Draft Seminar Hasil - Indah Wulansari

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

REVIEW : FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN BLUSH

ON DARI TANAMAN BUAH JAMBLANG, BUAH NAGA DAN


KAYU MANIS DALAM BENTUK COMPACT POWDER

Indah Wulansari
24041118220

I. PENDAHULUAN
Kosmetik sudah dikenal sejak lama, yaitu sejak berabad-abad yang lalu. Sejak

abad ke-19, kosmetik sudah dikenal dan mulai mendapatkan perhatian dari berbagai

kalangan, tidak hanya dikenal sebagai kecantikan, akan tetapi kosmetik juga

dikenal sebagai Kesehatan. Kemudian kosmetik dapat berkembang secara besar-

besaran pada abad ke-20. Ilmu kosmetik dan perindustriannya mulai berkembang

secara besar-besaran pada abad ke-20 tersebut.1,2 Menurut BPOM kosmetik

merupakan sediaan atau bahan yang dimaksudkan untuk penggunaan di bagian luar

tubuh manusia (rambut, kuku, bibir, epidermis dan organ genital bagian luar) atau

gigi dan mukosa mulut. Penggunaan bahanatau sediaan ini bertujuan untuk

mewangikan, membersihkan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau

badan atau melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik.3

*) Tugas Akhir S1 yang akan disampaikan di Program S1 Farmasi


F-MIPA UNIGA pada
Hari/tanggal :
Tempat :
KBK : Teknologi Farmasi
Pembimbing Utama : Kolonel. Kes Akmal, M.Si., Apt.
Pembimbing Serta : Framesti Frisma, M.Si
Berdasarkan penggunaannya, kosmetik dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu kosmetika perawatan dan kosmetika dekoratif. . Beberapa contoh dari

kosmetika dekoratif yang banyak digunakan saat ini adalah pemerah pipi, bedak,

maskara, lipstick, pelembab, foundation, eyeliner, pensil alis, eye shadow dan lain

sebagainya. Salah satu kosmetika dekoratif yang saat ini banyak digunakan adalah

perona pipi/rouge/blush on, dimana penggunaannya bertujuan untuk menghasilkan

rona segar pada pipi dan dapat memperjelas keindahan tulang pipi karena bisa

memberikan pipi jadi terlihat tirus dan lebih segar. Sehingga pada umumnya

pewarna pipi mempunyai warna yang menarik. Gradasi warna pada perona pipi

memiliki berbagai macam warna diantaranya yaitu merah, merah muda, jingga, dan

warna kecoklatan. Warna-warna perona pipi bila digunakan dengan baik dapar

memperlihatkan kelebihan dan dapat mengurangi kekurangan pada bentuk wajah

dan kulit wajah. Sehingga warna perona pipi yang digunakan harus sesuai dengan

maksud dan tujuannya.4,5

Blush on atau perona pipi merupakan salah satu jenis tata rias yang biasanya

penggunaan blush on adalah dengan mengaplikasikan warna pada pipi dengan

sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah dan

dapat memberikan efek segar pada wajah yang dipoleskan kosmetik tersebut. Blush

on terdapat dalam berbagai bentuk yaitu cair, cream, padat/cake, dan

powder/bubuk. Pada umumnya blush on konvensional mengandung pigmen

berwarna merah atau berwarna merah kecoklatan dengan kandungannya yang

tinggi.5,6
Zat yang digunakan dalam pembuatan blush on adalah dari zat pewarna alami dan

zat pewarna sintetik. Zat pewarna sintetik bisa menimbulkan efek samping karena

mengandung bahan-bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan kulit. Bahaya

yang ditimbulkan dari penggunaan zat pewarna sintetik tersebut sangatlah beragam,

yaitu diantaranya seperti flek hitam, jerawat, dan iritasi kulit. Zat berbahaya

tersebut bahkan dapat membuat iritasi kulit hingga dapat menimbulkan kanker

kulit.4Sehingga unruk mengurangi zat pewarna berbahaya bisa menggunakan zat

pewarna yang alami, yang mempunyai keunggulan yang tidak kalah dengan zat

pewarna sintetik. Pewarna alami yang dapat digunakan sebagai bahan dalam

pembuatan blush on diantaranya adalah: dari ekstrak daging buah naga merah

(Hylocereus polyrhizus), ekstrak air buah jamblang atau duwet (Syzygium cumini),

dan ekstrak etanol kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex BI).

