Anda di halaman 1dari 431

ACUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM OPERASIONAL

TK TAMAN CENDEKIA
TAHUN AJARAN 2023/2024

DISUSUN OLEH
TK TAMAN CENDEKIA

TAMAN KANAK KANAK TAMAN CENDEKIA


KENOKOREJO RT 02 RW 03 KEC. POLOKARTO
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN SUKOHARJO
2023
DAFTAR ISI

1. Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada


Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan
Menengah.
2. Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah,
3. SK Mendikbudristek Nomor 262 Tahun 2022 Tentang Penerapan Kurikulum
4. Peraturan Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek
tentang Lingkup Capaian Pembelajaran pada Fase Pondasi.
5. Pedoman Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran Elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti
Fase Pondasi
6. Pedoman Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran Elemen Jati Diri Fase Pondasi
7. Pedoman Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran Elemen Dasar-Dasar Literasi,
Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa dan Seni Fase Pondasi
8. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomor
Cendekia420/0361 Tahun tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun
Ajaran 2023/2024.
9. SK Kepala Sekolah TK Taman Cendekia Nomor 5/TKTC/VII/2023 tentang Penetapan
Kurikulum Operasional Satuan TK TamanCendekia Tahun Ajaran 2023/2024.
SALINAN

RANCANGAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2022
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan


Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Standar
Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6762);
5. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 156);
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 963);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI TENTANG STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG
PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH.

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria minimal
tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang menunjukkan capaian kemampuan Peserta Didik
dari hasil pembelajarannya pada akhir Jenjang
Pendidikan.
2. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
3. Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan Peserta
Didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.
4. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.

BAB II
LINGKUP STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Pasal 2
(1) Standar Kompetensi Lulusan dirumuskan berdasarkan:
a. tujuan pendidikan nasional;
b. tingkat perkembangan Peserta Didik;
c. kerangka kualifikasi nasional Indonesia; dan
d. jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
(2) Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas:
a. Standar Kompetensi Lulusan pada pendidikan anak
usia dini;
b. Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang
Pendidikan dasar; dan

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

c. Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang


Pendidikan menengah.
(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b dan huruf c termasuk untuk program
pendidikan kesetaraan.
(4) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar tenaga kependidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.

Pasal 3
(1) Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman
dalam penentuan kelulusan Peserta Didik dari satuan
pendidikan.
(2) Penggunaan Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi Peserta Didik
pada pendidikan anak usia dini.
(3) Dalam hal Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan
hambatan intelektual, penggunaan Standar Kompetensi
Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan Peserta Didik.
(4) Kondisi dan kebutuhan Peserta Didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditentukan melalui asesmen yang
dilakukan oleh ahli sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB III
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pasal 4
(1) Standar Kompetensi Lulusan pada pendidikan anak usia
dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf
a merupakan standar tingkat pencapaian perkembangan
anak usia dini.

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

(2) Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat profil
Peserta Didik sebagai kesatuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang menjadi deskripsi capaian
perkembangan Peserta Didik dari hasil partisipasinya
pada akhir pendidikan anak usia dini.
(3) Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) difokuskan pada
aspek perkembangan anak yang mencakup:
a. nilai agama dan moral;
b. nilai Pancasila;
c. fisik motorik;
d. kognitif;
e. bahasa; dan
f. sosial emosional.
(4) Aspek perkembangan anak sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dirumuskan secara terpadu dalam bentuk
deskripsi capaian perkembangan yang terdiri atas:
a. mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengenal ajaran pokok agama, dan menunjukkan
sikap menyayangi dirinya, sesama manusia serta
alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa melalui
partisipasi aktif dalam merawat diri dan
lingkungannya;
b. mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di
keluarga, sekolah, dan masyarakat, mengetahui
dirinya merupakan bagian dari warga Indonesia, serta
mengetahui keberadaan negara lain di dunia;
c. mengenali emosi, mampu mengendalikan
keinginannya sebagai sikap menghargai keinginan
orang lain, dan mampu berinteraksi dengan teman
sebaya;
d. mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan
yang berlaku, serta memiliki rasa senang terhadap
belajar, menghargai usahanya sendiri untuk menjadi
lebih baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha
kembali ketika belum berhasil;

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

e. memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui


eksplorasi dan ekspresi pikiran dan/atau
perasaannya dalam bentuk tindakan sederhana
dan/atau karya yang dapat dihasilkan melalui
kemampuan kognitif, afektif, rasa seni serta
keterampilan motorik halus dan kasarnya;
f. mampu menyebutkan alasan, pilihan atau
keputusannya, mampu memecahkan masalah
sederhana, serta mengetahui hubungan sebab akibat
dari suatu kondisi atau situasi yang dipengaruhi oleh
hukum alam;
g. mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan
teks, alfabet dan fonemik, memiliki kemampuan
dasar yang diperlukan untuk menulis, memahami
instruksi sederhana, mampu mengutarakan
pertanyaan dan gagasannya serta mampu
menggunakan kemampuan bahasanya untuk bekerja
sama; dan
h. memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan
pengukuran dengan satuan tidak baku, menyadari
adanya persamaan dan perbedaan karakteristik
antarobjek, serta memiliki kesadaran ruang dan
waktu.

BAB IV
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

Pasal 5
(1) Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan
dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf b terdiri atas:
a. Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/
madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/
paket A/bentuk lain yang sederajat; dan

jdih.kemdikbud.go.id
-7-

b. Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah


pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah menengah
pertama luar biasa/paket B/bentuk lain yang
sederajat.
(2) Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan
dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difokuskan
pada:
a. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila; dan
c. penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi
Peserta Didik untuk mengikuti pendidikan lebih
lanjut.

Pasal 6
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/paket A/bentuk lain yang
sederajat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf
a dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi
kompetensi yang terdiri atas:
a. mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-sifatNya,
memahami ajaran pokok agama/kepercayaan,
melaksanakan ibadah dengan bimbingan, bersikap jujur,
menunjukkan perilaku hidup sehat dan bersih,
menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, serta taat pada aturan;
b. mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan
budayanya, mengenal dan menghargai keragaman budaya
di lingkungannya, melakukan interaksi antarbudaya, dan
mengklarifikasi prasangka dan stereotip, serta
berpartisipasi untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi serta
berkolaborasi antarsesama dengan bimbingan di
lingkungan sekitar;

jdih.kemdikbud.go.id
-8-

d. menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana,


kemampuan mengelola pikiran dan perasaan, serta tak
bergantung pada orang lain dalam pembelajaran dan
pengembangan diri;
e. menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan,
membuat tindakan atau karya kreatif sederhana, dan
mencari alternatif tindakan untuk menghadapi tantangan,
termasuk melalui kearifan lokal;
f. menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan dan
menyampaikan kembali informasi yang didapat atau
masalah yang dihadapi;
g. menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi
berupa mencari dan menemukan teks, menyampaikan
tanggapan atas bacaannya, dan mampu menulis
pengalaman dan perasaan sendiri; dan
h. menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan diri dan lingkungan terdekat.

Pasal 7
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah menengah pertama
luar biasa/paket B/bentuk lain yang sederajat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b dirumuskan secara
terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri atas:
a. mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami
kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-
hari, memahami ajaran agama, melaksanakan ibadah
secara rutin dan mandiri sesuai dengan tuntunan
agama/kepercayaan, berani menyatakan kebenaran,
menyayangi dirinya, menyadari pentingnya keseimbangan
kesehatan jasmani, mental dan rohani, menghargai
sesama manusia, berinisiatif menjaga alam, serta
memahami kewajiban dan hak sebagai warga negara;

jdih.kemdikbud.go.id
-9-

b. mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan


budayanya, menghargai keragaman masyarakat dan
budaya nasional, terbiasa melakukan interaksi antar
budaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta
berpartisipasi aktif untuk menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
c. menunjukkan perilaku terbiasa peduli dan berbagi, serta
kemampuan berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan
terdekat dan lingkungan sekitar;
d. terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi,
berinisiatif dan merancang strategi untuk pembelajaran
dan pengembangan diri, serta mampu beradaptasi dan
menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
e. menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan
orisinal, membuat tindakan atau karya kreatif sesuai
kapasitasnya, dan terbiasa mencari alternatif tindakan
dalam menghadapi tantangan;
f. menunjukkan kemampuan mengidentifikasi informasi
yang relevan atau masalah yang dihadapi, menganalisis,
memprioritaskan informasi yang paling relevan atau
alternatif solusi yang paling tepat;
g. menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi
berupa menginterpretasikan dan mengintegrasikan teks,
untuk menghasilkan inferensi sederhana, menyampaikan
tanggapan atas informasi, dan mampu menulis
pengalaman dan pemikiran dengan konsep sederhana;
dan
h. menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan diri, lingkungan terdekat, dan masyarakat sekitar.

jdih.kemdikbud.go.id
- 10 -

BAB V
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
PADA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

Pasal 8
Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan
menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf
c terdiri atas:
a. Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan
Jenjang Pendidikan menengah umum; dan
b. Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan
Jenjang Pendidikan menengah kejuruan.

Pasal 9
(1) Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan
Jenjang Pendidikan menengah umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf a difokuskan pada:
a. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila; dan
c. pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi
Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
(2) Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan
menengah umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah
menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah atas
luar biasa/paket C/bentuk lain yang sederajat.
(3) Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah
atas/madrasah aliyah/sekolah menengah atas luar biasa/
paket C/bentuk lain yang sederajat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dirumuskan secara terpadu dalam
bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri atas:

jdih.kemdikbud.go.id
- 11 -

a. menyayangi dirinya, menghargai sesama dan


melestarikan alam semesta sebagai wujud cinta
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sikap
religius dan spiritualitas sesuai ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami
sepenuhnya ajaran agama secara utuh, rutin
melaksanakan ibadah dengan penghayatan,
menegakkan (mengedepankan) integritas dan
kejujuran, pembelaan pada kebenaran, pelestarian
alam, menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental,
dan rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak
sebagai warga negara;
b. mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri
dan budayanya, menghargai dan menempatkan
keragaman masyarakat dan budaya nasional dan
global secara setara dan adil, aktif melakukan
interaksi antarbudaya, menolak stereotip dan
diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c. menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli
dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar,
dan masyarakat luas;
d. menunjukkan perilaku bertanggung jawab,
melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang
strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri,
serta terbiasa beradaptasi dan menjaga komitmen
untuk meraih tujuan;
e. menunjukkan perilaku berbudaya dengan
menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan
dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta
senantiasa mencari alternatif solusi masalah di
lingkungannya;

jdih.kemdikbud.go.id
- 12 -

f. menunjukkan kemampuan menganalisis


permasalahan dan gagasan yang kompleks,
menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan
argumen yang mendukung pemikirannya
berdasarkan data yang akurat;
g. menunjukkan kemampuan dan kegemaran
berliterasi berupa mengevaluasi dan merefleksikan
teks untuk menghasilkan inferensi kompleks,
menyampaikan tanggapan atas informasi, serta
menulis ekspositori maupun naratif dengan berbagai
sudut pandang; dan
h. menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar
menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat,
masyarakat sekitar, dan masyarakat global.

Pasal 10
(1) Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan
Jenjang Pendidikan menengah kejuruan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf b difokuskan pada:
a. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila; dan
c. keterampilan untuk meningkatkan kompetensi
Peserta Didik agar dapat hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
(2) Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan
Jenjang Pendidikan menengah kejuruan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan Standar Kompetensi
Lulusan pada sekolah menengah kejuruan/madrasah
aliyah kejuruan/bentuk lain yang sederajat.

jdih.kemdikbud.go.id
- 13 -

(3) Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah


kejuruan/madrasah aliyah kejuruan/bentuk lain yang
sederajat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi
kompetensi yang terdiri atas:
a. menyayangi dirinya, menghargai sesama dan
melestarikan alam semesta sebagai wujud cinta
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sikap
religius dan spiritualitas sesuai ajaran
agama/kepercayaan yang dianut, memahami
sepenuhnya ajaran agama secara utuh, rutin
melaksanakan ibadah dengan penghayatan,
menegakkan (mengedepankan) integritas dan
kejujuran, pembelaan pada kebenaran, pelestarian
alam, menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental,
dan rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak
sebagai warga negara;
b. mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri
dan budayanya, menghargai dan menempatkan
keragaman masyarakat dan budaya nasional dan
global secara setara dan adil, aktif melakukan
interaksi antarbudaya, menolak stereotip dan
diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c. menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli
dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar,
dan masyarakat luas;
d. menunjukkan perilaku bertanggung jawab,
melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang
strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri,
serta terbiasa beradaptasi dan menjaga komitmen
untuk meraih tujuan;

jdih.kemdikbud.go.id
- 14 -

e. menunjukkan perilaku berbudaya dengan


menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan
dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta
senantiasa mencari alternatif solusi masalah di
lingkungannya;
f. menunjukkan kemampuan menganalisis
permasalahan dan gagasan yang kompleks,
menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan
argumen yang mendukung pemikirannya
berdasarkan data yang akurat;
g. menunjukkan kemampuan dan kegemaran
berliterasi berupa menganalisis teks untuk
menghasilkan inferensi, menyampaikan tanggapan
atas informasi, serta menulis ekspositori maupun
naratif yang relevan dengan bidang kejuruannya;
h. menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah praktis
yang relevan dengan bidang kejuruannya; dan
i. menunjukkan kemampuan keahlian sesuai dengan
kejuruannya untuk menguatkan kemandirian serta
kesiapan memasuki dunia kerja.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. ketentuan mengenai Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1668);
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 953); dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 15 -

c. ketentuan mengenai Standar Kompetensi Lulusan dalam


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1689),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 16 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Februari 2022

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

NADIEM ANWAR MAKARIM

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Februari 2022

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

BENNY RIYANTO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 161

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,

TTD.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

jdih.kemdikbud.go.id
SALINAN
SALINAN

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2022
TENTANG
STANDAR ISI PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN
DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan


Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang
Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6762);
5. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 156);
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 963);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI TENTANG STANDAR ISI PADA PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN
JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH.

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Isi adalah kriteria minimal yang mencakup
ruang lingkup materi untuk mencapai kompetensi
lulusan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

2. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha


mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
3. Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan Peserta
Didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.
4. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat
PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
5. Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah.
6. Pendidikan Menengah adalah lanjutan Pendidikan Dasar.
7. Pendidikan Kesetaraan adalah program pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum
setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakup
program paket A, paket B, dan paket C.
8. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.

Pasal 2
(1) Standar Isi dikembangkan melalui perumusan ruang
lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan.
(2) Ruang lingkup materi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan bahan kajian dalam muatan
pembelajaran.
(3) Ruang lingkup materi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dirumuskan berdasarkan:
a. muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

b. konsep keilmuan; dan


c. jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
(4) Muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a merupakan muatan wajib yang dimuat dalam
kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
yang meliputi:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan Pancasila;
c. pendidikan kewarganegaraan;
d. bahasa;
e. matematika
f. ilmu pengetahuan alam;
g. ilmu pengetahuan sosial;
h. seni dan budaya;
i. pendidikan jasmani dan olahraga;
j. keterampilan/kejuruan; dan
k. muatan lokal.
(5) Ruang lingkup materi berdasarkan konsep keilmuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilakukan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
kemajuan teknologi, seni, dan budaya.
(6) Perumusan ruang lingkup materi berdasarkan jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf c disesuaikan dengan jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan pada PAUD, jenjang Pendidikan
Dasar, dan jenjang Pendidikan Menengah.
(7) Perumusan ruang lingkup materi pada PAUD, jenjang
Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan Menengah
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) memuat juga ruang
lingkup materi program kebutuhan khusus.
(8) Ruang lingkup materi:
a. PAUD tercantum dalam Lampiran I;
b. jenjang Pendidikan Dasar tercantum dalam
Lampiran II; dan

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

c. jenjang Pendidikan Menengah tercantum dalam


Lampiran III,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 3
(1) Muatan wajib pendidikan agama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (4) huruf a dirumuskan melalui
koordinasi antara Menteri dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agama.
(2) Muatan lokal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(4) huruf k dirumuskan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya.

Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. ketentuan mengenai Standar Isi dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1668);
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 954); dan
c. ketentuan mengenai Standar Isi dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1689),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Februari 2022

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

NADIEM ANWAR MAKARIM

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 Februari 2022

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BENNY RIYANTO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 169

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

ttd.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

jdih.kemdikbud.go.id
SALINAN
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 7 TAHUN 2022
TENTANG
STANDAR ISI PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH

RUANG LINGKUP MATERI PAUD

A. Latar Belakang
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Standar Isi PAUD dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup
materi yang sesuai dengan capaian perkembangan yang telah dirumuskan
pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA).
STPPA difokuskan pada aspek perkembangan anak yang mencakup: nilai
agama dan moral, nilai Pancasila, fisik motorik, kognitif, bahasa, dan sosial
emosional.
Ruang lingkup materi PAUD dalam Standar Isi mengacu pada STPPA yang
memuat aspek perkembangan anak dan dirumuskan secara terpadu dalam
bentuk deskripsi capaian perkembangan. Upaya peningkatan fleksibilitas
ruang lingkup materi dengan memberikan ruang kepada pendidik untuk
memfasilitasi Peserta Didik mengembangkan kompetensinya dan
mengadopsi prinsip diferensiasi (ragam laju perkembangan anak, latar
belakang anak, termasuk anak berkebutuhan khusus).

B. Ruang Lingkup Materi PAUD


Ruang lingkup materi diturunkan dari bentuk deskripsi capaian
perkembangan anak dalam STPPA.
1. Mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengenal ajaran
pokok agama, dan menunjukkan sikap menyayangi dirinya, sesama
manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa melalui

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

partisipasi aktif dalam merawat diri dan lingkungannya, yang


mencakup materi:
a. ajaran pokok agama sebagai bentuk pengenalan dan penanaman
kepercayaan anak pada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agamanya
masing-masing;
b. menjaga kebugaran, merawat kesehatan, kebersihan,
keselamatan dan keamanan diri sebagai bentuk rasa sayang anak
terhadap dirinya dan wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
c. saling menghargai sesama manusia dengan berbagai
perbedaannya sebagai bentuk toleransi dan kasih sayang
terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Esa; dan
d. merawat alam melalui kegiatan sehari-hari sebagai bentuk rasa
sayang terhadap binatang, tanaman, dan alam yang merupakan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga, sekolah,
dan masyarakat, mengetahui dirinya merupakan bagian dari warga
Indonesia, serta mengetahui keberadaan negara lain di dunia, yang
mencakup materi:
a. identitas dirinya terbentuk dari berbagai karakteristik, termasuk
gender, minat, agama, sosial, dan budaya;
b. kesadaran diri bahwa setiap orang memiliki karakteristik dan
kebiasaan yang berbeda;
c. menyesuaikan diri dengan lingkungan (keluarga, sekolah, dan
masyarakat) dan pemahaman di setiap lingkungan memiliki
kebiasaan, aturan yang berbeda, yang perlu diketahui dan
dihargai agar dirinya lebih terampil dalam melakukan kegiatan
sehari-hari;
d. peran sebagai diri, anggota keluarga, warga sekolah, warga
masyarakat, dan warga negara sebagai fondasi dalam pengenalan
hak, tanggung jawab, dan peduli pada sesama, lingkungan, seni,
budaya, dan menjaga kelestariannya; dan
e. identitas kenegaraan melalui pengenalan simbol, antara lain:
bahasa, bendera, lambang negara, lagu kebangsaan, dan
informasi lainnya tentang Indonesia dan negara lain.

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

3. Mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya sebagai sikap


menghargai keinginan orang lain, dan mampu berinteraksi dengan
teman sebaya, yang mencakup materi:
a. ragam emosi yang secara wajar dirasakan oleh manusia sebagai
reaksi terhadap suatu kondisi;
b. ragam emosi dan keinginan orang lain yang berbeda dengan
dirinya (perspective taking) dan dirinya perlu menghargai
keinginan orang lain agar dapat berteman dengan sebaya;
c. pengendalian emosi secara bertahap agar anak dapat
mengekspresikannya secara sehat dan positif, baik terhadap diri,
orang lain, maupun lingkungan;
d. interaksi dan kolaborasi sebagai fondasi membangun
kemampuan prososial; dan
e. aturan dan disiplin diperkenalkan melalui kesepahaman, teladan,
pembiasaan, dan dukungan lingkungan yang sesuai.
4. Mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta
memiliki rasa senang terhadap belajar, menghargai usahanya sendiri
untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha
kembali ketika belum berhasil, yang mencakup materi:
a. kebiasaan dan aturan yang berlaku sehingga perlu
mengendalikan dirinya;
b. melihat dan merasakan proses belajar sebagai pengalaman yang
menyenangkan;
c. proses belajar dapat terjadi di mana saja dan memaknainya
sebagai media untuk dapat menjadi lebih baik;
d. usaha dan hasil sama pentingnya serta keberhasilan dapat
dicapai melalui berbagai cara ketika belum berhasil; dan
e. pentingnya kepercayaan diri dan kemandirian dalam berpikir dan
bertindak melalui berbagai aktivitas sehari-hari sebagai fondasi
pembentukan pribadi yang berdikari dan tangguh.
5. Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi dan ekspresi
pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk tindakan sederhana
dan/atau karya yang dapat dihasilkan melalui kemampuan kognitif,
afektif, rasa seni serta keterampilan motorik halus dan kasarnya, yang
mencakup materi:
a. ragam cara penyelesaian suatu tugas atau kegiatan dan cara
dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya;

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

b. pengembangan kreativitas melalui imajinasi, ide, perasaan, dan


karya ditumbuhkan secara bertahap melalui kegiatan sehari-
sehari yang menyenangkan;
c. penghargaan keunggulan diri dan orang lain dalam rangka
menumbuhkan sikap positif terhadap kemampuan, karya,
prestasi, motivasi, dan produktivitas dalam aktualisasi diri; dan
d. kegiatan motorik kasar, motorik halus, dan taktil dilakukan
melalui berbagai kegiatan sehari-hari sebagai bentuk
pengembangan diri.
6. Mampu menyebutkan alasan, pilihan atau keputusannya, mampu
memecahkan masalah sederhana, serta mengetahui hubungan sebab
akibat dari suatu kondisi atau situasi yang dipengaruhi oleh hukum
alam, yang mencakup materi:
a. pengalaman observasi, eksplorasi, dan eksperimen yang menarik,
menantang, dan bermakna bagi kehidupan anak;
b. hubungan sebab akibat terkait pemecahan masalah dalam
kehidupan sehari-hari;
c. pengenalan dasar pengetahuan ilmiah untuk memahami situasi
dunia nyata dilakukan melalui informasi dari media digital
dan/atau nondigital secara bertahap; dan
d. penggunaan dan perekayasaan teknologi diperkenalkan secara
bertahap dan menyenangkan mulai dari teknologi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks, alfabet dan
fonemik, memiliki kemampuan dasar yang diperlukan untuk menulis,
memahami instruksi sederhana, mampu mengutarakan pertanyaan
dan gagasannya serta mampu menggunakan kemampuan bahasanya
untuk bekerja sama, yang mencakup materi:
a. mendapatkan informasi dilakukan melalui antara lain:
percakapan, interaksi, kolaborasi, beragam media, serta
eksplorasi fakta dan objek secara langsung di bawah bimbingan
orang dewasa;
b. cara berkomunikasi yang mempengaruhi keterampilan untuk
menghasilkan karya bersama orang lain dan menyampaikan
ide/informasi/maksud yang diinginkan;

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

c. hubungan antara pesan visual yang tertuang dalam berbagai


media dengan simbol alfabetis, suara, rangkaian kata, dan makna
dari suatu kata;
d. penggunaan ragam cara dan alat tulis sebagai media untuk
mengekspresikan pikiran; dan
e. minat, kegemaran, dan gairah pada bacaan yang ditumbuhkan
melalui dukungan lingkungan yang kaya literasi, positif, dan
bermakna.
8. Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan pengukuran dengan
satuan tidak baku, menyadari adanya persamaan dan perbedaan
karakteristik antarobjek, serta memiliki kesadaran ruang dan waktu,
yang mencakup materi:
a. keterhubungan antara konsep bilangan dengan kehidupan
sehari-hari;
b. ragam objek dan karakteristiknya yang berbeda, dan dapat
dibandingkan antara lain: berdasarkan jumlah, besaran, bentuk,
posisi, dan/atau tekstur;
c. konsep dan makna waktu, antara lain: masa kini, masa lampau,
dan masa mendatang, serta hari, minggu, bulan, dan tahun;
d. perbedaan antara elemen air, benda padat, dan udara, serta
konversi yang dapat terjadi sebagai reaksi dari ada atau tidaknya
hawa panas;
e. pengambilan keputusan merupakan suatu proses menimbang
antara keinginan dan/atau suatu alasan;
f. sebab akibat fenomena alam dan fenomena sosial yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari; dan

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

g. konsep dan kaidah pramatematika ditumbuhkan dalam situasi


sehari-hari, antara lain: angka, berhitung, hubungan satu kesatu,
klasifikasi dan sortir, pengenalan ruang dan bentuk, pengukuran,
pola, dan pengolahan data.

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

NADIEM ANWAR MAKARIM

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

ttd.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

jdih.kemdikbud.go.id
SALINAN
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 7 TAHUN 2022
TENTANG
STANDAR ISI PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH

RUANG LINGKUP MATERI


JENJANG PENDIDIKAN DASAR

A. Latar Belakang
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup
materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang telah dirumuskan
pada standar kompetensi lulusan.
Penyusunan Standar Isi dilakukan dengan merumuskan ruang lingkup
materi pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan kompetensi
Peserta Didik sesuai standar kompetensi lulusan, melakukan penyesuaian
dengan kemajuan pembelajaran (learning progression) Peserta Didik pada
setiap jenjang, merumuskan ruang lingkup materi pembelajaran yang
memberikan fleksibilitas kepada pendidik untuk memfasilitasi Peserta
Didik mengembangkan kompetensinya, serta mengadopsi prinsip
diferensiasi dalam mengembangkan ruang lingkup materi pembelajaran.
Pengembangan Standar Isi mengacu pada standar kompetensi lulusan pada
satuan pendidikan jenjang Pendidikan Dasar yang difokuskan pada:
1. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
2. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
3. penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik untuk
mengikuti pendidikan lebih lanjut.

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

Standar Isi ini mencakup ruang lingkup materi Pendidikan Dasar pada
jalur pendidikan formal dan nonformal. Standar Isi sekolah dasar luar
biasa/paket A/bentuk lain yang sederajat sama dengan Standar Isi sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah dan Standar Isi sekolah menengah pertama
luar biasa/paket B/bentuk lain yang sederajat sama dengan Standar Isi
sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah.
Standar Isi pada program Pendidikan Kesetaraan selain berisi muatan
wajib sesuai jenjangnya, juga diperkaya dengan ruang lingkup materi
pemberdayaan dan keterampilan. Ruang lingkup materi pemberdayaan
diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran, harga diri, kepercayaan diri,
partisipasi aktif, dan akses terhadap pengambilan keputusan sehingga
Peserta Didik mampu berkreasi, berkarya, serta mengembangkan
kemandirian dalam kehidupan individu maupun bermasyarakat. Ruang
lingkup materi pada Standar Isi dikemas untuk memperkuat
pengembangan diri, pengembangan kapasitas, dan penguatan sosial
ekonomi. Ruang lingkup materi keterampilan dikembangkan dengan
memperhatikan ragam potensi sumber daya alam dan sosial budaya,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan/atau kesempatan
bekerja dan berusaha.
Standar Isi pada pendidikan khusus, selain berisi muatan wajib sesuai
jenjangnya, juga ditambah dengan ruang lingkup materi program
kebutuhan khusus dan keterampilan. Peserta Didik berkebutuhan khusus
dapat mengikuti Standar Isi, dengan memperhatikan profil Peserta Didik
berkebutuhan khusus.

B. Ruang Lingkup Materi Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar


Luar Biasa/Paket A/Bentuk Lain yang Sederajat
1. Pendidikan Agama
a. Pendidikan Agama Islam
1) akidah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. (Habl
min Allah) diwujudkan dengan menjalankan rukun Islam,
terutama salat dan puasa sebagai nilai diri dan praktik yang
dijalankan setiap hari;
2) Al-Qur’an dan Hadits dengan pemahaman ulama yang sahih
menjadi pedoman dalam berucap, berpikir, berperilaku, dan
bertindak melalui akhlak mulia (makarim al akhlaq) di
rumah, sekolah, dan tempat bermain, terutama kepada

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

orang tua, guru, dan kasih sayang kepada teman dan


makhluk lainnya;
3) adab, akhlak, dan teknik bacaan Al-Qur’an yang sesuai
dengan makharijul huruf dalam ilmu tajwid memiliki nilai
ibadah, kemuliaan dan keagungan firman Allah Swt. bagi
yang mengamalkannya;
4) hukum Islam dalam fikih ibadah memandu tata cara,
peralatan, dan praktik ibadah yang memudahkan dalam
menjalankan perintah ajaran Islam dan larangannya;
5) manusia merupakan makhluk Allah Swt. yang paling mulia
dan bermartabat dibandingkan makhluk lain dengan
keragaman kebiasaan, kebutuhan, dan keterbatasan yang
harus diapresiasi, dihormati, dan dihargai karena menjadi
bagian dari sunnatullah;
6) toleransi dan persaudaraan dalam berteman tanpa
membedakan jenis kelamin dan keyakinan agama
merupakan wujud akhlak terpuji dan budi pekerti dalam
Islam (habl min an-nas).
7) kecintaan terhadap alam dengan cara merawat dan
menjaganya merupakan bentuk syukur pada Allah Swt. dan
kasih sayang kepada sesama makhluk ciptaan Allah (habl
minal alam);
8) cinta tanah air dan membela negara menjadi bagian dari
prinsip dalam menjaga ajaran dan nilai Islam; dan
9) keteladanan para rasul, nabi, wali, dan ulama penyebar
Islam di Indonesia dalam menghormati dan menghargai
perbedaan keimanan dan menjaga kesatuan bangsa menjadi
contoh teladan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pendidikan Agama Kristen
1) Allah Berkarya
a) Allah menciptakan dirinya sebagai pribadi yang
istimewa dalam hubungannya dengan orang tua,
keluarga, teman, guru, dan orang-orang terdekatnya;
b) interaksi yang baik dengan orang tua, keluarga, teman,
guru, dan orang-orang terdekat melalui tindakan-
tindakan yang sederhana berupa sikap mengasihi,
menghormati, dan menolong;

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

c) bersyukur atas pemeliharaan Allah atas kehadiran


orang tua, keluarga, teman, dan guru;
d) Allah menciptakan manusia (laki-laki dan perempuan),
flora dan fauna sebagai bagian yang patut disyukuri;
e) wujud rasa syukur kepada Allah dalam tindakan nyata
mengakui indahnya semua ciptaan Allah dengan
berbagai ragam dan hidup rukun antarumat manusia;
f) Allah hadir memelihara siklus kehidupan
manusia/anak-anak dari kelahiran hingga
pertumbuhannya;
g) tanggung jawab manusia di tengah-tengah
kehidupannya, keluarga, teman, dan guru serta
lingkungan sebagai bukti telah dipelihara oleh Allah;
h) bersyukur atas karya Allah dalam kehidupan keluarga,
sekolah, dan masyarakat;
i) sikap kepedulian kepada sesama manusia dan
lingkungan sekitar;
j) Allah memelihara seluruh aspek kehidupan, manusia
menyatakan rasa syukur dalam sebuah tindakan nyata
atas pemeliharaan Allah saat susah, senang, sehat,
sakit;
k) Allah hadir sebagai sumber kekuatan bagi diriku dan
semua anak termasuk anak-anak berkebutuhan
khusus;
l) Allah menyelamatkan manusia dalam diri Yesus Kristus
yang menjadi Juru Selamat Manusia;
m) bersyukur atas keselamatan yang diberikan Allah bagi
manusia dalam bentuk tindakan atau wujud nyata
dalam kehidupan sehari-hari;
n) Allah membarui hidup manusia dan manusia
menyatakan dalam praktik sikap hidup manusia baru;
dan
o) arti dan makna hidup baru menurut Alkitab.
2) Manusia dan Nilai-Nilai Kristiani
a) seluruh anggota tubuh manusia bermanfaat untuk
tujuan mulia di kehidupan keseharian manusia;

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

b) bersyukur atas penciptaan Allah bagi anggota tubuh


dengan memelihara dan merawat tubuh dengan teratur;
c) bergaul hidup rukun dengan semua orang dengan
menghargai perbedaan dan menjaga kerukunan di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat;
d) tubuhku memuliakan Allah dengan menjaga kebersihan
dan kesehatan tubuh;
e) manusia tidak dapat hidup sendiri namun hidup
bergaul dan mengasihi sesamanya dengan menghargai
perbedaan, peduli dengan sesama, menjaga kerukunan,
dan menerapkan hidup disiplin;
f) manusia berdosa melakukan pertobatan dan kehidupan
baru bagi kemuliaan Tuhan;
g) nilai-nilai Kristiani dalam interaksi antara manusia
yang berbeda-beda;
h) sikap-sikap kritis terhadap berbagai bentuk
diskriminasi;
i) tindakan-tindakan nyata bentuk kepekaan terhadap
berbagai bentuk diskriminasi, seperti: bersahabat
dengan semua, mengakui kesetaraan laki-laki dan
perempuan; dan
j) contoh-contoh teladan dari tokoh-tokoh Alkitab
(Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru).
3) Gereja dan Masyarakat Majemuk
a) wujud pelaksanaan tugas panggilan gereja untuk
bersekutu, bersaksi, dan melayani dengan rajin ibadah
di rumah, di Sekolah Minggu dan gereja;
b) wujud ibadah di Sekolah Minggu, seperti: rajin berdoa,
rajin membaca Alkitab, menghafal ayat Alkitab, dan
saling menolong dengan teman;
c) perbedaan dan keragaman suku, budaya, bangsa, dan
agama baik di sekolah dan lingkungan sekitar adalah
anugerah Allah yang perlu disyukuri;
d) wujud pelaksanaan toleransi dan hidup rukun dalam
perbedaan yang perlu dilakukan di sekolah dan
lingkungan sekitarnya;

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

e) aku mau melayani Tuhan dan melakukan tindakan


melayani dengan kasih kepada sesama dimanapun aku
berada;
f) pengertian ibadah yang berkenan kepada Allah dan
makna pelayanan terhadap sesama sebagai tanggung
jawab orang beriman dan mempraktikannya dalam
kehidupan sehari-hari serta membuat karya tentang
ibadah yang berkenan kepada Allah secara sederhana;
g) arti berbela rasa dalam tindakan nyata dengan saling
menghargai dan menolong teman tanpa pilih kasih, dan
memaknai arti keragaman suku, budaya, dan agama di
Indonesia;
h) mewujudnyatakan contoh sikap dan makna dari tolong-
menolong dan toleransi antarumat beragama; dan
i) belajar dari Alkitab tentang arti dan makna tugas
panggilan gereja.
4) Alam dan Lingkungan Hidup
a) Allah hadir dalam seluruh benda langit ciptaan-Nya dan
berbagai fenomena alam dalam bentuk hujan, panas,
siang dan malam, iklim dan cuaca;
b) tindakan sederhana wujud syukur dan upaya tanggung
jawab terhadap alam dan lingkungan sekitarnya,
berupa: merawat tumbuhan, lingkungan rumah dan
sekolah menjadi bersih, sejuk, dan rapi;
c) contoh-contoh pemeliharaan alam, flora dan fauna
peliharaan ataupun yang hidup di alam bebas sebagai
wujud tanggung jawab orang beriman;
d) makna dan arti ciptaan Allah saling membutuhkan
antara satu dengan yang lainnya;
e) bentuk-bentuk rasa syukur atas kemahakuasaan Allah
dalam berbagai fenomena alam;
f) belajar melalui lagu-lagu yang menggambarkan cinta
akan kehidupan alam; dan
g) kesaksian manusia menghadapi kemahakuasaan Allah
dalam berbagai fenomena alam, dan upaya tanggung
jawab pemeliharaan dan pelestarian alam.

jdih.kemdikbud.go.id
-7-

c. Pendidikan Agama Katolik


1) Pribadi Peserta Didik
a) manusia diciptakan Allah sebagai citra-Nya. Setiap
manusia, baik laki-laki maupun perempuan diciptakan
baik adanya. Allah memanggil setiap orang untuk
memelihara diri, saling melengkapi, dan saling
menghormati satu sama lain;
b) tanggung jawab untuk mengembangkan diri sebagai
citra Allah. Sebagai citra Allah manusia dipanggil untuk
mengembangkan berbagai kemampuan yang telah
dianugerahkan Allah kepada dirinya, agar ia makin
sempurna dan makin mampu memancarkan kebaikan
Allah; dan
c) lingkungan tempat bertumbuh dan berkembang.
Manusia tidak dapat tumbuh dan berkembang sendiri.
Pertumbuhan dan perkembangan sangat dipengaruhi
oleh lingkungannya, antara lain: lingkungan rumah
tempat tinggal, sekolah, teman, dan keluarga. Ia
dipanggil untuk memelihara lingkungan-lingkungan
tersebut agar berdampak positif terhadap pertumbuhan
dan perkembangan dirinya.
2) Yesus Kristus
a) penciptaan manusia dan alam semesta. Allah
mengawali karya keselamatan-Nya dengan menciptakan
langit dan bumi serta segala isinya. Dan setelah segala
sesuatunya tersedia, barulah Allah menciptakan
manusia, sehingga manusia dapat hidup dan bahagia;
b) Bapa Bangsa Israel. Karya keselamatan dilanjutkan
Allah dengan memilih tokoh-tokoh yang disebut Bapa
Bangsa sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci
Perjanjian Lama. Mereka diutus Allah untuk
mempersiapkan terbentuknya umat Israel, yang
menjadi umat terpilih;
c) para Nabi. Sebagai umat pilihan Allah, Israel tak
selamanya hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Walaupun demikian, Allah tak henti-hentinya
membimbing mereka melalui nabi-nabi utusan-Nya

jdih.kemdikbud.go.id
-8-

agar umat Israel kembali kepada-Nya. Melalui para Nabi


pula, Allah menyampaikan janji untuk mengutus
Mesias demi pemenuhan keselamatan manusia yang
paripurna; dan
d) Yesus Kristus sebagai pemenuhan janji Allah. Kehendak
Allah untuk menyelamatkan manusia terpenuhi secara
paripurna dalam pribadi Yesus Kristus, sebagaimana
dikisahkan dalam tradisi suci, Kitab Suci, dan
magisterim gereja. Dalam Dia-lah, Allah dan kehendak-
Nya dinyatakan, baik dalam kepribadian, pengajaran,
tindakan dan mukjizat, terutama dalam peristiwa
sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya.
3) Gereja
a) doa-doa dalam gereja Katolik. Kehidupan gereja Katolik
dapat dipahami dari doa-doa yang dipraktikkan, baik
secara pribadi maupun bersama. Doa-doa tersebut pada
dasarnya merupakan ungkapan iman kepada Allah
serta menjadi sumber kekuatan dalam menjalani hidup
sehari-hari;
b) sakramen-sakramen dalam gereja Katolik. Pelayanan
sakramen merupakan tawaran agar manusia
mengimani kehadiran Allah melalui tanda atau simbol
tertentu. Tawaran itu akan menjadi kenyataan kalau
manusia menanggapi dan menerimanya dengan penuh
iman;
c) peran Roh Kudus dalam kehidupan gereja.
Terbentuknya gereja bukan karena adanya orang-orang
hebat di dalamnya, melainkan berawal dari orang-orang
yang dikaruniai kuasa Roh Kudus untuk meneruskan
misi Kristus. Oleh karena itu, daya kekuatan Roh Kudus
harus menjadi dasar dalam relasi antaranggota dan
dalam berbagai pelayanannya;
d) makna beriman dalam gereja Katolik. Model hidup
persekutuan gereja sejak semula dikehendaki Allah.
Oleh karena beriman pada hakikatnya kesediaan untuk
melaksanakan kehendak Allah. Konsekuensinya,

jdih.kemdikbud.go.id
-9-

manusia harus berusaha dan mampu melawan segala


sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah; dan
e) sifat-sifat gereja. Gereja Katolik yang ada sekarang ini
tidak dapat dilepaskan dari gereja yang sejak awal
didirikan oleh Yesus Kristus. Kesadaran ini ditegaskan
dalam perumusan sifat-sifat gereja Katolik yang Satu,
Kudus, Katolik, dan Apostolik.
4) Masyarakat
a) hidup bersama dengan tetangga dan masyarakat. Umat
Katolik merupakan bagian tak terpisahkan dari
sesamanya, baik tetangga maupun masyarakat
setempat, bahkan masyarakat dunia. Mereka dipanggil
untuk membangun hidup bersama dengan
mengetengahkan nilai rukun, solidaritas, gotong
royong, saling menghargai, dan sebagainya;
b) hidup bersama sebagai bangsa. Sebagai warga bangsa,
umat Katolik dipanggil untuk terlibat aktif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dengan cara
menghormati para pemimpin, merasa bangga sebagai
bangsa Indonesia, dan melaksanakan hak serta
kewajiban dengan bertanggung jawab;
c) hidup bersama dengan penganut agama dan
kepercayaan lain. Adalah kenyataan yang tak dapat
dimungkiri, umat Katolik hidup di tengah umat
penganut agama dan kepercayaan lain. Ia dipanggil
untuk membangun hidup bersama yang dilandasi sikap
saling menghormati, dan toleransi tanpa kehilangan
identitasnya;
d) relasi dengan alam ciptaan. Hidup manusia, tidak
hanya membutuhkan sesama manusia. Ia sangat
membutuhkan dukungan alam ciptaan lainnya. Maka
manusia dipanggil oleh Allah untuk turut memelihara
alam ciptaan, agar alam ciptaan turut mendukung
hidup manusia itu sendiri;
e) sepuluh perintah Allah sebagai pedoman hidup. Hidup
akan terasa damai bila relasi manusia dengan Allah dan
dengan sesamanya dapat berjalan dengan baik. Dalam

jdih.kemdikbud.go.id
- 10 -

hal ini, sepuluh perintah Allah dapat dijadikan pedoman


untuk mencapainya; dan
f) tuntunan suara hati. Sebagai makhluk yang fana dan
lemah, tidak luput dari nafsu duniawi yang kerap kali
dapat merusak relasi dengan dirinya sendiri, dengan
sesama, dengan Tuhan. Oleh karena itu, manusia
dipanggil untuk selalu belajar mendengarkan suara
Tuhan, sebagaimana ada dalam hati nurani.
d. Pendidikan Agama Hindu
1) Kitab Suci Weda sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-
hari yang diwujudkan melalui pengenalan karakter tokoh-
tokoh pada cerita Ramayana dan Mahabharata, serta
pemahaman Kitab Suci Weda sebagai sumber hukum Hindu
yang berupa Sruti dan Smerti, agar dapat diterapkan sebagai
landasan dalam berpikir, berucap, berperilaku, dan
bertindak, baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan
sekitar;
2) Sraddha dan Bhakti yang diwujudkan dengan keyakinan
kepada Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta alam semesta
beserta isinya sehingga manusia dapat menghormati sesama
ciptaan-Nya, Tri Murti sebagai manifestasi Hyang Widhi
Wasa yang memiliki kemahakuasaan dalam wujud Cadhu
Sakti yang menciptakan Panca Mahabhuta sebagai unsur
pembentuk alam semesta, serta mempraktikan ajaran
Karmaphala sebagai hukum sebab akibat dalam kehidupan
sehari-hari agar menjadi insan yang berakhlak mulia;
3) pengamalan ajaran Susila (konsepsi dan aplikasi akhlak
mulia dalam Hindu) melalui penerapan Tri Kaya Parisudha
dalam kehidupan sehari-hari, mewujudkan Tri Parartha
untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup,
melakukan perbuatan Subha Karma dan menghindari
perbuatan Asubha Karma, menunjukkan contoh perilaku
sesuai tahapan Catur Asrama, menghormati Catur Guru
dalam kehidupan di keluarga, masyarakat, bangsa, dan
negara, serta mewujudkan sikap menghargai keragaman,
persaudaraan, dan toleransi umat beragama sebagai
implementasi ajaran Tat Twam Asi;

jdih.kemdikbud.go.id
- 11 -

4) pelaksanaan acara (praktik ritual keagamaan Hindu) yang


berorientasi pada kearifan lokal melalui kegiatan Tri
Sandhya, Kramaning Sembah, dan Dainika Upasana dalam
kehidupan sehari-hari, pembuatan sarana
persembahyangan, perayaan hari-hari suci agama Hindu,
tirthayatra (kunjungan) ke tempat-tempat suci Hindu,
praktik Panca Yajna dalam kehidupan sehari-hari, serta
menghormati Orang Suci sesuai dengan swadharma dan
kemampuan masing-masing; dan
5) sejarah agama Hindu yang diwujudkan melalui pengenalan
tokoh-tokoh Hindu pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan
setelah era kemerdekaan Indonesia, serta dinamika sejarah
perkembangan agama Hindu di Indonesia, agar dapat
mengambil hikmahnya dan dijadikan sebagai pedoman
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
e. Pendidikan Agama Buddha
1) keyakinan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, Triratna,
dan Bodhisattva diwujudkan dengan melaksanakan puja,
penghormatan, menjaga moralitas dan samadhi sebagai nilai
diri dan praktik yang dijalankan setiap hari;
2) Kitab Suci Tripitaka, Kitab Komentar, dan literatur agama
Buddha lainnya menjadi pedoman dalam berucap, berpikir,
berperilaku, dan bertindak melalui moralitas yang baik di
rumah, sekolah, dan tempat bermain, terutama kepada
orang tua, guru, dan kasih sayang kepada teman dan
makhluk lainnya;
3) tata cara membaca Kitab Suci Tripitaka dan teks literatur
agama Buddha lainnya sesuai dengan tata cara yang bernilai
ibadah, kemuliaan dan keagungan Dharma;
4) aturan dalam ibadah memandu tata cara, sarana prasarana,
dan praktik ibadah yang memudahkan dalam melaksanakan
puja bakti;
5) berperilaku terpuji dan berbudi pekerti luhur mencerminkan
moralitas, nilai toleransi dalam beragama dan bernegara;
6) toleransi dan persaudaraan dalam berteman tanpa
membedakan jenis kelamin dan keyakinan agama
merupakan wujud moralitas;

jdih.kemdikbud.go.id
- 12 -

7) kecintaan terhadap alam dengan merawat dan menjaganya


sebagai bentuk syukur dan kasih sayang kepada sesama
makhluk hidup sesuai hukum Niyama;
8) cinta tanah air dan membela negara menjadi bagian dari
prinsip dalam menjaga ajaran dan nilai-nilai agama Buddha;
dan
9) keteladanan dari Buddha Gotama, para Siswa Utama
Buddha, Penyokong Utama Buddha Gotama dan Tokoh
agama Buddha, penyebar agama Buddha di India dalam
menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan dan
menjaga kesatuan bangsa menjadi referensi dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Pendidikan Agama Khonghucu
1) Keimanan
a) bahwa manusia dan alam semesta diciptakan oleh Tian
dan manusia sebagai cocreator memiliki tanggung jawab
untuk menjaga dan merawat sesuai prinsip Yin dan
Yang, agar terciptanya keharmonisan antara Tian-Di-
Ren (Tian-Alam Semesta-Manusia);
b) Nabi Kongzi merupakan Genta Rohani Tian (Tian zi
Muduo) dengan mengikuti ajarannya dapat
membimbing manusia hidup dalam Jalan Suci (Dao);
dan
c) bahwa para nabi, para roh suci (Shen Ming), dan para
leluhur dapat dijadikan teladan dengan berdoa dan
bersembahyang kepadanya akan mempertebal iman.
2) Kitab Suci
a) memaknai ayat-ayat suci yang terkandung dalam Kitab
Bakti (Xiaojing), Kitab Sishu, dan Kitab-Kitab Wujing
agar dapat berbakti kepada orang tua, agama, bangsa,
dan negara; dan
b) memaknai ayat-ayat suci dalam Kitab Sishu dan Kitab
Wujing dalam upaya menciptakan hubungan yang
harmonis antara Tian, alam semesta, dan sesama
manusia (Tian-Di-Ren).

jdih.kemdikbud.go.id
- 13 -

3) Tata Ibadah
a) doa dan persembahyangan kepada Tian, Nabi Kongzi,
para Suci (Shen Ming), dan para leluhur serta
merayakan hari raya keagamaan merupakan wujud dari
perbuatan Kesusilaan (Li);
b) bahwa dengan menghormati orang lain dengan cara
yang benar dan tulus merupakan bentuk dari
menghargai diri sendiri dan orang; dan
c) dapat merawat, menjaga peralatan dan perlengkapan
sembahyang dengan baik dan benar akan
menumbuhkan keimanan dan kepribadian luhur.
4) Perilaku Junzi
a) merawat dan menjaga tubuh jasmani serta melestarikan
alam lingkungan sekitar merupakan bentuk dari
perilaku bakti (xiao);
b) perilaku untuk senantiasa hidup memuliakan
hubungan Tian-Di-Ren (Sancai) akan dapat
menciptakan kedamaian dan kesejahteraan; dan
c) sikap mencintai tanah air, bangsa, dan negara adalah
dengan cara mengutamakan penggunaan produk dalam
negeri.
5) Sejarah Suci
a) bahwa dengan mempelajari sejarah perkembangan
agama Khonghucu di Indonesia akan memperkuat iman
dan dapat memaknai nilai-nilai bajik yang terkandung
dalam ajarannya; dan
b) meneladani para nabi, raja suci serta tokoh-tokoh
Khonghucu agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Pendidikan Pancasila
a. Pancasila sebagai dasar negara dan Garuda Pancasila sebagai
Lambang Negara, sila-sila, dan nilai-nilai yang terkandung dari
setiap sila Pancasila dan pelaksanaannya dalam kehidupan
sehari-hari;

jdih.kemdikbud.go.id
- 14 -

b. penghargaan terhadap keragaman, sikap toleran, hidup rukun,


dan gotong royong di lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat terdekat dengan prinsip saling menghargai dan
menghormati sebagai bentuk Bhinneka Tunggal Ika; dan
c. identitas diri, keragaman identitas, dan hak orang lain dalam
bingkai persatuan nasional.
3. Pendidikan Kewarganegaraan
a. norma dan aturan yang berlaku di keluarga, sekolah, dan
masyarakat yang diwujudkan dan dijalankan dalam kehidupan
sehari-hari serta hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga,
warga sekolah, dan bagian dari masyarakat;
b. musyawarah dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah,
dan masyarakat untuk mencapai mufakat disertai bentuk-bentuk
penyampaian pendapat yang berbeda;
c. ciri-ciri lingkungan di keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai
bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
d. arti penting menjaga kebersamaan sebagai modal dalam
menegakkan persatuan dan kesatuan serta bentuk sikap dan
perilaku menjaga persatuan dan kesatuan di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
4. Bahasa
a. Bahasa Indonesia
1) strategi menyimak, membaca dan memirsa, berbicara dan
mempresentasikan serta menulis tingkat pemula/marginal;
2) strategi berbahasa secara santun untuk menghormati orang
lain dan/atau menghindari konflik sesuai konteks sosial
budaya;
3) jenis teks-fiksi dan teks-informasi sederhana yang netral,
ramah gender, dan/atau ramah keberagaman;
4) kaidah bahasa Indonesia yang membentuk teks sederhana;
5) struktur sastra dalam teks-sastra sederhana;
6) penanda kebahasaan dalam teks sederhana;
7) aspek nonverbal dalam teks sederhana; dan
8) struktur dan kohesi teks sederhana dalam wujud lisan, tulis,
visual, dan multimodal yang disajikan melalui media cetak,
elektronik, dan/atau digital.

jdih.kemdikbud.go.id
- 15 -

b. Bahasa Inggris
1) teks interaksional dan transaksional sederhana dalam
konteks diri sendiri, keluarga, dan sekolah;
2) teks multimodal sederhana, fiksi dan nonfiksi, dalam
konteks diri sendiri, keluarga, dan sekolah;
3) kosakata dan ungkapan sederhana dalam teks dengan
konteks diri sendiri, keluarga, dan sekolah;
4) ragam budaya di Indonesia melalui teks sederhana;
5) gambar bergerak dan tidak bergerak dalam teks sederhana
sebagai bagian dari literasi visual;
6) kosakata yang berkaitan dengan pengembangan literasi
visual; dan
7) strategi memahami isi teks sederhana.
5. Matematika
a. konsep bilangan, hubungan antara bilangan serta sifat-sifat
bilangan untuk menyatakan kuantitas dalam berbagai konteks
yang sesuai;
b. operasi aritmetika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian) pada bilangan cacah, pecahan, dan desimal
dilakukan secara efisien untuk menyelesaikan masalah
kontekstual;
c. identifikasi pola baik numerik maupun nonnumerik untuk
menjelaskan hal yang berulang;
d. spasial mengenai bangun datar dan bangun ruang serta sifat-
sifatnya untuk menjelaskan lingkungan di sekitar;
e. pengukuran dan estimasi atribut benda yang dapat diukur
menggunakan berbagai satuan (baik baku maupun yang tidak
baku) serta membandingkan hasilnya; dan
f. interpretasi data yang menunjukkan keberagaman berdasarkan
tampilan data untuk mengambil kesimpulan.
6. Ilmu Pengetahuan Alam
a. penyelidikan terkait pengenalan diri sendiri dikaitkan dengan
perawatan kesehatan tubuh, benda-benda, makhluk hidup, dan
lingkungan sekitar;

jdih.kemdikbud.go.id
- 16 -

b. analisis data dan informasi kualitatif maupun kuantitatif untuk


menyelesaikan masalah sehari-hari sebagai sarana melatih
keterampilan berpikir tingkat tinggi, berkomunikasi, dan kerja
ilmiah;
c. bentuk, fungsi, siklus hidup, dan perkembangbiakan makhluk
hidup, hubungan antarmakhluk hidup dan hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya serta pelestarian sumber
daya alam di lingkungan sekitar dan kaitannya dengan upaya
pelestarian makhluk hidup;
d. wujud zat, proses perubahan wujud zat, dan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari;
e. berbagai jenis gaya, pengaruhnya terhadap gerak benda, dan
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari;
f. sumber dan bentuk energi, proses perubahan bentuk energi
dalam kehidupan sehari-hari, penghematan energi, dan sumber
energi alternatif, antara lain: energi panas, listrik, bunyi, dan
cahaya;
g. berbagai bentuk gelombang dan pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari;
h. pemanfaatan kelistrikan dan kemagnetan dalam kehidupan
sehari-hari;
i. perubahan kondisi alam di permukaan bumi yang terjadi akibat
faktor alam dan perbuatan manusia serta upaya mengurangi
risiko bencana; dan
j. tata surya serta pengaruh gerak rotasi dan revolusi bumi.
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. pengenalan diri dan lingkungannya sebagai proses awal
sosialisasi dan interaksi untuk mengenal nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat;
b. kondisi geografis sekitar rumah, sekolah, dan daerahnya yang
mempengaruhi keberagaman hayati serta pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari;
c. perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
penggunaan teknologi sederhana; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 17 -

d. perjuangan para pahlawan bangsa dan nilai-nilai yang dapat


diteladani dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan
datang untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
8. Seni dan Budaya
a. ekspresi dan apresiasi baik secara rupa, gerak tari, musikal,
dan/atau teatrikal sebagai upaya olahrasa;
b. pengenalan ragam bentuk seni budaya yang ada di lingkungan
sekitar melalui pengalaman kontekstual;
c. pengenalan unsur-unsur dasar gerak tari, rupa, bunyi (vokal dan
alat musik), dan seni pertunjukan untuk mengekspresikan diri
melalui aneka bentuk karya seni budaya dengan menggunakan
alat atau bahan yang tersedia di sekitarnya;
d. prosedur dasar, karakteristik alat, bahan, gerak, bunyi, dan
tradisi yang tersedia di sekitarnya dalam penciptaan karya seni
budaya; dan
e. interpretasi berbagai jenis teks ke dalam ragam bentuk seni
budaya (rupa, tari, musik, dan/atau teater).
9. Pendidikan Jasmani dan Olahraga
a. praktik berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan
gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas
gerak berirama serta aktivitas permainan dan/atau olahraga air
(kondisional) serta variasi, kombinasi, dan modifikasinya;
b. konsep dan prinsip berbagai aktivitas pola gerak dasar dan
keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas
senam, aktivitas gerak berirama serta aktivitas permainan
dan/atau olahraga air (kondisional) serta variasi, kombinasi, dan
modifikasinya;
c. konsep, prinsip, dan prosedur serta praktik pengembangan
kebugaran jasmani dan pengukurannya serta pola perilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari; dan
d. penerapan perilaku tanggung jawab personal dan sosial mulai
dari mengenal hingga berkembang kesadaran serta internalisasi
nilai-nilai interaksi sosial dalam dan melalui aktivitas jasmani.

jdih.kemdikbud.go.id
- 18 -

C. Ruang Lingkup Materi Program Kebutuhan Khusus Sekolah Dasar Luar


Biasa
1. Materi Umum
a. pembinaan hidup sehat, meliputi: pembiasaan hidup sehat,
kesehatan pribadi, dan kesehatan reproduksi;
b. adaptasi, meliputi: sosialisasi dan kepedulian dengan lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat;
c. keselamatan diri, meliputi: keterampilan melindungi diri,
menyelamatkan diri dari bahaya, dan menolong orang lain;
d. pemanfaatan alat bantu/media adaptif dan teknologi bantu
penglihatan, alat bantu gerak, dan alat bantu pendengaran; dan
e. pengembangan kemandirian, meliputi: kemandirian dalam
kegiatan sehari-hari dan kecakapan hidup.
2. Materi Khusus
a. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
penglihatan mencakup juga:
1) orientasi dan mobilitas, meliputi: gambaran tubuh,
keterampilan motorik, kesadaran ruang dan lingkungan,
konsep arah, konsep waktu, teknik pratongkat dan teknik
tongkat;
2) sikap sosial, meliputi: interaksi yang mencerminkan nilai-
nilai etika, sopan santun, disiplin, tanggung jawab,
keterampilan menjalin hubungan pribadi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat; dan
3) Sistem Simbol Braille Indonesia (SSBI), yang terdiri dari:
bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam,
bahasa Arab.
b. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
pendengaran mencakup juga:
1) pengembangan komunikasi bagi Peserta Didik dengan
hambatan pendengaran, meliputi: pengucapan fonem, kata,
kalimat oral, isyarat bahasa, bahasa isyarat, komunikasi
total dan komunikasi langsung;
2) Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI); dan
3) pengembangan persepsi bunyi dan irama, meliputi: deteksi,
identifikasi, diskriminasi, komprehensi bunyi, bunyi bahasa,
dan pemanfaatan teknologi pendengaran.

jdih.kemdikbud.go.id
- 19 -

c. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan


intelektual mencakup juga pengembangan diri, meliputi:
menolong, merawat dan mengurus diri, penguasaan
keterampilan sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan
pemanfaatan waktu luang.
d. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan fisik
mencakup juga pengembangan gerak, meliputi: keterampilan
mengontrol gerakan kepala, kaki, tangan, dan badan, gerak
keseimbangan tubuh, gerak pernafasan, gerak berpindah
tempat/lokomotor, koordinasi gerak motorik.
e. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan autisme
mencakup juga:
1) pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku,
meliputi: perilaku adaptif sesuai usia, memulai dan
mempertahankan interaksi, menjaga hubungan
antarpribadi, memahami pikiran dan perasaan orang lain,
mengungkapkan pikiran dan perasaan diri menggunakan
bahasa verbal dan nonverbal atau menggunakan media
komunikasi alternatif; dan
2) pengembangan sensorik motorik, meliputi: latihan sensorik
dan latihan motorik dalam menerima berbagai bentuk
rangsangan dan merespons dengan tepat.
Ruang lingkup materi keterampilan sekolah dasar luar biasa terintergrasi
dalam mata pelajaran seni budaya sebagai keterampilan dasar yang
diperkaya dengan pengembangan sensorik motorik untuk mendukung
keterampilan kegiatan sehari-hari.

