Anda di halaman 1dari 14

LK. 2.

2 MENENTUKAN SOLUSI

Nama Mahasiswa : Zulkhairah Nasution, S.Pd


NPM : 239029495006

No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis Alternatif Solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi
1 Hasil studi literatur: Berdasarkan eksplorasi solusi, alternatif solusi yang sesuai Penerapan Model Bersadarkan hasil identifikasi masalah pembelajaran di
1. Menurut Lisa Nur Aulia, dkk atau memungkinkan untuk diterapkan dikelas saya adalah: Problem Based kelas XII MAN kota Tebing Tinggi ditemukan bahwa
menyimpulkan bahwa berdasarkan 1. Model PBL (Problem Based Learning) Learning kemandirian belajar peserta didik masih rendah. Pada saat
analisis hasil penelitian tingkat Mengapa? proses pembelajaran peserta didik pada umumnya terlihat
keefektifan pelaksanaan Alasan Menggunakan PBL untuk menumbuhkan tidak memiliki rasa percaya diri dalam mengemukakan
pembelajaran dengan model kemandirian peserta didik adalah: pendapat, kurang fokus belajar karena kurang paham
problem-based learning berbantuan a. Pembelajaran Berbasis Masalah: dengan materi ajar, belum mampu menyelesaikan
Edmodo adalah 94,11%. tugasnya, tidak termotivasi untuk memperoleh prestasi
PBL mendorong peserta didik untuk memecahkan
Peningkatan kemandirian belajar yang tinggi, belum mampu mengatur waktu belajarnya
diketahui dengan menggunakan uji masalah dan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan yang secara efektif dan efesien, dan belum mampu mengambil
n-gain didapatkan hasil sebesar 0,32 mereka ajukan sendiri. Ini mengembangkan kemampuan keputusan dengan masalah yang dihadapi. Setelah
dengan kriteria sedang. Peningkatan peserta didik untuk mencari informasi, mengevaluasi dieksplorasi dan dianalisis (kajian literatur dan
kemandirian yang paling optimal bukti, dan mengembangkan solusi mandiri. wawancara) ditemukan bahwa yang menjadi akar
terjadi pada indikator evaluasi penyebab masalah adalah model pembelajaran yang
kegiatan belajar dan penarikan b. Otonomi dalam Pembelajaran: digunakan guru selama ini, kurang mendukung dalam
kesimpulan pengalaman belajar. Dalam PBL, peserta didik memiliki kendali yang lebih kemandirian belajar peserta didik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa besar atas proses pembelajaran mereka. Mereka bekerja
penggunaan aplikasi Edmodo dalam secara mandiri atau dalam kelompok untuk Melalui berbagai kajian literatur dan wawancara,
pembelajaran dapat meningkatkan ditemukan bahwa salah satu model pembelajaran dapat
mengidentifikasi masalah, merencanakan pendekatan
kemandirian belajar peserta didik. dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan
Ada banyak cara yang dapat pembelajaran, dan mengevaluasi hasilnya. Ini tersebut adalah dengan menerapkan model Problem
dilakukan untuk membuat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk Based Learning (PBL).
lingkungan yang memungkinkan mengasah kemandirian mereka. Mengapa?
peserta didik untuk mendukung c. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Model Problem Based Learning (PBL) ini melatih
kegiatan belajarnya. Model PBL mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, peserta didik untuk mencari informasi, mengevaluasi
pembelajaran dan media mengambil keputusan berdasarkan bukti, dan bukti, dan mengembangkan solusi. Dengan demikian
pembelajaran adalah beberapa aspek model pembelajaran ini membantu peserta didik
mempertimbangkan implikasi dari solusi yang mereka
yang dapat mendukung kegiatan termotivasi dalam belajar mandiri, mendorong berpikir
belajar peserta didik. Model ajukan. Ini memperkuat kemampuan kemandirian dalam kritis, dan dapat menyelesaikan masalah terutama dalam
pembelajaran yang menuntut peserta mengambil keputusan berdasarkan pemikiran yang proses belajar.
didik untuk aktif mencari bahan rasional. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Herminarto
pembelajarannya sendiri membuat d. Pengembangan Keterampilan Pemecahan Masalah Sofyan, dkk (2013, hal 57) Pembelajaran berbasis
peserta didik terbiasa melakukan PBL membantu peserta didik mengembangkan masalah (problem based learning / PBL) adalah konsep
kegiatan belajar mandiri. Salah satu keterampilan pemecahan masalah, yang merupakan aspek pembelajaran yang membantu guru menciptakan
model pembelajran yang menuntut kunci dalam pengembangan kemandirian. Mereka belajar lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah
peserta didik untuk aktif dalam bagaimana merancang strategi untuk menyelesaikan yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta
kegiatan pembelajaran adalah model masalah yang kompleks. didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh
problem based learning. Menurut pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).
penelitian yang dilakukan oleh Prinsip dasar impelementasi problem based learning adalah Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik
(Sungur & Tekkaya, 2006), model sebagai berikut: dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif,
problem based learning menjadikan 1. Pembelajaran bersifat student-centered yang aktif. berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan
siswa lebih unggul dalam orientasi 2. Pembelajaran dilaksanakan melalui diskusi kelompok kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar
tujuan pembelajaran, nilai tugas, kecil dan semua anggota kelompok memberikan mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan
elaborasi strategi belajar, kontribusinya secara aktif. dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang
kemampuan berpikir kritis, 3. Diskusi dipicu oleh masalah yang bersifat integrasi bertambah kompleks sekarang ini.
pengaturan metakognisi, interdisiplin yang didasarkan pada pengalaman/kehidupan
dibandingkan peserta didik yang nyata. Model Problem Based Learning (PBL) ini memiliki
tidak menerapkan model problem 4. Diskusi secara aktif merangsang peserta didik untuk beberapa keuntungan adalah sebagai berikut Johnson &
based learning. menggunakan prior knowledge. Johnson, (1984: 23-33):”
Aulia, L., Susilo, S., & Subali, 5. Peserta didik terlatih untuk belajar mandiri dan (1) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
B. (2019). Upaya peningkatan diharapkan dapat menjadi dasar bagi pembelajaran Problem based learning menekankan peserta didik
kemandirian belajar peserta seumur hidup. terlibat dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan
didik dengan model problem- 6. Pembelajaran berjalan secara efisien, karena informasi perlunya pembelajaran khusus bagaimana menemukan
based learning berbantuan yang dikumpulkan melalui belajar mandiri sesuai dengan dan memecahkan masalah. Problem based learning ini
media edmodo. Jurnal Inovasi apa yang dibutuhkannya (need to know basis). membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil
Pendidikan IPA, 5(1), 69-78. 7. Feedback dapat diberikan sewaktu tutorial, sehingga memecahkan problem-problem yang kompleks;
ISSN 2406-9205 (print), ISSN dapat memacu peserta didik untuk meningkatkan usaha (2) meningkatkan kecapakan kolaboratif. Model Problem
2477-4820 (online) pembelajarannya; based learning mendukung peserta didik dalam kerja tim.
https://shorturl.at/rvwOT 8. Latihan keterampilan diberikan secara paralel. Dalam kerja tim ini, mereka menemukan keterampilan
merencanakan, mengorganisasi, negosiasi dan membuat
2. Dalam buku tersebut membahas konsensus isu tugas, penugasan masing-masing tim,
tentang Model Time Token dengan Kelebihan PBL: pengumpulan informasi dan penyajian. Keterampilan
karakteristik yaitu memberikan a. Peningkatan Motivasi. pemecahan masalah secara kolaboratif kerja tim inilah
kesempatan pada peserta didik Peserta didik sering lebih termotivasi dalam pembelajaran yang nantinya akan dipakai ketika bekerja;
mengelola waktu mereka secara PBL karena mereka merasa memiliki kontrol atas proses (3) meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
efektif, mendorong peserta didik pembelajaran mereka, yang dapat meningkatkan Problem based learning memberikan kepada peserta
untuk fokus pada tugas yang mereka kemandirian mereka. didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
kerjakan dalam waktu yang telah b. Kemampuan Belajar Seumur Hidup. proyek, alokasi waktu dan sumber-sumber lain untuk
ditentukan, meningkatkan penyelesaian tugas.”
Melalui PBL, peserta didik mengembangkan
kemandirian dan disiplin peserta
didik dalam proses pembelajaran, keterampilan pencarian informasi dan pemecahan Dengan demikian, sudah jelas bahwa jika model Problem
menumbuhkan rasa tanggung jawab masalah yang mereka butuhkan untuk terus belajar Based Learning (PBL) ini diterapkan maka permasalahan
pada peserta didik dalam sepanjang hidup mereka. rendahnya kemandirian belajar peserta didik dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaik- c. Kemampuan Beradaptasi teratasi. Sebaliknya, jika model Problem Based Learning
