Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENGANALISIS HUKUM DAN SIKAP HUKUM


TENTANG BANK ASI DAN BANK SPERMA
Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama
Dosen Pengampu :
Muh. Addarunnafis,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
Nur Suci Ramadani
Anas Fahri
Haris Setiawan
Jainuddin
PROGRAM STUDI SISTEM DAN TEKNOLOGI
INFORMASI
UNIVERSITAS MBOJO BIMA TAHUN AJARAN
2023/2024

1
A. PENDAHULUAN

Kebutuhan akan ASI memicu pemikiran untuk mendirikan sebuah lembaga yang
berjalan menangani tentang problematika ASI, yakni Bank Asi. Bank ASI (Air
Susu Ibu) pada mulanya didirikan sebagai tempat penyimpanan dan penyalur asi
dari donor yang akan diberikan kepada ibu-ibu yang tidak bisa memberikan ASI
sendiri kepada bayinya karena berbagai alasan. Dalam perkembangannya, ada pula
yang menghimpun ASI dari ibu-ibu karir untuk diberikan kepada sang buah
hatinya sendiri.1

ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan yang paling sempurna, bersih serta
mengandung banyak nutrisi bagi bayi karena pengolahannya dilakukan secara
alami dalam tubuh ibu. Saat seorang ibu tidak dapat memberi ASI karena berbagai
sebab maka ASI bisa didapat dari pendonor ASI. Fakta tersebut mendorong
Ilmuwan Eropa memunculkan gagasan untuk mendirikan Bank ASI yang tidak lain
bertujuan untuk membantu para ibu yang tidak bisa menyusui bayinya secara
langsung.2

Selain adanya Bank ASI adapula Bank Sperma.

Keinginan untuk memperoleh keturunan bagi seorang pasangan suami istri


merupakan hal yang wajar, hal ini karena keturunan (anak) merupakan mutiara
kehidupan. Sehingga dalam rangka memperoleh keturunan (anak) kadangkala
dilkakukan dengan cara membeli sperma, apalagi ingin mendapatkan keturunan
yang baik.3

Dengan kemunculan dua bank ini menimbulkan pertanyaan dalam benak kita,
bagaimana hukum kedua bank tersebut. Sehingga dibuatnya makalah ini untuk
mengetahui sikap hukum terhadap kedua bank ini.

1 Nadjib Hamid, Fiqih Kekinian, (Surabaya: Hikmah Pess, 2016), 15.


2 Dwi Condro Wulan, Bank Air Susu Ibu dalam Perspektif Islam, Vol. 7 No. 3 (Juli: 2022) 571
3 http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/asas/article/view/1215, diakses tanggal 4 Oktober 2023
pukul 23.33.

2
B. ISI

1. Pengertian

A. Menurut Bahasa

Bank Sperma.adalah tempat menyimpan dan mengawetkan sperma untuk


kepentingan penelitian ilmu pengetahuan dan kepentingan pribadi untiuk
membuat keturunan untuk orang berkebutuhan khusus.3

Sedangkan Bank Asi adalah wadah atau tempat untuk menyimpan dan
menyalurkan ASI dari pendonor kemudian diberikan kepada ibu-ibu yang
tidak dapat memberikan ASI kepada anaknya.4

B. Menurut Istilah

Bank Sperma adalah tempat dimana sperma disimpan dan disumbangkan


oleh pendonor.5

Bank ASI adalah tempat penyimpanan ASI dari pemberi ASI yang
kemudian diberikan kepada ibu yang tidak bisa memberikan ASI kepada
anaknya secara langsung.6