D. Ruang Lingkup Materi Sekolah Menengah Pertama/Madrasah


Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Paket B/Bentuk Lain
yang Sederajat
1. Pendidikan Agama
a. Pendidikan Agama Islam
1) akidah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. (Habl
min Allah) diwujudkan dengan menjalankan rukun Islam
sebagai bentuk komunikasi dan interaksi manusia dengan
Sang Pencipta serta mempedomani sifat-sifat-Nya dalam
praktik kehidupan sehari-hari;

jdih.kemdikbud.go.id
- 20 -

2) Al-Qur’an dan Hadits dengan pemahaman ulama yang sahih


menjadi sumber hukum yang melandasi cara berucap,
berpikir, berperilaku, dan bertindak melalui akhlak mulia
(makarim al akhlaq) yang dimaknai sebagai bagian dari
ketakwaan kepada Allah Swt.;
3) adab, akhlak, dan teknik bacaan Al-Qur’an yang sesuai
kaidah ilmu tajwid merupakan hakikat akhlak manusia
kepada Allah Swt.;
4) hukum Islam dalam fikih ibadah menjadi rujukan tata cara,
peralatan, dan praktik ibadah yang bermadzhab dan
beragam sebagai wujud pemikiran tafsir dan fikih dalam
memahami ajaran Islam;
5) martabat, nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan menjadi
landasan etika dalam berinteraksi sosial untuk mewujudkan
tujuan syariat Islam (maqashid al-syariah) dalam kehidupan
agama, sosial, politik, budaya, dan ekonomi;
6) nilai ajaran persaudaraan (ukhuwah) dalam Islam yang
memuat ukhuwah basyariyah, wathoniyah, dan islamiyah
merupakan ejawantah nilai toleransi dan penghargaan atas
keberagaman dalam Islam (habl min an-nas) untuk
kehidupan yang rukun, damai, dan harmoni;
7) hukum interaksi sosial dan ekonomi (fiqh al-mu’amalah)
yang kontekstual menjadi penguat dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
8) kecintaan terhadap keberlangsungan kehidupan alam (habl
min al-alam) merupakan bagian dari tanggung jawab
manusia sebagai hamba dan wakil Allah Swt. di bumi
(khalifatullah fil al-ardh) dalam mengelola alam dengan cara
yang baik (ma’ruf) untuk kehidupan berkelanjutan;
9) prinsip demokrasi (syura) serta persatuan dan kesatuan
bangsa menjadi prinsip dalam membela negara yang sejalan
dengan nilai dan ajaran Islam serta dipraktikkan dalam
perilaku sehari-hari;
10) sejarah perkembangan peradaban umat Islam dalam praktik
keagamaan, sosial, budaya, dan keilmuan yang dibangun
melalui keberagaman merupakan bukti nilai-nilai Islam
yang rahmatan lil ‘alamin serta menjadi contoh dalam

jdih.kemdikbud.go.id
- 21 -

membangun budaya dan tradisi keilmuan yang inklusif dan


berkesetaraan;
11) sejarah keteladanan interaksi sosial para nabi, rasul, wali,
dan ulama dengan umat agama lain, dan sejarah masuk-
berkembangnya Islam di Indonesia melalui cara damai dan
menghormati budaya lokal merupakan wujud nilai ajaran
Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan menjadi landasan
bertindak dan berperilaku; dan
12) sejarah agama-agama dan kepercayaan di Indonesia yang
beragam dan memuat nilai-nilai universal menjadi sumber
perilaku atas penghormatan keberagaman dan
kemanusiaan.
b. Pendidikan Agama Kristen
1) Allah Berkarya
a) karya Allah dalam hidup manusia yang mengubah
masa depan manusia dan dunia secara keseluruhan;
b) ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai anugerah
Allah yang perlu disyukuri dan dikembangkan dengan
penuh tanggung jawab;
c) gereja sebagai wujud karya Allah di bumi dan
menghadirkan perubahan baru;
d) gereja dan negaraku sebagai tempatku hidup dalam
karya dan kasih;
e) bukti-bukti bahwa hidup manusia ada dalam kuasa
dan pemeliharaan Allah dan memberi inspirasi bagi
kehidupan manusia;
f) manusia diberikan kemampuan mengembangkan
talenta yang diberikan Tuhan;
g) wujud kuasa dan pemeliharaan Allah terhadap
manusia, bagiku, dan keluargaku sepanjang jalan
kehidupannya dan manusia mampu menyatakan rasa
syukurnya;
h) arti dan makna serta wujud mengampuni sesama
berdasarkan teladan Yesus Kristus dan ajaran Alkitab;
i) berbagai talenta yang diberikan Allah perlu
dikembangkan demi kebaikan;

jdih.kemdikbud.go.id
- 22 -

j) bentuk keteladanan para tokoh gereja dan tokoh


masyarakat dalam hal mengasihi, mengampuni, dan
bersyukur atas talenta yang diberikan Allah;
k) hidup berbagi keterampilan dan pengetahuan dengan
teman dengan cara yang benar sesuai ajaran Yesus
Kristus;
l) Roh Kudus pembaru hidup dan ciri-ciri manusia yang
telah dibarui oleh Roh Kudus; dan
m) Roh Kudus menolong manusia menghadapi tantangan
hidup masa kini, tabah, dan pantang menyerah
menghadapinya.
2) Manusia dan Nilai-Nilai Kristiani
a) teladan Yesus Kristus dan pengajaran Alkitab
menuntun hidup manusia untuk setia berdoa,
beribadah, membaca Alkitab dan bertahan akan
tantangan dari perkembangan fenomena media sosial
dan godaan pergaulan serta tantangan hidup remaja
masa kini;
b) manfaat dan kelemahan media sosial dalam
perkembangan remaja Kristen masa kini;
c) belajar kitab-kitab tentang buah-buah roh atau kasih,
contoh Kitab Galatia 5:22-26;
d) wujud nilai-nilai Kristiani dalam keseharian, berupa:
sikap jujur, rendah hati, percaya diri, dan kasih
terhadap sesama yang tertuang dalam sebuah bentuk
rencana pribadi cara menerapkannya dalam kehidupan
sehari-sehari; dan
e) belajar dari para tokoh dan berbagai kisah kehidupan
yang mencerminkan kejujuran, kerendahatian, percaya
diri, dan kasih.
3) Gereja dan Masyarakat Majemuk
a) makna kehadiran gereja bagi umat Kristen dan dunia
yang mendidik dan memberitakan kabar baik;
b) karya Allah dalam pelayanan gereja yang membawa
pembaruan bagi dunia secara keseluruhan;

jdih.kemdikbud.go.id
- 23 -

c) misi dan makna pelayanan gereja masa kini di tengah-


tengah persoalan sosial masyarakat dan bagi remaja
Kristen masa kini;
d) remaja Kristen sebagai aktivis gereja yang membangun
dan mengembangkan kehidupan bergereja dan
bersikap kritis terhadap perkembangan pelayanan
gereja masa kini;
e) berbagai bentuk pelayanan gereja masa kini yang perlu
diketahui dan dikembangkan oleh remaja Kristen;
f) remaja Kristen hidup dalam masyarakat majemuk yang
mengembangkan sikap terbuka, toleran, dan inklusif
terhadap sesama dalam membangun interaksi dengan
sesama;
g) model-model dialog dan kerja sama antarumat
beragama dan moderasi beragama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara;
h) sikap toleransi dan solidaritas tanpa batas yang perlu
dibangun dan dikembangkan remaja Kristen masa kini;
dan
i) contoh-contoh sikap anti diskriminasi dan anti
prasangka kelompok yang perlu diketahui oleh remaja
Kristen.
4) Alam dan Lingkungan Hidup
a) bentuk-bentuk atau fakta-fakta campur tangan Allah
dalam pemeliharaan yang terus berlangsung terhadap
alam dan manusia dalam segala situasi;
b) respons remaja Kristen sebagai aktivis lingkungan
hidup yang bertanggung jawab atas usaha memelihara
dan menjaga alam dalam berbagai aktivitas positif;
c) makna dan wujud keterkaitan manusia dan alam saling
membutuhkan dan mengetahui bahwa alam dan
lingkungan hidup berada dalam kendali Sang Pencipta;
d) belajar dari para tokoh-tokoh lingkungan hidup dan
siap menjadi aktivis lingkungan; dan
e) bentuk-bentuk keterlibatan aktif remaja Kristen yang
diberi tugas oleh Allah untuk mengolah serta
memelihara alam dan lingkungannya.

jdih.kemdikbud.go.id
- 24 -

c. Pendidikan Agama Katolik


1) Pribadi Peserta Didik
a) manusia sebagai citra Allah yang unik. Setiap orang
dipanggil untuk mampu menyadari dan menerima diri
sebagai pribadi yang diciptakan Allah baik adanya, dan
yang telah diangkat martabatnya sebagai citra-Nya
yang memiliki keunikan, baik sebagai perempuan atau
sebagai laki-laki. Hal tersebut merupakan modal dasar
untuk mengembangkan sikap bersyukur atas kebaikan
Tuhan serta menjadi kekuatan untuk dapat
bersosialisasi dengan sesama dengan percaya diri;
b) manusia memiliki kemampuan dan keterbatasan.
Manusia juga dipanggil untuk menyadari bahwa dirinya
memiliki kemampuan sekaligus keterbatasan.
Kemampuan yang dimiliki selayaknya mendorong
dirinya untuk tidak sombong melainkan agar terus
mengembangkan diri semaksimal mungkin.
Sebaliknya, keterbatasan selayaknya mendorong
dirinya untuk tidak minder, tetapi menjadikan
kekurangan sebagai kekuatan untuk lebih bekerja
keras meraih prestasi;
c) peran sesama dalam mengembangkan diri. Tak seorang
pun dapat mengembangkan diri tanpa peran orang lain,
baik mereka yang tinggal bersama dalam keluarga,
teman sebaya, orang-orang yang ada di lingkungan
sekolah, dan jemaat beriman (gereja). Kesadaran akan
peran orang lain itu sudah seharusnya mendorong
setiap orang untuk bersikap positif terhadap mereka,
memperhatikan mereka dan terlibat dalam kehidupan
mereka; dan
d) cita-cita hidup. Pengembangan diri perlu berorientasi
ke masa depan, sebaliknya masa depan dapat menjadi
pengarah dalam mengembangkan diri secara
bertanggung jawab. Maka memiliki cita-cita merupakan
langkah awal menuju cita-cita hidup.

jdih.kemdikbud.go.id
- 25 -

2) Yesus Kristus
a) inti iman Katolik adalah iman akan Yesus Kristus. Inti
iman Katolik adalah iman akan Allah yang
menyelamatkan manusia dalam dan melalui Yesus
Kristus. Maka beriman kepada Allah berarti percaya
kepada Yesus Kristus sebagai pemenuhan janji dan
sekaligus wujud Allah yang menjelma menjadi
manusia. Iman itu dinyatakan dengan kesediaan
menjadi murid-Nya dan siap menjadi utusan-Nya;
b) mengenal pribadi Yesus Kristus. Langkah awal untuk
dapat beriman kepada Yesus Kristus adalah mengenal
pribadi-Nya, siap menjadikan Dia sebagai teladan
dalam upaya mengembangkan diri;
c) Yesus Kristus mewartakan kerajaan Allah. Inti
pewartaan Yesus Kristus tentang kerajaan Allah berisi
pewahyuan tentang siapa Allah dan apa yang
dikehendaki-Nya. Hal itu disampaikan Yesus Kristus,
baik melalui pengajaran (melalui sabda-sabda-Nya dan
melalui perumpamaan), maupun tindakan-Nya (melalui
mukjizat dan terutama melalui sengsara, wafat,
kebangkitan serta kenaikan-Nya ke surga), dengan
harapan setiap orang yang mendengar dan melihat-Nya
percaya kepada Allah; dan
d) peran Roh Kudus dalam gereja. Kenaikan Yesus Kristus
ke surga, tidak memutuskan relasi manusia dengan
Allah maupun dengan diri-Nya. Sebab, sebelum
kenaikan-Nya ke surga, Yesus menjanjikan Roh Kudus
untuk menyertai perjalanan hidup para murid-Nya.
Roh Kudus itulah yang menjadi daya hidup masing-
masing pribadi, maupun gereja hingga saat ini.
3) Gereja
a) hakikat gereja. Iman pertama-tama merupakan relasi
pribadi, tetapi sekaligus diwujudkan dalam kehidupan
bersama dengan orang lain yang sama-sama
mengimani Yesus Kristus. Maka Gereja dapat dimaknai
sebagai persekutuan (komunitas) orang yang percaya
akan Yesus Kristus. Sebagai komunitas yang hidup,

jdih.kemdikbud.go.id
- 26 -

maka gereja dipanggil menjadi tanda yang nyata bagi


kehadiran Allah yang menyelamatkan;
b) pelayanan gereja. Penghayatan diri sebagai gereja, baik
sebagai persekutuan maupun sebagai tanda dan
sarana keselamatan menjadi lebih nyata dalam
pelayanan-pelayanannya, baik pelayanan sakramental
maupun dalam pelayanan manusiawi lainnya;
c) hak dan kewajiban sebagai anggota gereja. Sebagai
anggota persekutuan, setiap orang Katolik terikat
dengan hak dan kewajiban yang ada dalam gereja. Ia
dipanggil untuk terlibat aktif dalam kehidupan gereja
dan pelayanannya; dan
d) Bunda Maria teladan hidup beriman. Gereja Katolik
sangat bersyukur karena memiliki sosok Bunda Maria
yang menjadi teladan hidup beriman akan Allah yang
unggul, baik dalam kerendahan hatinya, kesediaannya
menanggapi kehendak Allah dengan segala risikonya,
dan dalam kesetiaannya mendampingi perjalanan misi
Yesus Kristus, Putranya, demi keselamatan manusia.
4) Masyarakat
a) hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat. Setiap
orang dipanggil untuk berkembang menjadi pribadi
yang bebas. Walaupun demikian, karena dirinya adalah
bagian dari warga masyarakat, maka kebebasan yang
dimilikinya dibatasi dengan adanya hak dan kewajiban
sebagai anggota masyarakat. Ia dipanggil untuk
melaksanakan hak dan kewajiban secara bertanggung
jawab dalam kebebasan sebagai anak-anak Allah;
b) nilai hidup bersama. Setiap anggota masyarakat
bertanggung jawab mengembangkan nilai-nilai luhur
yang menjadi prasyarat agar hidup bersama dalam
masyarakat dapat berjalan dengan baik dan benar serta
agar hidup bersama dapat menjadi indah dan nyaman.
Nilai-nilai itu, antara lain: hormat terhadap martabat
manusia, hormat terhadap kehidupan, keadilan, dan
kejujuran;

jdih.kemdikbud.go.id
- 27 -

c) toleransi dalam hidup bersama. Keberagaman yang ada


dalam masyarakat Indonesia merupakan anugerah
Allah yang perlu dikelola dengan baik dan benar agar
dapat menjadi sesuatu yang indah. Demikian juga,
keberagaman dalam hal agama dan kepercayaan tidak
akan menimbulkan perpecahan bila masing-masing
umat beragama saling berdialog dan bertoleransi,
sehingga hidup bersama makin berkembang menjadi
persaudaraan sejati; dan
d) tanggung jawab terhadap lingkungan. Hidup bersama
yang nyaman dan damai perlu didukung pula dengan
kondisi lingkungan hidup yang nyaman. Maka setiap
anggota masyarakat, baik secara pribadi maupun
bersama bertanggung jawab untuk memelihara dan
mengembangkan lingkungan alam sekitar demi hidup
yang lebih nyaman.
d. Pendidikan Agama Hindu
1) Kitab Suci Weda yang merupakan pedoman dalam
kehidupan sehari-hari, diwujudkan melalui pemahaman
Upaweda sebagai bagian dari Weda Smrti, Wedangga sebagai
alat bantu untuk memahami Weda, dan penerapan ajaran
Jyotisa yang berlaku di daerah masing-masing;
2) Sraddha dan Bhakti kepada Hyang Widhi Wasa yang
dimaknai dengan meyakini Atman sebagai sumber hidup,
kemahakuasaan Hyang Widhi Wasa sebagai Asta Aiswarya
serta menjalankan bhakti kepada Hyang Widhi Wasa melalui
penerapan ajaran Catur Marga Yoga;
3) pengamalan ajaran susila (konsepsi dan aplikasi akhlak
mulia dalam Hindu) melalui penerapan ajaran Tri Hita
Karana sebagai cara untuk mencapai keharmonisan hidup,
pelaksanaan ajaran Catur Purusa Artha untuk mencapai
tujuan hidup manusia serta menumbuhkan karakter yang
baik sesuai ajaran Panca Yama Brata dan Panca Niyama
Brata, agar dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan,
kesetaraan, dan toleransi umat beragama;
4) pelaksanaan acara (praktik ritual keagamaan Hindu) yang
berorientasi pada kearifan lokal melalui penggunaan

jdih.kemdikbud.go.id
- 28 -

upakara dalam pelaksanaan yajna sesuai dengan jenis,


bentuk, dan fungsinya, mempraktikan Dharmagita untuk
melestarikan budaya daerah serta penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat menurut Weda di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat; dan
5) pemahaman sejarah agama Hindu yang diwujudkan melalui
peninggalan-peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia
dan perkembangan sejarah agama Hindu di Asia untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air yang berwawasan
kebangsaan dan kesadaran global.
e. Pendidikan Agama Buddha
1) memiliki keyakinan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa
(Niyama), Triratna, dan Bodhisattva diwujudkan dengan
menjalankan puja, penghormatan, menjaga moralitas, dan
samadhi sebagai bentuk komunikasi dan interaksi manusia
dengan Sang Pencipta serta mempedomani sifat-sifat penuh
kebajikan dalam praktik kehidupan sehari-hari;
2) Kitab Suci Tripitaka dan teks literatur agama Buddha
lainnya menjadi sumber ilmu pengetahuan dan praktik,
yang dimaknai dalam berucap, berpikir, berperilaku, dan
bertindak melalui moralitas yang dimaknai sebagai bagian
dari keyakinan;
3) tata cara menghormati teks Dharma dan teknik membaca
Kitab Suci Tripitaka dan teks literatur agama Buddha
lainnya sesuai dengan tata cara yang bernilai ibadah,
kemuliaan dan keagungan Dharma;
4) tata cara ibadah menjadi rujukan urutan, sarana prasarana,
dan praktik ibadah yang bermadzhab dan beragam sebagai
wujud keberagaman pemikiran dalam memahami Dharma;
5) martabat dan nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan
menjadi landasan dalam mewujudkan tujuan hidup dalam
kehidupan sosial;
6) nilai ajaran dalam pasamuan Sangha (perkumpulan)
merupakan ejawantah nilai toleransi dan penghargaan atas
keberagaman dalam agama Buddha;

jdih.kemdikbud.go.id
- 29 -

7) Pancasila Buddhis, Pancadhamma, dan Atthasila, aturan


kemoralan sesuai Dharma menjadi landasan akhlak
kemanusiaan dalam berinteraksi secara sosial, politik, dan
budaya;
8) kecintaan dan tanggung jawab terhadap lingkungan
merupakan bagian dari kehidupan manusia dalam
mengelola alam untuk kehidupan yang berkelanjutan;
9) kesatuan dan persatuan bangsa menjadi prinsip dalam bela
negara yang sejalan dengan nilai dan ajaran yang
dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari;
10) sejarah keteladanan hubungan/interaksi sosial Buddha
Gotama, Siswa Utama, umat Awam Penyokong Buddha,
dengan umat beragama lain, dan sejarah perkembangan
agama Buddha di Nusantara yang menjadi landasan
bertindak dan berperilaku; dan
11) sejarah agama-agama dan kepercayaan di Indonesia yang
beragam dan memuat nilai-nilai universal menjadi sumber
perilaku atas penghormatan keberagaman dan
kemanusiaan.
f. Pendidikan Agama Khonghucu
1) Keimanan
a) memaknai nilai-nilai ajaran agama Khonghucu sebagai
tuntunan dan bimbingan manusia untuk menempuh
Jalan Suci (Dao);
b) bahwa para nabi merupakan pembawa wahyu Tian,
dengan bersembahyang dan bersujud kepada Tian dan
Nabi merupakan kewajiban pokok yang harus selalu
dilakukan secara rutin; dan
c) bahwa benih-benih kebajikan Watak Sejati (Xing) dalam
diri manusia adalah Firman Tian (Tian Ming) dan orang
tua merupakan wakil Tian di dunia ini dengan berbakti
kepada orang tua adalah jalan untuk sujud dan taat
kepada Tian.

jdih.kemdikbud.go.id
- 30 -

2) Kitab Suci
a) memaknai ayat-ayat suci yang terkandung dalam Kitab
Sishu, Kitab Wujing, dan Kitab Liji terkait
persembahyangan, sumpah janji (Li Yuan) sebagai
tuntunan dan bimbingan hidup dalam beribadah; dan
b) memaknai ayat-ayat suci dalam kitab Bakti (Xiaojing)
dalam upaya melakukan bakti kepada Tian, alam
semesta, dan sesama manusia (Tian-Di-Ren).
3) Taat Ibadah
a) rutinitas bersembahyang dan bersujud kepada Tian,
Nabi Kongzi, para Suci (Shen Ming), dan para leluhur,
baik di rumah maupun di tempat ibadah merupakan
bentuk kewajiban terhadap agama yang diimaninya;
b) memberikan salam dan menghormat dengan tata cara
yang baik dan benar merupakan bentuk dari
kerendahan hati, menghargai diri sendiri dan juga orang
lain; dan
c) dapat merawat, menjaga peralatan dan perlengkapan
sembahyang, khususnya yang ada di meja abu (altar)
leluhur akan menumbuhkan sikap berbakti,
melanjutkan cita mulia leluhur, memupuk rasa
persaudaraan dan keimanan.
4) Perilaku Junzi
a) sikap bakti (Xiao) kepada Tian, alam semesta, dan orang
tua dengan berusaha menjadi seorang Junzi yang selalu
hidup harmonis, rukun, toleran, saling mengasihi,
saling menghormati, bersifat moderat;
b) perilaku yang senantiasa hidup memuliakan hubungan
Tian-Di-Ren (Sancai) ditunjukkan dengan sikap hati-
hati, sungguh-sungguh, rendah hati, hidup sederhana,
dan suka mengalah terhadap teman di lingkungan
sekolah, tanpa memandang suku dan agama
merupakan bentuk pengamalan ajaran keimanan yang
pokok; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 31 -

c) bahwa sikap mencintai tanah air, bangsa, dan negara


dapat ditunjukkan dengan cara berperan aktif
mendukung program pemerintah untuk kemaslahatan
dan kemajuan bangsa dan negara.
5) Sejarah Suci
a) memaknai wahyu yang diturunkan kepada para nabi
dan meneladani Nabi Kongzi, tokoh-tokoh Khonghucu
agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari;
b) bahwa dengan mempelajari agama-agama dan
kepercayaan yang ada di Indonesia akan dapat
menjunjung tinggi kebinekaan, keragaman, dan cinta
tanah air; dan
c) bahwa dengan mempelajari sejarah perkembangan
agama Khonghucu di dunia akan memperkuat
keimanan dan memaknai nilai-nilai bajik yang
terkandung dalam ajarannya.
2. Pendidikan Pancasila
a. kronologis lahirnya Pancasila, fungsi dan kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, implementasi
Pancasila dalam kehidupan bernegara dari masa ke masa,
hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pentingnya
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
b. keragaman budaya dalam kehidupan bermasyarakat, urgensi
pelestarian nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya untuk
menumbuhkan sikap tanggung jawab dan berperan aktif dalam
menjaga dan melestarikan praktik nilai tradisi, kearifan lokal dan
budaya dalam masyarakat global; dan
c. kontribusi Pancasila sebagai pandangan hidup dalam
menyelesaikan persoalan lokal dan global dengan menggunakan
sudut pandang Pancasila.
3. Pendidikan Kewarganegaraan
a. kronologi perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis, sekaligus
sebagai konstitusi negara Indonesia. Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber

jdih.kemdikbud.go.id
- 32 -

hukum tertinggi, yang sudah barang tentu berkaitan dengan


kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
yang mendasari produk peraturan perundang-undangan dan tata
urutan perundangan yang berlaku di Indonesia dalam sistem
hukum nasional di Indonesia;
b. diagram keterkaitan tata urutan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia, pentingnya mematuhi norma dan aturan,
menyeimbangkan hak dan kewajiban;
c. perwujudan demokrasi yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila
dalam sistem pemerintahan Indonesia, termasuk pengaturan
tentang kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan
antarlembaga-lembaga negara, hubungan negara dengan warga
negara baik di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya
maupun pertahanan dan keamanan serta praktik kemerdekaan
berpendapat warga negara dalam era keterbukaan informasi;
d. wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan utuh dan wawasan nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia; dan
e. bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan sistem pemerintahan
serta sistem pemerintahan daerah dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4. Bahasa
a. Bahasa Indonesia
1) strategi menyimak, membaca dan memirsa, berbicara dan
mempresentasikan serta menulis tingkat sedang/semenjana;
2) strategi berbahasa secara santun untuk menghormati orang
lain dan/atau menghindari konflik sesuai konteks sosial
budaya;
3) bentuk, ciri, dan akurasi informasi dalam teks informasi
yang netral, ramah gender, dan/atau ramah keberagaman;
4) bentuk, ciri, dan elemen estetika dalam teks fiksi yang netral,
ramah gender, dan/atau ramah keberagaman;
5) kaidah bahasa Indonesia yang membentuk teks;
6) struktur sastra dalam teks sastra;
7) penanda kebahasaan dalam teks;
8) aspek nonverbal dalam teks; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 33 -

9) struktur dan kohesi teks dalam wujud lisan, tulis, visual, dan
multimodal yang disajikan melalui media cetak, elektronik,
dan/atau digital.
b. Bahasa Inggris
1) teks interaksional dan transaksional dalam konteks diri
sendiri, keluarga, sekolah, dan lingkungan di Indonesia;
2) teks multimodal, fiksi dan nonfiksi, dalam konteks diri
sendiri, keluarga, sekolah, dan lingkungan di Indonesia;
3) kosakata, kalimat, dan ungkapan yang lazim digunakan
dalam teks dengan konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
dan lingkungan di Indonesia;
4) elemen berbahasa nonverbal;
5) unsur kebahasaan dalam ragam teks multimodal;
6) ragam budaya di Indonesia dalam teks multimodal;
7) gambar bergerak dan tidak bergerak dalam teks sebagai
bagian dari literasi visual;
8) kosakata yang berkaitan dengan pengembangan literasi
visual;
9) strategi analisis isi teks; dan
10) proses menulis teks multimodal.
5. Matematika
a. operasi aritmetika pada bilangan real diterapkan secara efisien
untuk menyelesaikan masalah kontekstual;
b. rasio mencakup pengertian dan penerapannya dalam
penyelesaian masalah. Rasio meliputi skala, proporsi, dan laju
perubahan;
c. bentuk, persamaan, dan pertidaksamaan aljabar digunakan
untuk menyelesaikan masalah (linear satu variabel dan sistem
persamaan linear dua variabel);
d. relasi dan fungsi (domain, kodomain, range) disajikan dalam
bentuk-bentuk untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah
yang mencakup pemahaman dan aplikasi fungsi linear serta
pengenalan fungsi nonlinear;
e. luas permukaan dan volume bangun ruang dapat ditentukan
untuk menyelesaikan masalah kontekstual;

jdih.kemdikbud.go.id
- 34 -

f. konsep dasar geometri, seperti hubungan antarsudut, sifat-sifat


kekongruenan dan kesebangunan, transformasi tunggal, dan
teorema Pythagoras diterapkan untuk menyelesaikan masalah;
g. interpretasi data melalui berbagai tampilan data dan ukuran
pemusatan; dan
h. peluang dan frekuensi relatif satu kejadian diterapkan pada suatu
percobaan sederhana.
6. Ilmu Pengetahuan Alam
a. perancangan dan pelaksanaan penyelidikan dan/atau
pemecahan masalah terkait zat, energi, makhluk hidup, dan
lingkungan sekitar;
b. ciri, keragaman, struktur dan fungsi, perkembangbiakan dan
hereditas makhluk hidup, interaksi antarmakhluk hidup dan
dengan lingkungannya, pelestarian makhluk hidup serta
pemanfaatan bioteknologi sederhana dalam kehidupan sehari-
hari;
c. pendeskripsian gerak, gaya dan pengaruhnya terhadap gerak
benda, gaya-gaya pada fluida serta pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari;
d. wujud zat dan proses perubahan wujud zat dikaitkan dengan
suhu, kalor, dan perpindahan kalor serta pemanfaatannya oleh
makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-hari;
e. sumber dan bentuk energi, pemanfaatan proses perubahan
bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari, penghematan energi,
dan sumber energi alternatif;
f. sifat-sifat gelombang, pemanfaatannya oleh makhluk hidup dan
dalam kehidupan sehari-hari serta teknologi terkait;
g. pemanfaatan zat aditif secara bijaksana serta upaya mencegah
penggunaan yang tidak semestinya pada zat adiktif dan
psikotropika;
h. gejala kelistrikan dan kemagnetan, pemanfaatannya oleh
makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-hari, penyusunan
rangkaian listrik dikaitkan dengan sifat-sifat fisis dan
pemanfaatannya;
i. struktur bumi, perubahan kondisi alam di permukaan bumi yang
terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, upaya
mengurangi risiko bencana; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 35 -

j. tata surya, pengaruh gerak rotasi dan revolusi bumi serta


pengaruh keberadaan bulan terhadap kehidupan di bumi.
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. perilaku manusia sebagai warga negara dan dunia dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan hak dan
kewajiban serta penggunaan teknologi di era global;
b. perkembangan masyarakat Indonesia dari masa praaksara,
kerajaan, kolonial, awal kemerdekaan sampai dengan sekarang
serta nilai-nilai yang dapat diteladani dalam kehidupan di masa
sekarang dan masa yang akan datang;
c. sosialisasi dan interaksi antarsesama anggota masyarakat
majemuk yang pengaruhi perubahan sistem sosial budaya baik
ditingkat lokal maupun global serta bagaimana menghadapi
dampaknya dalam rangka menjaga kebinekaan serta integrasi
bangsa; dan
d. kondisi geografis astronomis sekitar lokal dan global yang
mempengaruhi keberagaman potensi sumber daya alam serta
pemanfaatannya untuk pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan.
8. Seni dan Budaya
a. apresiasi, ekspresi, dan kreasi artistik baik secara rupa, gerak
tari, musikal dan/atau teatrikal sebagai upaya olahrasa;
b. pengembangan ragam bentuk seni budaya yang ada di lingkungan
sekitar melalui pengalaman kontekstual;
c. pengembangan unsur-unsur dasar dan teknik-teknik gerak tari,
rupa, bunyi (vokal dan alat musik), dan seni pertunjukan untuk
mengekspresikan diri melalui aneka bentuk karya seni budaya
dengan menggunakan alat atau bahan yang tersedia di
sekitarnya;
d. pengembangan kreativitas secara artistik untuk merespons
berbagai peristiwa dan fenomena yang terjadi di masyarakat;
e. pendokumentasian proses pengembangan karya dalam bentuk
tulisan, audio, visual, dan/atau audio visual; dan
f. interpretasi dan refleksi efektivitas ragam bentuk seni budaya dari
segi alat, bahan, tema, tampilan, gagasan, gerak, bunyi, dan/atau
respons audiens.

jdih.kemdikbud.go.id
- 36 -

9. Pendidikan Jasmani dan Olahraga


a. praktik hasil analisis keterampilan gerak spesifik berupa
permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak
berirama serta aktivitas permainan dan/atau olahraga air
(kondisional);
b. analisis fakta, konsep, dan prosedur dalam melakukan
keterampilan gerak spesifik berupa permainan dan olahraga,
aktivitas senam, aktivitas gerak berirama serta aktivitas
permainan dan/atau olahraga air (kondisional); dan
c. analisis fakta, konsep, dan prosedur serta praktik pengembangan
kebugaran jasmani berdasarkan prinsip latihan frequency,
intensity, time, type (FITT) dan pengukurannya untuk
mendapatkan status kebugaran baik serta pola perilaku hidup
sehat sehari-hari dalam kehidupan sosial.

E. Ruang Lingkup Materi Program Kebutuhan Khusus Sekolah Menengah


Pertama Luar Biasa
1. Materi Umum
a. pembinaan hidup sehat, meliputi: pembiasaan hidup sehat,
kesehatan pribadi, dan kesehatan reproduksi;
b. adaptasi, meliputi: sosialisasi dan kepedulian dengan lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat;
c. keselamatan diri, meliputi: keterampilan melindungi diri,
menyelamatkan diri dari bahaya, dan menolong orang lain serta
mencegah terjadinya sesuatu peristiwa dalam berbagai kondisi
yang mungkin terjadi;
d. pemanfaatan alat bantu/media adaptif dan teknologi bantu
penglihatan, alat bantu gerak, dan alat bantu pendengaran; dan
e. pengembangan kemandirian, meliputi: kemandirian dalam
kegiatan sehari-hari dan kecakapan hidup.
2. Materi Khusus
a. bagi Peserta Didik dengan hambatan penglihatan mencakup juga:
1) orientasi dan mobilitas, meliputi: gambaran tubuh,
keterampilan motorik, kesadaran ruang dan lingkungan,
teknik pratongkat dan teknik tongkat;

jdih.kemdikbud.go.id
- 37 -

2) sikap sosial, meliputi: interaksi yang mencerminkan nilai-


nilai etika, sopan santun, disiplin, tanggung jawab,
keterampilan menjalin hubungan pribadi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat; dan
3) SSBI, yang terdiri dari: bahasa Indonesia, matematika, ilmu
pengetahuan alam, bahasa Arab (kondisional), musik dan
Braille Construction.
b. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
pendengaran mencakup juga:
1) pengembangan komunikasi bagi Peserta Didik dengan
hambatan pendengaran, meliputi: pengucapan fonem, kata,
kalimat oral, isyarat bahasa, bahasa isyarat, komunikasi
total, dan komunikasi langsung;
2) SIBI;
3) Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO); dan
4) pengembangan persepsi bunyi dan irama, meliputi: deteksi,
identifikasi, diskriminasi, komprehensi bunyi, bunyi bahasa,
dan pemanfaatan teknologi pendengaran.
c. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
intelektual mencakup juga pengembangan diri, meliputi:
menolong, merawat dan mengurus diri, penguasaan
keterampilan sederhana dalam kehidupan sehari-hari, dan
pemanfaatan waktu luang.
d. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan fisik
mencakup juga pengembangan gerak, meliputi: keterampilan
mengontrol gerakan kepala, kaki, tangan, dan badan, gerak
keseimbangan tubuh, gerak pernafasan, gerak berpindah
tempat/lokomotor, dan koordinasi gerak motorik.
e. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan autisme
mencakup juga:
1) pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku,
meliputi: perilaku adaptif sesuai usia, memulai dan
mempertahankan interaksi, menjaga hubungan
antarpribadi, memahami pikiran dan perasaan orang lain,
mengungkapkan pikiran dan perasaan diri menggunakan
bahasa verbal dan nonverbal atau menggunakan media
komunikasi alternatif; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 38 -

2) pengembangan sensorik motorik, meliputi: latihan sensorik


dan latihan motorik dalam menerima berbagai bentuk
rangsangan dan merespons dengan tepat.
Ruang lingkup materi keterampilan pilihan untuk sekolah menengah
pertama luar biasa, meliputi:
1. prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), meliputi: penerapan
K3, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), penerapan sikap yang baik
untuk pencegahan penyakit akibat kerja sesuai simbol-simbol K3,
mengenal alat dan bahan yang berbahaya;
2. penyiapan pembuatan produk/hasil karya/jasa, meliputi:
pengenalan, karakteristik dan komposisi bahan, penggunaan
peralatan yang sesuai dan perawatan/pemeliharaan alat;
3. proses pembuatan produk/hasil karya/jasa, meliputi: mengetahui
sifat pekerjaan, teknik desain, teknik pembuatan/pekerjaan,
penggunaan alat;
4. penyelesaian akhir, meliputi: penghalusan, penyajian hasil karya,
penentuan harga jual, dan pelaporan; dan
5. pelayanan prima kepada pelanggan, meliputi: penggunaan bahasa
yang baik, bersikap sopan santun, ramah-tamah saat mengerjakan,
menunjukkan dan menyajikan produk/hasil karya.

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

NADIEM ANWAR MAKARIM

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

ttd.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

jdih.kemdikbud.go.id
SALINAN
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 7 TAHUN 2022
TENTANG
STANDAR ISI PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH

RUANG LINGKUP MATERI


JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

A. Latar Belakang
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup
materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang telah dirumuskan
pada standar kompetensi lulusan.
Penyusunan Standar Isi dilakukan dengan merumuskan ruang lingkup
materi pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan kompetensi
Peserta Didik sesuai standar kompetensi lulusan, melakukan penyesuaian
dengan kemajuan pembelajaran (learning progression) Peserta Didik pada
setiap jenjang, merumuskan ruang lingkup materi pembelajaran yang
memberikan fleksibilitas kepada pendidik untuk memfasilitasi Peserta
Didik mengembangkan kompetensinya, serta mengadopsi prinsip
diferensiasi dalam mengembangkan ruang lingkup materi pembelajaran.
Pengembangan Standar Isi mengacu pada standar kompetensi lulusan pada
satuan Jenjang Pendidikan Menengah umum difokuskan pada:
1. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
2. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
3. pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar
dapat hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

Standar Isi mencakup ruang lingkup materi Pendidikan Menengah pada


jalur pendidikan formal dan nonformal. Standar Isi sekolah menengah atas
luar biasa/paket C/bentuk lain yang sederajat sama dengan Standar Isi
sekolah menengah atas/madrasah aliyah.
Standar Isi pada program Pendidikan Kesetaraan selain berisi muatan wajib
sesuai jenjangnya, juga diperkaya dengan ruang lingkup materi
pemberdayaan dan keterampilan. Ruang lingkup materi pemberdayaan
diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran, harga diri, kepercayaan diri,
partisipasi aktif, dan akses terhadap pengambilan keputusan sehingga
Peserta Didik mampu berkreasi, berkarya, serta mengembangkan
kemandirian dalam kehidupan individu maupun bermasyarakat. Ruang
lingkup materi pada Standar Isi dikemas untuk memperkuat
pengembangan diri, pengembangan kapasitas, dan penguatan sosial
ekonomi. Ruang lingkup materi keterampilan dikembangkan dengan
memperhatikan ragam potensi sumber daya alam dan sosial budaya,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan/atau kesempatan
bekerja dan berusaha.
Standar Isi pada pendidikan khusus, selain berisi muatan wajib sesuai
jenjangnya, juga ditambah dengan ruang lingkup materi program
kebutuhan khusus dan keterampilan. Peserta Didik berkebutuhan khusus
dapat mengikuti Standar Isi, dengan memperhatikan profil Peserta Didik
berkebutuhan khusus.
Adapun standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan Jenjang
Pendidikan Menengah kejuruan difokuskan pada:
1. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
2. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
3. keterampilan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar
dapat hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
Standar Isi dikembangkan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan
Menengah kejuruan berdasarkan analisis kebutuhan materi yang
dibutuhkan untuk mewujudkan kompetensi yang tertuang dalam standar
kompetensi lulusan. Standar Isi ini diorganisasikan berdasarkan bidang
keahlian dan program keahlian. Secara umum, Standar Isi ini terdiri atas
bagian umum dan bagian kejuruan. Muatan umum untuk semua bidang
keahlian adalah sama dan dikembangkan setara dengan sekolah menengah

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

atas, sedangkan muatan kejuruan secara umum bersifat spesifik untuk


masing-masing program keahlian pada bidang keahlian tertentu.
Kompetensi kejuruan terdiri dari kemampuan teknis (hard skills),
keterampilan nonteknis (soft skills) dan kewirausahaan. Kemampuan teknis
terdiri kemampuan teknik dasar dan kemampuan spesifik. Khusus untuk
kelompok muatan kejuruan dicapai melalui satuan kompetensi yang
mengacu pada skema sertifikasi kompetensi dan/atau peta okupasi
nasional dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Ruang lingkup materi muatan kejuruan dianalisis berdasarkan kebutuhan
kompetensi pada setiap program keahlian, dan diorganisir berdasarkan
kesamaan jenis materi. Materi-materi yang dibutuhkan oleh semua
konsentrasi keahlian dalam program keahlian tertentu dikelompokkan
dalam materi umum, sedangkan materi yang hanya dibutuhkan oleh
konsentrasi keahlian tertentu dikelompokkan dalam materi khusus.
Cakupan muatan Standar Isi disajikan memuat 10 (sepuluh) bidang
keahlian, yang terdiri 50 (lima puluh) program keahlian.

B. Ruang Lingkup Materi Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah


Menengah Atas Luar Biasa/Paket C/Bentuk Lain yang Sederajat
1. Pendidikan Agama
a. Pendidikan Agama Islam
1) nilai tauhid dalam akidah keimanan dan ketakwaan kepada
Allah Swt. (habl min Allah) mendasari perilaku dan akhlak
diri saat beribadah kepada Allah dan berinteraksi sosial
(habl min an-nas);
2) Al-Qur’an dan Hadits dengan pemahaman ulama yang sahih
sebagai landasan berpikir kritis dalam berucap, berpikir,
berperilaku, dan bertindak melalui akhlak mulia (makarim
al-akhlaq) kepada sesama;
3) adab, akhlak, dan teknik bacaan Al-Qur’an yang sesuai
kaidah ilmu tajwid merupakan wujud ketakwaan dan
penghambaan kepada Allah Swt.;
4) keragaman pemaknaan dan tafsir Al-Qur’an dan Hadits
merupakan bentuk perkembangan pemikiran kritis dalam
diri manusia atas firman dan ajaran Islam yang memuat
hikmah kerukunan dalam perbedaan;

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

5) perbedaan pandangan dalam hukum Islam menjadi


landasan berpikir kritis adanya keberagaman pemikiran dan
mazhab fikih dalam memahami ajaran Islam;
6) martabat, nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan
merupakan esensi nilai-nilai spiritual dan makna tujuan
syariat (maqashid al-syariah) Islam di balik ajaran dan
hukum Islam sebagai dasar sikap menghormati dan
menghargai dalam kehidupan agama, sosial, politik, budaya,
dan ekonomi;
7) makna nilai ajaran persaudaraan (ukhuwah) dalam Islam
yang memuat ukhuwah basyariyah, wathoniyah, dan
islamiyah menjadi landasan sikap diri untuk berinteraksi,
bekerja sama, dan berkolaborasi dengan inter-antarumat
beragama dan menjaga kesatuan umat untuk keutuhan
bangsa dan negara.
8) hukum interaksi sosial dan ekonomi (fiqh al-mu’amalah)
dalam Islam menjadi bahan analisis kritis dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara;
9) hukum perkawinan (fiqh al-munakahat) yang berkesetaraan,
berkeadilan, dan berkemaslahatan merupakan prinsip
dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan
rahmah;
10) esensi tanggung jawab terhadap keberlangsungan alam
(habl min al-alam) diwujudkan dalam bentuk mencegah,
memitigasi, dan memperbaiki kerusakan alam yang terjadi
karena bencana dan perilaku manusia sebagai wujud tugas
manusia yang merupakan wakil Allah Swt. (khalifatullah fil
ardh) dalam menjaga kehidupan berkelanjutan;
11) makna menjaga prinsip demokrasi (syura), serta persatuan
dan kesatuan bangsa yang beragam jenis kelamin, gender,
suku, ras, dan keyakinan keagamaan merupakan bagian
dari keimanan dan ketakwaan yang diwujudkan dalam
perilaku simpatik dan empati pada kelompok yang marginal,
terpinggirkan, dan rentan;

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

12) sejarah perkembangan peradaban umat Islam dalam praktik


keagamaan, sosial, budaya, dan keilmuan yang dibangun di
atas keberagaman menjadi landasan berpikir kritis dalam
menerapkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin
dalam konteks kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia
yang majemuk;
13) sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia
melalui cara damai, empati, akomodatif, asimilatif, dan
menghormati budaya lokal merupakan esensi nilai universal
ajaran Islam dan menjadi landasan berpikir kritis terhadap
praktik pendidikan dan tindakan intoleran dalam kehidupan
politik, ekonomi, sosial, dan budaya; dan
14) interaksi dan kolaborasi antarumat beragama dan
kepercayaan di dunia menjadi contoh inspiratif untuk
pengembangan sikap diri dalam berinteraksi dan
berkolaborasi dengan umat beragama dan berkeyakinan
lain.
b. Pendidikan Agama Kristen
1) Allah Berkarya
a) pertumbuhan diri manusia merupakan karunia Tuhan
yang perlu disyukuri dengan menjadi pribadi dewasa
melalui cara berpikir, berkata, dan bertindak. Sesuai
dengan ajaran Alkitab;
b) perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi adalah anugerah Allah yang patut disyukuri
dan dikembangkan serta dianalisis untuk
pengembangan secara tepat dan benar;
c) demokrasi dan hak asasi manusia sebagai anugerah
Allah yang perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari;
d) pemeliharaan Allah atas diri manusia dalam berbagai
dinamika kehidupan manusia masa kini;
e) Tuhan memberikan talenta bagi tiap orang dan perlu
mengembangkannya dengan cara yang bertanggung
jawab serta terpanggil mempersembahkan talenta yang
ada bagi kehidupan bangsa dan negara;

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

f) peran Allah dalam membentuk dan melindungi


keluarga, serta nilai-nilai iman Kristen sebagai landasan
hidup berkeluarga;
g) peran orang tua sebagai pendidik utama bagi
pertumbuhan nilai-nilai iman Kristen anak-anaknya;
h) tantangan dalam kehidupan keluarga masa kini untuk
membangun komunikasi yang baik dalam keluarga,
pelaksanaan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi
manusia;
i) perkembangan demokrasi dan hak asasi manusia pada
konteks lokal dan global disituasi masa kini; dan
j) Allah pembaru kehidupan manusia dalam Roh Kudus.
2) Manusia dan Nilai-nilai Kristiani
a) ciri-ciri pribadi yang bertumbuh dewasa yang
berinteraksi dengan sesama tanpa kehilangan identitas
sebagai umat Kristen;
b) prinsip-prinsip kesetiaan, kasih, dan keadilan serta
pembawa damai dalam kehidupan keluarga Kristen
masa kini;
c) hakikat keluarga Kristen yang berlandaskan nilai-nilai
iman Kristen menghadapi tantangan dan gaya hidup
masa kini;
d) keadilan adalah dasar demokrasi dan hak asasi
manusia dan damai sejahtera menurut Alkitab;
e) tanggung jawab manusia berteknologi pada masa kini
dan pemanfaatannya yang berdampak positif bagi umat
manusia; dan
f) konsep bernegara dan pandangan beberapa tokoh teolog
serta bentuk ketaatan dan tanggung jawab kepada
pemerintah sesuai pandangan Alkitab.
3) Gereja dan Masyarakat Majemuk
a) sikap dan sifat kepekaan dan bela rasa terhadap
berbagai bentuk diskriminasi dalam kehidupan
masyarakat;
b) sekolah sebagai lembaga pendidik dan kependidikan
yang mengajarkan siswa dan membantu orang tua
melatih siswa hidup dalam kemajemukan;

jdih.kemdikbud.go.id
-7-

c) pengetahuan dan pembelajaran tentang solidaritas dan


persaudaraan antarumat beragama, ras, etnis, gender
dan hidup berkeadilan bagi semua manusia ciptaan
Allah;
d) pendidikan perdamaian dalam masyarakat majemuk
sebagai wujud tranformasi sosial;
e) anugerah Allah dalam multikulturalisme dan moderasi
beragama di Indonesia;
f) partisipasi aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
dalam rangka mewujudkan moderasi beragama di
Indonesia; dan
g) contoh karakter tokoh-tokoh agama bagi persaudaraan
dan solidaritas antarumat beragama.
4) Alam dan Lingkungan Hidup
a) bentuk tindakan-tindakan perusakan alam dan
pencegahan perusakan alam;
b) lembaga-lembaga dan individu yang peduli akan
lingkungan hidup di Indonesia dan di dunia;
c) isi Alkitab tentang memelihara dan menjaga alam serta
gagasan dan upaya pemeliharaan dan pelestarian alam
berwujud sebagai penugasan siswa untuk
mengembangkannya;
d) kegiatan-kegiatan yang menunjukkan berbagai upaya
menjaga keutuhan ciptaan Allah sebagai bahan
penugasan siswa;
e) kritis terhadap tindakan manusia dalam hubungannya
dengan alam;
f) pengetahuan tentang kewajiban manusia menjaga alam
berdasarkan pengajaran Alkitab; dan
g) tanggung jawab remaja Kristen terhadap pemeliharaan
alam yang dijabarkan dalam sikap ugahari, bijak, dan
adil dalam memanfaatkan dan melestarikan sumber
daya alam di lingkungan sekitar maupun di luar
lingkungannya.

jdih.kemdikbud.go.id
-8-

c. Pendidikan Agama Katolik


1) Pribadi Peserta Didik
a) manusia makhluk pribadi. Kesadaran diri sebagai
makhluk pribadi yang unik dan yang bermartabat luhur
sebagai citra Allah, tidak hanya mendorong manusia
untuk bersyukur dan mengembangkan diri secara
optimal tetapi mengharuskan dari dalam dirinya sendiri
untuk menghormati keluhuran martabat sesama. Maka
tindakan perendahan martabat orang lain pada
dasarnya merupakan penyangkalan terhadap
keluhuran martabat manusia;
b) manusia makhluk otonom. Selain sebagai makhluk
pribadi, manusia juga makhluk otonom, yang memiliki
kebebasan untuk bertindak. Gereja mengajarkan bahwa
otonomi manusia itu hendaknya diarahkan untuk
memilih yang baik dan benar, yang sesuai dengan
kehendak Allah. Berkat hati nurani yang dianugerahkan
Allah kepada dirinya, manusia dipanggil untuk bersikap
kritis dalam menghadapi berbagai tawaran yang datang
kepadanya; dan
c) panggilan hidup manusia. Sambil mengembangkan diri
sebagai makhluk pribadi dan otonom, manusia juga
dipanggil untuk hidup berbahagia. Kebahagiaan
tersebut dapat dicapai melalui penghayatan berbagai
bentuk panggilan hidup, baik hidup berkeluarga, hidup
bakti dan religius, atau dengan menekuni karya/profesi
yang digeluti.
2) Yesus Kristus
a) misi utama Yesus Kristus. Gereja Katolik mengimani
bahwa Yesus adalah Anak Allah yang diutus Bapa
untuk mengemban misi mewartakan dan
memperjuangkan terwujudnya Kerajaan Allah di dunia.
Bagi Yesus sendiri, misi yang diemban-Nya bukan hal
yang mudah. Ia kerap kali harus berhadapan dengan
kekuatan dunia yang menghalangi bahkan melawan
misi-Nya. Ia bahkan harus menanggung risiko
menderita, sengsara, bahkan wafat disalib sebagai

jdih.kemdikbud.go.id
-9-

konsekuensi perjuangan-Nya. Sekalipun pada awalnya


perjuangan Yesus nampak sia-sia, tetapi melalui
peristiwa kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga Allah
membenarkan perjuangan Yesus Kristus, sebagai jalan
penyelamatan manusia;
b) Roh Kudus membimbing gereja. Sepanjang sejarah
keselamatan tampaklah bahwa Allah, melalui Roh-Nya
yang Kudus, tak henti-hentinya membimbing manusia
agar selalu percaya akan kehendak-Nya yang ingin
menyelamatkan manusia. Kehadiran Roh Kudus yang
membimbing gereja, dapat dilihat dan dirasakan dalam
kemampuan gereja menyelesaikan berbagai persoalan
yang dihadapinya. Roh Kudus sungguh membimbing
gereja secara penuh misteri, baik melalui pribadi-
pribadi para pemimpin gereja, maupun dalam tiap orang
yang sudah memperoleh pencurahan Roh Kudus; dan
c) sumber ajaran iman gereja Katolik. Gereja yang
berziarah di dalam dunia, senantiasa dihadapkan pada
berbagai tantangan dan persoalan yang berkembang di
dunia. Dalam kondisi seperti itu, gereja ditantang untuk
tetap setia pada Allah dan setia pada misi Yesus Kristus.
Kesetiaan gereja masa kini perlu senantiasa diukur dari
iman yang sejati, sebagaimana yang terlihat dalam
tradisi apostolik, Kitab Suci, dan magisterium; dan
d) iman yang hidup dan berdampak. Manusia zaman ini
menghadapi tantangan hidup beriman yang serius.
Tidak saja karena banyaknya tawaran dunia yang tidak
sejalan dengan iman Kristiani, tetapi terutama
bagaimana mengalami hidup beriman yang hidup dan
terinternalisasi dalam perilaku hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, beriman pada zaman sekarang tidak cukup
hanya mengetahui dan memahami ajaran Yesus
Kristus, melainkan bagaimana dia mengalami daya
penyelamatan Yesus Kristus dalam dirinya, menjadikan
Dia sebagai sahabat dan tokoh idola dalam
pengembangan diri menuju manusia paripurna, dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 10 -

akhirnya membangun hidup dalam relasi personal yang


berpolakan pada pribadi Yesus Kristus.
3) Gereja
a) paham gereja yang selalu berkembang. Dalam
peziarahan menuju tujuan akhir perjalanannya, gereja
senantiasa berupaya merumuskan identitas dirinya.
Konsili Vatikan kedua, memberi penekanan pada jati
diri gereja sebagai umat Allah dan sebagai persekutuan
yang terbuka. Identitas tersebut akan berdampak pada
gerak langkah dan pelayanan gereja sendiri;
b) sifat-sifat gereja. Pemahaman diri gereja yang terus
berkembang merupakan upaya agar gereja tetap relevan
bagi penyelamatan dunia. Tetapi perkembangan
identitas gereja tersebut tidak menghilangkan sifat yang
melekat pada gereja. Sejak terbentuknya gereja selalu
memperlihatkan sifat-sifat dasarnya, yakni: Satu,
Kudus, Katolik, dan Apostolik;
c) anggota gereja. Penghayatan diri gereja sebagai umat
Allah dan persekutuan terbuka menyiratkan tugas dan
fungsi dari anggota-anggotanya. Maka dalam gereja
dikenal adanya kaum hierarki dan kaum awam.
Perbedaan itu tidak dapat diartikan sebagai pemisahan,
karena sejatinya gereja adalah tubuh mistik Kristus,
yang anggota-anggota memiliki tugas dan fungsi yang
berbeda, tetapi tetap utuh sebagai tubuh mistik Kristus;
dan
d) karya pelayanan gereja. Gereja ada untuk dunia, dan
berusaha membangun dunia menjadi lebih baik dalam
semua aspek kehidupannya. Kesadaran itu
mengharuskan pelayanan gereja dalam upaya
menghadirkan keselamatan Allah kepada manusia
bersifat utuh menyeluruh. Keutuhan pelayanan gereja
itu nampak dalam bidang-bidang pelayanan gereja yang
dijalankan: Liturgia, Kerygma, Martyria, Koinonia, dan
Diakonia.

jdih.kemdikbud.go.id
- 11 -

4) Masyarakat
a) hubungan gereja dan dunia. Gereja Katolik menyadari
bahwa dirinya merupakan bagian integral dari
dunia/masyarakat. Ia berada di tengah masyarakat dan
bersama masyarakat. Kesadaran ini membawa
konsekuensi bahwa gereja harus terlibat sepenuhnya
dengan kegembiraan dan harapan, duka dan
kecemasan masyarakat dunia. Sikap tersebut menjadi
nyata dalam berbagai ajaran sosial gereja;
b) ancaman degradasi nilai hidup bersama. Modernitas di
satu pihak membawa banyak kemudahan, tetapi di lain
pihak berdampak pada terjadinya degradasi nilai hidup
bersama, sebagaimana nampak dalam maraknya kasus
pelanggaran hak asasi manusia, lunturnya budaya
kasih, berkurangnya rasa keadilan. Setiap umat Katolik
dipanggil untuk bekerja sama dengan semua pihak
berusaha melawan nilai-nilai yang dapat merusak
tatanan hidup bersama dan mengokohkan kembali nilai
penting dalam hidup bersama yang sesuai dengan
kehendak Allah;
c) ancaman terhadap nilai hidup manusia. Fenomena
kurangnya penghargaan manusia terhadap nilai hidup
dapat ditemukan dalam berbagai kasus aborsi, bunuh
diri, euthanasia, diberlakukannya hukuman mati,
penyalahgunaan obat, dan sebagainya. Gereja dipanggil
untuk mewartakan bahwa hidup itu milik Allah yang
harus dibela dan dihormati. Gereja dipanggil untuk
menyerukan kembali gerakan “pro-life”;
d) pluralitas agama dan persaudaraan sejati. Pluralitas
dalam agama dan kepercayaan sesungguhnya
merupakan anugerah dari Allah, yang bila dikelola
dengan baik dapat menghasilkan hidup yang damai dan
tentram. Gereja mengajak setiap umat Katolik berusaha
mengembangkan dialog dan kerja sama antarumat
beragama dan berkepercayaan lain, yang dilandasi
sikap hormat terhadap sesama makhluk Tuhan. Hanya
dengan cara demikian, agama mampu menjadi

jdih.kemdikbud.go.id
- 12 -

landasan yang kokoh dalam membangun persaudaraan


sejati; dan
e) panggilan menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia.
Pendidikan agama Katolik diharapkan mampu menjadi
salah satu sarana untuk membina umat Katolik agar
dapat hidup sebagai warga gereja yang baik dan
sekaligus warga negara yang baik. Kitab Suci sendiri
sudah mengamanatkan tugas tersebut, bahwa setiap
umat Katolik dipanggil untuk turut membangun bangsa
dan negaranya seturut kehendak Allah.
d. Pendidikan Agama Hindu
1) Kitab Suci Weda sebagai pedoman dan landasan berpikir
kritis dalam penerapan ajaran Dharmasastra sebagai
sumber hukum Hindu pada kehidupan sehari-hari, nilai-
nilai filosofis yang terkandung dalam Upanisad, serta refleksi
analitis terhadap Kodifikasi Weda;
2) Sraddha dan Bhakti yang mendasari keyakinan terhadap
Punarbhawa atau Samsara sebagai upaya untuk
memperbaiki kualitas diri, Darsana sebagai sistem filsafat
Hindu, serta Moksa sebagai tujuan tertinggi dalam agama
Hindu guna menguatkan karakter berakhlak mulia;
3) pengamalan ajaran Susila (konsepsi dan aplikasi akhlak
mulia dalam Hindu) melalui pelaksanaan ajaran Catur
Warna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sesuai dengan swadharma masing-masing,
menyiapkan mental yang baik agar nantinya dapat
membangun keluarga Sukhinah yang bahagia dan sejahtera,
serta penguatan karakter melalui pengendalian Tri Guna
dalam diri dengan keteladanan, empati, kolaborasi, dan
toleransi beragama untuk mencapai kerukunan dan
kedamaian;
4) pelaksanaan acara (praktik ritual keagamaan Hindu) yang
berorientasi pada kearifan lokal melalui penerapan nilai-nilai
yajna yang terkandung dalam Kitab Ramayana dan
Mahabharata, serta praktik Yogacara dalam kehidupan
sehari-hari untuk menumbuhkan sikap disiplin, mandiri,
dan bertanggung jawab; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 13 -

5) pemahaman sejarah agama Hindu yang diwujudkan melalui


peninggalan-peninggalan sejarah dan kebudayaan Hindu di
Asia dan dunia untuk menumbuhkan kesadaran global dan
pentingnya pelestarian benda-benda peninggalan sejarah
dan kebudayaan Hindu.
e. Pendidikan Agama Buddha
1) kekuatan keyakinan (Saddha) mendasari moralitas perilaku,
ucapan, dan pikiran setiap saat dalam puja bakti berbagai
kondisi dan berinteraksi sosial;
2) Kitab Suci Tripitaka dan teks literatur agama Buddha
lainnya sebagai landasan berpikir kritis dalam berucap,
berpikir, berperilaku, dan bertindak melalui badan jasmani,
ucapan, dan pikiran;
3) tata cara teknik bacaan Kitab Suci Tripitaka, dan teks
literatur agama Buddha lainnya sebagai bagian dari praktik
puja;
4) tata cara peribadatan aliran-aliran dalam agama Buddha
dalam melakukan puja bakti sebagai keragaman dalam
melaksanakan puja;
5) perbedaan tata cara beribadat aliran-aliran agama Buddha
untuk memahami, memaknai, dan menjadi landasan
berpikir kritis adanya keberagaman dan pluralitas dalam
memahami Buddha Dharma;
6) kehormatan, moralitas, empati, toleransi dan nilai-nilai
kemanusiaan dan kesetaraan gender merupakan esensi
nilai-nilai spiritual dan makna tujuan beragama;
7) makna nilai ajaran persaudaraan pasamuan (Sangha)
menjadi landasan sikap diri untuk berinteraksi, bekerja
sama, dan berkolaborasi dengan inter-antarumat beragama
dan menjaga kesatuan umat beragama untuk keutuhan
bangsa dan negara;
8) Sila dan Vinaya menjadi landasan akhlak kemanusiaan
dalam berinteraksi secara sosial, bernegara, dan berbudaya;
9) kewajiban perumah tangga yang tahu akan kewajiban
masing-masing, tahu peranan masing-masing merupakan
prinsip dalam mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera
(Hitta Sukkhaya);

jdih.kemdikbud.go.id
- 14 -

10) esensi tanggung jawab terhadap keberlangsungan alam


diwujudkan dalam bentuk mencegah, memitigasi, dan
memperbaiki kerusakan alam yang terjadi karena bencana
dan perilaku manusia sebagai wujud tugas manusia sebagai
bagian dari macrocosmos dan microcosmos dalam menjaga
kehidupan yang berkelanjutan;
11) makna menjaga kesatuan dan persatuan bangsa yang
beragam jenis kelamin, gender, suku, ras, dan keyakinan
keagamaan merupakan sebagian dari keyakinan (Saddha)
yang diwujudkan dalam perilaku simpatik dan empati pada
setiap kelompok masyarakat dari berbagai kelas strata
sosial, pendidikan, dan ekonomi;
12) sejarah perkembangan agama Buddha dalam praktik sosial,
budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan menjadi
landasan berpikir kritis dalam menerapkan nilai-nilai
Dharma dalam kehidupan sosial budaya di masa kini;
13) sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia
prakemerdekaan dan pascakemerdekaan melalui cara
damai, empati, akomodatif, asimilatif, dan menghormati
budaya lokal merupakan esensi nilai ajaran Buddha yang
menjadi landasan berpikir kritis terhadap praktik Duta
Dharma dan tindak intoleran dalam kehidupan politik,
sosial, dan budaya; dan
14) interaksi dan kolaborasi pada praktik keagamaan dan
kepercayaan di dunia menjadi landasan pengembangan
sikap diri dalam berinteraksi dan berkolaborasi dengan umat
beragama dan berkeyakinan lain.
f. Pendidikan Agama Khonghucu
1) Keimanan
a) bahwa Tian menciptakan alam semesta beserta isinya
dibarengi dengan Jalan Suci (Tian Dao) dan Hukum
Suci (Tian Li), manusia sebagai cocreator memiliki
tanggung jawab untuk menjaga dan merawat sesuai
konsep dan prinsip-prinsip Yin dan Yang;
b) memaknai diturunkannya wahyu Tian bagi agama
Khonghucu, agar mempertebal iman dan memiliki sikap
hidup satya dan tepasalira (Zhong Shu); dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 15 -

c) bahwa para nabi, para roh suci (Shen Ming), dan para
leluhur dapat dijadikan teladan, dengan berdoa dan
bersembahyang kepadanya akan merefleksikan diri
untuk menerapkan keteladanannya.
2) Tata Ibadah
a) memaknai hakikat upacara bersembahyangan kepada
Tian, Nabi Kongzi, para leluhur, dan para Suci (Shen
Ming) sebagai upaya memperkuat iman dan senantiasa
bersyukur;
b) makna agamis dan tradisi serta budaya hari raya
keagamaan mempertebal iman dan keyakinan; dan
c) bahwa atribut yang digunakan oleh rohaniwan
Khonghucu dalam melakukan persembahyangan
berbeda-beda.
3) Perilaku Junzi
a) bersikap bakti (Xiao) kepada Tian, alam semesta, dan
orang tua dengan selalu hidup dalam kebenaran dan
cinta kasih, Tengah Sempurna (Zhong Yong) dan
Tengah Harmonis (Zhong Shu) dalam mewujudkan
Masyarakat Kebersamaan Agung (Da Dong);
b) seorang Junzi yang selalu membina diri, tekun belajar,
hidup rukun, toleran, menghargai perbedaan, harmonis
dalam rangka menggenapi kodrat suci
kemanusiaannya; dan
c) sikap mencintai tanah air dan bangsa diwujudkan
dengan cara melakukan bakti sosial, memberi bantuan
bagi saudara sebangsa dan setanah air yang tertimpa
bencana atau membutuhkan.
4) Sejarah Suci
a) meneladani nilai-nilai dan karya para nabi, murid-
murid Nabi Kongzi, raja suci serta tokoh-tokoh
Khonghucu agar dapat memperjelas sejarah dan
membangun moral luhur;
b) bahwa dengan mempelajari agama-agama dan
kepercayaan di Indonesia akan dapat menjunjung
tinggi kebinekaan, keragaman, dan cinta tanah air; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 16 -

c) bahwa dengan mempelajari sejarah perkembangan


Khonghucu di dunia akan memperkuat iman dan
memaknai nilai-nilai bajik terhadap kontribusi pada
perdamaian dunia.
2. Pendidikan Pancasila
a. kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka, cara pandang para
pendiri bangsa tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara,
pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, serta peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan global;
b. fungsi Pancasila dalam memperkuat identitas nasional bangsa di
tengah-tengah pengaruh keanggotaan kelompok lokal, nasional,
dan global, potensi konflik/masalah di tengah keragaman dalam
masyarakat, pentingnya mengenali dan menggunakan produk
negeri sekaligus mempromosikan budaya lokal dan nasional,
serta pentingnya keaktifan mempromosikan kebinekaan; dan
c. urgensi gotong royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk
membangun masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia
berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
3. Pendidikan Kewarganegaraan
a. hak dan kewajiban warga negara yang diatur dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
konstitusi Indonesia, praktik kemerdekaan berpendapat warga
negara dalam era keterbukaan informasi sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, kasus pelanggaran hak dan kewajiban sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan perumusan solusi secara kreatif, kritis, dan
inovasi untuk memecahkan kasus pelanggaran hak dan
kewajiban, ketidaksesuaian antarproduk perundang-undangan,
dan menganalisis salah satu produk perundang-undangan;
b. contoh perilaku sebagai bentuk kesadaran akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara di lingkungan sekolah dan
sekitarnya;
c. perumusan solusi secara kreatif, kritis, dan inovasi untuk
memecahkan permasalahan kemerdekaan berpendapat warga
negara dalam era keterbukaan informasi sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila;

jdih.kemdikbud.go.id
- 17 -

d. konsep kewarganegaraan Republik Indonesia;


e. sistem pertahanan dan keamanan nasional, ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan yang dihadapi Indonesia sebagai negara
kesatuan; dan
f. peran Indonesia dalam hubungan antarbangsa dan negara,
bersikap dan berperilaku dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan praktik baik sikap dan
perilaku yang dilakukan oleh orang/kelompok dalam menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Bahasa
a. Bahasa Indonesia
1) strategi menyimak, membaca dan memirsa, berbicara dan
mempresentasikan, serta menulis tingkat madya;
2) strategi berbahasa secara santun untuk menghormati orang
lain dan/atau menghindari konflik dalam teks kompleks
sesuai konteks sosial budaya;
3) bentuk, ciri, akurasi informasi, dan bias informasi dalam
teks-informasi kompleks yang netral, ramah gender,
dan/atau ramah keberagaman;
4) bentuk, ciri, dan elemen estetika dalam teks-fiksi kompleks
yang netral, ramah gender, dan/atau ramah keberagaman;
5) kaidah bahasa Indonesia yang membentuk teks kompleks;
6) struktur sastra dalam teks-sastra kompleks;
7) penanda kebahasaan dalam teks kompleks;
8) aspek nonverbal dalam teks kompleks; dan
9) struktur dan kohesi teks kompleks dalam wujud lisan, tulis,
visual, dan multimodal yang disajikan melalui media cetak,
elektronik, dan/atau digital.
b. Bahasa Inggris
1) teks interaksional dan transaksional dalam konteks diri
sendiri, keluarga, sekolah, lingkungan di Indonesia dan
negara lain;
2) teks multimodal, fiksi dan nonfiksi, yang lebih kompleks
dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, lingkungan di
Indonesia dan negara lain;

jdih.kemdikbud.go.id
- 18 -

3) kosakata, kalimat, dan ungkapan yang spesifik digunakan


dalam teks dengan konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
lingkungan di Indonesia dan negara lain;
4) bahasa literal dan figuratif dalam teks;
5) elemen berbahasa nonverbal;
6) unsur kebahasaan dalam ragam teks multimodal;
7) ragam budaya di Indonesia dan negara lain dalam teks
multimodal;
8) efek visual dalam teks dan kosakata yang berkaitan dengan
hal tersebut;
9) strategi analisis dan evaluasi isi teks; dan
10) proses menulis teks multimodal.
5. Matematika
a. pemahaman sistem bilangan real dan berbagai jenis bilangan
termasuk bilangan pangkat serta kegunaannya dalam berbagai
konteks yang sesuai;
b. penerapan barisan dan deret aritmetika dan geometri untuk
menggeneralisasi pola bilangan;
c. penyelesaian persamaan (termasuk kuadrat dan eksponensial)
dan sistem persamaan linear dan sistem pertidaksamaan linear
untuk menentukan solusi dari permasalahan;
d. aplikasi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku untuk
menentukan sudut, jarak atau tinggi;
e. penerapan matriks untuk merepresentasi dan menyederhanakan
data;
f. pemodelan situasi dalam bentuk matematis dengan
menggunakan fungsi dan sifat-sifatnya;
g. penyelidikan dan perbandingan data berdasarkan ukuran
pemusatan dan ukuran penyebaran; dan
h. pemahaman peluang berdasarkan konsep permutasi dan
kombinasi untuk membuat prediksi.
6. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Fisika
1) perancangan dan pelaksanaan penyelidikan dan/atau
pemecahan masalah terkait zat, ruang, waktu, dan energi;

jdih.kemdikbud.go.id
- 19 -

2) gerak lurus dan lengkung, keterkaitan gaya dengan gerak,


momentum dan impuls, serta penerapannya pada konteks
yang relevan, termasuk gerak planet dalam mengelilingi
matahari;
3) energi, kekekalan energi, serta pemecahan masalah terkait
pemanfaatan sumber energi alternatif;
4) fluida diam, fluida bergerak, serta pemanfaatannya dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari;
5) kalor dan perpindahannya, proses dan hukum
termodinamika, serta pemanfaatannya dalam teknologi, dan
dalam kehidupan sehari-hari;
6) sifat-sifat dan gerak gelombang serta pemanfaatannya dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari;
7) kelistrikan statis, rangkaian listrik, kemagnetan, induksi
magnet, induksi elektromagnet, gelombang elektromagnetik,
serta pemanfaatannya dalam teknologi dan kehidupan
sehari-hari;
8) teori relativitas khusus, gejala kuantum yang mencakup efek
foto listrik dan pemanfaatannya, efek compton, dan sifat
gelombang-partikel, serta radioaktivitas dan
pemanfaatannya; dan
9) pemrosesan data digital (gerbang logika) dan transmisi data
digital serta penerapannya dalam teknologi informasi dan
komunikasi.
b. Kimia
1) perancangan dan pelaksanaan percobaan, praktikum ilmiah,
dan/atau pemecahan masalah mengenai materi, komposisi,
dan strukturnya, serta energi yang menyertainya;
2) komposisi dan struktur, jenis penyusun suatu zat, atom,
materi, serta energi pada makhluk hidup dan benda mati,
senyawa karbon dan hidrokarbon, serta manfaatnya dalam
kehidupan dan kesejahteraan manusia;
3) hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam reaksi
dan proses kimia, prinsip dan aturan dalam konfigurasi
elektron, elektron valensi, sistem periodik unsur, rumus
molekul, rumus empiris, bentuk dan model-model molekul;

jdih.kemdikbud.go.id
- 20 -

4) hukum-hukum dasar kimia redoks, sifat elektrolit dan


nonelektrolit, asam basa, laju reaksi, thermokimia dan
energetika, kesetimbangan dan pergeseran kimia, larutan
penyangga; dan
5) pemisahan dan pemurnian zat, sifat koligatif larutan, titrasi
asam basa atau sampel kimia tertentu, koloid, kimia
hidrokarbon dan makromolekuler.
c. Biologi
1) perancangan dan pelaksanaan penyelidikan dan/atau
pemecahan masalah terkait makhluk hidup dan lingkungan
hidupnya;
2) keanekaragaman dan klasifikasi makhluk hidup, interaksi
antarmakhluk hidup dan dengan lingkungannya, pelestarian
makhluk hidup dan solusi pemecahan masalah lingkungan
akibat aktivitas manusia;
3) bioproses pada tingkat sel yang mencakup struktur sel,
pembelahan sel, transpor pada membran, sintesis protein
dan pengantar metabolisme yang mendukung
keberlangsungan hidup makhluk hidup;
4) keterkaitan antara struktur dan fungsi sistem organ pada
manusia serta kelainan atau penyakit dan teknologi yang
digunakan;
5) pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup;
6) pewarisan sifat berdasarkan hukum Mendel dan pemecahan
masalah kehidupan sehari-hari berkaitan dengan pewarisan
sifat;
7) virus dan perannya dalam kehidupan manusia serta
teknologi yang dikembangkan dalam pencegahan
penyebarannya;
8) bioteknologi meliputi inovasi dalam bioteknologi sederhana
dan bioteknologi modern untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia; dan
9) bukti-bukti evolusi dan evaluasi gagasan-gagasan baru
mengenai evolusi.