baiknya, meningkatkan partisipasi PBL mengajarkan peserta didik untuk beradaptasi dengan (PBL) ini tidak diterapkan maka harapan untuk
aktif siswa dalam proses mengembangkan kemandirian belajar peserta didik sulit
perubahan, menghadapi tantangan, dan mengatasi
pembelajaran dan pengambilan untuk diwujudkan. Hal ini dibuktikan oleh Sungur &
keputusan. hambatan, yang merupakan keterampilan kunci dalam Tekkaya (2006) melalui penelitian yang dilakukannya
Ayu Putri Lestari, Nyoman. pengembangan kemandirian. bahwa model problem based learning menjadikan peserta
Dkk. (2023). Model-model didik lebih unggul dalam orientasi tujuan pembelajaran,
pembejaran untuk kurikulum Kelemahan PBL: nilai tugas, elaborasi strategi belajar, kemampuan berpikir
merdeka di Era Society 5.0. Bali: a. Kemungkinan Ketidakpastian. Peserta didik yang tidak kritis, pengaturan metakognisi, dibandingkan peserta
Nilacakra. ISBN P: 978-623- terbiasa dengan PBL mungkin merasa tidak nyaman didik yang tidak menerapkan model problem based
191-036-3, E: 978-623-191-037- dengan tingkat ketidakpastian yang terkait dengan learning.
0 proses ini. Mereka mungkin memerlukan waktu untuk
https://shorturl.at/mqFNY beradaptasi. Daftar Pustaka:
3. Dalam jurnal tersebut menjelaskan b. Diperlukan Bimbingan Ayu Putri Lestari, Nyoman, dkk. (2023). Model-model
bahwa Dengan menggunakan model Meskipun PBL bertujuan untuk meningkatkan pembejaran untuk kurikulum merdeka di Era Society 5.0.
pembelajaran kontekstual dapat Bali: Nilacakra. ISBN P: 978-623-191-036-3, E: 978-
kemandirian peserta didik, beberapa peserta didik masih
meningkatkan kemandirian belajar 623-191-037-0
peserta didik pada mata pelajaran memerlukan bimbingan lebih lanjut dari guru atau
IPA. Hal ini dapat dilihat dari adanya mentor untuk mengembangkan keterampilan ini. Sofyan, Herminarto, dkk. (2017). Problem based
peningkatan dari semua indikator c. Persiapan Guru yang Intensif learning dalam kurikulum 13. Yogyakarta: UNY Press.
kemandirian belajar peserta didik Guru harus merancang kasus atau masalah yang sesuai ISBN: 978-602-6338-92-1.
sudah tercapai dan dikategorikan dan menyediakan dukungan selama proses PBL. Ini
baik dengan mencapai kriteria memerlukan persiapan yang lebih intensif daripada
keberhasilan yang telah ditetapkan metode pengajaran tradisional.
oleh peneliti. Adapun perbaikan-
perbaikan pada setiap pertemuan 2. Model PJBL
dalam proses pembelajaran yaitu Mengapa?
dengan cara 1) lebih membawa Saefudin (2014, hlm. 58) berpendapat bahwa project
peserta didik berperan langsung based learning merupakan metode belajar yang
dalam proses pembelajaran, 2) lebih menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengaitkan materi pembelajaran mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
dengan kehidupan sehari-hari, 3) berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara
membawa peserta didik untuk lebih nyata. Implikasinya, proyek hanyalah menjadi suatu
mandiri dalam belajar wahana yang akan menstimulus peserta didik untuk
Suhandi, Andi dan Rini berkreasi dan belajar.
Kurniasri. (2019). Meningkatkan
Kemandirian Siswa Melalui Kelebihan Project Based Learning
Model Pembelajaran Menurut Daryanto dan Rahardjo (2012, hlm. 162) model
Kontekstual Di Kelas IV pembelajaran project based learning mempunyai kelebihan
Sekolah Dasar. JURNAL sebagai berikut:
GENTALA PENDIDIKAN 1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
DASAR Vol.4 No. I. P-ISSN : belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
2614-7092, E-ISSN : 2621-9611 melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
https://shorturl.at/ezAD0 dihargai.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Hasil wawancara: 3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
1. Guru: memecahkan problem-problem kompleks.
Model pembelajaran yang digunakan 4. Meningkatkan daya kolaborasi.
untuk menumbuhkan kemandirian 5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
belajar peserta didik adalah PBL dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
PJBL 6. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
(Shaumi Azani Syafitri, S.Pd) mengelola sumber.
2. Kepala Madrasah: 7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik
Salah satu model yang umum pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek,
digunakan adalah 'Pembelajaran dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
