Anda di halaman 1dari 9

TEORI KEDAULATAN DAN TEORI KEKUASAAN

Dosen Pengampu : H. Riswandi, SH., M.Pd

Nama : Sopia Hannum Siregar

Mata Pelajaran : Ilmu Negara


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedaulatan negara mempengaruhi pentingnya peranan negara dalam masyarakat dan
hukum internasional. Negara dikatakan berdaulat atau sovereign karena kedaulatan
merupakan suatu sifat atau ciri hakiki negara.1 Dimana negara berdaulat adalah negara yang
mempunyai kekuasaan tertinggi bebas dari kekuasaan negara lain, bebas dalam arti seluas-
luasnya baik ke dalam maupun ke luar. Perubahan status kewilayahan suatu negara
menimbulkan dampak terhadap kedaulatan negara atas wilayah tersebut, khususnya dampak
yuridis terhadap kedaulatan negara termasuk di dalamnya masalah kewarganegaraan
penduduk yang bertempat tinggal di wilayah tersebut.2 Sebagai mana telah diketahui,
wilayah negara meliputi 3 dimensi mencakup wilayah daratan, wilayah perairan dan wilayah
ruang udara yang tunduk kepada kedaulatan negara.3 Dalam hal ini wilayah darat merupakan
wilayah yang kompleks dalam menjalankan peran kedaulatan negara.
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga perilaku itu
menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan.
Kekuasaan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum atau
pemerintah baik terbentuk maupun akibat-akibat sesuai dengan tujuan pemegang kekuasaan
itu sendiri. Untuk menggunakan kekuasaan politik harus ada penguasa yaitu pelaku yang
memegang kekuasaan beserta adanya alat/sarana kekuasaan. Penguasa perlu
keabsahan/legitimasi, keabsahan adalah konsep bahwa kedudukan seseorang atau
sekelompok penguasa dianggap baik oleh masyarakat sesuai asas dan prosedur yang berlaku.
Di setiap negara pasti ada pihak yang memegang kekuasaan tertinggi. Kekuasaan
tertinggi tersebut kemudian dipahami sebagai suatu kedaulatan. Menurut Jean Bodin,
kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu negara,
yang sifatnya tunggal, asli, abadi dan tidak bisa dibagi-bagi. Sebagaimana disampaikan Scott
Gordon, kedaulatan menurut Jeadn Bodin mempunyai 3 (tiga) sifat pokok yaitu: pertama,
absolute, artinya kedaulatan tersebut tidak ada terbatas, sebab apabila terbatas maka sifat
tertinggi akan lenyap; kedua, indivisible, artinya kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan
lain yang lebih tinggi dan hanya satu-satunya kekuasaan yang tertinggi; ketiga, permanent,
artinya kedaulatan yang tetap ada selama negara itu masih berdiri. Kedaulatan yang
ditentukan dalam suatu negara lebih pada pilihan dasar hukum yang kuat bagi penguasa.
Sejarah perkembangan pada suatu bangsa pasti mempunyai jalan yang berbeda-beda. Hal ini
yang menyebabkan kedaulatan pada beberapa negara berbeda-beda pula.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian teori kedaulatan?
2. Apa pengertian teori kekuasaan?
3. Apa saja macam-macam teori kedaulatan?
4. Apa saja macam-macam teori kekuasaan?

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian teori kedaulatan.
2. Untuk mengetahui pengertian teori kekuasaan.
3. Untuk mengetahui macam-macam teori kedaulatan
4. Untuk mengetahui macam-macam teori kekuasaan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Kedaulatan