3
Muhammad anwar, Bank Sperma Perspektif Hukum Islam (Skripsi Program Studi Sarjana Hukum dan
Ketatanegaraan), Fakultas Syariah dan Hukum Uin Alauddin Makassar,2014,hal,15.Diakses pada tanggal 02
Oktober 2023, Pukul 23,09 Wita tersedia pada situs:
http://repositori.uinalauddin.ac.id/9987/1/BANK%20SPERMA%20PERSPEKTIF%20HUKUM
%20ISLAM.pdf
4
Kurniatul lailiyah, Pandangan yusuf Qardhawi Tentang Bank Asi (Skripsi Program Studi Hukum
Keluarga), Fakultas Syariah dan Hukum Uin Sunan Ampel,2018,hal,19,Diakses pada tanggal
03 Oktober 2023,Pukul 1,56 Wita tersedia pada situs: https://core.ac.uk/reader/157829630
5
Kunhainah Mubraha, Anis Suaidah, “Studi Analisis Bank Sperma dan Jual Beli Sperma Menurut Perspektif
Hukum Islam”, Vol. 4 No. 1 (Maret: 2022) 32
6
Indra Yuliono, Immanudin Abil Fida, “Studi Komparasi Bank Asi dalam Pandangan Islam dan Kesehatan,”
Vol. 3 No. 1 (April: 2022) 62

C. Menurut Para Ahli

3
- Dalam bahasa medis, Bank Sperma disebut juga cryobanking.
Cryobanking adalah suatu teknik penyimpanan sel cryopreserved
untuk digunakan kemudian hari.7

- Menurut dr. Muhammad Fatum-Fertility Specialist dalam


artikelnya yang berjudul What is a sperm bank? bahwa Bank
sperma, atau cryobank, ditemukan di klinik kesuburan. Ini adalah
fasilitas berlisensi di mana sperma disumbangkan, dibekukan, dan
disimpan sehingga dapat digunakan untuk membantu wanita hamil
melalui proses inseminasi buatan, atau inseminasi intrauterin
(IUI).8

- Menurut Collins Dictionary, donor sperma adalah ketika pria


menyediakan sperma untuk digunakan dalam proses pembuahan
buatan (artificial fertilization).

- Menurut Merriam Webster Dictionary, donor sperma adalah


kegiatan di mana seorang pria memberikan spermanya ke bank
sperma, agar dapat digunakan untuk membantu wanita
mengandung.9

7
Muhammad anwar, Bank Sperma Perspektif Hukum Islam (Skripsi Program Studi Sarjana Hukum dan
Ketatanegaraan), Fakultas Syariah dan Hukum Uin Alauddin Makassar,2014,hal,15.Diakses pada tanggal
02 Oktober 2023, Pukul 23,09 Wita tersedia pada situs:
http://repositori.uinalauddin.ac.id/9987/1/BANK%20SPERMA%20PERSPEKTIF%20HUKUM
%20ISLAM.pdf
8
https://www.topdoctors.co.uk/medical-dictionary/sperm-bank, diakses tanggal 3 September 2023 Pukul
13.22
9
https://www.hukumonline.com/klinik/a/sahkah-donor-sperma-di-indonesia-lt62aad2cc18f9d/, diakses
tanggal 10 Oktober pukul 10.07

2. Dalil

4
●Bank Asi

Kondisi seseorang memang berbeda. Sebagian orang mengalami surplus ASI.


Tetapi sebagian lagi mengalami krisis ASI sehingga ia tidak dapat menyusui
anaknya sendiri.

Untuk mengatasi kedua masalah ini, kalangan medis berinisiatif untuk membuat
bank ASI, lembaga yang menampung ASI dari relawan dan menyalurkannya
kepada anak-anak yang membutuhkan.

