Anda di halaman 1dari 4

Indikator tersebut secara umum mengacu pada Permenkes

No. 2269/Menkes/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan


PHBS

1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun

Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun


dengan 6 langkah CTPS selama 20 detik bermanfaat
menghilangkan kuman dan penyakit dari tangan. Terdapat
waktu-waktu penting untuk cuci tangan antara lain ketika
sebelum dan sesudah makan, sesudah BAK dan BAB, setelah
beraktivitas, setelah menyentuh barang yang digunakan
bersama, waktu-waktu lain yang diperlukan.
2. Menggunakan masker bersih (bisa ditambahkan
dengan face shield)

Warga satuan sekolah diwajibkan menggunakan masker kain


non medis 3 lapis (2 lapis yang dalamnya berisi tissue) dengan
baik serta mengganti setelah menggunakan 4 jam/lembab atau
bisa ditambahkan dengan menggunakan face shield.
Menggunakan masker ataupun ditambahkan dengan face
shield bertujuan agar virus atau bakteri yang dapat ditularkan
melalui udara ataupun droplet (air liur/percikan cairan yang
keluar pada saat batuk atupun bersin) dapat dihindari.
3. Menjaga jarak fisik dengan masyarakat sekolah lainnya

Dengan terjadinya pandemi COVID-19, salah satu perilaku


untuk mencegah terjadinya penularan virus corona adalah
dengan melakukan jaga jarak fisik. Menjaga jarak minimal 1,5
meter dan tidak melakukan kontak fisik seperti bersalaman
dan cium tangan. Jaga jarak fisik di sekolah dapat diterapkan
dengan menerapkan jaga jarak minimal 1 meter pada saat
kegiatan proses belajar mengajar dan kegiatan lainnya di
sekolah, menyapa tanpa bersentuhan, dan tidak berkerumun.
4. Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang

Dalam kondisi khusus (pandemi Covid-19), kantin pada masa


transisi tidak diperbolehkan untuk buka, warga satuan
pendidikan disarankan membawa makanan/ minuman dengan
menu gizi seimbang.
5. Menggunakan air bersih
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan
manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi
persyaratan (Peraturan Menteri Kesehatan
No.416/PerMenKes/IX/1990), yaitu secara fisik bersih dan tidak
keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, suhu
antara 10o – 25o C, tidak mengandung bahan kimiawi yang
mengandung racun, tidak mengandung zat-zat kimiawi yang
berlebihan, cukup yodium, pH air antara 6,5 – 9,2, dan tidak
mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, kolera
dan bakteri patogen penyebab penyakit.
6. Membuang sampah pada tempatnya

pengelolaan sampah yang baik bagi satuan pendidikan perlu


mendapat perhatian agar peserta didik dapat terjaga
kesehatannya dan terhindar dari bakteri atau virus lainnya,
pengelolaan sampah yang baik dapat dilaksanakan dengan
Pemilahan Sampah: memilah dan membuang sampah organik,
non organic serta sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun)
pada tempat yang disediakan.

7. Menggunakan jamban sehat

Indikator selanjutnya adalah menggunakan jamban sehat


dengan kondisi memiliki atap dan dinding, tersedia air bersih,
mudah dibersihkan, dapat dikunci dari dalam, memiliki
pencahayaan baik. Syarat jamban sehat antara lain adalah
tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, kotoran
tidak dapat dapat dijamah oleh serangga dan tikus, dilengkapi
dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi cukup,
lantai kedap air dan luas ruangan memadai, serta tersedia air,
sabun, dan alat pembersih.

Syarat jamban sehat diantaranya adalah:

 Tidak mengkontaminasi tempat penampungan air


 Tidak terjadi kontak antara manusia dan tinja
 Hasil buangan tinja tidak menimbulkan bau
 Cukup pencahayaan
 Cukup ventilasi
 Cukup air
 Cukup luas
 Lantai kedap air
 Konstruksi jamban dibuat dengan baik sehingga aman bagi
penggunanya
 Tersedia alat-alat pembersih

8. Berperan aktif mewujudkan lingkungan sekolah bebas jentik


nyamuk

Satuan pendidikan juga harus berperan aktif memberantas


sarang nyamuk dengan memeriksa tempat berkembang
biaknya jentik seminggu sekali, kemudian melaporkan kepada
pihak sekolah.dengan menguras dan menyikat tempat
penampungan air, menutup penampungan air,
memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas, dan mencegah
gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.
9. Berperan aktif mewujudkan lingkungan sekolah bebas asap
rokok

Rokok tidak hanya berbahaya bagi perokok tetapi juga


berbahaya bagi orang yang berada dalam satu ruangan
tertutup dengan orang yang sedang merokok (Perokok Pasif).
Oleh karena itu, pihak sekolah harus berperan aktif dalam
bentuk tidak merokok, menegur perokok, memberikan
informasi dan tidak menyediakan sarana untuk merokok di
sekolah.
10. Melakukan pergaulan yang sehat

Menjalin dan memelihara hubungan yang baik dengan orang


lain, sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku
(sopan, saling menghargai, tolong-menolong, tidak melakukan
tawuran/pelecehan/bullying) juga masuk sebagai salah satu
indikator PHBS.
Itulah indikator-indikator yang merupakan bagian dari Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di satuan pendidikan jenjang SMP.
Dengan menjalankan PHBS secara menyeluruh, maka
pembelajaran tatap muka terbatas yang sehat dan aman akan
dapat terwujud.

Anda mungkin juga menyukai