jdih.kemdikbud.go.id
- 21 -

7. Ilmu Pengetahuan Sosial


a. Sosiologi
1) fungsi sosiologi sebagai ilmu dan penerapannya dalam
menyelesaikan masalah-masalah sosial;
2) sosialisasi dan interaksi antarsesama anggota masyarakat
dalam menjalankan fungsi pranata sosial serta memperkuat
nilai dan norma yang berlaku;
3) keberagaman dan kearifan lokal dalam rangka menjaga
kebinekaan serta integrasi bangsa;
4) globalisasi di era teknologi informasi mempengaruhi
perubahan sosial budaya sehingga diperlukan kesiapan dari
individu dan masyarakat untuk menyikapi perubahan
tersebut; dan
5) rancangan penelitian sosial merupakan rencana tertulis yang
berisi gambaran singkat tentang pokok-pokok perencanaan
seluruh penelitian yang tertuang dalam suatu kesatuan
naskah secara ringkas, jelas, dan utuh sebagai aplikasi teori-
teori sosiologi.
b. Geografi
1) konsep dasar ilmu geografi dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari;
2) peta dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari;
3) dampak dan pemanfaatan fenomena geosfer dalam
mensejahterakan kehidupan;
4) posisi strategis Indonesia dan pengaruhnya terhadap
kehidupan sosial, ekonomi serta budaya;
5) pola keanekaragaman hayati Indonesia dan dunia serta
menjaga kelestariannya;
6) mitigasi kebencanaan serta hubungannya dalam menjaga
lingkungan hidup; dan
7) kewilayahan dan pembangunan, serta kerja sama
antarwilayah serta dampaknya dalam kehidupan sosial.
c. Ekonomi
1) konsep dasar ilmu ekonomi mencakup konsep kelangkaan,
analisis biaya dan manfaat, kegiatan ekonomi, dan konsep
uang serta penerapannya dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup;

jdih.kemdikbud.go.id
- 22 -

2) penerapan sistem ekonomi mencakup jenis-jenis sistem


ekonomi yang dianut oleh berbagai negara di dunia, serta
pengaruhnya terhadap sistem ekonomi nasional;
3) perkembangan mikroekonomi mencakup struktur pasar,
kegagalan pasar, harga dan kompetisi, ekonomi
konvensional dan syariah serta penerapan di era ekonomi
digital; dan
4) makroekonomi mencakup permintaan dan penawaran
agregat, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,
anggaran negara dan anggaran daerah, inflasi, kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter, pengangguran serta
dampaknya dalam perkembangan ekonomi nasional.
d. Sejarah
1) pengantar ilmu sejarah serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari;
2) asal-usul nenek moyang, jalur rempah di Indonesia,
Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, Kerajaan Islam di
Indonesia serta pengaruh terhadap pembentukan identitas
bangsa Indonesia di masa sekarang dan masa yang akan
datang;
3) kolonisasi dan perlawanan bangsa Indonesia, pergerakan
kebangsaan Indonesia dan pengambilan peran generasi
bangsa dalam penguatan identitas;
4) pendudukan Jepang di Indonesia, proklamasi kemerdekaan
Indonesia, perjuangan mempertahankan kemerdekaan, serta
nilai-nilai yang harus diteladani untuk mengisi
kemerdekaan;
5) penerapan dan pelaksanaan pemerintahan demokrasi
liberal, demokrasi terpimpin, pemerintahan orde baru,
pemerintahan reformasi dan jejak sejarahnya di masa
pemerintahan sekarang; dan
6) peristiwa revolusi besar dunia, Perang Dunia I dan II; Perang
Dingin, peristiwa kontemporer dunia sampai abad-21 serta
dampak terhadap perkembangan sosial politik di Indonesia.
e. Antropologi
1) pengantar antropologi, antropologi ragawi, arkeologi serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 23 -

2) etnologi bahasa, antropologi sosial budaya, kebinekaan


kelompok etnik dan perilaku budaya global serta
pengaruhnya terhadap kemajemukan dan komitmen
terhadap integrasi bangsa.
8. Seni dan Budaya
a. apresiasi, ekspresi, dan kreasi artistik dalam mengkaji seni rupa,
gerak tari, musikal dan/atau teatrikal sebagai upaya olahrasa;
b. penciptaan berdasarkan kajian ragam bentuk seni budaya yang
ada di lingkungan sekitar melalui pengalaman kontekstual;
c. penciptaan berdasarkan kajian unsur-unsur dasar dan teknik-
teknik gerak tari, rupa, bunyi (vokal dan alat musik), dan seni
pertunjukan untuk mengekspresikan diri melalui aneka bentuk
karya seni budaya dengan menggunakan alat atau bahan yang
tersedia di sekitarnya;
d. pengkajian artistik dalam merespons berbagai peristiwa dan
fenomena yang terjadi di masyarakat;
e. pendokumentasian proses penciptaan karya dalam bentuk
tulisan, audio, visual, dan/atau audio visual; dan
f. interpretasi berdasarkan pengamatan dan pengalaman dalam
merefleksikan ragam bentuk seni budaya dari segi alat, bahan,
tema, tampilan, gagasan, gerak, bunyi, dan/atau respons
audiens.
9. Pendidikan Jasmani dan Olahraga
a. praktik hasil evaluasi dan rancangan sesuai ragam pola yang ada
berupa penerapan keterampilan gerak (motor skills) permainan
dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, serta
aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional) dengan
berbagai bentuk taktik dan strategi;
b. evaluasi dan perancangan prosedur, strategi, dan taktik dengan
mengikuti pola yang ada terkait dengan penerapan keterampilan
gerak (motor skills) permainan dan olahraga, aktivitas senam,
aktivitas gerak berirama, serta aktivitas permainan dan olahraga
air (kondisional);
c. evaluasi, perancangan, dan praktik program latihan
pengembangan kebugaran jasmani berdasarkan prinsip latihan
frequency, intensity, time, type (FITT) sesuai ragam pola yang ada
dan pengukurannya untuk mendapatkan status kebugaran baik,

jdih.kemdikbud.go.id
- 24 -

serta pola perilaku hidup sehat menghindari berbagai penyakit


menular; dan
d. penerapan perilaku tanggung jawab personal dan sosial yang
lebih nyata sebagai pemimpin kelompok dalam aktivitas jasmani
di masyarakat dengan menjunjung tinggi moral dan etika, serta
upaya mempengaruhi kelompok dalam mengekspresikan diri
melalui aktivitas jasmani.

C. Ruang Lingkup Materi Program Kebutuhan Khusus Sekolah Menengah


Atas Luar Biasa
1. Materi Umum
a. pembinaan hidup sehat, meliputi: pembiasaan hidup sehat,
kesehatan pribadi, kesehatan reproduksi dan seksualitas;
b. adaptasi, meliputi: sosialisasi dan kepedulian dengan lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat;
c. pemanfaatan alat bantu/media adaptif dan teknologi bantu
penglihatan, alat bantu gerak, dan alat bantu pendengaran;
d. keselamatan diri, meliputi: keterampilan melindungi diri,
menyelamatkan diri dari bahaya, dan menolong orang lain serta
mencegah terjadinya sesuatu peristiwa dalam berbagai kondisi
yang mungkin terjadi; dan
e. pengembangan kemandirian, meliputi: kemandirian dalam
kegiatan sehari-hari, kecakapan hidup, dan kesiapan memasuki
dunia kerja.
2. Materi Khusus
a. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
penglihatan mencakup juga:
1) orientasi dan mobilitas, meliputi: gambaran tubuh,
keterampilan motorik, kesadaran ruang dan lingkungan,
teknik pratongkat dan teknik tongkat;
2) sikap sosial, meliputi: interaksi yang mencerminkan nilai-
nilai etika, sopan santun, disiplin, tanggung jawab, serta
keterampilan menjalin hubungan pribadi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat; dan
3) pengembangan komunikasi meliputi pemanfaatan Sistem
Simbol Braille Indonesia (SSBI).

jdih.kemdikbud.go.id
- 25 -

b. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan


pendengaran mencakup juga:
1) pengembangan komunikasi meliputi: pengucapan Fonem,
kata, kalimat oral, isyarat bahasa, bahasa isyarat,
komunikasi total, dan komunikasi langsung; dan
2) pengembangan persepsi bunyi dan irama, meliputi: deteksi,
identifikasi, diskriminasi, komprehensi bunyi, bunyi bahasa,
dan pemanfaatan teknologi pendengaran.
c. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
intelektual mencakup juga pengembangan diri, meliputi:
menolong, merawat dan mengurus diri, penguasaan
keterampilan sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan
pemanfaatan waktu luang.
d. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan fisik
mencakup juga pengembangan gerak, meliputi: keterampilan
mengontrol gerakan kepala, kaki, tangan, dan badan, gerak
keseimbangan tubuh, gerak pernafasan, gerak berpindah
tempat/lokomotor, koordinasi gerak motorik.
e. bagi Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan autisme
mencakup juga:
1) pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku,
meliputi: perilaku adaptif sesuai usia, memulai dan
mempertahankan interaksi, menjaga hubungan
antarpribadi, memahami pikiran dan perasaan orang lain,
serta mengungkapkan pikiran dan perasaan diri
menggunakan bahasa verbal dan nonverbal atau
menggunakan media komunikasi alternatif; dan
2) pengembangan sensorik motorik, meliputi: latihan sensorik
dan latihan motorik dalam menerima berbagai bentuk
rangsangan dan merespons dengan tepat.
f. Ruang lingkup materi keterampilan pilihan, meliputi:
1) prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), meliputi:
penerapan K3, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),
penerapan sikap yang baik untuk pencegahan penyakit
akibat kerja sesuai simbol-simbol K3, mengenal alat dan
bahan yang berbahaya;

jdih.kemdikbud.go.id
- 26 -

2) penyiapan pembuatan produk/hasil karya/jasa, meliputi:


pengenalan, karakteristik dan komposisi bahan,
penggunaan peralatan yang sesuai, dan
perawatan/pemeliharaan alat;
3) proses pembuatan produk/hasil karya/jasa, meliputi:
mengetahui sifat pekerjaan, teknik desain, teknik
pembuatan/pekerjaan, penggunaan alat;
4) penyelesaian akhir, meliputi: penghalusan, penyajian hasil
karya, penentuan harga jual dan pelaporan; dan
5) pelayanan prima kepada pelanggan, meliputi: penggunaan
bahasa yang baik, bersikap sopan santun, ramah-tamah
saat mengerjakan, menunjukkan dan menyajikan
produk/hasil karya.

D. Ruang Lingkup Materi Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah


Kejuruan/Bentuk Lain yang Sederajat
1. Teknologi Konstruksi dan Properti
a. Teknik Perawatan Gedung
1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup
(K3LH) dengan budaya kerja yang diwujudkan dalam
sikap/karakter berbasis industri;
2) teori dan praktik kewirausahaan yang menghasilkan produk
kreatif dan inovatif;
3) wawasan seputar profesi dan peluang kerja serta
perkembangan teknologi terbarukan yang memperhatikan,
antara lain: isu global, green building, sustainable building;
4) dasar-dasar teknik perawatan gedung;
5) teknik pelaksanaan, pengawasan, dan perawatan gedung;
6) teknik utilitas bangunan gedung, sistem plumbing dan
perawatannya; dan
7) estimasi biaya pekerjaan sanitasi dan perawatan gedung.
b. Konstruksi dan Perawatan Bangunan Sipil
1) K3LH dengan budaya kerja yang diwujudkan dalam
sikap/karakter berbasis industri;
2) teori dan praktik kewirausahaan yang menghasilkan produk
kreatif dan inovatif;

jdih.kemdikbud.go.id
- 27 -

3) wawasan seputar profesi dan peluang kerja serta


perkembangan teknologi terbarukan yang memperhatikan,
antara lain: isu global, green building, sustainable building;
4) dasar-dasar konstruksi dan perawatan bangunan sipil;
5) gambar konstruksi bangunan sipil;
6) teknik pelaksanaan, pengawasan, dan perawatan pekerjaan
bangunan sipil;
7) teknik survei dan pemetaan pekerjaan bangunan sipil; dan
8) estimasi biaya pekerjaan dan perawatan bangunan sipil.
c. Teknik Konstruksi dan Perumahan
1) K3LH dengan budaya kerja yang diwujudkan dalam
sikap/karakter berbasis industri;
2) teori dan praktik kewirausahaan yang menghasilkan produk
kreatif dan inovatif;
3) wawasan seputar profesi dan peluang kerja serta
perkembangan teknologi terbarukan yang memperhatikan,
antara lain: isu global, green building, sustainable building;
4) dasar-dasar teknik konstruksi dan perumahan;
5) teknik konstruksi dan perumahan, meliputi: pekerjaan batu,
pekerjaan beton, pekerjaan plumbing, pekerjaan rangka atap,
pekerjaan plafon, pekerjaan pemasangan daun pintu dan
daun jendela serta pekerjaan pengecatan; dan
6) estimasi biaya pekerjaan konstruksi dan perumahan.
d. Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
1) K3LH dengan budaya kerja yang diwujudkan dalam
sikap/karakter berbasis industri;
2) teori dan praktik kewirausahaan yang menghasilkan produk
kreatif dan inovatif;
3) wawasan seputar profesi dan peluang kerja serta
perkembangan teknologi terbarukan yang memperhatikan
antara lain: isu global, green building, sustainable building;
4) dasar-dasar desain pemodelan dan informasi bangunan;
5) gambar pemodelan dan informasi bangunan, meliputi:
gambar arsitektur, gambar struktur, gambar interior dan
eksterior gedung, gambar konstruksi jalan dan jembatan
yang relevan dengan dunia kerja;

jdih.kemdikbud.go.id
- 28 -

6) teknik konstruksi utilitas bangunan gedung dan sistem


plumbing; dan
7) estimasi biaya konstruksi bangunan.
e. Teknik Furnitur
1) K3LH dengan budaya kerja yang diwujudkan dalam
sikap/karakter berbasis industri;
2) teori dan praktik kewirausahaan yang menghasilkan produk
kreatif dan inovatif;
3) wawasan seputar profesi dan peluang kerja serta
perkembangan teknologi terbarukan;
4) dasar-dasar teknik furnitur;
5) gambar furnitur;
6) estimasi biaya furnitur;
7) teknik pembuatan furnitur, meliputi: pembahanan,
konstruksi dan perakitan; dan
8) teknik finishing furnitur.
2. Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
a. Teknik Mesin
1) Materi Umum
a) K3 meliputi penerapan K3LH dan budaya kerja industri,
antara lain: praktik-praktik kerja yang aman,
pencegahan bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur
dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja
industri Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin (5R);
b) perkembangan proses produksi teknik mesin mulai dari
profesi (job profile), kewirausahaan (technopreneurship),
perkembangan teknologi konvensional sampai dengan
teknologi modern;
c) pengelolaan usaha sektor teknik mesin mencakup juga
pengembangan ide usaha, perhitungan rencana bisnis,
dan pengelolaan risiko usaha;
d) pengetahuan dasar teknik mesin mencakup juga dasar-
dasar kerja bangku, pembacaan gambar, penggunaan
alat ukur dasar, penggunaan alat ukur dasar mekanik,
pengoperasian mesin perkakas konvensional,
pengoperasian mesin perkakas nonkonvensional,
teknologi CAD/CAM, dan pengelasan; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 29 -

e) pengetahuan mengenai gambar teknik manufaktur


mencakup juga desain gambar menggunakan
CAD/CAM mulai dari persiapan piranti sistem
pendukung CAD untuk gambar 2D/3D, pembuatan
gambar 2D/3D, pengeditan gambar 2D/3D,
penyimpanan gambar 2D/3D, dan pencetakan gambar
2D/3D sesuai ukuran yang dikehendaki.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan pemesinan
mencakup juga proses pemesinan konvensional, proses
pemesinan nonkonvensional, dan teknologi CAD/CAM;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan mekanik industri
mencakup juga sistem hidrolik, sistem pneumatik,
sistem kelistrikan, sistem elektronika, sistem kontrol,
dan teknik perawatan mesin industri;
c) pada keahlian yang berkaitan dengan pengecoran logam
mencakup juga pembuatan pola, pembuatan cetakan,
pembuatan inti, dan proses pengecoran;
d) pada keahlian yang berkaitan dengan desain gambar
mesin mencakup juga gambar konstruksi, gambar
produksi, dan penerapan teknologi CAD/CAM;
e) pada keahlian yang berkaitan dengan pemesinan
pesawat terbang mencakup juga proses pemesinan
konvensional, proses pemesinan nonkonvensional,
pengetahuan terkait teknologi pada pesawat terbang;
dan
f) pada keahlian yang berkaitan dengan pemesinan kapal
mencakup juga proses pemesinan konvensional,
pekerjaan pelat, pekerjaan pemipaan, sistem hidrolik di
kapal, dan sistem pneumatik di kapal.
b. Teknik Otomotif
1) Materi Umum
a) prosedur K3 di bidang teknik otomotif dengan budaya
kerja yang diwujudkan dalam sikap/karakter berbasis
industri otomotif;

jdih.kemdikbud.go.id
- 30 -

b) perkembangan teknologi, profesi, dan kewirausahaan,


pengelolaan bengkel serta isu-isu terkini pada teknologi
otomotif;
c) pengelolaan usaha di bidang otomotif mencakup juga
pengembangan ide, perhitungan, perencanaan, dan
pengelolaan risiko usaha;
d) pengetahuan dasar teknik otomotif, meliputi: sistem
engine, power train, sasis, sistem kelistrikan otomotif,
dan sistem kontrol; dan
e) pengetahuan pembacaan gambar, penggunaan alat
ukur, hand tool, power tool, crane, dan special service
tool otomotif.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan kendaraan ringan
mencakup juga prosedur perawatan dan perbaikan
engine, pemindah tenaga, sasis, sistem kelistrikan, dan
sistem keamanan;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan sepeda motor
mencakup juga prosedur perawatan dan perbaikan
engine, pemindah tenaga, sasis, sistem kelistrikan, dan
pengelolaan bengkel;
c) pada keahlian yang berkaitan dengan alat berat
mencakup juga prosedur perawatan dan perbaikan
sistem unit alat berat, engine, powertrain dan
undercarriage, sistem kelistrikan, dan sistem kontrol
serta sistem hidrolik;
d) pada keahlian yang berkaitan dengan elektronika pada
otomotif mencakup juga prosedur perawatan dan
perbaikan management system pada engine, sasis,
powertrain, comfort, safety dan perancangan sistem
kontrol;
e) pada keahlian yang berkaitan dengan bodi kendaraan
ringan mencakup juga dasar-dasar karoseri, prosedur
perawatan dan perbaikan panel bodi, kelistrikan bodi
dan assesori, interior serta pengecatan bodi;

jdih.kemdikbud.go.id
- 31 -

f) pada keahlian yang berkaitan dengan otomotif daya


mencakup juga prosedur perawatan dan perbaikan
motor diesel pembangkit, sistem boiler, turbin,
switchgear dan sistem kontrol elektronik;
g) pada keahlian yang berkaitan dengan mesin pertanian
mencakup juga prosedur pengoperasian, perawatan dan
perbaikan sistem penggerak alat pertanian, mesin
pendukung pengolahan lahan dan irigasi, mesin
pengolahan pascapanen serta sistem otomasi alat
pertanian; dan
h) pada keahlian yang berkaitan dengan manajemen
perawatan otomotif mencakup juga prosedur
pengelolaan serta teknis perawatan dan perbaikan
engine, sasis, pemindah tenaga, serta kelistrikan
otomotif.
c. Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
1) Materi Umum
a) prosedur K3 di teknik pengelasan dan fabrikasi logam
dengan budaya kerja yang diwujudkan dalam
sikap/karakter berbasis industri pengelasan dan
fabrikasi logam;
b) perkembangan teknologi, profesi, kewirausahaan,
pengelolaan bengkel, serta isu-isu terkini di teknik
pengelasan dan fabrikasi logam; dan
c) pengelolaan usaha pengelasan dan fabrikasi logam
mencakup juga pengembangan ide, perhitungan, dan
pengelolaan risiko usaha.
2) Materi Khusus
a) pengetahuan dasar teknik pengelasan dan fabrikasi
logam mencakup juga mekanika teknik, karakteristik
dan penggunaan bahan, penggunaan alat ukur listrik,
alat ukur mekanik, peralatan tangan, mesin-mesin
ringan, teknik pemotongan mekanik, dan teknik
pemotongan dengan gas;

jdih.kemdikbud.go.id
- 32 -

b) pengetahuan mengenai gambar teknik, perancangan


mesin, pembacaan sketsa, gambar kerja dan simbol las,
gambar 2 serta 3 dimensi dengan sistem CAD, dan
pengoperasian komputer;
c) pada keahlian yang berkaitan dengan pengelasan
mencakup juga pengelasan dengan proses las busur
manual, las OAW, las FCAW, las GMAW, dan las GTAW;
d) pada keahlian yang berkaitan dengan pengelasan kapal
mencakup juga pengelasan dengan proses las busur
manual, las FCAW, las GMAW, dan las GTAW;
e) pada keahlian yang berkaitan dengan konstruksi badan
pesawat udara mencakup juga basic aircraft technical
and knowledge dan keterampilan dasar (aircraft basic
skills), gambar teknik pesawat udara, gambar
bentangan geometri, fabrikasi, pembentukan,
pelengkungan, pencetakan, perakitan pengelasan
dengan proses las busur manual, las OAW, las GMAW,
dan las GTAW, dan aircraft composite; dan
f) pada keahlian yang berkaitan dengan fabrikasi logam
dan manufaktur mencakup juga standar mutu
pengelasan, Welding Procedure Spesification (WPS),
pengujian dan perbaikan hasil pengelasan, pemesinan
konvensional, pemesinan nonkonvensional, fabrikasi
logam, gambar manufaktur serta fabrikasi logam, dan
pengujian mutu.
d. Teknik Logistik
1) Materi Umum
a) prosedur K3 di teknik pengelasan dan fabrikasi logam
dengan budaya kerja yang diwujudkan dalam
sikap/karakter berbasis industri pengelasan dan
fabrikasi logam;
b) perkembangan teknologi, profesi, kewirausahaan,
pengelolaan bengkel, serta isu-isu terkini di teknik
pengelasan dan fabrikasi logam;
c) pengelolaan usaha pengelasan dan fabrikasi logam
mencakup juga pengembangan ide, perhitungan, dan
pengelolaan risiko usaha;

jdih.kemdikbud.go.id
- 33 -

d) pengetahuan dasar teknik pengelasan dan fabrikasi


logam mencakup juga mekanika teknik, karakteristik
dan penggunaan bahan, penggunaan alat ukur listrik,
alat ukur mekanik, peralatan tangan, mesin-mesin
ringan, teknik pemotongan mekanik, dan teknik
pemotongan dengan gas; dan
e) pengetahuan mengenai gambar teknik, perancangan
mesin, pembacaan sketsa, gambar kerja dan simbol las,
gambar 2 serta 3 dimensi dengan sistem CAD, dan
pengoperasian komputer.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan pengelasan
mencakup juga pengelasan dengan proses las busur
manual, las OAW, las FCAW, las GMAW, dan las GTAW;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan pengelasan kapal
mencakup juga pengelasan dengan proses las busur
manual, las FCAW, las GMAW, dan las GTAW;
c) pada keahlian yang berkaitan dengan konstruksi badan
pesawat udara mencakup juga basic aircraft technical
and knowledge dan keterampilan dasar (aircraft basic
skills), gambar teknik pesawat udara, gambar
bentangan geometri, fabrikasi, pembentukan,
pelengkungan, pencetakan, perakitan pengelasan
dengan proses las busur manual, las OAW, las GMAW,
dan las GTAW, dan aircraft composite; dan
d) pada keahlian yang berkaitan dengan fabrikasi logam
dan manufaktur mencakup juga standar mutu
pengelasan, WPS, pengujian dan perbaikan hasil
pengelasan, pemesinan konvensional, pemesinan
nonkonvensional, fabrikasi logam, gambar manufaktur
serta fabrikasi logam, dan pengujian mutu.
e. Teknik Elektronika
1) Materi Umum
a) K3 meliputi penerapan K3LH dan budaya kerja industri,
antara lain: praktik-praktik kerja yang aman,
pencegahan bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur

jdih.kemdikbud.go.id
- 34 -

dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja


industri 5R;
b) perkembangan proses produksi pada industri
manufaktur dan rekayasa elektronika mulai dari
teknologi konvensional sampai dengan teknologi
modern, perkembangan industri terkini, teknik
digitalisasi di industri, product life cycle, isu pemanasan
global, waste control, perubahan iklim, dan aspek-aspek
ketenagakerjaan;
c) pembentukan dan karakteristik komponen elektronika
pasif dan aktif, komponen sensor, penerapannya pada
rangkaian elektronika analog dan digital serta
mikrokomputer yang mendasari aplikasi elektronika
secara luas; dan
d) pengelolaan usaha elektronika, meliputi:
pengembangan ide produksi dan jasa bidang
elektronika, perhitungan dan pengelolaan risiko usaha.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan audio video
mencakup juga ruang lingkup materi perakitan,
perawatan, dan perbaikan perangkat audio video analog
dan digital seperti pada perangkat sistem audio, sistem
video, sistem penerima radio dan televisi, instalasi audio
video pada satu ruangan studio maupun beberapa
ruangan atau kamar seperti hotel, perkantoran, fasilitas
umum yang dibangun dengan instalasi multiakses
audio video dan televisi;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan mekatronika
mencakup juga ruang lingkup materi pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan elektromekanik,
kelistrikan, kontrol elektronik, pneumatik dan hidrolik,
sistem kontrol terprogram (programmable logic
controller), sistem robotik (handling system), dan sistem
mekatronika berbasis CAE;
c) pada keahlian yang berkaitan dengan elektronika
industri mencakup juga ruang lingkup materi
pengoperasian dan pemeliharaan peralatan

jdih.kemdikbud.go.id
- 35 -

elektromekanik, kelistrikan, kontrol elektronik,


pneumatik dan hidrolik, serta sistem pengendalian
elektronik;
d) pada keahlian yang berkaitan dengan otomasi industri
mencakup juga ruang lingkup materi pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan elektromekanik,
kelistrikan, kontrol elektronik, pneumatik dan hidrolik,
serta sistem kontrol terprogram;
e) pada keahlian yang berkaitan dengan elektronika
komunikasi mencakup juga ruang lingkup materi
transmisi gelombang elektromagnetik, pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikan perangkat dan media
transmisi elektronika, instalasi perangkat microwave,
instalasi fiber optic dan jenis-jenis media transmisi
lainnya, sistem komunikasi digital dan teknologi
komunikasi bergerak/mobile;
f) pada keahlian yang berkaitan dengan instrumentasi
medik mencakup juga ruang lingkup materi
pemeliharaan berkala dan perbaikan kontrol
instrumentasi, kontrol elektronik dan elektromekanik
pada peralatan medik yang ada di fasilitas instalasi
kesehatan;
g) pada keahlian yang berkaitan dengan elektronika
pesawat udara mencakup juga ruang lingkup materi
instalasi komunikasi dan navigasi elektronik pada
autoflight system airplane, autoflight system helicopter,
instrument system, instalasi kelistrikan dan
instrumentasi pesawat udara yang berisi maintenance
practice, aviation regulation, dan electrical system; dan
h) pada keahlian yang berkaitan dengan instrumentasi
dan otomatisasi proses meliputi juga ruang lingkup
materi kalibrasi instrumentasi, sistem kendali
instrumentasi dan otomatisasi proses, pemeliharaan,
perbaikan Programmable Logic Controller (PLC) dan
Distributed Control Systems (DCS).

jdih.kemdikbud.go.id
- 36 -

f. Teknik Pesawat Udara


1) Materi Umum
a) K3LH dan budaya kerja meliputi human factor, prosedur
K3 (work safety), kelengkapan APD sesuai standar kerja;
b) perkembangan profesi dan kewirausahaan, pembuatan
prototype, pengelolaan hanggar serta isu-isu terkini di
bidang teknik kepesawatan;
c) pengetahuan dasar gambar teknik pesawat udara dan
CAD (Aircraft Engineering Drawing and CAD), terdiri dari
penyiapan komponen hard maupun software program
CAD serta pelaksanaan perintah pemrograman CAD;
d) pengetahuan basic aircraft technical and knowledge,
terdiri dari aerodinamika dasar, aircraft material and
hardware, electrical and electronic fundamental, dasar
propulsi dan propeller, serta CASR Part 21, 39, 43, 45,
47, 65, 145, 14; dan
e) pengelolaan usaha penerbangan mencakup juga
pengembangan ide, perhitungan, dan pengelolaan risiko
usaha di bidang penerbangan.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan airframe
powerplant juga meliputi perbaikan dan perawatan
aircraft structure, aircraft system, gas turbine engine,
piston engine, maintenance practice; dan
b) pada keahlian yang berkaitan dengan electrical avionic
juga mencakup perbaikan dan perawatan aircraft
electronic, aircraft electrical, digital microprosesor,
aircraft instrument, dan aircraft system.
g. Teknik Konstruksi Kapal
1) Materi Umum
a) prosedur K3, meliputi penerapan keselamatan dan
K3LH, dan budaya kerja industri;
b) perkembangan proses produksi pada industri
manufaktur dan rekayasa perkapalan mulai dari
teknologi konvensional sampai dengan teknologi
modern;

jdih.kemdikbud.go.id
- 37 -

c) perkembangan teknologi profesi, kewirausahaan pada


pengelolaan usaha, pengelolaan bengkel, serta isu
terkini di bidang teknik perkapalan;
d) pengetahuan mengenai gambar teknik, detail sketsa,
perletakan gambar, notasi, dan simbol pengerjaan;
e) dasar penggunaan CAD mulai dari sistem pendukung
untuk gambar, proses pembuatan, penyimpanan
sampai dengan pencetakan sesuai ukuran yang
dikehendaki; dan
f) pengetahuan dasar teknik perkapalan mencakup juga
pengenalan bahan, dasar-dasar kerja bangku,
pembacaan gambar, penggunaan alat ukur dasar,
pengoperasian mesin konvensional dan mesin
nonkonvensional, teori bangunan kapal, dan teknologi
bangunan baru dan perlengkapan kapal.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan desain rancang
bangun kapal mencakup juga gambar konstruksi,
gambar produksi, gambar permesinan, dan penerapan
teknologi CAD tingkat lanjut serta integrasinya dengan
mesin fabrikasi;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan konstruksi kapal
baja mencakup juga gambar bukaan konstruksi,
perakitan komponen konstruksi, dan reparasi kapal
baja; dan
c) pada keahlian yang berkaitan dengan konstruksi kapal
nonbaja mencakup juga gambar bukaan konstruksi,
perakitan serta reparasi kapal kayu, fiberglass atau
bahan lainnya.
h. Kimia Analisis
1) Materi Umum
a) K3 di tempat kerja diwujudkan dalam sikap/karakter
serta budaya kerja berbasis industri;
b) perkembangan dunia kerja, meliputi: pengenalan proses
bisnis, perkembangan teknologi terbaru serta isu-isu
global;

jdih.kemdikbud.go.id
- 38 -

c) wawasan tentang profesi dan jenjang karir serta peluang


wirausaha di bidang produk dan jasa analisis;
d) pengelolaan usaha di bidang produk dan jasa analisis
mencakup juga ide usaha, analisis pasar, perhitungan
keuangan, strategi pemasaran dan risiko usaha; dan
e) pengetahuan tentang dasar-dasar analisis mencakup
juga pengetahuan dasar di bidang kimia, pengenalan
bahan-bahan organik dan anorganik serta teknik dasar
bekerja di laboratorium kimia.
2) Materi Khusus
pada keahlian yang berkaitan dengan analisis bahan
mencakup juga ruang lingkup teknik analisis titrimetri dan
gravimetri, analisis proksimat, analisis menggunakan
instrumen baik sederhana dan modern serta analisis
mikrobiologi.
i. Teknik Kimia Industri
1) Materi Umum
a) prosedur K3 di bidang teknik kimia industri dengan
budaya kerja yang diwujudkan dalam sikap/karakter
berbasis industri kimia;
b) perkembangan teknologi, isu-isu global, profesi,
kewirausahaan, dan peluang bisnis di bidang teknik
kimia industri;
c) pengelolaan usaha bidang teknik kimia industri
mencakup juga pengembangan ide, prototype produk,
analisis ekonomi, produksi massal, dan pemasaran; dan
d) pengetahuan dasar teknik kimia industri, meliputi:
kimia dasar, teknik dasar pekerjaan laboratorium kimia,
dan dasar mikrobiologi.
2) Materi Khusus
pada keahlian yang berkaitan dengan kimia industri
mencakup juga neraca massa, neraca energi, unit operasi,
reaktor, alat transportasi, alat instrumentasi, pengendalian
proses, diagram alir proses, proses industri kimia, dan
pengolahan limbah.

jdih.kemdikbud.go.id
- 39 -

j. Teknik Tekstil
1) Materi Umum
a) K3 lingkungan kerja dan budaya kerja berbasis industri
tekstil;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan kimia tekstil,
meliputi: proses colour matching, persiapan
penyempurnaan tekstil, pencelupan kain, pencapan,
dan penyempurnaan tekstil;
c) pengetahuan dasar tentang teknologi tekstil yang
mencakup juga proses pembuatan serat filamen, proses
pembuatan benang stapel, proses pertenunan, proses
perajutan, dan proses penyempurnaan bahan tekstil
mentah;
d) pengetahuan dasar bahan tekstil mencakup juga serat
tekstil, benang, dan kain untuk kebutuhan sandang
maupun nonsandang; dan
e) pengelolaan usaha di bidang tekstil mencakup juga
peluang usaha, analisis keuangan, dan pengelolaan
usaha.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan pembuatan serat
filamen mencakup juga proses polimerisasi, proses
pemintalan leleh, proses permintalan basah, dan proses
permintalan kering;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan pembuatan
benang stapel mencakup juga proses pembuatan lap,
proses pembuatan sliver, proses pembuatan roving,
proses pembuatan benang tunggal (ring spinning), dan
proses pengelosan;
c) pada keahlian yang berkaitan dengan pembuatan kain
mencakup juga desain struktur kain, proses persiapan
pembuatan kain, proses pertenunan, dan proses
perajutan; dan
d) pada keahlian yang berkaitan dengan penyempurnaan
bahan tekstil mentah mencakup juga proses pre-
treatment, proses pencelupan, proses pencapan, dan
proses penyempurnaan khusus.

jdih.kemdikbud.go.id
- 40 -

3. Energi dan Pertambangan


a. Teknik Ketenagalistrikan
1) Materi Umum
a) usaha berbasis teknik ketenagalistrikan mencakup juga
pengembangan ide, perhitungan, dan pengelolaan risiko
usaha;
b) K3 meliputi penerapan K3LH dan budaya kerja industri,
antara lain: praktik-praktik kerja yang aman,
pencegahan bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur
dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja
industri 5R;
c) perkembangan proses produksi pada industri
ketenagalistrikan, meliputi: perkembangan industri
ketenagalistrikan yang mengalami transformasi menuju
sistem energi pintar berkelanjutan sesuai isu global dan
pengembangan teknologi ketenagalistrikan;
d) pengetahuan karakteristik dari komponen dan bahan
listrik, konsep dasar kelistrikan, dasar elektronika,
teknik digital dan penerapannya pada rangkaian listrik
yang mendasari perhitungan dan perencanaan di
bidang ketenagalistrikan;
e) gambar teknik, meliputi: perencanaan, pembuatan, dan
penginterpretasian gambar kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan ketenagalistrikan;
f) pengetahuan dasar mengenai pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan pada sistem tenaga listrik mulai
dari pembangkit tenaga listrik, sistem transmisi,
distribusi tenaga listrik hingga instalasi listrik pada
konsumen;
g) sistem kendali elektronik, meliputi: perencanaan,
instalasi, pengujian serta proteksinya;
h) pekerjaan ketenagalistrikan, meliputi: instalasi,
pemeliharaan dan reparasi melalui penguasaan dan
pemeliharaan peralatan kerja dan peralatan ukur yang
berhubungan dengan bidang ketenagalistrikan; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 41 -

i) profesi dan kewirausahaan di bidang energi dan


pertambangan, yaitu dengan identifikasi dan
pemanfaatan peluang usaha di bidang
ketenagalistrikan, perencanaan, perhitungan, dan
analisis risiko dalam pengembangan dan pengelolaan
usaha di bidang energi dan pertambangan.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan instalasi tenaga
listrik mencakup juga instalasi penerangan listrik,
instalasi tenaga listrik, instalasi motor listrik, dan
perbaikan peralatan listrik;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan pembangkit
tenaga listrik mencakup juga perangkat pada
pembangkit, mesin listrik, instrumentasi dan kontrol,
dan proteksinya;
c) pada keahlian yang berkaitan dengan pendinginan dan
tata udara mencakup juga sistem pendingin,
pemasangan unit pendingin residental, merawat dan
memperbaiki sistem refrigerasi dan tata udara, sistem
dan instalasi tata udara, sistem kontrol otomatis, dan
kontrol refrigerasi dan tata udara;
d) pada keahlian yang berkaitan dengan kelistrikan
pesawat udara mencakup juga gambar listrik pesawat
udara dan CAD, listrik dan elektronika pesawat udara,
mesin listrik dan kontrol motor, instrumen pesawat
udara, dan perakitan sistem listrik pesawat udara;
e) pada keahlian yang berkaitan dengan kelistrikan kapal
mencakup juga pengetahuan dasar perkapalan, sistem
ketenagalistrikan kapal, teknik pendingin dan
elektronika kapal, perawatan dan perbaikan peralatan
kelistrikan kapal, dan sistem kontrol kelistrikan kapal;
f) pada keahlian yang berkaitan dengan instalasi tenaga
listrik mencakup juga instalasi penerangan listrik,
instalasi tenaga listrik, instalasi motor listrik, dan
perbaikan peralatan listrik;

jdih.kemdikbud.go.id
- 42 -

g) pada keahlian yang berkaitan dengan pembangkit


tenaga listrik mencakup juga perangkat pada
pembangkit, mesin listrik, instrumentasi dan kontrol,
dan proteksinya;
h) pada keahlian yang berkaitan dengan pendinginan dan
tata udara mencakup juga sistem pendingin,
pemasangan unit pendingin residental, merawat dan
memperbaiki sistem refrigerasi dan tata udara, sistem
dan instalasi tata udara, sistem kontrol otomatis, dan
kontrol refrigerasi dan tata udara;
i) pada keahlian yang berkaitan dengan kelistrikan
pesawat udara mencakup juga gambar listrik pesawat
udara dan CAD, listrik dan elektronika pesawat udara,
mesin listrik dan kontrol motor, instrumen pesawat
udara, dan perakitan sistem listrik pesawat udara; dan
j) pada keahlian yang berkaitan dengan kelistrikan kapal
mencakup juga pengetahuan dasar perkapalan, sistem
ketenagalistrikan kapal, teknik pendingin dan
elektronika kapal, perawatan dan perbaikan peralatan
kelistrikan kapal, dan sistem kontrol kelistrikan kapal.
b. Teknik Energi Terbarukan
1) Materi Umum
a) usaha berbasis teknik energi terbarukan mencakup
juga pengembangan ide, perhitungan, dan pengelolaan
risiko usaha;
b) prosedur K3 dan lingkungan hidup di bidang teknik
energi terbarukan dengan budaya kerja industri
diwujudkan dalam sikap/karakter berbasis industri
energi terbarukan;
c) wawasan mengenai dunia kerja dan isu-isu global di
bidang energi terbarukan yang ramah lingkungan;
d) pengetahuan dasar yang diperlukan pada pekerjaan
teknik energi terbarukan;
e) pengetahuan mengenai pembacaan gambar dalam
pelaksanaan pekerjaan teknik energi terbarukan,
meliputi: perencanaan, pembuatan, dan
penginterpretasian gambar kerja;

jdih.kemdikbud.go.id
- 43 -

f) pengetahuan mengenai penggunaan alat ukur dan alat


uji pada pekerjaan teknik energi terbarukan; dan
g) pengetahuan mengenai proses konversi energi
terbarukan.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan energi surya,
hidro, dan angin meliputi juga perencanaan, proses,
pengoperasian, dan pemeliharaan dalam pengelolaan
energinya;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan energi biomassa,
meliputi: perencanaan, proses, pengoperasian, dan
pemeliharaan dalam pengelolaan energinya; dan
c) pada keahlian yang berkaitan dengan teknik hybrid,
meliputi: perencanaan, proses, pengoperasian, dan
pemeliharaan.
c. Teknik Geospasial
1) Materi Umum
a) usaha berbasis teknik geospasial mencakup juga
pengembangan ide, perhitungan, dan pengelolaan risiko
usaha;
b) prosedur K3 dan lingkungan hidup dengan budaya kerja
di bidang teknik geospasial yang diwujudkan dalam
sikap/karakter berbasis industri teknik geospasial;
c) perkembangan teknologi, profesi, kewirausahaan, serta
isu-isu terkini di bidang teknik geospasial;
d) pengetahuan dasar teknik geospasial mencakup dasar-
dasar gambar teknik dan peta dasar; dan
e) pengetahuan alat dan cara penggunaannya serta
pengenalan alat digital teknologi terbaru.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian geospasial pengambilan data, meliputi
pengukuran terestris, SIG, dan penginderaan jauh; dan
b) teknik geologi pertambangan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 44 -

d. Teknik Geologi Pertambangan


1) Materi Umum
a) usaha berbasis teknik geologi pertambangan mencakup
juga pengembangan ide, perhitungan, dan pengelolaan
risiko usaha;
b) prosedur K3 di bidang geologi pertambangan dengan
budaya kerja yang diwujudkan dalam sikap/karakter
berbasis industri pertambangan;
c) perkembangan teknologi, profesi, kewirausahaan di
bidang geologi pertambangan berpedoman pada “good
mining practice”;
d) pengetahuan dasar geologi pertambangan mencakup
juga dasar-dasar geologi dan dasar-dasar penambangan
bahan galian; dan
e) pengetahuan mengenai pembacaan gambar teknik,
meliputi: perencanaan, pembuatan, dan
penginterpretasian gambar kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan geologi pertambangan.
2) Materi Khusus
pada keahlian yang berkaitan dengan geologi pertambangan,
ruang lingkup materi, meliputi: batuan dan mineral,
pemodelan geologi, pemetaan topografi, teknik eksplorasi,
pemetaan geologi, geologi teknik, dan teknik penambangan.
e. Teknik Perminyakan
1) Materi Umum
a) prosedur K3 dan lindungan lingkungan;
b) pengetahuan industri minyak dan gas yang akan
memberikan pemahaman perkembangan dunia kerja di
bidang perminyakan;
c) gambar teknik, meliputi: perencanaan, pembuatan, dan
penginterpretasian gambar kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan dalam bidang perminyakan;
d) pengetahuan teknologi minyak dan gas yang lebih
bersih;
e) untuk keahlian yang berkaitan dengan produksi minyak
dan gas meliputi juga operasi sumur minyak dan gas,
separasi fluida reservoir, operasi crude oil treatment,

jdih.kemdikbud.go.id
- 45 -

operasi gas treatment, operasi produced water treatment,


operasi penampungan produksi, operasi Lease
Automatic Custody Transfer (LACT);
f) untuk keahlian yang berkaitan dengan pemboran
minyak dan gas meliputi juga cabut masuk pipa,
penurunan rangkaian pipa selubung (casing) dan
penyemenan, operasi penyelesaian sumur (well
completion), mobilisasi/demobilisasi, moving, rig-up/rig-
down, pencegahan semburan liar, dan perawatan
peralatan putar; dan
g) untuk keahlian yang berkaitan dengan pengolahan
minyak, gas, dan petrokimia meliputi juga perencanaan
dan melakukan sampling sesuai perencanaan,
pengendalikan mutu dan jumlah bahan bakar minyak,
mengoperasikan dan menghentikan pemurnian gas
bumi, mengoperasikan dan menghentikan pencairan
gas bumi, melakukan penerimaan penyimpanan dan
penyaluran gas bumi cair, dan
mengoperasikan/menghentikan peralatan stationery.
4. Teknologi Informasi
a. Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim
1) Materi Umum
a. K3LH praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya
di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam keadaan
darurat, dan penerapan budaya kerja industri 5R,
termasuk pencegahan kecelakaan kerja dan prosedur
kerja;
b. proses bisnis menyeluruh di bidang pengembangan
perangkat lunak dan gim;
c. perkembangan dunia kerja di bidang pengembangan
perangkat lunak dan gim;
d. profesi dan kewirausahaan serta peluang usaha di
bidang pengembangan perangkat lunak dan gim;
e. pemrograman dasar, pemrograman berorientasi objek,
pemrograman perangkat bergerak, dasar desain grafis,
dan basis data;
f. sistem komputer dan jaringan dasar; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 46 -

g. ruang lingkup kewirausahaan, meliputi: identifikasi


peluang usaha, perhitungan dan risiko serta
pengelolaan usaha di bidang teknologi informasi.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan rekayasa
perangkat lunak ruang lingkup materi mencakup juga
pemrograman berbasis teks, grafik, dan multimedia,
pemrograman web, basis data, dan dasar pemodelan
perangkat lunak;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan pengembangan
gim ruang lingkup materi mencakup juga pemrograman
berbasis teks, grafik, dan multimedia, pemrograman
gim, komputer grafis, dan audio editing; dan
c) pada keahlian yang berkaitan dengan sistem informasi
jaringan dan aplikasi ruang lingkup materi mencakup
juga teknologi jaringan, administrasi infrastruktur
jaringan, administrasi sistem jaringan, komputasi
awan, big data, mikroprosesor dan mikrokontroler serta
Internet-of-Things.
b. Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi
1) Materi Umum
a) K3LH praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya
di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam keadaan
darurat, dan penerapan budaya kerja industri 5R,
termasuk pencegahan kecelakaan kerja dan prosedur
kerja;
b) proses bisnis menyeluruh di bidang teknik jaringan
komputer dan telekomunikasi;
c) perkembangan dunia kerja di bidang teknik jaringan
komputer dan telekomunikasi;
d) profesi dan kewirausahaan serta peluang usaha di
bidang teknik jaringan komputer dan telekomunikasi;
e) sistem komputer dan jaringan dasar;
f) orientasi dasar penerapan teknik jaringan komputer
dan telekomunikasi;

jdih.kemdikbud.go.id
- 47 -

g) pemasangan kabel dan konektor fiber optic,


penyambungan fiber optic, teknik pengoperasian
peralatan pengukuran fiber optic (optical time domain
reflectometer, fiber inspection microscope, power meter),
instalasi fiber optic, dan troubleshooting; dan
h) ruang lingkup kewirausahaan, meliputi: identifikasi
peluang usaha, perhitungan dan risiko serta
pengelolaan usaha di bidang teknologi informasi.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan teknik komputer
dan jaringan ruang lingkup materi mencakup juga
pengumpulan data kebutuhan pengguna dan
pengukuran jaringan, topologi dan pengalamatan
jaringan, teknologi jaringan kabel dan nirkabel,
keamanan jaringan, pemasangan perangkat jaringan ke
dalam sistem jaringan, konfigurasi switch dan routing
pada jaringan;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan teknik jaringan
akses telekomunikasi ruang lingkup materi mencakup
juga drivetest pada jaringan dan instalasi akses Very
Smerture Terminal (VSAT); dan
c) pada keahlian yang berkaitan dengan teknik transmisi
telekomunikasi ruang lingkup materi mencakup juga
pemasangan pencabutan dan penggantian board,
pemeliharaan Base Tranceiver Station (BTS).
5. Kesehatan dan Pekerja Sosial
a. Layanan Kesehatan
1) Materi Umum
a) proses bisnis dan prosedur K3 di bidang layanan
kesehatan dengan budaya kerja yang diwujudkan dalam
sikap/karakter berbasis industri kesehatan;
b) perkembangan teknologi, profesi, kewirausahaan
(healthpreneur), pengelolaan layanan kesehatan, dan
isu-isu terkini di bidang layanan kesehatan;
c) pengetahuan anatomi dan fisiologi, seperti: sistem otot
dan tulang, jantung, pembuluh darah/limfatik, sistem
pernapasan, sistem pencernaan, sistem perkemihan,

jdih.kemdikbud.go.id
- 48 -

sistem reproduksi, sistem endokrin, sistem persarafan


dan sistem indera;
d) pengetahuan dasar layanan kesehatan mencakup juga
praktik dasar tenaga layanan kesehatan, memeriksa
tanda-tanda vital yang meliputi pemeriksaan suhu
tubuh, pemeriksaan denyut nadi, dan pemeriksaan
tekanan darah, etika dan etiket dalam melakukan
komunikasi yang efektif dengan klien maupun tim kerja
sesuai dengan budaya kerja di tempat kerja; dan
e) fase-fase usia tumbuh kembang manusia dan
permasalahan yang timbul di setiap fase, meliputi: usia
bayi, anak di bawah tiga tahun, usia prasekolah, usia
sekolah, usia remaja, usia dewasa, dan usia lansia,
pelaksanaan mobilisasi dan ambulasi serta perawatan
postmortem.
2) Materi Khusus
pada keahlian yang berkaitan dengan asisten dental
mencakup juga materi dasar ilmu kedokteran gigi,
administrasi, manipulasi alat klinik dan bahan praktik
kedokteran gigi, tindakan kegawatdaruratan di klinik gigi,
pengendalian infeksi silang serta pencegahan penyakit gigi.
b. Teknologi Laboraturium Medik
1) Materi Umum
a) prosedur K3 di laboratorium medik;
b) dasar-dasar layanan laboratorium medik, meliputi:
penerimaan klien, identifikasi kebutuhan klien,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberian
layanan serta pengelolaan sumber daya manusia di
fasilitas laboratorium medik;
c) perkembangan teknologi yang digunakan di bidang
layanan laboratorium medik, mulai dari teknologi
konvensional sampai dengan penggunaan teknologi
modern terkini serta jenis-jenis layanan dan fasilitas
atau peralatan pelayanan laboratorium medik;
d) kewirausahaan dan peluang kerja di bidang layanan
kesehatan;

jdih.kemdikbud.go.id
- 49 -

e) pedoman dan pelaksanaan teknik dasar layanan


laboratorium medik, prosedur kerja yang benar, praktik
laboratorium yang baik (good laboratory practice), dan
komunikasi yang efektif baik verbal maupun nonverbal;
f) pemilihan, penyiapan, pemakaian, dan pengujian
kualitas peralatan, cara pembuatan bahan kerja atau
reagensia dan media di laboratorium medik,
pengambilan serta cara penanganan jenis spesimen
medis; dan
g) pemeriksaan urine, feses, kimia klinik dasar, hematologi
dasar, mikroskopis preparat langsung dan penanganan
jaringan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
serta menginterprestasikan hasil pemeriksaan,
penanganan, dan pengolahan limbah di laboratorium
medik sesuai dengan SOP.
c. Teknologi Farmasi
1) Materi Umum
a) pelaksanaan K3 di laboratorium farmasi di dunia
industri maupun di rumah sakit, pelaksanaan dan
evaluasi pemberian pelayanan serta pengelolaan
sumber daya manusia di fasilitas di dunia industri
farmasi maupun layanan masyarakat (rumah sakit,
apotek);
b) perkembangan teknologi yang digunakan di bidang
teknologi farmasi (dunia industri farmasi maupun
layanan farmasi, seperti rumah sakit dan apotek), mulai
dari teknologi konvensional sampai ke teknologi modern
terkini, beserta jenis-jenis layanan, fasilitas, ataupun
peralatan teknologi farmasi;
c) pedoman pelaksanaan dasar-dasar teknologi farmasi
(dunia industri maupun rumah sakit dan apotek),
prosedur dunia kerja yang baik dan benar (industri,
rumah sakit, dan apotek), praktikum yang baik dan
sesuai di dunia kerja (good laboratory practice), dan
komunikasi yang efektif baik verbal maupun nonverbal;

jdih.kemdikbud.go.id
- 50 -

d) proses praktikum di laboratorium farmasi yang


mencakup juga dunia industri farmasi maupun rumah
sakit dan apotek;
e) pedoman pelaksanaan cara distribusi obat yang baik
(CDOB), cara pembuatan obat yang baik (CPOB), cara
pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB), dan
penggolongan obat (PO) di dunia industri farmasi; dan
f) pemilihan simplisia-simplisia yang sering digunakan
dalam pengobatan, memahami manfaat yang
terkandung dalam simplisia-simplisia, dan cara-cara
mengolahnya dengan baik dan benar.
d. Pekerja Sosial
1) Materi Umum
a) proses bisnis layanan pekerjaan sosial;
b) K3;
c) perkembangan teknologi layanan, fasilitas dan
peralatan pelayanan sosial;
d) profil filantropi dan lembaga-lembaga sosial;
e) praktik dasar layanan pekerja sosial;
f) wawancara, observasi, studi dokumentasi, teknik, dan
etika dalam layanan pekerjaan sosial;
g) komunikasi dan relasi dengan klien dan lingkungan
sosial klien, identifikasi klien, dan asesmen
permasalahan klien;
h) intervensi pelayanan pekerjaan sosial, meliputi:
perencanaan dan pelaksanaan intervensi;
i) evaluasi dan terminasi; dan
j) identifikasi peluang usaha, perhitungan dan risiko
usaha serta pengelolaan usaha di bidang kesehatan dan
pekerjaan sosial.
6. Agribisnis dan Agriteknologi
a. Agribisnis Tanaman
1) Materi Umum
a) K3 serta lingkungan hidup, meliputi: konsep, prinsip
dan prosedur K3, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K), APD, Pelestarian Lingkungan Hidup (PLH);

jdih.kemdikbud.go.id
- 51 -

b) proses bisnis bidang agribisnis tanaman, meliputi:


klasifikasi industri, lingkup usaha, perencanaan
produk, proses produksi, pemasaran, perbaikan dan
perawatan peralatan serta pengelolaan sumber daya
manusia, logistik, job profile;
c) perkembangan teknologi dalam hal peralatan,
pengembangan produk, dan isu-isu global;
d) pengembangan kewirausahaan, meliputi: identifikasi
ide/jenis usaha, perhitungan dan pengambilan risiko
dalam mengembangkan dan mengelola usaha,
pengelolaan usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keahlian
agribisnis tanaman;
e) teknik dasar budi daya tanaman, yang meliputi:
persiapan media/persiapan lahan, tanah, air, pupuk/
nutrisi tanaman, organisme pengganggu tanaman dan
pengendaliannya, perlakuan tanaman, panen, dan
penanganan pascapanen;
f) teknik perbanyakan/pembiakan tanaman, yang
meliputi: pembiakan tanaman secara generatif dan
vegetatif; dan
g) penanganan limbah hasil agribisnis tanaman, meliputi:
penanganan limbah padat, limbah cair, dan limbah
bahan berbahaya dan beracun.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan agribisnis perkebunan
mencakup juga pengelolaan kebun dan pemetaan
lahan;
b) pada keahlian yang berkaitan agribisnis perbenihan
mencakup juga produksi/penangkaran benih dan
pengujian mutu benih;
c) pada keahlian yang berkaitan landscaping mencakup
juga desain taman, mengelola taman, dan
pengembangan elemen keras; dan
d) pada keahlian yang berkaitan dengan ekologi pertanian
mencakup juga pengembangan mikroorganisme/agen
hayati.