Berbasis Proyek'. Guru memberikan seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
proyek atau tugas berbasis penelitian
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
kepada peserta didik yang berkembang sesuai dengan dunia nyata.
memungkinkan mereka untuk 9. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
menggali topik yang menarik bagi sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
mereka. Ini memberikan siswa proses pembelajaran.
kontrol lebih besar atas pembelajaran
mereka, memungkinkan mereka Kelemahan Project Based Learning
memilih topik, mengatur jadwal, dan Menurut Widiasworo (2016, hlm. 189) project based
mengeksplorasi solusi secara learning memiliki kelemahan sebagai berikut:
mandiri. 1. Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu
(Syamsuddin, S.Pd.I., M.Sos) yang harus disediakan untuk menyelesaikan
3. Rekan sejawat: permasalahan yang kompleks
Model yang dapat digunakan adalah 2. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan
karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
Discovery Learning
3. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas
(Susilawati, S.Pd) tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di
4. Pengawas Madrasah: kelas. Ini merupakan tradisi yang sulit, terutama bagi
Pemilihan model pembelajaran yang instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
tepat tergantung pada situasi dan 4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh karena
konteks pembelajaran. Sesuaikan itu, disarankan untuk menggunakan team teaching dalam
dengan gaya belajar peserta didik, pembelajaran.
contohnya pembelajaran 5. Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan
berdiferensiasi, PBL atau PJBL. pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
(Artina Harahap, S.Pd) 6. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam
5. Pakar pendidikan: kerja kelompok.
Ada beberapa model yang dapat 7. Apabila topik yang diberikan pada masing-masing
digunakan guru untuk meningkatkan kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak
kemandirian peserta didik. Pertama, memahami topik secara keseluruhan.
penggunaan proyek-proyek mandiri
atau tugas berbasis penelitian yang 3. Model pembelajaran kooperatif “Time Token”
memungkinkan peserta didik Mengapa?
memilih topik mereka sendiri. Model pembelajaran Time Token bermanfaat bagi peserta
Kedua, guru dapat mempromosikan didik yaitu memberikan suatu keterampilan sosial bagi
refleksi diri dan evaluasi diri dengan peserta didik. Peserta didik menjadi lebih aktif dalam
memberikan kesempatan kepada pembelajaran dan dalam menyampaikan pendapatnya
peserta didik untuk menilai masing-masing sesuai dengan apa yang mereka ketahui,
kemajuan mereka. Selanjutnya, mereka akan merasa percaya diri dengan apa yang
kolaborasi dengan rekan-rekan mereka sampaikan. Dengan model pembelajaran Time
sekelas dalam pengaturan kerja Token ini peserta didik mampu untuk bekerjasama secara
kelompok juga dapat membangun baik dengan masing-masing anggota kelompoknya.
kemandirian. Dan guru perlu Dengan adanya manfaat pembelajaran Time Token 21
berkomitmen untuk beradaptasi dapat meningkatkan kemandirian belajar serta
dengan kebutuhan dan tingkat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik dan
perkembangan individu peserta nantinya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik
didik, jangan takut untuk mencoba tersebut
hal-hal baru dan eksperimen dengan
berbagai metode. Dan terpenting Kelebihan Metode Time Token:
adalah terus belajar dan a. Mendorong peserta didik untuk meningkatkan inisiatif
berkolaborasi dengan rekan-rekan dan partisipasinya
guru untuk mendapatkan ide-ide baru b. Peserta didik tidak mendominasi pembicaraan atau diam
dan dukungan dalam sama sekali
mengembangkan kemandirian c. Peserta didik menjadi aktif dalam kegiatan
peserta didik. pembelajaran
(Dr. Nanda Eska Anugrah Nasution, d. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
M.Pd) berkomunikasi
e. Melatih peserta didik untuk mengungkapkan
pendapatnya
b. Menumbuhkan kebiasaan pada peserta didik untuk
saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan
dan keterbukaan terhadap kritik
c. Mengajarkan peserta didik untuk menghargai pendapat
orang lain
d. Guru dapat berperan untuk mengajak peserta didik
mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang
diketahui
e. Tidak memerlukan banyak media pembelajaran

