Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL REVIEW JURNAL IMIAH

MOBILITAS PENDUDUK, KEMISKINAN, DAN KETAHANAN PANGAN DI DAERAH


BENCANA: KASUS DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN
DEMAK, PROVINSI JAWA TENGAH

Mata Kuliah : Teknis Penulisan Ilmiah

Dosen Pengampu : Ferdy A.I. Fallo

Disusun Oleh :

Nama : Ludgardis Mei

Nim : 2123815028

PROGRAM STUDY PENGELOLAAN AGRIBISNIS

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG


A. IDENTITAS JURNAL

Judul :MOBILITAS PENDUDUK, KEMISKINAN, DAN KETAHANAN


PANGAN DI DAERAH BENCA NA: KASUS DESA TIMBULSLOKO,
KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK, PROVINSI JAWA
TENGAH

Penulis : SUKAMDI

Tahun : 2019

Sumber : Jurnal POPULASI, Volume 27 Nomor 1 2019 (hal. 55-72)

B. RINGKASAN JURNAL

1. Pendahuluan

Isu yang seringkali terlupakan dalam penelitian tentang mobilitas penduduk


(misalnya migrasi) adalah ketahanan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menjelaskan hubungan antara migrasi, kemiskinan, dan pemenuhan permintaan makanan.
Aspek lain yang menarik dari penelitian ini adalah daerah penelitian yang setiap tahunnya
terkena banjir rob yang menujukkan adanya perubahan iklim sebagai penyebab bencana
tersebut. Penelitian yang mengaitkan migrasi dengan perubahan iklim di Indonesia masih
relatif jarang dilakukan (Choirul Amin, Sukamdi, dan Rijanta, 2018).

Banjir rob yang terjadi di kawasan pesisir berdampak pada perubahan penggunaan
lahan dimana luasan lahan-lahan produktif semakin menyempit dan bahkan menghilang.
Berkurangnya lahan-lahan produktif yang digunakan sebagai sumber penghidupan akan
menimbulkan kerugian yang besar bagi kehidupan masyarakat. Kecamatan Sayung
merupakan daerah yang terkena dampak paling parah dari banjir rob yang terjadi secara rutin
di Kabupaten Demak. Adapun klasifikasi dampak banjir rob di Kecamatan Sayung terbagi
menjadi lima kategori, yaitu kerusakan bangunan tempat tinggal, peningkatan salinitas air
tanah dan permukaan, kehilangan lahan, kerusakan lahan tambak, serta kerusakan
kendaraan/peralatan kerja (Desmawan, 2012).

2. Metode Penelitian
 Penelitian dilakukan di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak
yang dipilih secara purposif karena lokasi ini adalah daerah yang terkena banjir rob
paling parah di Kabupaten Demak. Desain penelitian menggunakan imix method,
yaitu kombinasi metode kuantitatif (survei) dan kualitatif (field research), melalui
concurrent design, yaitu kedua metode dilakukan pada waktu yang (relatif) bersamaan
dan keduanya berfungsi sebagai cara untuk melakukan analisis triangulasi.
 Cakupan populasi dalam survei ini adalah seluruh rumah tangga di desa lokasi
penelitian saat penelitian dan sampelnya dipilih secara acak sederhana. Jumlah sampel
yang mewakili populasi adalah 100 dari total 1.122 rumah tangga di Desa
Timbulsloko. Penentuan jumlah sampel menggunakan Rumus Slovin dengan tingkat
error sebesar 10 persen.
 Variabel migrasi dalam penelitian ini antara lain mobilitas penduduk, kejadian banjir
rob, dan bantuan dari pemerintah. Untuk variabel kemiskinan meliputi pekerjaan,
penghasilan, pengeluaran, pengeluaran ruta, dan kepemilikan aset. Untuk metode
kualitatif, maka dilakukan wawancara secara mendalam kepada informan terpilih.
 Analisis dilakukan dalam tiga tahap yaitu pertama analisis deskriptif, tahap kedua
adalah analisis hasil wawancara mendalam, dan ketiga adalah melakukan sintesis
antara hasil survei dan wawancara mendalam.