Donor ASI adalah aktivitas yang berpotensi mengakibatkan status keharaman nikah
atau mahram karena persusuan. Pasalnya, asupan susu untuk bayi dari bank ASI
setara dengan asupan susu untuk bayi langsung dari puting ibu susu atau salah
seorang perempuan sebagaimana keterangan I’anatut Thalibin berikut ini:

‫قوله وصول الخ) سواء كان بمّص الثدي أم بغيره كما إذا حلب منها ثم صّب في فم‬
‫الرضيع وقوله لبن أي ولو مخيضا ومثل الزبد والجبن واإلقط والقشطة ألن ما ذكر في‬
‫حكم اللبن‬

Artinya, “Kata syarah ‘Sampainya...’ sama saja sampainya susu itu (ke rongga
anak) dengan jalan mengisap puting atau dengan jalan lainnya sebagaimana apabila
diperah dari susu itu lalu dituang ke mulut bayi tersebut. Kata syarah ‘susu,’
bermakna susu sekalipun sudah diangkat rumnya, dan seperti juga rum, susu beku,
keju, dan kulit susu. Semua yang tersebut itu masih dalam hukum susu,” (Lihat
Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, [Mesir: Daru Ihyai Kutubil
Arabiyah Isa Al-Babi Al-Halabi, tanpa catatan tahun], jilid III, halaman 286).

Masalah bank ASI ini pernah diangkat oleh para kiai dalam Muktamar Ke-25 NU
di Surabaya pada 20-25 Desember 1971 M. Deskripsi masalah yang muncul ketika
itu adalah pengumpulan air susu oleh sebuah rumah sakit dari beberapa kaum ibu
(benar-benar susu mereka) untuk dikirimkan kepada bayi-bayi yang dirawat dalam
rumah sakit tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah apakah yang demikian itu
dapat menjadikan/menimbulkan mahram radha’?9
9
https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/status-hubungan-mahram-persusuan-via-bank-asi-
rgoH7#:~:text=Bahtsul%20Masail,Online%20%7C%20Nahdlatul%20Ulama, diakses tanggal 5
Oktober 2023 pukul 08.39

Para kiai saat itu menyimpulkan bahwa pengumpulan susu oleh rumah sakit dari
kaum ibu yang diberikan kepada bayi-bayi yang dirawat dalam rumah sakit tersebut
bisa menjadikan mahram radha’ dengan sejumlah syarat:

5
1. Perempuan yang diambil air susunya itu masih dalam keadaan hidup, dan (kira-
kira) berusia sembilan tahun Qamariyah.
2. Bayi yang diberi air susu itu belum mencapai umur dua tahun.
3. Pengambilan dan pemberian air susu tersebut sekurang-kurangnya lima kali.
4. Air susu itu harus dari perempuan yang tertentu.
5. Semua syarat yang tersebut di atas harus benar-benar yakin (nyata).

Para kiai NU pada muktamar tersebut mengutip Kitab I’anatut Thalibin berikut ini:

‫ُث َّم َأ َّن َظ ا َر اْل َب اَر َأ َّنُه َي ْك ْي ُو ُص ْو ُل الَّل َب اْل َج ْو َف َخ ْم َس َم َّر ا َو َل اْنَف َص َل الَّل َب ُن َن‬
‫ِم‬ ‫ٍت ِو‬ ‫ِن‬ ‫ِف‬ ‫ِه ِع ِة‬
‫َج ْو َف‬ ‫ْل‬ ‫َّل َخ‬ ‫ْن‬ ‫َال‬ ‫َك َذ‬ ‫َل‬ ‫ًة‬ ‫ْف ًة‬ ‫َّث‬
‫ال ْد ِي َد َع َو اِح َد َو ْي َس ِل َك َب ْل ُب َّد ِم ْن ا ِف َص اِل ال َب ِن ْم ًس ا َو ُو ُص ْو ِل ِه ا‬
‫َخ‬
‫ْم ًس ا‬

Artinya, “Lalu makna lahiriah teks Fathul Mu’in menyatakan (persusuan yang
menjadikan hubungan mahram) itu cukup dengan sampainya air susu perempuan
yang menyusui ke dalam perut anak yang disusui lima kali tahapan, meskipun air
susu tersebut keluar dari payudara sekali tahapan (saja). Dan yang benar bukan
seperti itu. Namun air susu itu harus keluar dari tetek lima kali tahapan dan sampai
ke perut anak yang disusui lima kali tahapan pula,” (Lihat Muhammad Syatha Ad-
Dimyathi, I’anatut Thalibin, [Mesir: At-Tijariyatul Kubra, tanpa catatan tahun],
jilid III, halaman 287).

