Nina Tahun 2010-2011
bulan dengan dasarian kurang dari 50 mm Hasil analisis terkait hubungan antara
dan diikuti oleh dua dasarian berturut- curah hujan normal berbanding dengan
turut terjadi di sepanjang periode tersebut curah hujan pada tahun La Nina (2010-
khususnya pada periode dasarian III 2011) selama 30 tahun per dasarian
bulan Juli 2015 hingga dasarian II bulan (Gambar 6 dan 7). Kemudian
Maret 2016. Walaupun dalam periode disandingkan dengan batasan musim
tersebut memiliki kriteria musim hujan sesuai ketentuan BMKG.
maupun bulan transisi I dan juga transisi
71
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
Setelah itu pada grafik ketiga gambar tahun La Nina khususnya melihat fase La
8, menunjukkan curah hujan normal Nina tersebut pada periode bulan Mei
berbanding dengan curah hujan pada 2010 hingga bulan Juli 2011.
Gambar 8. Grafik Perbandingan Curah Hujan Normal dengan Curah Hujan pada saat Periode
LaNina
72
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
yakni pada periode bulan Mei tahun 2010 bulan Agustus 2011. Walaupun dalam
hingga bulan Agustus 2011. Dari kondisi periode tersebut musim kemarau maupun
setelah dianalisis menghasilkan pola yang bulan transisi I dan juga transisi II, akan
cukup signifikan. Pola tersebut adalah tetapi sepanjang periode tersebut terjadi
periode hujan dengan dasar musim hujan, lebih dominan ialah peningkatan curah
bulan dengan dasarian minimal 50 mm hujan sekitar 55% dari curah hujan
dan diikuti oleh 2 dasarian berturut-turut. normalnya yang mengindikasikan
Ini terjadi di sepanjang periode dasarian terjadinya musim hujan atau kemarau
II bulan Mei 2011 hingga dasarian II basah (pergeseran musim).
73
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
Dari Tabel 2 dan Gambar 9 terlihat jelas mm dengan total tahunan 53 mm.
bahwa kondisi yang terjadi berdasarkan Sebaliknya, surplus air bulanan berkisar
hujan normal ada kesetimbangan dimana antara 74-328 mm dengan total tahunan
pada bulan-bulan terjadinya puncak hujan 956
terjadi juga periode surplus memiliki mm.
kriteria yaitu pada bulan Juni, Juli dan Neraca Air Lahan saat Kondisi El Nino
Agustus sedangkan periode defisit air Periode defisit air (kekeringan)
(kekeringan) berlangsung secara normal berlangsung dari Agustus hingga Januari
pada bulan November hingga Februari. dan Mei dengan kisaran 53-104 mm
Periode surplus meningkat, saat curah dengan total 379 mm (Tabel 3).
hujan tinggi yang turun hingga ke sungai Dibandingkan kondisi normal defisit air
atapun ke permukaan tanah dan meresap terjadi hanya 4 bulan dari bulan
ke dalam tanah melewati proses infiltrasi November hingga Februari sementara
ini sangat menambah debit air sungai atau kondisi El Nino terjadi defisit air lahan
tanah menjadi lembab dan tersedia bagi berlangsung selama 8 bulan. Kondisi ini
tanaman. Sebaliknya pada periode defisit akan berdampak lanjut terhadap
maka suplay air yang berasal dari curah pendeknya musim tanam akibat
hujan rendah yang jatuh ke sungai dan kekurangan air tanah. Sebaliknya,
meresap ke dalam tanah melewati proses periode surplus air pada kondisi El Nino
infiltrasi kondisi ini yang biasanya hanya berlangsung selama 3 bulan yaitu
menurunkan debit sungai. Defisit air yang April, Juni dan Juli.