jdih.kemdikbud.go.id
- 52 -

b. Agribisnis Ternak
1) Materi Umum
a) K3 dan K3LH, meliputi: konsep, prinsip, dan prosedur
K3, P3K, APD, PLH;
b) proses bisnis bidang peternakan, meliputi: klasifikasi
industri, lingkup usaha, perencanaan produk, proses
produksi, pemasaran, perbaikan dan perawatan
peralatan, pengelolaan sumber daya manusia, logistik,
job profile;
c) perkembangan teknologi dalam hal peralatan,
pengembangan produk, dan isu-isu global bidang
peternakan;
d) penanganan limbah hasil produksi peternakan,
meliputi: penanganan limbah padat, limbah cair, dan
limbah bahan berbahaya dan beracun;
e) pengembangan kewirausahaan, meliputi: identifikasi
ide/jenis usaha, perhitungan dan pengambilan risiko
dalam mengembangkan dan mengelola usaha,
pengelolaan usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keahlian
peternakan; dan
f) teknik dasar agribisnis peternakan, meliputi: pakan,
perkandangan, kesehatan ternak, pemeliharaan,
pemanenan dan pascapanen, pemasaran.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan ternak
ruminansia mencakup juga pemerahan, proses
kelahiran ternak, pengembangan dan konservasi
hijauan pakan, inseminasi buatan;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan ternak unggas
mencakup juga sexing, penanganan telur; dan
c) pada keahlian yang berkaitan dengan keperawatan
hewan mencakup juga pemeriksaan fisik dan rekam
medik, pengobatan dan disinfeksi, pemeriksaan status
reproduksi dan penanggulangan gangguan reproduksi,
pemusnahan dan bedah bangkai, pemeliharaan biakan
mikroorganisme, penanganan produk hewan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 53 -

c. Agribisnis Perikanan
1) Materi Umum
a) K3 serta lingkungan hidup, meliputi: konsep, prinsip
dan prosedur K3, P3K, APD, PLH;
b) proses bisnis bidang perikanan, meliputi: klasifikasi
industri, lingkup usaha, perencanaan produk, proses
produksi perbaikan dan perawatan peralatan,
pengelolaan sumber daya manusia, job profile;
c) perkembangan teknologi dalam hal peralatan,
pengembangan produk, dan isu-isu global bidang
perikanan;
d) penanganan limbah kegiatan perikanan, meliputi:
penanganan limbah padat, limbah cair, dan limbah
bahan berbahaya dan beracun;
e) pengembangan kewirausahaan, meliputi: identifikasi
ide/jenis usaha, perhitungan dan pengambilan risiko
dalam mengembangkan dan mengelola usaha,
pengelolaan usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
perikanan; dan
f) teknik dasar agribisnis perikanan, yang meliputi:
persiapan wadah budi daya, persiapan induk,
pengembangbiakan ikan, pembesaran ikan/pendederan
ikan (pakan, kualitas air, kesehatan ikan), panen dan
pascapanen, pemasaran.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan ikan hias,
pembuatan akuarium dan aquaskap; dan
b) pada keahlian yang berkaitan dengan perikanan payau
dan laut merupakan pemijahan udang dengan ablasi
mata.
d. Usaha Pertanian Terpadu
1) Materi Umum
a) K3LH, meliputi: konsep, prinsip, prosedur K3, APD,
P3K, PLH;

jdih.kemdikbud.go.id
- 54 -

b) proses bisnis secara menyeluruh di bidang usaha


pertanian terpadu, meliputi: klasifikasi industri, lingkup
usaha perencanaan produk, mata rantai pasok (supply
chain), logistik, proses produksi, pemasaran, job profile
dan pengelolaan sumber daya serta perawatan dan
perbaikan peralatan;
c) perkembangan teknologi dalam hal peralatan dan
pengembangan produk serta isu-isu global;
d) pengembangan kewirausahaan, meliputi: identifikasi
ide/jenis usaha, perhitungan dan pengambilan risiko
dalam mengembangkan dan mengelola usaha,
pengelolaan usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam usaha pertanian
terpadu;
e) teknik dasar penanganan komoditas hasil, meliputi:
identifikasi karakteristik komoditas hasil pertanian,
teknik penanganan hasil pertanian dan pascapanen
untuk disimpan, dikonsumsi atau diproses lebih lanjut
menjadi produk olahan setengah jadi atau produk jadi;
f) teknik dasar budi daya tanaman, teknik dasar budi
daya peternakan, teknik dasar budi daya perikanan,
teknik dasar pengolahan hasil pertanian;
g) teknik usaha pertanian terpadu, meliputi: teknik dasar
usaha pertanian terpadu berbasis tanaman, berbasis
peternakan dan berbasis perikanan; dan
h) penanganan limbah hasil usaha pertanian terpadu,
meliputi: penanganan limbah padat, limbah cair, dan
limbah bahan berbahaya dan beracun.
e. Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian
1) Materi Umum
a) K3 serta lingkungan hidup, meliputi: konsep, prinsip,
dan prosedur K3, P3K, APD, PLH;
b) proses bisnis bidang agriteknologi pengolahan hasil
pertanian, meliputi: klasifikasi industri, lingkup usaha,
perencanaan produk, proses produksi, pemasaran,
perbaikan dan perawatan peralatan, pengelolaan
sumber daya manusia, logistik, job profile;

jdih.kemdikbud.go.id
- 55 -

c) perkembangan teknologi dalam hal peralatan,


pengembangan produk bidang agriteknologi pengolahan
hasil pertanian, dan isu-isu global;
d) pengembangan kewirausahaan, meliputi: identifikasi
ide/jenis usaha, perhitungan dan pengambilan risiko
dalam mengembangkan dan mengelola usaha,
pengelolaan usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keahlian
agriteknologi pengolahan hasil pertanian;
e) teknik dasar proses pengolahan, meliputi: pengecilan
ukuran (pemotongan, pengirisan, pemarutan,
pencacahan, penghancuran, dan penggilingan), proses
termal (pendinginan, pembekuan, pasteurisasi,
sterilisasi, pengeringan, pemanggangan, penyangraian,
dan penggorengan), proses kimia dan biokimia
(penggaraman, penggulaan, pengasaman/fermentasi),
dan proses pemisahan (pengayakan, penyaringan
destilasi, ekstraksi, pengendapan, penggumpalan dan
evaporasi);
f) pengidentifikasian karakteristik dan penanganan bahan
hasil pertanian (sortasi, grading, pengawetan,
pengemasan, pengepakan, dan penyimpanan dingin)
hasil pertanian pascapanen untuk disimpan,
dikonsumsi atau diproses lebih lanjut menjadi produk
olahan setengah jadi atau produk jadi;
g) teknik laboratorium mencakup juga prinsip, prosedur
penggunaan, dan perawatan alat gelas, alat gelas
penunjang, alat bukan gelas, penggunaan bahan kimia
pereaksi dan standar (pembuatan larutan dan
standarisasi larutan), teknik kerja aseptik, sterilisasi
peralatan dan sterilisasi media;
h) penanganan limbah pengolahan hasil pertanian,
meliputi: penanganan limbah padat, limbah cair, dan
limbah bahan berbahaya dan beracun;

jdih.kemdikbud.go.id
- 56 -

i) prosedur keamanan pangan, meliputi: menangani


keamanan pangan, mengidentifikasi, mengendalikan
dan melaporkan bahaya keamanan pangan, memenuhi
standar higiene pribadi pekerja; dan
j) pengujian organoleptic, meliputi prosedur dan teknik
melakukan pengujian organoleptic.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan pengolahan hasil
pertanian mencakup juga pengolahan hasil pertanian,
perkebunan, tanaman herbal, perikanan dan
peternakan, pengemasan, Good Manufacturing Practise
(GMP) penyimpanan dan penggudangan (teknologi
pengemasan first in first out (FIFO) dan tata letak
gudang);
b) pada keahlian yang berkaitan dengan pengolahan hasil
perikanan mencakup juga pengolahan rumput laut,
pengolahan surimi dan produk diversifikasinya,
pembekuan dan pengalengan ikan (pemilihan loin dan
flake untuk pengalengan, teknik mengoperasikan pack
shapper, teknik menimbang, teknik kalibrasi, jenis-jenis
medium, pengoperasian alat memasak, pengoperasian
nozzle spray, penyetelan seamer, penutupan kaleng
dengan double seam, pengoperasian retort, pendinginan
retort (cooling pressure), GMP, pengambilan sampel; dan
c) pada keahlian yang berkaitan dengan pengawasan
mutu hasil pertanian mencakup juga penyiapan dan
pengambilan sampel, analisis volumetric dan
gravimetric, analisis fisikokimia, analisis menggunakan
instrument, analisis mikrobiologi, dan analisis
proksimat.
f. Kehutanan
1) Materi Umum
a) K3 serta lingkungan hidup, meliputi: konsep, prinsip
dan prosedur K3, P3K, APD, dan PLH;
b) proses bisnis bidang kehutanan, meliputi: klasifikasi
industri, lingkup usaha, perencanaan produk, proses
produksi, pemasaran, perbaikan dan perawatan

jdih.kemdikbud.go.id
- 57 -

peralatan, pengelolaan sumber daya manusia, logistik,


job profile;
c) perkembangan teknologi dalam hal peralatan,
pengembangan produk, dan isu-isu global;
d) pengembangan kewirausahaan, meliputi: identifikasi
ide/jenis usaha, perhitungan dan pengambilan risiko
dalam mengembangkan dan mengelola usaha,
pengelolaan usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keahlian
kehutanan;
e) teknik dasar kehutanan, meliputi: pengukuran hutan,
pembinaan hutan, dan perlindungan hutan; dan
f) penanganan limbah hasil hutan, meliputi: penanganan
limbah padat, limbah cair, dan limbah bahan berbahaya
dan beracun.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan produksi hasil
hutan mencakup juga perencanaan dan pemanfaatan
hasil hutan kayu, pemanfaatan hasil hutan bukan
kayu;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan rehabilitasi dan
reklamasi hutan mencakup juga pembuatan bibit
generatif, penanaman, pengayaan dan pemeliharaan
hutan, agroforestry, konservasi tanah dan air;
c) pada keahlian yang berkaitan inventarisasi pemetaan
hutan mencakup juga pemetaan hutan, inventarisasi
hutan, penataan batas kawasan hutan;
d) pada keahlian yang berkaitan konservasi sumber daya
hutan mencakup juga konservasi sumber daya hutan,
ekowisata; dan
e) penyuluh dan pemberdayaan masyarakat.
7. Kemaritiman
a. Teknika Kapal Penangkapan Ikan
1) Materi Umum
a) ruang lingkup materi minat dan keterampilan nonteknis
di teknika kapal penangkapan ikan, meliputi: proses
bisnis, perkembangan teknologi, proses kerja, isu-isu

jdih.kemdikbud.go.id
- 58 -

global, technopreneur, job profile, peluang usaha dan


pekerjaan/profesi, orientasi teknik dasar, prosedur
darurat dan SAR;
b) ruang lingkup materi pengetahuan dasar nautika kapal
penangkap ikan, meliputi: pengetahuan tata laksana
perikanan yang bertanggung jawab dan hukum maritim
dan perikanan, konstruksi dan stabilitas kapal
penangkap ikan, penanganan dan penyimpanan hasil
tangkapan;
c) ruang lingkup teknis teknika kapal penangkapan ikan,
meliputi: prinsip kerja, penerapan pengoperasian,
perawatan motor diesel dan motor bensin, pembuatan
perencanaan perawatan dan perbaikan, pengoperasian
instalasi tenaga penggerak utama penangkap ikan,
pembuatan perencanaan, perawatan, perbaikan, dan
pengoperasian sistem refrigerasi, pembuatan
perencanaan, perawatan, perbaikan, dan pengoperasian
sistem kelistrikan kapal perikanan, pembuatan
perencanaan, perawatan, perbaikan, dan pengoperasian
mesin bantu, ilmu bahan permesinan kapal bahan
logam dan nonlogam, perawatan besi/baja, bahan
bakar cair, syarat, sifat dan kebutuhan bahan pelumas,
prinsip pengukuran dan pengaturan, sistem otomatisasi
di kamar mesin dan di anjungan, sistem kontrol
pneumatik, elektrik, dan hidraulik, rangkaian sistem
pengendali mesin utama dan bantu, dan transmisi
sinyal dan sistem alarm; dan
d) pengembangan kewirausahaan dapat dilakukan dengan
pengidentifikasian dan pemanfaatan peluang usaha di
bidang teknika kapal penangkapan ikan, perhitungan,
pengambilan risik dan penerapan dalam pengembangan
dan pengelolaan usaha di bidang kemaritiman.
b. Nautika Kapal Penangkapan Ikan
1) Materi Umum
a) ruang lingkup materi minat dan keterampilan nonteknis
nautika kapal penangkap ikan, meliputi: proses bisnis
dan perkembangan teknologi, proses kerja, isu-isu

jdih.kemdikbud.go.id
- 59 -

global, technopreneur, peluang usaha, orientasi teknik


dasar di bidang nautika kapal penangkap ikan yang
berwawasan lingkungan;
b) ruang lingkup materi pengetahuan dasar nautika kapal
penangkap ikan, meliputi: bangunan dan stabilitas
kapal penangkap ikan, permesinan kapal penangkap
ikan, hukum maritim dan peraturan perikanan, teknik
penangkapan ikan, penanganan dan penyimpanan hasil
tangkapan, tata laksana perikanan yang
bertanggungjawab (ccrf), prosedur darurat dan SAR;
c) ruang lingkup materi teknis nautika kapal penangkap
ikan, meliputi: perencanaan pelayaran, ilmu pelayaran
datar, navigasi radar dan elektronik, dinas jaga/P2TL,
kompas dan navigasi konvensional, olahgerak dan
pengendalian kapal penangkap ikan, komunikasi,
meteorologi dan oseanografi, manajemen kapal
perikanan, bahan dan alat tangkap;
d) pengembangan kewirausahaan di bidang kemaritiman,
meliputi: pengidentifikasian dan pemanfaatan peluang
usaha di bidang kemaritiman, perhitungan dan
pengambilan risiko dalam pengembangan dan
pengelolaan usaha di bidang kemaritiman, dan
penerapan pengelolaan usaha di bidang kemaritiman;
e) minat dan keterampilan nonteknis teknika kapal niaga,
meliputi: budaya keselamatan, keamanan dan
pelayaran, dasar pengetahuan tentang dinas jaga
maritim, kepedulian lingkungan, undang-undang
pelayaran dan peraturan pelaksanaannya,
kepemimpinan, etos kerja, dan keterampilan kerja sama
tim, dasar pengetahuan tentang bahasa inggris maritim;
f) minat dan kemampuan teknis teknika kapal niaga,
meliputi: dasar pengetahuan tentang mesin penggerak
utama, dasar pengetahuan tentang permesinan bantu,
dasar pengetahuan tentang sistem perawatan
permesinan, penggunaan peralatan kerja manual dan
bertenaga, dasar pengetahuan tentang perbengkelan,

jdih.kemdikbud.go.id
- 60 -

dasar pengetahuan tentang gambar dan desain


permesinan kapal;
g) perkembangan teknologi di bidang kapal niaga,
meliputi: dasar pengetahuan tentang listrik dan
elektronika, dasar pengetahuan tentang sistem kontrol,
dasar pengetahuan tentang ilmu bahan, dasar
konstruksi dan stabilitas kapal; dan
h) pengembangan kewirausahaan (enterpreunership) di
bidang kemaritiman, meliputi: pengidentifikasian dan
pemanfaatan peluang usaha di bidang kemaritiman,
perhitungan dan pengambilan risiko, prospek kerja di
industri maritim, pemanfaatan teknologi dalam dunia
usaha bidang maritim.
c. Nautika Kapal Niaga
1) Materi Umum
a) minat dan keterampilan nonteknis nautika kapal niaga,
meliputi: budaya keselamatan, keamanan dan
pelayaran, dasar pengetahuan tentang dinas jaga
maritim, kepedulian lingkungan, undang-undang
pelayaran dan peraturan pelaksanaannya,
kepemimpinan, etos kerja dan keterampilan kerja sama
tim, dasar pengetahuan tentang bahasa inggris maritim;
b) minat dan kemampuan teknis nautika kapal niaga,
meliputi: dasar pengetahuan tentang kenavigasian,
dasar pengetahuan tentang permesinan kapal, dasar
pengetahuan tentang pemuatan dan stabilitas kapal,
aplikasi olahgerak dan dinas jaga navigasi, dasar
pengetahuan tentang penanganan dan pengaturan
personel, dasar pengetahuan tentang meteorologi
maritim, pengetahuan tentang komunikasi dan isyarat
menggunakan bahasa inggris maritim;
c) perkembangan teknologi di bidang kapal niaga,
meliputi: dasar pengetahuan tentang sistem navigasi
elektronik, dasar pengetahuan tentang sistem
pengendalian kapal, dasar pengetahuan tentang
pencarian dan penyelamatan di laut, dasar
pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan

jdih.kemdikbud.go.id
- 61 -

pencemaran di laut, dasar konstruksi dan perlengkapan


kapal, dasar pengetahuan tentang sistem kemudi dan
kompas; dan
d) pengembangan kewirausahaan di bidang kemaritiman,
meliputi: pengidentifikasian dan pemanfaatan peluang
usaha di bidang kemaritiman, perhitungan dan
pengambilan risiko, prospek kerja di industri maritim,
pemanfaatan teknologi dalam dunia usaha bidang
maritim.
8. Bisnis dan Manajemen
a. Pemasaran
1) Materi Umum
a) K3 di tempat kerja pada bidang pemasaran yang
diwujudkan dalam sikap/karakter serta budaya kerja
berbasis industri;
b) perkembangan dunia kerja di bidang pemasaran yang
berwawasan lingkungan, meliputi: pengelolaan bisnis di
berbagai industri, penerapan teknologi dan isu-isu
global, wawasan profesi, serta peluang usaha dan kerja
di bidang pemasaran;
c) kewirausahaan di bidang pemasaran, yang meliputi:
pengenalan proses, identifikasi ide/jenis usaha,
perhitungan dan pengambilan risiko dalam
pengembangan dan pengelolaan usaha dengan
mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan di
bidang pemasaran;
d) dasar-dasar pemasaran, yang meliputi: konsep dan
lingkup pemasaran, teknik dasar pemasaran dan
prinsip pelayanan prima yang diterapkan dalam proses
berkomunikasi dengan pelanggan, perilaku konsumen,
serta kepuasan pelanggan; dan
e) teknis keahlian pemasaran, yang meliputi: bisnis online,
pengelolaan bisnis ritel, administrasi transaksi,
penataan produk, layanan pelanggan, dan komunikasi
bisnis.

jdih.kemdikbud.go.id
- 62 -

2) Materi Khusus
a) pada keahlian pemasaran yang berkaitan bisnis digital
mencakup juga pengelolaan bisnis online secara lebih
spesifik; dan
b) pada keahlian yang berkaitan dengan bisnis retail
mencakup juga pengelolaan usaha waralaba
(franchising), prosedur administrasi pengelolaan
pengadaan barang, penyimpanan barang serta
pengiriman barang.
b. Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis
1) Materi Umum
a) K3 di tempat kerja pada bidang manajemen perkantoran
dan layanan bisnis yang diwujudkan dalam
sikap/karakter serta budaya kerja berbasis industri;
b) perkembangan dunia kerja di bidang manajemen
perkantoran dan layanan bisnis berwawasan
lingkungan, yang meliputi: pengenalan proses bisnis,
perkembangan teknologi dan isu-isu global, wawasan
profesi serta peluang usaha dan kerja di bidang
manajemen perkantoran dan layanan bisnis;
c) kewirausahaan di bidang manajemen perkantoran dan
layanan bisnis, yang meliputi: pengenalan proses
identifikasi ide/jenis usaha, perhitungan dan
pengambilan risiko dalam mengembangkan dan
mengelola usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan di bidang perkantoran
dan layanan bisnis;
d) dasar-dasar manajemen perkantoran dan layanan
bisnis, yang meliputi: pemahaman paradigma
manajemen perkantoran modern, otomatisasi kantor,
teknik pelayanan prima serta layanan bisnis; dan
e) teknis keahlian manajemen perkantoran dan layanan
bisnis, yang meliputi: administrasi umum, teknik
komunikasi di tempat kerja dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris tingkat dasar, kearsipan, layanan
pelanggan (customer service), teknologi informasi

jdih.kemdikbud.go.id
- 63 -

perkantoran, pengelolaan rapat/pertemuan, dan


pengelolaan keuangan sederhana.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan perkantoran
mencakup juga prosedur penatalaksanaan administrasi
lainnya secara lebih spesifik; dan
b) pada keahlian yang berkaitan dengan logistik, ruang
lingkup materi mencakup juga prosedur administrasi
pengelolaan pengadaan barang, penyimpanan barang
serta pengiriman barang.
c. Akuntansi dan Keuangan Lembaga
1) Materi Umum
a) K3 di tempat kerja pada bidang akuntansi dan
keuangan yang diwujudkan dalam sikap/karakter serta
budaya kerja berbasis industri;
b) perkembangan dunia kerja berwawasan lingkungan,
yang meliputi: pengenalan proses bisnis, perkembangan
teknologi, isu-isu global, wawasan profesi serta peluang
usaha dan kerja di bidang akuntansi dan keuangan;
c) kewirausahaan, meliputi: pengenalan proses
identifikasi ide/jenis usaha, perhitungan dan
pengambilan risiko dalam pengembangan dan
pengelolaan usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan di bidang akuntansi dan
keuangan;
d) dasar-dasar akuntansi dan keuangan lembaga, yang
meliputi: pengenalan etika profesi, prinsip dan konsep
akuntansi dasar, perbankan dasar, dan penggunaan
aplikasi pengolah angka/spreadsheet; dan
e) teknis keahlian akuntansi dan perbankan, meliputi:
laporan keuangan, aplikasi komputer akuntansi, tata
kelola buku besar dan buku pembantu, tata kelola
dokumen dana kas kecil dan kas bank serta
administrasi perpajakan.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan layanan
perbankan konvensional dan syariah mencakup juga

jdih.kemdikbud.go.id
- 64 -

prinsip praktik profesional di tempat kerja, standar


layanan perbankan, proses perbankan di awal dan akhir
hari, pengelolaan transaksi nasabah, pemberian
informasi produk dan jasa bank, penanganan keluhan
pelanggan, pembukaan rekening, dan pemeliharaan
rekening nasabah; dan
b) pada keahlian yang berkaitan dengan akuntansi
keuangan dan lembaga meliputi juga praktikum
akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur.
9. Pariwisata
a. Usaha Layanan Pariwisata
1) Materi Umum
a) dalam membangun komunikasi layanan pariwisata
yang baik diperlukan hospitality pariwisata dan
melaksanakan administrasi biro perjalanan wisata yang
tertib dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini
serta menerapkan kesehatan, keselamatan kerja dan
lingkungan hidup pada usaha perjalanan wisata dengan
dasar pariwisata berkelanjutan dilengkapi penguasaan
bahasa asing pariwisata; dan
b) kewirausahaan di bidang usaha layanan pariwisata,
yaitu: identifikasi ide/jenis usaha, perhitungan dan
pengambilan risiko dalam pengembangan dan
mengelola usaha, pengelolaan usaha dengan
mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan usaha layanan
pariwisata ruang lingkup materi, meliputi: pemesanan
dan penghitungan tarif penerbangan, perencanaan dan
operasional perjalanan wisata, pemanduan wisata dan
pemesanan acara; dan
b) pada keahlian yang berkaitan dengan wisata bahari dan
ekowisata ruang lingkup materi, meliputi: perencanaan
dan pengelolaan usaha wisata bahari, ke pemanduan
wisata bahari dan ke pemanduan ekowisata.

jdih.kemdikbud.go.id
- 65 -

b. Perhotelan
1) Materi Umum
a) dalam memberikan layanan akomodasi perhotelan
harus memperhatikan dasar-dasar perhotelan,
perkembangan penerapan teknologi dan isu-isu global
terkait dunia perhotelan, melaksanakan kerja sama
dengan kolega dan pelanggan serta bekerja dalam
lingkungan sosial yang beragam untuk dapat
menangani situasi konflik. Dalam proses penyediaan
akomodasi memperhatikan prosedur kesehatan,
keselamatan, dan keamanan serta kebersihan di tempat
kerja. Melakukan prosedur administrasi dengan
mencari dan mendapatkan data komputer serta dapat
mempromosikan produk dan jasa kepada pelanggan
serta mengembangkan dan memperbarui pengetahuan
tentang industri pariwisata dan mempromosikan
produk dan jasa kepada pelanggan serta
mengkomunikasikan kepada pelanggan menggunakan
bahasa Inggris tingkat operasional dasar; dan
b) kewirausahaan di bidang usaha layanan akomodasi
perhotelan, yaitu: identifikasi ide/jenis usaha,
perhitungan dan pengambilan risiko dalam
pengembangan dan mengelola usaha, pengelolaan
usaha dengan mendayagunakan pengetahuan dan
keterampilan.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan front office,
meliputi: penyediaan jasa porter, pemrosesan reservasi,
pemrosesan transaksi keuangan, dan penyediaan
layanan akomodasi reception;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan housekeeping,
meliputi: pembersihan lokasi/area dan peralatan,
penyediaan fasilitas kehilangan dan penemuan,
penyediaan layanan housekeeping untuk tamu,
penyiapan kamar untuk tamu, penanganan linen dan
pakaian tamu; dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 66 -

c) pada keahlian yang berkaitan dengan waiter food


beverage service, meliputi: pemulaan percakapan dan
pengembangan hubungan baik dengan tamu, penyajian
makanan, penyediaan penghubung antara area dapur
dan area layanan, penyajian minuman nonalkohol,
penyediaan layanan makanan dan minuman serta
penyediaan room service.
c. Kuliner
1) Materi Umum
a) bekerja pada lingkungan sosial yang beragam harus
mudah beradaptasi dan berkomunikasi secara efektif
serta memanfaatkan berbagai teknologi terkini;
b) K3 meliputi penerapan K3LH dan budaya kerja industri,
antara lain: langkah kerja yang aman, pencegahan
bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam
keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri
5R;
c) metode dasar memasak pada pengolahan makanan
disertai standar HACCP; dan
d) kewirausahaan kuliner, yaitu: identifikasi ide/jenis
usaha, perhitungan dan pengambilan risiko dalam
mengembangkan dan mengelola usaha, pengelolaan
usaha dengan mendayagunakan pengetahuan dan
keterampilan.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan cook helper
cookery, meliputi: proses pembuatan makanan manis
yang disajikan panas dan dingin, pembuatan sandwich,
persiapan dan pengolahan seafood, persiapan
pembuatan dan penyajian apetizer dingin, pembuatan
sup, pembuatan kaldu dan saus, pembuatan sayuran,
telur, dan makanan yang terbuat dari tepung;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan cook helper
patiseri, meliputi: proses pembuatan produk patiseri
yang meliputi pembuatan cokelat dan permen cokelat,
persiapan, pembuatan, dan penyajian apetizer dingin,
persiapan dan pembuatan pastry, persiapan dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 67 -

pembuatan makanan yang mengandung ragi,


pembuatan produk roti untuk patisserie, dilaksanakan
sesuai prosedur, kompetensi; dan
c) pada keahlian yang berkaitan dengan waiter food
beverage service, meliputi: prosedur administrasi,
penanganan situasi konflik, penyiapan pertolongan
pertama, promosi produk dan jasa kepada pelanggan,
pengembangan hubungan baik dengan pelanggan
mendasari dalam penyajian makanan, penghubung
antara area dapur dan area layanan, penyajian
minuman nonalkohol, penyediaan layanan makanan
dan minuman, penyediaan room service.
d. Kecantikan dan Spa
1) Materi Umum
a) dalam mempersiapkan diri terjun ke dunia industri,
dasar-dasar spa dan kecantikan merupakan hal yang
wajib seperti dasar-dasar pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang
beautician, hairdresser, makeup artis, dan therapist
yang medicure nail yang mencakup profil edicure nal dan
kecantikan, perkembangan penerapan teknologi dan
isu-isu global terkait dunia spa dan kecantikan, dasar
penerapan pelayanan prima (excellent service) pada
edicure spa dan kecantikan, profesi dan kewirausahaan
di bidang edicure spa dan kecantikan, K3, sanitasi
hygiene, kesehatan, keselamatan kerja dan budaya
mutu, anatomi dan fisiologi dasar konsep spa; dan
b) kewirausahaan di bidang spa dan kecantikan, yaitu:
identifikasi ide/jenis usaha, lokasi usaha, minat
masyarakat setempat, perencanaan pendirian usaha,
selalu mengikuti inovasi trend yang terbaru.
2) Materi Khusus
pada keahlian yang berkaitan dengan kecantikan dan spa
ruang lingkup materi, meliputi: perawatan kulit wajah secara
manual dan technology, rias wajah khusus dan kreatif,
pemangkasan rambut, pewarnaan rambut, penataan
sanggul, manicure, pedicure dan waxing pada spa serta

jdih.kemdikbud.go.id
- 68 -

perawatan badan (body treatment) yang mencakup praktik


dasar kecantikan kulit dan rambut, perawatan kulit wajah
bermasalah secara manual, perawatan kulit wajah
bermasalah dengan teknologi, rias wajah panggung, rias
wajah televisi dan film, rias wajah foto, praktik rias karakter
dan fantasi, rias wajah cikatri dan geriatric, blow variasi,
styling, pemangkasan rambut, color keys 1, color keys 2,
essential blond, fashion coverage, texture, penataan sanggul
ukel tekuk, penataan sanggul ukel konde, penataan sanggul
pusung tagel, penataan sanggul dendeng, penataan sanggul
modifikasi, evening hairstyle, long hair style, manicure,
pedicure, nail art, waxing, perawatan badan tradisional,
perawatan badan dengan teknologi, perawatan baby and
child, dan perawatan payudara.
10. Seni dan Ekonomi Kreatif
a. Seni Rupa
1) Materi Umum
a) prosedur K3;
b) perkembangan dunia kerja dan kewirausahaan di
bidang seni rupa;
c) kritik seni, meliputi: ulasan karya dari segi visual dan
teknik pembuatan;
d) perencanaan dan pengelolaan pameran seni; dan
e) dasar-dasar seni rupa.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan seni lukis meliputi
juga teknik gambar, sketsa, seni lukis realis, seni lukis
dekoratif, seni lukis ekspresif, dan seni lukis
eksperimental; dan
b) pada keahlian yang berkaitan dengan seni patung
meliputi juga sketsa untuk pembuatan patung, teknik
modelling, relief, dan reproduksi 3D.
b. Desain Komunikasi Visual
1) Materi Umum
a) prosedur K3;
b) perkembangan dunia kerja dan kewirausahaan di
bidang desain komunikasi visual;

jdih.kemdikbud.go.id
- 69 -

c) prinsip dasar seni dalam desain, meliputi: kesatuan,


keseimbangan, proporsi, penekanan, irama,
kesederhanaan, dan ruang;
d) prinsip dasar komunikasi dalam desain meliputi juga
human centered design dan design thinking;
e) pengawasan mutu pekerjaan dan manajemen
penciptaan karya, evaluasi hasil kerja; dan
f) pemilihan dan pemakaian perangkat lunak serta
perangkat keras untuk kerja.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan desain grafis
meliputi juga prinsip dasar karya manual dan digital,
meliputi gambar, sketsa dan cetak, fotografi serta
videografi; dan
b) pada keahlian yang berkaitan dengan produksi grafika
meliputi juga design brief, meliputi: ruang lingkup
proyek (pracetak, produksi cetak, dan pascacetak),
jangka waktu pengerjaan, tujuan pembuatan, dan
rincian biaya.
c. Desain dan Produksi Kriya
1) Materi Umum
a) K3 pada industri kreatif desain dan produksi kriya;
b) perkembangan dunia kerja dan pengembangan usaha di
bidang desain dan produksi kriya; dan
c) dasar-dasar desain dan produksi kriya.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan kriya kreatif batik
dan tekstil meliputi juga batik tradisional dan kekinian,
jahit, sulam dan bordir komputer, sablon dan digital
printing, tenun;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan kriya kreatif kulit
dan imitasi meliputi juga produk alas kaki, produk kulit
(nonalas kaki dan nonbusana), produk busana kulit,
dan produk tatah sungging kulit mentah;

jdih.kemdikbud.go.id
- 70 -

c) pada keahlian yang berkaitan dengan kriya kreatif


keramik meliputi juga pengolahan clay body, teknik
pembentukan keramik, pembakaran keramik, dan
dekorasi clay body;
d) pada keahlian yang berkaitan dengan kriya kreatif
logam dan perhiasan meliputi juga teknik etsa, teknik
ukir pada logam pelat, teknik kethok pembentukan, dan
teknik perhiasan; dan
e) pada keahlian yang berkaitan dengan kriya kreatif kayu
dan rotan meliputi juga pekerjaan kayu dan rotan,
finishing kayu dan rotan, konstruksi kayu, mebel, dan
furniture.
d. Seni Pertunjukan
1) Materi Umum
a) K3LH dan budaya kerja di bidang seni pertunjukan;
b) perkembangan dunia kerja dan kewirausahaan di
bidang seni pertunjukan; dan
c) dasar-dasar seni pertunjukan, tata teknik pentas, tata
rias, dan tata busana seni pertunjukan.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan seni musik
meliputi juga penguasaan instrumen pokok, teori musik
dan harmoni, solfegio, orkestrasi, band, keyboard
accompaniment, dan musik teknologi;
b) pada keahlian yang berkaitan dengan seni tari meliputi
juga dasar dan teknik tari, pertunjukan karya tari,
metode pelatihan tari, bentuk dan karya tari, tari
bentuk tradisi dan nontradisi, iringan tari tradisi dan
nontradisi, tari tunggal, berpasangan, kelompok
bertema, kelompok nontema, dan kelompok bercerita;
c) pada keahlian yang berkaitan dengan seni karawitan
meliputi juga dasar-dasar seni karawitan, penyajian
karawitan, garap lagu dan gending, repertoar penataan
karawitan mandiri dan nonmandiri, garap penataan
karawitan mandiri dan nonmandiri, dan pengembangan
repertoar gending/lagu;

jdih.kemdikbud.go.id
- 71 -

d) pada keahlian yang berkaitan dengan seni pedalangan


meliputi juga naskah lakon dan lakon pakeliran, sabet
dalam pakeliran, vokal dalang, dhodhogan dan
keprakan, dan karawitan pakeliran; dan
e) pada keahlian yang berkaitan dengan seni teater
meliputi juga konsep pemeranan, prinsip dasar
keaktoran, dan karakter peran serta penampilan peran
dalam pertunjukan.
e. Broadcasting dan Perfilman
1) Materi Umum
a) K3LH dan budaya kerja;
b) perkembangan teknologi, industri, dan dunia kerja (job
profile dan technopreneurship) di bidang broadcasting
dan perfilman;
c) kewirausahaan di bidang broadcasting dan perfilman;
d) dasar-dasar broadcasting dan perfilman; dan
e) dasar-dasar penulisan naskah, dasar-dasar
penyutradaraan, manajemen produksi, breakdown
naskah, tata kamera dasar, tata cahaya dasar, tata
suara dasar, penataan artistik dasar, editing audio dan
visual.
f. Animasi
1) Materi Umum
a) K3 dalam lingkup kerja produksi animasi;
b) perkembangan dunia kerja dan kewirausahaan di
bidang animasi;
c) penerapan komunikasi/kerja sama dalam lingkup kerja
produksi animasi;
d) praktik dasar-dasar animasi;
e) pengawasan mutu pekerjaan animasi;
f) manajemen produksi animasi;
g) praproduksi animasi (teknik pembuatan storyboard,
dope/exposure/time sheet, animatic, concept art, 2D/3D
asset, dan audio);
h) produksi animasi (prinsip gerak animasi 2D/3D, layout
kamera, teknik gerak animasi 2D/3D, pencahayaan,
rendering, compositing dan efek visual); dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 72 -

i) pascaproduksi animasi (editing dan color grading).


g. Busana
1) Materi Umum
a) prosedur K3;
b) perkembangan dunia kerja dan kewirausahaan di
bidang busana berwawasan lingkungan meliputi juga
branding dan marketing;
c) dasar-dasar keahlian busana; dan
d) teknik mengawasi mutu pekerjaan di lingkungan
busana.
2) Materi Khusus
a) pada keahlian yang berkaitan dengan desain fesyen
meliputi juga jenis bahan tekstil untuk busana dan
bahan baku busana sesuai desain, pengembangan
konsep desain, dan penyusunan koleksi karya desain;
dan
b) pada keahlian yang berkaitan dengan tata busana
meliputi juga realisasi karya desain (pembuatan
busana), hiasan busana.

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

NADIEM ANWAR MAKARIM

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

ttd.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

jdih.kemdikbud.go.id
SALINAN

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONES

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 262/M/2022
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI NOMOR 56/M/2022 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN
KURIKULUM DALAM RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran belum sepenuhnya mengakomodasi minat,
bakat, dan kemampuan peserta didik, serta penyesuaian
beban kerja dan penataan linieritas guru bersertifikat
pendidik sehingga perlu diubah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran;

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem
Perbukuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 102, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6053);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6058);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2019 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2017 tentang Sistem Perbukuan (Lembaran Negara

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 193, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6408);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6762);
8. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 156);
9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 963);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/M/2022 TENTANG
PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA
PEMULIHAN PEMBELAJARAN.

KESATU : Beberapa ketentuan dalam Keputusan Menteri


Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran diubah sebagai
berikut:

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

1. Mengubah Lampiran I Keputusan Menteri


Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran, sehingga menjadi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri
ini.
2. Mengubah Lampiran II Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran, sehingga menjadi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri
ini.

KEDUA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 22 Juni 2022

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

NADIEM ANWAR MAKARIM

jdih.kemdikbud.go.id
-1-

SALINAN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 262/M/2022
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI NOMOR 56/M/2022 TENTANG
PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN

KURIKULUM MERDEKA
PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR,
DAN PENDIDIKAN MENENGAH

I. Struktur Kurikulum Merdeka


Struktur kurikulum pada Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah sebagai berikut.
A. Struktur kurikulum pada PAUD
Struktur Kurikulum pada PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), terdiri
atas:
1. Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler.
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat
mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian
pembelajaran. Intisari kegiatan pembelajaran intrakurikuler
merupakan bermain bermakna sebagai perwujudan “Merdeka
Belajar, Merdeka Bermain”. Kegiatan yang dipilih harus
memberikan pengalaman yang menyenangkan dan mampu
meningkatkan capaian anak. Kegiatan perlu didukung oleh
penggunaan sumber-sumber belajar yang nyata dan ada di
lingkungan sekitar anak. Sumber belajar yang tidak tersedia
secara nyata dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan
buku bacaan anak.

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.


Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk
memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD). Penguatan profil
pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam konteks perayaan
tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Pelaksanaan
projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan alokasi
waktu kegiatan di PAUD.
Alokasi waktu pembelajaran di PAUD usia 4 (empat) tahun sampai
dengan 6 (enam) tahun paling sedikit 900 (sembilan ratus) menit
perminggu. Alokasi waktu di PAUD usia 3 (tiga) tahun sampai
dengan 4 (empat) tahun paling sedikit 360 (tiga ratus enam puluh)
menit perminggu.

B. Struktur Kurikulum pada Pendidikan Dasar dan Menengah


Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu:
1. pembelajaran intrakurikuler; dan
2. projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran
mengacu pada capaian pembelajaran. Kegiatan projek penguatan profil
pelajar Pancasila ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian
profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan.
Pemerintah mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata
pelajaran dalam Jam Pelajaran (JP) pertahun. Satuan pendidikan
mengatur alokasi waktu setiap minggunya secara fleksibel dalam 1
(satu) tahun ajaran.
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan
pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai
karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga)
pilihan sebagai berikut:
1. mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

2. mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar


Pancasila; dan/atau
3. mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah


sebagai berikut:
1. Struktur Kurikulum SD/MI/bentuk lain yang sederajat
Struktur kurikulum SD/MI/bentuk lain yang sederajat dibagi
menjadi 3 (tiga) fase:
a. Fase A untuk kelas I dan kelas II;
b. Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan
c. Fase C untuk kelas V dan kelas VI.
SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran
menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.
Proporsi beban belajar di SD/MI/bentuk lain yang sederajat
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan
sekitar 20% (dua puluh persen) beban belajar pertahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan.
Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar
Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus
dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat
dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek
penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran dan
jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak
harus sama.

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

Struktur Kurikulum SD/MI/bentuk lain yang sederajat sebagai


berikut.
Tabel 1. Alokasi waktu mata pelajaran
SD/MI/bentuk lain yang sederajat kelas I
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit)
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen


108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Katolik


108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Buddha 36


108 (3) 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu 36


108 (3) 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 108 (3) 36 144
Pekerti*

Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180

Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288

Matematika 144 (4) 36 180

Pendidikan Jasmani
108 (3) 36 144
Olahraga dan Kesehatan

Seni dan Budaya**:


1. Seni Musik
2. Seni Rupa 108 (3) 36 144
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***

Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***

Total****: 828 (23) 252 1.080

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta
didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Tabel 2. Alokasi waktu mata pelajaran


SD/MI/bentuk lain yang sederajat kelas II
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit)
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen


108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Katolik


108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Buddha


108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu


108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 108 (3) 36 144
Pekerti*

Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180

Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324

Matematika 180 (5) 36 216

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Jasmani
108 (3) 36 144
Olahraga dan Kesehatan

Seni dan Budaya**:


1. Seni Musik
2. Seni Rupa 108 (3) 36 144
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***

Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***

Total****: 900 (25) 252 1.152

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta
didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Tabel 3. Alokasi waktu mata pelajaran


SD/MI/bentuk lain yang sederajat kelas III-V
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit)
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen


108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
-7-

Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Katolik
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama
108 (3) 36 144
Buddha dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu


108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 108 (3) 36 144
Pekerti*

Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180

Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252

Matematika 180 (5) 36 216

Ilmu Pengetahuan Alam


180 (5) 36 216
dan Sosial

Pendidikan Jasmani
108 (3) 36 144
Olahraga dan Kesehatan

Seni dan Budaya**:


1. Seni Musik
2. Seni Rupa 108 (3) 36 144
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***

Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***

Total****: 1044 (29) 252 1.296

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta
didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.

jdih.kemdikbud.go.id
-8-

**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan


Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Tabel 4. Alokasi waktu mata pelajaran


SD/MI/bentuk lain yang sederajat kelas VI
(Asumsi 1 Tahun = 32 minggu dan 1 JP = 35 menit)
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam
96 (3) 32 128
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen


96 (3) 32 128
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Katolik


96 (3) 32 128
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama
96 (3) 32 128
Buddha dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu


96 (3) 32 128
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 96 (3) 32 128
Pekerti*

Pendidikan Pancasila 128 (4) 32 160

Bahasa Indonesia 192 (6) 32 224

Matematika 160 (5) 32 192

Ilmu Pengetahuan Alam


160 (5) 32 192
dan Sosial

Pendidikan Jasmani
96 (3) 32 128
Olahraga dan Kesehatan

Seni dan Budaya**:


1. Seni Musik
2. Seni Rupa 96 (3) 32 128
3. Seni Teater
4. Seni Tari

jdih.kemdikbud.go.id
-9-

Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Bahasa Inggris 64 (2) *** - 64***

Muatan Lokal 64 (2) *** - 64***

Total****: 928 (29) 224 1.152

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta
didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP perminggu atau 64 (enam puluh empat)
JP pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Berikut merupakan penjelasan dari struktur kurikulum


SD/MI/bentuk lain yang sederajat secara umum:
a. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran
pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan
satuan pendidikan. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi
penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya
terkait peningkatan kompetensi dan penyediaan pendidik.
Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata
pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat
mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata
pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan
masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau
bimbingan orang tua.
b. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur

jdih.kemdikbud.go.id
- 10 -

mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.
c. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di
SD/MI/bentuk lain yang sederajat menyediakan layanan
program kebutuhan khusus sesuai dengan kondisi peserta
didik.
d. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat,
bakat, dan kemampuan peserta didik dilakukan oleh guru
yang melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling (BK).

2. Struktur Kurikulum SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat


Struktur kurikulum SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat terdiri
atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu untuk kelas VII, kelas
VIII, dan kelas IX.
Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan
sekitar 25% (dua puluh lima persen) total JP per tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu
pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik,
dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada
mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek
dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran
projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu
pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.

jdih.kemdikbud.go.id
- 11 -

Struktur Kurikulum SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat adalah


sebagai berikut.

Tabel 5. Alokasi waktu mata pelajaran


SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat kelas VII-VIII
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 40 menit)
Alokasi
Alokasi Projek
Intrakurikuler Penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran
Per Tahun Profil Pelajar Tahun
(Minggu) Pancasila Per
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan
72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen dan


72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Katolik dan


72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Buddha dan


72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu dan


72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Khonghucu


72 (2) 36 108
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108

Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216

Matematika 144 (4) 36 180

Ilmu Pengetahuan Alam 144 (4) 36 180

Ilmu Pengetahuan Sosial 108 (3) 36 144

Bahasa Inggris 108 (3) 36 144

Pendidikan Jasmani Olahraga


72 (2) 36 108
dan Kesehatan

Informatika 72 (2) 36 108

Mata pelajaran Seni dan


Prakarya **:
72 (2) 36 108
1. Seni Musik
2. Seni Rupa

jdih.kemdikbud.go.id
- 12 -

Alokasi
Alokasi Projek
Intrakurikuler Penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran
Per Tahun Profil Pelajar Tahun
(Minggu) Pancasila Per
Tahun
3. Seni Teater
4. Seni Tari
5. Prakarya (Budidaya,
Kerajinan, Rekayasa, atau
Pengolahan)

Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***

Total****: 1044 (29) 360 1.404

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
dan/atau prakarya. Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari) atau Prakarya
(budidaya, pengolahan, kerajinan, rekayasa).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP pertahun.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.

Tabel 6. Alokasi waktu mata pelajaran


SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat Kelas IX
(Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 40 menit)
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan
64 (2) 32 96
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen dan


64 (2) 32 96
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Katolik dan


64 (2) 32 96
Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
- 13 -

Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Buddha dan
64 (2) 32 96
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu dan


64 (2) 32 96
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Khonghucu


64 (2) 32 96
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Pancasila 64 (2) 32 96

Bahasa Indonesia 160 (5) 32 192

Matematika 128 (4) 32 160

Ilmu Pengetahuan Alam 128 (4) 32 160

Ilmu Pengetahuan Sosial 96 (3) 32 128

Bahasa Inggris 96 (3) 32 128

Pendidikan Jasmani Olahraga


64 (2) 32 96
dan Kesehatan

Informatika 64 (2) 32 96

Seni dan Prakarya**:


1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
64 (2) 32 96
4. Seni Tari
5. Prakarya (Budidaya,
Kerajinan, Rekayasa, atau
Pengolahan)
Muatan Lokal 64 (2) *** - 64***

Total****: 928 (29) 320 1.248

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
dan/atau prakarya. Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari) atau Prakarya
(budidaya, pengolahan, kerajinan, rekayasa).

jdih.kemdikbud.go.id
- 14 -

*** Paling banyak 2 (dua) JP perminggu atau 64 (enam puluh


empat) JP pertahun.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.

Berikut merupakan penjelasan dari struktur kurikulum


SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat secara umum:
a. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di
SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat menyediakan layanan
program kebutuhan khusus sesuai kondisi peserta didik.
c. Beban belajar bagi penyelenggara pendidikan dengan
Sistem Kredit Semester (SKS) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai SKS.
d. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan
minat, bakat, dan kemampuan peserta didik dilakukan oleh
guru yang dikoordinasikan oleh guru BK. Jika ketersediaan
guru BK belum mencukupi, maka koordinasi dilakukan
oleh guru lain.

3. Struktur Kurikulum SMA/MA/bentuk lain yang sederajat


Struktur kurikulum SMA/MA/bentuk lain yang sederajat terdiri
atas 2 (dua) Fase yaitu:
a. Fase E untuk kelas X; dan
b. Fase F untuk kelas XI dan kelas XII.
Struktur kurikulum untuk SMA/MA/bentuk lain yang sederajat
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan
sekitar 30% (tiga puluh persen) total JP per tahun.

jdih.kemdikbud.go.id
- 15 -

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan


secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu
pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik,
dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada
mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek
dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran
projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu
pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.

Struktur Kurikulum SMA/MA/bentuk lain yang sederajat adalah


sebagai berikut.

Tabel 7. Alokasi waktu mata pelajaran


SMA/MA/bentuk lain yang sederajat kelas X
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran Intrakurikuler
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan
72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen dan


72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Katolik dan


72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Buddha dan


72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu dan


72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Khonghucu


72 (2) 36 108
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72

Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144

Matematika 108 (3) 36 144

jdih.kemdikbud.go.id
- 16 -

Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran Intrakurikuler
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Ilmu Pengetahuan Alam: Fisika,
216 (6) 108 324
Kimia, Biologi

Ilmu Pengetahuan Sosial:


Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, 288 (8) 144 432
Geografi

Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72

Pendidikan Jasmani Olahraga


72 (2) 36 108
dan Kesehatan

Informatika 72 (2) 36 108

Seni dan Prakarya***:


1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater 54 (2) ** 18 72
4. Seni Tari
5. Prakarya dan
Kewirausahaan

Muatan Lokal 72 (2) **** - 72****

Total*****: 1.098 (32) 486 1.584

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Mata pelajaran Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, dan Seni
dan Prakarya tidak dialokasikan penuh 36 minggu agar dapat
memenuhi alokasi untuk projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
dan/atau prakarya dan kewirausahaan. Peserta didik memilih 1
(satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari)
atau Prakarya dan Kewirausahaan (budidaya, pengolahan,
kerajinan, rekayasa).
**** Paling banyak 2 (dua) JP perminggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
pertahun.

jdih.kemdikbud.go.id
- 17 -

***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau


mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan


Sosial di kelas X SMA/MA/bentuk lain yang sederajat tidak
dipisahkan menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik. Namun
demikian, satuan pendidikan dapat menentukan bagaimana
muatan pelajaran diorganisasi. Pengorganisasian pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat
dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut:
a. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu
Pengetahuan Sosial secara terintegrasi;
b. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu
Pengetahuan Sosial secara bergantian dalam blok waktu
yang terpisah; atau
c. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu
Pengetahuan Sosial secara paralel, dengan JP terpisah
seperti mata pelajaran yang berbeda-beda, diikuti dengan
unit pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan muatan-
muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu
Pengetahuan Sosial tersebut.

Fase F untuk kelas XI dan kelas XII, struktur mata pelajaran


dibagi menjadi 2 (dua) kelompok utama, yaitu:
a. Kelompok mata pelajaran umum.
Setiap SMA/MA/bentuk lain yang sederajat wajib membuka
atau mengajarkan seluruh mata pelajaran dalam kelompok
ini dan wajib diikuti oleh semua peserta didik
SMA/MA/bentuk lain yang sederajat.
b. Kelompok mata pelajaran pilihan.
Setiap SMA/MA/bentuk lain yang sederajat wajib
menyediakan paling sedikit 7 (tujuh) mata pelajaran.

jdih.kemdikbud.go.id
- 18 -

Khusus untuk sekolah yang ditetapkan pemerintah sebagai


sekolah keolahragaan atau seni, dapat dibuka mata pelajaran
Olahraga atau Seni, sesuai dengan sumber daya yang tersedia di
SMA/MA/bentuk lain yang sederajat.

Tabel 8. Alokasi waktu mata pelajaran


SMA/MA/bentuk lain yang sederajat kelas XI
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Alokasi Projek
Total JP
Mata Pelajaran Intrakurikuler Penguatan
Per Tahun Profil Pelajar Per Tahun
(Minggu) Pancasila Per
Tahun
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum

1. Pendidikan Agama Islam dan


72 (2) 36 108
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen


72 (2) 36 108
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Katolik


72 (2) 36 108
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Buddha


72 (2) 36 108
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu


72 (2) 36 108
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 72 (2) 36 108
Pekerti*

2. Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72

3. Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144

4. Matematika 108 (3) 36 144

5. Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72

Pendidikan Jasmani
6. 72 (2) 36 108
Olahraga dan Kesehatan

7. Sejarah 54 (2) ** 18 72

8. Seni dan Budaya***: 54 (2) ** 18 72

jdih.kemdikbud.go.id
- 19 -

Alokasi
Alokasi Projek
Total JP
Mata Pelajaran Intrakurikuler Penguatan
Per Tahun Profil Pelajar Per Tahun
(Minggu) Pancasila Per
Tahun
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Jumlah JP Mata Pelajaran 576 (18) 216 792


Umum
B. Kelompok Mata Pelajaran Pilihan

1. Biologi

2. Kimia

3. Fisika

4. Informatika

5. Matematika tingkat lanjut

6. Sosiologi

7. Ekonomi

8. Geografi

9. Antropologi

10. Bahasa Indonesia tingkat


lanjut 720-900 (20-
11. Bahasa Inggris tingkat lanjut 25) **** -
720-900
12. Bahasa Korea

13. Bahasa Arab

14. Bahasa Mandarin

15. Bahasa Jepang

16. Bahasa Jerman

17. Bahasa Prancis

18. Prakarya dan


Kewirausahaan (budidaya,
kerajinan, rekayasa, atau
pengolahan) ****

19. mata pelajaran lainnya yang


dikembangkan sesuai

jdih.kemdikbud.go.id
- 20 -

Alokasi
Alokasi Projek
Total JP
Mata Pelajaran Intrakurikuler Penguatan
Per Tahun Profil Pelajar Per Tahun
(Minggu) Pancasila Per
Tahun
sumber daya yang
tersedia*****

Muatan lokal 72 (2) ****** - 72

Total *******: 1.296-1.476


216 1.512-1692
(38-43)

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler kelas XI tidak penuh 36 (tiga puluh enam)
minggu untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh)
minggu untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, Seni, dan
Sejarah.
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).
**** Alokasi masing-masing mata pelajaran pilihan (selain mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan) yaitu 5 (lima) JP per
minggu atau 180 (seratus delapan puluh) JP per tahun.
***** Pengaturan mata pelajaran lainnya yang dikembangkan sesuai
sumber daya yang tersedia diatur lebih lanjut oleh pemimpin
unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan
perbukuan.
****** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP per tahun.
******* Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal
dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 21 -

Tabel 9. Alokasi waktu mata pelajaran


SMA/MA/bentuk lain yang sederajat kelas XII
(Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek
Alokasi
Penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran Intrakurikuler
Profil
Per Tahun Tahun
Pelajar
(Minggu)
Pancasila
Per Tahun
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum:

1. Pendidikan Agama Islam dan


64 (2) 32 96
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Kristen


64 (2) 32 96
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Katolik


64 (2) 32 96
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Buddha


64 (2) 32 96
dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu dan


64 (2) 32 96
Budi Pekerti*

Pendidikan Agama
64 (2) 32 96
Khonghucu dan Budi Pekerti*

2. Pendidikan Pancasila 48 (2) ** 16 64

3. Bahasa Indonesia 96 (3) 32 128

4. Matematika 96 (3) 32 128

5. Bahasa Inggris 48 (2) ** 16 64

6. Seni dan Budaya***:


1. Seni Musik
2. Seni Rupa 48 (2) ** 16 64
3. Seni Teater
4. Seni Tari

7. Pendidikan Jasmani Olahraga


64 (2) 32 96
dan Kesehatan

8. Sejarah 48 (2) ** 16 64

Jumlah JP mata pelajaran umum 512 (18) 192 704

B. Kelompok Mata Pelajaran Pilihan

1. Biologi - 640 - 800

jdih.kemdikbud.go.id
- 22 -

Alokasi
Projek
Alokasi
Penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran Intrakurikuler
Profil
Per Tahun Tahun
Pelajar
(Minggu)
Pancasila
Per Tahun
2. Kimia

3. Fisika

4. Informatika

5. Matematika tingkat lanjut

6. Sosiologi

7. Ekonomi

8. Geografi

9. Antropologi

10. Bahasa Indonesia tingkat


lanjut

11. Bahasa Inggris tingkat lanjut

12. Bahasa Korea 640 - 800 (20 -


13. Bahasa Arab 25) ****
14. Bahasa Mandarin

15. Bahasa Jepang

16. Bahasa Jerman

17. Bahasa Prancis

18. Prakarya dan Kewirausahaan


(budidaya, kerajinan,
rekayasa, atau pengolahan)
****

19. mata pelajaran lainnya yang


dikembangkan sesuai dengan
sumber daya yang
tersedia*****

Muatan lokal 64 (2) ****** - 64

Total*******: 1.152-1.312
192 1.344-1.504
(38-43)

jdih.kemdikbud.go.id
- 23 -

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler kelas XII tidak penuh 32 (tiga puluh dua)
minggu, untuk memenuhi alokasi projek (24 (dua puluh empat)
minggu untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, Seni, dan
Sejarah).
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
dan budaya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni
Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni dan budaya (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).
**** Alokasi masing-masing mata pelajaran pilihan (selain mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan) yaitu 5 (lima) JP per
minggu atau 180 (seratus delapan puluh) JP per tahun.
***** Pengaturan mata pelajaran lainnya yang dikembangkan sesuai
sumber daya yang tersedia diatur lebih lanjut oleh pemimpin
unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan
perbukuan.
****** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 64 (enam puluh
empat) JP per tahun.
******* Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal
dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.

Berikut merupakan penjelasan dari struktur kurikulum


SMA/MA/bentuk lain yang sederajat secara umum:
a. Satuan pendidikan wajib membuka kelompok mata
pelajaran umum serta sekurang-kurangnya 7 (tujuh) mata
pelajaran pilihan.
b. Setiap peserta didik wajib mengikuti:
1) seluruh mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran
umum;
2) memilih 4 (empat) sampai dengan 5 (lima) mata
pelajaran dari kelompok mata pelajaran pilihan yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan,
disesuaikan dengan minat, bakat, dan kemampuan peserta
didik kelas X.

jdih.kemdikbud.go.id
- 24 -

c. Peserta didik diperbolehkan mengganti mata pelajaran


pilihan pada kelas XI semester 2 (dua) berdasarkan penilaian
ulang satuan pendidikan terhadap minat, bakat, dan
kemampuan peserta didik.
d. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di
SMA/MA/bentuk lain yang sederajat menyediakan layanan
program kebutuhan khusus sesuai kondisi peserta didik.
f. Beban belajar bagi penyelenggara pendidikan dengan SKS
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai SKS.
g. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat,
bakat, dan kemampuan peserta didik dilakukan oleh guru
yang dikoordinasikan oleh guru BK. Jika ketersediaan guru
BK belum mencukupi, maka koordinasi dilakukan oleh guru
lain.

4. Struktur Kurikulum SMK/MAK

Perubahan kurikulum SMK/MAK diawali dengan penataan ulang


Spektrum Keahlian SMK/MAK. Spektrum Keahlian adalah daftar
bidang dan program keahlian SMK yang disusun berdasarkan
kebutuhan dunia kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia
industri, badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,
instansi pemerintah atau lembaga lainnya serta perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Spektrum
Keahlian SMK/MAK merupakan acuan penyusunan struktur
kurikulum serta pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan
program keahlian pada SMK/MAK. Setiap program keahlian
terdiri atas minimum 1 (satu) konsentrasi keahlian. Konsentrasi
keahlian diselenggarakan dalam program 3 (tiga) tahun atau
program 4 (empat) tahun diatur lebih lanjut dalam keputusan

jdih.kemdikbud.go.id
- 25 -

pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen,


dan perbukuan.

Tabel 10. Spektrum Keahlian Kurikulum SMK/MAK

No. Bidang Keahlian Program Keahlian

1. Teknologi 1.1 Teknik Perawatan Gedung


Konstruksi dan
Properti 1.2 Konstruksi dan Perawatan Bangunan Sipil

1.3 Teknik Konstruksi dan Perumahan

1.4 Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan

1.5 Teknik Furnitur

2. Teknologi 2.1 Teknik Mesin


Manufaktur dan
Rekayasa 2.2 Teknik Otomotif

2.3 Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam

2.4 Teknik Logistik

2.5 Teknik Elektronika

2.6 Teknik Pesawat Udara

2.7 Teknik Konstruksi Kapal

2.8 Kimia Analisis

2.9 Teknik Kimia Industri

2.10 Teknik Tekstil

3. Energi dan 3.1 Teknik Ketenagalistrikan


Pertambangan
3.2 Teknik Energi Terbarukan

3.3 Teknik Geospasial

3.4 Teknik Geologi Pertambangan

3.5 Teknik Perminyakan

4. Teknologi 4.1 Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim


Informasi
4.2 Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi

jdih.kemdikbud.go.id
- 26 -

No. Bidang Keahlian Program Keahlian

5. Kesehatan dan 5.1 Layanan Kesehatan


Pekerjaan Sosial
5.2 Teknik Laboratorium Medik

5.3 Teknologi Farmasi

5.4 Pekerjaan Sosial

6. Agribisnis dan 6.1 Agribisnis Tanaman


Agriteknologi
6.2 Agribisnis Ternak

6.3 Agribisnis Perikanan

6.4 Usaha Pertanian Terpadu

6.5 Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian

6.6 Kehutanan

7. Kemaritiman 7.1 Teknika Kapal Penangkapan Ikan

7.2 Nautika Kapal Penangkapan Ikan

7.3 Teknika Kapal Niaga

7.4 Nautika Kapal Niaga

8. Bisnis dan 8.1 Pemasaran


Manajemen
8.2 Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis

8.3 Akuntansi dan Keuangan Lembaga

9. Pariwisata 9.1 Usaha Layanan Pariwisata

9.2 Perhotelan

9.3 Kuliner

9.4 Kecantikan dan Spa

10. Seni dan 10.1 Seni Rupa


Ekonomi
Kreatif 10.2 Desain Komunikasi Visual

10.3 Desain dan Produksi Kriya

10.4 Seni Pertunjukan

10.5 Broadcasting dan Perfilman

jdih.kemdikbud.go.id
- 27 -

No. Bidang Keahlian Program Keahlian

10.6 Animasi

10.7 Busana

Struktur kurikulum mengatur beban belajar untuk setiap muatan


atau mata pelajaran dalam jam pelajaran (JP) tahunan dan/atau
per 3 (tiga) tahun atau per 4 (empat) tahun atau dikenal dengan
sistem blok. Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat mengatur
pembelajaran secara fleksibel di mana alokasi waktu setiap
minggunya tidak selalu sama dalam 1 (satu) tahun.
Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan
sekitar 30% (tiga puluh persen) total JP per tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu
pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik,
dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada
mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek
dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran
projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu
pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.

Struktur kurikulum SMK/MAK ditunjukkan pada tabel berikut


ini.
Tabel 11. Struktur Kurikulum kelas X SMK/MAK
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Mata Pelajaran Penguatan Per
Intrakurikuler
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum:

1. 1Pendidikan Agama Islam dan


90 18 108
. Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
- 28 -

Pendidikan Agama Kristen dan


90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
90 18 108
dan Budi Pekerti*
2. 2Pendidikan Pancasila
54 18 72
.
3. Bahasa Indonesia 108 36 144
4. 4Pendidikan Jasmani, Olahraga,
90 18 108
. dan Kesehatan
5. Sejarah 54 18 72
6. 6Seni Budaya**:
. 1. Seni Musik
2. Seni Rupa 54 18 72
3. Seni Teater
4. Seni Tari

7. Muatan Lokal*** 72 - 72

Jumlah JP Mata Pelajaran Umum (A): 450 126 576


B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan:
1. Matematika 108 36 144
2. Bahasa Inggris 108 36 144

3. Informatika 108 36 144

4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam


162 54 216
dan Sosial****
5. Dasar-dasar Program Keahlian 432 - 432

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran


918 162 1.080
Kejuruan (B):
Total***** 1.368 288 1.656
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Seni Tari).

jdih.kemdikbud.go.id
- 29 -

*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
per tahun.
**** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu
Pengetahuan Sosial disesuaikan dengan kebutuhan Program
Keahlian.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.

Tabel 12. Struktur Kurikulum kelas XI SMK/MAK


(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Mata Pelajaran Penguatan Per
Intrakurikuler
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum:

1. 1 Pendidikan Agama Islam dan


90 18 108
. Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
90 18 108
dan Budi Pekerti*
2. 2
Pendidikan Pancasila 54 18 72
.
3. Bahasa Indonesia 90 18 108
4. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
54 18 72
dan Kesehatan
5. Sejarah 54 18 72

6. Muatan Lokal** 72 - 72

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran


342 90 432
Umum (A):
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan:

jdih.kemdikbud.go.id
- 30 -

Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Penguatan
Mata Pelajaran Intrakurikuler Per
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
1. Matematika 90 18 108

2. Bahasa Inggris 108 36 144

3. Mata Pelajaran [Konsentrasi


648 - 648
Keahlian]***
4. Projek Kreatif dan Kewirausahaan 180 - 180

5. Mata Pelajaran Pilihan**** 144 - 144

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran


1.170 54 1.224
Kejuruan (B):
Total***** 1.512 144 1.656
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih
oleh peserta didik.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.

Tabel 13. Struktur Kurikulum Kelas XII SMK/MAK (Program 3 Tahun)


(Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, mata pelajaran
lainnya = 18 minggu dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Mata Pelajaran Penguatan Per
Intrakurikuler
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum:

1. Pendidikan Agama Islam dan


36 18 54
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen
36 18 54
dan Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
- 31 -

Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Penguatan
Mata Pelajaran Intrakurikuler Per
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
Pendidikan Agama Katolik
36 18 54
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha
36 18 54
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
36 18 54
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama
36 18 54
Khonghucu dan Budi Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 36 - 36
3. Bahasa Indonesia 36 18 54

4. Muatan Lokal** 36 - 36

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran


108 36 144
Umum (A):
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan:
6. Matematika 54 - 54

7. Bahasa Inggris 72 - 72

8. Mata Pelajaran [Konsentrasi


396 - 396
Keahlian]***
9. Projek Kreatif dan
90 - 90
Kewirausahaan
10. Praktik Kerja Lapangan**** 792 - 792

11. Mata Pelajaran Pilihan***** 108 - 108

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran


1.512 - 1.512
Kejuruan (B):
Total****** 1.620 36 1.656
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Praktik kerja lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama
6 (enam) bulan di kelas XII.

jdih.kemdikbud.go.id
- 32 -

***** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh
peserta didik.
****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.

Tabel 14. Struktur Kurikulum Kelas XII SMK/MAK (Program 4 Tahun)


(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Penguatan
Mata Pelajaran Intrakurikuler Per
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum:
Pendidikan Agama Islam dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
90 18 108
Budi Pekerti*
1.
Pendidikan Agama Buddha
90 18 108
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
90 18 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
90 18 108
dan Budi Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
3. Bahasa Indonesia 90 18 108
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
4. 54 18 72
dan Kesehatan
5. Sejarah 54 18 72
6. Muatan Lokal** 72 - 72
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
342 90 432
Umum (A):
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan:
1. Matematika 90 18 108
2. Bahasa Inggris 108 36 144
Mata Pelajaran [Konsentrasi
3. 648 - 648
Keahlian]***
Projek Kreatif dan
4. 180 - 180
Kewirausahaan

jdih.kemdikbud.go.id
- 33 -

5. Mata Pelajaran Pilihan**** 144 - 144


Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
1.170 54 1.224
Kejuruan (B):
Total***** 1.512 144 1.656
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh
peserta didik.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.

Tabel 15. Struktur Kurikulum Kelas XIII


SMK/MAK (Program 4 Tahun)
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Penguatan
Mata Pelajaran Intrakurikuler Per
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran


- - -
Umum (A):

B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan:

1. Matematika 72 - 72

2. Bahasa Inggris 216 - 216

3. Praktik Kerja Lapangan* 1.368 - 1.368

Jumlah Kelompok Mata Pelajaran


1.656 - 1.656
Kejuruan (B):

Total 1.656 - 1.656

jdih.kemdikbud.go.id
- 34 -

Keterangan:
* Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 10
(sepuluh) bulan 27 (dua puluh tujuh) sampai dengan 28 (dua puluh
delapan) minggu di kelas XIII.