Kelemahan Metode Time Token


a. Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu
saja
b. Tidak bisa digunakan pada peserta didik yang
jumlahnya banyak
c. Memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan dan
dalam proses pembalajaran, karena semua peserta didik
harus berbicara satu persatu
d. Peserta didik yang aktif tidak bisa mendominasi dalam
kegiatan pembelajaran.

4. Model Discovery Learning


Mengapa?
Menurut Jerome Bruner, model discovery learning adalah
pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya penjelasan
materi dari guru, namun peserta didiklah yang
menemukannya secara mandiri.

Discovery learning memiliki beberapa tujuan, diantaranya


adalah sebagai berikut:
1. Melatih peserta didik berpikir secara ilmiah dan
sistematis sehingga mampu menyelesaikan suatu
permasalahan.
2. Dapat meningkatkan pola berpikir kritis bagi peserta
didik
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
4. Melatih peserta didik menyusun strategi sehingga
dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap
suatu materi.

Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning yaitu:


1. Melatih kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis
dan kreatif.
2. Mengembangkan kepekaan dan rasa keingintahuan
peserta didik
3. Mengembangkan kemandirian peserta didik dalam belajar
4. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi
peserta didik
5. Proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan kecepatan
belajar peserta didik.

Kekurangan Model Discovery Learning


Adapun kekurangan model pembelajaran discovery learning
adalah sebagai berikut:
1. Terkadang terjadi kebingungan bagi peserta didik karena
tidak adanya kerangka kerja.
2. Terjadinya mis konsepsi pada peserta didik
3. Akan sulit diterapkan pada peserta didik yang memiliki
kemampuan di bawah standar.

5. Model Pembelajaran kontekstual


Mengapa?
Muslich (2009), menyampaikan pembelajaran kontekstual
atau contextual teaching and learning adalah konsep belajar
yang membantu guru mengkaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik, dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. (Edunomic: Vol. 7, No. 2,
Tahun 2019) Pengetahuan dan keterampilan peserta didik
diperoleh dari usaha peserta didik mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

Kelebihan dari model pembelajaran kontekstual yaitu:


1. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk dapat
maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta
didik sehingga peserta didik terlibat aktif dalam PBM.
2. Peserta didik dapat berfikir kritis dan kreatif dalam
mengumpulkan data, memahami suatu isu dan
memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
3. Menyadarkan peserta didik tentang apa yang mereka
pelajari.
4. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan peserta
didik tidak ditentukan oleh guru.
5. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak
membosankan.
6. Membantu peserta didik bekerja dengan efektif dalam
kelompok.
7. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu
maupun kelompok.
Kelemahan model pembelajaran kontekstual
1. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas
didasarkan pada kebutuhan peserta didik padahal, dalam
kelas itu tingkat kemampuan peserta didiknya berbeda-
beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan
materi pelajaran karena tingkat pencapaianya peserta
didik tadi tidak sama.
2. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak
lama dalam PBM
3. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan
nampak jelas antara peserta didik yang memiliki
kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki
kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa
tidak percaya diri bagi peserta didik yang kurang
kemampuannya.
4. Bagi peserta didik yang tertinggal dalam proses
pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan
sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam
model pembelajaran ini kesuksesan peserta didik
tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi peserta
didik yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran
dengan model ini tidak akan menunggu teman yang
tertinggal dan mengalami kesulitan.
5. Tidak setiap peserta didik dapat dengan mudah
menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan
yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
6. Kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, dan
peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual
tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam
bentuk lisan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini
lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan
soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
7. Pengetahuan yang didapat oleh setiap peserta didik akan
berbeda-beda dan tidak merata.
8. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena
dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan
pembimbing, karena lebih menuntut peserta didik untuk
aktif dan berusaha sendiri mencari informasi,
mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru di lapangan.