3. Hasil Penelitian

 Dari hasil penelitian, untuk kondisi daerah penelitian diketahui bahwa kondisi Desa
Timbulsloko mengalami dampak dari banjir rob sejak tahun 1980-an seperti
penggerusan daratan dan sedimentasi yang mengubah garis pantai di pesisir utara
Jawa dan ini juga memengaruhi perkembangan dan perubahan penggunaan lahan
yang ada di desa tersebut. Penduduk di Desa Timbulsloko tidak lagi tergantung pada
sektor pertanian dan saat ini sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya
sebagai buruh pabrik di wilayah Kecamatan Sayung hingga Semarang. Hal ini pula
yang pada akhirnya menjelaskan pola mobilitas penduduk di lokasi penelitian.
 Penurunan kesuburan tanah disertai banjir rob yang semakin tinggi menjadi alasan
penduduk untuk mengubah lahan pertanian sawahnya menjadi lahan tambak. Selain
genangan rob di atas permukaan tanah, intrusi air asin juga terjadi di bawah
permukaan tanah. Akibatnya pemenuhan kebutuhan pangan di desa saat ini
bergantung pada pasokan dari daerah lain. Selain masalah kemampuan penyediaan
pangan, dampak umum banjir rob yang paling dirasakan warga meliputi kendala
aksesibilitas jalan, kendaraan menjadi mudah rusak, serta peningkatan harga barang.
 Kerugian yang banyak dialami petani tambak, yang awalnya tambak menjadi sumber
penghasilan, kini warga memilih menjadi pedagang atau buruh bangunan meskipun
mengaku pendapatan menurun. Ekonomi penduduk mengalami degradasi karena
hilangnya mata pencaharian penduduk yang potensial (pertanian).
 Pola mobilitas penduduk di Desa Timbulsloko kebanyakan dilakukan karena desakan
ekonomi masyarakat demi bekerja di daerah lain dimana sekitar 35 persen penduduk
yang melakukan mobilitas harian bekerja di Kota Semarang. Hal ini membuktikan
bahwa hukum Ravenstein tentang jarak berhubungan dengan migrasi tidak terbukti
untuk motif ekonomi.
 Lebih dari setengah penduduk memilih untuk tidak melakukan migrasi permanen ke
tempat lain yang sebagian besar disebabkan dari faktor pribadi dan juga
ketidaksediaan dana untuk bermigrasi.
 Pemenuhan kebutuhan pangan (penduduk) yang relatif tinggi telah menyebabkan
permasalahan kemiskinan di Desa Timbulsloko menjadi semakin parah karena
penduduk harus membayar dengan harga lebih tinggi untuk membeli beras dari luar
daerah.

4. Kesimpulan

 Banjir rob di Desa Timbulsloko memiliki dampak ekonomi berganda (multiplayers


effect) bagi masyarakat mulai dari kehilangan sumber ekonomi, makanan, maupun
kesempatan kerja dan semakin memperparah kemiskinan.
 Mobilitas penduduk merupakan cara yang dipilih penduduk untuk membantu
mengatasi kesulitan ekonomi yang dialaminya dengan mencari peruntungan
pekerjaan hingga ke Kota Semarang.
 Tingkat ketergantungan ekonomi penduduk di Desa Timbulsloko terhadap kehidupan
di Kota Semarang menunjukkan adanya urban bias policy yang memberikan porsi
pembangunan lebih besar di kota dan menjadi magnet bagi penduduk perdesaan.
CRITICAL REVIEW

JUDUL: menurut pembaca judul jurnal sudah cukup jelas menggambarkan substansi
dan lokasi dari penelitian ini.

ABSTRAK: ditulis dengan sangat lengkap dan menarik, penulisan metode penelitian
secara padat dan hasil penelitian yang dianggap menarik oleh peneliti pun dituliskan
di bagian abstrak ini sehingga sebagai pembaca kita akan menelusuri lebih dalam
temuan menarik tersebut yang ternyata menggambarkan dampak banjir rob di
wilayah penelitian.

KATA KUNCI: kata kunci jurnal terdiri dari 3 kata yang menggambarkan isi dari
tulisan yaitu mobilitas penduduk, kemiskinan, dan ketahanan pangan. Namun
menurut pembaca mungkin sebaiknya bisa menambahkan kata banjir rob sebagai
salah satu tambahan kata kunci. Bencana ini menjadi kata kunci karena merupakan
penyebab dari terjadinya kemiskinan, mobilitas penduduk, dan isu ketahanan pangan
di daerah penelitian.