Persoalan ini juga pernah diangkat oleh guru kami Alm KHM M Syafi’i Hadzami
pada 1973, (Lihat KHM Syafi’i Hadzami, Taudhihul Adillah: Seratus Masalah
Agama [Kudus: Menara Kudus, 1982], juz II, halaman 78). Menurutnya, setiap
tahapan penyusuan tidak mensyaratkan banyak tetes atau hingga kenyang. Setetes
dalam satu tahapan sekalipun sudah dihitung sebagai satu kali tahapan penyusuan
sebagaimana keterangan Syekh Zainuddin Al-Malibari berikut ini:

‫الرضاع املحرم وصول لبن آدمية بلغت سن حيض ولو قطرة أو مختلطا بغيره وإن قل‬
10
‫جوف رضيع لم يبلغ حولين يقينا خمس مرات يقينا عرفا‬
10
https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/status-hubungan-mahram-persusuan-via-bank-asi-
rgoH7#:~:text=Bahtsul%20Masail,Online%20%7C%20Nahdlatul%20Ulama, diakses tanggal 5
Oktober 2023 pukul 08.39
putri Adam yang sudah mencapai usia haidh, meski hanya setetes atau bercampur
dengan lainnya, meski sedikit, ke rongga bayi yang belum mencapai usia dua tahun
secara yakin, sebanyak lima kali dengan yakin secara uruf,” (Lihat Syekh
Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin pada Hamisy I’anatut Thalibin, [Mesir: Daru e

6
Kutubil Arabiyah Isa Al-Babi Al-Halabi, tanpa catatan tahun], jilid III, halaman
286).11

●Bank Sperma

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu kedokteran modern, fenomena bank


sperma sangat populer di tengah masyarakat, khususnya di belahan dunia bagian
Barat. Dalam melihat fenomena ini, umat Islam mesti memahami prinsip syariat
berdasarkan Alquran dan hadis.

Memang, dalam bahasan kitab-kitab fikih klasik belum dipilih secara spesifik
apakah persoalan benih janin itu terletak pada pria (yang bukan suami dari
pasangan bersangkutan) ataukah pada wanita (yang bukan istri dari pasangan yang
bersangkutan). Namun, prinsip-prinsip fikih dan alur berpikir mereka dapat
dijadikan acuan dalam memutuskan problem kedokteran kontemporer seperti bank
sperma ini.

Endy Astiwara dalam Fikih Kedokteran Kontemporer menjelaskan, para ulama


memandang inseminasi buatan dengan benih dari pria/wanita yang tidak dalam
ikatan pernikahan adalah diasumsikan sama dengan jerih payah yang mengandung
kezaliman, yakni dari sperma yang bukan dari suami dari pemilik ovum dan/atau
implantasi pada ovum wanita yang bukan istri dari pemilik sperma.

Pendapat tersebut, antara lain, didasarkan kepada riwayat Abu Dawud dan para
penulis kitab as-Sunan, yaitu tatkala terdapat dua orang yang mengajukan gugatan
kepada Nabi Muhammad SAW terkait sebidang tanah. Pihak yang satu menanam
pohon kurma di suatu area tanah yang dimiliki orang yang kedua. Maka, Rasulullah
memutuskan bahwa hasil bumi menjadi milik yang empunya tanah. 12

11
https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/status-hubungan-mahram-persusuan-via-bank-asi-
rgoH7#:~:text=Bahtsul%20Masail,Online%20%7C%20Nahdlatul%20Ulama, diakses tanggal 5
Oktober 2023 pukul 08.39
12
https://www.republika.id/posts/13811/ingin-ikut-bank-sperma-lihat-dulu-prinsip-islam, diakses
tanggal 5 Oktober 2023 pukul 23.31
Rasul bersabda, “Laysa li-irqin zhaalimin haqqun.” Artinya, “Jerih payah yang
zalim itu tidak menghasilkan apa-apa.”