Kedaulatan, mempunyai kata lain, yaitu: supremus (Bahasa Latin), sovereignty
(Bahasa Inggris), sovranita (Bahasa Italia). Dari ketiga kata dari tiga bahasa tersebut,
mempunyai arti yang tertinggi. Sedangkan kedaulatan sendiri berasal dari Bahasa Arab, yaitu
dawlah atau dulah, yang pada intinya berarti kekuasaan. Dalam Kamus Az-Zurjawy
dikatakan bahwa dawlah atau dulah berarti putaran atau giliran. Bedanya dulah terkait dengan
perputaran harta, sedangkah dawlah terkait dengan giliran atau era untuk kekuasaan politik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi atas
pemerintahan negara, daerah dan sebagainya. Secara etimologi, kedaulatan diartikan sebagai
yang teratas atau superioritas. Kedaulatan secara lazim dikaitkan dengan substansi kekuasaan
dan konteks negara dan/atau kehidupan bernegara.
Dalam konteks negara dan kehidupan bernegara, kedaulatan berkaitan dengan
kekuasaan atau hak atas sesuatu objek yang dikenai oleh kekuasaan atau hak tersebut. Jika
ada kekuasaan yang lebih tinggi, berarti kedaulatan tidak layak mendapatkan kekuasaan yang
lebih tinggi. C.F. Strong menyatakan bahwa kedaulatan sebagai suatu atribut khusus negara
yang merupakan perwujudan kekuasaan untuk membentuk hukum dan untuk menerapkan
hukum dengan alat-alat kekuasaan yang memaksa.Menurut James J. Sheehan, kedaulatan
adalah suatu hal dan meliputi banyak hal (the one or the many). Kedaulatan tidak
menggambarkan institusi-institusi yang menjalankan kekuasaan. Kedaulatan juga tidak
menggambarkan tujuan dari pelaksanaan kekuasaan. Oleh karenanya, kedaulatan tidak hanya
melulu membahas mengenai tempat kekuasaan itu berada.
Kedaulatan sebagai konsep yang menunjuk pada kekuasaan utama dan tertinggi untuk
memutuskan dapat dianalisis dan dikualifikasikan berdasarkan perspektif/sudut pandang
unsur-unsur yang berhadapan (diametral), yaitu kedaulatan hukum atau kedaulatan politik;
kedaulatan internal atau eksternal; kedaulatan yang tunggal atau kedaulatan yang dapat
dibagi; kedaulatan pemerintah atau rakyat. Sedangkan Jimly. Asshidiqie memahami
kedaulatan sebagai kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara atau kesatuan yang tidak
terletak di bawah kekuasaan lain.
B. Pengertian Teori Kekuasaan
Pada dasarnya, kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki
oleh individu atau kelompok untuk memengaruhi orang lain. Oleh sebab itu, bagi pemegang
kuasa bisa dibilang memiliki tanggung jawab yang besar karena bukan hanya memberikan
pengaruh terhadap seseorang, tetapi juga bisa memberikan pengaruh terhadap lingkungan.
Selain itu, pengaruh yang diberikan dari pemegang kuasa bisa berdasarkan keinginannya atau
kepentingan untuk bersama.
Kekuasaan itu sendiri bisa berasal dari jabatan pribadi atau dari garis keturunan.
Dalam hal ini, jabatan pribadi bisa didapatkan ketika menjabat suatu organisasi atau lembaga
yang di mana seseorang itu menjabat sebagai ketua. Ketika menjabat sebagai ketua, sudah
seharusnya untuk memikirkan bagaimana caranya untuk memajukan sebuah organisasi atau
lembaga tersebut. Maka dari itu, seorang ketua atau pemegang kuasa harus memiliki
wawasan yang luas, sehingga bisa menemukan berbagai macam cara agar organisasi atau
lembaga yang dipimpinnya dapat berkembang.
Sementara itu, kekuasaan yang didapatkan melalui garis keturunan biasanya terjadi
keturunan-keturunan raja. Kekuasaan seperti ini dapat kita lihat pada negara-negara yang
menganut sistem pemerintahan kerajaan, seperti Brunei Darussalam. Oleh karenanya, setiap
keputusan dari kekuasaan raja akan memengaruhi kondisi dan kesejahteraan rakyatnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekuasaan adalah kemampuan orang atau
golongan untuk menguasai orang atau golongan lain berdasarkan kewibawaan, wewenang,
karisma, atau kekuatan fisik. Dari pengertian kekuasaan menurut KBBI, maka dapat
dikatakan bahwa kekuasaan yang berasal dari kewibawaan dan wewenang ini biasanya
dimiliki oleh para pemimpin negara atau pejabat negara. Kemudian karisma dan kekuatan
fisik biasanya dimiliki oleh suatu ketua suatu organisasi.

