Draft Seminar Hasil - Indah Wulansari
Draft Seminar Hasil - Indah Wulansari
Draft Seminar Hasil - Indah Wulansari
Indah Wulansari
24041118220
I. PENDAHULUAN
Kosmetik sudah dikenal sejak lama, yaitu sejak berabad-abad yang lalu. Sejak
abad ke-19, kosmetik sudah dikenal dan mulai mendapatkan perhatian dari berbagai
kalangan, tidak hanya dikenal sebagai kecantikan, akan tetapi kosmetik juga
besaran pada abad ke-20. Ilmu kosmetik dan perindustriannya mulai berkembang
merupakan sediaan atau bahan yang dimaksudkan untuk penggunaan di bagian luar
tubuh manusia (rambut, kuku, bibir, epidermis dan organ genital bagian luar) atau
gigi dan mukosa mulut. Penggunaan bahanatau sediaan ini bertujuan untuk
kosmetika dekoratif yang banyak digunakan saat ini adalah pemerah pipi, bedak,
maskara, lipstick, pelembab, foundation, eyeliner, pensil alis, eye shadow dan lain
sebagainya. Salah satu kosmetika dekoratif yang saat ini banyak digunakan adalah
rona segar pada pipi dan dapat memperjelas keindahan tulang pipi karena bisa
memberikan pipi jadi terlihat tirus dan lebih segar. Sehingga pada umumnya
pewarna pipi mempunyai warna yang menarik. Gradasi warna pada perona pipi
memiliki berbagai macam warna diantaranya yaitu merah, merah muda, jingga, dan
warna kecoklatan. Warna-warna perona pipi bila digunakan dengan baik dapar
dan kulit wajah. Sehingga warna perona pipi yang digunakan harus sesuai dengan
Blush on atau perona pipi merupakan salah satu jenis tata rias yang biasanya
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan
dapat memberikan efek segar pada wajah yang dipoleskan kosmetik tersebut. Blush
tinggi.5,6
Zat yang digunakan dalam pembuatan blush on adalah dari zat pewarna alami dan
zat pewarna sintetik. Zat pewarna sintetik bisa menimbulkan efek samping karena
yang ditimbulkan dari penggunaan zat pewarna sintetik tersebut sangatlah beragam,
yaitu diantaranya seperti flek hitam, jerawat, dan iritasi kulit. Zat berbahaya
tersebut bahkan dapat membuat iritasi kulit hingga dapat menimbulkan kanker
pewarna yang alami, yang mempunyai keunggulan yang tidak kalah dengan zat
pewarna sintetik. Pewarna alami yang dapat digunakan sebagai bahan dalam
pembuatan blush on diantaranya adalah: dari ekstrak daging buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus), ekstrak air buah jamblang atau duwet (Syzygium cumini),
dan ekstrak etanol kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex BI).
Tujuan Tujuan dilakukannya review artikel ini adalah untuk mengetahui dan
salah satu acuan bagi para pembaca atau peneliti yang sedang mencari Pustaka
mengenai formulasi dan evaluasi sediaan blush on dari beberapa tanaman serta
II. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam review artikel ini yaitu dengan pencarian
review artikel yang akan dibuat yaitu blush on. Literatur yang digunakan
merupakan jurnal yang bertaraf nasional yang berISSN dan jurnal nasional
yang berkaitan dengan formulasi dan evaluasi sediaan blush on compact powder
dari beberapa tanaman. Pencarian referensi dilakukan melalui search engine seperti
Google Scholar, Pubmed, Science Direct dan situs Website yang dapat mengakses
kunci “formulasi dan evaluasi sediaan blush on” dan “blush on dari beberapa
tanaman”. Selanjutnya yaitu menentukan jurnal yang akan digunakan sebagai jurnal
utama dan jurnal pendukung. Jurnal yang akan digunakan sebagai jurnal utama
yaitu jurnal yang data hasil ujinya akan ditampilkan dalam review artikel ini,
dengan tema formulasi sediaan blush on dari tanaman dalam bentuk compact
powder.