Tujuan Tujuan dilakukannya review artikel ini adalah untuk mengetahui dan

menelaah informasi mengenai beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan

sebagai sediaan blush on dalam bentuk compact powder.

Manfaat review Diharapkan review artikel ini dapat bermanfaat sebagai

salah satu acuan bagi para pembaca atau peneliti yang sedang mencari Pustaka

mengenai formulasi dan evaluasi sediaan blush on dari beberapa tanaman serta

dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

II. METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam review artikel ini yaitu dengan pencarian

serta menganalisis studi literatur dari berbagai jurnal nasional maupun


internasional. Studi literatur yang digunakan adalah yang berkaitan dengan tema

review artikel yang akan dibuat yaitu blush on. Literatur yang digunakan

merupakan jurnal yang bertaraf nasional yang berISSN dan jurnal nasional

terakreditasi SINTA maupun jurnal internasional berISSN yang diterbitkan secara

yang berkaitan dengan formulasi dan evaluasi sediaan blush on compact powder

dari beberapa tanaman. Pencarian referensi dilakukan melalui search engine seperti

Google Scholar, Pubmed, Science Direct dan situs Website yang dapat mengakses

jurnal-jurnal nasional atau internasional yang berISSN dengan menggunakan kata

kunci “formulasi dan evaluasi sediaan blush on” dan “blush on dari beberapa

tanaman”. Selanjutnya yaitu menentukan jurnal yang akan digunakan sebagai jurnal

utama dan jurnal pendukung. Jurnal yang akan digunakan sebagai jurnal utama

yaitu jurnal yang data hasil ujinya akan ditampilkan dalam review artikel ini,

dengan tema formulasi sediaan blush on dari tanaman dalam bentuk compact

powder.

Sedangkan untuk jurnal pendukung yaitu jurnal yang mendukung data - data

dari jurnal utama yang menampilkan temuan penelitian lain dan mendukung

pustaka dalam review artikel ini.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan hasil penelusuran pustaka mengenai

formulasi sediaan blush on dari beberapa tanaman, diantaranya :

Tabel III. 1
Formulasi Sediaan Blush On dari Beberapa Tanaman

No Nama Konsentrasi
Bahan Kegunaan Referensi
Tanaman (%)
Kaolin 20 Adsorben /
pelekat
Zink 15 Covering
Oksida power
Kalsium 10
Absorben
karbonat
Isopropil 0,75
Pengikat
miristat 23
1 Buah Jamblang
Ekstrak 20
Zat aktif/
buah
pewarna
jamblang
Mika 20 Pewarna/
pengkilau
BHT 0,2 Antioksidan
Asam sitrat 0,15 Pengasaman
Talkum ad 100 Pengisi/ basis
Ekstak kulit 30 Zat aktif/
kayu manis pewarna
Kaolin 16 Pelekat/
adsorben
Magnesium 2 Penyerap/
karbonat Absorben
Titanium 10 Covering
dioksida power
Zink 4 Penstabil
Kulit Kayu 24
2 stearate warna/
Manis
pengikat
Zink 5 Covering
oksidum power
Oleum 3
Pewarna
cinnamomic
Olive oil 5,5 Pelembab/
emolien
Amilum 2,5 Pengikat
Talkum Ad 100 Pengisi
Ekstak buah 30 Zat aktif/
naga pewarna
Kaolin 10 Pelekat
Titanium 5
Fotokatalis 25
3 Buah Naga oksida
Zink 3
Pengikat
stearate
Isopropil 1
Pengikat
miristat
DMDM 0,1
Pengawet
hidantoin
Talkum Ad 3 g Pengisi

Berdasarkan tabel formulasi sediaan blush on dalam bentuk compact

powder tersebut pada F1 yaitu menggunakan ekstrak air buah jamblang.