2 Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan eksplorasi solusi, alternatif solusi yang sesuai Penerapan Metode Bersadarkan hasil identifikasi masalah pembelajaran di
1. Menurut Lufri, dkk bahwa metode atau memungkinkan untuk diterapkan dikelas saya adalah: Diskusi kelas XII MAN kota Tebing Tinggi ditemukan bahwa
diskusi dapat melibatkan peserta 1. Metode Diskusi Peserta didik kurang aktif belajar karena pembelajaran di
didik secara langsung dalam proses Mengapa? kelas masih menggunakan metode konvensional. Peserta
pembelajaran. Dengan metode Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang didik merasa bosan, tidak termotivasi, kurang semangat
tersebut peserta didik lebih aktif dan dilakukan pesera didik untuk memecahkan suatu dalam belajar sehingga dikelas tercipta suasana yang
produktif dalam belajar. permasalahan dengan cara bermusyawarah atau pasif.
Lufri, dkk. (2020). Metodologi bekerjasama. Diskusi juga dapat dijadikan sebagai
pembelajaran: strategi, implementasi strategi pembelajaran berbasis pemecahan Setelah dieksplorasi dan dianalisis (kajian literatur dan
pendekatan, model, metode masalah. wawancara) ditemukan bahwa yang menjadi akar
pembelajaran. Malang: CV. penyebab masalah adalah metode pembelajaran yang
IDRH. ISBN: 978-623-7718-21- Kelebihan metode diskusi antara lain: digunakan guru masih konvensional sehingga
5 a. memberi pemahaman pada pesera didik bahwa menyebabkan peserta didik kurang aktif di kelas.
https://shorturl.at/gxT79 masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan;
2. Syafira Ashna Putri Nuha b. memberi pemahaman pada pesera didik bahwa
menyimpulkan bahwa diskusi dengan berdiskusi mereka dapat saling Melalui berbagai kajian literatur dan wawancara,
kelompok kecil dapat menumbuhkan mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga ditemukan bahwa salah satu metode pembelajaran dapat
proses berpikir pesera didik sehingga diperoleh keputusan yang lebih baik; dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan
peserta didik tidak hanya bergantung c. dan membiasakan pesera didik untuk mendengarkan tersebut adalah dengan menerapkan metode diskusi.
dengan penjelasan guru, maka dari pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan Mengapa?
itu peserta didik akan lebih aktif pendapatnya serta membiasakan bersikap toleransi Berdasarkan penelitian disampaikan oleh Jumaidi (2022)
dalam kegiatan belajar. Metode yang (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:88) penggunaan metode pembelajaran diskusi kelompok kecil
digunakan dalam penelitian tersebut dapat menumbuhkan proses berpikir peserta didik
adalah deskriptif kuantitatif. Data Menurut Buchari Alma (2012: 57) kelemahan metode sehingga peserta didik tidak hanya bergantung dengan
yang digunakan dalam menganalisis diskusi meliputi: apa yang dijelaskan guru, maka dari itu peserta didik
yaitu uji sample independen. a. kemungkinan ada pesera didik yang tidak ikut aktif, akan lebih aktif dalam kegiatan belajar. Prasetya (2021)
Penelitian tersebut menunjukkan sehingga bagi pesera didik ini diskusi merupakan juga berpendapat bahwa penggunaan metode
adanya peningkatan terhadap hasil kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung pembelajaran dapat meningkatkan pemikiran kritis pada
belajar peserta didik dan partisipasi jawab; setiap peserta didik dan mendorong kemampuan peserta
belajar peserta didik itu sendiri. b. peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas; didik dalam memahami materi pembelajaran. Sedangkan
Ashna Putri Nuha, Syafira. Dkk. c. dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. menurut Setiawan & Mustangin (2020) metode diskusi
(2023). Pengaruh metode Kelemahan-kelemahan tersebut tentunya dapat kelompok kecil dapat mendorong peserta didik untuk
Pembelajaran Diskusi diminimalisir apabila guru mampu mengarahkan dan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dan memahami
Kelompok Kecil terhadap mengontrol jalannya diskusi dengan baik. materi secara cepat. Berdasarkan respon peserta didik
Keaktifan Belajar Siswa pada terhadap pembelajaran dengan metode diskusi kelompok
Mata pelajaran Matematika. 2. Metode tanya jawab kecil, maka diskusi kelompok kecil dapat dijadikan
Vol. 5, No.1. EISSN 2528-7389. sebagai metode pembelajaran yang memudahkan peserta
https://shorturl.at/CKNX6 Mengapa? didik dalam memahami materi pembelajaran dan dapat
3. Muhjam kamza, dkk. berpendapat Menurut Nana Sudjana (2010: 150) metode tanya jawab meningkatkan keaktifan peserta didik.
metode pembelajaran diskusi dengan adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
tipe buzz group diterapkan secara komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab Kelebihan metode diskusi menurut Syaiful Bahri
efektif sehingga akan tercipta pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan pesera Djamarah dan Aswan Zain, (2006:88) antara lain:
suasana kelas yang aktif serta didik. Guru bertanya pesera didik menjawab, atau pesera a. memberi pemahaman pada pesera didik bahwa
memperkuat pemahaman peserta didik bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan;
didik terhadap apa yang diperoleh terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung b. memberi pemahaman pada pesera didik bahwa
dalam diskusi, dengan demikian antara guru dengan pesera didik. dengan berdiskusi mereka dapat saling
mampu membantu peserta didik mengemukakan pendapat secara konstruktif
untuk lebih tetap fokus akan Kelebihan Metode Tanya Jawab sehingga diperoleh keputusan yang lebih baik;
kemampuan yang dimilikinya.  Dapat mengalihkan perhatian pesera didik dan c. dan membiasakan pesera didik untuk mendengarkan