Berikut merupakan penjelasan dari struktur kurikulum merdeka


SMK/MAK secara umum.
a. Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 (dua) bagian utama yaitu
Kelompok Mata Pelajaran Umum (A) dan Kelompok Mata Pelajaran
Kejuruan (B).
b. Kelompok Mata Pelajaran Umum (A) merupakan kelompok mata
pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi
utuh, sesuai dengan fase perkembangan, berkaitan dengan norma-
norma kehidupan baik sebagai makhluk yang Berketuhanan Yang
Maha Esa, individu, sosial, warga negara Kesatuan Republik Indonesia
maupun sebagai warga dunia.
c. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B) merupakan kelompok mata
pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu
agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja serta ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
d. Mata Pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk
menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis guna
menyelesaikan beragam permasalahan umum.
e. Mata Pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berisi muatan
tentang literasi ilmu pengetahuan alam dan sosial yang diformulasikan
dalam tema-tema kehidupan yang kontekstual dan aktual.
f. Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di kelas X merupakan mata
pelajaran dasar-dasar Program Keahlian.
g. Pada program 3 (tiga) tahun, Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di
kelas XI sampai dengan kelas XII merupakan mata pelajaran dalam
konsentrasi keahlian tertentu.
h. Pada program 4 (empat) tahun, Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari
di kelas XI sampai dengan kelas XIII merupakan mata pelajaran dalam
konsentrasi keahlian tertentu.
i. Mata pelajaran kejuruan berisi elemen-elemen pembelajaran minimum
dan dapat ditambah oleh satuan pendidikan bersama mitra dunia kerja

jdih.kemdikbud.go.id
- 35 -

sesuai kebutuhan dunia kerja.


j. Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan merupakan wahana
pembelajaran bagi peserta didik melalui pendekatan pembelajaran
berbasis projek untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan
kompetensi yang dikuasai pada kegiatan pembuatan produk/pekerjaan
layanan jasa secara kreatif dan bernilai ekonomis.
k. Pada program 3 (tiga) tahun, Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan
mata pelajaran yang dilaksanakan secara blok dan direncanakan
pelaksanaannya di kelas XII selama 6 (enam) bulan atau 18 (delapan
belas) minggu dengan asumsi 46 (empat puluh enam) JP per minggu.
l. Pada program 4 (empat) tahun, PKL merupakan mata pelajaran yang
dilaksanakan secara blok dan direncanakan pelaksanaannya di kelas
XIII selama 10 (sepuluh) bulan atau 27 (dua puluh tujuh) – 28 (dua
puluh delapan) minggu dengan asumsi 46 (empat puluh enam) JP per
minggu.
m. Mata Pelajaran ini merupakan wahana pembelajaran di dunia kerja
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik meningkatkan
penguasaan kompetensi teknis (technical skills) sesuai dengan
konsentrasi keahliannya serta menginternalisasi karakter dan budaya
kerja (soft skills).
n. Pelaksanaan mata pelajaran PKL mengacu pada panduan yang
ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi pendidikan
vokasi.
o. Mata Pelajaran Pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh
peserta didik berdasarkan renjana (passion) untuk pengembangan diri,
baik untuk berwirausaha, bekerja pada bidangnya, maupun
melanjutkan pendidikan. Contohnya: Mata pelajaran Bahasa Asing
selain Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, atau mata pelajaran
kejuruan lain di luar konsentrasi keahliannya.
p. Pelaksanaan mata pelajaran pilihan diatur lebih lanjut oleh pemimpin
unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.
q. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan
muatan tambahan sesuai kebutuhan peserta didik, dunia kerja dan
karakteristik satuan pendidikan dan/atau daerah secara fleksibel
r. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penganut Kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan sesuai peraturan perundang-

jdih.kemdikbud.go.id
- 36 -

undangan yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan


kepada Tuhan Yang Maha Esa.
s. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di SMK/MAK
menyediakan layanan program kebutuhan khusus sesuai kondisi
peserta didik.
t. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat, bakat, dan
kemampuan peserta didik dilakukan oleh guru yang dikoordinasikan
oleh guru BK. Jika ketersediaan guru BK belum mencukupi, maka
koordinasi dilakukan oleh guru lain.

5. Struktur Kurikulum SLB


Struktur kurikulum SLB mengacu kepada struktur kurikulum SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA yang disesuaikan untuk peserta didik
berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual. Untuk peserta didik
yang tidak mengalami hambatan intelektual dapat menggunakan
kurikulum pendidikan reguler yang disesuaikan dengan kondisi peserta
didik. Penyesuaian struktur kurikulum dimaksud dilakukan terhadap
keterampilan fungsional dan mata pelajaran yang menunjang kebutuhan
tersebut.

Struktur Kurikulum SDLB adalah sebagai berikut.

Tabel 16. Alokasi waktu mata pelajaran SDLB Kelas I


(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 30 menit)

Alokasi projek
Alokasi
penguatan Total JP Per
intrakurikuler
Mata Pelajaran profil pelajar
per tahun Tahun
Pancasila per
(minggu)
tahun
Pendidikan Agama Islam
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama
108 (3) 36 144
Buddha dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu
108 (3) 36 144
dan] Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
- 37 -

Alokasi projek
Alokasi
penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran intrakurikuler
profil pelajar
per tahun Tahun
Pancasila per
(minggu)
tahun
Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 108 (3) 36 144
Pekerti*
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Matematika 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Jasmani
54 (2) ** 18 72
Olahraga dan Kesehatan
Seni Budaya ***:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 252 (7) 108 360
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Program Kebutuhan
Khusus
Dipilih sesuai jenis
hambatan peserta didik
1. Pengembangan
orientasi, mobilitas,
sosial, dan komunikasi
(hambatan
penglihatan/
tunanetra)
2. Pengembangan
komunikasi, persepsi
bunyi, dan irama;
(hambatan
216 (6) - 216 (6)
pendengaran/
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan
intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri
dan pengembangan
gerak (hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan
komunikasi, interaksi
sosial, dan perilaku
(autis)
Bahasa Inggris 72 (2) **** - 72****
Muatan Lokal 72 (2) **** - 72

jdih.kemdikbud.go.id
- 38 -

Alokasi projek
Alokasi
penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran intrakurikuler
profil pelajar
per tahun Tahun
Pancasila per
(minggu)
tahun
Total *****: 846 (25) 234 1.080
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu
untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu untuk
Pendidikan Pancasila, Matematika, dan Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
**** Maksimal 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per
tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Tabel 17. Alokasi waktu mata pelajaran SDLB Kelas II


(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 30 menit)

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikuler penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran
per tahun profil pelajar Tahun
(minggu) Pancasila per
tahun
Pendidikan Agama Islam dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
- 39 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikuler penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran
per tahun profil pelajar Tahun
(minggu) Pancasila per
tahun
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Matematika 108 (3) 36 144
Pendidikan Jasmani Olahraga
54 (2) ** 18 72
dan Kesehatan
Seni Budaya ***:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 252 (7) 108 360
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Program Kebutuhan Khusus

Dipilih sesuai jenis hambatan


peserta didik
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra)
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama;
(hambatan pendengaran/
216 (6) - 216 (6)
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Bahasa Inggris 72 (2) **** - 72****
Muatan Lokal 72 (2) **** - 72****
Total*****: 900 (26) 252 1.152
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu untuk
memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu untuk
Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (PJOK).

jdih.kemdikbud.go.id
- 40 -

*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni


musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
**** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.

Tabel 18. Alokasi waktu mata pelajaran SDLB Kelas III-IV


(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 30 menit)

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Islam dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Bahasa Indonesia 72 (2) 36 108
Matematika 72 (2) 36 108
Ilmu Pengetahuan Alam Sosial 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga
54 (2) ** 18 72
dan Kesehatan
Seni Budaya ***:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 360 (10) 144 504
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Program Kebutuhan Khusus
216 (6) - 216

jdih.kemdikbud.go.id
- 41 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Dipilih sesuai jenis hambatan
peserta didik
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra)
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama;
(hambatan pendengaran/
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Bahasa Inggris 72 (2) **** - 72****
Muatan Lokal 72 (2) **** - 72****
Total*****: 990 (29) 306 1.296
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu
untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu untuk
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (PJOK), dan IPAS).
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
**** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per
tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 42 -

Tabel 19. Alokasi waktu mata pelajaran SDLB Kelas V


(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 30 menit)

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
penguatan profil Total JP Per
Mata Pelajaran er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Islam dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
108 (3) 36 144
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
108 (3) 36 144
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Matematika 108 (3) 36 144
Ilmu Pengetahuan Alam Sosial 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga
54 (2) ** 18 72
dan Kesehatan
Seni Budaya ***:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 360 (10) 144 504
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Program Kebutuhan Khusus

Dipilih sesuai jenis hambatan


peserta didik
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra) 144 (4) - 144
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama;
(hambatan pendengaran/
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan intelektual/
tunagrahita)

jdih.kemdikbud.go.id
- 43 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Bahasa Inggris 72 (2) **** - 72****
Muatan Lokal 72 (2) **** - 72****
Total*****: 990 (29) 306 1.296
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu
untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu untuk
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (PJOK), dan IPAS.
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
**** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Tabel 20. Alokasi waktu mata pelajaran SDLB Kelas VI


(Asumsi 1 Tahun = 32 minggu, 1 JP = 30 menit)
Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Islam dan
96 (3) 32 128
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
96 (3) 32 128
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
96 (3) 32 128
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
96 (3) 32 128
Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
- 44 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Hindu dan
96 (3) 32 128
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
96 (3) 32 128
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 48 (2) ** 16 64
Bahasa Indonesia 96 (2) 32 128
Matematika 96 (2) 32 128
Ilmu Pengetahuan Alam Sosial 48 (2) ** 16 64
Pendidikan Jasmani Olahraga
48 (2) ** 16 64
dan Kesehatan
Seni Budaya***:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 320 (10) 128 448
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Program Kebutuhan Khusus

Dipilih sesuai jenis hambatan


peserta didik
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra)
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama;
(hambatan pendengaran/
128 (4) - 128
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Bahasa Inggris 64 (2) **** - 64****
Muatan Lokal 64 (2) **** - 64****
Total*****: 880 (29) 272 1.152

jdih.kemdikbud.go.id
- 45 -

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 32 (tiga puluh dua) minggu untuk
memenuhi alokasi projek 24 (dua puluh empat) minggu untuk
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (PJOK), dan IPAS.
*** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
**** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 64 (enam puluh empat) JP
pertahun sebagai mata pelajaran.
***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Struktur Kurikulum SMPLB adalah sebagai berikut

Tabel 21. Alokasi waktu mata pelajaran SMPLB Kelas VII


(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 35 menit)

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Islam dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
54 (2) ** 18 72
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Bahasa Indonesia 54 (2) ** 18 72
Matematika 54 (2) ** 18 72
Ilmu Pengetahuan Alam 54 (2) ** 18 72

jdih.kemdikbud.go.id
- 46 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Ilmu Pengetahuan Sosial 54 (2) ** 18 72
Bahasa Inggris*** 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga
54 (2) ** 18 72
dan Kesehatan
Seni Budaya ****:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 54 (2) ** 18 72
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Kelompok Keterampilan
dapat memilih 2 (dua) atau
lebih:
1. Tata Busana
2. Tata Boga
3. Tata Kecantikan
4. Tata Graha
5. Teknologi Informasi
Komunikasi
6. Perbengkelan Sepeda
Motor
7. Cetak Saring/Sablon
8. Seni Membatik
9. Suvenir 468 (13) 144 612
10. Budidaya Tanaman
Hortikultura
11. Pijat/Akupresur
12. Teknik Penyiaran Radio
13. Seni Musik
14. Fotografi
15. Desain Grafis
16. Seni Tari
17. Seni Lukis
18. Elektronika Alat Rumah
Tangga
19. Budidaya Perikanan
20. Budidaya Peternakan
Program Kebutuhan Khusus

Dipilih sesuai jenis hambatan


peserta didik
108 (3) - 108
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra)

jdih.kemdikbud.go.id
- 47 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama;
(hambatan pendengaran/
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Muatan Lokal 72 (2) ***** - 72*****
Total****** 1.062 (34) 306 1.368
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu
untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu tiap
mata pelajaran, kecuali Kelompok Keterampilan, Program
Kebutuhan Khusus, dan Muatan Lokal.
*** Bahasa Inggris bersifat pilihan.
**** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
***** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.
****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 48 -

Tabel 22. Alokasi waktu mata pelajaran SMPLB Kelas VIII


(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 35 menit)

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
penguatan profil Total JP Per
Mata Pelajaran er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Islam dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
54 (2) ** 18 72
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Bahasa Indonesia 54 (2) ** 18 72
Matematika 54 (2) ** 18 72
Ilmu Pengetahuan Alam 54 (2) ** 18 72
Ilmu Pengetahuan Sosial 54 (2) ** 18 72
Bahasa Inggris*** 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga
54 (2) ** 18 72
dan Kesehatan
Seni Budaya ****:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 54 (2) **** 18 72
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Kelompok Keterampilan
Dapat memilih salah satu:
1. Tata Busana
2. Tata Boga
3. Tata Kecantikan
4. Tata Graha
5. Teknologi Informasi 468 (13) 144 612
Komunikasi
6. Perbengkelan Sepeda
Motor
7. Cetak Saring/Sablon
8. Seni Membatik
9. Suvenir

jdih.kemdikbud.go.id
- 49 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
10. Budidaya Tanaman
Hortikultura
11. Pijat/Akupresur
12. Teknik Penyiaran Radio
13. Seni Musik
14. Fotografi
15. Desain Grafis
16. Seni Tari
17. Seni Lukis
18. Elektronika Alat Rumah
Tangga
19. Budidaya Perikanan
20. Budidaya Peternakan
Program Kebutuhan Khusus

Dipilih sesuai jenis hambatan


peserta didik
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra)
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama;
(hambatan pendengaran/
108 (3) - 108
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Muatan Lokal 72 (2) ***** - 72*****
Total****** 1.062 (34) 306 1.368
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu
untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu tiap
mata pelajaran, kecuali Kelompok Keterampilan, Program
Kebutuhan Khusus, dan Muatan Lokal.

jdih.kemdikbud.go.id
- 50 -

*** Bahasa Inggris bersifat pilihan.


**** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
***** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.
****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Tabel 23. Alokasi waktu mata pelajaran SMPLB Kelas IX


(Asumsi 1 Tahun = 32 minggu, 1 JP = 35 menit)
Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul Total JP
Mata Pelajaran penguatan profil
er per
pelajar Pancasila Per Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Islam dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
48 (2) ** 16 64
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 48 (2) ** 16 64
Bahasa Indonesia 48 (2) ** 16 64
Matematika 48 (2) ** 16 64
Ilmu Pengetahuan Alam 48 (2) ** 16 64
Ilmu Pengetahuan Sosial 48 (2) ** 16 64
Bahasa Inggris*** 48 (2) ** 16 64
Pendidikan Jasmani Olahraga
48 (2) ** 16 64
dan Kesehatan
Seni Budaya ****:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 48 (2) **** 16 64
3. Seni Teater
4. Seni Tari

jdih.kemdikbud.go.id
- 51 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul Total JP
Mata Pelajaran penguatan profil
er per
pelajar Pancasila Per Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Kelompok Keterampilan
Dapat memilih salah satu:
1. Tata Busana
2. Tata Boga
3. Tata Kecantikan
4. Tata Graha
5. Teknologi Informasi
Komunikasi
6. Perbengkelan Sepeda Motor
7. Cetak Saring/Sablon
8. Seni Membatik
9. Suvenir
10. Budidaya Tanaman 416 (13) 128 544
Hortikultura
11. Pijat/Akupresur
12. Teknik Penyiaran Radio
13. Seni Musik
14. Fotografi
15. Desain Grafis
16. Seni Tari
17. Seni Lukis
18. Elektronika Alat Rumah
Tangga
19. Budidaya Perikanan
20. Budidaya Peternakan
Program Kebutuhan Khusus

Dipilih sesuai jenis hambatan


peserta didik
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra)
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama; 96 (3) - 96
(hambatan pendengaran/
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)

jdih.kemdikbud.go.id
- 52 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul Total JP
Mata Pelajaran penguatan profil
er per
pelajar Pancasila Per Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Muatan Lokal 64 (2) ***** - 64*****
Total****** 944 (34) 272 1.216
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 32 (tiga puluh dua) minggu untuk
memenuhi alokasi projek 24 (dua puluh empat) minggu tiap mata
pelajaran, kecuali Kelompok Keterampilan, Program Kebutuhan
Khusus, dan Muatan Lokal.
*** Bahasa Inggris bersifat pilihan.
**** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
***** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 64 (enam puluh empat) JP
pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.
****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Struktur Kurikulum SMALB adalah sebagai berikut.

Tabel 24. Alokasi waktu mata pelajaran SMALB Kelas X


(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 40 menit)

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
penguatan profil Total JP Per
Mata Pelajaran er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Islam dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
- 53 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Katolik dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
54 (2) ** 18 72
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Bahasa Indonesia 54 (2) ** 18 72
Matematika 54 (2) ** 18 72
Ilmu Pengetahuan Alam 54 (2) ** 18 72
Ilmu Pengetahuan Sosial 54 (2) ** 18 72
Bahasa Inggris*** 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga
54 (2) ** 18 72
dan Kesehatan
Seni dan Budaya *****:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 54 (2) ** 18 72
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Kelompok Keterampilan
Dapat memilih salah satu:
1. Tata Busana
2. Tata Boga
3. Tata Kecantikan
4. Tata Graha
5. Teknologi Informasi
Komunikasi
6. Perbengkelan Sepeda Motor
7. Cetak Saring/Sablon
8. Seni Membatik 648 (18) 216 864
9. Suvenir
10. Budidaya Tanaman
Hortikultura
11. Pijat/Akupresur
12. Teknik Penyiaran Radio
13. Seni Musik
14. Fotografi
15. Desain Grafis
16. Seni Tari
17. Seni Lukis

jdih.kemdikbud.go.id
- 54 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
18. Elektronika Alat Rumah
Tangga
19. Budidaya Perikanan
20. Budidaya Peternakan
Program Kebutuhan Khusus

Dipilih sesuai jenis hambatan


peserta didik
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra)
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama;
(hambatan pendengaran/
72 (2) - 72
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Muatan Lokal 72 (2) ***** - 72*****
Total****** 1.206 (38) 378 1.584
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu
untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu tiap
mata pelajaran, kecuali Kelompok Keterampilan, Program
Kebutuhan Khusus, dan Muatan Lokal.
*** Bahasa Inggris bersifat pilihan.
**** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).

jdih.kemdikbud.go.id
- 55 -

***** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP


pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.
****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Tabel 25. Alokasi waktu mata pelajaran SMALB Kelas XI


(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 40 menit)

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
penguatan profil Total JP Per
Mata Pelajaran er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Islam dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
54 (2) ** 18 72
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
54 (2) ** 18 72
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
Bahasa Indonesia 54 (2) ** 18 72
Matematika 54 (2) ** 18 72
Ilmu Pengetahuan Alam 54 (2) ** 18 72
Ilmu Pengetahuan Sosial 54 (2) ** 18 72
Bahasa Inggris*** 54 (2) ** 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga
54 (2) ** 18 72
dan Kesehatan
Seni dan Budaya****:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 54 (2) ** 18 72
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Kelompok Keterampilan*****
Dapat memilih salah satu:
1. Tata Busana 720 (20) 216 936
2. Tata Boga
3. Tata Kecantikan

jdih.kemdikbud.go.id
- 56 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
4. Tata Graha
5. Teknologi Informasi
Komunikasi
6. Perbengkelan Sepeda
Motor
7. Cetak Saring/Sablon
8. Seni Membatik
9. Suvenir
10. Budidaya Tanaman
Hortikultura
11. Pijat/Akupresur
12. Teknik Penyiaran Radio
13. Seni Musik
14. Fotografi
15. Desain Grafis
16. Seni Tari
17. Seni Lukis
18. Elektronika Alat Rumah
Tangga
19. Budidaya Perikanan
20. Budidaya Peternakan
Program Kebutuhan Khusus

Dipilih sesuai jenis hambatan


peserta didik
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra)
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama;
(hambatan pendengaran/
72 (2)
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(Hambatan intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Muatan Lokal 72 (2) ****** - 72******
Total******* 1.278 (40) 378 1.656

jdih.kemdikbud.go.id
- 57 -

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing
** Pembelajaran reguler tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu
untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu tiap
mata pelajaran, kecuali Kelompok Keterampilan, Program
Kebutuhan Khusus, dan Muatan Lokal.
*** Bahasa Inggris bersifat pilihan
**** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
***** Peserta didik wajib melaksanakan magang untuk mata pelajaran
pada Kelompok Keterampilan minimal 1 (satu) bulan di lingkungan
masyarakat atau dunia kerja.
****** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.
******* Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

Tabel 26. Alokasi waktu mata pelajaran SMALB Kelas XII


(Asumsi 1 Tahun = 32 minggu, 1 JP = 40)
Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Pendidikan Agama Islam dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
48 (2) ** 16 64
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
48 (2) ** 16 64
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 48 (2) ** 16 64

jdih.kemdikbud.go.id
- 58 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
Bahasa Indonesia 48 (2) ** 16 64
Matematika 48 (2) ** 16 64
Ilmu Pengetahuan Alam 48 (2) ** 16 64
Ilmu Pengetahuan Sosial 48 (2) ** 16 64
Bahasa Inggris*** 48 (2) ** 16 64
Pendidikan Jasmani Olahraga
48 (2) ** 16 64
dan Kesehatan
Seni Budaya ****:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa 48 (2) *** 16 64
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Kelompok Keterampilan
Dapat memilih salah satu:
1. Tata Busana
2. Tata Boga
3. Tata Kecantikan
4. Tata Graha
5. Teknologi Informasi
Komunikasi
6. Perbengkelan Sepeda
Motor
7. Cetak Saring/Sablon
8. Seni Membatik
9. Souvenir
640 (20) 192 832
10. Budidaya Tanaman
Hortikultura
11. Pijat/Akupresur
12. Teknik Penyiaran Radio
13. Seni Musik
14. Fotografi
15. Desain Grafis
16. Seni Tari
17. Seni Lukis
18. Elektronika Alat Rumah
Tangga
19. Budidaya Perikanan
20. Budidaya Peternakan
Program Kebutuhan Khusus

Dipilih sesuai jenis hambatan


64 (2) - 64
peserta didik
1. Pengembangan orientasi,
mobilitas, sosial, dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 59 -

Alokasi
Alokasi projek
intrakurikul
Mata Pelajaran penguatan profil Total JP Per
er per
pelajar Pancasila Tahun
tahun
per tahun
(minggu)
komunikasi (hambatan
penglihatan/ tunanetra)
2. Pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi, dan irama;
(hambatan pendengaran/
tunarungu)
3. Pengembangan diri
(hambatan intelektual/
tunagrahita)
4. Pengembangan diri dan
pengembangan gerak
(hambatan fisik/
tunadaksa)
5. Pengembangan komunikasi,
interaksi sosial, dan
perilaku (autis)
Muatan Lokal 64 (2) ***** - 64*****
Total****** 1.136 (40) 336 1.472
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Pembelajaran reguler tidak penuh 32 (tiga puluh dua) minggu
untuk memenuhi alokasi projek 24 (dua puluh empat) minggu tiap
mata pelajaran, kecuali Kelompok Keterampilan, Program
Kebutuhan Khusus, dan Muatan Lokal.
*** Bahasa Inggris bersifat pilihan.
**** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (seni
musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, atau
seni tari).
***** Maksimal 2 (dua) JP perminggu atau 64 (enam puluh empat) JP
pertahun sebagai mata pelajaran pilihan.
****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 60 -

Berikut merupakan penjelasan dari struktur kurikulum SLB secara


umum:
a. JP paling besar yaitu kelompok keterampilan (untuk SMPLB dan
SMALB), dan mata pelajaran Seni dan Budaya untuk SDLB. Hal ini
didasarkan pada penekanan kemandirian dan pengembangan
keterampilan adaptif anak;
b. peserta didik SMPLB dan SMALB memilih 1 (satu) jenis keterampilan
sesuai dengan bakat dan minat di kelas VIII. Pada kelas VII peserta
didik dapat memilih 2 (dua) jenis atau lebih dari keterampilan yang
tersedia di satuan pendidikan masing-masing;
c. satuan pendidikan dapat mengembangkan jenis keterampilan secara
mandiri sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah dan
ketersediaan SDM;
d. mata pelajaran Seni Budaya di SMPLB dan SMALB pada kelompok
mata pelajaran umum berfungsi sebagai sarana apresiasi dan terapi,
sedangkan mata pelajaran Seni pada kelompok keterampilan berfungsi
sebagai pembekalan untuk profesi;
e. program kebutuhan khusus bertujuan untuk membantu anak
memaksimalkan indera yang dimilikinya dan mengatasi
keterbatasannya;
f. Program Kebutuhan Khusus di SMALB menjadi mata pelajaran wajib
seperti di SDLB dan SMPLB dengan pertimbangan mempersiapkan
peserta didik agar mampu hidup mandiri di lingkungan masyarakat;
g. pengampu mata pelajaran Program Kebutuhan Khusus adalah guru
pendidikan khusus, guru mata pelajaran lain atau guru kelas yang
telah dinilai layak oleh kepala satuan pendidikan;
h. selanjutnya guru mata pelajaran lain atau guru kelas yang dimaksud
wajib mendapatkan pelatihan kompetensi program kebutuhan khusus
(terstandar);
i. penentuan fase pada peserta didik didasarkan pada hasil asesmen
diagnostik, sehingga pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik, misalnya: salah satu peserta didik pada
kelas X SMALB (fase E) berdasarkan hasil asesmen diagnostik berada
pada fase C sehingga pembelajaran peserta didik tersebut tetap
mengikuti hasil asesmen diagnostik yaitu fase C;

jdih.kemdikbud.go.id
- 61 -

j. peserta didik berkebutuhan khusus yang tidak memiliki hambatan


intelektual di SLB atau Satuan Pendidikan Penyelenggara Pendidikan
Inklusif dapat menggunakan struktur kurikulum dan capaian
pembelajaran pendidikan reguler sesuai jenjangnya dengan
menerapkan prinsip-prinsip modifikasi kurikulum;
k. peserta didik berkebutuhan khusus dari SLB dapat melanjutkan
pendidikannya ke Satuan Pendidikan Penyelenggara Pendidikan
Inklusif dengan mengikuti kelas transisi;
l. alokasi waktu JP bersifat fleksibel sehingga satuan pendidikan dapat
menyesuaikan beban belajar dengan karakteristik, kebutuhan belajar
dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain;
m. muatan pelajaran kepercayaan untuk penganut Kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan sesuai peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa;
n. pelaksanaan magang diatur lebih lanjut oleh pemimpin unit utama
yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan;
o. proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat, bakat,
dan kemampuan peserta didik dilakukan oleh guru yang
dikoordinasikan oleh guru BK; dan
p. jika ketersediaan guru BK belum mencukupi, maka koordinasi
dilakukan oleh guru lain.

6. Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan (Program Paket A, Program


Paket B, dan Program Paket C)

Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri mata pelajaran


kelompok umum serta pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil
pelajar Pancasila. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun
mengacu pada standar nasional pendidikan dan sesuai jenjang pendidikan
formal dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua
peserta didik.
Kelompok pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil Pelajar Pancasila
mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan
kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan serta

jdih.kemdikbud.go.id
- 62 -

berbasis profil pelajar Pancasila. Pemberdayaan dan keterampilan


sebagaimana dimaksud dijelaskan sebagai berikut.
a. Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan
keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu
mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materi-materi
untuk mencapai kompetensi dapat meliputi pengembangan diri,
pengembangan kapasitas untuk mendukung keterampilan yang dipilih
peserta didik.
b. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi
sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan peluang
kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik mampu
melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan, dan
kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara
produktif.

Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam Satuan


Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik
melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan mandiri.
Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui
pembelajaran 1 (satu) jam tatap muka atau 2 (dua) jam tutorial atau 3 (tiga)
jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam
tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama
dengan 35 (tiga puluh lima) menit untuk Program Paket A, 40 (empat puluh)
menit untuk Program Paket B, dan 45 (empat puluh lima) menit untuk
Program Paket C.

Tabel 27. Struktur Kurikulum Program Paket A

Bobot Satuan Kredit


Mata Pelajaran/Program Kompetensi TOTAL
Pemberdayaan dan Keterampilan Fase A Fase B Fase C SKK
(Kelas I (Kelas III– (Kelas
– II) IV) V – VI)
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum

1. Pendidikan Agama Islam dan 57 60 64 181


Budi Pekerti* (2.052) (2.160) (2.304) (6.516)

Pendidikan Agama Kristen


dan Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
- 63 -

Pendidikan Agama Katolik


dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Buddha


dan Budi Pekerti*

Pendidikan Agama Hindu dan


Budi Pekerti*

Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi Pekerti*

2. Pendidikan Pancasila
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial
6. PJOK
7. Seni Budaya
8. Bahasa Inggris**
9. Muatan Lokal**
B. Kelompok Pemberdayaan dan Keterampilan Berbasis Profil Pelajar Pancasila

1. Pemberdayaan 8 12 18 38
2. Keterampilan (288) (432) (648) (1.368)
Total*** 65 72 82 219
(2.340) (2.592) (2.952) (7.884)

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP tiap minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP tiap
tahun.
*** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata
pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Tabel 28. Struktur Kurikulum Program Paket B


Bobot Satuan Kredit
Mata Pelajaran/Program Kompetensi Total
Pemberdayaan dan Keterampilan FASE D SKK
(Kelas VII – IX)
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
1. Pendidikan Agama Islam 88 (3.168) 88 (3.168)
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti*

jdih.kemdikbud.go.id
- 64 -

Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi
Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Bahasa Inggris
8 PJOK
9 Seni
Muatan Lokal**
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran 88 (3.168) 88 (3.168)
Umum (A)
B. Kelompok Pemberdayaan dan Keterampilan Berbasis Profil Pelajar
Pancasila
1. Pemberdayaan 30 (1.080) 30
2. Keterampilan (1.080)
Total*** 118 (4.248) 118
(4.248)
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP tiap minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
tiap tahun.
*** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata
pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Tabel 29. Struktur Kurikulum Program Paket C


Satuan Bobot Kompetensi
TOTAL
Mata Pelajaran FASE E FASE F SKK
KELAS X KELAS XI – XII
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum:
1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti* 20 (720) 27 (972) 47 (1.692)
2. Pendidikan Pancasila
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Bahasa Inggris
6. Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Biologi,
Kimia)**

jdih.kemdikbud.go.id
- 65 -

Satuan Bobot Kompetensi


TOTAL
Mata Pelajaran FASE E FASE F SKK
KELAS X KELAS XI – XII
7. Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah, Ekonomi,
Geografi, Sosiologi)**
8. Sejarah***
9. PJOK
10. Seni
B. Kelompok Mata Pelajaran Pilihan:
1. Biologi
2. Kimia
3. Fisika
4. Informatika
5. Matematika tingkat lanjut
6. Sosiologi
7. Ekonomi
8. Geografi
9. Antropologi - 39 (1.404) 39 (1.404)
10. Bahasa Indonesia tingkat lanjut
11. Bahasa Inggris tingkat lanjut
12. Bahasa Korea
13. Bahasa Arab
14. Bahasa Mandarin
15. Bahasa Jepang
16. Bahasa Jerman
17. Bahasa Prancis
Muatan Lokal****
Jumlah Mata Pelajaran Kelompok A + B 20 (720) 66 (2.376) 86 (3.096)
C. Program Pemberdayaan dan Keterampilan Berbasis Profil Pelajar Pancasila
1. Pemberdayaan
16 (576) 20 (720) 36 (1.296)
2. Keterampilan
Total***** 122
36 (1.296) 86 (3.096)
(4.392)
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Diberikan pada Kelas X (Fase E)
*** Diberikan pada Kelas XI dan XII (Fase F)
**** Paling banyak 2 (dua) JP tiap minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
tiap tahun.

jdih.kemdikbud.go.id
- 66 -

***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata
pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Berikut merupakan penjelasan dari struktur kurikulum Pendidikan


Kesetaraan (Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C
secara umum:
a. Ketentuan mengenai pemilihan mata pelajaran pilihan disesuaikan
dengan SMA/MA/bentuk lain yang sederajat.
b. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penganut Kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai layanan
pendidikan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat, bakat,
dan kemampuan peserta didik dilakukan oleh guru yang
dikoordinasikan oleh guru BK. Jika ketersediaan guru BK belum
mencukupi, maka koordinasi dilakukan oleh guru lain.

II. Capaian Pembelajaran


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual
dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta didik berkebutuhan
khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan
menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
CP untuk PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB,
SMALB, Pendidikan Kesetaraan (Program Paket A, Program Paket B, dan
Program Paket C) ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi
kurikulum, asesmen, dan perbukuan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 67 -

III. Pembelajaran dan Asesmen


A. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
1. Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip pembelajaran sebagai berikut:
a. pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap
perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan
karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam
sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan;
b. pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk
membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang
hayat;
c. proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi
dan karakter peserta didik secara holistik;
d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang
dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta
didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai
mitra; dan
e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang
berkelanjutan.
2. Prinsip Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut:
a. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses
pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan
informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik,
peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu
mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya;
b. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi
asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai

jdih.kemdikbud.go.id
- 68 -

tujuan pembelajaran;
c. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar,
menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar
untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai
selanjutnya;
d. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik
bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang
bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai,
serta strategi tindak lanjut; dan
e. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

B. Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen


1. Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya
digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan
tahap capaian peserta didik. Pada pendidikan khusus, asesmen
diagnostik dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran
sebagai rujukan untuk menyusun Program Pembelajaran
Individual (PPI).
2. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk
menentukan kegiatan pembelajaran dan perangkat ajar sesuai
dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan
karakteristik peserta didik.
3. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk
menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu
pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan
pembelajaran.
4. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan
pemerintah dan/atau membuat modul ajar merujuk pada modul
ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat
menggunakan modul ajar sebagai dokumen perencanaan
pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari
tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 69 -

asesmen yang digunakan untuk memantau ketercapaian tujuan


pembelajaran.
5. Untuk SMK/MAK, mitra dunia kerja dapat mendukung
pembelajaran, asesmen, dan uji kompetensi yang selaras dengan
prinsip-prinsip asesmen.
6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada
mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK/MAK
dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra
dunia kerja.

C. Pengolahan Hasil Asesmen


1. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk
menentukan strategi pengolahan hasil asesmen sesuai kebutuhan.
2. Satuan pendidikan dan pendidik menentukan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
3. Untuk SMK/MAK, satuan pendidikan dan pendidik memilih
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang sesuai dengan konsentrasi
keahlian. KUK menjadi kriteria minimum yang harus dicapai
peserta didik pada setiap unit kompetensi.

D. Pelaporan Kemajuan Belajar


1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor)
peserta didik.
2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas peserta
didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia, semester,
informasi pertumbuhan dan perkembangan anak, deskripsi
perkembangan capaian pembelajaran, dan refleksi orang tua.
Rapor PAUD juga berisikan informasi tentang hasil capaian anak
saat melakukan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
atau bentuk lain yang sederajat meliputi komponen identitas
peserta didik, nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata
pelajaran, nilai, deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
4. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang
tua/wali.

jdih.kemdikbud.go.id
- 70 -

5. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau bentuk


lain yang sederajat, satuan pendidikan dan pendidik memiliki
keleluasaan untuk menentukan deskripsi dalam menjelaskan
makna nilai yang diperoleh peserta didik.
6. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-kurangnya pada
setiap akhir semester.
7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta didik secara
berkala melalui e rapor/dapodik
8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat, satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk
menentukan kriteria kenaikan kelas dengan mempertimbangkan:
a. laporan kemajuan belajar;
b. laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar Pancasila;
c. portofolio peserta didik;
d. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi
pembelajaran lampau peserta didik untuk SMK/MAK;
e. prestasi akademik dan non-akademik;
f. ekstrakurikuler;
g. penghargaan peserta didik; dan
h. tingkat kehadiran.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembelajaran dan asesmen diatur dalam


panduan yang ditetapkan oleh pemimpin unit utama yang membidangi
kurikulum, asesmen, dan perbukuan.

Untuk panduan asesmen terkait unit kompetensi disusun setelah


berkoordinasi dengan pemimpin unit utama yang membidangi pendidikan
vokasi.

IV. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler
berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian
kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi
muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 71 -

Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari


intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak
harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.
Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja
untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.

A. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di PAUD


Penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dalam konteks
perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan enam karakter profil
pelajar Pancasila pada fase fondasi. Untuk pelaksanaan kegiatan di
PAUD, pemerintah menetapkan tema-tema utama yang dapat
dikerucutkan menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan
konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. Tema-tema utama
projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh
satuan PAUD adalah:
1. Aku Sayang Bumi. Tema ini bertujuan untuk mengenalkan peserta
didik pada isu lingkungan, eksplorasi dalam mencari solusi kreatif
yang dapat dilakukan oleh peserta didik, serta memupuk
kepedulian terhadap alam sebagai perwujudan rasa sayang
terhadap ciptaan Tuhan YME. Tema ini selaras dengan Tema Gaya
Hidup Berkelanjutan di jenjang pendidikan atasnya.
2. Aku Cinta Indonesia. Tema ini bertujuan agar peserta didik
mengenal identitas dan karakteristik negara, keberagaman budaya
dan ciri khas lainnya tentang Indonesia sehingga mereka
memahami identitas dirinya sebagai anak Indonesia, serta bangga
menjadi anak Indonesia. Tema ini selaras dengan Tema Kearifan
Lokal yang digunakan di jenjang pendidikan di atasnya.
3. Kita Semua Bersaudara. Tema ini bertujuan untuk mengajak
peserta didik untuk mampu berinteraksi dengan teman sebaya,
menghargai perbedaan, mau berbagi, dan mampu bekerja sama.
Tema ini selaras dengan Tema Kearifan Lokal yang digunakan di
jenjang pendidikan di atasnya.
4. Imajinasi dan Kreativitasku. Tema ini bertujuan untuk mengajak
peserta didik belajar mengenali dunianya melalui imajinasi,

jdih.kemdikbud.go.id
- 72 -

eksplorasi, dan eksperimen. Pada tema Imajinasi dan Kreativitasku


ini peserta didik distimulasi dengan serangkaian kegiatan yang
dapat membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya
pengalamannya dan menguatkan kreativitasnya. Tema ini selaras
dengan Tema Rekayasa dan Teknologi yang digunakan di jenjang
pendidikan di atasnya.

B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Pendidikan Dasar dan


Pendidikan Menengah
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat, projek penguatan profil pelajar Pancasila mengambil alokasi
waktu 20-30% (dua puluh sampai dengan tiga puluh persen) dari total
jam pelajaran selama 1 (satu) tahun.
Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila
tidak harus sama. Satu projek dapat dilakukan dengan durasi waktu
yang lebih panjang daripada projek yang lain.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan
dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata
pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek
tidak harus sama.

C. Pemerintah menetapkan tema-tema utama untuk dirumuskan


menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah
serta karakteristik peserta didik. Tema-tema utama projek penguatan
profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan
sebagai berikut.
1. Gaya Hidup Berkelanjutan.
Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka
pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di
dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga
membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah
lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi
di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk
menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat.

jdih.kemdikbud.go.id
- 73 -

2. Kearifan Lokal.
Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri
melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar
atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Peserta didik
mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah
berkembang seperti yang ada, konsep dan nilai-nilai dibalik
kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan nilai-nilai apa yang
dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka. Tema ini
ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK
atau bentuk lain yang sederajat.
3. Bhinneka Tunggal Ika.
Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian
dan anti kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat
tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya.
Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan
kepercayaan, secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip
negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan.
Tema ini ditujukan untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK
atau bentuk lain yang sederajat.
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya.
Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan
memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya
maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan
mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri
(wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan
keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental,
termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi.
Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat.
5. Suara Demokrasi.
Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem,
menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap
kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini
peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami
implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang
berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam
dunia kerja. Tema ini ditujukan untuk jenjang SMP/MTS,

jdih.kemdikbud.go.id
- 74 -

SMA/MA, SMK/MAK atau SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau


bentuk lain yang sederajat.
6. Rekayasa dan Teknologi.
Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk
berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya.
Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan
menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya
melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek
sosial dan aspek teknologi. Tema ini ditujukan untuk jenjang
SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MKA SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat.
7. Kewirausahaan.
Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta
kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan
masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya
kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga
membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan
kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil,
serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh
integritas. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat. Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata
pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan, maka tema ini tidak
menjadi pilihan untuk jenjang SMK/MAK.
8. Kebekerjaan.
Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah
dipahami dengan pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja.
Peserta didik membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan,
peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan
kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada
kebutuhan dunia kerja terkini. Dalam projeknya, peserta didik juga
akan mengasah kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan
standar yang dibutuhkan di dunia kerja. Tema ini ditujukan
sebagai tema wajib khusus jenjang SMK/MAK.

jdih.kemdikbud.go.id
- 75 -

D. Dalam 1 (satu) tahun ajaran, peserta didik mengikuti projek penguatan


profil pelajar Pancasila yang dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) projek dengan tema berbeda di
PAUD;
2. 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) projek dengan tema berbeda di
SD/MI/SDLB/Paket A/ bentuk lain yang sederajat ;
3. 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) projek dengan tema berbeda di
SMP/MTs/ SMPLB/Paket B/bentuk lain yang sederajat dan
SMA/MA/SMALB/Paket C kelas X/bentuk lain yang sederajat;
4. 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) projek dengan tema berbeda di kelas
XI dan XII SMA/MA/SMALB/Paket C/bentuk lain yang sederajat;
5. 3 (tiga) projek dengan 2 (dua) tema pilihan dan 1 (satu) tema
Kebekerjaan di kelas X, 2 (dua) projek dengan 1 (satu) tema pilihan
dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas XI, dan 1 (satu) projek
dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. Kelas XIII pada
SMK program 4 (empat) tahun tidak mengambil projek penguatan
profil pelajar Pancasila. Untuk SMK/MAK, projek penguatan profil
pelajar Pancasila dapat dilaksanakan secara terpadu berkolaborasi
dengan mitra dunia kerja, atau dengan komunitas/organisasi serta
masyarakat; dan

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan projek penguatan profil


pelajar Pancasila diatur dalam panduan yang ditetapkan oleh pemimpin
unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.

V. Perangkat Ajar
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh
pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran. Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar,
modul projek penguatan profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum
operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya.
Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai
sumber.

jdih.kemdikbud.go.id
- 76 -

Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar


ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang pembelajaran.
Contoh perangkat ajar yang disediakan oleh Pemerintah, sebagai berikut.
A. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan dokumen
yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang
dibutuhkan untuk melaksanakan suatu projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan
memodifikasi modul projek yang tersedia sesuai dengan konteks,
karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul projek penguatan profil
pelajar Pancasila yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan
pendidikan. Satuan pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan
modul projek sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,
memodifikasi, dan/atau menggunakan modul projek yang disediakan
Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik, dan
peserta didik. Oleh karena itu pendidik yang menggunakan modul
projek yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun modul
projek.

B. Modul Ajar
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan
media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu
unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan
memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks,
karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat
dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan. Satuan pendidikan dan
pendidik dapat mengembangkan modul ajar sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul ajar
yang disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah,
satuan pendidik, dan peserta didik. Oleh karena itu pendidik yang
menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi
menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.

jdih.kemdikbud.go.id
- 77 -

Ketentuan lebih lanjut mengenai alur dan tujuan pembelajaran serta


pengembangan modul ajar diatur dalam panduan yang ditetapkan oleh
pemimpin unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan
perbukuan.

C. Buku Teks
Buku teks terdiri atas buku teks utama dan buku teks pendamping.
Buku teks utama merupakan buku pelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku. Dalam konteks
pembelajaran, buku teks utama terdiri atas buku siswa dan buku
panduan guru. Buku siswa merupakan buku pegangan bagi peserta
didik, sedangkan buku panduan guru merupakan panduan atau acuan
bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran berdasarkan buku
siswa tersebut. Berdasarkan kebutuhan dan karakteristik mata
pelajaran, beberapa mata pelajaran hanya terdapat buku panduan
guru, antara lain Pendidikan Pancasila pada SD/MI, Seni dan Prakarya,
dan PJOK. Buku teks untuk PAUD hanya ada buku panduan guru.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan
menyebutkan bahwa pemerolehan naskah buku dilakukan melalui
penulisan, penerjemahan, atau penyaduran. Buku teks utama yang
fleksibel dan kontekstual dapat berbentuk cetak dan digital, serta dapat
disajikan dalam bentuk modular. Buku teks utama diimplementasikan
secara terbatas di satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka,
dalam rangka pemulihan pembelajaran.
Judul buku teks utama yang digunakan di satuan pendidikan
pelaksana Kurikulum Merdeka ditetapkan oleh pemimpin unit utama
yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan atas nama
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

VI. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


Kurikulum operasional yang digunakan di satuan pendidikan untuk
pembelajaran dikembangkan dan dikelola oleh satuan pendidikan dengan
mengacu kepada struktur kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan kesesuaian
dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan

jdih.kemdikbud.go.id
- 78 -

daerah. Dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum operasional,


satuan pendidikan sebaiknya melibatkan komite sekolah dan masyarakat.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum operasional sekolah
yang dapat dimodifikasi, dijadikan contoh, atau rujukan untuk satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum operasionalnya.
Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di
satuan pendidikan minimal terdiri atas karakteristik satuan pendidikan,
visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian pembelajaran,
dan perencanaan pembelajaran. Untuk dokumen rencana pelaksanaan
pembelajaran ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan,
memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan
Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan
yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran.
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan
sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan kurikulum operasional
satuan pendidikan diatur dalam panduan yang ditetapkan oleh pemimpin
unit utama yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.

VII. Mekanisme Implementasi Kurikulum Merdeka


Satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka dapat
mengimplementasikannya melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut:
A. menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa
mengganti kurikulum satuan pendidikan, misalnya menerapkan
projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai kokurikuler atau
ekstrakurikuler dengan konsekuensi menambah jam pelajaran,
menerapkan pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik atau
pembelajaran terdiferensiasi;
B. menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat
ajar yang sudah disediakan oleh Pemerintah Pusat; atau
C. menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pengembangan berbagai
perangkat ajar oleh satuan pendidikan.

jdih.kemdikbud.go.id
- 79 -

Satuan pendidikan melakukan pendaftaran dan menyatakan opsi


implementasi Kurikulum Merdeka yang dipilih. Satuan pendidikan yang
memilih pilihan sebagaimana huruf B atau huruf C ditetapkan sebagai
pelaksana Kurikulum Merdeka oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi atau Kementerian Agama. Pemerintah melakukan
penyesuaian Dapodik pada satuan pendidikan yang sudah ditetapkan
sebagai pelaksana Kurikulum Merdeka.

VIII. Evaluasi Kurikulum pada Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum


Merdeka
Evaluasi kurikulum pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum
Merdeka merupakan serangkaian kegiatan terencana dan sistematis dalam
mengumpulkan dan mengolah informasi dan data yang valid dan reliabel.
Evaluasi kurikulum pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum
Merdeka bertujuan untuk menguji efektivitas, efisiensi, relevansi, dan
kelayakan (feasibility) rancangan dan implementasi kurikulum dan
pembelajaran pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka.
Hasil evaluasi dapat dijadikan referensi dalam memperbaiki dan
menentukan tindak lanjut pengembangan kurikulum pada pelaksanaan
Kurikulum Merdeka.
Evaluasi dilakukan terhadap komponen kurikulum pada satuan
pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka, yaitu:
1. struktur kurikulum;
2. capaian pembelajaran;
3. pembelajaran dan asesmen;
4. penggunaan perangkat ajar; dan
5. kurikulum operasional satuan pendidikan.

Evaluasi pembelajaran pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum


Merdeka dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi dan dapat melibatkan:
1. Kementerian Agama;
2. dinas pendidikan;
3. komite satuan pendidikan;
4. dewan pendidikan; dan
5. masyarakat.

jdih.kemdikbud.go.id
- 80 -

Satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka melakukan evaluasi


pembelajaran secara mandiri dan berkala.

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

NADIEM ANWAR MAKARIM

jdih.kemdikbud.go.id
SALINAN
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 262/M/2022
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI NOMOR 56/M/2022 TENTANG
PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN

PEMENUHAN BEBAN KERJA DAN PENATAAN LINIERITAS GURU


BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PADA
KURIKULUM MERDEKA

A. Beban Kerja Guru


Beban kerja guru pada satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas
sekolah. Berdasarkan ketentuan dalam peraturan tersebut, beban kerja
guru mencakup kegiatan pokok sebagai berikut:
1. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
2. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
3. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
4. membimbing dan melatih peserta didik; dan
5. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Kegiatan pokok melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan harus
memenuhi beban kerja guru paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka per-minggu dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka per-
minggu. Penghitungan kegiatan pokok melaksanakan pembelajaran atau
pembimbingan dihitung dengan cara jam tatap muka dalam 1 (satu) tahun
dibagi per-minggu yang menghasilkan paling sedikit 24 (dua puluh empat)
jam tatap muka. Pemenuhan beban kerja guru melaksanakan

jdih.kemdikbud.go.id
-2-

pembelajaran atau pembimbingan dilakukan dalam kegiatan


intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Struktur Kurikulum Merdeka merupakan pengorganisasian atas capaian
pembelajaran, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Pemerintah
mengatur muatan pembelajaran wajib beserta beban belajarnya. Satuan
pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan muatan
lokal dan muatan tambahan sesuai kebutuhan dan karakteristik satuan
pendidikan dan/atau daerah. Pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua)
kegiatan utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan
profil pelajar Pancasila. Projek penguatan profil pelajar Pancasila
merupakan kegiatan kokurikuler pada Kurikulum Merdeka.

B. Pemenuhan Beban Kerja Guru pada Satuan Pendidikan Pelaksana


Kurikulum Merdeka
Pemenuhan beban kerja guru pada satuan pendidikan pelaksana
Kurikulum Merdeka dapat tercapai apabila jumlah guru pada satuan
pendidikan pelaksana kurikulum merdeka sesuai dengan kebutuhan.
Kepala satuan pendidikan menghitung kebutuhan guru berdasarkan
pemenuhan beban kerja dalam struktur Kurikulum Merdeka.
Dalam hal guru tidak dapat memenuhi ketentuan dalam melaksanakan
pembelajaran dan pembimbingan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka per-minggu berdasarkan struktur Kurikulum Merdeka, guru
dapat diberikan:
1. tugas tambahan; dan/atau
2. tugas tambahan lain yang terkait dengan pendidikan di satuan
pendidikan,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada angka 2 ditambah
dengan tugas sebagai koordinator projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Tugas tambahan lain sebagai koordinator projek diprioritaskan
bagi guru yang masih kekurangan jam pelajaran akibat perubahan
struktur kurikulum.
Tugas koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah:
1. mengembangkan kemampuan, kepemimpinan, dalam mengelola
projek penguatan profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan;
2. mengelola sistem yang dibutuhkan oleh pendidik sebagai fasilitator
projek penguatan profil pelajar Pancasila dan peserta didik untuk

jdih.kemdikbud.go.id
-3-

menyelesaikan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan


sukses, dengan dukungan dan kolaborasi dari koordinator dan
pimpinan satuan pendidikan;
3. memastikan kolaborasi pembelajaran terjadi di antara para pendidik
dari berbagai mata pelajaran; dan
4. memastikan tujuan dan asesmen pembelajaran yang diberikan sesuai
dengan capaian profil pelajar Pancasila dan kriteria kesuksesan yang
sudah ditetapkan.
Tugas sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4 di atas
dibuktikan dengan:
1. surat tugas sebagai koordinator projek penguatan profil pelajar
Pancasila dari kepala satuan pendidikan;
2. program dan jadwal kegiatan koordinator projek penguatan profil
pelajar Pancasila yang ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan;
dan
3. laporan hasil kegiatan koordinator projek penguatan profil pelajar
Pancasila yang ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan.
Beban kerja tugas tambahan sebagai koordinator projek penguatan profil
pelajar Pancasila dapat diekuivalensikan dengan 2 (dua) jam tatap muka
per 1 (satu) rombongan belajar setiap tahun untuk pemenuhan jam tatap
muka paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu dan
paling banyak mengampu 3 (tiga) rombongan belajar.
Dalam hal peserta didik untuk mata pelajaran pilihan lebih dari 36 (tiga
puluh enam) peserta didik di SMA/MA/bentuk lain yang sederajat dan
SMK/MAK, satuan pendidikan dapat membuka rombongan belajar baru.
Untuk mata pelajaran pilihan kelas XI dan XII, tidak ada syarat jumlah
minimum peserta didik untuk membuka/menawarkan mata pelajaran
tersebut.
Dalam hal masih terdapat guru:
1. mata pelajaran Seni dan Prakarya di SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat;
2. mata pelajaran dari kelompok pilihan di SMA/MA/bentuk lain yang
sederajat; atau
3. mata pelajaran pilihan di SMK/MAK,
setelah diberikan tugas tambahan lain sebagai koordinator projek
penguatan profil pelajar Pancasila masih tidak dapat memenuhi ketentuan
beban kerja paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-

jdih.kemdikbud.go.id
-4-

minggu karena perubahan struktur kurikulum, guru tersebut dapat diakui


memenuhi beban kerja 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu
jika pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum
2013 telah memenuhi beban kerja paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka per-minggu.

C. Penataan Linieritas Guru dalam Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka


Penataan linieritas guru dalam pembelajaran pada Kurikulum Merdeka
selain mengacu pada ketentuan mengenai penataan linieritas guru
bersertifikat pendidik, juga mengacu pada ketentuan di bawah ini.
1. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)/bentuk lain yang sederajat dapat
diampu oleh guru yang mempunyai kualifikasi akademik atau sertifikat
pendidik Guru Kelas SD.
2. Mata pelajaran IPAS SDLB dapat diampu oleh guru yang mempunyai
kualifikasi akademik atau sertifikat pendidik Guru Kelas Sekolah Luar
Biasa (SLB) atau bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
3. Mata pelajaran Informatika Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)/bentuk lain yang sederajat dan
Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/bentuk lain yang
sederajat pada Kelas X diampu oleh guru yang mempunyai kualifikasi
akademik sarjana dan/atau sertifikat pendidik bidang/keahlian
sebagai berikut:
a. ilmu komputer;
b. informatika;
c. Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK); atau
d. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)/sains.
4. Mata pelajaran Informatika Pilihan SMA/MA/bentuk lain yang
sederajat pada Kelas XI dan Kelas XII dapat diampu oleh guru yang
mempunyai kualifikasi akademik sarjana dan/atau sertifikat pendidik
ilmu komputer atau informatika.
5. Dalam hal belum tersedia guru mata pelajaran Informatika pada
SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA/bentuk lain yang
sederajat pada kelas X yang memiliki kualifikasi akademik sarjana
dan/atau sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud pada nomor 3,

jdih.kemdikbud.go.id
-5-

maka mata pelajaran Informatika dapat diajarkan oleh guru yang


memiliki sertifikat pelatihan kompetensi informatika.
6. Mata pelajaran IPA dalam struktur kurikulum pada SMA/MA/bentuk
lain yang sederajat pada kelas X sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran I huruf A dapat diajarkan oleh guru yang mempunyai
kualifikasi akademik sarjana dan/atau bersertifikat pendidik guru
Fisika, guru Kimia, dan/atau guru Biologi.
7. Mata pelajaran IPS struktur kurikulum pada SMA/MA/bentuk lain
yang sederajat pada kelas X sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I
huruf A dapat diajarkan oleh guru yang mempunyai kualifikasi
akademik sarjana dan/atau sertifikat pendidik Sejarah, Geografi,
Ekonomi, dan/atau Sosiologi.
8. Mata pelajaran seni tari, seni musik, seni teater, dan seni rupa di
SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA/bentuk lain yang
sederajat dapat diampu oleh guru yang mempunyai:
a. kualifikasi akademik sarjana pendidikan seni atau sarjana seni
dan/atau sertifikat pendidik seni budaya; atau
b. kualifikasi akademik sarjana dan/atau sertifikat pendidik sesuai
dengan mata pelajaran seni yang diajarkan.
9. Mata pelajaran dalam struktur kurikulum SD/MI/bentuk lain yang
sederajat sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I huruf A selain:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
b. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (PJOK);
c. Bahasa Inggris; dan
d. Muatan Lokal,
diajarkan oleh guru kelas.
10. Mata pelajaran Bahasa Inggris dalam struktur kurikulum
SD/MI/bentuk lain yang sederajat dan Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB) sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I huruf A merupakan
mata pelajaran pilihan pada SD/MI/bentuk lain yang sederajat dan
SDLB yang dapat diajarkan oleh:
a. guru kelas yang memiliki kompetensi Bahasa Inggris;
b. guru Bahasa Inggris yang tersedia di SD/MI/bentuk lain yang
sederajat dan SDLB yang bersangkutan;
c. guru Bahasa Inggris di SD/MI/bentuk lain yang sederajat atau
SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat dan Sekolah Menengah

jdih.kemdikbud.go.id
-6-

Pertama Luar Biasa (SMPLB) terdekat yang ditugaskan dan diakui


beban kerjanya; atau
d. mahasiswa yang masuk dalam Program Merdeka Belajar Kampus
Merdeka.
11. Mata pelajaran Muatan Lokal dalam struktur kurikulum
SD/MI/bentuk lain yang sederajat dan SDLB sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran II huruf B merupakan mata pelajaran pilihan pada
SD/MI/bentuk lain yang sederajat dan SDLB yang dapat diajarkan
oleh:
a. guru kelas yang memiliki kompetensi Muatan Lokal;
b. guru Muatan Lokal yang tersedia di SD/MI/bentuk lain yang
sederajat dan SDLB yang bersangkutan;
c. guru Muatan Lokal di SD/MI/bentuk lain yang sederajat atau
SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat dan SMPLB terdekat yang
ditugaskan dan diakui beban kerjanya; atau
d. mahasiswa program studi Muatan Lokal (berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur) yang masuk dalam program Kampus
Merdeka.
12. Mata pelajaran Program Kebutuhan Khusus dalam struktur kurikulum
SDLB/SMPLB/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I huruf A dapat diajarkan oleh:
a. guru pendidikan khusus; atau
b. guru mata pelajaran lain atau guru kelas yang telah dinilai layak
oleh kepala satuan pendidikan.
Guru yang dimaksud pada huruf b wajib mendapatkan pelatihan
kompetensi program kebutuhan khusus (terstandar).
13. Penataan linieritas guru Kurikulum Merdeka SMK mengacu pada tabel
di bawah ini.