Tanaman buah jamblang ini mempunyai banyak kandungan yang bermanfaat,

salah satu kandungan buah jamblang ini adalah antosianin, antosianin

merupakan salah satu kelompok pigmen yang berwarna merah muda sampai

biru/ungu. Pigmen warna antosianin yang terdapat pada buah jamblang ini

dapat dilihat dari buahnya yang berwarna ungu kehitaman. 23 Sehingga dengan

adanya pigmen warna antosianin ini ekstrak air buah jamblang dapat

digunakan sebagai pewarna alami pada pembuatan sediaan blush on. Pada

formulasi ini ekstrak air buah jamblang digunakan sebagai pewarna, selain

pewarna pada formulasi ini digunakan kaolin sebagai adsorben atau pelekat,

kemudian digunakan zink oksida sebagai covering power, kalsium karbonat

sebagai adsorben, isopropil miristat sebagai pengikat, mika sebagai pewarna

atau pengkilau, BHT sebagai antioksidan, asam sitrat sebagai pengasaman

dan digunakan talkum sebagai pengisi.

Pada F2 zat aktif yang digunakan adalah ekstrak kulit kayu manis.

Ekstrak kulit kayu manis ini mempunyai banyak kandungan salah satu

kandungan pada kulit kayu manis ini adalah adanya kandungan minyak atsiri

Pada minyak atsiri ini senyawa yang banyak terkandung yaitu sinamaldehid

60,72%, eugenol 17,62% dan kumarin 13,39%. 22 Pada formulasi ini

digunakan kaolin sebagai pelekat, kemudian menggunakan magnesium


karbonat sebagai penyerap, kemmudian dingunakan titanium oksida dan zink

oksida sebagai covering power, titanium oksida dan zink oksida digunakakan

secara bersamaan karena titanium oksida ini kurang baik dalam proses

pencampuran daripada zink oksida, kemudian digunakan zink stearate

sebagai pengikat, oleum cinnamimic sebagai pewarna, olive oil sebagai

pelembab atau emolien, amilum sebagai pengikat dan digunakan talkum

sebagai pengisi.

Pada F3 zat aktif yang digunakan adalah ekstrak daging buah naga.

Tanaman buah naga ini mengandung pigmen warna yang sama dengan buah

jamblang yaitu pigmen warna antosianin yang dapat digunakan sebagai

pewarna alami. Pada formulasi ini digunakan zat aktif ekstrak daging buah

naga sebagai pewarna alami sediaan blush on, kemudiaan pada formulasi ini

digunakan kaolin sebagai pelekat, kemudian digunakan titanium oksida

sebagai fotokatalis, pada penelitian membuktikan bahwa di bawah sinar

matahari mikroba akan mati ketika bersentuhan dengan titanium oksida ini. 26

Kemudian digunakan zink stearat dan isopropil miristat sebagai pengikat,

digunakan DMDM hidantoin sebagai pengawet dan dingunakan talkum

sebagai pengisi.