C. Macam-Macam Kedaulatan
1. Kedaulatan Tuhan
Pemikiran tentang kedulatan Tuhan merupakan teori paling tua berkaitan dengan
fenomena kekuasaan. Teori ini berkembang pada abad XV. Kekuasaan tertinggi dimiliki
oleh Tuhan. Dalam perkembangannya, teori ini sangat erat hubungannya dengan
perkembangan agama baru yang timbul pada saat itu. Saat itu Paus menjadi pemimpin
atas organisasi gereja pada abad pertengahan. Pemikiran tentang Kedulatan Tuhan
dikembangkan oleh Augustinus, Thomas Aquinas dan Marsilius.
2. Kedaulatan Raja
Pada pokoknya, dalam kedaulatan raja menempatkan raja sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Pandangan ini muncul terutama setelah periode
sekularisasi negara dan hukum di Eropa. Raja dalam hal ini bahkan dianggap sebagai
pemimpin suci yang dipilih termasuk sebagai pemegang kedaulatan untuk menciptakan
hukum dan sekaligus melaksanakannya. Sebagaimana telah dibahas dalam kedaulatan
Tuhan di atas, kedaulatan raja juga mempunyai kaitan dengan kedaulatan Tuhan.
3. Kedaulatan Negara
Teori ini berawal kedaulatan raja dimana hukum yang ditaati adalah hukum
Tuhan, telah bergeser bahwa yang dittaati adalah negara. Negaralah satu-satunya yang
berwenang menciptakan dan menetapkan hukum. Di luar Negara tidak ada satu orang
pun yang berwenang menetapkan hukum. Dalam kedaulatan negara, maka Negara adalah
satu-satunya sumber hukum yang memiliki kekuasaan tertinggi atau kedaulatan. Tokoh
dari paham Kedaulatan Negara adalah Jellinek, Jean Bodin, dan Thomas Hobbes.
Kedaulatan ada pada negara sebagai organ yang membentuk hukum. Jadi negara
merupakan suatu kesatuan yang menciptakan hukum. Segala hukum yang berlaku harus
berasal dari legitimasi negara.
4. Kedaulatan Hukum
Berkaitan dengan kedaulatan hukum, Hugo Krabbe berpendapat bahwa yang
berdaulat bukanlah negara melainkan hukum yang berdaulat. Hal ini yang menjadi
pemikiran awal muculnya kedaulatan hukum. Hugo Krabbe sebagai salah seorang ahli
yang mempelopori aliran ini berpendapat bahwa negara sudah seharusnya negara hukum
(rechstaat) dan setiap tindakan negara harus didasarkan pada hukum atau harus dapat
dipertanggungjawabkan pada hukum.
5. Kedaulatan Rakyat
Teori kedaulatan rakyat lahir sebagai reaksi dari teori kedaulatan raja dan teori
kedaulatan negara yang melahirkan absolutisme karena penguasa cenderung
mempertahankan dan memperluas kekuasaannya. Individi-individu di dalam suatu
negara mempunyai kekuasaan yang berasal dari hukum alam. Pada awalnya, individu-
individu tersebut berhimpun melalui perjanjian masyarakat untuk membentuk
masyarakat. Kekuasaan diberikan oleh masyarakat kepada raja. Kekuasaan raja tersebut
dibatasi oleh hukum alam. Raja mendapatkan kekuasan dari rakyat. Dalam hal ini,
kedaulatan tidak berada di tangan raja, tetapi kedualatan berada di rakyat. Hal ini
berdasarkan pemikiran J.J. Rousseau yang mengajarkan tentang hukum alam.
D. Macam-Macam Kekuasaan
Republik Indonesia menganut Trias Politica dalam sistem pemerintahannya. Sistem
pemerintahan ini diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Saat UUD 1945
mendapatkan amandemen, ada revisi terkait susunan pembagian kekuasaan. Tulisan
Christiani Junita Umboh bertajuk "Penerapan Konsep Trias Politica dalam Sistem
Pemerintahan Republik Indonesia" di Jurnal Lex Administratum (2020) menyebutkan,
sebelum dilakukan amandemen, pembagian kekuasaan negara di Indonesia terdiri dari:
1. Legislatif oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR)
2. Eksekutif oleh Presiden
3. Yudikatif oleh Mahkamah Agung (MA)
4. Konsultatif oleh Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
5. Eksaminatif oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Setelah dilakukannya Amandemen UUD 1945 usai Reformasi 1998, terdapat
penambahan dan pengurangan lembaga negara dalam pembagian kekuasaan. Susunannya
sebagai berikut:
1. Legislatif oleh MPR, DPR, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
2. Eksekutif oleh Presiden
3. Yudikatif oleh MA, Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY)
4. Eksaminatif oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara, daerah dan
sebagainya. Secara etimologi, kedaulatan diartikan sebagai yang teratas atau superioritas.
Kedaulatan secara lazim dikaitkan dengan substansi kekuasaan dan konteks negara dan/atau
kehidupan bernegara. Kekuasaan adalah kemampuan orang atau golongan untuk menguasai
orang atau golongan lain berdasarkan kewibawaan, wewenang, karisma, atau kekuatan fisik.
Dari pengertian kekuasaan menurut KBBI, maka dapat dikatakan bahwa kekuasaan yang
berasal dari kewibawaan dan wewenang ini biasanya dimiliki oleh para pemimpin negara
atau pejabat negara.