Sedangkan untuk jurnal pendukung yaitu jurnal yang mendukung data - data
dari jurnal utama yang menampilkan temuan penelitian lain dan mendukung
Tabel III. 1
Formulasi Sediaan Blush On dari Beberapa Tanaman
No Nama Konsentrasi
Bahan Kegunaan Referensi
Tanaman (%)
Kaolin 20 Adsorben /
pelekat
Zink 15 Covering
Oksida power
Kalsium 10
Absorben
karbonat
Isopropil 0,75
Pengikat
miristat 23
1 Buah Jamblang
Ekstrak 20
Zat aktif/
buah
pewarna
jamblang
Mika 20 Pewarna/
pengkilau
BHT 0,2 Antioksidan
Asam sitrat 0,15 Pengasaman
Talkum ad 100 Pengisi/ basis
Ekstak kulit 30 Zat aktif/
kayu manis pewarna
Kaolin 16 Pelekat/
adsorben
Magnesium 2 Penyerap/
karbonat Absorben
Titanium 10 Covering
dioksida power
Zink 4 Penstabil
Kulit Kayu 24
2 stearate warna/
Manis
pengikat
Zink 5 Covering
oksidum power
Oleum 3
Pewarna
cinnamomic
Olive oil 5,5 Pelembab/
emolien
Amilum 2,5 Pengikat
Talkum Ad 100 Pengisi
Ekstak buah 30 Zat aktif/
naga pewarna
Kaolin 10 Pelekat
Titanium 5
Fotokatalis 25
3 Buah Naga oksida
Zink 3
Pengikat
stearate
Isopropil 1
Pengikat
miristat
DMDM 0,1
Pengawet
hidantoin
Talkum Ad 3 g Pengisi
merupakan salah satu kelompok pigmen yang berwarna merah muda sampai
biru/ungu. Pigmen warna antosianin yang terdapat pada buah jamblang ini
dapat dilihat dari buahnya yang berwarna ungu kehitaman. 23 Sehingga dengan
adanya pigmen warna antosianin ini ekstrak air buah jamblang dapat
digunakan sebagai pewarna alami pada pembuatan sediaan blush on. Pada
formulasi ini ekstrak air buah jamblang digunakan sebagai pewarna, selain
pewarna pada formulasi ini digunakan kaolin sebagai adsorben atau pelekat,
Pada F2 zat aktif yang digunakan adalah ekstrak kulit kayu manis.
Ekstrak kulit kayu manis ini mempunyai banyak kandungan salah satu
kandungan pada kulit kayu manis ini adalah adanya kandungan minyak atsiri
Pada minyak atsiri ini senyawa yang banyak terkandung yaitu sinamaldehid
oksida sebagai covering power, titanium oksida dan zink oksida digunakakan
secara bersamaan karena titanium oksida ini kurang baik dalam proses
sebagai pengisi.
Pada F3 zat aktif yang digunakan adalah ekstrak daging buah naga.
Tanaman buah naga ini mengandung pigmen warna yang sama dengan buah
pewarna alami. Pada formulasi ini digunakan zat aktif ekstrak daging buah
naga sebagai pewarna alami sediaan blush on, kemudiaan pada formulasi ini
matahari mikroba akan mati ketika bersentuhan dengan titanium oksida ini. 26
sebagai pengisi.
Pada ketiga formulasi tersebut yaitu dari ekstrak daging buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus), ekstrak air buah jamblang atau duwet
(Syzygium cumini), dan ekstrak etanol kulit kayu manis (Cinnamomum
burmanni Nees ex BI). Ketiga tanaman tersebut digunakan sebagai pewarna
alami pada sediaan blush on, pada ketiga formulasi digunakan adsorben atau
sebagai pelekat yang sama yaitu kaolin, kaolin digunakan sebagai pelekat
karena kaolin bersifat higroskopis sehingga dapat melekatkan kosmetik pada
kulit wajah, penggunaan kaolin ini biasanya tidak lebih dari 25%. 27
Kemudian digunakan covering power pada formulasi pertama menggunakan
zink oksida, pada formulasi kedua digunakan zink oksida dan titanium oksida,
dan pada formuasi ketiga digunakan titanium oksida. Zink oksida dan
titanium oksida ini digunakan sebagai covering power yaitu untuk menutupi
kerusakan pada kulit seperti untuk menutupi pori-pori yang membesar dan
kulit yang berminyak. Zink oksida itu sendiri mempunyai sifat yaitu
teurapetik dan dapat menghilangkan kecacatan pada kulit. Akan tetapi,
penggunaan zink oksida ini harus dalam penggunaan yang cukup tidak boleh
berlebihan, karena apabila berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.