Kamzal, Muhjam. Husaini , Ayu memfokuskan pesera didik sekalipun pada saat itu pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
Indah Lestari. (2021). Pengaruh pesera didik sibuk bermain dan bercanda sesama pendapatnya serta membiasakan bersikap toleransi
Metode Pembelajaran Diskusi teman.
dengan Tipe Buzz Group  Dapat membentuk pola pikir ilmiah pesera didik Menurut Buchari Alma (2012: 57) kelemahan metode
terhadap Keaktifan Belajar Dapat membentuk mental pesera didik yang baik diskusi meliputi:
Siswa pada Mata Pelajaran IPS. dalam mengemukakan pendapat dan tanggung a. kemungkinan ada pesera didik yang tidak ikut aktif,
Jurnal Basicedu Vol 5 No 5. p- jawab. sehingga bagi pesera didik ini diskusi merupakan
ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-  Metode ini juga bisa membentuk moral pesera didik kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung
1147 karena diajarkan cara mengajukan pertanyaan sesuai jawab;
https://shorturl.at/lmnNY prosedur nya. b. peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
 Dapat menimbulkan rasa keakraban antara pesera dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka
Hasil Wawancara: didik dan guru. berbicara. Kelemahan-kelemahan tersebut tentunya
1. Guru: dapat diminimalisir apabila guru mampu
Metode yang dapat menumbuhkan Kekurangan Metode Tanya Jawab mengarahkan dan mengontrol jalannya diskusi
keaktifan belajar peserta didik adalah Adapun kekurangan metode tanya jawab adalah sebagai dengan baik
metode tanya jawab. berikut:
(Shaumi Azani Syafitri, S.Pd)  pesera didik merasa kurang nyaman atau takut Dengan demikian, sudah jelas bahwa jika metode diskusi
2. Kepala Madrasah apabila guru tak acuh atau tidak memberikan support ini diterapkan maka permasalahan kurang aktifnya
Keaktifan peserta didik dapat dilihat dan semangat untuk tampil berani. peserta didik di kelas dalam proses belajar mengajar
dari metode guru mengajar salah  Pertanyaan kadang-kadang menyulitkan pesera didik dapat diatasi. Sebaliknya, jika metode diskusi tidak
satunya adalah metode diskusi. untuk memahami. diterapkan maka masalah ketidakaktifan peserta didik
(Syamsuddin, S.Pd.I., M.Sos)  Problem waktu juga masalah karena memakan belum teratasi. Padahal keaktifan peserta didik didalam
3. Rekan sejawat: banyak waktu, pesera didik di tuntut untuk berpikir kelas sangat dibutuhkan untuk mehami materi dan hasil
Metode yang dapat digunakan guru terlebih dahulu belajar peserta didik.
di kelas agar peserta didik aktif
belajar adalah metode demonstrasi 3. Metode demonstrasi
dan metode diskusi. Mengapa? Daftar pustaka
(Susilawati, S.Pd) Menurut Abdul Majid (2013: 197), metode demonstrasi Ashna Putri Nuha, Syafira. Dkk. (2023). Pengaruh
4. Pengawas Madrasah adalah salah satu metode yang cukup efektif karena metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil terhadap
Metode yang efektif untuk membantu pesera didik untuk mencari jawaban dengan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata pelajaran
menumbuhkan keaktifan belajar usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Matematika. Vol. 5, No.1. EISSN 2528-7389.
peserta didik harus melibatkan Metode demonstrasi merupakan metode penyajian
peserta didik secara aktif dalam pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan Lufri, dkk. (2020). Metodologi pembelajaran: strategi,
proses pembelajaran. Guru dapat kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau pendekatan, model, metode pembelajaran. Malang: CV.
menggunakan berbagai strategi, benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar IDRH. ISBN: 978-623-7718-21-5
seperti diskusi kelompok, proyek tiruan.
kolaboratif, atau pembelajaran metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan
berbasis masalah. Yang terpenting memperagakan dan mempertunjukkan kepada pesera
adalah menggairahkan rasa ingin didik suatu proses, situasi maupun benda tertentu. Metode
tahu peserta didik dan memotivasi demonstrasi banyak digunakan dalam menjelaskan proses
mereka untuk belajar. pembuatan sesuatu atau proses mengerjakan sesuatu.
(Artina Harahap, S.Pd) Melalui metode demonstrasi ini, proses pembelajaran
5. Pakar Pendidikan menjadi lebih jelas, mudah dipahami, dan dapat
Guru dapat menggunakan metode mendorong kreativitas pesera didik.
diskusi, demonstrasi tetapi guru juga Manfaat Metode Demonstrasi
harus memahami keberagaman gaya Manfaat metode demonstrasi secara umum adalah
belajar peserta didik. Beberapa sebagai berikut:
peserta didik lebih responsif terhadap 1. Perhatian pesera didik lebih terpusat
pembelajaran visual, sementara yang 2. Proses pembelajaran menjadi lebih terarah
lain lebih suka belajar melalui 3. Pengalaman pembelajaran lebih melekat pada pesera
pendekatan auditif atau kinestetik. didik
Guru yang dapat menyesuaikan Kelebihan Metode Demonstrasi
metode pembelajaran mereka dengan Adapun kelebihan metode demonstrasi dalam proses
gaya belajar individu peserta didik pembelajaran meliputi:
akan lebih berhasil menumbuhkan 1. Perhatian pesera didik dapat dipusatkan, dan titik
keaktifan belajar. berat yang dianggap penting oleh guru dapat
(Dr. Nanda Eska Anugrah Nasution, diamati;
M.Pd) 2. Perhatian pesera didik akan lebih terpusat pada apa
yang didemonstrasikan, jadi proses pesera didik akan
lebih terarah dan akan mengurangi perhatian pesera
didik kepada masalah lain;
3. Dapat merangsang pesera didik untuk lebih aktif
dalam mengikuti proses belajar;
4. Dapat menambah pengalaman pesera didik;
5. Bisa membantu pesera didik ingat lebih lama tentang
materi yang disampaikan;
6. Dapat mengurangi kesalahpahaman karena
pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul dalam
pikiran tiap manusia.