Pada ketiga formulasi tersebut yaitu dari ekstrak daging buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus), ekstrak air buah jamblang atau duwet
(Syzygium cumini), dan ekstrak etanol kulit kayu manis (Cinnamomum
burmanni Nees ex BI). Ketiga tanaman tersebut digunakan sebagai pewarna
alami pada sediaan blush on, pada ketiga formulasi digunakan adsorben atau
sebagai pelekat yang sama yaitu kaolin, kaolin digunakan sebagai pelekat
karena kaolin bersifat higroskopis sehingga dapat melekatkan kosmetik pada
kulit wajah, penggunaan kaolin ini biasanya tidak lebih dari 25%. 27
Kemudian digunakan covering power pada formulasi pertama menggunakan
zink oksida, pada formulasi kedua digunakan zink oksida dan titanium oksida,
dan pada formuasi ketiga digunakan titanium oksida. Zink oksida dan
titanium oksida ini digunakan sebagai covering power yaitu untuk menutupi
kerusakan pada kulit seperti untuk menutupi pori-pori yang membesar dan
kulit yang berminyak. Zink oksida itu sendiri mempunyai sifat yaitu
teurapetik dan dapat menghilangkan kecacatan pada kulit. Akan tetapi,
penggunaan zink oksida ini harus dalam penggunaan yang cukup tidak boleh
berlebihan, karena apabila berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.
Titanium oksida ini befungsi sebagai fotokatalis, fotokatalis ini merupakan
reaksi kimia dimana reaksi tersebut melibatkan adanya sinar UV dan katalis
padat, pada salah satu penelitian didapatkan bahwa titanium oksida ini akan
membuat mikroba mati ketika dibawah sinae UV mikroba tersebut akan mati
jika bersentuhan dengan titanium oksida. 26 Zink oksida dan titanium oksida
ini bisa digunakan sebagai pemutih dan juga digunakan sebagai penyamar
noda hitam, jika terlalu banyak digunakan akan membuat wajah seperti
topeng.12 Kemudian digunakan pengikat pada formulasi pertama digunakan
isopropil miristat, kemudain formulasi kedua digunakan zink stearat dan
amilum, kemudian pada formulasi ketiga digunakan zink stearat dan isopropil
miristat. Isopropil miristat digunakan sebagai pengikat minyak dimana
kegunaanya adalah intuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat
sedangkan zink stearate digunakan sebagai pengikat kering dimana
penggunaannya adalah untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya sediaan
compact powder tersebut.12 Isopropil miristat digunakan sebagai pengikat
karena dapat mempengaruhi sifat dan karakteristik sediaan pewarna pipi
dalam bentuk compact powder, pada formulasi tersebut sebagai pengikat
digunakan isopropil miristat karena mempunyai viskositas rendah sehingga
dengan hal tersebut dapat membuat warna menjadi merata karena mudah
menyebar dalam sediaan, isopropil miristat juga bersifat emollient sehingga
memberikan kesan halus apabila digunakan. 23 Kemudian pada formulasi
pertama digunakan kalsium karbonat dan pada formulasi kedua digunakan
magnesium karbonat sebagai absorben (penyerap) kalsium karbonat ini dapat
menyerap keringat. Kemudian pada formulasi pertama digunakan mika
sebagai pelicin atau pewarna sedangkan pada formulasi kedua dan ketiga
tidak menggunakan bahan tersebut, penguunaan mika yaitu sebagai pewarna,
mika merupakan mineral yang disebut silicate minerals, pada saat mineral
dihancurkan dan menjadi bubuk akan menjadikan efek mengkilaukan,
sehingga pengunaan mika ini digunakan agar saat digunakan mempunyai efek
mengkilau yang alami.28 Kemudian pada formulasi pertama digunakan BHT
sebagai antioksidan untuk menjaga beberapa bahan tambahan dari degradasi
dan ketengikan, dan untuk penambahan zat atau bahan yang sangat mudah
teroksidasi seperti halnya dalam penambahan parfum. Kemudian pada
formulasi ketiga ditambahkan pengawet, bahan pengawet ini digunakan
untuk memperpanjang umur simpan produk dan untuk mecegah adanya
kerusakan pada sediaan serta dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Kemudian pada ketiga sediaaan digunakan talkum sebagi pengisi, talkum itu
sendiri bersifat mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, dapat menyebar
dengan mudah, dan memiliki tekstur halus sehingga pada saat diusapkan
dapat menyatu pada kulit.

I.1.1 Evaluasi Sediaan Blush On

Berikut ini merupakan hasil penelusuran pustaka mengenai

formulasi sediaan blush on dari beberapa tanaman, diantaranya :

Tabel III. 2

Evaluasi Sediaan Blush On dari Beberapa Tanaman


Ekstrak air Ekstrak Ekstrak
Referens
No Evaluasi buah kulit kayu daging
i
jamblang manis buah naga

Bentuk/
Bentuk/
tekstur:
tekstur:
Bentuk / Padat
Padat/
tekstur: Halus Warna:
compact
Uji Warna: Merah
23–25
1 Warna:
Organoleptik Cokelat tua muda
Ungu
Bau: Khas sampai
Bau: Khas
kayu manis cerah
buah
Bau: Khas
jamblang
buah naga

Uji
23–25
2 Homogen Homogen Homogen
Homogenitas
23–25
3 Uji pH 4,99 5,8 5,00

Uji
23–25
4 Tidak retak Tidak retak Tidak retak
Kerapuhan

Baik/
Baik/ mudah Baik/ mudah
23–25
5 Uji daya oles mudah
dioles dioles
dioles

Tidak Tidak Tidak


23–25
6 Uji iritasi
mengiritasi mengiritasi mengiritasi
23–25
7 Uji kesukaan Suka Suka Suka

1. Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik ini dilakukan pengamatan

bentuk, warna dan bau. Dari hasil yang di dapatkan berdasarkan

hasil uji organoleptik dari ketiga formula tersebut menunjukkan

sediaan blush on dalam bentuk compact powder tersebut sudah

sesuai kriteria. Pada tanaman yang pertama yaitu buah jamblang

menunjukkan sediaan dalam bentuk yang padat, berwarna ungu

dan bau khas buah jamblang. Kemudian pada tanaman kedua

yaitu pada kulit kayu manis menunjukkan sediaan dalam bentuk

padat, berwarna coklat tua dan mempunyai bau khas kulit kayu

manis. Kemuadian yang ketiga tanaman buah naga menunjukkan

sediaan dalam bentuk yang padat, berwarna merah muda sangat

cerah dan mempunyai bau yang khas buah naga. Konsentrasi

ekstrak sangat mempengaruhi warna yang dihasilkan, semakin

tinggi konsentrasinya maka semakin cerah pula warna yang

dihasilkan.24

2. Uji Homogenitas

Pada pengujian homogenitas pada ketiga sediaan

tersebut dari tanaman buah jamblang, kulit kayu manis dan buah

naga, ketiganya menunjukkan hasil yang homogen. Hal tersebut

dikatakan homogen karena pada setiap sediaannya tidak terlihat


adanya butiran kasar pada sediaan dan warnanya merata,

sehingga sediaan blush on dalam bentuk compact powder ini

dapat dikatakan homogen.

3. Uji pH

Pengujian pH ini bertujuan untuk mengetahui apakah

sediaan yang digunakan sudah sesuai dengan pH kulit normal

atau tidak, pH kulit yang normal berada pada pH 4,6-6,5.29 Nilai

pH ini tidak boleh terlalu tinggi karena dapat terjadi iritasi kulit

dan tidak boleh terlalu basa juga karena dapat membuat kulit

menjadi kering. Berdasarkan perngukuran pH yang diperoleh

yaitu tanaman pertama buah jamblang memperoleh pH 4,99,

kemudian tanaman kedua adalah kulit kayu manis memperoleh

pH 5,8 dan yang ketiga tanaman buah naga memperoleh pH 5,0.

Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa ketiga tanaman

tersebut berada pada interval kulit normal sehingga memenuhi

syarat.23

4. Uji Kerapuhan

Pada pengujian kerapuhan ini bertujuan untuk

mengetahui apakah sediaan mempunyai kepadatan yang sesuai

dengan sediaan blush on dalam bentuk compact powder, uji

kerapuhan ini mempunyai syarat agar dapat dikatakan sediaan

yang baik sediaan tersebut tidak boleh retak atau pecah.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada ketiga tanaman tersebut


baik dari tanaman buah jamblang, kulit kayu manis dan buah

naga ketiganya menunjukkan hasil yang baik yaitu tidak adanya

keretakan.24

5. Uji Daya Oles

Pengujian daya oles ini dilakukan dengan cara

sediaan dioleskan pada punggung tangan, kemudian sediaan

tersebut dapat mempunyai daya oles yang baik apabila warna

pada sediaan tersebut dapat menempel pada punggung tangan

dengan melakukan beberapa kali pemolesan. 25 Pada hasil yang

diperoleh dari ketiga tanaman tersebut mempunyai daya oles

yang baik atau mudah untuk dioles dan warna dapat menempel.

Sehingga ketiga sediaan tersebut dapat dikatan sediaan yang

mempunyai daya oles yang baik karena sesuai dengan

persyaratan.

6. Uji Iritasi

Pada pengujian iritasi ini dilakukan bertujuan untuk

mengetahui apakah sediaan blush on yang dibuat tersebut dapat

membuat iritasi pada kulit atau tidak. Pengujian iritasi pada

tanaman pertama yaitu buah jamblang, pada pengujian ini

dilakukan dengan cara dioleskan sediaan blush on ini dan

didiamkan selama 15 menit kemudian diamati apakah ada reaksi

alergi ayang terjadi atau tidak. Pada hasil yang diperoleh pada

tanaman buah jamblang ini adalah tidak adanya iritasi yang


terjadi. Kemudian pada tanaman kedua yaitu tanaman kulit kayu

manis, pada pengujian sediaan tanaman ini dilakukan dengan

cara in vivo menggunakan kulit kelinci putih sebagai hewan uji.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tanaman kulit kayu manis

ini didapatkan bahwa sediaan blush on tidak mengiritasi kulit.