B. Saran
Penulisan makalah ini, penulis berharap agar pembaca yang tentunya akan menjadi
calon guru dapat memahami apa saja unsur-unsur yang ada dalam sebuah indikator. Kelak
makalah tentang indikator ini dapat membatu calon guru dalam kegiatan proses
pengembangan pembelajaran. Penulis sadar makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu kami harapkan kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly. 1994. Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan


Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Jimly. 2008. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia: Pasca Reformasi. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer.
Atmadja, I Dewa Gede. 2012. Ilmu Negara: Sejarah, Konsep Negara dan Kajian Negara.
Malang: Setara Press.
Budiardjo, Miriam. 1991. Aneka Pemikiran Tentang Kuasa Dan Wibawa. Jakarta: Sinar
Harapan.
Kusnardi, Moh. dan Bntan R. Saragih, 1995. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media Pratama.
hlm. 122. Lubis, M. Solly, 2007. Ilmu Negara, Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju.
Riyanto, Sigit. 2012. Kedaulatan Negara Dalam Kerangka Hukum Internasional
Kontemporer, Jurnal Yustisia, Vol. 1 No. 3, September-Desember.
Rudi. 2013. Mencari Bentuk Kedaulatan dalam UUD Tahun 1945. Fiat Justitia Jurnal Ilmu
Hukum, Vol. 7 No. 3, September-Desember.

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Kel 5 Pendidikan Seni Tari
    Makalah Kel 5 Pendidikan Seni Tari
    Dokumen13 halaman
    Makalah Kel 5 Pendidikan Seni Tari
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Nop Pramukaa
    Nop Pramukaa
    Dokumen3 halaman
    Nop Pramukaa
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Makalah Safna
    Makalah Safna
    Dokumen30 halaman
    Makalah Safna
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Proposal Pagar
    Proposal Pagar
    Dokumen2 halaman
    Proposal Pagar
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Alokasi Waktu (Genap)
    Alokasi Waktu (Genap)
    Dokumen1 halaman
    Alokasi Waktu (Genap)
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Soal Tiu
    Soal Tiu
    Dokumen54 halaman
    Soal Tiu
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Prosem Genap
    Prosem Genap
    Dokumen2 halaman
    Prosem Genap
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Formulir Pendaftaran Ukmppg 2022738203
    Formulir Pendaftaran Ukmppg 2022738203
    Dokumen1 halaman
    Formulir Pendaftaran Ukmppg 2022738203
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Surat Balasan Penelitian-1
    Surat Balasan Penelitian-1
    Dokumen2 halaman
    Surat Balasan Penelitian-1
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • RPP 4
    RPP 4
    Dokumen1 halaman
    RPP 4
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Penilaian RPP 6
    Penilaian RPP 6
    Dokumen1 halaman
    Penilaian RPP 6
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • RPP 6
    RPP 6
    Dokumen2 halaman
    RPP 6
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • RPP 8
    RPP 8
    Dokumen1 halaman
    RPP 8
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • RPP 7
    RPP 7
    Dokumen1 halaman
    RPP 7
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • RPP 9
    RPP 9
    Dokumen1 halaman
    RPP 9
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • RPP 10
    RPP 10
    Dokumen1 halaman
    RPP 10
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • Absen Harian Guru SMP 4 Pabol-1
    Absen Harian Guru SMP 4 Pabol-1
    Dokumen1 halaman
    Absen Harian Guru SMP 4 Pabol-1
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat
  • DrhRiwayat
    DrhRiwayat
    Dokumen6 halaman
    DrhRiwayat
    Hilda Rahmadani Harahap
    Belum ada peringkat