Dalam hadis lainnya, Nabi Muhammad SAW diriwayatkan pernah melewati


seorang laki-laki yang sedang duduk di pintu sebuah tenda. Lalu Nabi diberitahu,

7
“Laki-laki ini memiliki seorang budak perempuan yang mengandung dari (sebab)
laki-laki lain, lalu ia menikahinya.”

Mendengar hal itu, Nabi pun bersabda, “Laqad hamamtu an al’anahu la’an
yadkhulu ma’ahu fi qabrihi, kaifa yatha-uha wa hiya laa tahillu lahu wa kaifa
yuritsuhu wa huwa laa yahillu lahu. Tsumma naha an yusqiya ar-rajulu maa-ahu
zar’an ghairihi.”

Artinya, “Aku benar-benar ingin melaknatnya dengan laknat yang ia bawa masuk
kubur. Bagaimana mungkin ia menggauli budaknya itu, sedangkan budak itu tidak
halal baginya? Bagaimana mungkin ia menjadikan anak budak itu sebagai pelayan,
sedangkan ia tidak halal baginya? Bagaimana mungkin ia menjadikan budak itu
sebagai ahli warisnya, sedangkan ia tidak halal baginya?”

Kemudian, Nabi melarang laki-laki tersebut untuk mengairi dengan air tanaman
orang lain. Hadis itu diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Abu Dawud, dan
Imam st-Tirmidzi.13

13
https://www.republika.id/posts/13811/ingin-ikut-bank-sperma-lihat-dulu-prinsip-islam, diakses
tanggal 5 Oktober 2023 pukul 23.31.

3. Hukum

i. Menurut MUI

8
MUI memfatwa haram donor sperma dan bank sperma. Sementara, bank air susu ibu
(ASI) diperbolehkan.
“Mendonorkan dan atau memperjualbelikan sperma hukumnya haram. Karena
bertentangan dengan hukum islam dan akan menimbulkan kekacauan asal usul dan
identitas anak,” kata Wakil Sekertaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Saleh saat
jumpa pers di Hotel Twin Plaza. “Mendirikan bank sperma juga haram,” tambah
Niam.

Sementara untuk bank ASI, Niam mengatakan, hukumnya boleh dengan syarat lebih
dulu dilakukan musyawarah antara orang tua bayi dan pemilik ASI. “Sehingga
disepakati tata cara dan biasanya. Bagi ibu yang mendonorkan ASI harus dalam
keadaan sehat, tidak sedang hamil dan bank tersebut ada ketentuan untuk menegakan
syariat Islam.14

ii. Menurut NU

Menurut NU bahwa asupan susu bayi dari bank ASI yang memenuhi syarat
berdampak pada haram pernikahan karena persusuan. Keharaman tidak berlaku
hanya antara ibu relawan dan bayi penerima donor ASI, tetapi juga saudara susu dan
lain sebagainya seperti haram pada nasab.

Untuk memastikan, NU menyarankan agar aktivitas donor dan pengeleloaan bank


ASI melakukan pencatatan dan pendataan ibu relawan dan bayi penerima donor ASI
dengan dokumentasi yang rapi dan mudah diakses (digital). Hal ini perlu dilakukan
untuk memastikan apakah asupan susu untuk bayi lewat bank ASI memenuhi syarat
keharaman atau tidak. Pasalnya, keyakinan adalah salah satu syarat pertalian
mahram karena persusuan.15