Kekurangan Metode Demonstrasi


Sedangkan kekurangan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut:
1. Memerlukan waktu yang cukup lama;
2. Apabila terjadi kekurangan media, metode
demonstrasi menjadi kurang efisien;
3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama
untuk membeli bahan-bahannya;
4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
5. Apabila pesera didik tidak aktif maka metode
demonstrasi menjadi tidak efektif
(Fathurrahman, 2008:3).

4. Metode pembelajaran berdiferensiasi

Mengapa?
pembelajaran berdiferensiasi ini memiliki tujuan untuk
menciptakan kesetaraan belajar bagi semua pesera didik
dan menjembatani kesenjangan belajar antara yang
berprestasi dengan yang tidak berprestasi. Singkatnya,
pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran
yang dibuat sedemikian rupa sehingga pesera didik
merasa tertantang untuk belajar.

Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi


Pembelajaran berdiferensiasi banyak dianggap sebagai
metode ajar yang efektif karena beberapa hal, diantaranya
adalah:
a. Memberikan kesempatan yang sama bagi peserta
didik untuk berkembang.
b. Membuat peserta didik merasa senang dan
diperhatikan.
c. Guru menjadi lebih mudah untuk menyusun RPP
karena sudah tahu karakteristik belajar setiap peserta
didik, sehingga guru hanya tinggal menyesuaikan.

Kekurangan Pembelajaran Berdiferensiasi

Setiap pro pasti memiliki kontra, dan beberapa


kekurangan dari pembelajaran berdiferensiasi diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Guru tidak memiliki cukup waktu untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik secara
individual.
2. Walaupun proses menyusun RPP menjadi lebih
mudah, namun guru tetap dihadapkan pada tugas
yang berat karena harus membuat berbagai variasi
dalam pelaksanaan proses belajar.
3. Sekolah harus mengeluarkan biaya yang cukup besar,
karena dalam beberapa kasus guru membutuhkan
berbagai alat peraga dan perlengkapan lainnya untuk
memudahkan proses belajar.

Anda mungkin juga menyukai