Kemudian pada tanaman yang ketiga yaitu tanaman buah naga,

pada pengujian ini dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan

blush on tersebut ke bagian belakang kulit telinga 10 orang

penelis. Hasil yang diperoleh pada sediaan blush on tanaman ini

adalah tidak terjadi iritasi. Pada ketiga tanaman tersebut dapat

diperoleh hasil bahwa ketiga tanaman tersebut aman untuk

digunakan karena tidak adanya reaksi iritasi yang terjadi.

7. Uji Kesukaan

Pengujian kesukaan ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat kesukaan pada sediaan yang telah dibuat. Pada pengujian

terhadap tanaman pertama yaitu buah jamblang dilakukan

dengan menggunakan 10 orang untuk menyapukan sediaan

tersebut pada kulit tangan 10 orang tersebut, kemudian setiap

orang tersebut dapat memberikan penilaian tingkat kesukannya

terhadap sediaan yang dibuat. Hasil yang diperoleh pada sediaan

tersebut adalah panelis tersebut menyukai sediaan yang dibuat.

Kemudian pada tanaman yang kedua yaitu kulit kayu manis,

pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan penelitian


terhadap 20 orang panelis dengan cara sediaan yang dibuat

dilihat warnanya, dihihup aromanya dan dioleskan paa kulit

bagian punggung tangan. Hasil yang diperoleh pada uji kesukaan

tersebut yaitu sebanyak 87% panelis menyukai sediaan blush on

yang dibuat tersebut. Kemudian yang ketiga adalah tanaman

buah naga, pada pengujian ini dilakukan dengan cara 30 orang

panelis memoleskan sediaan blush on tersebut pada kulit

punggung tangan, yang dilihat pada pengujian ini adalaha

tekstur, kemudian mudah atau tidaknya dalam pemakaiannya,

warna yang dihasilkan timbul atau tidak ketika diaplikasikan,

dan bagaimana aroma sediaan tersebut. Hasil yang diperoleh dari

sediaan tanaman buah naga tersebut dari 30 orang panelis adalah

sediaan blush on yang mempunyai tekstur yang lembut,

kemudahan blush on saat diaplikasikan lebih mudah, intensitas

warnanya sangat disukai oleh panelis, aromanya sangat disukai

oleh panelis karena mempunyai aroma yang khas buah naga.

Sehingga blush on dalam sediaan tersebut disukai oleh panelis.

IV. PROSPEK DAN REKOMENDASI

Prospek: Jika dilihat dari prospek kedepannya sediaan blush on dalam bentuk

compact powder ini sebagai pewarna pipi dapat bekerja lebih efektif dengan

memperhatikan pemilihan bahan-bahan yang disesuaikan dengan

karakteristiknya. Saat ini sudah terdapat beberapa sediaan blush on dalam

bentuk compact powder ini yaitu berasal dari ekstrak daging buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus), ekstrak air buah jamblang atau duwet (Syzygium

cumini), dan ekstrak etanol kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex

BI).

Rekomendasi: Diharapkan skripsi ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan

bagi para pembaca atau peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut

terhadap tanaman lain yang dapat dijadikan sebagai salah satu zat aktif dalam

pembuatan sediaan blush on dalam bentuk compact powder atau dalam

bentuk yang lainnya yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Selain dari

tanaman buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), buah jamblang atau duwet

(Syzygium cumini), kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex BI) yang

dapat dijadikan sebagai pewarna alami.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan review artikel yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa tanaman buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), buah jamblang atau

duwet (Syzygium cumini), kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Nees ex

BI) dapat dijadikan sebagai pewarna alami dalam pembuatan blush on dalam

bentuk compact powder. Dari hasil formulasi dan evaluasi sediaan yang

didapat dari review artikel tersebut dapat dilihat bahwa ketiga tanaman tersebut

mempunyai formulasi dan evaluasi sediaan yang memenuhi syarat, serta hasil

uji kesukaan sediaan blush on dari ekstrak buah naga paling disukai.
DAFTAR PUSTAKA