14
https://news.detik.com/berita/d-1408075/mui-bank-sperma-haram-bank-asi-boleh, diakses tanggal 10
Oktober 2023 pukul 19.40
15.
https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/status-hubungan-mahram-persusuan-via-bank-asi-
rgoH7#:~:text=Bahtsul%20Masail,Online%20%7C%20Nahdlatul%20Ulama, diakses tanggal 5 Oktober
2023 pukul 08.39

Sedangkan untuk Bank Sperma, dalam laman resminya NU pernah menuliskan


sebuah artikel yang beriai tentang KEMENKES yang menyetujui fatwa MUI bahwa
Bank Sperma itu haram. Dari artikel yang dibuat oleh NU, kami menyimpulkan
bahwa NU juga sepakat bahwa Bank Sperma ini haram.

9
iii. Menurut Muhammadiyah

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan,


dalam Islam diterangkan dengan jelas bawah jual beli sperma tidak
diperbolehkan. “Haram hukumnya,” katanya, Kamis, (29/10).

Untuk mendapatkan keturunan harus dilakukan dengan cara yang halal yakni
menikah secara resmi secara agama sekaligus secara administrasi negara.
Bukan membeli sperma dari bank donor. Dengan cara menikah, terang dia,
maka nasab, asal usul keturunan menjadi jelas.16

Sedangkan untuk Bank Asi, Muhammadiyah memperbolehkan. Dengan


berlandaskan hadist tentang Rasulullah yang disusui oleh perempuan
yang bukan ibu kandungnya.17
iv. Menurut PHDI
Sejauh penelusuran kami, kami tidak menemukan satupun tanggapan
dari lembaga ini tentang Bank ASI ataupun Bank Sperma. Sehingga kami
tidak bisa mencantumkan apa-apa disini.

16 https://news.republika.co.id/berita/nwyxz4330/komentar-muhammadiyah-soal-jual-beli-sperma, diakses
tanggal 09 Oktober pukul 13.24
17
https://web.suaramuhammadiyah.id/2021/08/18/hukum-susuan-dan-donor-asi/, diakses tanggal 09 Oktober
pukul 13.35

v. Menurut Hukum Positif/Hukum Negara

Di Indonesia, teknis inseminasi buatan dilakukan dengan menggunakan


Teknologi Reproduksi Berbantu. Hal ini diselenggarakan dalam rangka
membantu pasangan suami istri yang tidak subur untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat.

10
Selaras dengan Pasal 1 angka 1 Permenkes 39/2010, Teknologi Reproduksi
Berbantu adalah upaya medis, pasangan suami istri yang sukar memperoleh
keturunan, dapat memperolehnya melalui metode fertilisasi in-vitro dan
pemindahan embrio (FIV-PE) dengan menggunakan peralatan dan cara-cara
yang mutakhir.

Sebagaimana telah dijelaskan, bayi tabung atau FIV merupakan inseminasi


bantuan atau kehamilan di luar cara alami. Di Indonesia inseminasi
bantuan/reproduksi bantuan diatur dalam Pasal 40 ayat (1) dan (2) PP 61/2014
yang berbunyi:

Reproduksi dengan Bantuan atau Kehamilan di Luar Cara Alamiah hanya dapat
dilakukan pada pasangan suami istri yang terikat perkawinan yang sah dan
mengalami ketidaksuburan atau infertilitas untuk memperoleh keturunan.
Reproduksi dengan Bantuan atau Kehamilan di Luar Cara Alamiah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan menggunakan hasil
pembuahan sperma dan ovum yang berasal dari suami istri yang bersangkutan
dan ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal.
Sehingga, di Indonesia upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat
dilakukan antara suami dan istri yang terikat perkawinan yang sah, artinya
sperma dan ovum tidak boleh berasal dari orang lain. Hal ini juga diatur dalam
Pasal 127 ayat (1) huruf a UU 36/2009 yang berbunyi:

Upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan
suami istri yang sah dengan ketentuan: hasil pembuahan sperma dan ovum dari
suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum
berasal.18

Jadi, Bank Sperma tidak selaras dengan hukum di Indonesia.