Tabel 1. Penataan Linieritas Guru Bersertifikat Pendidik pada


Kurikulum SMK/MAK
Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Semua Program Pendidikan Agama Pendidikan Agama Islam 127
Keahlian Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Pendidikan Agama Kristen 134
Kristen dan Budi
Pekerti
Pendidikan Agama Pendidikan Agama Katolik 130
Katolik dan Budi

jdih.kemdikbud.go.id
-7-

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Pekerti
Pendidikan Agama Pendidikan Agama Budha 140
Budha dan Budi
Pekerti
Pendidikan Agama Pendidikan Agama Hindu 137
Hindu dan Budi
Pekerti
Pendidikan Agama Pendidikan Agama 143
Konghucu dan Budi Konghucu
Pekerti
Semua Program Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila dan 154
Keahlian Kewarganegaraan (PPKn)
Pendidikan 084
Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan 050
Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan 310
Kewarganegaraan (PKn)
Semua Program Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia 156
Keahlian Bahasa Indonesia 054
Bahasa Indonesia (Sastra) 087
Semua Program Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani 220
Keahlian Olahraga, dan Olahraga dan Kesehatan
Kesehatan Pendidikan Jasmani 107
(Olahraga & Kesehatan)
Semua Program Sejarah Sejarah 204
Keahlian Sejarah 117
Ilmu Pengetahuan Sosial 100
Ilmu Pengetahuan Sosial 060
Semua Program Seni Seni Budaya 217
Keahlian Kesenian, Budaya dan 104
Keterampilan
Keterampilan 227
Seni Rupa Umum 562
Seni Musik Klasik 568
Seni Musik Non Klasik 569
Seni Tari 570
Seni Karawitan 571
Seni Pedalangan 572
Seni Teater 573
Seni Lukis 603
Seni Patung 604
Seni Rupa Khusus 566
Lainnya
Pemeranan 641
Tata Artistik 642
Seni Musik 861
Semua Program Matematika Matematika 180
Keahlian Matematika 094
Matematika 047
Matematika 318
Semua Program Bahasa Inggris Bahasa Inggris 157
Keahlian Bahasa Inggris 090
Bahasa Inggris 311
Semua Program Informatika Keterampilan Komputer 330
Keahlian dan Pengelolaan Informasi

jdih.kemdikbud.go.id
-8-

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
(KKPI)
TI & K (Teknologi 110
Informasi dan
Komunikasi)
TIK Khusus Lainnya 527
Teknologi Informasi dan 224
Komunikasi (TIK)
Rekayasa Perangkat 524
Lunak
Teknik Komputer dan 523
Informatika
semua guru kejuruan -
(produktif)
Semua Program Projek Ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial 100
Keahlian Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial 060
dan Sosial Ekonomi (umum, 120
koperasi, akuntansi)
Ekonomi 210
Sejarah 117
Sejarah 204
Geografi 114
Geografi 207
Sosiologi 214
Antropologi 215
Ilmu Pengetahuan Alam 097
Ilmu Pengetahuan Alam 057
(Fisika)
Pengetahuan Alam (IPA 098
Terpadu, Fisika)
Pengetahuan Alam (IPA 099
Terpadu, Fisika)
Pengetahuan Alam (IPA) 105
Pengetahuan Alam (IPA) 106
Pengetahuan Alam (IPA) 101
Pengetahuan Alam (IPA) 102
Pengetahuan Alam (IPA) 103
Pengetahuan Alam (IPA) 108
Pengetahuan Alam (IPA) 109
Pengetahuan Alam (IPA) 111
Pengetahuan Alam (IPA) 112
Pengetahuan Alam (IPA) 113
Fisika 184
Fisika 319
Kimia 187
Kimia 320
Kimia Umum 504
Biologi 190
Biologi 321
Biologi 124
Semua Program Projek Kreatif dan Kewirausahaan 331
Keahlian Kewirausahaan Ekonomi 210
Ekonomi (umum, 120
koperasi, akuntansi)
semua guru kejuruan -
(produktif yang sesuai
program keahlian)

jdih.kemdikbud.go.id
-9-

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Semua Program Praktik Kerja semua guru -
Keahlian Lapangan
Semua Program Mata Pelajaran Pilihan semua guru mata -
Keahlian pelajaran pilihan
Semua Program Bimbingan dan Guru Bimbingan 810
Keahlian Konseling (BK) Konseling (Konselor)
Semua Program Muatan Lokal Bahasa Jawa 746
Keahlian Bahasa Madura 747
Bahasa Sunda 748
Bahasa Bali 750
Bahasa Daerah 062
Bahasa Daerah Lainnya 749
Muatan lokal Lain-lain 063
sesuai potensi daerah
Semua Program Penguatan Profil semua guru -
Keahlian Pelajar Pancasila
Teknik Perawatan kejuruan Teknik Teknik Konstruksi dan 830
Gedung Perawatan Gedung* Properti
Teknik Konstruksi Baja 401
Teknik Konstruksi Kayu 402
Teknik Konstruksi Batu 403
dan Beton
Teknik Gambar Bangunan 406
Teknik Plambing dan 407
Sanitasi
Konstruksi dan kejuruan Konstruksi Teknik Konstruksi dan 830
Perawatan dan Perawatan Properti
Bangunan Sipil Bangunan Sipil* Teknik Konstruksi Baja 401
Teknik Konstruksi Kayu 402
Teknik Konstruksi Batu 403
dan Beton
Teknik Gambar Bangunan 406
Teknik Plambing dan 407
Sanitasi
Teknik Konstruksi kejuruan Teknik Teknik Konstruksi dan 830
dan Perumahan Konstruksi dan Properti
Perumahan* Teknik Konstruksi Baja 401
Teknik Konstruksi Kayu 402
Teknik Konstruksi Batu 403
dan Beton
Teknik Gambar Bangunan 406
Teknik Plambing dan 407
Sanitasi
Desain Pemodelan kejuruan Desain Teknik Konstruksi dan 830
dan Informasi Pemodelan dan Properti
Bangunan Informasi Bangunan* Teknik Konstruksi Baja 401
Teknik Konstruksi Kayu 402
Teknik Konstruksi Batu 403
dan Beton
Teknik Gambar Bangunan 406
Teknik Plambing dan 407
Sanitasi
Teknik Furnitur kejuruan Teknik Teknik Furnitur 616
Furnitur* Perabot Umum 409
Perabot Kayu 410
Perabot Logam 411

jdih.kemdikbud.go.id
- 10 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Perabot Lainnya 412
Desain Interior 699
Desain dan Produk Kreatif 860
Kriya
Desain dan Produksi Kriya 464
Kayu
Teknik Konstruksi Kayu 402
Teknik Konstruksi Batu 403
dan Beton
Teknik Konstruksi dan 830
Properti
Seni Rupa 562
Teknik Perkapalan 839
Interior Kapal 589
Teknik Gambar Rancang 480
Bangun Kapal
Teknik Konstruksi Kapal 476
Baja
Teknik Konstruksi Kapal 588
Fiberglass
Teknik Konstruksi Kapal 481
Kayu
Teknologi Pesawat Udara 833
Konstruksi Badan 469
Pesawat Udara (Aircraft
Sheet Metal Forming)
Konstruksi Rangka 468
Pesawat Udara (Airframe
Mechanics)
Teknik Mesin kejuruan Teknik Teknik Mesin 832
Mesin* Teknik Fabrikasi Logam 422
Teknik Gambar Mesin 426
Teknik Pemeliharaan 674
Mekanik Industri
Teknik Pemesinan 424
Teknik Pengecoran Logam 423
Teknik Pengelasan 421
Teknik Perkapalan 839
Teknik Pengelasan Kapal 477
Teknik Instalasi 478
Pemesinan Kapal
Teknik Konstruksi Kapal 476
Baja
Teknologi Pesawat Udara 833
Pemesinan Pesawat Udara 467
Konstruksi Badan 469
Pesawat Udara (Aircraft
Sheet Metal Forming)
Konstruksi Rangka 468
Pesawat Udara (Airframe
Mechanics)
Teknik Instrumentasi 835
Industri
Teknik Instrumentasi 501
Logam

jdih.kemdikbud.go.id
- 11 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Teknik Otomotif kejuruan Teknik Teknik Otomotif 864
Otomotif* Teknik Otomotif 427
Teknik Alat Berat 428
Teknik Kendaraan Ringan 586
Teknik Perbaikan Bodi 429
Otomotif
Teknik Sepeda Motor 587
Teknik Elektronika 840
Teknik Ototronik 430
Teknik Elektronika 534
Industri
Teknik Mekatronika 598
Teknik Pertanian 849
Alat Mesin Pertanian 687
Mekanisasi Pertanian 612
Teknik Pengelasan kejuruan Teknik Teknik Mesin 832
dan Fabrikasi Pengelasan dan Teknik Pemesinan 424
Logam Fabrikasi Logam* Teknik Pengelasan 421
Teknik Fabrikasi Logam 422
Teknik Pengecoran Logam 423
Teknologi Pesawat Udara 833
Pemesinan Pesawat Udara 467
Konstruksi Badan 469
Pesawat Udara
Konstruksi Rangka 468
Pesawat Udara
Teknik Perkapalan 839
Teknik Konstruksi Kapal 476
Baja
Teknik Pengelasan Kapal 477
Teknik Instrumentasi 501
Logam
Teknik Logistik kejuruan Teknik Teknik Industri 836
Logistik* Teknik dan Manajemen 593
Pergudangan
Teknik dan Manajemen 594
Transportasi
Teknik Pelayanan 592
Produksi
Teknik Pergudangan 675
Teknik Elektronika kejuruan Teknik Teknik Elektronika 840
Elektronika* Teknik Audio Video 533
Teknik Elektronika 534
Industri
Teknik Elektronika 678
Komunikasi
Teknik Jaringan Akses 600
Teknik Ketenagalistrikan 413
Teknik Listrik Industri 418
Teknik Mekatronika 598
Teknik Otomasi Industri 618
Teknik Ototronik 430
Teknik Telekomunikasi 514
Teknik Transmisi 599
Telekomunikasi
Teknik Ketenagalistrikan 865

jdih.kemdikbud.go.id
- 12 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Teknik Instalasi 673
Pemanfaatan Tenaga
Listrik
Teknik Instalasi Tenaga 617
Listrik
Teknik Pendingin dan 536
Tata Udara
Teknik Instrumentasi 835
Industri
Kontrol Mekanik 500
Kontrol Proses 499
Teknik Otomotif 864
Teknik Energi Terbarukan 863
Teknik Energi Hidro 679
Teknik Energi Surya dan 680
Angin
Teknik Energi Biomassa 681
Teknologi Pesawat Udara 833
Kelistrikan Pesawat Udara 472
Elektronika Pesawat 473
Udara
Pemeliharaan dan 471
Perbaikan Instrumen
Elektronika Pesawat
Udara
Teknik Instrumentasi 501
Logam
Teknik Pesawat kejuruan Teknik Teknologi Pesawat Udara 833
Udara Pesawat Udara* Pemeliharaan dan 470
Perbaikan Motor dan
Rangka Pesawat Udara
Pemesinan Pesawat Udara 467
Konstruksi Badan 469
Pesawat Udara
Konstruksi Rangka 468
Pesawat Udara
Kelistrikan Pesawat Udara 472
Elektronika Pesawat 473
Udara
Pemeliharaan dan 471
Perbaikan Instrumen
Elektronika Pesawat
Udara
Teknik Elektronika 840
Teknik Elektronika 534
Industri
Teknik Elektronika 678
Komunikasi
Teknik Mekatronika 598
Teknik Otomasi Industri 618
Teknik Ototronik 430
Teknik Mesin 832
Teknik Pemesinan 424
Teknik Pengelasan 421
Teknik Fabrikasi Logam 422
Teknik Pengecoran Logam 423

jdih.kemdikbud.go.id
- 13 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Teknik Pemeliharaan 647
Mekanik Industri
Teknik Ketenagalistrikan 865
Teknik Instalasi 673
Pemanfaatan Tenaga
Listrik
Teknik Instalasi Tenaga 617
Listrik
Teknik Pendingin dan 536
Tata Udara
Desain Interior 699
Teknik Instrumentasi 835
Industri
Teknik Konstruksi kejuruan Teknik Teknik Perkapalan 839
Kapal Konstruksi Kapal* Teknik Konstruksi Kapal 476
Baja
Teknik Konstruksi Kapal 481
Kayu
Teknik Konstruksi Kapal 588
Fiberglass
Teknik Instalasi 478
Pemesinan Kapal
Teknik Pengelasan Kapal 477
Kelistrikan Kapal 479
Teknik Gambar Rancang 480
Bangun Kapal
Interior Kapal 589
Teknik Mesin 832
Teknik Pemesinan 424
Teknik Pengelasan 421
Teknik Fabrikasi Logam 422
Teknik Pengecoran Logam 423
Teknik Pemeliharaan 647
Mekanik Industri
Teknik Konstruksi dan 830
Properti
Teknik Furnitur 616
Desain Interior 699
Teknik Elektronika 840
Teknik Elektronika 534
Industri
Teknik Elektronika 678
Komunikasi
Teknik Mekatronika 598
Teknik Otomasi Industri 618
Teknik Ototronik 430
Teknik Ketenagalistrikan 865
Teknik Instalasi 673
Pemanfaatan Tenaga
Listrik
Teknik Instalasi Tenaga 617
Listrik
Teknik Pendingin dan 536
Tata Udara
Teknik Instrumentasi 835
Industri

jdih.kemdikbud.go.id
- 14 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Kimia Analisis kejuruan Kimia Teknik Kimia 838
Analisis* Kimia Analisis 506
Kimia Industri 505
Kimia 187
Agribisnis Pengolahan 848
Hasil Pertanian
Teknik Kimia kejuruan Teknik Teknik Kimia 838
Industri Kimia Industri* Kimia Analisis 506
Kimia Industri 505
Kimia 187
Agribisnis Pengolahan 848
Hasil Pertanian
Teknik Tekstil kejuruan Teknik Teknologi Tekstil 837
Tekstil* Teknik Pemintalan Serat 484
Buatan
Teknik Pembuatan 485
Benang
Teknik Pembuatan Kain 486
Teknik Penyempurnaan 590
Tekstil
Teknik Kimia 838
Kimia Analisis 506
Kimia Industri 505
Kimia 187
Teknik kejuruan Teknik Teknik Ketenagalistrikan 865
Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan* Teknik Pembangkit 415
Tenaga Listrik
Teknik Jaringan Tenaga 672
Listrik
Teknik Instalasi 673
Pemanfaatan Tenaga
Listrik
Teknik Instalasi Tenaga 617
Listrik
Teknik Otomasi Industri 618
Teknik Pendingin dan 536
Tata Udara
Teknik Distribusi Tenaga 417
Listrik
Teknik Listrik Industri 418
Teknik Transmisi Tenaga 414
Listrik
Teknik Energi Terbarukan 863
Teknik Energi Hidro 679
Teknik Energi Surya dan 680
Angin
Teknik Energi Biomassa 681
Teknik Elektronika 840
Teknik Elektronika 534
Industri
Teknik Instrumentasi 835
Industri
Teknologi Pesawat Udara 833
Kelistrikan Pesawat Udara 472
Elektronika Pesawat 473
Udara

jdih.kemdikbud.go.id
- 15 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Pemeliharaan dan 471
Perbaikan Instrumen
Elektronika Pesawat
Udara
Teknik Perkapalan 839
Kelistrikan Kapal 479
Teknik Energi kejuruan Teknik Teknik Ketenagalistrikan 865
Terbarukan Energi Terbarukan* Teknik Energi Terbarukan 863
Teknik Energi Hidro 679
Teknik Energi Surya dan 680
Angin
Teknik Energi Biomassa 681
Teknik Pembangkit 415
Tenaga Listrik
Teknik Jaringan Tenaga 672
Listrik
Teknik Instalasi 673
Pemanfaatan Tenaga
Listrik
Teknik Instalasi Tenaga 617
Listrik
Teknik Otomasi Industri 618
Teknik Pendingin dan 536
Tata Udara
Teknik Distribusi Tenaga 417
Listrik
Teknik Listrik Industri 418
Teknik Transmisi Tenaga 414
Listrik
Teknik Elektronika 840
Teknik Elektronika 534
Industri
Teknik Instrumentasi 835
Industri
Teknik Geospasial kejuruan Teknik Teknik Geomatika dan 831
Geospasial* Geospasial
Geomatika 671
Teknik Survei dan 522
Pemetaan Lainnya
Teknik Survey dan 521
Pemetaan
Teknik Geologi kejuruan Teknik Geologi Pertambangan 495
Pertambangan Geologi Teknik Perminyakan 841
Pertambangan* Teknik Pemboran Minyak 596
Teknik Pemboran Minyak 677
dan Gas
Teknik Pengolahan 597
Minyak, Gas, dan Petro
Kimia
Teknik Produksi Minyak 676
dan Gas
Teknik Produksi 595
Perminyakan
Teknik kejuruan Teknik Teknik Perminyakan 841
Perminyakan Perminyakan* Teknik Pemboran Minyak 596
Teknik Pemboran Minyak 677

jdih.kemdikbud.go.id
- 16 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
dan Gas
Teknik Pengolahan 597
Minyak, Gas, dan Petro
Kimia
Teknik Produksi Minyak 676
dan Gas
Teknik Produksi 595
Perminyakan
Geologi Pertambangan 495

Pengembangan Kejuruan Teknik Komputer dan 523


Perangkat Lunak Pengembangan Informatika
dan Gim Perangkat Lunak dan Keterampilan Komputer 330
Gim* dan Pengelolaan Informasi
(KKPI)
Rekayasa Perangkat 524
Lunak
Teknologi Informasi dan 224
Komunikasi (TIK)
TI & K (Teknologi 110
Informasi dan
Komunikasi)
Teknik Komputer dan 525
jaringan
TIK Khusus Lainnya 527
Multimedia 526
Teknik Jaringan kejuruan Teknik Teknik Telekomunikasi 514
Komputer dan Jaringan Komputer Teknik Elektronika 678
Telekomunikasi dan Telekomunikasi* Komunikasi
Teknik Jaringan Akses 600
Teknik Suitsing 517
Teknik Transmisi 599
Telekomunikasi
Teknik Elektronika 840
Teknik Komputer dan 523
Informatika
Teknik Komputer dan 525
Jaringan
Layanan Kesehatan kejuruan Layanan Keperawatan 575
Kesehatan* Analis Kesehatan 580
Kesehatan Gigi 843
Keperawatan Gigi 577
Teknik Produksi Obat 583
Teknologi Laboratorium 844
Medik
Farmasi 582
Farmasi Industri 601
Pekerjaan Sosial 683
Perawatan Sosial 602
Teknik kejuruan Teknik Teknologi Laboratorium 844
Laboratorium Laboratorium Medik* Medik
Medik Analis Kesehatan 580
Farmasi 582
Farmasi Industri 601
Teknologi Farmasi kejuruan Teknologi Farmasi 582
Farmasi* Farmasi Industri 601

jdih.kemdikbud.go.id
- 17 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Analis Kesehatan 580
Keperawatan 575
Kesehatan Gigi 843
Keperawatan Gigi 577
Teknologi Laboratorium 844
Medik
Pekerjaan Sosial kejuruan Pekerjaan Pekerjaan Sosial 683
Sosial* Perawatan Sosial 602
Keperawatan 575
Kesehatan Gigi 843
Keperawatan Gigi 577
Farmasi 582
Farmasi Industri 601
Teknologi Laboratorium 844
Medik
Agribisnis Tanaman kejuruan Agribisnis Agribisnis Tanaman 845
Tanaman* Agribisnis dan Agrotek 551
Agribisnis Pembibitan dan 560
Kultur Jaringan Tanaman
Agribisnis Perbenihan dan 684
Kultur Jaringan Tanaman
Agribisnis Produksi 552
Tanaman
Agribisnis Tanaman 553
Pangan dan Hortikultura
Agribisnis Tanaman 558
Perkebunan
Budidaya Tanaman Buah 557
Semusim
Budidaya Tanaman Buah 556
Tahunan
Budidaya Tanaman Hias 555
Budidaya Tanaman 554
Sayuran
Penyuluhan Pertanian 613
Agribisnis Pengolahan 848
Hasil Pertanian
Agribisnis Pengolahan 803
Hasil Pertanian dan
Perikanan
Pengawasan Mutu 458
Pengawasan Mutu Hasil 686
Pertanian dan Perikanan
Teknologi Pengolahan 456
Hasil Pertanian
Pengolahan Hasil 854
Perikanan
Teknologi Pengolahan 685
Hasil Perikanan
Teknik Pertanian 849
Alat Mesin Pertanian 687
Mekanisasi Pertanian 612
Teknik Tanah dan Air 688
Agribisnis Ternak kejuruan Agribisnis Agribisnis Ternak 846
Ternak* Agribisnis Aneka Ternak 610
Agribisnis Ternak 445

jdih.kemdikbud.go.id
- 18 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Ruminansia
Agribisnis Ternak Unggas 446
Budidaya Ternak Harapan 447
Budidaya Ternak Lainnya 448
Kesehatan Hewan 847
Kesehatan Hewan 611
Teknik Pertanian 849
Alat Mesin Pertanian 687
Mekanisasi Pertanian 612

Agribisnis kejuruan Agribisnis Perikanan 853


Perikanan Perikanan* Agribisnis Perikanan 449
Agribisnis Rumput Laut 453
Budidaya Kekerangan 695
Budidaya Krustacea 694
Budidaya Perikanan 693
Budidaya Perikanan 454
Lainnya
Budidaya Rumput Laut 696
Budidaya Ikan Air Tawar 450
Budidaya Ikan Air Laut 451
Budidaya Ikan Air Payau 452
Pengolahan Hasil 854
Perikanan
Teknologi Pengolahan 685
Hasil Perikanan
Agribisnis Pengolahan 848
Hasil Pertanian
Agribisnis Pengolahan 803
Hasil Pertanian dan
Perikanan
Pengawasan Mutu 458
Pengawasan Mutu Hasil 686
Pertanian dan Perikanan
Teknologi Pengolahan 456
Hasil Pertanian
Teknik Pertanian 849
Alat Mesin Pertanian 687
Mekanisasi Pertanian 612
Usaha Pertanian kejuruan Usaha Agribisnis Tanaman 845
Terpadu Pertanian Terpadu* Agribisnis dan Agrotek 551
Agribisnis Pembibitan dan 560
Kultur Jaringan Tanaman
Agribisnis Perbenihan dan 684
Kultur Jaringan Tanaman
Agribisnis Produksi 552
Tanaman
Agribisnis Tanaman 553
Pangan dan Hortikultura
Agribisnis Tanaman 558
Perkebunan
Budidaya Tanaman Buah 557
Semusim
Budidaya Tanaman Buah 556
Tahunan
Budidaya Tanaman Hias 555

jdih.kemdikbud.go.id
- 19 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Budidaya Tanaman 554
Sayuran
Penyuluhan Pertanian 613
Teknik Tanah dan Air 688
Agribisnis Ternak 846
Agribisnis Aneka Ternak 610
Agribisnis Ternak 445
Ruminansia
Agribisnis Ternak Unggas 446
Budidaya Ternak Harapan 447
Budidaya Ternak Lainnya 448
Kesehatan Hewan 847
Kesehatan Hewan 611
Perikanan 853
Agribisnis Perikanan 449
Agribisnis Rumput Laut 453
Budidaya Kekerangan 695
Budidaya Krustacea 694
Budidaya Perikanan 693
Budidaya Perikanan 454
Lainnya
Budidaya Rumput Laut 696
Budidaya Ikan Air Tawar 450
Budidaya Ikan Air Laut 451
Budidaya Ikan Air Payau 452
Teknik Pertanian 849
Alat Mesin Pertanian 687
Mekanisasi Pertanian 612
Agribisnis Pengolahan 848
Hasil Pertanian
Agribisnis Pengolahan 803
Hasil Pertanian dan
Perikanan
Pengawasan Mutu 458
Pengawasan Mutu Hasil 686
Pertanian dan Perikanan
Pengolahan Hasil 854
Perikanan
Teknologi Pengolahan 685
Hasil Perikanan
Teknologi Pengolahan 456
Hasil Pertanian
Agriteknologi kejuruan Agriteknologi Agribisnis Pengolahan 848
Pengolahan Hasil Pengolahan Hasil Hasil Pertanian
Pertanian Pertanian* Agribisnis Pengolahan 803
Hasil Pertanian dan
Perikanan
Pengawasan Mutu 458
Pengawasan Mutu Hasil 686
Pertanian dan Perikanan
Pengolahan Hasil 854
Perikanan
Teknologi Pengolahan 685
Hasil Perikanan
Teknologi Pengolahan 456
Hasil Pertanian

jdih.kemdikbud.go.id
- 20 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Teknik Kimia 838
Kimia Analisis 506
Kimia Industri 505
Kimia 187
Kehutanan kejuruan Kehutanan* Kehutanan 614
Teknik Inventarisasi dan 689
Pemetaan Hutan
Teknik Konservasi 690
Sumberdaya Hutan
Teknik Produksi Hasil 692
Hutan
Teknik Rehabilitasi dan 691
Reklamasi Hutan
Teknik Survey dan 521
Pemetaan
Teknik Survei dan 522
Pemetaan Lainnya
Teknik Geomatika dan 831
Geospasial
Agribisnis Tanaman 845
Agribisnis dan Agrotek 551
Agribisnis Pembibitan dan 560
Kultur Jaringan Tanaman
Agribisnis Perbenihan dan 684
Kultur Jaringan Tanaman
Agribisnis Produksi 552
Tanaman
Agribisnis Tanaman 553
Pangan dan Hortikultura
Agribisnis Tanaman 558
Perkebunan
Budidaya Tanaman Buah 557
Semusim
Budidaya Tanaman Buah 556
Tahunan
Budidaya Tanaman Hias 555
Budidaya Tanaman 554
Sayuran
Penyuluhan Pertanian 613
Teknik Tanah dan Air 688
Teknika Kapal kejuruan Teknika Pelayaran Kapal 851
Penangkapan Ikan Kapal Penangkapan Penangkap Ikan
Ikan* Nautika Kapal Penangkap 511
Ikan
Teknika Kapal Penangkap 512
Ikan
Pelayaran Kapal Niaga 852
Nautika Kapal Niaga 509
Teknika Kapal Niaga 510
Nautika Kapal kejuruan Nautika Pelayaran Kapal 851
Penangkapan Ikan Kapal Penangkapan Penangkap Ikan
Ikan* Nautika Kapal Penangkap 511
Ikan
Teknika Kapal Penangkap 512
Ikan
Pelayaran Kapal Niaga 852

jdih.kemdikbud.go.id
- 21 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Nautika Kapal Niaga 509
Teknika Kapal Niaga 510
Teknika Kapal kejuruan Teknika Pelayaran Kapal Niaga 852
Niaga Kapal Niaga* Nautika Kapal Niaga 509
Teknika Kapal Niaga 510
Pelayaran Kapal 851
Penangkap Ikan
Nautika Kapal Penangkap 511
Ikan
Teknika Kapal Penangkap 512
Ikan
Nautika Kapal kejuruan Nautika Pelayaran Kapal Niaga 852
Niaga Kapal Niaga* Nautika Kapal Niaga 509
Teknika Kapal Niaga 510
Pelayaran Kapal 851
Penangkap Ikan
Nautika Kapal Penangkap 511
Ikan
Teknika Kapal Penangkap 512
Ikan
Pemasaran kejuruan Pemasaran* Bisnis dan Pemasaran 855
Ekonomi 210
Asuransi 544
Koperasi 545
Pemasaran 615
Penjualan 541
Perdagangan 542
Manajemen kejuruan Manajemen Manajemen Perkantoran 856
Perkantoran dan Perkantoran dan Administrasi Perkantoran 539
Layanan Bisnis Layanan Bisnis* Bisnis dan Pemasaran 855
Akuntansi dan Keuangan 857
Akuntansi 540
Ekonomi 210
Akuntansi dan kejuruan Akuntansi Akuntansi dan Keuangan 857
Keuangan Lembaga dan Keuangan Akuntansi 540
Lembaga* Ekonomi 210
Perbankan 543
Perbankan Syariah 697
Usaha Layanan kejuruan Usaha Perhotelan dan Jasa 858
Pariwisata Layanan Pariwisata* Pariwisata
Akomodasi Perhotelan 549
Usaha Jasa Pariwisata 548
Usaha Perjalanan Wisata 607
Perhotelan kejuruan Perhotelan* Perhotelan dan Jasa 858
Pariwisata
Akomodasi Perhotelan 549
Usaha Jasa Pariwisata 548
Usaha Perjalanan Wisata 607
Restoran 433
Kuliner kejuruan Kuliner* Kuliner 859
Jasa Boga 608
Patiseri 434
Restoran 433
Kecantikan dan Spa kejuruan Kecantikan Tata Kecantikan 436
dan Spa* Tata Kecantikan Kulit 437
Tata Kecantikan Rambut 438

jdih.kemdikbud.go.id
- 22 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Seni Rupa kejuruan Seni Rupa* Seni Rupa 562
Animasi 565
Desain dan Produk Kreatif 860
Kriya
Desain dan Produksi Kriya 464
Kayu
Desain Interior 699
Desain Komunikasi Visual 605
Desain Produksi Interior 606
dan Landscaping
Teknik Grafika 834
Teknik Grafika 490
Persiapan Grafika 492
Produksi Grafika 491
Seni Lukis 603
Seni Patung 604
Desain Komunikasi kejuruan Desain Seni Rupa 562
Visual Komunikasi Visual* Animasi 565
Desain Komunikasi Visual 605
Seni Lukis 603
Seni Patung 604
Teknik Grafika 834
Teknik Grafika 490
Persiapan Grafika 492
Produksi Grafika 491
Teknik Komputer dan 523
Informatika
Multimedia 526
Desain dan kejuruan Desain dan Desain dan Produk Kreatif 860
Produksi Kriya Produksi Kriya* Kriya
Desain dan Produksi Kriya 464
Kayu
Desain dan Produksi Kriya 462
Keramik
Desain dan Produksi Kriya 461
Kulit
Desain dan Produksi Kriya 463
Logam
Desain dan Produksi Kriya 460
Tekstil
Perabot Kayu 410
Perabot Lainnya 412
Perabot Logam 411
Perabot Umum 409
Teknik Furnitur 616
Seni Rupa 562
Seni Pertunjukan kejuruan Seni Seni Musik 861
Pertunjukan* Seni Musik Klasik 568
Seni Musik Non Klasik 569
Seni Tari 570
Seni Karawitan 571
Seni Pedalangan 572
Seni Teater 573
Pemeranan 641
Tata Artistik 642

jdih.kemdikbud.go.id
- 23 -

Program Keahlian
Mata Pelajaran pada Sertifikat Pendidik/ Kode
pada Kurikulum
Kurikulum Merdeka sertifikat profesi Sertifikat
Merdeka
Broadcasting dan kejuruan Broadcasting Seni Broadcasting dan 862
Perfilman dan Perfilman* Film
Teknik Produksi dan 530
Penyiaran Program
Pertelevisian
Teknik Produksi dan 529
Penyiaran Program Radio
Teknik Produksi dan 682
Penyiaran Program Radio
dan Pertelevisian
Animasi 565
Desain Komunikasi Visual 605
Teknik Komputer dan 523
Informatika
Multimedia 526
Seni Rupa 562
Animasi kejuruan Animasi* Animasi 565
Desain Komunikasi Visual 605
Teknik Komputer dan 523
Informatika
Multimedia 526
Seni Rupa 562
Seni Broadcasting dan 862
Film

Busana kejuruan Busana* Tata Busana 698


Busana Butik 609
Design Busana 442
Garmen 591
Tata Busana 441
Tata Busana Lainnya 443
Desain dan Produksi Kriya
460
Tekstil
Teknologi Tekstil 837
Garmen 591
*terdiri atas mata pelajaran Dasar-Dasar Program Keahlian dan mata pelajaran
Konsentrasi Keahlian di dalam Program Keahlian tersebut.

Pelaksanaan ketentuan linieritas sebagaimana dimaksud Tabel 1 di atas,


bagi:
a. mata pelajaran Projek IPAS dapat diampu oleh paling banyak 6 (enam)
guru kelompok IPA dan/atau IPS disesuaikan dengan karakteristik
bidang keahlian;
b. mata pelajaran seni tari, seni musik, seni teater, dan seni rupa di
SMK/MAK Kelas X dapat diampu oleh guru yang mempunyai:
1) kualifikasi akademik sarjana pendidikan seni atau sarjana seni
dan sertifikat pendidik seni budaya; atau

jdih.kemdikbud.go.id
- 24 -

2) kualifikasi akademik sarjana dan sertifikat pendidik sesuai dengan


mata pelajaran seni yang diajarkan;
c. mata pelajaran Dasar-Dasar Program Keahlian, dapat diampu oleh
paling banyak 12 (dua belas) guru;
d. mata pelajaran Konsentrasi Keahlian dan Projek Kreatif dan
Kewirausahaan dapat diampu oleh paling banyak 5 (lima) guru;
e. mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan dapat diampu dan/atau
dibimbing oleh paling banyak 44 (empat puluh empat) guru; dan
f. mata pelajaran pilihan dapat diajarkan oleh paling banyak 4 (empat)
guru pada kelas XI dan paling banyak 6 (enam) guru pada kelas XII.

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

NADIEM ANWAR MAKARIM

jdih.kemdikbud.go.id
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PENGEMBANGAN

Kurikulum Operasional
di Satuan Pendidikan
MERDEKA
BELAJAR

Edisi Revisi Ke-1, April 2022


BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PENGEMBANGAN

Kurikulum Operasional
di Satuan Pendidikan
MERDEKA
BELAJAR

2022

Edisi Revisi Ke-1, April 2022


Panduan Pengembangan
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Pengarah
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Anindito Aditomo

Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri

Penyusun
Windy Hastasasi (Sekolah Cikal, Jakarta)
Tracey Yani Harjatanaya (Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda, Medan)
Ari Dwi Kristiani (Sekolah Dian Harapan, Cikarang)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)

Penelaah
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Yusri Saad (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Anggraeni (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Moh. Irfan (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Rizki Maisura (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Maria Liestiyanti (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)

Kontributor
Yusri Saad (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Unaya Karmilah (SLB Wartawan Bandung)
Rizki Maisura (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Astatik (PKBM Bestari, Jombang Jatim)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Edy Kuntjoro (SMA Al Hikmah Boarding School Batu)
Putu Widyarani K. (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Anita Purnomosari (SD-SMP-SMA IPH School, Surabaya)
Lestyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Budiyanti Hardanie (Sekolah Mutiara Bunda)
Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Kurikulum dan Chusnul Chotimah (Southbridge International School,
Pembelajaran) Cambodia)
Baharudin (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Djuharis Rasul (Konsultan SMK)
M. Heru Iman Wibowo (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Hasto Pidekso (SMA Cikal Surabaya)
Erisda Eka Putra (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Itje Chodidjah (Pusat Studi Penelitian Kebijakan)
Maria Melita Rahardjo (UKSW Salatiga) Meira Sartika (SDI Nurul Hasanah)
Dyah M. Sulistyati (KB Little Star Kids Activity Center, Salatiga) Ratih Saraswati (Sekolah Cikal)
I Wayan Wijania (TK Sai Prema Kumara, Denpasar) Sri Kurnianingsih (Himpaudi Jateng)
Samiran (SMK Negeri 7 Semarang) Stien Matakupan (Pusat Studi Penelitian Kebijakan)
Ine Rahayu (SLBN Cicendo, Bandung) Tatang Suratna (UPI Serang)

Ilustrator
Saad Ibrahim

Layout
Muhammad Ridha Ridwan
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan Pengembangan
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan
inspirasi dalam mengembangkan kurikulum operasional satuan pendidikan pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

Kurikulum operasional yang digunakan di satuan pendidikan dikembangkan dan dikelola oleh
satuan pendidikan dengan mengacu kepada Struktur Kurikulum. Kurikulum operasional yang
dikembangkan harus menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik,
satuan pendidikan, dan daerah. Dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum operasional,
satuan pendidikan sebaiknya melibatkan komite sekolah dan masyarakat.

Dalam penyusunan kurikulum operasional, satuan pendidikan perlu memperhatikan prinsip-prinsip


pengembangan kurikulum operasional. Prinsip pengembangan ini bertujuan untuk membantu
proses berpikir dalam menyusun kurikulum operasional di satuan pendidikan dan menjadi dasar
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ini memuat analisis karakteristik
satuan pendidikan, penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian
pembelajaran, perencanaan pembelajaran, serta pendampingan, evaluasi, dan pengembangan
professional. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika
penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan pada Kurikulum Merdeka ini
akan terus disempurnakan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan
dengan proses evaluasi tersebut, panduan ini juga akan mengalami revisi dan pembaruan secara
berkala.

Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun, penelaah, dan
kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, yang telah bekerja dengan
sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang menginpisrasi.

Kepala Badan Standar, Kurikulum,


dan Asesmen Pendidikan

Anindito Aditomo, Ph.D.

iiiiii
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA

Langkah 02
Memahami pembelajaran
04
dan asesmen

Langkah 04
Memahami pengembangan
02 projek penguatan profil
pelajar Pancasila

Langkah 01
Memahami garis besar
Kurikulum Merdeka
03

01 Langkah 03
Memahami pengembangan
kurikulum operasional
satuan pendidikan dalam
Kurikulum Merdeka

Langkah 1 Langkah 2
Memahami garis besar Kurikulum Merdeka Memahami Pembelajaran dan Asesmen

• Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang Panduan Pembelajaran dan Asesmen


berlaku
• Prinsip pembelajaran dan asesmen
• Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan
Pembelajaran • Pembelajaran sesuai dengan tahapan peserta
didik
• Perencanaan pembelajaran dan asesmen
(termasuk alur tujuan pembelajaran)
• Merencanakan pembelajaran
• Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen

Langkah 3 Langkah 4
Memahami pengembangan kurikulum Memahami pengembangan projek
operasional satuan pendidikan dalam penguatan profil pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil


Satuan Pendidikan Pelajar Pancasila
• Analisis karakteristik satuan pendidikan • Menyiapkan ekosistem sekolah
• Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan • Mendesain projek penguatan profil pelajar
pendidikan Pancasila
• Pengorganisasian Pembelajaran • Mengelola projek penguatan profil pelajar
Pancasila
• Perencanaan Pembelajaran
• Mengolah asesmen dan melaporkan hasil projek
• Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan
penguatan profil pelajar Pancasila
profesional
• Evaluasi dan tindak lanjut projek penguatan profil
pelajar Pancasila

iviv
Daftar Isi

iii Kata Pengantar

v Daftar Isi

1 Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


1 Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
2 Cara Menggunakan Panduan
2 Sasaran Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan

3 Acuan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

4 Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


4 Prinsip Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
5 Proses Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
7 Proses Peninjauan dan Revisi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

9 Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

12 Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan


12 Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
13 Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik Satuan Pendidikan dan
Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan
14 Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik dan Merumuskan Visi, Misi,
dan Tujuan (untuk SMK)
16 Pilihan Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

25 Komponen 2: Visi, Misi, dan Tujuan


25 Visi, Misi, dan Tujuan
28 Menyelaraskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
29 Pilihan Visi-Misi-Tujuan Satuan Pendidikan

40 Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran


40 Pengorganisasian Pembelajaran di Satuan Pendidikan
41 Menganalisis Kebutuhan untuk Mengorganisasi Pembelajaran
45 Pendekatan Pembelajaran: Mata Pelajaran, Tematik, Integrasi, dan Blok
60 Pilihan dalam Mengorganisasi Pembelajaran

v v
70 Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran
70 Perencanaan Pembelajaran
72 Perencanaan Pembelajaran di Satuan Pendidikan
73 Proses Berpikir Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
74 Pengalaman Belajar yang Bermakna
75 Pilihan dalam Merencanakan Pembelajaran

83 Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional


83 Hubungan Evaluasi, Pendampingan, dan Pengembangan Profesional
Pendidik dalam Pembelajaran
84 Prinsip Evaluasi Pembelajaran dan Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan
85 Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
87 Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
89 Pilihan Satuan Pendidikan dalam Melakukan Evaluasi
96 Pendampingan dan Pengembangan Profesional di Satuan Pendidikan
97 Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional untuk SMK

98 Glosarium

99 Daftar Pustaka

100 Lampiran
100 Contoh Strategi Penentuan Konsentrasi Menggunakan Teori Developing A
Curriculum (DACUM)
101 Contoh Proses Mendesain Tujuan Pembelajaran di PAUD
102 Contoh Pendekatan Muatan Belajar Secara Integrasi untuk Satuan PAUD
104 Contoh Pendekatan Muatan Belajar Secara Integrasi untuk Satuan PAUD
106 Contoh Pendekatan Muatan Belajar Secara Blok untuk SMK
108 Contoh Alat Evaluasi I
109 Contoh Alat Evaluasi II

vivi
1 Panduan Pengembangan
Kurikulum Operasional
Satuan Pendidikan

Ringkasan Bab
Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Cara Menggunakan Panduan

Sasaran Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional


Satuan Pendidikan

Panduan pengembangan kurikulum operasional Merdeka dan satu komponen tambahan, yaitu
di satuan pendidikan merupakan dokumen pendampingan, evaluasi, dan pengembangan
yang berisi prinsip dan contoh strategi untuk profesional yang dapat dilaksanakan
memandu satuan pendidikan mengembangkan oleh satuan pendidikan yang siap untuk
kurikulum operasionalnya. Kurikulum meningkatkan kualitas pembelajaran yang
operasional dikembangkan dan dikelola dengan berkelanjutan.
mengacu kepada struktur kurikulum dan
standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Panduan ini digunakan bersama dengan
menyelaraskannya dengan karakteristik dan dokumen-dokumen terkait, di antaranya:
kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, Panduan Asesmen dan Pembelajaran dan
dan daerah. Panduan Pengembangan Projek Penguatan
Profil Pancasila. Dokumen-dokumen tersebut
Dalam menyusun kurikulum operasional, diharapkan dapat dibaca dan dipelajari dengan
satuan pendidikan diberikan wewenang seksama sebagai penunjang pengembangan
untuk menentukan format dan sistematika kurikulum operasional di satuan pendidikan.
penyusunannya.

Panduan meliputi komponen minimal


yang ditetapkan oleh Kementerian dalam
regulasi yang mengatur Struktur Kurikulum

11
Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Cara Menggunakan Panduan


Panduan pengembangan ini dibuat untuk satuan pendidikan bahwa penyusunan dan
membantu satuan pendidikan dalam pelaksanaan kurikulum operasional dapat
mengembangkan kurikulum operasional dilakukan sesuai kesiapan dan kondisi masing-
yang kontekstual dan relevan bagi satuan masing satuan pendidikan. Panduan ini juga
pendidikan, terutama bagi peserta didik berisi contoh-contoh strategi dan alat yang bisa
dalam mencapai profil pelajar Pancasila dan dijadikan inspirasi pengembangan. Akan tetapi,
Capaian Pembelajaran yang mengacu pada satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk
Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat mengembangkan dengan cara lain selama
Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD). selaras dengan tujuan utama dari kurikulum
operasional di satuan pendidikan.
Prinsip dokumen ini bertujuan untuk
membantu proses berpikir dalam menyusun
kurikulum operasional di satuan pendidikan. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan
Panduan ini memberikan gambaran mengenai (SMK), kurikulum operasional adalah
prinsip-prinsip dalam merencanakan, kurikulum implementatif yang disusun
melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum berdasarkan potensi sekolah, potensi
operasional, serta tahapan pembelajaran. daerah, dan penyelarasan dengan mitra
Tahapan pembelajaran dibuat dengan dunia kerja.
tujuan untuk memberikan gambaran bagi

Sasaran Panduan Pengembangan Kurikulum


Operasional Satuan Pendidikan
Kepala satuan pendidikan dapat kemajuan pembelajaran (learning progression),
menggunakan dokumen ini untuk memimpin dan asesmen yang dapat memberikan umpan
dan melibatkan berbagai pemangku balik efektif dan melibatkan peserta didik.
kepentingan dalam pengembangan kurikulum
Dinas Pendidikan dapat menggunakan
operasional yang kontekstual dan memenuhi
dokumen ini untuk memberi bimbingan
kebutuhan belajar peserta didik. Sebagai
bagi satuan pendidikan dalam proses
pemimpin proses belajar di satuan pendidikan,
pengembangan kurikulum operasional yang
kepala satuan pendidikan perlu melakukan
sesuai dengan kondisi riil satuan pendidikan.
refleksi sebagai bagian aktivitas sehari-hari.
Pengawas atau penilik diharapkan dapat
Proses refleksi menjadi budaya dan kebiasaan
mendorong tiap satuan pendidikan di bawah
yang dilakukan secara personal dan sebagai
binaannya untuk mengembangkan kurikulum
bagian diskusi dengan seluruh anggota satuan
operasional secara kreatif dan inovatif yang
pendidikan.
dijadikan sebagai referensi tiap anggota satuan
Pendidik dapat menggunakan dokumen pendidikan dalam perencanaan pembelajaran
ini untuk mengembangkan kurikulum yang dan mencerminkan pembelajaran yang dapat
diadaptasi sesuai dengan kebutuhan dan mengembangkan kompetensi peserta didik
harapan peserta didik yang beragam di dalam dan pencapaian profil pelajar Pancasila.
satuan pendidikan. Sebagai fasilitator proses Pengembangan kurikulum operasional tidak
belajar peserta didik di kelas, pendidik perlu seharusnya menekankan pada pemenuhan
mengembangkan rencana pembelajaran, aturan administrasi yang seragam.

2
2 Acuan Kurikulum
Operasional Satuan
Pendidikan

Sekilas penjelasan mengenai dokumen yang menjadi rujukan dalam


mengembangkan kurikulum operasional di satuan pendidikan.

sebagaimana yang dimaksud pada regulasi yang mengatur struktur Kurikulum Merdeka disusun
berdasarkan:
a. Kerangka dasar dan struktur yang ditetapkan secara nasional; dan
b. Visi, misi, dan karakteristik satuan pendidikan

Standar Nasional Pendidikan


Standar Nasional Pendidikan yang menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum sebagaimana
yang dimaksud pada regulasi yang mengatur struktur Kurikulum Merdeka meliputi:
a. Standar kompetensi lulusan;
b. Standar isi;
c. Standar proses; dan
d. Standar penilaian pendidikan.

Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah menjadi acuan satuan pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum menuju tercapainya profil pelajar Pancasila dapat ditambahkan dengan
kekhasan satuan pendidikan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Struktur
kurikulum ini berisi kegiatan intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Khusus
SMK ditambah dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL), serta tema kebekerjaan sebagai wadah untuk
penguatan profil pelajar Pancasila. Khusus SLB ditambah dengan Keterampilan Pilihan dan Program
Kebutuhan Khusus dan magang untuk SMALB.

33
3 Penyusunan Kurikulum
Operasional Satuan
Pendidikan

Ringkasan Bab
Prinsip Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Proses Peninjauan dan Revisi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Prinsip Penyusunan Kurikulum Operasional


Satuan Pendidikan
Prinsip penyusunan 1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi
kurikulum operasional di keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan
satuan pendidikan: belajar, serta kepentingan peserta didik.

2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan


karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan
lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan
menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik
berkebutuhan khusus (khusus SLB).

3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama


yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa
yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami.

4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data


dan aktual.

5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan


kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan
pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan, antara lain
orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia
kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan
kewenangannya.

44
Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional


Satuan Pendidikan
Dalam penyelenggaraannya, kurikulum Penyusunan dokumen kurikulum operasional di
operasional di satuan pendidikan perlu menjadi satuan pendidikan hendaknya dimulai dengan
dokumen yang dinamis, yang diperbarui memahami secara utuh Struktur Kurikulum
secara berkesinambungan, menjadi referensi Merdeka.
dalam keseharian, direfleksikan, dan terus
dikembangkan.

Penyusunan Dokumen

Apakah satuan pendidikan sudah memiliki inspirasi kurikulum operasional di satuan


pendidikan?
Apakah satuan pendidikan telah memiliki visi dan misi?

Siapa yang akan memfasilitasi dan terlibat di dalam penyusunan ini?


Apakah akan dilakukan pembahasan kurikulum operasional oleh pemangku kepentingan
internal? (kepala satuan pendidikan dan pendidik)

Apakah akan dilakukan pembahasan kurikulum operasional di satuan pendidikan oleh


pemangku kepentingan eksternal? (meliputi: orang tua, komite satuan pendidikan dan
pemangku kepentingan lainnya yaitu, organisasi, berbagai sentra, serta mitra dunia kerja
untuk SMK)?

Proses penyusunan kurikulum 1. TETAP (mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang
operasional bersifat: ditetapkan oleh pemerintah pusat), dan

2. FLEKSIBEL/DINAMIS (mengembangkan kurikulum operasional


berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai
karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan).

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 5


Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Langkah-langkah Penyusunan Kurikulum Operasional


(Bagi yang belum pernah menyusun kurikulum operasional di satuan pendidikan)

Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

01
Menganalisis konteks
KARAKTERISTIK SATUAN
02 PENDIDIKAN

Merumuskan
VISI, MISI, DAN
TUJUAN

Evaluasi
Jangka Panjang

03 (4-5 tahun)

Menentukan
04 PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
Evaluasi
Menyusun Jangka Pendek
RENCANA
PEMBELAJARAN 05 (semester/tahunan)

Merancang
PENDAMPINGAN, EVALUASI,
DAN PENGEMBANGAN
PROFESIONAL

Catatan: untuk SMK, langkah nomor 2 adalah ‘Merumuskan Visi, Misi, Tujuan Program Keahlian’

6
Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Proses Peninjauan dan Revisi Kurikulum


Operasional Satuan Pendidikan

Bagi satuan pendidikan yang sudah pernah menyusun


kurikulum operasional di satuan pendidikan

Peninjauan dan Revisi


1 Siapa yang akan memfasilitasi dan terlibat di dalam peninjauan dan revisi ini?
2 Apakah kurikulum operasional di satuan pendidikan yang telah dibuat sudah sesuai
dengan kerangka dan ketentuan penyusunan?
3 Apakah ada proses diskusi/kerja kolaborasi untuk menyusun kurikulum operasional di
satuan pendidikan?
4 Apakah ada informasi atau pembahasan yang disampaikan kepada orangtua mengenai
kurikulum dan/atau program-program?

5 Bagaimana strategi yang akan dilakukan untuk mengevaluasi?


6 Khusus untuk SMK, apakah substansi kurikulum yang ada masih sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 7


Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Langkah-langkah Peninjauan dan Revisi Kurikulum Operasional


(Bagi yang telah memiliki dokumen kurikulum operasional di satuan pendidikan)

Proses Peninjauan dan Revisi Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

01
Menganalisis konteks
KARAKTERISTIK SATUAN
02 PENDIDIKAN

Meninjau ulang
VISI, MISI, DAN
TUJUAN

Evaluasi
Jangka Panjang

03 (4-5 tahun)

Meninjau ulang

04
PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN

Menyusun Evaluasi
Jangka Pendek
RENCANA
PEMBELAJARAN 05 (semester/tahunan)

Merancang
PENDAMPINGAN, EVALUASI,
DAN PENGEMBANGAN
PROFESIONAL

Catatan: untuk SMK, langkah nomor 2 adalah ‘Meninjau Visi dan Misi satuan pendidikan, dan tujuan
program keahlian’

8
4 Komponen Kurikulum
Operasional Satuan
Pendidikan

Komponen ini menjadi komponen utama yang ditinjau setiap 4 – 5 tahun.

Karakteristik satuan Dari analisis konteks, diperoleh gambaran mengenai karakteristik


pendidikan satuan pendidikan, termasuk peserta didik, tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, dan sosial budaya. Untuk SMK, karakteristik
melingkupi program keahliannya.

Visi, misi, dan tujuan Visi


• Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek
dalam tujuan jangka panjang satuan pendidikan dan nilai-
nilai yang dituju berdasarkan hasil analisis karakteristik satuan
pendidikan
• Nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran
agar peserta didik dapat mencapai profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD)

Misi
• Misi menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi
• Nilai-nilai penting yang diprioritaskan selama menjalankan misi

Tujuan
• Tujuan akhir dari kurikulum satuan pendidikan yang
berdampak kepada peserta didik
• Tujuan menggambarkan tahapan-tahapan (milestone) penting
dan selaras dengan misi
• Strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
• Kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan suatu
satuan pendidikan dan selaras dengan profil pelajar Pancasila

Untuk SMK visi, misi, dan tujuan disusun untuk lingkup sekolah,
sedangkan program keahlian menyusun tujuan program keahlian.

99
Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Komponen ini menjadi komponen utama yang ditinjau setiap tahun.

Pengorganisasian Cara satuan pendidikan mengatur muatan kurikulum dalam satu


pembelajaran rentang waktu dan beban belajar, serta cara mengelola pembelajaran
untuk mendukung Capaian Pembelajaran (CP) dan profil pelajar
Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD)

• Intrakurikuler, berisi muatan/mata pelajaran dan muatan


tambahan lainnya jika ada (seperti mulok). Untuk SMK, mata
pelajaran dan/atau konsentrasi disusun oleh satuan pendidikan
bersama dunia kerja. Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk
SMK, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja yang
profesional, meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai
kurikulum dan kebutuhan dunia kerja, serta menyiapkan
kemandirian Peserta Didik untuk bekerja dan/atau berwirausaha.

• Projek penguatan profil pelajar Pancasila, menjelaskan


pengelolaan projek yang mengacu pada profil pelajar Pancasila
pada tahun ajaran tersebut. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Untuk SMK, tema
Kebekerjaan merupakan tema yang wajib dipilih setiap tahun.

• Ekstrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah


untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara
optimal.

Perencanaan Perencanaan pembelajaran meliputi ruang lingkup satuan


pembelajaran pendidikan dan ruang lingkup kelas.

• Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup satuan pendidikan


seperti penyusunan capaian pembelajaran (telah ditetapkan
oleh pemerintah), alur tujuan pembelajaran lengkap dengan
gambaran besar asesmen dan sumber belajar yang mencakup
kegiatan intrakurikuler serta projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan perencanaan program prioritas satuan pendidikan.

• Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup kelas seperti


rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar, perangkat
ajar. Untuk dokumentasi rencana pembelajaran ini, satuan
pendidikan cukup melampirkan beberapa contoh perangkat ajar
atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian
pembelajaran pada bagian Lampiran.

10
11
11
5 Komponen 1: Analisis
Karakteristik Satuan
Pendidikan

Ringkasan Bab
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik Satuan Pendidikan dan Merumuskan


Visi, Misi, dan Tujuan

Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik dan Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan
(untuk SMK)

Pilihan Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan


Sebelum mengembangkan kurikulum Analisis karakteristik satuan pendidikan
operasional, satuan pendidikan perlu penting untuk dilakukan agar mendapatkan
melakukan analisis karakteristik dan lingkungan gambaran utuh kondisi dan kebutuhan satuan
belajar dengan menampung aspirasi anggota pendidikan dan seluruh warganya. Hasil analisis
komunitas, dan menjadikan visi dan misi karakteristik akan menjadi landasan dalam
sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh proses perumusan visi, misi, dan tujuan satuan
warga satuan pendidikan. pendidikan.

Prinsip-prinsip analisis • Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan


lingkungan belajar:
• Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/
kondisi satuan pendidikan

• Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan,


pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data

• Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk


mengembangkan strategi atau solusi

12
12
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Contoh informasi yang perlu • Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?
didapatkan dalam analisis
• Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari
lingkungan belajar di satuan
masyarakat setempat?
pendidikan:
• Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan
saat ini (baik oleh warga masyarakat maupun warga satuan
pendidikan itu sendiri)?

• Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta


didik mencapai profil pelajar Pancasila?

• [SMK] Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan?

Berikut adalah pilihan cara untuk mengumpulkan informasi

• Kuesioner, dengan pertanyaan disesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang dibutuhkan.

• Wawancara, untuk mendapatkan data secara langsung.

• Diskusi kelompok terpumpun/Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang


perwakilan dari seluruh warga satuan pendidikan dan tokoh masyarakat.

• Observasi, mengamati dan mencatat apa yang tampak dari objek penelitian. Disarankan
lebih dari 1 orang yang melakukan observasi di waktu yang sama untuk memperoleh hasil
pengamatan yang dapat diandalkan (reliable).

• Rapor pendidikan, terkait mutu dan hasil belajar, kompetensi dan kinerja pendidik dan
tenaga kependidikan, serta mutu dan relevansi pembelajaran.

Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik


Satuan Pendidikan dan Merumuskan Visi, Misi,
dan Tujuan
Dalam menyusun kurikulum operasional di mendapatkan informasi yang komprehensif.
satuan pendidikan, setiap komponennya Informasi ini kemudian dianalisis untuk
dapat dikembangkan melalui proses reversibel memberikan kesimpulan yang tepat bagi
(bolak balik) antara analisis lingkungan perencanaan yang optimal. Satuan pendidikan
belajar satuan pendidikan, visi-misi satuan dapat menggunakan berbagai cara yang
pendidikan, dan tujuan dan strateginya. Dalam dinilai sesuai dengan kebutuhan berproses
perencanaan, penting bagi satuan pendidikan selama hasilnya selaras antarkomponennya.
untuk mengumpulkan berbagai data untuk

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 13


Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik


dan Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan (untuk
SMK)
Untuk SMK, visi dan misi disusun untuk setiap komponennya dikembangkan melalui
lingkup satuan pendidikan, sedangkan tujuan proses reversibel (bolak balik) antara analisis
disusun untuk lingkup program keahlian lingkungan belajar satuan pendidikan, visi-misi
berdasarkan analisis kebutuhan dunia kerja. satuan pendidikan, serta tujuan dan strategi
Dalam menyusun kurikulum satuan pendidikan, program keahlian. Dalam perencanaan, penting

14
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

bagi satuan pendidikan untuk mengumpulkan dapat menggunakan berbagai cara yang
berbagai data untuk mendapatkan informasi dinilai sesuai dengan kebutuhan berproses
yang komprehensif. Informasi ini kemudian selama hasilnya selaras antarkomponennya.
dianalisis untuk memberikan kesimpulan yang
tepat bagi perencanaan yang optimal. Setiap
satuan pendidikan dan program keahlian

Apakah SMK sudah


memiliki visi-misi-tujuan Sudah
yang ajek?

Belum

Karakteristik Satuan Pendidikan Analisis karakteristik


lingkungan belajar SMK
• Menggambarkan keunikan SMK
dan program keahlian
dan program keahlian dalam hal
peserta didik, sosial, budaya,
pendidik, dan tenaga kependidikan.
Apakah sudah memiliki
• SMK yang berada di bawah yayasan analisis kebutuhan
tertentu, seperti dapat merumuskan Merumuskan satuan pendidikan?
idealisme yayasan tersebut selama visi-misi SMK
tidak bertentangan dengan Tujuan
Pendidikan Nasional dan profil
pelajar Pancasila.
Belum Sudah
• Menggambarkan program keahlian
yang dibuka dan rasional program Merumuskan tujuan
keahlian tersebut dibuka. Catatan: program keahlian
SMK boleh membuka lebih dari 1
program keahlian sesuai kebutuhan
Apakah sudah
dunia kerja.
memiliki strategi?
Karakteristik Program Keahlian
Menyusun
• Menggambarkan konsentrasi dari Belum Sudah
strategi
setiap program keahlian yang
dibuka. Contoh, Program Keahlian
Teknik Otomotif akan memilih
untuk berkonsentrasi pada
perawatan dan perbaikan sepeda Mendesain
motor yang sebelumnya disebut
pengorganisasian
sebagai kompetensi keahlian.
pembelajaran

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 15


Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Pilihan Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan


Dalam menganalisis karakteristik, satuan operasional dapat dilakukan sesuai kesiapan
pendidikan perlu melakukan evaluasi kesiapan dan kondisi masing-masing satuan pendidikan.
implementasi sehingga dapat menyesuaikannya
dengan pilihan yang akan dijalankan. Satuan pendidikan diharapkan melakukan
refleksi secara rutin agar dapat menentukan
Pilihan-pilihan ini bertujuan untuk memberikan pilihan yang tepat dalam menyusun dan
gambaran bagi satuan pendidikan bahwa melaksanakan kurikulum operasional.
penyusunan dan pelaksanaan kurikulum

16
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Pilihan 1 Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Analisis kekuatan dan aspek perbaikan dari satuan pendidikan dalam ranah perencanaan dan
pengelolaan pembelajaran.

Pada pilihan 1, kepala satuan pendidikan • Rapor Pendidikan: mutu dan hasil belajar,
memahami struktur kurikulum sebelum kompetensi dan kinerja pendidik dan
membentuk dan memimpin tim untuk tenaga kependidikan, serta mutu dan
mengembangkan kurikulum operasional. relevansi pembelajaran
Pengawas atau Penilik harus dapat memahami • Hasil observasi pembelajaran
Kurikulum Merdeka sehingga dapat
memberikan pelatihan terkait dengan struktur Contoh pertanyaan:
kurikulum dan menjadi mentor dalam proses • Apa yang sudah berjalan baik?
pengembangan kurikulum, jika diperlukan
• Apa pencapaian yang sudah pernah satuan
oleh satuan pendidikan. Pemimpin satuan
pendidikan raih?
pendidikan dapat membuat penyesuaian
sederhana pada contoh analisis yang telah • Apa rencana yang belum tercapai? Apa
dilakukan oleh satuan pendidikan lainnya. yang membuatnya belum dapat tercapai?

• Data yang dapat disiapkan dalam • Apa strategi yang dapat diimplementasikan
melakukan analisis pada pilihan 1: oleh satuan pendidikan untuk meraih
keberhasilan?

Contoh untuk Seluruh Jenjang: Analisis Karakteristik Satuan


Pendidikan
Dengan melakukan analisis sederhana terhadap proses perencanaan dan pengelolaan pembelajaran,
satuan pendidikan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan untuk dasar penyusunan
strategi dalam mengembangkan dan mengatasi permasalahan satuan pendidikan.

Contoh Pertanyaan Berjalan Baik Perlu Perbaikan

• Bagaimana proses pembelajaran yang Tuliskan dengan Tuliskan dengan


dilaksanakan di satuan pendidikan? detil proses/hal detil proses/
• Bagaimana proses penentuan strategi yang sudah berjalan hal yang belum
implementasi untuk perkembangan satuan dengan baik. berjalan dengan
pendidikan? baik dan butuh
perbaikan.
• Bagaimana proses pendidik merancang dan
melaksanakan pembelajarannya?
• Bagaimana keterlibatan murid di dalam
pembelajarannya?
• Bagaimana pendidik merancang dan
melaksanakan asesmen?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 17


Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Pilihan 2 Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Analisis kekuatan dan aspek perbaikan dari satuan pendidikan dalam ranah perencanaan dan
pengelolaan pembelajaran dengan mempertimbangkan sudut pandang peserta didik.

Pada pilihan 2, kepala satuan pendidikan dan menjadi mentor jika diperlukan dalam
melibatkan pendidik dalam mengembangkan proses pengumpulan data untuk menjadi
kurikulum operasional. Hal ini dilakukan bahan analisis. Kepala satuan pendidikan dapat
untuk mendapatkan gambaran riil kebutuhan membuat modifikasi pada contoh analisis yang
dan aspirasi peserta didik. Pengawas atau telah dilakukan oleh satuan pendidikan lainnya
Penilik dapat memantau proses penyusunan dengan menyesuaikan karakteristik peserta
kurikulum operasional di satuan pendidikan didik di satuan pendidikannya.

Data yang dapat disiapkan dalam melakukan analisis pada pilihan 2:


• Rapor Pendidikan: mutu dan hasil belajar, • Hasil observasi pembelajaran
kompetensi dan kinerja pendidik dan • Hasil diskusi dengan pendidik dan tenaga
tenaga kependidikan, serta mutu dan kependidikan
relevansi pembelajaran

Contoh pertanyaan:
• Apa program/kegiatan/ aspek yang • Bagaimana kompetensi pendidik dalam
menunjukkan keterlibatan tinggi dari menjalankan proses pembelajaran?
peserta didik? • Bagaimana keterlibatan orang tua dalam
• Apa kesulitan yang dialami oleh peserta proses pembelajaran peserta didik?
didik?

Contoh untuk Seluruh Jenjang: Analisis Karakteristik Satuan


Pendidikan
Dengan melakukan analisis terhadap proses perencanaan dan pengelolaan pembelajaran dari sudut
pandang peserta didik, satuan pendidikan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan untuk
dasar penyusunan strategi dalam mengembangkan dan mengatasi permasalahan satuan pendidikan.

18
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Contoh Pertanyaan Berjalan Baik Perlu Perbaikan

Peserta didik Tuliskan dengan Tuliskan dengan


• Bagaimana proses satuan pendidikan detil proses/hal detil proses/hal
mengklasifikasi peserta didik? terkait dengan terkait dengan
aspek peserta didik aspek peserta
• Dari klasifikasi tersebut, bagaimana
yang sudah berjalan didik yang belum
satuan pendidikan mengidentifikasi
dengan baik. berjalan dengan
kebutuhan masing-masing kelompok?
baik dan butuh
Bagaimana proses pemberian perhatian
perbaikan.
dan pendampingan bagi kelompok yang
membutuhkannya? Bagaimana pemberian
pilihan tantangan belajar yang lebih tinggi
bagi kelompok peserta didik tertentu?

Pendidik dan tenaga kependidikan Tuliskan dengan Tuliskan dengan


• Bagaimana proses satuan pendidikan detil proses/hal detil proses/hal
mengidentifikasi profil atau kompetensi terkait dengan terkait dengan
pendidik dan tenaga kependidikan untuk aspek pendidik aspek pendidik
pembelajaran yang optimal sesuai dengan dan tenaga dan tenaga
karakteristik peserta didik? kependidikan yang kependidikan yang
sudah berjalan belum berjalan
• Bagaimana proses satuan pendidikan
dengan baik. dengan baik dan
mengklasifikasi pendidik dan tenaga
butuh perbaikan.
kependidikan?
• Dari klasifikasi tersebut, bagaimana satuan
pendidikan mengidentifikasi kebutuhan
masing-masing kelompok? Bagaimana
proses pemberian bantuan/pendampingan
bagi kelompok yang membutuhkannya?
• Bagaimana proses pendidik dan tenaga
kependidikan melakukan fasilitasi terhadap
peserta didik dengan berbagai latar
belakang dan kebutuhan?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 19


Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Contoh Pertanyaan Berjalan Baik Perlu Perbaikan

Sarana dan prasarana Tuliskan dengan Tuliskan dengan


• Bagaimana satuan pendidikan menyediakan detil proses/hal detil proses/hal
sarana dan prasarana yang dibutuhkan terkait dengan terkait dengan
untuk pembelajaran yang optimal? aspek sarana- aspek sarana-
prasarana yang prasarana yang
• Bagaimana proses satuan pendidikan
sudah berjalan belum berjalan
menyediakan lingkungan yang aman dan
dengan baik. dengan baik dan
sehat (fisik dan mental) bagi warganya?
butuh perbaikan.
• Bagaimana satuan pendidikan menyiapkan
perangkat yang memadai untuk
menyelenggarakan pembelajaran yang
optimal dan mengelola data?

Pilihan 3 Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Analisis kekuatan, aspek perbaikan di dalam satuan pendidikan, serta kesempatan dan ancaman
terhadap satuan pendidikan dengan mempertimbangkan sudut pandang peserta didik dan
orang tua.

Pada pilihan 3, kepala satuan pendidikan • Rapor Pendidikan: mutu dan hasil belajar,
menangkap aspirasi peserta didik dan/ kompetensi dan kinerja pendidik dan
atau orang tua dalam mengembangkan tenaga kependidikan, serta mutu dan
kurikulum operasional. Hal ini dilakukan relevansi pembelajaran
untuk mendapatkan gambaran riil kebutuhan • Hasil observasi pembelajaran
dan aspirasi peserta didik, serta harapan dan
• Masukan dari pendidik, peserta didik, dan/
dukungan dari orang tua murid. Pengawas atau
atau orang tua murid
Penilik dapat memantau proses penyusunan
kurikulum operasional di satuan pendidikan Contoh pertanyaan:
dan menjadi mentor jika diperlukan untuk • Bagaimana pencapaian satuan pendidikan
merancang instrumen pengambilan informasi saat ini?
dan metode analisisnya. Kepala satuan • Apa kekuatan sekolah yang harus
pendidikan dapat mengembangkan analisisnya ditonjolkan?
berdasarkan data yang diperolehnya dan
• Apa pembelajaran terpenting yang peserta
membuat prediksi kesempatan dan ancaman
didik dapatkan selama belajar di satuan
berdasarkan masukan dari pendidik, peserta
pendidikan?
didik, dan orang tuanya.
• Apa sumber daya atau kesempatan
Data yang dapat disiapkan dalam melakukan belajar yang dapat dimanfaatkan untuk
analisis pada pilihan 3: pembelajaran peserta didik?

20
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Contoh untuk Seluruh Jenjang: Analisis Karakteristik Satuan


Pendidikan
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman atau yang biasa kita sebut sebagai SWOT
merupakan cara yang umum dilakukan dalam mengenali satuan pendidikan dan lingkungannya
untuk dasar penyusunan strategi dalam mengembangkan dan mengatasi permasalahan satuan
pendidikan.

STRENGTH (KEKUATAN) S W WEAKNESS (KELEMAHAN)

INTERNAL
Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan Situasi atau kondisi yang merupakan
yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa kelemahan yang dimiliki satuan pendidikan
memberikan pengaruh positif pada saat ini yang bisa memberikan pengaruh negatif
atau pun di masa yang akan datang. pada saat ini atau pun di masa yang akan
datang.
Contoh pertanyaan:
Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki Contoh pertanyaan:
satuan pendidikan? Apa yang belum berjalan dengan baik?
Apa yang membuat satuan pendidikan Apa saja kebutuhan peserta didik,
lebih baik dari satuan pendidikan lainnya? pendidik, dan tenaga kependidikan yang
belum terpenuhi di satuan pendidikan?

OPPORTUNITY (PELUANG)
O T THREAT (ANCAMAN)

EKSTERNAL

Situasi atau kondisi yang merupakan peluang Ancaman atau tantangan apa saja yang
atau kesempatan di luar satuan pendidikan mungkin akan dihadapi satuan pendidikan
yang bisa memberikan peluang untuk yang bisa menghambat laju perkembangan
berkembang di kemudian hari. satuan pendidikan.
Contoh pertanyaan: Contoh pertanyaan:
Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki Hambatan apa yang sedang dihadapi
satuan pendidikan? sekarang?
Apa yang membuat satuan pendidikan Adakah perubahan peraturan pemerintah
lebih baik dari satuan pendidikan lainnya? yang akan berdampak bagi perkembangan
satuan pendidikan?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 21


Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Pilihan 4 Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Analisis kekuatan, aspek perbaikan di dalam satuan pendidikan, serta kesempatan dan ancaman
terhadap satuan pendidikan dengan mempertimbangkan sudut pandang kebijakan daerah/
nasional dan sudut pandang/masukan berbagai pemangku kepentingan (pihak internal dan
eksternal satuan pendidikan).