1. Liana, C. & Nikmah, K. Perubahan konsep kecantikan menurut iklan kosmeik di


majalah femina tahun 1977-1995. AVARA, e-Journal Pendidikan Sejarah 4, 167–
180 (2016).
2. Pangaribuan, L. Efek samping kosmetik dan penanganannya bagi kaum
perempuan. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera 15, 20–25 (2017).
3. Agustina, L., Shoviantari, F. & Yuliati, N. Penyuluhan kosmetik yang aman dan
notifikasi kosmetik. Journal of Community Engagement and Employment 02, 45–
49 (2020).
4. Ramani, S., Cahaya Himawan, H. & Kurniawati, N. Formulasi sediaan blush on
ekstrak kayu secang (Caesalpiinia sappan L) sebagai pewarna alami dalam bentuk
powder. Jurnal Farmamedika 6, 1–9 (2021).
5. Yuliana, A., Nurdianti, L., Fitriani, F. & Amin, S. Formulasi dan evaluasi
kosmetik dekoratif perona pipi dari ekstrak angkak (Monascus purpureus) sebagai
pewarna dengan menggunakan leislin sebagai pelembab kulit. FITOFARMAKA:
Jurnal Ilmiah Farmasi 10, 1–11 (2020).
6. Setyawaty, R., Dwiyanti, M. & Dewanto, D. Production of Compact Powder
Blush on from Secang Wood (Caesalpinia sappan L.) Extract. Majalah
Farmaseutik 16, 125 (2020).
7. Sinta Murlistyarini, Suci Prawitasari & Lita Setyowatie. Intisari Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin. (UB Press, 2018).
8. Kalangi, S. J. Histofisiologi kulit. Jurnal Biomedik 5, 12–16 (2013).
9. Muliyawan, dewi & Suriana, N. A-Z Tentang Kosmetik. (PT Elex Media
Komputindo, 2013).
10. Tranggono, R. & Latifah, F. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
(Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, 2017).
11. Adnan, I. Tampil Cantik dan Alami Dalam 15 Menit. (DeMedia, 2014).
12. Bu’ulolo, P. Formulasi Sediaan Pemerah Pipi Kombinasi Ekstrak Umbi Bit Merah
(Beta vulgaris L) dan Ekstrak Angkak Dalam Bentuk Stick. (Institut Kesehatan
Helvetia Medan , 2019).
13. Allen, L. Handbook of Pharmaceutical Exepients, Sixth Edition. (Pharmaceutical
Press and American Pharmacists Assosiation, 2009).
14. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. (1979).
15. Margaret, E., Adiansyah & Sitohang, L. Formulasi dan Evaluasi Sediaan Perona
Pipi (Blush on) Cream Dari Ekstrak Etanol Biji Buah Terong Belanda (Solanum
brtaceum Cav.) Sebagai Pewarna Alami. Farmanesia 6, 61 (2019).
16. Yuliarti, N. Bisnis Buah Naga. (IPB Press, 2012).
17. Kristanto, D. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. (Penebar
Swadaya, 2016).
18. Warisno & Dahana, K. Buku Pintar Bertanam Buah Naga. (Gramedia Pustaka
Utama, 2010).
19. Dahlia, E. & Khasanah, S. Aplikasi Iradiasi Sinar Gamma Terhadap
Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Jamblang (Syzygium cumini).
(Universitas Nasional, 2019).
20. Ilus, Y. & Kusriani, H. Kajian Pustaka Antosianin Dari Buah Duwt atau
Jamblang. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung (2014).
21. Emilda. Efek Senyawa Bioaktif Kayu Manis (Cinnamomum burmanii NEES
EX.BL) Terhadap Diabetes Melitus. JFFI 5, 246–252 (2018).
22. Ratna, D. & Fairuz, S. Herbal dan Rempah. (Scopindo Media Pustaka, 2022).
23. Riani Letelay, Y., Lanawati Darsono, F. & Wijaya, S. Formulasi Sediaan Pemerah
Pipi Ekstrak Air Buah Syzygium cumini dalam Bentuk Compact Powder.
JOURNAL OF PHARMACEY SCIENCE AND PRACTIVE 4, 1–6 (2017).
24. Nurhabibah, Najihudin, A. & Suci Indriawati, D. Formulation and Evaluation of
Blush On Preparations From The Ethanol Extract of Cinnamon (Cinnamomum
burmanni Nees ex Bl). Jurnal Ilmiah Farmako Bahari 9, 33–43 (2018).
25. Butar-Butar, M. E. T., Sianturi, S. & Fajar, F. G. Formulasi dan Evaluasi Blush on
Compact powder Ekstrak Daging Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai
Coloring Agent. Majalah Farmasetika 8, 27 (2022).
26. Sianita, M., Darmawan, A. & Azmiyawati, C. Uji Aktivitas Fotokatalis Genteng
Berglasir Silika/TiO2 terhadap Degradasi Larutan Indigo Carmine, Metanil
Yellow dan Rhodamin. Juenal Kimia Sains dan Aplikasi 20, 53–57 (2017).
27. Nurhayati, I. Pembuatan Blush On dari Buah Naga. (Universitas Negeri
Semarang, 2016).
28. Eka, A. Kelayakan Blush On Shimmer Dengan Pewarna Alami Ekstrak Buah Bit
Berbentuk Compact. (Universitas Negeri Semarang, 2019).
29. Purnama, N., Damayanti, L. & Prasetiawati, T. Uji Mutu Fisik Sediaan Toner
yang Beredar Dikota Bengkulu. Jurnal Ilmiah Farmacy 7, 255 (2020).