18
https://www.hukumonline.com/klinik/a/sahkah-donor-sperma-di-indonesia-lt62aad2cc18f9d/, diakses
tanggal 10.07

4. Hikmah

Air susu ibu atau ASI merupakan makanan sekaligus minuman yang terbaik bagi bayi. Hal
ini lantaran ASI diolah secara alamiah didalam tubuh ibu. Bayi-bayi yang mengkonsumi
ASI sejak lahir alan lebih sehat dan lebih kuat serta jauh lebih cerdas dari bayi-bayi yang
dari lahir tidak mengkonsumsi ASI. ASI mengandung 1,6% albuminoidal 0,4% lemak,
3,8% gula, garam, dan beberapa vitamin. Kandungan tersebut hanya terdapat dalam ASI,

11
dan tidak terdapat pada yang lain, baik susu formula maupun susu sapi atau susu
kambing.19
Seorang muslim haram menikahi wanita yang pernah menyusuinya sewaktu kecil. Dengan
menyusui seorang, seorang wanita secara hukum menjadi ibunya. Demikian itu, karena ia
memberikan andilnya dalam pertumbuhan tulang dan daging sang anak. Persusuan juga
menimbulkan rasa keibuan dan rasa keanakan diantara mereka. Bila seoramg anak
menyusu pada seorang perempuan, maka air susu perempuan itu menjadi darah daging dan
pertumbuhan si anak sehingga perempuan yang menyusukan itu seperti ibunya. Ibu
tersebut menghasilkan susu karena kehamilan yang disebabkan hubungannya dengan
suaminya, sehingga suami perempuan itu sudah seperti ayahnya. Demikian pula anak yang
dilahirkan oleh ibu itu seperti saudara dari anak yang menyusu kepada ibu tersebut sudah
seperti hubungan nasab.20
Dengan mengetahui hukum Bank ASI ini para ibu yang tidak terlalu beruntung dalam hal
ASI, bisa tenang jika mereka hendak menggunakan jasa lembaga Bank ASI ini. Walaupun
dengan beberapa syarat, tapi syarat apapun itu seorang ibu pasti bisa memenuhinya demi
anak tercintanya mendapatkan yang terbaik.
Dalam UUD Indonesia sendiri disebutkan bahwa bayi berhak mendapatkan ASI. Lalu
bagaimana dengan para ibu yang tidak dapat mengeluarkan ASI? Tentu keberadaan Bank
ASI ini sangat membantu para ibu yang kurang beruntung. Keberadaan Bank ASI memiliki
hikmah yang besar untuk para ibu yang kurang beruntung.
Untuk Bank Sperma sendiri, kami merasa memang tidak seharusnya berada di Indonesia.
Indonesia mayoritas masyarakatnya adalah muslim, dan Bank Sperma ini jelas
bertentangan dengan hukum Islam. Menurut kami keberadaan Bank Sperma ini tidak
memiliki hikmah sama sekali. Kenapa? Karena jika mendapatkan donor sperma, bukankah
si anak yang lahir nantinya tidak jelas orang tuanya?

19
Abdul Hakim Abdullah, Keutamaan Air Susu Ibu (Jakarta, Fikahati Aneska, 1993), 30.
20
Amir Syaifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqih Munakahat dan Undang-Undang
Perkawinan, (Jakarta: Prenada, 2007) 115.

C. KESIMPULAN

Bank ASI dan Bank Sperma sama-sama muncul untuk membantu. Namun, yang dibantu
dari dua Bank ini memiliki perbedaan yang sangat besar.
Bank ASI membantu para ibu yang tidak cukup beruntung untuk menyusui bayi mereka
secara langsung. Sedangkan untuk Bank Sperma, Bank ini dapat membantu Kaum LGBT
tepatnya Lesbi untuk mendapatkan keturunan tanpa harus berhubungan dengan laki-laki.

