TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALi KOTA NOMOR 1 TAHUN 2020 TENTANG
1
2. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau,
Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota
Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 175, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3896) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau,
Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota
Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3962);
MEMUTUSKAN :
2
Pasal I
Pasal 1
Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan:
3
6. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
11. Basic TPP adalah besaran dasar perhitungan TPP yang dapat
diberikan oleh Pemerintah Daerah dihitung berdasarkan
parameter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan disesuaikan dengan kondisi dan pencapaian
indeks di Daerah.
4
14. Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau
tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan
sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (6) Pasal 2 diubah,
sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 2
(1) Pemberian TPP berdasarkan prinsip:
a. kepastian hukum;
b. akuntabel;
c. proporsionalitas;
f. kesejahteraan; dan
g. optimalisasi.
5
(4) Proporsionalitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c merupakan pemberian TPP mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban pegawai.
Pasal 3
(1) Pegawai ASN di lingkungan Pemerintah Daerah dapat
diberikan TPP.
6
4. Ketentuan ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Pasal 5 diubah, sehingga
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 5
(1) TPP berdasarkan kriteria beban kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf a disesuaikan dengan Basic TPP.
Pasal 6
(1) TPP berdasarkan kriteria prestasi kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf b disesuaikan dengan Basic
TPP.
7
6. Ketentuan Pasal 7 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 7
(1) TPP berdasarkan kriteria tempat bertugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf c diberikan kepada Pegawai
ASN yang dalam melaksanakan tugasnya berada di Daerah
yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil.
Pasal 14
(1) Indeks kemahalan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 huruf c merupakan faktor koreksi tingkat
kemahalan Daerah.
8
Pasal 15
(1) Indeks penyelenggaraan Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 huruf d terdiri atas variabel
pengungkit dan variabel hasil.
9
b. indeks gini ratio.
Pasal 18
(1) Kematangan penataan Perangkat Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf c berbobot 10%
(sepuluh persen).
Pasal 27
(1) Variabel pengungkit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
ayat (2) diperoleh dengan cara menjumlah skor:
10
dengan hasil penjumlahan dikalikan dengan bobot variabel
pengungkit sebesar 90o/o (sembilan puluh persen).
11
11. Ketentuan ayat (1) Pasal 28 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 28
(1) Variabel hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat
(2) diperoleh dengan cara menjumlah skor:
(3) Skor indeks gini ratio sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b diperoleh dengan cara mengalikan bobot dan nilai
indeks gini ratio sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.
Pasal 30
(1) Alokasi TPP berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf a dan huruf b dihitung dengan cara
menjumlah alokasi TPP berdasarkan beban kerja dan alokasi
TPP berdasarkan prestasi kerja.
12
(4) Besaran alokasi TPP berdasarkan beban kerja dan prestasi
kerja dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
A TPPBKPK Daerah = ((sl35°/o * B TPP Daerah) + ( s155% *B
TPP Daerah))
Keterangan:
ATPPBKPK = Alokasi TPP berdasarkan beban kerja
Daerah dan prestasi kerja
S135% = persentase beban kerja
s155% = persentase prestasi kerja
BTPP = BasicTPP
Pasal 31
(1) Alokasi TPP berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf c diperoleh dengan cara mengalikan
Basic TPP dan indeks TPP tempat bertugas.
Pasal 34
Alokasi TPP berdasarkan kriteria objektif lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf f sesuai dengan kemampuan
keuangan Daerah dan karakteristik Daerah.
13
15. Ketentuan ayat (1) Pasal 35 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 35
(1) Besaran TPP sesuai dengan kriteria beban kerja dan prestasi
kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dan
huruf b ditetapkan berdasarkan jenis jabatan, golongan, dan
kelasjabatan Pegawai ASN.
Pasal 35A
Perhitungan akhir besaran TPP ASN dilakukan dengan
melakukan penjumlahan dari total perkalian Basic TPP dengan
kriteria beban kerja, prestasi kerja, kondisi kerja, tempat
bertugas dan/ atau kelangkaan profesi dan/ atau pertimbangan
obyektif lainnya.
Pasal36
(1) Dalam pemberian TPP diberlakukan pengurangan dan
penundaan.