PENDAHULUAN: penjelasan tentang kondisi wilayah geografis dan sosial ekonomi


masyarakat di wilayah penelitian digambarkan dengan lengkap dan terstruktur
sehingga memudahkan pembaca memahaminya.
METODE: metode penelitian sudah lengkap dituliskan, mulai dari pemilihan
wilayah, desain penelitian yang digunakan dengan mix method, jumlah populasi dan
sampel yang dianggap mewakili sesuai Rumus Slovin, variabel-variabel penelitian
untuk masingmasing metode hingga pada gambar peta wilayah penelitian yang jelas
terlihat.
HASIL PENELITIAN:
o Tidak dicantumkannya tahun pelaksanaan penelitian lapangan di bagian awal
subbagian metode penelitian. Gambar hasil pengolahan data yang
menunjukkan data series beberapa tahun yang memberikan informasi tahun
penelitian. Penulisan tahun ini pun berdampak pada data-data yang disajikan,
seperti penulisan angka Garis Kemiskinan sebesar Rp351.348 di halaman 62
tidak diberikan keterangan data tersebut pada tahun berapa.
o Di pembahasan kemiskinan, tidak terdapat keterangan proporsi jumlah
penduduk miskin dan tidak miskin, tapi langsung merujuk ke pengeluaran
konsumsi makanan dari rumah tangga miskin. Mungkin akan lebih baik jika
persentase penduduk miskin dan tidak miskin disebutkan sebagai gambaran
kondisi ekonomi masyarakat.
o Terdapat penjelasan tentang bantahan Hukum Ravenstein yang mengaitkan
antara jarak dengan migrasi terbantahkan. Penjelasan tentang bantahan hukum
tersebut dideskripsikan dengan lengkap dan menjadi pengetahuan baru terkait
teori-teori mobilitas penduduk.
o Adanya penulisan berulang dengan makna sama yang mungkin terlewatkan
oleh penulis ketika melakukan penyuntingan (editing).

KESIMPULAN: dijelaskan dengan padat dan lengkap tentang hasil penelitian yang
telah dijelaskan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA: penulisan daftar pustaka sudah sesuai dengan aturan penulisan.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Giyarsih S.R. (2010). Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor


YogyakartaSurakarta. Forum Geografi 24 (1) : 28-38
2. Giyarsih S.R., Abdi. Z., Ma’mun. S., Hasanati. S., Sitohang. L.L., & Junaidi, I.A.
( 2011). Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi dan Sinergisme Kelembagaan
Sebagai Bentuk Pengelolaan DAS Terpadu. Potensi dan Permasalahan Lingkungan
di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Wilayah Pesisir. Badan Penerbit Fakultas
Geografi UGM, Yogyakarta
3. Giyarsih S.R., & Dalimunthe. S.A. (2012). Surviving the Bantul Earthquake:
Perspective from Livelihood Aspecte. Community Approach to Disaster. Gadjah
Mada University Press.
4. Giyarsih S.R. (2012). Sinergisme Spasial dan Sinergisme Fungsional Sebagai
Bagian Penting Untuk Kerjasama Antar Daerah di Koridor Antar Kota. Prosiding
Seminar Nasional Informasi Geospasial Untuk Kajian Kebencanaan Dalam
Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial
Masyarakat di Surakarta 22 Maret 2012 : 222-232.
5. Giyarsih S.R. (2012). Pola Spasial Kepadatan Unit Aktivitas Sektor Informal di
Ruang Publik Perkotaan di Kota Yogyakart. Prosiding Seminar Nasional Informasi
Geospasial Untuk Kajian Kebencanaan Dalam Pelaksanaan Pembangunan
Berkelanjutan dan Pengembangan Kecerdasan Spasial Masyarakat di Surakarta 22
Maret 2012 : 233-239.
6. Giyarsih S.R. (2012). Koridor Antar Kota Sebagai Penentu Sinergisme Spasial,
Kajian Geografi Yang Semakin Penting. Jurnal Tata Loka 14 (2): 90-97.
7. Giyarsih S.R. (2012). Dampak Transformasi Wilayah Terhadap Kondisi Kultural
Penduduk,Tinjauan Perspektif Geografis. Forum Geografi 26 (2) :120-131
8. Giyarsih S.R. (2012). Strategi Penghidupan Korban Bencana Merapi di Tempat
Hunian Sementara di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Merapi Dalam
Kajian Multidisiplin, Badan Penerbit Sekolah Pascasarjana UGM : 155-168
9. Arsanti. V.A., & Giyarsih S.R. (2012). Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat
Perkotaan di Kota Yogyakarta. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 4 (1): 55-66.
10. Akuntomo. P., Suprodjo. S.W., & Giyarsih S.R. (2012). Tingkat Partisipasi
Masyarakat Dalam Kegiatan Sosial Budaya Berbasis Konsep Tri Hita Karana di
Lingkungan Permukiman Perkotaan di Perumnas Monang Maning Kota Denpasar.
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota 8 (1): 95-104.

Anda mungkin juga menyukai