12
Kedua perbedaan yang signifikan itu membuat hukum kedua Bank ini jelas jauh berbeda.
Untuk Bank ASI sendiri memiliki banyak manfaat dan bisa membantu banyak orang.
Sehingga keberadaannya tentu disambut baik bagi para ibu yang kurang beruntung.
Walaupun keberadaan Bank ASI ini membawa banyak manfaat, bukan berarti para ibu bisa
bebas menggunakan Bank ASI. Terutama untuk para wanita muslim, Bank ASI juga
memiliki hukumnya tersendiri. Yang dimana harus dipahami oleh para ibu sebelum
memilih menggunakan jasa lembaga Bank ASI ini.
Menurut berbagai lembaga Islam di Indonesia, Bank ASI diperbolehkan dengan beberapa
syarat. Hukum Bank ASI juga dijelaskan oleh para lembaga itu, yang dimana apabila
seorang perempuan menyusui atau memberikan donor asi pada seorang bayi maka
perempuan itu secara tidak langsung menjadi ibu dari bayi itu. Bahkan suami perempuan
itu juga menjadi ayah dari bayi yang disusuinya, begitupun anak-anaknya akan menjadi
saudara dari bayi yang disusuinya atau yang menerima donor ASI-nya.
Hukum mendonorkan ASI sangat wajib diketahui apabila ingin melakukan donor ASI
lewat Bank ASI atau apapun. Mengapa? Karena agar kedepannya tidak terjadi pernikahan
antara saudara sepersusuan yang dimana pernikahan itu dapat dikatakan haram, karena
saudara sepersusuan juga termasuk mahram.
Itulah sebabnya NU menyarankan agar aktivitas donor dan pengeleloaan bank ASI
dilakukan pencatatan dan pendataan ibu relawan dan bayi penerima donor ASI dengan
dokumentasi yang rapi dan mudah diakses oleh siapapun. Agar para orang tua yang
anaknya menerima donor ASI dapat mengetahui siapa yang mendonorkan ASI untuknya.
Sehingga pernikahan antara saudara sepersusuan bisa terhindarkan.
Sedangkan untuk Bank Sperma sendiri, seperti yang dijelaskan sebelumnya tidak memiliki
hikmah apapun. Dan dalam pandangan Islam Bank Sperma jelas haram. Karena dalam
Islam jika ingin mendapatkan seorang anak harus melakukan sebuah pernikahan bukan
menerima donor sperma dari Bank Sperna.

Hanya mereka kaum LGBT yang benar-benar diuntungkan dengan keberadaan Bank
Sperma ini. Walaupun memang ada beberapa perempuan yang juga memilih untuk
melakukan donor sperma. Namun, di Indonesia jelas jika hal itu dilarang.
Di Undang-Undang Indonesia sendiri hanya memperbolehkan bayi tabung, karena bayi
tabung spermanya berasal dari si suami lalu dimasukan ke dalam ovum sang istri, sehingga
jelas anaknya nanti. Berbeda dengan donor sperma, yang dimana si perempuan yang
menerima donor sperma belum tentu mengetahui sperma siapa yang diterimanya. Sehingga
anaknya nanti mungkin tidak akan pernah tahu siapakah ayahmya.
Bank Sperma jelas jauh berbeda dengan Bank ASI walaupun keduanya sama-sama bisa
mendonorkan sesuatu.
Bank ASI sudah diizinkan di Indonesia, bahkan sudah dibangun beberapa Bank ASI di
sejumlah daerah di Indonesia, dan keberadaannya jelas disambut baik. Berbeda dengan
Bank Sperma, yang sepertinya tidak akan pernah berada di Indonesia. Karena Bank

13
Sperma sangat bertentangan dengan hukum-hukum yang berada di Indonesia. Baik itu
hukum negara maupun hukum agama.

14

Anda mungkin juga menyukai