14
(3) Penundaan pemberian TPP sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) dilakukan dalam hal:
Pasal 37
(1) Tidak masuk kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (2) huruf a meliputi:
b. cuti sakit;
c. cuti besar;
e. tanpa keterangan.
15
(4) Pegawai ASN yang meninggalkan tugas karena sedang
menjalani izin belajar dikenakan pengurangan sebesar 1 °/o
(satu persen) dari besaran pembayaran TPP berdasarkan
penilaian disiplin kerja untuk setiap 1 (satu) hari tidak
masuk kerja pada bulan berjalan.
Pasal 38
(1) Terlambat masuk kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 ayat (2) huruf b terdiri atas:
16
(5) Keterlambatan 4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d dikenakan pengurangan sebesar 1,5°/o (satu koma lima
persen) pada bulan berjalan.
Pasal 39
(1) Pulang kerja sebelum waktunya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (2) huruf c terdiri atas:
17
(5) Pulang kerja sebelum waktunya 4 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d dikenakan pengurangan sebesar 1,5%
(satu koma lima persen) pada bulan berjalan.
Pasal 61
( 1) Pembayaran TPP bagi calon PNS dibayarkan sesuai dengan
jabatan yang tercantum dalam surat keputusan
pengangkatan sebagai calon PNS.
Pasal 62
(1) PNS yang merangkap sebagai Plt atau Plh atau penjabat
Sekretaris Daerah dalam jangka waktu paling singkat 1
(satu) bulan kalender diberikan TPP tambahan.
18
(2) TPP tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dikategorikan sebagai berikut:
Pasal 65
(1) PNS yang menjalankan tugas belajar diberikan TPP sebesar
60% (enam puluh persen) dari TPP yang diterima, kecuali
PNS dengan jabatan dokter spesialis yang menjalankan tugas
belajar program pendidikan lanjutan dokter spesialis
diberikan TPP sebesar 70°/o (tujuh puluh persen) dari TPP
yang diterima.
19
(2) Pegawai ASN yang menjalankan pendidikan dan pelatihan
paling singkat 1 (satu) bulan sampai dengan paling lama 3
(tiga) bulan diberikan sebesar TPP yang diterima.
Pasal 67
(1) Pegawai ASN pada Rumah Sakit Umum Daerah Taman
Husada dapat memilih antara jasa pelayanan atau TPP
berdasarkan kriteria beban kerja, prestasi kerja dan kondisi
kerja.
(2) Dalam hal Pegawai ASN pada Rumah Sakit Umum Daerah
Taman Husada memilih jasa pelayanan, besaran TPP yang
diterima berdasarkan kriteria beban kerja dan kondisi kerja.
(3) Dalam hal Pegawai ASN pada Rumah Sakit Umum Daerah
Taman Husada sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menjalankan cuti melahirkan, diberikan TPP berdasarkan
kriteria beban kerja sebesar 40°/o (empat puluh persen).
Pasal 68
(1) Pegawai ASN pada FKTP milik Pemerintah Daerah yang
menerima jasa pelayanan kesehatan dari dana kapitasi
diberikan TPP sebesar 60% (enam puluh persen) dari
besaran TPP yang diterima.
20
26. Ketentuan Pasal 69 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 69
(1) Pegawai ASN pada Perangkat Daerah penerima insentifpajak
Daerah diberikan TPP berdasarkan kriteria beban kerja.
Pasal 69A
Pegawai ASN pada Perangkat Daerah pemungut retribusi Daerah
diberikan TPP berdasarkan kriteria beban kerja, prestasi kerja
dan/ atau tempat bertugas serta insentif retribusi Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 70
( 1) Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru diberikan TPP
berdasarkan kriteria beban kerja dan/atau tempat bertugas.
21
Pasal II
Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal 4 Januari 2021.
Ditetapkan di Bontang
pada tanggal 4 Februari 2021
WALI KOTA BONTANG,
IAENI
Diundangkan di Bontang
pada tanggal 4 Februari 2021
SEKRETARIS DAERAH KOTA BONTANG,
-
AJI ERLYNAWATI
-,
22