terjadi tiap bulannya berkisar antara 1-15
Tabel 3. Perhitungan Neraca Air Lahan Saat Kondisi El Nino
Bulan CH ETP CH- APWL KAT dKAT ETA D S
ETP
Jan 55 142 -87 -566 162 -5 60 82 0
Feb 155 141 14 176 14 141 0 0
Mar 137 141 -4 -4 172 -4 141 0 0
Apr 209 140 69 241 69 140 0 0
Mei 96 137 -41 -41 200 -41 137 0 0
Jun 288 129 159 355 155 129 0 4
Jul 138 125 13 355 0 125 0 13
A gs 46 124 -78 -78 271 -84 124 0 6
Sep 25 130 -105 -183 219 -52 77 53 0
Okt 80 135 -55 -238 202 -17 97 38 0
Nov 16 142 -126 -364 178 -24 40 102 0
Des 28 143 -115 -479 167 -11 39 104 0
Tahunan 1273 1629 0 1250 379 23
74
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
350
300
250
200
150
100
50
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
CH ETP ETA
Secara keseluruhan ketersediaan air tanah memiliki semua intensitas La Nina yang
saat El Nino terjadi hanya pada bulan kejadiannya menengah hingga kuat dan
Juni, kejadiannya diikuti saat berakhir periode
Juli yang tersedia bagi tanaman. kejadian El Nino (Tabel 4). La Nina yang
Neraca Air Lahan saat Kondisi La terjadi tahun 2010/2011 sangat
Nina berdampak di Indonesia, untuk itu data
Kondisi neraca air lahan di daerah curah hujan yang digunakan untuk
Kecamatan Amahai pada saat kondisi El menghitung neraca air lahan saat terjadi
Nino terjadi. Berdasarkan analisis La Nina adalah curah hujan tahun 2011
kejadian ENSO periode 1950–2017 (Gambar 11).
Tabel 4. Perhitungan Neraca Air Lahan Saat Kondisi La Nina
Tabel 4 dan Gambar 11, menunjukkan bahwa periode surplus air terjadi dalam priode
April hingga September 79-542 mm dengan total tahunan 1798 mm. selama periode
bulan April 2011 hingga September 2011 mengalami surplus air. Dibandingkan dengan
75
Analisis Curah…….. (JPK) Vol.6. No.1. Maret 2022 ISSN: 1112-5005
E-ISSN, 2962-7796
1000
800
600
400
200
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
CH ETP ETA
Gambar 11. Kurva Neraca Air Lahan saat Kondisi La Nina
surplus air yang terjadi pada kondisi yaitu berlangsung Juni dan Juli. Secara
Normal dan Elnino relatif lebih keseluruhan ketika La Nina terjadi maka
rendah dari kondisi La nina dimana ketersediaan air tanah melebihi kapasitas
surplus terjadi bulan saat puncak hujan bagi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Maluku Tengah. (2021). Kecamatan Amahai dalam Angka.
Effendy, S. (2001). Neraca Air Klimatik periode Dasarian. Kumpulan Makalah
Pelatihan Dosen - dosen Perguruan Tinggi Indonesia Timur dalam Bidang
Agroklimatologi, Bogor 2 - 4 Juli 2001.
Iizumi, T., Luo, J. J., Challinor, A. J., Sakurai, G., Yokozawa, M., Sakuma, H., Brown,
M. E., & Yamagata, T. (2014). Impacts of El Niño Southern Oscillation on the
global yields of major crops. Nature Communications, 5.
https://doi.org/10.1038/ncomms4712
Kusnanto, H. (2011). Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim. Yogyakarta: BPFE. BPFE.
Li, Y., Strapasson, A., & Rojas, O. (2020). Assessment of El Niño and La Niña impacts
on China: Enhancing the Early Warning System on Food and Agriculture.
Weather and Climate Extremes, 27. https://doi.org/10.1016/j.wace.2019.100208
Malhi, G. S., Kaur, M., & Kaushik, P. (2021). Impact of climate change on agriculture
and its mitigation strategies: A review. In Sustainability (Switzerland) (Vol. 13,
Issue 3). https://doi.org/10.3390/su13031318
Takeda, K., & Sosrodarsono, S. (2003). Hidrologi untuk Pengairan. Editor
Sosrodarsono, S. PT Pradnya Paramita: Jakarta, 12(2).
76