Pada pilihan 4, kepala satuan pendidikan • Masukan dari pendidik, peserta didik, orang
melibatkan berbagai pemangku kepentingan tua murid, mitra (organisasi, komunitas, dan
dalam mengembangkan kurikulum operasional. lain-lain)
Hal ini dilakukan tidak hanya untuk • Visi-misi-tujuan daerah setempat
mendapatkan gambaran riil kebutuhan dan
• Data terkait informasi sistem, sumber daya,
aspirasi peserta didik, tapi juga peluang dan
fasilitas, dan mitra yang tersedia
penyelarasan dengan visi-misi-tujuan daerah
untuk memperkaya proses pembelajaran Contoh pertanyaan:
peserta didik. Pengawas atau Penilik dapat
• Apakah ada sumber daya dari lingkungan
memantau proses penyusunan kurikulum
sekitar yang dapat dimanfaatkan oleh
operasional di satuan pendidikan, menjadi
satuan pendidikan dalam proses belajar?
coach jika diperlukan dalam memperkaya dan
menajamkan analisis. Kepala satuan pendidikan • Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah?
dapat membagikan proses analisis yang telah • Apa saja kebijakan satuan pendidikan
dilakukan oleh satuan pendidikannya sebagai terkait indikator kebijakan daerah?
inspirasi untuk satuan pendidikan lainnya. • Siapa saja pihak-pihak yang dapat
dilibatkan untuk mendukung program
Data yang dapat disiapkan dalam melakukan satuan pendidikan? (organisasi, komunitas,
analisis pada pilihan 4: tokoh, dan lain-lain)
• Rapor Pendidikan: mutu dan hasil belajar,
kompetensi dan kinerja pendidik dan Beberapa alat yang dapat digunakan untuk
tenaga kependidikan, mutu dan relevansi menganalisis informasi:
pembelajaran • Analisis SWOT
• Hasil observasi pembelajaran • Root Cause
• Fish Bone

Contoh untuk Seluruh Jenjang: Analisis Karakteristik Satuan


Pendidikan
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman atau yang biasa kita sebut sebagai SWOT
merupakan cara yang umum dilakukan dalam mengenali satuan pendidikan dan lingkungannya
untuk dasar penyusunan strategi dalam mengembangkan dan mengatasi permasalahan satuan
pendidikan.

22
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

STRENGTH (KEKUATAN) S W WEAKNESS (KELEMAHAN)

INTERNAL
Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan Situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa
memberikan pengaruh positif pada saat ini atau memberikan pengaruh negatif pada saat ini
pun di masa yang akan datang. atau pun di masa yang akan datang.
Contoh pertanyaan: Contoh pertanyaan:
Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki Apa yang dapat kita tingkatkan dalam satuan
satuan pendidikan? pendidikan?
Apa yang membuat satuan pendidikan lebih Apa saja kebutuhan peserta didik, pendidik,
baik dari satuan pendidikan lainnya? dan tenaga kependidikan yang belum
terpenuhi di satuan pendidikan?
Apa saja yang harus dihindari satuan
pendidikan?
Faktor apa saja yang menyebabkan
kehilangan dukungan?
Apa yang dilihat atau dirasakan masyarakat
sebagai suatu kelemahan satuan pendidikan?

OPPORTUNITY (PELUANG)
O T THREAT (ANCAMAN)

EKSTERNAL

Situasi atau kondisi yang merupakan peluang Ancaman atau tantangan apa saja yang
atau kesempatan di luar satuan pendidikan mungkin akan dihadapi satuan pendidikan
yang bisa memberikan peluang untuk yang bisa menghambat laju perkembangan
berkembang di kemudian hari. satuan pendidikan.
Contoh pertanyaan: Contoh pertanyaan:
Apa sumber daya dari lingkungan sekitar Hambatan apa yang sedang dihadapi
yang dapat dimanfaatkan oleh satuan sekarang?
pendidikan dalam proses belajar?
Tren apa yang menyebabkan ancaman
Apa saja kesempatan yang ada di luar bagi satuan pendidikan? Misalnya:
satuan pendidikan? (Misal: lingkungan Perkembangan Teknologi
yang mendukung, pelaku usaha yang
Adakah perubahan peraturan pemerintah
relevan, serta berpotensi untuk diajak
yang akan berdampak bagi perkembangan
bersinergi dalam pengembangan sekolah)
satuan pendidikan?
Perubahan apa saja yang terjadi di luar
satuan pendidikan (hasil riset terbaru,
praktik- praktik pendidikan dan
pengasuhan) yang selaras dan bisa
menjadi pendukung satuan pendidikan?
Apa saja perkembangan pola pikir
masyarakat (orang tua dan praktisi
pendidikan) yang bisa membantu satuan
pendidikan untuk melakukan inovasi?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 23


24
24
6 Komponen 2: Visi, Misi, dan
Tujuan

Ringkasan Bab
Visi, Misi, dan Tujuan

Merumuskan Tujuan Satuan Pendidikan

Menyelaraskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan

Pilihan Visi-Misi- Tujuan Satuan Pendidikan

Visi, Misi, dan Tujuan


Visi, misi, dan tujuan menjadi referensi arah pengembangan dan menunjukkan prioritas satuan
pendidikan.

Merumuskan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan merupakan langkah awal yang sangat penting
sebagai acuan utama dalam merancang pembelajaran yang berkualitas.

Untuk satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan harus berpusat pada peserta didik.

Visi adalah cita-cita bersama pada a. Visi merupakan gambaran masa depan yang ingin
masa mendatang dari warga satuan dicapai oleh satuan pendidikan.
pendidikan, yang dirumuskan b. Visi harus dapat memberikan panduan/arahan
berdasarkan masukan dari seluruh serta motivasi.
warga satuan pendidikan.
c. Visi harus tampak realistis, kredibel dan atraktif.
Sebaiknya mudah dipahami, relatif singkat, ideal,
dan berfokus pada mutu, serta memotivasi setiap
pemangku kepentingan.

25
25
Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

Misi adalah pernyataan bagaimana a. Pernyataan misi menunjukkan secara jelas


satuan pendidikan mencapai visi. mengenai apa yang hendak dicapai oleh satuan
yang ditetapkan untuk menjadi pendidikan.
rujukan bagi penyusunan program b. Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat
jangka pendek, menengah, yang menunjukkan tindakan, bukan kalimat
dan jangka panjang, dengan yang menunjukkan keadaan sebagaimana pada
berdasarkan masukan dari seluruh rumusan visi.
warga satuan pendidikan.
c. Antara indikator visi dan rumusan misi harus ada
keterkaitan atau terdapat benang merahnya
secara jelas. Satu indikator visi dapat dirumuskan
lebih dari satu rumusan misi.
d. Misi menggambarkan upaya bersama yang
berorientasi kepada peserta didik.

Tujuan adalah gambaran hasil a. Tujuan harus serasi dan mendeskripsikan misi dan
yang akan dicapai dalam kurun nilai-nilai satuan pendidikan.
waktu tertentu oleh setiap satuan b. Tujuan fokus pada hasil yang diinginkan pada
pendidikan atau program keahlian peserta didik.
dengan mengacu pada karakteristik
c. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai
dan/atau keunikan setiap satuan
dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengetahui
pendidikan sesuai dengan prinsip
pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan
yang sudah ditetapkan.
dapat melakukan evaluasi.

Merumuskan Tujuan Satuan Pendidikan

TIPS

• Fokus untuk memahami dan membantu peserta didik untuk mengenal diri dan cara belajar
mereka sendiri.

• Memungkinkan peserta didik untuk melihat kemajuan mereka sendiri, merefleksikan cara
dan kekuatan belajar mereka, dan menetapkan tujuan individu.

• Tinjau kembali dan refleksikan berdasarkan profil pelajar Pancasila. Sepanjang tahun,
peserta didik akan berubah dan bertumbuh. Berikan ruang bagi peserta didik untuk
merekam refleksi diri secara teratur.

Tujuan harus selalu merupakan perwujudan dari visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan harus
mencerminkan karakteristik atau hasil yang akan dicapai oleh peserta didik. Karakteristik tersebut
mencakup berbagai kapasitas dan tanggung jawab seseorang yang mencakup pertumbuhan
intelektual, pribadi, serta emosional dan sosial.

26
Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

Prinsip-prinsip dalam merumuskan tujuan yang berpusat pada peserta didik:

1. Dalam kurikulum operasional satuan 4. Menjadikan profil pelajar Pancasila sebagai


pendidikan, profil pelajar Pancasila secara prinsip utama setiap program pembelajaran
lengkap menjadi fondasi, termasuk untuk membantu peserta didik
semua dimensi beserta elemen dan sub- berkembang sesuai keragaman potensinya.
elemennya. Satuan pendidikan dapat
menambahkan kompetensi peserta 5. Menggunakan profil pelajar Pancasila
didik sesuai dengan karakteristik satuan sebagai alat untuk melakukan refleksi dan
pendidikan, selama tidak bertentangan analisis seluruh program pembelajaran di
dengan profil pelajar Pancasila. satuan pendidikan.

2. Mengevaluasi secara kritis lingkungan 6. Satuan pendidikan melakukan refleksi


belajar di satuan pendidikan dan membuat secara berkala, untuk mengetahui
perubahan yang diperlukan agar sejauh mana keberhasilan dalam
memungkinkan semua peserta didik dan pembelajaran, pada struktur dan
pendidik untuk bekerja mengembangkan sistem, serta kurikulum yang ada
nilai-nilai profil pelajar Pancasila pada di satuan pendidikan. Dengan
peserta didik. demikian, memungkinkan peserta didik
dan pendidik yang melaksanakan program
3. Memfokuskan kembali pada tujuan satuan pembelajaran, untuk berkembang menjadi
pendidikan atau program keahlian untuk seperti yang dideskripsikan di profil pelajar
SMK, secara kreatif mengelola sumber daya Pancasila yang ada di satuan pendidikan.
yang ada pada satuan pendidikan, baik itu
sumber daya manusia (pendidik/orang tua,
peserta didik) maupun sumber daya lainnya
seperti lingkungan/komunitas di sekitar
satuan pendidikan.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 27


Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

Menyelaraskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan


Pendidikan
TIPS

Saat melakukan analisis lingkungan belajar, pastikan visi, misi, dan tujuan tidak bertentangan
dengan kerangka kurikulum yang ditetapkan oleh pusat: tujuan pendidikan nasional dan
struktur kurikulum.

28
Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

Pilihan Visi-Misi-Tujuan Satuan Pendidikan


Dalam merumuskan visi-misi-tujuan, satuan operasional dapat dilakukan sesuai kesiapan
pendidikan perlu melakukan evaluasi kesiapan dan kondisi masing- masing satuan pendidikan.
implementasi sehingga dapat menyesuaikannya
dengan pilihan yang akan dijalankan. Pilihan- Satuan pendidikan diharapkan melakukan
pilihan ini bertujuan untuk memberikan refleksi secara rutin agar dapat menentukan
gambaran bagi satuan pendidikan bahwa pilihan yang tepat dalam menyusun dan
penyusunan dan pelaksanaan kurikulum melaksanakan kurikulum operasional.

Pilihan 1 Pilihan 2

Menggunakan visi, misi, dan Meninjau ulang visi, misi, dan


tujuan satuan pendidikan tujuan satuan pendidikan
yang sudah ada. serta melakukan penyesuaian
sederhana terhadap tujuan
yang disesuaikan dengan
kondisi lingkungan internal
satuan pendidikan.

Pilihan 3 Pilihan 4

Meninjau ulang visi, misi, dan Mempertimbangkan sudut


tujuan satuan pendidikan, serta pandang/masukan dari berbagai
menyesuaikannya berdasarkan pemangku kepentingan satuan
hasil evaluasi dan disesuaikan pendidikan dalam meninjau
dengan kondisi lingkungan ulang secara menyeluruh dan
internal dan eksternal satuan merumuskan kembali visi, misi,
pendidikan, karakteristik peserta dan tujuan berdasarkan analisis
didik, dan aspirasi orangtua. karakteristik satuan pendidikan.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 29


Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

PILIHAN 1
Menggunakan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang sudah ada.

Pada pilihan 1, kepala satuan pendidikan membantu anggota satuan pendidikan untuk
memahami dan berkomitmen terhadap visi-misi-tujuan satuan pendidikan. kepala satuan
pendidikan mengajak anggota satuan pendidikan untuk melakukan refleksi terhadap celah
(gap) antara visi-misi-tujuan dan kondisi riil satuan pendidikan. Kepala satuan pendidikan
kemudian memastikan program prioritas, strategi, organisasi, dan rancangan pembelajaran
yang akan dijalankan di satuan pendidikan sudah selaras dengan visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan dan dapat memenuhi kebutuhan satuan pendidikan. Pengawas atau penilik
menjadi mentor kepala satuan pendidikan dalam penyelarasan komponen kurikulum
operasional dengan visi-misi-tujuan satuan pendidikan.

Contoh pertanyaan:
Apakah semua warga satuan pendidikan memahami hal-hal yang menjadi prioritas
untuk mencapai visi?
Apakah cara/strategi untuk mencapai misi realistis untuk dijalankan?
Bagaimana satuan pendidikan mengorganisasi dan merancang pembelajarannya
untuk mencapai tujuan?

Contoh

Menyelaraskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan


Pendidikan
Visi dan misi perlu dikomunikasikan dengan • Bagaimana kepala satuan pendidikan
jelas kepada seluruh warga satuan pendidikan menyelaraskan visi, misi, dan tujuan satuan
untuk membantu mereka memahami dampak pendidikan dengan praktik keseharian?
peran masing-masing terhadap pencapaian visi
• Apakah strategi yang disusun mendukung
satuan pendidikan. Semua program prioritas
pencapaian visi dan selaras dengan misi
dan tugas yang dilaksanakan oleh setiap warga
satuan pendidikan?
satuan pendidikan harus selaras dengan visi dan
misi satuan pendidikan. • Apakah program yang diprioritaskan sudah
mendukung pencapaian visi dan selaras
• Apakah pendidik, tenaga kependidikan, dan
dengan misi satuan pendidikan?
warga sekolah lainnya memahami visi, misi,
dan tujuan satuan pendidikan? • Apakah program prioritas sudah menjawab
kebutuhan peserta didik?
• Apakah pendidik, tenaga kependidikan,
dan warga sekolah lainnya memahami
keterkaitan antara visi, misi, dan tujuan
satuan pendidikan?

30
Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

PILIHAN 2

Meninjau ulang visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, serta melakukan penyesuaian
sederhana terhadap tujuan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan internal satuan
pendidikan.

Pada pilihan 2, kepala satuan pendidikan melakukan analisis keselarasan tujuan satuan
pendidikan dengan visi dan misi. Dari hasil analisis tersebut, kepala satuan pendidikan meninjau
ulang tujuan yang telah ditetapkan dan melakukan penyesuaian sederhana terhadap tujuan
yang belum sesuai dengan kondisi riil satuan pendidikan dan yang tidak mendukung pencapaian
visi dan misi. Pengawas atau penilik dapat memantau dan menjadi mentor jika diperlukan dalam
proses peninjauan dan penyesuaian sederhana tujuan satuan pendidikan agar menjadi lebih
spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan berbatas waktu.

Contoh pertanyaan untuk review tujuan:


Apa yang menjadi prioritas bagi satuan pendidikan (atau program keahlian untuk SMK)
dalam mendukung kompetensi peserta didik?
Apa yang mendasari tujuan ini?
Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki oleh peserta didik?
Mengapa kompetensi ini dianggap penting?
Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai peserta didik?
Apa karakteristik individu yang ingin dibangun?
[SMK] Jabatan pekerjaan/okupasi apa saja yang berpotensi untuk diisi oleh lulusan program
keahlian ini?

Contoh

Membuat Tujuan Satuan Pendidikan atau


Program Keahlian

Tujuan dibuat untuk menerjemahkan kalimat tindakan dalam misi menjadi aksi-aksi spesifik dan
terukur. Aksi-aksi inilah yang selanjutnya akan digunakan manajemen satuan pendidikan untuk
menyusun program kerja yang akan direfleksikan dan dievaluasi dalam kurun waktu tertentu.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 31


Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

Prinsip penting dalam membuat tujuan:

Specific
S • Apakah tujuan dibuat sederhana dan spesifik?
• Apakah tujuan dapat menunjukkan ciri khas satuan pendidikan?

Measurable

M • Apakah tujuan dapat diukur dan dapat memotivasi warga satuan pendidikan agar
tercapai?
• Apakah kriteria pencapaiannya jelas?

Achievable/Attainable

A • Apakah tujuan dapat dicapai dan dilaksanakan oleh seluruh warga satuan
pendidikan?
• Apakah pembuatan tujuan melibatkan masukan/sudut pandang pihak eksternal?

Relevant

R • Apakah tujuan relevan dengan misi dan masuk akal?


• Apakah tujuan menempatkan peserta didik sehingga mampu memperkuat
kompetensinya?

Time Bound

T • Apakah tujuan memiliki alokasi waktu yang lebih fleksibel dengan linimasa yang
disesuaikan dengan kebutuhan?
• Apakah tujuan melibatkan semua pendidik dalam pembuatan linimasa tersebut?

PILIHAN 3

Meninjau ulang visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, serta menyesuaikannya
berdasarkan hasil evaluasi dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan internal dan
eksternal satuan pendidikan, karakteristik peserta didik, dan aspirasi orangtua.

Pada pilihan 3, kepala satuan pendidikan melakukan analisis keselarasan antara visi, misi, dan
tujuan menggunakan hasil evaluasi, kondisi riil satuan pendidikan, karakteristik peserta didik,
dan aspirasi orangtua.. Dari hasil analisis tersebut, kepala satuan pendidikan meninjau ulang
visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan dan melakukan revisi untuk menajamkan aspek yang
belum selaras dengan pencapaian profil pelajar Pancasila atau yang belum sesuai dengan
kondisi riil satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan umpan balik dari orangtua.
Pengawas atau penilik dapat memantau proses peninjauan dan revisi visi-misi-tujuan
dan menjadi mentor jika diperlukan.

Contoh pertanyaan untuk menelaah visi-misi-tujuan:


Bagian mana yang perlu ditajamkan dalam visi dan misi?
Apakah perlu membuat visi dan misi baru yang lebih sesuai dengan kondisi
lingkungan dan karakteristik peserta didik?
Apa saja prioritasnya?

32
Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

Contoh
Membuat Visi

TIPS

• Sesuaikan pertanyaan untuk peserta didik dengan tahapan perkembangan/belajarnya


• Tenaga kependidikan terkadang tidak melihat dirinya sebagai pendidik. Berikan pengantar
bahwa bekerja di satuan pendidikan adalah pendidik, apapun perannya.
• Untuk wakil orang tua, perlu cermat memilih perwakilan agar perwakilan representatif
(orang tua baru dan lama, orang tua yang kritis terhadap tujuan pendidikan untuk peserta
didik dan paham alasan memilih satuan pendidikan tersebut)

1. Lakukan wawancara atau survei terhadap b. Bahas perbedaan yang ditemukan.


peserta didik, staf/pendidik, dan orang Apa saja kemungkinan yang membuat
tua, untuk mendapatkan informasi sebagai perbedaan tersebut?
bahan diskusi. c. Apa kaitannya dengan persamaan yang
2. Dari jawaban mereka, buatlah keterkaitan/ ditemukan?
benang merah. 5. Mengubah kesimpulan yang didapatkan
3. Letakkan jawaban-jawaban ketiga menjadi kalimat visi.
kelompok tersebut sehingga semuanya 6. Menentukan komponen utama visi yang
terlihat. diturunkan menjadi indikator-indikator
4. Telisik persamaan dan perbedaannya: pencapaian visi.
a. Kumpulkan sebanyak mungkin
persamaannya. Kumpulan persamaan
ini merepresentasikan harapan
bersama warga satuan pendidikan.

Peserta didik • Apa kebutuhan yang ingin dipenuhi di satuan pendidikan?

• Satuan pendidikan seperti apa yang kamu inginkan?

• Hal apa yang paling ingin didapat/dipelajari/dikuasai di satuan


pendidikan?

• Apa yang paling penting bagi kamu di satuan pendidikan?

Staf/pendidik • Mengapa memilih profesi sebagai pendidik/bekerja di satuan


pendidikan? Apa yang ingin dicapai?

• Apa harapan bagi pelajar yang ada di satuan pendidikan ini?


Jika mereka keluar atau sudah lulus ingin mereka jadi individu
seperti apa?

• Apa nilai-nilai yang Anda percayai? Bagaimana menanamkan


itu pada pelajar? Apa perubahan diri yang diharapkan terjadi?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 33


Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

Orang tua • Mengapa memilih satuan pendidikan ini?

• Apa harapannya terhadap satuan pendidikan?

• Pribadi peserta didik seperti apa yang diharapkan?

• Kalau bisa menentukan hal paling penting yang perlu dipelajari


di satuan pendidikan, apakah itu?

Contoh
Membuat Misi

TIPS

Untuk membuat kalimat aksi yang jelas, gunakan kata kerja operasional yang bersifat umum
yang masih bisa diterjemahkan menjadi pernyataan spesifik.
Contoh:
• Menjadi satuan pendidikan yang menginspirasi perubahan
• Menginisiasi aksi-aksi nyata dalam rangka mendidik masyarakat mengenai cara hidup ramah
lingkungan

1. Membuat misi dapat dilakukan dalam cakupan yang lebih luas. Satu indikator
kelompok-kelompok diskusi. Setiap pencapaian visi dapat dibuat ke dalam 1-3
kelompok dapat ditugaskan untuk kalimat misi.
membuat sebanyak mungkin kalimat aksi
4. Cek kembali kalimat misi yang sudah dibuat
dari satu indikator pencapaian visi.
dengan pertanyaan pemantik berikut.
2. Kelompok membuat kalimat-kalimat aksi • Apakah misi sudah berupa kalimat
yang sesuai dengan indikator pencapaian tindakan?
visi yang dimaksud.
• Apakah misi menjelaskan pencapaian
3. Dalam rapat pleno, semua kalimat aksi indikator visi?
yang telah dibuat direviu bersama, • Apakah misi sudah dinyatakan dengan
dikelompokkan berdasarkan kemiripan dan jelas dan tidak multitafsir?
mengarah pada komponen visi yang serupa.
• Apakah misi menunjukkan
Kemudian dirumuskan dalam kalimat aksi
keberpihakan pada peserta didik?
yang lebih sederhana, namun dengan

34
Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

Contoh
Membuat Tujuan Satuan Pendidikan atau
Program Keahlian
1. Dari kalimat misi yang dibuat, deskripsikan 3. Contoh berikut dapat digunakan untuk
langkah yang dilakukan agar misi tersebut mengecek setiap kalimat tujuan sudah
dapat diselesaikan. memenuhi prinsip SMART (baris berwarna
adalah penjelasan dari SMART).
2. Pastikan setiap kalimat tujuan dibuat
dengan spesifik, dapat diukur, dan memiliki
alokasi waktu yang jelas.

Kalimat tujuan:

Menyelenggarakan program unggulan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi


peserta didik satu kali setiap akhir semester.

Specific

S
Sederhana dan jelas

Menyelenggarakan program unggulan satuan pendidikan

Measurable
Ada satuan ukuran atau kriteria ketercapaian

Dapat diukur dengan contoh kriteria:


M • Satuan pendidikan jadi perintis dalam penyelenggaraan program
• Program berkualitas
• Program yang dipahami dan menjadi komitmen seluruh warga satuan pendidikan

Attainable
Masuk akal dan dapat dicapai
A Menyelenggarakan program dengan alokasi waktu yang tertera masuk akal dan
dapat dicapai

Relevant

R
Relevan dengan misi dan berpihak pada peserta didik
Tujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik

Time bound

T
Ada alokasi waktu pencapaian
Satu kali setiap akhir semester

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 35


Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

PILIHAN 4

Mempertimbangkan sudut pandang/masukan dari berbagai pemangku kepentingan


satuan pendidikan dalam meninjau ulang secara menyeluruh dan merumuskan kembali
visi, misi, dan tujuan berdasarkan analisis karakteristik satuan pendidikan.

Pada pilihan 4, kepala satuan pendidikan melakukan analisis keselarasan antara visi, misi, dan
tujuan menggunakan hasil evaluasi dan sudut pandang/masukan dari berbagai pemangku
kepentingan. Dari hasil analisis tersebut, kepala satuan pendidikan merumuskan ulang visi, misi,
dan tujuan satuan pendidikan agar lebih selaras dengan pencapaian profil pelajar Pancasila atau
lebih sesuai dengan kondisi riil satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan masukan/sudut
pandang berbagai pemangku kepentingan. Pengawas atau penilik dapat memantau proses
perumusan ulang visi-misi-tujuan, menjadi coach jika diperlukan oleh satuan pendidikan.

Contoh pertanyaan:
Seperti apakah gambaran ideal tentang masa depan yang ingin diwujudkan oleh satuan
pendidikan?
Bagaimana satuan pendidikan bisa mencapai gambaran ideal tersebut?
Adakah visi, misi, tujuan program, dan/atau prioritas pemerintah daerah yang relevan
dengan program keahlian yang dikembangkan oleh satuan pendidikan?
Bagaimana menggunakan aset yang dimiliki untuk membantu kemajuan/perkembangan
satuan pendidikan?

Contoh
Membuat Visi

TIPS

Selain melibatkan peserta didik, staf/pendidik, dan orang tua, satuan pendidikan juga dapat
melibatkan pihak-pihak lainnya untuk mendapatkan gambaran terhadap kebutuhan dunia
kerja dan potensi kemitraan yang dapat terjalin untuk dapat membantu mengoptimalkan
pencapaian visi.

1. Selain melakukan wawancara atau survei 2. Dari jawaban mereka, buatlah keterkaitan/
terhadap peserta didik, staf/pendidik, benang merah.
dan orang tua, satuan pendidikan juga
3. Letakkan jawaban-jawaban kelima
dapat melibatkan alumni, mitra dunia
kelompok tersebut sehingga semuanya
kerja, dan dinas pendidikan provinsi untuk
terlihat.
mendapatkan informasi sebagai bahan
diskusi.

36
Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

4. Telisik persamaan dan perbedaannya: 5. Mengubah kesimpulan yang didapatkan


a. Kumpulkan sebanyak mungkin menjadi kalimat visi.
persamaannya. Kumpulan persamaan 6. Menentukan komponen utama visi yang
ini merepresentasikan harapan diturunkan menjadi indikator-indikator
bersama warga satuan pendidikan. pencapaian visi.
b. Bahas perbedaan yang ditemukan.
Apa saja kemungkinan yang membuat
perbedaan tersebut?
c. Apa kaitannya dengan persamaan yang
ditemukan?

Alumni • Apa mata pelajaran yang diambil pada saat belajar di satuan
pendidikan selaras dengan jurusan/ bidang pekerjaan yang
ditekuni?

• Apa tantangan terbesar yang dihadapi ketika baru belajar di


jenjang berikutnya/bekerja?

• Apakah satuan pendidikan memberikan kompetensi yang


mumpuni untuk berada di jenjang berikutnya/bekerja?

Mitra Dunia Kerja • Apa bidang pekerjaan yang akan sangat dibutuhkan 10 tahun
dari sekarang?

• Kompetensi seperti apa yang diharapkan dapat dicapai oleh


lulusan satuan pendidikan?

• Profil pekerja seperti apa yang menonjol dan dapat menjadi


pemimpin di bidang pekerjaan?

Dinas Pendidikan • Apa visi, misi, dan tujuan daerah?

• Apa saja perubahan sistem yang terjadi di daerah setempat?

• Apakah ada integrasi aktivitas untuk mendukung pencapaian


visi satuan pendidikan?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 37


Komponen 2: Visi, Misi. dan Tujuan

Contoh
Membuat Membuat Tujuan Satuan Pendidikan
atau Program Keahlian

Selain SMART (Specific, Measurable, Achievable/Attainable, Relevant, Time bound), ada dua
prinsip tambahan yang perlu dipertimbangkan ketika satuan pendidikan menyusun tujuan
satuan pendidikan atau program keahlian (untuk konteks SMK), yaitu Evaluated dan Reviewed.

Prinsip penting dalam membuat tujuan:

S Specific

M Measurable

A Achievable/Attainable

R Relevant

T Time bound

E
Evaluated, tujuan perlu dievaluasi untuk memastikan pencapaiannya, secara berkala
menyediakan waktu untuk mendiskusikan bersama warga satuan pendidikan.

Reviewed, tujuan juga perlu ditinjau secara berkelanjutan, direfleksikan bersama, dan
R didiskusikan modifikasi yang perlu dilakukan.

38
39
39
3 9
7 Komponen 3:
Pengorganisasian
Pembelajaran

Ringkasan Bab
Pengorganisasian Pembelajaran di Satuan Pendidikan

Menganalisis Kebutuhan untuk Mengorganisasi Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran: Mata Pelajaran, Tematik, Integrasi, dan Blok

Pilihan dalam Mengorganisasi Pembelajaran

Pilihan Pembelajaran Satuan Pendidikan dalam Mengorganisasi Pembelajaran

Pengorganisasian Pembelajaran di Satuan


Pendidikan
• Apakah itu pengorganisasian pembelajaran?
• Apa pentingnya untuk satuan pendidikan?
• Apa saja unsur yang terdapat di dalam pengorganisasian pembelajaran?

Dokumen rujukan dalam menyusun pengorganisasian pembelajaran:


• Regulasi yang mengatur struktur Kurikulum Merdeka
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
• Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Pengorganisasian pembelajaran adalah ​cara Penyusunan struktur kurikulum merupakan


satuan pendidikan mengatur pembelajaran hal penting di dalam mengorganisasikan
muatan kurikulum dalam satu rentang pembelajaran. Struktur kurikulum adalah
waktu. Pengorganisasian ini termasuk pula pola dan susunan mata pelajaran yang harus
mengatur beban belajar dalam struktur ditempuh oleh peserta didik pada satuan
kurikulum, muatan mata pelajaran dan area pendidikan dalam kegiatan pembelajaran
belajar, pengaturan waktu belajar, serta proses dan merupakan aplikasi dari konsep
pembelajaran. pengorganisasian konten dan beban belajar.

40
40
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran pendidikan nonformal program pendidikan


dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, Kesetaraan, pengorganisasian pembelajaran
yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek bersifat fleksibel dengan memperhatikan
penguatan profil pelajar Pancasila. Praktik karakteristik peserta didik, lingkungan
Kerja Lapangan (PKL) untuk SMK atau magang belajar, satuan pendidikan. Pengorganisasian
untuk SMALB, termasuk ke dalam pembelajaran pembelajaran memperhatikan pemetaan SKK
intrakurikuler, sedangkan projek penguatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan.
profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan
Oleh karena itu, satuan pendidikan perlu
kokurikuler. Selain itu, satuan pendidikan dapat
mengorganisasikan pembelajaran ke dalam
menyusun kegiatan ekstrakurikuler. Pada satuan
bentuk struktur kurikulum yang meliputi:

Intrakurikuler Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan


lainnya jika ada (mulok), penetapan konsentrasi, dan Praktik Kerja
Lapangan untuk SMK atau magang untuk SLB.

Projek Penguatan Kegiatan projek profil dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk
Profil Pelajar Pancasila menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai
dengan profil pelajar Pancasila melalui tema dan pengelolaan
projek berdasarkan dimensi dan fase.

Ekstrakurikuler Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah


bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.

Menganalisis Kebutuhan untuk Mengorganisasi


Pembelajaran
Mengidentifikasi kebutuhan merupakan proses • Mempertimbangkan keterlibatan satuan
awal dalam menyusun pengorganisasian pendidikan dengan kemitraan dan instansi
pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu terkait (untuk SMK dan SMALB)
diperhatikan sebelum menentukan struktur • Mempertimbangkan keterlibatan satuan
kurikulum dan program pembelajaran satuan pendidikan dengan kemitraan dengan LPA
pendidikan perlu memperhatikan prinsip- (untuk SPK)
prinsip untuk menganalisis kebutuhan satuan
pendidikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah: Dengan melakukan analisis kebutuhan untuk
mengorganisasi dan merancang pembelajaran,
• Memprioritaskan kebutuhan peserta didik
satuan pendidikan memiliki arah yang lebih
• Menyesuaikan sumber daya pendidik dan jelas dalam menyusun pengorganisian, serta
tenaga kependidikan perencanaan pembelajaran yang lebih aktual
dan kontekstual.
• Mempertimbangkan ketersediaan sarana
dan prasarana satuan pendidikan

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 41


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Penjelasan Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan


Pembelajaran Intrakurikuler

Intrakurikuler

Tujuan Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran dirancang agar
anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran.
Berdasarkan Permendikbud No.50 Tahun 2020, PKL (SMK) atau magang (SMALB)
bertujuan menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja yang profesional,
meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai kurikulum dan kebutuhan
kerja, serta menyiapkan kemandirian peserta didik untuk bekerja dan/atau
berwirausaha. Untuk SPK, Capaian Pembelajaran yang dimaksud adalah capaian
pembelajaran untuk tiga (3) mata pelajaran wajib (Agama, Bahasa Indonesia,
dan Pendidikan Pancasila) dengan mengikuti alokasi waktu struktur Kurikulum
Merdeka.

Metode • Menggunakan berbagai metode pengajaran/pendekatan belajar sebagai


wujud ‘Merdeka Belajar, Merdeka Bermain’.
• Menggunakan berbagai instrumen asesmen yang bermakna dalam menilai
progress dan capaian peserta didik.
• Melibatkan pendidik dalam proses desain asesmen dan moderasi hasil
asesmen.
• Dalam konteks PAUD, satuan bebas memilih ragam pendekatan yang sesuai
sepanjang mengusung pengalaman yang menyenangkan dan mampu
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam program intrakurikuler, tema tidak
ditetapkan. Satuan PAUD bebas mengembangan tema yang kontektual sesuai
dengan karakteristiknya.
• Untuk PKL/magang, metode meliputi pemetaan kompetensi, penetapan lokasi,
jangka waktu, pemetaan penempatan, pembimbing, serta pembekalan. Selain
itu, PKL/magang dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan
dan mitra dunia kerja yang melibatkan pendidik sebagai pembimbing dan
instruktur pada lokasi PKL.

Hasil • Bukti pencapaian capaian pembelajaran berupa portofolio/kumpulan hasil


pekerjaan peserta didik dari berbagai instrumen asesmen.
• Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD.
• Untuk PKL, bukti berupa umpan balik yang komprehensif meliputi
perkembangan peserta didik dalam ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dan dapat berupa lembar sertifikat.

42
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Penjelasan Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan-Projek


Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Tujuan Kegiatan yang dirancang terpisah dari intrakurikuler yang bertujuan untuk
menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil
pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD). Tujuan pembelajaran
projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan materi pelajaran intrakurikuler. Pada
PAUD, ini bertujuan untuk pengayaan wawasan dan penanaman karakter sejak
dini.

Metode • Mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil dan kontekstual dalam bentuk
projek dengan bobot 20%-30% (SD-SMA/SMK) dari kegiatan pembelajaran.
• Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta didik untuk bekerja mandiri dan
fleksibel.
• Dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan
menyelenggarakan projek.
• Bekerja secara kolaboratif dan terencana.
• Khusus satuan PAUD kegiatan ini dilaksanakan minimal 2x setahun, serta
dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan
internasional dengan menggunakan empat (4) pilihan tema besar yang sudah
ditetapkan.
• Untuk SPK, alokasi waktu untuk Projek penguatan profil pelajar Pancasila
mengikuti struktur Kurikulum Merdeka dan diambil dari minimum tiga (3)
mata pelajaran wajib.

Hasil • Bukti dapat berupa hasil produk/projek dan jurnal kerja yang fokus pada
proses dan pencapaian tujuan projek.
• Satuan pendidikan menyediakan waktu khusus untuk peserta didik
menunjukkan hasil projek melalui pameran/pertunjukan.
• Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD,
pada bagian terpisah dengan intrakurikuler.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 43


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Penjelasan Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan


Pembelajaran Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler

Tujuan Kegiatan di luar jam belajar intrakurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan
satuan pendidikan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik
secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Metode • Terdiri atas ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Kegiatan wajib berbentuk
pendidikan kepramukaan dan kegiatan pilihan berupa kegiatan yang
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan
minat peserta didik.

• Mengacu pada prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan.

• Melibatkan pendidik dan narasumber profesional dalam melatih keterampilan


tertentu.

• Untuk Satuan PAUD, program ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan


kondisi masing-masing sekolah.

Hasil • Bukti berupa testimoni atau cerita dari peserta didik.

• Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD,
pada bagian terpisah dengan intrakurikuler.

44
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran: Mata Pelajaran,


Tematik, Integrasi, dan Blok
Terdapat empat (4) pendekatan yang dapat digunakan oleh satuan pendidikan dalam
mengorganisasikan muatan pembelajaran yang perlu disesuaikan dengan kondisi dan tujuan
masing-masing satuan pendidikan.

Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu


mapel dan mapel lainnya.

01
Pendekatan Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu,
mata pelajaran dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang
ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.

Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menaungi


kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan

02
Pendekatan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
tematik dalam berbagai tema.
SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran
menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.

Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata


pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching).
Pendidik berkolaborasi untuk merencanakan dan
Pendekatan
03 secara
terintegrasi
melaksanakan asesmen dan pembelajaran secara
terpadu.
Sebagai contoh mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA )atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara
terintegrasi.

Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu


dengan berbagai macam pengelompokkan.
Pendekatan
secara Sebagai contoh, mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia

04 bergantian
dalam blok
dan IPAS akan diajarkan dari jam 07.00- 12.00 dalam
semester 1. Contoh lain, mengajarkan muatan Ilmu
waktu terpisah Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
bergantian dalam blok waktu yang terpisah.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 45


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Tips
• Pendekatan pembelajaran akan mempengaruhi satuan pendidikan dalam mengelola
waktu (penjadwalan) dan sumber dayanya. Oleh karena itu, dalam memilih pendekatan
pembelajaran perlu mempertimbangkan jumlah pendidik dan peserta didik, beban
mengajar, dan kesiapan satuan pendidikan.

• Satuan pendidikan dapat memilih salah satu atau mengombinasikan ketiga pendekatan
tersebut. Misalnya, dengan menggunakan pendekatan secara integrasi dan blocking secara
bersamaan atau mengombinasikan ketiganya.

• Dalam konteks PAUD, pengorganisasian pembelajaran disarankan menggunakan


pendekatan tematik terintegrasi atau pendekatan secara integrasi dan disesuaikan dengan
pilihan anak sesuai situasi dan kebutuhan.

Kelebihan Hal yang Perlu Dipertimbangkan

Pendekatan Memudahkan satuan pendidikan • Beban yang harus dihadapi


mata dalam pembuatan jadwal peserta didik setiap minggu harus
pelajaran pembelajaran di satuan pendidikan. diperhitungkan sedemikian rupa
sehingga peserta didik tidak
terbebani dengan banyaknya
beban mata pelajaran.

• Daya serap peserta didik terhadap


mata pelajaran akan sangat
berpengaruh jika macam mata
pelajaran yang diberikan dalam
satu waktu tertentu terlampau
banyak. Ada kecenderungan
konten suatu mapel belum
terserap, sudah harus ganti mata
pelajaran yang lainnya.

• Perlunya koordinasi antar pendidik


pengampu mata pelajaran.
Pengaturan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak
memberikan tugas dalam waktu
yang bersamaan.

46
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Kelebihan Hal yang Perlu Dipertimbangkan

Pendekatan • Adanya tema sebagai payung • Penentuan tema tidak harus


tematik besar yang menaungi kompetensi- diawali dari pemetaan kompetensi-
kompetensi dari berbagai mata kompetensi dari berbagai mata
pelajaran. pelajaran.

• Mengembangkan kompetensi • Satuan pendidikan memberikan


pengetahuan, keterampilan, dan keleluasaan kepada pendidik untuk
sikap peserta didik. menentukan tema yang relevan
dan kontekstual.
• Menyajikan kegiatan yang bersifat
pragmatis. • Satuan pendidikan memberikan
fleksibilitas bagi pendidik untuk
• Berpusat pada peserta didik,
menyatukan konsep dari berbagai
menghadirkan tema-tema yang
mata pelajaran atau dikaitkan
relevan dan kontekstual, serta
dengan kehidupan peserta didik.
berkaitan dengan kehidupan
riil peserta didik, memadukan • Satuan pendidikan memfasilitasi
konsep-konsep dari berbagai mata pendidik untuk berkolaborasi
pelajaran, bersifat fleksibel, dan dalam merancang pembelajaran.
menghasilkan pembelajaran yang
menyenangkan.

Pendekatan • Peserta didik belajar suatu • Memberikan waktu yang cukup


secara konsep secara komprehensif dan untuk merencanakan dan
terintegrasi kontekstual karena keterampilan, menyelaraskan di antara pendidik
pengetahuan dan sikap mata pelajaran yang mengajarkan
diintegrasikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
suatu penguasaan kompetensi berkaitan atau sama dengan unit
tertentu. atau konsep yang dipelajari .

• Para pendidik terkondisikan untuk • Satuan pendidikan harus


berkolaborasi secara intensif memberikan fleksibilitas bagi
karena perlu memilih kompetensi/ pendidik untuk mengelola
konten yang selaras dengan penjadwalan mengikuti
pemahaman yang dituju. kebutuhan/fokus pemahaman
yang bisa berbeda setiap term/
• Lebih efisien, karena pendidik
semester/tahun.
bisa memilah konsep yang perlu
dieksplorasi secara lebih mendalam
dan konten yang memerlukan
waktu lebih sedikit.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 47


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Kelebihan Hal yang Perlu Dipertimbangkan

Pendekatan • Memberikan waktu yang • Pengaturan jam mengajar pendidik


secara cukup bagi peserta didik untuk harus diperhitungkan sedemikian
bergantian mempelajari materi secara rupa sehingga pendidik tetap
dalam blok mendalam. memiliki beban kerja proporsional.
waktu
• Waktu pembelajaran menjadi • Ketersediaan sarana prasarana
terpisah
lebih banyak dan hal tersebut - mengingat pendekatan blok
memungkinkan peserta didik membutuhkan pengaturan sarana
belajar hingga tuntas. dan prasarana yang ketat.

• Dengan blok waktu yang lebih • Perlu dirancang strategi tertentu


panjang, pendidik memiliki agar materi yang diajarkan pada
lebih banyak waktu untuk satu blok tertentu bisa tetap
menyelesaikan rencana pelajaran diingat.
dan untuk memeriksa dan
mengevaluasi pembelajaran.

• Dengan blok waktu yang lebih


lama memungkinkan untuk
studi yang mendalam, seperti
mengerjakan proyek/penelitian
individu/kelompok, kolaborasi
antarpeserta didik dan pendidik.

Pendekatan Mata Pelajaran


Pengorganisasian muatan pembelajaran dengan pendekatan mata pelajaran diibaratkan
makanan dengan lauk yang terpisah, bertujuan untuk mencapai capaian pembelajaran di
masing-masing mata pelajaran.

Saat perencanaan pembelajaran, pendidik dan wakil kepala satuan pendidikan bidang
kurikulum melihat tujuan pembelajaran dan merancang asesmen dan kegiatan untuk setiap
mata pelajaran.

Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran dengan masing-masing alokasi jam pelajaran tiap
tahunnya.

48
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Matematika Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan


mengembangkan pola gambar atau objek sederhana dan pola
bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan
dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100 (Fase B).

Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi dengan teman sebangku, peserta didik dapat


mengembangkan pola gambar atau objek sederhana dan pola
bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan berbagai
operasi hitung.

IPAS Peserta didik dapat mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan


sekaligus melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem
organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang
muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan, sistem
peredaran darah, sistem pernafasan, dan sistem reproduksi).

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik menganalisis hubungan sumber daya alam lokal yang


dapat menunjang kesehatan masyarakat dan mengkampanyekan
gaya hidup sehat.

Pendidikan Pancasila Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna sila-sila
Pancasila, serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan
dan konteks peserta didik; menerapkan nilai-nilai Pancasila di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (Fase B).

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mengembangkan contoh-contoh penerapan sila


dalam Pancasila melalui sebuah jurnal harian.

Seni Musik Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengimitasi dan menata
bunyi-musik sederhana dengan menunjukkan kepekaan akan
unsur-unsur bunyi-musik, baik intrinsik maupun ekstrinsik (Fase B).

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik menunjukkan kepekaan terhadap unsur bunyi musik


dan sajian musik lokal yang terkait dengan kekayaan alam dan
kesehatan masyarakat.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 49


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Contoh Pengorganisasian Muatan Pembelajaran Berdasarkan


Pendekatan Mata Pelajaran (SMP)

Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama, namun setiap
materi di mata pelajaran konteksnya dikaitkan dengan tema.

Alokasi projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh lima
persen) dari total beban belajar per tahun. Projek tidak dilakukan di tiap alokasi waktu mata
pelajaran (intrakurikuler), tetapi terpisah.

Alokasi waktu mata pelajaran SMP/MTs Kelas VII-VIII


(Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 40 menit)
Alokasi Projek
Alokasi Alokasi Penguatan
No Mata Pelajaran Total JP Per
Intrakurikuler Intrakurikuler Profil Pelajar
Tahun
per Tahun per Minggu Pancasila per
Tahun
(JP) (JP) (JP) (JP)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 72 2 36 108
2 Pendidikan Pancasila 72 2 36 108
3 Bahasa Indonesia 180 5 36 216
4 Matematika 144 4 36 180
5 IPA 144 4 36 180
6 IPS 108 3 36 144
7 Bahasa Inggris 108 3 36 144
8 Penjasorkes 72 2 36 108
9 Informatika 72 2 36 108
10 Seni dan Prakarya 72 2 36 108
11 Muatan Lokal*
Total** 1044 29 360 1404
*paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun
**total JP tidak termasuk pelajaran Muatan Lokal dan/atau pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan

50
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Contoh Pengorganisasian Muatan Pembelajaran Berdasarkan


Pendekatan Mata Pelajaran (SMP)

Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama tetapi konteks
materi di mata pelajaran dikaitkan dengan tema.

Alokasi projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh persen)
dari total beban belajar per tahun. Projek tidak dilakukan di tiap alokasi waktu mata pelajaran
(intrakurikuler), tetapi terpisah.

Alokasi waktu mata pelajaran SMP/MTS Kelas IX


(Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 40 menit)
Alokasi Projek
Alokasi Alokasi Penguatan
No Mata Pelajaran Total JP Per
Intrakurikuler Intrakurikuler Profil Pelajar
Tahun
per Tahun per Minggu Pancasila per
Tahun
(JP) (JP) (JP) (JP)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 64 2 32 96
2 Pendidikan Pancasila 64 2 32 96
3 Bahasa Indonesia 160 5 32 192
4 Matematika 128 4 32 160
5 IPA 128 4 32 160
6 IPS 96 3 32 128
7 Bahasa Inggris 96 3 32 128
8 Penjasorkes 64 2 32 96
9 Informatika 64 2 32 96
10 Seni dan Prakarya 64 2 32 96
11 Muatan Lokal*
Total** 928 29 320 1248
*paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun
**total JP tidak termasuk pelajaran Muatan Lokal dan/atau pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 51


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Contoh Pengorganisasian Muatan Pembelajaran Berdasarkan


Pendekatan Mata Pelajaran (Paket B)

Alokasi SKK Mata Pelajaran Paket B (Fase D)


No Mata Pelajaran
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah SKK

A. Kelompok Mata Pelajaran Umum


2 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2
3 Pendidikan Pancasila 2 2 2
4 Bahasa Indonesia 5 5 4
5 Matematika 5 5 4
6 IPA 4 4 4 88
7 IPS 4 4 4
8 Bahasa Inggris 4 4 4
9 PJOK 2 2 2
10 Seni 2 2 2
Muatan Lokal*

B. Pemberdayaan dan Keterampilan Berbasis Profil Pelajar Pancasila


1 Pemberdayaan 4 4 4
30
2 Keterampilan 6 6 6
Jumlah SKK 40 60 38 118

• 1 (satu) SKK adalah satu satuan kompetensi • Alokasi waktu Kelas VII dan VIII masing-
yang dicapai melalui pembelajaran 1 (satu) masing 36 minggu efektif, sedangkan pada
jam tatap muka atau 2 (dua) jam tutorial kelas IX sejumlah 32 minggu efektif.
atau 3 (tiga) jam mandiri, atau kombinasi
• Alokasi Projek Penguatan Profil Pelajar
secara proporsional dari ketiganya pada tiap
Pancasila berdasarkan SKK pada program
minggu.
Pemberdayaan dan Keterampilan.
• Pengorganisasian SKK bersifat fleksibel
sesuai dengan kebutuhan dan analisis dari
satuan pendidikan.

52
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Pendekatan Tematik
Menurut Permendikbud No. 57 Tahun 2014, Pertanyaan pemantik untuk satuan pendidikan
pendekatan tematik adalah pendekatan dalam mengorganisasi pembelajaran dengan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai pendekatan tematik.
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
1. Apakah ada tema yang kontekstual sesuai
dalam berbagai tema.
dengan karakteristik satuan pendidikan?
Pendekatan pembelajaran tematik memiliki
2. Apakah satuan pendidikan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
pendidik yang cukup mumpuni untuk
menggali informasi dan pengetahuan
1. Memiliki tema yang dekat dengan
terkait materi pembelajaran?
kehidupan peserta didik.
3. Apakah satuan pendidikan menyesuaikan
2. Tema diibaratkan sebagai payung yang
ruang lingkup tema dengan usia dan
menaungi kompetensi-kompetensi dari
perkembangan peserta didik (minat,
berbagai mata pelajaran.
kebutuhan, dan kemampuan)?
3. Berpusat pada siswa dan bersifat fleksibel.
4. Apakah satuan pendidikan cukup
4. Pemisahan antar mata pelajaran tidak fleksibel di dalam menyusun tema-tema
terlihat secara jelas. pembelajaran? Apakah model yang dipilih
5. Materi yang diajarkan bersifat relevan sudah sesuai dengan konteks satuan
dengan kebutuhan siswa sehingga pendidikan?
pembelajaran menjadi lebih bermakna. 5. Apakah satuan pendidikan telah
6. Hubungan antara kompetensi terlihat jelas memikirkan cara penilaian yang
di dalam aktivitas yang dilakukan. komprehensif dalam menyusun tema-tema
pembelajaran?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 53


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Contoh Pengorganisasian Muatan Pembelajaran Berdasarkan


Pendekatan Tematik

Kelas 1 SD

Semester 1 Semester 2

Tema Durasi Tema Durasi

Diri Sendiri 72 JP Lingkungan Bersih 72 JP


Kegemaranku 72 JP Benda di Sekitarku 72 JP
Kegiatanku 72 JP Peristiwa Alam 72 JP
Keluargaku 72 JP Lingkungan Sehat 72 JP
Pengalamanku 72 JP Tugasku 72 JP
Transportasi 72 JP Cuaca 72 JP
Projek Penguatan Profil Projek Penguatan Profil
108 JP 108 JP
Pelajar Pancasila Pelajar Pancasila
Total 18 minggu (540 JP) Total 18 minggu (540 JP)
Asumsi 1 tahun = 36 minggu dengan 1 JP = 35 menit

Pendekatan Secara Terintegrasi

Pengorganisasian muatan pembelajaran melalui tidak dapat dipilah. Pembelajaran integratif


pendekatan secara terintegrasi diibaratkan jus, berfokus membangun pemahaman terhadap
di mana bermacam bahan dilebur dan sudah satu ide besar (konsep).

Menurut Forgaty (2009), terdapat sepuluh model pendekatan integratif:


1. Model penggalan
2. Model keterhubungan
3. Model sarang
4. Model urutan/rangkaian
5. Model bagian
6. Model jaring laba-laba
7. Model galur/benang
8. Model keterpaduan
9. Model celupan
10. Model jaringan

54
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Catatan:

Untuk menguatkan jati diri bangsa, mata pelajaran yang tidak diperkenankan untuk dilebur
menjadi unit pelajaran dengan nama yang berbeda adalah Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ide besar (konsep) yang menjadi tujuan akhir
di dalam menyusun pembelajaran dengan proses pembelajaran.
pendekatan secara integrasi sebagai berikut.
• Jadwal disusun dengan meleburkan
• Saat menyusun pengorganisasian beberapa mata pelajaran dan sudah menjadi
pembelajaran, pendidik dan wakil kepala satu unit pembelajaran integratif sehingga
satuan pendidikan bidang kurikulum melihat JP tidak berdasarkan pada masing-masing
tujuan pembelajaran dan merancang sebuah mata pelajaran itu sendiri.

Contoh Kerangka Pembelajaran dengan Pendekatan Secara


Integrasi

Ide utama/konsep: Ide utama/konsep:

Membudidayakan tanaman obat untuk Pengolahan dan penyajian data terha-


kehidupan rumah tangga dengan cara dap sebuah fenomena dapat menjadi
membuat apotek hidup. salah satu cara berkomunikasi yang
efektif dan menarik.
Asesmen (performance task):
Asesmen (performance task):
Membuat tanaman obat keluarga
(TOGA) dengan menanam beberapa Membuat data statistik mengenai
tanaman obat, seperti jahe, kunyit, jumlah pengangguran di suatu daerah
kencur di rumah. tertentu.

Mata pelajaran yang terintegrasi: Mata pelajaran yang terintegrasi:

IPA, Seni dan Prakarya. Matematika, IPS, dan Informatika.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 55


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Contoh Pengorganisasian Muatan Pembelajaran Berdasarkan


Pendekatan Secara Integrasi (SMP)
Satuan Pendidikan SMP Kelas VII

Struktur Keterangan Jumlah JP

Unit Integratif Pedulikan Bumi (IPA, Seni dan Prakarya, Bahasa Inggris) 162

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila,


Mata Pelajaran Umum 360
Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, Informatika, PJOK
Semester 1
Projek Penguatan Profil
Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya 180
Pelajar Pancasila

Total 702

Unit Integratif Kesehatanku (Matematika, Informatika, PJOK) 144

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila,


Mata Pelajaran Umum 378
Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni dan Prakarya, Bahasa Inggris

Semester 2
Projek Penguatan Profil
Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi 180
Pelajar Pancasila

Total 702

Satuan Pendidikan SMP Kelas VIII

Struktur Keterangan Jumlah JP

Unit Integratif Pencernaan dan Kesehatan (PJOK, Matematika, IPA) 180

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila,


Mata Pelajaran Umum Bahasa Indonesia, IPS, Informatika, Seni dan Prakarya, Bahasa 342
Semester 1 Inggris

Projek Penguatan Profil


Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya 180
Pelajar Pancasila

Total 702

Produk Lokal Go Internasional (Bahasa Inggris, Seni dan


Unit Integratif 90
Prakarya)

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila,


Mata Pelajaran Umum 432
Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, PJOK, Informatika
Semester 2
Projek Penguatan Profil
Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi 180
Pelajar Pancasila

Total 702

56
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Satuan Pendidikan SMP Kelas IX

Struktur Keterangan Jumlah JP

Unit Integratif Selamatkan Lingkungan (IPA dan Bahasa Inggris) 126

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila,


Mata Pelajaran Umum Bahasa Indonesia, IPS, Informatika, Seni dan Prakarya, 396
Semester 1 Matematika, PJOK, Informatika

Projek Penguatan Profil


Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya 180
Pelajar Pancasila

Total 702

Unit Integratif Kebugaran Jasmani (Matematika dan PJOK) 108

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila,


Mata Pelajaran Umum Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Informatika, Seni 414
dan Prakarya
Semester 2
Projek Penguatan Profil
Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi 180
Pelajar Pancasila

Total 702

Catatan: Pendekatan secara integrasi tetap mengikuti acuan alokasi waktu per mata pelajaran yang
terdapat di dalam Kepmendikbud Nomor 56 Tahun 2022.

Pendekatan Secara Bergantian dalam Blok Waktu


Terpisah

Tips:

Pertimbangkan alokasi waktu mata pelajaran, jumlah ketersediaan pendidik dan tenaga
kependidikan, jumlah peserta didik, dan jumlah paralel kelas.

Pertimbangkan bobot kesulitan dan kekhasan dari masing-masing mata pelajaran sehingga
peserta didik memiliki jadwal pelajaran yang seimbang pada tahun ajaran tersebut.

Pengorganisasian muatan pembelajaran Dengan pendekatan ini, peserta didik dapat


berdasarkan pendekatan secara bergantian menyelesaikan pekerjaannya hingga tuntas
dalam blok waktu terpisah merupakan suatu karena waktu belajarnya menjadi lebih lama,
sistem pembelajaran yang mengatur atau materi yang diperoleh juga dapat dipelajari
mengelompokkan jam pelajaran menjadi lebih mendalam. Selain itu, satuan pendidikan
lebih panjang dari biasanya yang bertujuan memiliki waktu lebih untuk menyusun
agar peserta didik dapat mengalami proses perencanaan pembelajarannya.
pembelajaran lebih maksimal.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 57


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Pengaturan waktu dengan pendekatan ini • Jadwal disusun per tahun ajaran dengan
mempertimbangkan jumlah alokasi waktu mata membentuk blok-blok yang terdiri atas
pelajaran, jumlah ketersediaan pendidik dan beberapa mata pelajaran.
tenaga kependidikan, jumlah peserta didik, dan
• Penyusunan jadwal mengatur periode kelas
banyaknya paralel kelas.
menjadi sedikit, tetapi lebih lama sehingga
Bagaimana pelaksanaannya? memungkinkan aktivitas pembelajaran yang
lebih fleksibel.
• Pendekatan ini mengelompokkan jam
belajar efektif dalam satuan waktu yang • Pengaturan dalam satu tahun ajaran
terangkum. tergantung kepada kesiapan satuan
pendidikan dan sumber daya.

Contoh Pengorganisasian Muatan Pembelajaran Berdasarkan


Pendekatan Secara Bergantian dalam Blok Waktu Terpisah
(SMP)

Jadwal disusun dengan membentuk blok-blok yang terdiri dari beberapa mata pelajaran.

Semester SMP Kelas VII SMP Kelas VIII SMP Kelas IX

Blok A Blok B Blok A

JP/ JP/ JP/


Struktur Struktur Struktur
Semester Semester Semester

Pendidikan Agama Pendidikan Pendidikan Agama


72 72 64
dan Budi Pekerti Pancasila dan Budi Pekerti

Bahasa Indonesia 180 Matematika 144 Bahasa Indonesia 160

Semester 1 IPS 108 Bahasa Inggris 108 IPS 96

PJOK 72 Informatika 72 PJOK 64

Seni dan Prakarya 72 IPA 144 Seni dan Prakarya 64

Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan


Profil Pelajar 198 Profil Pelajar 162 Profil Pelajar 176
Pancasila Pancasila Pancasila

Total 702 Total 702 Total 624

58
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Semester SMP Kelas VII SMP Kelas VIII SMP Kelas IX

Blok B Blok A Blok B

JP/ JP/ JP/


Struktur Struktur Struktur
Semester Semester Semester

Pendidikan Pendidikan Agama Pendidikan


72 72 64
Pancasila dan Budi Pekerti Pancasila

Matematika 144 Bahasa Indonesia 180 Matematika 128

Semester 2 Bahasa Inggris 108 IPS 108 Bahasa Inggris 96

Informatika 72 PJOK 72 Informatika 64

IPA 144 Seni dan Prakarya 72 IPA 128

Projek Penguatan Projek Penguatan Projek Penguatan


Profil Pelajar 162 Profil Pelajar 198 Profil Pelajar 144
Pancasila Pancasila Pancasila

Total 702 Total 702 Total 624

Asumsi 1 tahun = 36 minggu (untuk SMP kelas VII-VIII), 32 minggu (untuk SMP kelas IX) dan 1 JP = 40
menit.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 59


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Pilihan dalam Mengorganisasi Pembelajaran

Catatan:
• Pilihan-pilihan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum operasional dapat dilakukan sesuai kesiapan dan kondisi masing-
masing satuan pendidikan.
• Satuan pendidikan diharapkan melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan
pilihan yang tepat dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum operasional.

Pilihan 1 Pilihan 2

Menggunakan inspirasi untuk menyusun Melakukan modifikasi terhadap dokumen untuk


pengorganisasian pembelajaran dari menyusun pengorganisasian pembelajaran,
dokumen yang sudah ada, seperti struktur seperti struktur kurikulum (intrakurikuler, projek
kurikulum (intrakurikuler, projek penguatan penguatan profil pelajar Pancasila, ekstrakurikuler,
profil pelajar Pancasila, ekstrakurikuler, PKL untuk SMK atau magang untuk SMALB, dan
PKL untuk SMK atau magang pendekatan mata pelajaran atau tematik.
untuk SMALB) dan Satuan pendidikan mulai mencoba
pendekatan mata pelajaran menyusun muatan pembelajaran
atau tematik. dengan pendekatan lain, seperti
blok terpisah atau integrasi.

Pilihan 3 Pilihan 4

Mengembangkan elemen-elemen dalam Merancang pengorganisasian pembelajaran


pengorganisasian pembelajaran, seperti struktur secara mandiri, telah memiliki struktur kurikulum
kurikulum (intrakurikuler, projek penguatan profil yang ajek, melaksanakan projek penguatan profil
pelajar Pancasila, ekstrakurikuler, PKL untuk SMK pelajar Pancasila dengan idenya sendiri dan
atau magang untuk SMALB, pendekatan muatan relevan, menyediakan pilihan-pilihan
pembelajaran dari beragam sumber. Satuan ekstrakurikuler yang beragam. Satuan pendidikan
pendidikan dapat mengembangkan sistem secara fleksibel dan dinamis mengembangkan
pengaturan waktu pembelajaran berdasarkan sistem pengaturan waktu untuk muatan
pendekatan blok terpisah/terintegrasi dengan belajarnya, dapat berdasarkan pendekatan mata
menyesuaikan konteks kebutuhan. pelajaran/tematik, integrasi atau blok terpisah.

60
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Pilihan Pembelajaran Satuan Pendidikan dalam


Mengorganisasi Pembelajaran

Tips:

Gunakan panduan pembelajaran dan asesmen serta panduan projek penguatan profil
pelajar Pancasila dalam mengorganisasi pembelajaran sebagai panduan yang terkait.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 61


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

62
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

PILIHAN 3

Satuan pendidikan mengembangkan elemen-elemen dalam menyusun


pengorganisasian pembelajaran dari berbagai sumber.

Satuan pendidikan mengembangkan elemen-elemen dalam pengorganisasian


pembelajaran, seperti struktur kurikulum (intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler). Pengaturan waktu belajar dari beragam sumber. Satuan
pendidikan mulai mengembangkan pengorganisasian muatan pembelajaran secara
mandiri dengan menggunakan pendekatan blok/secara terintegrasi sesuai dengan konteks
kebutuhan.

Pertanyaan pemantik:
Apakah satuan pendidikan telah mencoba 1-2 model pengaturan waktu belajar berbasis
mata pelajaran sesuai dan ingin mencoba pendekatan lain?
Apakah ada program ekstrakurikuler yang ingin ditambahkan sesuai kebutuhan peserta
didik dan perkembangan zaman?
Apakah ada sumber-sumber lain sebagai inspirasi di dalam menentukan ekstrakurikuler
dan pengaturan waktu belajar?
Apakah satuan pendidikan telah menjalin kerjasama dengan mitra dunia kerja dan
mencoba mengembangkan program PKL (SMK)?
Apakah ada tema-tema lain dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila yang sesuai
dengan perkembangan lingkungan satuan pendidikan?
Apakah ada permasalahan di sekitar satuan pendidikan yang ingin diselesaikan melalui
projek penguatan profil pelajar Pancasila? Apakah satuan pendidikan telah bertanya
kepada beberapa pihak di lingkungan satuan pendidikan terkait isu terkini yang dapat
dipecahkan melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 63


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

PILIHAN 4

Satuan pendidikan menyusun pengorganisasian pembelajaran secara mandiri.

Satuan pendidikan merancang pengorganisasian pembelajaran secara mandiri, telah


memiliki struktur kurikulum yang ajek, melaksanakan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dengan idenya sendiri dan relevan, menyediakan pilihan-pilihan ekstrakurikuler
yang beragam. Satuan pendidikan dapat secara fleksibel dan dinamis mengembangkan
sistem pengaturan waktu pembelajarannya, dapat menggunakan pendekatan mata
pelajaran, integrasi, blok, tematik, dan lain-lain.