LAMPIRAN 1

Formulasi Sediaan Blush On dari Beberapa Tanaman

No Nama Konsentrasi
Bahan Kegunaan Referensi
Tanaman (%)
Kaolin 20 Adsorben /
pelekat
Zink 15 Covering
Oksida power
Kalsium 10
Absorben
karbonat
Isopropil 0,75
Pengikat
miristat 23
1 Buah Jamblang
Ekstrak 20
Zat aktif/
buah
pewarna
jamblang
Mika 20 Pewarna/
pengkilau
BHT 0,2 Antioksidan
Asam sitrat 0,15 Pengasaman
Talkum ad 100 Pengisi/ basis
Ekstak kulit 30 Zat aktif/
kayu manis pewarna
Kaolin 16 Pelekat/
adsorben
Magnesium 2 Penyerap/
karbonat Absorben
Titanium 10 Covering
dioksida power
Zink 4 Penstabil
Kulit Kayu 24
2 stearate warna/
Manis
pengikat
Zink 5 Covering
oksidum power
Oleum 3
Pewarna
cinnamomic
Olive oil 5,5 Pelembab/
emolien
Amilum 2,5 Pengikat
Talkum Ad 100 Pengisi
Ekstak buah 30 Zat aktif/
naga pewarna
Kaolin 10 Pelekat
Titanium 5
Fotokatalis
oksida
Zink 3 25
3 Buah Naga Pengikat
stearate
Isopropil 1
Pengikat
miristat
DMDM 0,1
Pengawet
hidantoin
Talkum Ad 3 g Pengisi

LAMPIRAN 2

Ekstrak air Ekstrak Ekstrak


Referens
No Evaluasi buah kulit kayu daging
i
jamblang manis buah naga

Bentuk/
Bentuk/
tekstur:
tekstur:
Bentuk / Padat
Padat/
tekstur: Halus Warna:
compact
Uji Warna: Merah
23–25
1 Warna:
Organoleptik Cokelat tua muda
Ungu
Bau: Khas sampai
Bau: Khas
kayu manis cerah
buah
Bau: Khas
jamblang
buah naga
Uji
23–25
2 Homogen Homogen Homogen
Homogenitas
23–25
3 Uji pH 4,99 5,8 5,00

Uji
23–25
4 Tidak retak Tidak retak Tidak retak
Kerapuhan

Baik/
Baik/ mudah Baik/ mudah
23–25
5 Uji daya oles mudah
dioles dioles
dioles

Tidak Tidak Tidak


23–25
6 Uji iritasi
mengiritasi mengiritasi mengiritasi
23–25
7 Uji kesukaan Suka Suka Suka

Anda mungkin juga menyukai