Titanium oksida ini befungsi sebagai fotokatalis, fotokatalis ini merupakan
reaksi kimia dimana reaksi tersebut melibatkan adanya sinar UV dan katalis
padat, pada salah satu penelitian didapatkan bahwa titanium oksida ini akan
membuat mikroba mati ketika dibawah sinae UV mikroba tersebut akan mati
jika bersentuhan dengan titanium oksida. 26 Zink oksida dan titanium oksida
ini bisa digunakan sebagai pemutih dan juga digunakan sebagai penyamar
noda hitam, jika terlalu banyak digunakan akan membuat wajah seperti
topeng.12 Kemudian digunakan pengikat pada formulasi pertama digunakan
isopropil miristat, kemudain formulasi kedua digunakan zink stearat dan
amilum, kemudian pada formulasi ketiga digunakan zink stearat dan isopropil
miristat. Isopropil miristat digunakan sebagai pengikat minyak dimana
kegunaanya adalah intuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat
sedangkan zink stearate digunakan sebagai pengikat kering dimana
penggunaannya adalah untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya sediaan
compact powder tersebut.12 Isopropil miristat digunakan sebagai pengikat
karena dapat mempengaruhi sifat dan karakteristik sediaan pewarna pipi
dalam bentuk compact powder, pada formulasi tersebut sebagai pengikat
digunakan isopropil miristat karena mempunyai viskositas rendah sehingga
dengan hal tersebut dapat membuat warna menjadi merata karena mudah
menyebar dalam sediaan, isopropil miristat juga bersifat emollient sehingga
memberikan kesan halus apabila digunakan. 23 Kemudian pada formulasi
pertama digunakan kalsium karbonat dan pada formulasi kedua digunakan
magnesium karbonat sebagai absorben (penyerap) kalsium karbonat ini dapat
menyerap keringat. Kemudian pada formulasi pertama digunakan mika
sebagai pelicin atau pewarna sedangkan pada formulasi kedua dan ketiga
tidak menggunakan bahan tersebut, penguunaan mika yaitu sebagai pewarna,
mika merupakan mineral yang disebut silicate minerals, pada saat mineral
dihancurkan dan menjadi bubuk akan menjadikan efek mengkilaukan,
sehingga pengunaan mika ini digunakan agar saat digunakan mempunyai efek
mengkilau yang alami.28 Kemudian pada formulasi pertama digunakan BHT
sebagai antioksidan untuk menjaga beberapa bahan tambahan dari degradasi
dan ketengikan, dan untuk penambahan zat atau bahan yang sangat mudah
teroksidasi seperti halnya dalam penambahan parfum. Kemudian pada
formulasi ketiga ditambahkan pengawet, bahan pengawet ini digunakan
untuk memperpanjang umur simpan produk dan untuk mecegah adanya
kerusakan pada sediaan serta dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Kemudian pada ketiga sediaaan digunakan talkum sebagi pengisi, talkum itu
sendiri bersifat mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, dapat menyebar
dengan mudah, dan memiliki tekstur halus sehingga pada saat diusapkan
dapat menyatu pada kulit.
Tabel III. 2
Bentuk/
Bentuk/
tekstur:
tekstur:
Bentuk / Padat
Padat/
tekstur: Halus Warna:
compact
Uji Warna: Merah
23–25
1 Warna:
Organoleptik Cokelat tua muda
Ungu
Bau: Khas sampai
Bau: Khas
kayu manis cerah
buah
Bau: Khas
jamblang
buah naga
Uji
23–25
2 Homogen Homogen Homogen
Homogenitas
23–25
3 Uji pH 4,99 5,8 5,00
Uji
23–25
4 Tidak retak Tidak retak Tidak retak
Kerapuhan
Baik/
Baik/ mudah Baik/ mudah
23–25
5 Uji daya oles mudah
dioles dioles
dioles
1. Uji Organoleptik
padat, berwarna coklat tua dan mempunyai bau khas kulit kayu
dihasilkan.24
2. Uji Homogenitas
tersebut dari tanaman buah jamblang, kulit kayu manis dan buah
3. Uji pH
pH ini tidak boleh terlalu tinggi karena dapat terjadi iritasi kulit
dan tidak boleh terlalu basa juga karena dapat membuat kulit
syarat.23
4. Uji Kerapuhan
keretakan.24
yang baik atau mudah untuk dioles dan warna dapat menempel.
persyaratan.
6. Uji Iritasi
alergi ayang terjadi atau tidak. Pada hasil yang diperoleh pada
7. Uji Kesukaan
Prospek: Jika dilihat dari prospek kedepannya sediaan blush on dalam bentuk
compact powder ini sebagai pewarna pipi dapat bekerja lebih efektif dengan
bentuk compact powder ini yaitu berasal dari ekstrak daging buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus), ekstrak air buah jamblang atau duwet (Syzygium
cumini), dan ekstrak etanol kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex
BI).
Rekomendasi: Diharapkan skripsi ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan
bagi para pembaca atau peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
terhadap tanaman lain yang dapat dijadikan sebagai salah satu zat aktif dalam
bentuk yang lainnya yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Selain dari
tanaman buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), buah jamblang atau duwet
(Syzygium cumini), kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex BI) yang
V. KESIMPULAN
bahwa tanaman buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), buah jamblang atau
BI) dapat dijadikan sebagai pewarna alami dalam pembuatan blush on dalam
bentuk compact powder. Dari hasil formulasi dan evaluasi sediaan yang
didapat dari review artikel tersebut dapat dilihat bahwa ketiga tanaman tersebut
mempunyai formulasi dan evaluasi sediaan yang memenuhi syarat, serta hasil
uji kesukaan sediaan blush on dari ekstrak buah naga paling disukai.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
No Nama Konsentrasi
Bahan Kegunaan Referensi
Tanaman (%)
Kaolin 20 Adsorben /
pelekat
Zink 15 Covering
Oksida power
Kalsium 10
Absorben
karbonat
Isopropil 0,75
Pengikat
miristat 23
1 Buah Jamblang
Ekstrak 20
Zat aktif/
buah
pewarna
jamblang
Mika 20 Pewarna/
pengkilau
BHT 0,2 Antioksidan
Asam sitrat 0,15 Pengasaman
Talkum ad 100 Pengisi/ basis
Ekstak kulit 30 Zat aktif/
kayu manis pewarna
Kaolin 16 Pelekat/
adsorben
Magnesium 2 Penyerap/
karbonat Absorben
Titanium 10 Covering
dioksida power
Zink 4 Penstabil
Kulit Kayu 24
2 stearate warna/
Manis
pengikat
Zink 5 Covering
oksidum power
Oleum 3
Pewarna
cinnamomic
Olive oil 5,5 Pelembab/
emolien
Amilum 2,5 Pengikat
Talkum Ad 100 Pengisi
Ekstak buah 30 Zat aktif/
naga pewarna
Kaolin 10 Pelekat
Titanium 5
Fotokatalis
oksida
Zink 3 25
3 Buah Naga Pengikat
stearate
Isopropil 1
Pengikat
miristat
DMDM 0,1
Pengawet
hidantoin
Talkum Ad 3 g Pengisi
LAMPIRAN 2
Bentuk/
Bentuk/
tekstur:
tekstur:
Bentuk / Padat
Padat/
tekstur: Halus Warna:
compact
Uji Warna: Merah
23–25
1 Warna:
Organoleptik Cokelat tua muda
Ungu
Bau: Khas sampai
Bau: Khas
kayu manis cerah
buah
Bau: Khas
jamblang
buah naga
Uji
23–25
2 Homogen Homogen Homogen
Homogenitas
23–25
3 Uji pH 4,99 5,8 5,00
Uji
23–25
4 Tidak retak Tidak retak Tidak retak
Kerapuhan
Baik/
Baik/ mudah Baik/ mudah
23–25
5 Uji daya oles mudah
dioles dioles
dioles