Pertanyaan pemantik:
Di antara ketiga model pengaturan waktu belajar, manakah yang paling sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan dan akan diterapkan?
Apakah ada kegiatan ekstrakurikuler yang kurang mengembangkan potensi peserta
didik?
Apakah ada inovasi baru yang akan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler
untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan?
Apakah mitra dunia kerja merekomendasikan beberapa program PKL (SMK)?
Untuk mengembangkan relasi kemitraan, apakah ada projek bersama yang hendak
dilakukan untuk memecahkan masalah tertentu di lingkungan satuan pendidikan?
Tema-tema dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila manakah yang perlu digali
lebih mendalam?
Apakah projek-projek yang telah dibuat sebelumnya diketahui oleh lingkungan satuan
pendidikan atau dinas setempat?

64
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Pengorganisasian Pembelajaran untuk PAUD

Struktur Kurikulum Berdasarkan regulasi yang mengatur struktur Kurikulum Merdeka,


kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak
dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian
pembelajaran. Intisari kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah
bermain, yang bermakna sebagai perwujudan ‘Merdeka Belajar,
Merdeka Bermain’. Kegiatan intrakurikuler harus memberikan
pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi anak.
Alokasi waktu pembelajaran di PAUD usia 4-6 tahun minimal 900
(sembilan ratus) menit per minggu. Alokasi waktu di PAUD usia 3-4
tahun minimal 360 (tiga ratus enam puluh) menit per minggu.

Projek Penguatan Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk


Profil Pelajar Pancasila memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak (STPPA). Pelaksanaannya menggunakan alokasi waktu
kegiatan di PAUD dengan ketentuan 1 s.d. 2 projek profil dengan
tema berbeda. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan
perwujudan enam karakter profil pelajar Pancasila pada fase
fondasi. 4 tema di PAUD disusun berdasarkan prioritas nasional
yang juga menjadi tema di Pendidikan Dasar dan Menengah,
namun disesuaikan dengan konteks PAUD. Tema-tema utama yang
dapat dipilih adalah Aku Sayang Bumi “Gaya Hidup Berkelanjutan”
, Aku Cinta Indonesia “Kerafian Lokal”, Kita Semua Bersaudara
“Bhinneka Tunggal Ika”, Imajinasi dan Kreativitasku “Rekayasa
dan Teknologi”.

Pendekatan Dalam konteks PAUD, pengorganisasian pembelajaran disarankan


Pembelajaran menggunakan pendekatan tematik terintegrasi atau pendekatan
secara integrasi, dan disesuaikan dengan pilihan anak sesuai situasi
dan kebutuhan.

Pengorganisasian Pembelajaran untuk SMK


Berdasarkan regulasi yang mengatur struktur usaha milik daerah, instansi pemerintah atau
Kurikulum Merdeka, struktur kurikulum SMK/ lembaga lainnya, serta perkembangan ilmu
MAK diawali dengan penataan ulang Spektrum pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
Keahlian SMK/MAK. Spektrum Keahlian Spektrum Keahlian SMK/MAK merupakan
adalah daftar bidang dan program keahlian acuan penyusunan struktur kurikulum, serta
SMK yang disusun berdasarkan kebutuhan pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan
dunia kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia program keahlian pada SMK.
industri, badan usaha milik negara/badan

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 65


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Penetapan Konsentrasi Satuan pendidikan memilih konsentrasi keahlian dari Spektrum


Konsentrasi Keahlian yang ditetapkan oleh Kepala BSKAP,
Kemendikbudristek. Satuan pendidikan diberikan peluang
untuk mengajukan usulan konsentrasi keahlian baru jika belum
tercantum dalam spektrum tersebut. Usulan konsentrasi keahlian
baru ini disusun bersama dengan industri dan diajukan ke BSKAP
untuk dilakukan penelaahan. Penetapan konsentrasi keahlian
dilakukan di kelas XI.

Program Keahlian Struktur kurikulum mengacu kepada Keputusan Menteri Republik


yang Dikonsentrasikan Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran. Setiap program
keahlian terdiri atas minimum 1 (satu) konsentrasi keahlian.
Pendekatan program keahlian dilakukan di kelas X.

Projek Penguatan Dalam 1 (satu) tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar
Profil Pelajar Pancasila Pancasila dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) projek dengan 2
(dua) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas X, 2 (dua)
projek dengan 1 (satu) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan
di kelas XI, dan 1 (satu) projek dengan tema Kebekerjaan di kelas
XII SMK/MAK. Kelas XIII pada SMK program 4 (empat) tahun tidak
mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila. Untuk SMK/
MAK, projek penguatan profil pelajar Pancasila dapat dilaksanakan
secara terpadu berkolaborasi dengan mitra dunia kerja, atau
dengan komunitas/organisasi serta masyarakat.

Pengorganisasian Pembelajaran untuk Pendidikan


Khusus

Struktur Kurikulum Struktur kurikulum SLB mengacu kepada struktur kurikulum SD/
MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang disesuaikan untuk peserta didik
berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual (Tunanetra
disertai hambatan intelektual, Tunarungu disertai hambatan
intelektual, Tunagrahita, Tunadaksa disertai hambatan Intelektual
dan Autis). Untuk peserta didik yang tidak mengalami hambatan
intelektual dapat menggunakan kurikulum pendidikan reguler
yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta
didik. Penyesuaian struktur kurikulum dilakukan terhadap
keterampilan fungsional dan mata pelajaran yang menunjang
kebutuhan tersebut. Magang untuk SMALB mempertimbangkan
fleksibilitas, keragaman peserta didiknya, dan lokasi.

66
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Program Pembelajaran Satuan pendidikan dapat menyusun Program Pembelajaran


Individual Individual (PPI) dengan melibatkan kepala satuan pendidikan,
pendidik, peserta didik, tenaga ahli, dan orang tua. Asesmen
diagnostik dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran
sebagai rujukan untuk menyusun program pembelajaran individual
(PPI).

Program Kebutuhan Program kebutuhan khusus bertujuan untuk membantu peserta


Khusus didik memaksimalkan indera yang dimilikinya dan mengatasi
keterbatasannya.

Program kebutuhan khusus bagi peserta didik:


1. Tunanetra: Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial, dan
Komunikasi (OMSK)
2. Tunarungu: Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi, dan
Irama (PKPBI)
3. Tunagrahita: Pengembangan Diri
4. Tunadaksa: Pengembangan diri dan gerak
5. Autis: Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku.

Program Kebutuhan Khusus di SMALB menjadi mata pelajaran


wajib, seperti di SDLB dan SMPLB

Projek Penguatan Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan


Profil Pelajar Pancasila kokurikuler yang memiliki alokasi 20-25% dari total kegiatan
reguler/intrakurikuler per tahun.

Pertanyaan pemantik dalam mengorganisasikan pembelajaran:


• Apakah seluruh peserta didik yang ada pada satuan pendidikan memiliki hambatan intelektual?
• Apakah satuan pendidikan telah melakukan asesmen diagnostik pada peserta didik untuk
menentukan program pembelajaran?
• Apakah satuan pendidikan menjalin kerja sama dengan pihak terkait dalam menyusun Program
Pembelajaran Individual?
• Apakah satuan pendidikan bekerja sama dengan pihak terkait untuk melakukan bimbingan
konseling?
• Apakah satuan pendidikan memiliki tenaga ahli?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 67


Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran

Pengorganisasian Pembelajaran untuk Satuan


Pendidikan Nonformal Program Pendidikan
Kesetaraan
Pada satuan pendidikan nonformal Program Pendidikan Kesetaraan, pengorganisasian pembelajaran
bersifat fleksibel dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, dan satuan
pendidikan. Pengorganisasian pembelajaran memperhatikan pemetaan SKK yang dilakukan oleh
satuan pendidikan.

Struktur Kurikulum Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri atas mata


pelajaran kelompok umum dan pemberdayaan, serta keterampilan
berbasis profil pelajar Pancasila. Kelompok umum memuat mata
pelajaran yang disusun dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan sesuai jenjang pendidikan formal dan merupakan mata
pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik.

Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan


keberdayaan, harga diri, percaya diri sehingga peserta didik
mampu mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi


sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan
peluang kesempatan kerja yang tersedia sehingga peserta didik
mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan,
dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara
produktif.

Projek Penguatan Penguatan profil pelajar Pancasila dalam pendidikan kesetaraan


Profil Pelajar Pancasila dilakukan pada program pemberdayaan dan keterampilan, yang
mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional,
sikap dan kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
pendidikan kesetaraan. Projek dilakukan dengan beban belajar
sesuai SKK pada tiap program (Paket A, Paket B, dan Paket C).

Muatan Belajar Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam


Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang dilakukan satuan pendidikan,
di mana satu SKK dapat dicapai melalui pembelajaran 1 (satu) jam
tatap muka atau 2 (dua) jam tutorial atau 3 (tiga) jam mandiri, atau
kombinasi secara proporsional dari ketiganya.

68
69
69
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

8 Komponen 4: Perencanaan
Pembelajaran

Ringkasan Bab
Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran di Satuan Pendidikan

Proses Berpikir Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran

Pengalaman Belajar yang Bermakna

Pilihan dalam Merencanakan Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran meliputi:

1. Ruang lingkup satuan pendidikan - Perencanaan dan pelaksanaan


penyusunan alur tujuan pembelajaran pembelajaran dan asesmen pada mata
atau silabus. Dalam ruang lingkup satuan pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
pendidikan, perumusan dan penyusunan SMK dilaksanakan secara kolaboratif oleh
alur dan tujuan pembelajaran atau silabus satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.
mata pelajaran berfungsi mengarahkan
satuan pendidikan dalam merencanakan,
mengimplementasi, dan mengevaluasi
pembelajaran secara keseluruhan sehingga
capaian pembelajaran diperoleh secara
sistematis, konsisten, dan terukur.

2. Ruang lingkup kelas - penyusunan


modul ajar atau rencana pelaksanaan
pembelajaran. Untuk dokumen rencana
pelaksanaan pembelajaran pada ruang
lingkup kelas, satuan pendidikan dapat
menggunakan, memodifikasi, atau
mengadaptasi contoh modul ajar yang
disediakan Pemerintah, dan cukup
melampirkan beberapa contoh rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)/modul ajar
atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili
inti dari rangkaian pembelajaran pada
bagian Lampiran.

70
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Dokumen terkait:
Panduan Pembelajaran dan Asesmen.

Catatan:
Pendidik dapat (1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau
perencanaan pembelajaran, (2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana
pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan Pemerintah, atau (3) menggunakan
contoh yang disediakan.

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, satuan pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:

Memahami
Merumuskan Menyusun alur
Capaian Merancang
tujuan tujuan
Pembelajaran pembelajaran
pembelajaran pembelajaran
(CP)

• Capaian pembelajaran (CP) adalah berdasarkan laju perkembangan anak yang


kompetensi pembelajaran yang harus dikembangkan oleh masing-masing satuan
dicapai peserta didik pada setiap fase, PAUD agar dapat mencapai CP. Satuan
dimulai dari fase fondasi pada PAUD. PAUD dapat memilih untuk menyusun
Capaian pembelajaran ditetapkan oleh alur tujuan pembelajaran atau tidak. Pada
Pemerintah dan disusun dalam fase-fase. Pendidikan Kesetaraan, penyusunan alur
tujuan pembelajaran memperhatikan alokasi
• Capaian pembelajaran diuraikan menjadi
waktu didasarkan pada pemetaan Satuan
tujuan-tujuan pembelajaran yang bersifat
Kredit Kompetensi (SKK) yang ditetapkan
operasional dan konkret. Perumusan tujuan
oleh satuan pendidikan dengan bentuk
pembelajaran meliputi kompetensi dan
pembelajaran tatap muka, tutorial, mandiri
lingkup materi.
ataupun kombinasi secara proporsional dari
• Tujuan-tujuan pembelajaran tersebut ketiganya.
kemudian diurutkan menjadi alur tujuan
• Proses merancang pembelajaran meliputi
pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran
tujuan pembelajaran yang telah dibuat
adalah rangkaian tujuan pembelajaran
sebelumnya, langkah-langkah pembelajaran,
yang disusun secara logis menurut urutan
dan asesmen pembelajaran yang disusun
pembelajaran sejak awal hingga akhir
dalam bentuk dokumen yang fleksibel,
suatu fase. Alur ini disusun secara linear
sederhana, dan kontekstual. Dokumen
sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran
tersebut digunakan oleh pendidik dalam
yang dilakukan dari hari ke hari. Prinsip
upaya mencapai profil pelajar Pancasila
penyusunan alur tujuan pembelajaran:
dan Capaian Pembelajaran. Dalam proses
esensial, berkesinambungan, kontekstual,
merancang pembelajaran, pendidik dapat
dan sederhana. Pada Satuan PAUD,
mengembangkan alur tujuan pembelajaran
esensi alur tujuan pembelajaran adalah
dan rencana pembelajaran secara mandiri.
pengorganisasian tujuan pembelajaran

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 71


Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Catatan:
Pada beberapa satuan pendidikan, perencanaan pembelajaran untuk ruang lingkup satuan
pendidikan dapat disusun dalam bentuk silabus yang berisi garis besar cakupan, serta capaian
kegiatan intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Perencanaan Pembelajaran di Satuan Pendidikan


Dalam merancang pembelajaran, satuan pendidikan perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran dan asesmen. Prinsip pembelajaran dan asesmen harus digunakan secara
terintegrasi sebagai pertimbangan utama dalam merancang struktur kurikulum satuan
pendidikan.

Satuan pendidikan dapat menggunakan Panduan Pembelajaran dan Asesmen sebagai


panduan terkait.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Prinsip-Prinsip Asesmen

Pembelajaran dirancang dengan Asesmen merupakan bagian terpadu dari


mempertimbangkan tahap perkembangan proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran,
dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, dan penyediaan informasi yang holistik sebagai
sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan umpan balik untuk peserta didik, peserta didik, dan
karakteristik dan perkembangan peserta didik orang tua, agar dapat memandu mereka dalam
yang beragam sehingga pembelajaran menjadi menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
bermakna dan menyenangkan.

Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai
membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
sepanjang hayat. keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu
pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran.

Proses pembelajaran mendukung perkembangan Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid,
kompetensi dan karakter peserta didik secara dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan
holistik. kemajuan belajar dan menentukan keputusan
tentang langkah selanjutnya.

Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran Laporan kemajuan belajar dan pencapaian
yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua memberikan informasi yang bermanfaat tentang
dan komunitas sebagai mitra. karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi
tindak lanjut.

Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
berkelanjutan. pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.

72
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Proses Berpikir Penyusunan Alur Tujuan


Pembelajaran
Proses perancangan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan,
kebutuhan peserta didik, serta kesiapan satuan pendidikan.

Dua (2) aspek tujuan pembelajaran: kompetensi dan ruang lingkup materi.
Tujuan pembelajaran yang tersusun dalam alur tujuan pembelajaran akan
menjadi dasar bagi pendidik untuk menyusun perencanaan pembelajaran.

Fase A dimulai dari


TP 1 TP 2 TP 3 TP 4 TP 5
kelas Mawar

Capaian
TP (n) TP ... TP ... TP ...
Pembelajaran
Kompetensi yang
diharapkan dapat
dicapai oleh peserta
didik di akhir Fase A

Fase A berakhir di
kelas Mawar TP : Tujuan Pembelajaran

Alur Tujuan Pembelajaran

Pertanyaan pemantik:

• Pilihan 1: sudahkah mendapatkan contoh alur tujuan pembelajaran? Contoh manakah yang
paling sesuai dengan satuan pendidikan Anda?
• Pilihan 2: dari contoh yang ada, bagian manakah yang hendak dimodifikasi?
• Pilihan 3: apakah ada bagian lain yang akan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik?
• Pilihan 4: apakah ada diskusi bersama kepala satuan pendidikan di dalam menyusun alur tujuan
pembelajaran?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 73


Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Pengalaman Belajar yang Bermakna

Satuan pendidikan diharapkan menghadirkan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta
didik.

Pengalaman belajar yang bermakna adalah Pertanyaan pemantik dalam menyusun


sebuah proses yang bertujuan untuk pembelajaran yang bermakna, apakah satuan
membangun pemahaman konsep yang pendidikan telah:
dipelajari. Proses pembelajaran yang bermakna
• menetapkan tujuan belajar?
ini bersifat aktif, konstruktif, dan melibatkan
peserta didik dalam seluruh prosesnya. • menganalisis situasi kelas?

• menyusun asesmen untuk mengetahui


Prinsip-prinsip pembelajaran yang bermakna:
posisi peserta didik di awal siklus
• Pengetahuan yang akan dipelajari harus pembelajaran?
masuk akal bagi peserta didik (konsep yang
• menentukan strategi dan metode untuk
dipelajari dan aktivitas yang dilakukan
mencapai tujuan pembelajaran?
dapat dihubungkan dengan kondisi nyata,
termasuk menunjukkan permasalahan nyata • memilih dan menetapkan perangkat ajar,
yang harus dipecahkan/diselesaikan). serta aktivitas pembelajaran?

• Pendekatan yang berpusat pada peserta • sosialisasi target belajar dan menyepakati
didik (ketika peserta didik lebih terlibat pembelajaran bersama pelajar?
dalam proses belajar, mereka akan memiliki • melaksanakan pembelajaran dan asesmen
pemahaman yang lebih baik tentang tujuan untuk memonitor kemajuan belajar?
pelajaran). Pendidik mengajukan pertanyaan
terbuka, mendorong kolaborasi dan proyek • melakukan refleksi untuk menetapkan
kelompok, serta memberi tugas yang melatih tujuan belajar berikutnya?
kemampuan refleksi dan sintesis.

• Melibatkan banyak referensi dan sumber


belajar (belajar dari berbagai buku, majalah,
jurnal penelitian, Program tv, Internet,
narasumber/profesional, dan lain-lain).

74
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Pilihan dalam Merencanakan Pembelajaran

Catatan:
• Pilihan-pilihan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum operasional dapat dilakukan sesuai kesiapan dan kondisi masing-
masing satuan pendidikan.
• Satuan pendidikan diharapkan melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan
pilihan yang tepat dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum operasional.

Pilihan 1 Pilihan 2

Menggunakan inspirasi dokumen Melakukan modifikasi terhadap


perencanaan pembelajaran, seperti alur dokumen-dokumen perencanaan
tujuan pembelajaran, perangkat ajar dan pembelajaran berdasarkan inspirasi yang
diakhiri dengan refleksi pembelajaran. ada, seperti alur tujuan pembelajaran dan
perangkat ajar. Modifikasi dilakukan agar
sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan kondisi
satuan pendidikan.

Pilihan 3 Pilihan 4

Mengembangkan dokumen, seperti alur Mengembangkan dokumen perencanaan


tujuan pembelajaran dan perangkat ajar pembelajaran, seperti alur tujuan
berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pembelajaran dan perangkat ajar yang
dan pencarian sumber-sumber lain yang kontekstual dan bervariasi, serta dapat
diperoleh tanpa mengabaikan prinsip-prinsip menjadi inspirasi untuk dapat diterapkan
penyusunan. oleh satuan pendidikan lainnya. Selain itu,
satuan pendidikan dapat memanfaatkan
teknologi di dalam menyusun perencanaan
pembelajaran untuk menghasilkan proses
pembelajaran yang inovatif.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 75


Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Pilihan Pembelajaran Satuan Pendidikan dalam


Merencanakan Pembelajaran

TIPS:

Gunakan Panduan Pembelajaran dan Asesmen dalam merencanakan pembelajaran sebagai


panduan yang terkait.

PILIHAN 1
Satuan pendidikan menggunakan inspirasi yang sudah ada dalam menyusun
perencanaan pembelajaran.

Satuan pendidikan menggunakan inspirasi alur tujuan pembelajaran, perangkat ajar, dan
diakhiri dengan refleksi pembelajaran.

Pertanyaan pemantik:
Apakah satuan pendidikan telah memiliki Capaian Pembelajaran untuk semua mata
pelajaran?
Apakah satuan pendidikan telah membuat alur tujuan pembelajaran sesuai dengan
inspirasi pada panduan terkait?
Apakah kepala satuan pendidikan telah mengimbau pendidik dan tenaga pendidik untuk
membaca Capaian Pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan perangkat ajar sesuai
dengan mata pelajaran yang diampunya?
Apakah kepala satuan pendidikan telah memastikan bahwa pendidik dan tenaga
pendidik sudah mendapatkan perangkat ajar?

PILIHAN 2

Satuan pendidikan melakukan modifikasi dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

Satuan pendidikan melakukan modifikasi terhadap dokumen-dokumen penyusun


perencanaan pembelajaran berdasarkan contoh yang diberikan, seperti alur tujuan
pembelajaran dan perangkat ajar. Modifikasi dilakukan agar sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan kondisi satuan pendidikan.

Pertanyaan pemantik:
Dari inspirasi yang telah dikumpulkan, apakah ada yang sesuai dengan konteks dan
kebutuhan satuan pendidikan?
Penyesuaian apa yang dilakukan di dalam merancang alur tujuan pembelajaran dan
perangkat ajar?

76
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

PILIHAN 3

Satuan pendidikan mengembangkan perencanaan pembelajaran berdasarkan sumber


yang beragam.

Satuan pendidikan mengembangkan dokumen seperti alur tujuan pembelajaran dan


perangkat ajar berdasarkan refleksi yang telah dilakukan dan pencarian sumber-sumber lain
yang diperoleh tanpa mengabaikan prinsip-prinsip penyusunan.

Pertanyaan pemantik:
Sejauh mana hasil refleksi yang telah dilakukan oleh pendidik berpengaruh dalam
memodifikasi dokumen perencanaan pembelajaran?
Berdasarkan riset/observasi/pencarian sumber-sumber inspirasi, apakah ada strategi yang
hendak diterapkan untuk perencanaan pembelajaran selanjutnya?
Apakah dilakukan diskusi terpimpin atau FGD per rumpun mata pelajaran dalam
melakukan refleksi pembelajaran?
Apakah ada strategi-strategi yang sudah tidak sesuai dengan pembelajaran tertentu?
Apakah ada sumber ajar lain yang dapat mendukung proses pembelajaran?

PILIHAN 4

Satuan pendidikan mengembangkan perencanaan pembelajaran berdasarkan sumber


yang beragam.

Satuan Pendidikan mengembangkan dokumen perencanaan pembelajaran, seperti alur


tujuan pembelajaran, perangkat ajar yang kontekstual dan bervariasi, serta dapat menjadi
inspirasi untuk dapat diterapkan pada satuan pendidikan lainnya. Selain itu, satuan
pendidikan memanfaatkan teknologi di dalam menyusun perencanaan pembelajaran untuk
menghasilkan proses pembelajaran yang inovatif.

Pertanyaan pemantik:
Apakah ada sistem informasi khusus sebagai inventory yang dapat membantu pendidik
dan tenaga kependidikan dalam merencanakan pembelajaran?
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara berkala, konten apa yang
paling sesuai dengan konteks satuan pendidikan dan kebutuhan peserta didik?
Apakah perangkat ajar telah dikembangkan secara digital yang dapat diakses oleh
seluruh pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan orang tua?
Apakah ada tim khusus yang melakukan verifikasi dokumen perencanaan yang telah
dibuat oleh pendidik?
Apakah satuan pendidikan telah memiliki linimasa yang ajek di dalam proses penyusunan,
pengumpulan dan penelaahan perencanaan pembelajaran?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 77


Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran untuk PAUD

Perencanaan pembelajaran yang efektif adalah perencanaan yang menunjukkan keterkaitan


antara kegiatan yang dipilih dengan tujuan pembelajaran dan adanya bentuk asesmen untuk
menilai ketercapaian dari tujuan.

Capaian Capaian Pembelajaran jenjang PAUD menjabarkan capaian yang diharapkan


Pembelajaran terjadi di akhir di fase fondasi. Capaian Pembelajaran memberikan kerangka
pembelajaran yang memandu pendidik di satuan dalam memberikan
stimulasi yang dibutuhkan oleh anak usia dini. Capaian Pembelajaran
PAUD secara spesifik menekankan pentingnya pendampingan anak dalam
menemukan jati dirinya, serta menguatkan pemahaman anak terhadap
dunianya melalui eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.

Tujuan Satuan PAUD dapat langsung menurunkan dari struktur kurikulum tanpa
Pembelajaran menyusun alur tujuan pembelajaran. Struktur kurikulum mengandung
intrakurikuler dan projek penguatan profil Pancasila. Dalam konteks
projek penguatan profil pelajar Pancasila, tujuan pembelajaran dimaknai
sebagai tujuan projek yang dapat diambil dari dimensi, elemen atau sub
elemen profil pelajar Pancasila. Esensi alur tujuan pembelajaran adalah
pengorganisasian tujuan pembelajaran berdasarkan laju perkembangan
anak dan dikembangkan oleh masing-masing satuan agar dapat mencapai
Capaian Pembelajaran.

Metode Kegiatan yang dipilih dan disajikan untuk mencapai tujuan pembelajaran
harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan
bermakna. Untuk mencapai hal tersebut, pendidik dapat:
• menggunakan berbagai strategi pendekatan belajar
• menggunakan berbagai media ajar
• menggunakan berbagai sumber belajar yang nyata dan ada di
lingkungan sekitar. Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata
dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan buku bacaan anak.

Pelaporan Penyusunan laporan kemajuan hasil belajar mengacu pada data asesmen
Hasil Belajar otentik yang telah dimiliki dalam rentang periode waktu tertentu. Selain
berisikan laporan kemajuan belajar (Capaian Pembelajaran dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila), laporan dapat memuat informasi
tumbuh kembang anak dan refleksi orang tua supaya Satuan PAUD dan
orang tua/wali mendapat informasi perkembangan peserta didik secara
utuh. Satuan pendidikan berhak menentukan apakah akan melaporkan
hasil kemajuan belajar setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali.

78
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Pertanyaan pemantik dalam merencanakan pembelajaran:

• Apakah satuan PAUD telah menyelaraskan Visi, Misi, dan Tujuan Pembelajaran dalam menyusun
kurikulum operasional satuan pendidikan dengan Capaian Pembelajaran dan profil pelajar
Pancasila?
• Apakah Tujuan Pembelajaran dalam kurikulum operasional satuan pendidikan telah dirancang
berdasarkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan?
• Apakah metode pembelajaran telah sesuai dengan perkembangan peserta didik?
• Sejauh mana kesiapan satuan PAUD untuk menunjang pembelajaran yang bermakna dan
menyenangkan bagi peserta didik?

Perencanaan Pembelajaran untuk SMK


Capaian Pembelajaran Capaian Pembelajaran mata pelajaran kelompok umum mengacu
untuk Mata Pelajaran pada Capaian Pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah.
pada Kelompok Umum

Capaian Pembelajaran Capaian Pembelajaran mata pelajaran Dasar-Dasar Program


untuk Mata Pelajaran Keahlian (Fase E) dan Konsentrasi Keahlian (Fase F) dikembangkan
pada Kelompok oleh pemerintah. Satuan pendidikan bersama dunia kerja dapat
Kejuruan mengembangkan kontekstualisasi capaian pembelajaran dan
menuangkannya dalam tujuan pembelajaran, serta perencanaan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik konsentrasi yang
diselenggarakan.

Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dirumuskan dari analisis Capaian


Pembelajaran, identifikasi tujuan yang lebih spesifik dan
operasional merujuk pada tahap perkembangan peserta didik
dan konteks lingkungan sekitarnya. Tujuan pembelajaran terdiri
atas dua komponen yaitu kompetensi dan lingkup materi.
Tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dapat disusun
bersama dengan industri pasangan.

Metode Setiap pendidik berhak mengembangkan tujuan kegiatan untuk


pembelajaran dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang
tertuang di kurikulum operasional di satuan pendidikan:
• menggunakan berbagai strategi pendekatan belajar
• menggunakan berbagai instrumen
• asesmen otentik dalam menilai ketercapaian tujuan kegiatan
harian

Pelaporan Hasil Belajar Satuan pendidikan berhak menentukan waktu pelaporan hasil
belajar, apakah akan melaporkan hasil belajar setiap 3 bulan atau 6
bulan sekali.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 79


Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Pertanyaan pemantik dalam merencanakan pembelajaran:

• Apakah satuan pendidikan telah merancang tujuan pembelajaran berdasarkan hasil analisis
karakteristik satuan pendidikan?
• Apakah asesmen yang disusun telah mengacu kepada prinsip-prinsip asesmen?
• Apakah metode yang digunakan dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar?

Perencanaan Pembelajaran untuk Pendidikan


Khusus
Capaian Capaian Pembelajaran mata pelajaran di SLB diperuntukkan bagi semua
Pembelajaran jenis kekhususan mengacu pada capaian pembelajaran yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Capaian pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan
khusus di satuan pendidikan reguler/inklusi dapat menggunakan CP
satuan pendidikan reguler yang dimodifikasi sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik. Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum. Penentuan fase pada peserta didik berkebutuhan
khusus didasarkan pada hasil asesmen awal sehingga pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Sebagai contoh, salah
seorang peserta didik kelas VIII SMPLB (Fase D) berdasarkan hasil asesmen
awal memiliki kemampuan Fase B, maka pembelajaran bagi peserta didik
tersebut adalah Fase B (lintas fase dan lintas elemen).

Tujuan Tujuan pembelajaran dirumuskan dari analisis Capaian Pembelajaran.


Pembelajaran Selain terdiri atas dua komponen, yaitu kompetensi dan lingkup materi,
tujuan pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi layanan sesuai
karakteristik peserta didik. Selain itu, tujuan pembelajaran diarahkan pada
terbentuknya kemandirian dalam aktivitas sehari-hari hingga kesiapan
memasuki dunia kerja.

Metode Pendidik mengembangkan metode pembelajaran dengan menggunakan


berbagai strategi pendekatan pembelajaran sesuai dengan jenis kekhususan
dan kebutuhan peserta didik.

Pelaporan Laporan hasil belajar dilaksanakan pada setiap akhir semester 1 dan 2 dapat
Hasil Belajar dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.

Pertanyaan pemantik dalam merencanakan pembelajaran:

• Apakah satuan pendidikan telah menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan jenis
kekhususan dan kebutuhan peserta didik?
• Apakah satuan pendidikan memiliki sarana prasarana yang menunjang peserta didik untuk
terlibat di dalam pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan peserta didik?
• Apakah metode yang digunakan dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar?

80
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran untuk Satuan


Pendidikan Nonformal Program Pendidikan
Kesetaraan

Pada satuan pendidikan nonformal program Pendidikan Kesetaraan, perencanaan


pembelajaran bersifat fleksibel dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, lingkungan
belajar, satuan pendidikan.

Capaian Capaian pembelajaran pada kelompok mata pelajaran umum dan program
Pembelajaran pemberdayaan dan keterampilan di pendidikan kesetaraan mengacu pada
Capaian Pembelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Tujuan Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan memperhatikan karakteristik


Pembelajaran peserta didik, kebutuhan belajar, dan kondisi lingkungan.

Metode Penyusunan langkah-langkah pembelajaran memperhatikan bentuk


Pembelajaran pembelajaran, yakni tatap muka, tutorial, mandiri ataupun kombinasi secara
proporsional dari ketiganya. Dapat berupa kombinasi dari berbagai metode
agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup untuk
kemandirian yang sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan peserta
didik. Dalam kegiatan tutorial, pendidik membahas materi, memberi
latihan, mengidentifikasi materi-materi yang sulit dan memberikan umpan
balik. Dalam kegiatan mandiri, pendidik menyediakan waktu belajar
bagi peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Pendidik dapat
menggunakan media secara visual, audio, audio visual, atau media penyaji
guna mendukung proses pembelajaran.

Pelaporan Laporan hasil belajar dilaksanakan pada setiap akhir semester 1 dan 2.
Hasil Belajar

Pertanyaan pemantik dalam merencanakan pembelajaran:

• Apakah satuan pendidikan telah menyusun rencana pembelajaran yang menarik, interaktif, dan
melibatkan peserta didik secara aktif?
• Apakah satuan pendidikan memiliki sarana prasarana yang menunjang peserta didik untuk
terlibat di dalam pembelajaran yang menyenangkan dan menantang?
• Apakah metode yang digunakan dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 81


82
82
9 Pendampingan, Evaluasi, dan
Pengembangan Profesional

Ringkasan Bab
Hubungan Evaluasi, Pendampingan, dan Pengembangan Profesional Pendidik dalam
Pembelajaran

Prinsip Evaluasi Pembelajaran dan Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional di Satuan Pendidikan

Hubungan Evaluasi, Pendampingan, dan


Pengembangan Profesional Pendidik dalam
Pembelajaran

Pendampingan dan pengembangan profesional pendidik dalam pembelajaran merupakan salah


satu tindak lanjut dari evaluasi. Evaluasi berdasarkan proses refleksi dan pemberian umpan
balik dilakukan secara terus menerus dalam keseharian belajar mengajar penting dilakukan oleh
pendidik. Pendidik dapat melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah
ditetapkan (tujuan belajar, Capaian Pembelajaran, dan profil pelajar Pancasila).

83
83
Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Gambar 1 Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sebagai satu siklus

Prinsip Evaluasi Pembelajaran dan Evaluasi


Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

• Evaluasi pembelajaran dan evaluasi dengan tujuan untuk memahami apakah


kurikulum operasional satuan pendidikan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan telah
dilakukan secara mandiri dan berkala oleh tercapai. Evaluasi pembelajaran menjadi
satuan pendidikan. salah satu bagian penting dari evaluasi
kurikulum operasional satuan pendidikan
• Evaluasi pembelajaran secara menyeluruh
bertujuan untuk mengukur keberhasilan • Kedua proses ini saling berkaitan, tetapi
pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran. mempunyai sasaran evaluasi yang berbeda.
Sasaran langsung dari evaluasi pembelajaran
• Evaluasi kurikulum operasional satuan adalah peserta didik dan pendidik,
pendidikan bertujuan untuk mengukur sedangkan sasaran utama evaluasi kurikulum
keberhasilan kepala satuan pendidikan operasional satuan pendidikan adalah
dan pendidik dalam menjalankan seluruh kepala satuan pendidikan dan pendidik, di
program pendidikan yang direncanakan mana peserta didik menjadi sasaran tidak
langsung.

84
Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

• Proses ini dikelola oleh para kepala satuan • Evaluasi dilakukan secara bertahap dan
pendidikan dan/atau pendidik yang mandiri agar terjadi peningkatan kualitas
dianggap sudah mampu untuk melakukan secara berkelanjutan di satuan pendidikan,
peran ini. sesuai dengan kemampuan satuan
pendidikan.

Prinsip-prinsip melakukan evaluasi:


1. Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan
2. Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam kegiatan peninjauan.
3. Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk mendapatkan data/informasi
yang diinginkan.
4. Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan pengembangan bagi
pendidik dan pelaksana program.
5. Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur.

Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan


Pendidikan

Kapan evaluasi kurikulum operasional di satuan pendidikan bisa


dilakukan?

Per hari. Pendidik membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses
belajar berjalan, bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon
proses kegiatan belajar.

Per Unit Belajar. Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun tim,
pendidik bisa mengkaji ulang proses belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan
perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar.

Per Semester. Setelah 1 semester selesai, pendidik dan tim bisa melihat kontinum
pencapaian.

Per Tahun. Evaluasi terhadap pencapaian dan proses pembelajaran dalam satu tahun dapat
dikumpulkan berkala dalam rentang waktu yang lebih pendek dan bagaimana hal tersebut
berkontribusi dengan visi, misi, serta tujuan satuan pendidikan.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 85


Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Apa saja yang bisa menjadi sumber informasi dalam meninjau ulang
pembelajaran dan kurikulum operasional?

Hasil asesmen peserta didik per unit.

Artefak peserta didik: projek peserta didik, portofolio peserta didik, pameran karya,
pertunjukan, dan sebagainya.

Survei lulusan

Refleksi proses belajar oleh pendidik

Observasi kepala satuan pendidikan

Rapor Pendidikan

Beberapa contoh cara mengumpulkan informasi

Observasi dan refleksi mandiri. Melakukan asesmen berupa observasi dan refleksi mandiri
secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar, capaian
pembelajaran, dan profil pelajar Pancasila)

FGD (Focus Group Discussion) merupakan diskusi terpumpun yang dilakukan secara
kelompok untuk melihat hubungan antardata yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil
belajar peserta didik, dan refleksi dalam self-study, untuk menganalisis masalah dan menarik
kesimpulan, serta mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan.

Kuesioner peserta didik. Mengumpulkan persepsi peserta didik terhadap proses belajar,
kualitas sarana prasarana, materi/bahan ajar, serta bagaimana peserta didik memaknai hasil
belajarnya.

Kuesioner orang tua. Mengumpulkan persepsi orang tua terhadap perkembangan belajar
peserta didik.

86
Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum Operasional


Satuan Pendidikan
Mengapa kurikulum operasional di satuan pendidikan perlu ditinjau
ulang?

Meningkatkan hasil belajar peserta didik, keterlibatan, dan kepuasan belajar.

Menunjukkan kekuatan dan tantangan pelaksanaan program belajar sebagai implementasi


kurikulum operasional.

Mengevaluasi perubahan terkini dari implementasi yang dilakukan.

Mengidentifikasi program belajar yang perlu diperbaiki.

Mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di satuan pendidikan.

Evaluasi merupakan sarana pemberian umpan balik pada kompetensi mengajar pendidik,
yang selaras dengan tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik, serta kebutuhan dunia kerja
(terutama bagi SMK).

Apa yang bisa ditinjau kembali?

Alur pembelajaran, mutu, dan relevansi hasil belajar dan prosesnya untuk menentukan
tujuan pembelajaran berikutnya

Kompetensi utuh peserta didik yang memuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
akan dituju (mengacu kepada profil pelajar Pancasila), dengan mempertimbangkan aspek
penting di setiap mata pelajaran (kecuali PAUD) dan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.

Asesmen pembelajaran

Sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, dan kesesuaian dengan tahapan
perkembangan anak.

Persepsi peserta didik dalam menjalani proses belajar.

Peningkatan kompetensi dan pengelolaan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan agar
mereka dapat bekerja dengan efektif

Proses dan program yang dianggap paling berhasil serta indikator keberhasilannya

Proses dan program apa yang masih perlu dan paling penting untuk dikembangkan

Untuk SMK, relevansi kompetensi dengan kebutuhan dunia kerja.

Untuk pendidikan khusus, kesesuaian layanan pendidikan inklusif dan khusus dengan potensi
dan kebutuhan peserta didik

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 87


Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Bagaimana cara melakukannya?

Kolaboratif: Melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk peserta didik.

Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur, dan
berdasarkan bukti.

Berdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang dikumpulkan dari berbagai
sumber dan yang ditelaah secara seksama.

Berpusat pada peserta didik: Mengedepankan kepentingan peserta didik dalam mengambil
kesimpulan maupun keputusan.

Fokus pada perbaikan dan pengembangan kualitas pembelajaran peserta didik.

Siapa yang terlibat dalam evaluasi kurikulum operasional di satuan


pendidikan?

Kepala satuan Pendidikan

Wakil kepala satuan pendidikan Bidang Kurikulum (bila ada)

Kepala Program Keahlian (SMK)

Pendidik

Tenaga kependidikan

Peserta didik

Orang tua peserta didik

Pengawas atau penilik satuan pendidikan

Mitra (dunia kerja, organisasi komunitas, industri, dll.)

Pakar

Balai Guru Pembelajar

88
Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Pilihan Satuan Pendidikan dalam Melakukan


Evaluasi

Evaluasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan dilaksanakan mandiri dan bertahap sesuai
dengan konteks, kebutuhan, dan kemampuan satuan pendidikan.

Catatan:
• Pilihan-pilihan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum operasional dapat dilakukan sesuai dengan kesiapan dan kondisi
masing-masing satuan pendidikan.
• Satuan pendidikan diharapkan melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan
pilihan yang tepat dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum operasional.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 89


Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Pilihan 3 Pilihan 4

Melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil Melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil
perkembangan belajar peserta didik selama perkembangan belajar peserta didik selama
pembelajaran intrakurikuler, projek pembelajaran intrakurikuler, projek
penguatan profil pelajar Pancasila, PKL penguatan profil pelajar Pancasila, PKL
(SMK)/magang (SMALB), dan ekstrakurikuler (SMK)/magang (SMALB), dan ekstrakurikuler
peserta didik, dengan memperhatikan: peserta didik, dengan memperhatikan:

Capaian pembelajaran Capaian pembelajaran


Profil pelajar Pancasila Profil pelajar Pancasila
Hasil asesmen pembelajaran Hasil asesmen pembelajaran
Karakteristik program keahlian (kelas X Karakteristik program keahlian (kelas X
SMK) dan konsentrasi keahlian (kelas XI, SMK) dan konsentrasi keahlian (kelas XI,
XII XIII SMK) XII XIII SMK)
Kualitas pengajaran pendidik dan Penggunaan perangkat ajar
penggunaan perangkat ajar Keselarasan dengan visi, misi, tujuan dan
Keselarasan dengan visi, misi, tujuan dan kekhasan satuan pendidikan
kekhasan satuan pendidikan Kesuksesan implementasi program satuan
pendidikan dengan mitra
Evaluasi ini mempertimbangkan sudut
pandang peserta didik dan orang tua. Evaluasi ini mempertimbangkan
sudut pandang kebijakan
daerah/nasional dan masukan
berbagai pemangku kepentingan
(pihak internal dan eksternal
satuan pendidikan).

90
Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

PILIHAN 1
Satuan pendidikan melakukan evaluasi yang fokus kepada evaluasi pembelajaran oleh
pendidik.

Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik
selama pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila peserta
didik, dengan memperhatikan:
Capaian Pembelajaran;
profil pelajar Pancasila;
hasil asesmen pembelajaran; dan
karakteristik program keahlian (kelas X SMK) dan konsentrasi keahlian (kelas XI, XII XIII
SMK).

Pertanyaan refleksi atau pemantik yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan
maupun pengawas:
Apakah tujuan evaluasi yang diharapkan?
Apa saja asesmen pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam mengukur proses
dan hasil pembelajaran peserta didik?
Siapa saja yang terlibat dalam proses mengukur hasil pembelajaran ini?
Apa saja data proses dan hasil pembelajaran yang dimiliki oleh satuan pendidikan?
Apa dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang sudah disasar oleh
pendidik dalam pembelajaran intrakurikuler?
Apa dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang sudah disasar oleh
pendidik dalam pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Dimensi profil pelajar Pancasila apa yang sudah berkembang dengan baik?
Dimensi apa yang harapannya akan dikembangkan dalam pembelajaran berikutnya?
Apa saja proses pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik?
Apa saja proses pembelajaran yang masih perlu untuk terus ditingkatkan?
Bagian kurikulum apa yang perlu disesuaikan?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 91


Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

PILIHAN 2

Satuan pendidikan melakukan evaluasi dengan memperhatikan perspektif peserta didik.

Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik
selama pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, PKL
(SMK)/magang (SMALB), dan ekstrakurikuler peserta didik, dengan memperhatikan:
Capaian Pembelajaran;
profil pelajar Pancasila;
hasil asesmen pembelajaran;
karakteristik program keahlian (kelas X SMK) dan konsentrasi keahlian (kelas XI, XII XIII
SMK);
kualitas pengajaran pendidik dan penggunaan perangkat ajar; dan
umpan balik dari peserta didik mengenai pengalaman belajar peserta didik.

Pertanyaan refleksi atau pemantik yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan
maupun pengawas:
Apakah tujuan evaluasi yang diharapkan?
Apa saja asesmen pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam mengukur proses
dan hasil pembelajaran peserta didik?
Siapa saja yang terlibat dalam proses mengukur hasil pembelajaran ini?
Apakah peserta didik terlibat dalam proses evaluasi pembelajaran ini?
Apa saja data proses dan hasil pembelajaran yang dimiliki oleh satuan pendidikan?
Apa dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang sudah disasar oleh
pendidik dalam pembelajaran intrakurikuler?
Apa dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang sudah disasar oleh
pendidik dalam pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Dimensi profil pelajar Pancasila apa yang sudah berkembang dengan baik?
Dimensi apa yang harapannya akan dikembangkan dalam pembelajaran berikutnya?
Apa saja proses pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik?
Apa saja proses pembelajaran yang masih perlu untuk terus ditingkatkan?
Bagian kurikulum apa yang perlu disesuaikan?

92
Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

PILIHAN 3

Satuan pendidikan melakukan evaluasi dengan memperhatikan perspektif peserta didik dan
orangtua.

Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik
selama pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, PKL
(SMK)/magang (SMALB), dan ekstrakurikuler peserta didik, dengan memperhatikan:
Capaian Pembelajaran;
profil pelajar Pancasila;
hasil asesmen pembelajaran;
karakteristik program keahlian (kelas X SMK) dan konsentrasi keahlian (kelas XI, XII XIII
SMK);
kualitas pengajaran pendidik dan penggunaan perangkat ajar;
keselarasan dengan visi, misi, tujuan dan kekhasan satuan pendidikan; dan
Umpan balik dari peserta didik dan orangtua mengenai pengalaman belajar peserta didik.

Pertanyaan refleksi atau pemantik yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan
maupun pengawas:
Apakah tujuan evaluasi yang diharapkan?
Apa saja asesmen pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam mengukur proses
dan hasil pembelajaran peserta didik?
Siapa saja yang terlibat dalam proses mengukur hasil pembelajaran ini?
Apakah peserta didik terlibat dalam proses evaluasi pembelajaran ini? Apa pendapat
mereka mengenai pengalaman belajar mereka?
Apakah orangtua terlibat dalam proses evaluasi pembelajaran ini? Apa pendapat mereka
mengenai pengalaman belajar anaknya?
Apa saja data proses dan hasil pembelajaran yang dimiliki oleh satuan pendidikan?
Apa dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang sudah disasar oleh
pendidik dalam pembelajaran intrakurikuler?
Apa dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang sudah disasar oleh
pendidik dalam pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Dimensi profil pelajar Pancasila apa yang sudah berkembang dengan baik?
Dimensi apa yang harapannya akan dikembangkan dalam pembelajaran berikutnya?
Apa saja proses pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik?
Apa saja proses pembelajaran yang masih perlu untuk terus ditingkatkan?
Apa strategi, kebijakan, dan/atau program yang akan diperkenalkan untuk meningkatkan
kurikulum yang ada?
Bagian kurikulum apa yang perlu disesuaikan?

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 93


Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

PILIHAN 4

Satuan Pendidikan melakukan evaluasi dengan memperhatikan sudut pandang kebijakan


daerah/nasional dan masukan berbagai pemangku kepentingan (pihak internal dan
eksternal satuan pendidikan).

Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik
selama pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, PKL
(SMK)/magang (SMALB), dan ekstrakurikuler peserta didik, dengan memperhatikan:
capaian pembelajaran;
profil pelajar Pancasila;
hasil asesmen pembelajaran;
karakteristik program keahlian (kelas X SMK) dan konsentrasi keahlian (kelas XI, XII XIII
SMK);
kualitas pengajaran pendidik dan penggunaan perangkat ajar;
keselarasan dengan visi, misi, tujuan dan kekhasan satuan pendidikan;
umpan balik dari peserta didik dan orangtua mengenai pengalaman belajar peserta didik;
dan
Kesuksesan implementasi program satuan pendidikan dengan mitra

Pertanyaan refleksi atau pemantik yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan
maupun pengawas:
Apakah tujuan evaluasi yang diharapkan?
Apakah asesmen pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam mengukur proses
dan hasil pembelajaran peserta didik sudah dikomunikasikan dan dipahami oleh peserta
didik?
Apakah peserta didik, orangtua, dan mitra satuan pendidikan terlibat dalam proses
evaluasi pembelajaran? Apa pendapat mereka mengenai proses dan hasil pembelajaran
yang ada?
Apa saja data proses dan hasil pembelajaran (internal dan eksternal) yang dimiliki oleh
satuan pendidikan?
Apa dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang disasar pendidik dalam
pembelajaran intrakurikuler?
Apa dimensi, elemen, dan sub-elemen profil pelajar Pancasila yang sudah disasar oleh
pendidik dalam pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Dimensi profil pelajar Pancasila apa yang sudah berkembang dengan baik?
Apakah ada kesinambungan antara dimensi profil yang dikembangkan di dalam
intrakurikuler dengan projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Dimensi apa yang harapannya akan dikembangkan dalam pembelajaran berikutnya?
Apa strategi, kebijakan, dan/atau program yang akan diperkenalkan untuk meningkatkan
kurikulum yang ada?
Organisasi dan/atau pihak luar mana yang dapat diajak kerja sama untuk
mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran di satuan pendidikan?
Bagian kurikulum apa yang perlu disesuaikan?

94
Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Tips

Strategi untuk Evaluasi Kurikulum Operasional


Satuan Pendidikan
Evaluasi kurikulum operasional di Satuan Pendidikan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.

• Adakan pertemuan dengan orang apakah terdapat perbedaan antara tujuan


tua, warga satuan pendidikan untuk yang tertulis dan tujuan yang disampaikan
mendapatkan gambaran mengenai oleh pihak-pihak yang menjalankan.
pandangan mereka terhadap evaluasi
• Identifikasi hal-hal yang menjadi akar
kurikulum; apa yang dipahami, bagaimana
permasalahan. Untuk setiap permasalahan
perasaan dan pendapatnya mengenai
perlu didesain proses evaluasi, dan mencari
evaluasi satuan pendidikan.
data yang spesifik.
• Arahkan diskusi pada pembahasan
• Tentukan cara untuk mencari data;
mengenai lingkup evaluasi kurikulum;
melalui observasi, penilaian, wawancara,
tunjukkan sampel yang akan digunakan
diskusi terpumpun ataupun melalui rapor
atau dokumen evaluasi yang akan
pendidikan.
digunakan.
• Jalankan prosedur pencarian dan
• Amati jalannya program secara seksama
pengumpulan data.
untuk mendapatkan informasi nyata
mengenai implementasinya dan • Kelompokkan dan mengatur informasi
mengingatkan semua pihak terhadap dalam tema-tema dan menyiakan potret
tujuan program. implementasinya. Potret ini bisa dalam
bentuk video, artefak, kasus atau bentuk-
• Pahami tujuan program dan kekhawatiran
bentuk lain.
yang dimiliki pihak-pihak yang terlibat
mengenai program dan evaluasi; cari tahu • Tentukan pihak yang akan diberi laporan
dan pilih format yang sesuai.

Contoh alat evaluasi sederhana dapat dilihat di Lampiran 6 dan 7.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 95


Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Pendampingan dan Pengembangan Profesional


di Satuan Pendidikan
Contoh pertanyaan yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas
dalam mendorong proses pendampingan dan pengembangan profesional pendidik:
• Bagaimana kepala satuan pendidikan dapat mendukung pengembangan profesional
pendidik?
• Siapa saja pihak dari dalam satuan pendidikan yang dapat dilibatkan untuk membantu
proses pendampingan dan pengembangan profesional pendidik?
• Siapa saja pihak dari dalam satuan pendidikan yang dapat dilibatkan untuk membantu
proses pendampingan dan pengembangan profesional pendidik?
• Apakah metode pendampingan dan pengembangan profesional pendidik yang sesuai
dengan kebutuhan pendidik dan karakteristik satuan pendidikan?
• Apa saja hal-hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan kualitas pengajaran?

Pendampingan dan pengembangan Prinsip-prinsip pendampingan dan


profesional ditekankan pada prinsip reflektif pengembangan profesional
dan pengembangan diri bagi pendidik, serta 1. Pendampingan dan pengembangan
menggunakan alat penilaian yang jelas dan profesional sebagai aktivitas yang dilakukan
terukur. Kepala satuan pendidikan merancang berdasarkan hasil kegiatan evaluasi.
dan melakukan proses pendampingan dan
2. Menetapkan ruang lingkup pendampingan
pengembangan profesional sesuai kebutuhan
dan pengembangan profesional.
sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan
Menentukan area yang perlu diperbaiki
dan evaluasi dengan melibatkan pengawas.
apakah dari perencanaan program atau
Kepala satuan pendidikan dan pengawas dapat
pelaksana program.
memainkan peran dalam berbagai contoh
3. Pendampingan dan pengembangan
pendampingan dan pengembangan profesional
profesional dilakukan secara terencana
yang bisa dilakukan di satuan pendidikan,
dan strategis untuk mencapai suatu tujuan
seperti:
dalam jangka waktu tertentu, dan orang
• Coaching: proses pendampingan untuk
yang tepat untuk melakukan aktivitas
mencapai tujuan dengan menggali
pembinaan tersebut.
pemikiran-pemikiran seseorang terhadap
4. Pendampingan dan pengembangan
suatu masalah.
profesional dilakukan secara bertahap dan
• Mentoring: proses pendampingan dengan
mandiri agar terjadi peningkatan kualitas
berbagi pengalaman/pengetahuan untuk
secara berkelanjutan di satuan pendidikan,
mengatasi suatu kendala
sesuai dengan kemampuan satuan
• Pelatihan: proses pendampingan dengan pendidikan.
menguatkan pengetahuan dan keterampilan
5. Pendampingan dan pengembangan
yang berkaitan dengan kinerja, dengan
profesional adalah sebuah proses
narasumber internal atau eksternal
kolaboratif dalam satuan pendidikan antara
(menyesuaikan dengan kemampuan satuan
pendamping dan pendidik, demi tercapainya
pendidikan).
tujuan bersama.

96
Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional

Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan


Profesional untuk SMK

Halaman ini adalah materi suplemen untuk halaman 97.

Evaluasi Pembelajaran dan


Pendampingan dan Pengembangan Pendidik Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan

Dalam memfasilitasi pembelajaran peserta didik, pendidik di Evaluasi pembelajaran secara


SMK diharapkan dapat menguasai setidaknya dua aspek, yaitu: menyeluruh bertujuan untuk
pedagogis dan vokasional. Pengembangan pedagogis pada mengukur keberhasilan
pendidik dapat didampingi oleh kepala satuan pendidikan pendidik dalam memfasilitasi
melalui kegiatan supervisi akademis dan supervisi klinis. Dalam pembelajaran. Pembelajaran
aspek vokasional, satuan pendidikan dan dunia kerja dapat di SMK berorientasi pada
berbagi peran dalam pendampingan dan pengembangan kebutuhan dunia kerja. Oleh
pendidik sehingga pendidik mendapatkan dukungan optimal karena itu, evaluasi ini dilakukan
dalam memfasilitasi pembelajaran. Dunia kerja diharapkan terhadap program pembelajaran
dapat mendukung satuan pendidikan dan pendidik dalam hal di satuan pendidikan maupun
pemahaman akan dinamika kebutuhan dunia kerja, standar- pembelajaran yang berlangsung
standar yang berlaku pada dunia kerja, dan bagaimana di mitra dunia kerja. Pelibatan
menurunkan pemahaman tersebut dalam kegiatan-kegiatan di dunia kerja menjadi penting
dalam kelas. dalam perencanaan dan
pelaksanaan evaluasi.
Program peningkatan profesional pendidik direncanakan oleh
kepala satuan pendidikan berdasarkan Rencana Pengembangan Dalam melaksanakan evaluasi,
Sekolah dan masukan dunia kerja. Program-program yang dapat SMK bisa mengumpulkan data
disertakan dalam rencana ini, antara lain: internal yang berupa catatan
• sertifikasi pendidik; keberhasilan implementasi
pembelajaran, refleksi secara
• sertifikasi kompetensi;
individual, juga seluruh
• magang untuk pendidik dan tenaga kependidikan di dunia
warga satuan pendidikan.
kerja;
Bahan pembelajaran evaluasi
• pelatihan kompetensi pedagogis, dan profesional; pembelajaran ini dapat
• pelatihan upskilling dan reskilling; dilengkapi dengan data eksternal
• studi banding; (seperti umpan balik dari dunia
kerja serta hasil kompetensi
• inovasi karya seni dan pameran;
dan kinerja pendidik dan
• kewirausahaan; tenaga kependidikan dari Rapor
• seminar; Pendidikan) untuk melakukan
• lokakarya; dan evaluasi kurikulum operasional di
• keterlibatan dalam MGMP dan Studi lanjut, dst. satuan pendidikan.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 97


Glosarium

Anekdotal Berbentuk cerita singkat yang menarik dan mengesankan, biasanya


mengenai hal penting dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Asesmen formatif Metode evaluasi proses pemahaman peserta didik, kebutuhan


pembelajaran, dan kemajuan akademik yang dilakukan secara
berkala dan berkelanjutan selama pembelajaran.

Eksplorasi Melakukan penyelidikan dan penjelajahan lapangan dengan tujuan


memperoleh pengetahuan dan kemampuan yang lebih banyak.

Holistik Kerangka berpikir yang memandang bahwa setiap hal baru bisa
dimaknai dengan baik jika dilihat secara utuh dan menyeluruh serta
saling terhubung antar bagiannya.

Implementasi Pelaksanaan di lapangan.

Kolaboratif Bersifat kolaborasi - Memiliki ciri-ciri dapat melakukan upaya saling


membantu dan berbagi peran untuk menuntaskan sebuah pekerjaan
atau mencapai tujuan bersama.

Kontekstual Sesuai dengan kondisi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu


yang bersifat kontekstual pasti memiliki keterkaitan dengan
pengalaman yang dapat langsung dirasakan.

Pendidik Tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,


konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (Pasal 1 angka 6
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).

Portofolio Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta


didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
dalam kurun waktu tertentu.

98
98
Daftar Pustaka

AF Bureau. (2020, October 9). Strategic Statements: Definitions, Elements, Implementation, and
Examples. Alcor Fund. Disadur dari: https://alcorfund.com/insight/strategic-statements-
definition-elements-implementation-and-examples (6 Maret 2022)

Avallone, A. (2017, October 4). Getting to Know You: Learner Profiles for Personalization. Next Gen
Learning. Disadur dari: https://www.nextgenlearning.org/articles/getting-to-know-you-
learner-profiles-for-personalization pada tanggal 30 Maret 2022

Biggs, J. dan Collis, K.F. (1982). Evaluating the Quality of Learning: SOLO Taxonomy. New York:
Academic Press.

Fogarty, R. (2009). How to Integrate the Curricula (3rd ed.). Thousand Oaks, California, United States
of America: Corwin.

Gabriel, J. G. dan Farmer, P. C. (2009). How to Help your School Thrive without Breaking the Bank. US:
Association for Supervision and Curriculum Development.

Glatthorn, A.A., Boschee, F., Whitehead, B.M., dan Bonni, F.B. (2019). Curriculum Leadership: Strategies
for Development and Implementation (5th ed.). California: SAGE

Grady, R. (2012, October 25). Facilitating Meaningful Learning Experiences [Video]. Youtube: Cornell
SIPS. https://www.youtube.com/watch?v=6n5FTq7mEd0

Lathram, B. (2015, October 16). 5 Ways Learner Profiles Can Promote Competency-Based Education.
Getting Smart. Disadur dari: https://www.gettingsmart.com/2015/10/5-ways-learner-
profiles-can-promote-competency-based-education/ pada tanggal 20 Maret 2022

Learning Space Toolkit (n.d). Needs Assessment Process. Disadur dari laman: https://
learningspacetoolkit.org/needs-assessment/needs-assessment-process/index.html pada
tanggal 15 Maret 2022

Mind Tools (n.d.) SMART Goals: How to Make Your Goals Achievable. Disadur dari laman: https://
www.mindtools.com/pages/article/smart-goals.htm pada tanggal 4 Maret 2022

Park, K., Ji, H., dan Lim, H. (2015) Development of a Learner Profiling System Using Multidimensional
Characteristics Analysis. Mathematical Problems in Engineering. https://doi.
org/10.1155/2015/652623

Relojo-Howell, D. (2017, October 9). 5 Ways to Make Learning More Meaningful to Students. American
Psychological Association: Psych Learning Curve. Disadur dari: http://psychlearningcurve.org/
learning-more-meaningful/ pada tanggal 24 Maret 2022

Weurlander, M. (2006) Designing a course for meaningful learning. Department for Learning,
Informatics, Management and Ethics (LIME) Karolinska Institutet: Stockholm, Sweden. Disadur
dari laman: https://staff.ki.se/media/78625/download pada tanggal 16 Maret 2022

Wiggins, G. dan McTighe, J. (2007). Schooling by Design: Mission, Action and Achievement. US:
Association for Supervision and Curriculum Development.

99
99
Lampiran

LAMPIRAN 1

Contoh Strategi Penentuan Konsentrasi


Menggunakan Teori Developing A Curriculum
(DACUM)

Hasil dari proses DACUM adalah daftar jenis pekerjaan (okupasi) yang terkait dengan pekerjaan
mencakup pengetahuan, keterampilan, peralatan, perlengkapan, sifat pekerja, dan kualifikasi
pendidikan. Semua tugas berdasarkan keterampilan, pengetahuan, alat, dan perilaku pekerja
yang positif.

Salah satu contoh strategi dalam mengembangkan tugas-tugas yang ada dalam lingkup
kurikulum (SMK), yaitu DACUM. DACUM pekerjaan.
merupakan sebuah pendekatan sekaligus
2. Melakukan analisis terhadap kompetensi
akronim dari Developing A Curriculum yang
esensial yang dibutuhkan oleh dunia kerja,
berarti proses pengembangan kurikulum.
kesesuaian dengan potensi daerah, dst.
DACUM melibatkan para profesional dari dunia
Analisis ini menjadi basis bagi pembukaan
usaha, pemangku kepentingan bisnis, industri,
konsentrasi keahlian dalam setiap Program
tenaga kerja, pemerintah dan dunia pendidikan
Keahlian di satuan pendidikan.
sehingga diharapkan terjalin hubungan bersifat
kolaboratif. 3. Memetakan kebutuhan terhadap
kompetensi tersebut dalam mata pelajaran.
Langkah kegiatan dilakukan melalui tahapan:
4. Menyusun capaian pembelajaran sejumlah
• analisis pekerjaan;
mata pelajaran kejuruan bersama dunia
• lokakarya validasi;
kerja.
• tinjauan manajemen;
5. Mengidentifikasi kompetensi pendukung
• analisis tugas dan finalisasi kurikulum; dan
pekerjaan: pengetahuan dan keterampilan
• diseminasi. umum, perilaku pekerja (keterampilan
Hal-hal tersebut merupakan langkah awal pribadi dan interpersonal), peralatan,
dalam proses pengembangan kurikulum perlengkapan, persediaan dan bahan yang
yang dilakukan secara sistematis sehingga digunakan, serta tren dan masalah kerja
menghasilkan rancangan kurikulum kejuruan masa depan.
yang didasarkan pada realitas tempat kerja. 6. Menyelenggarakan review manajemen yang
Langkah kegiatan untuk melaksanakan proses berkaitan dengan bahan, alat, perlengkapan,
DACUM: dll.

1. Menyelenggarakan workshop pendahuluan 7. Mengembangkan kurikulum.


membahas kerja kolaboratif - daftar jenis
pekerjaan (okupasi) untuk menetapkan

100
100
Lampiran

LAMPIRAN 2

Contoh Proses Mendesain Tujuan Pembelajaran


di PAUD

Contoh Proses Mendesain


Tujuan Pembelajaran di PAUD

Workshop pengembangan kurikulum


1 operasional di satuan pendidikan

Pemahaman profil pelajar Pancasila. 2

Memahami secara utuh konsep


dasar profil pelajar Pancasila.
3 Pemahaman Capaian Pembelajaran

Memahami rasional, capaian


Menguraikan CP ke pembelajaran (CP) keseluruhan
tujuan-tujuan pembelajaran
4
dan elemen-elemen CP fase
fondasi.
Uraikan tujuan pembelajaran dari
analisis elemen CP dengan
mempertimbangkan visi dan misi
Menentukan alokasi periode yang
satuan, karakteristik peserta didik,
serta karakteristik lokal dan 5 dibutuhkan untuk membagi fokus
tujuan-tujuan pembelajaran
budaya setempat. Dengan
demikian, tujuan-tujuan
pembelajaran tiap satuan Alokasi waktu di PAUD dapat
PAUD bisa berbeda. sangat cair, disesuaikan dengan
kebutuhan dan minat anak, namun
perencanaan awal dibutuhkan
untuk memetakan ketercapaian
Menentukan tujuan pembelajaran
CP secara utuh.
dan bukti capaiannya (merencanakan 6
asesmen otentik)

7 Mendesain rencana kegiatan

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 101


Lampiran

LAMPIRAN 3

Contoh Pendekatan Muatan Belajar Secara


Integrasi untuk Satuan PAUD

Satuan PAUD ‘Bunga Matahari’ - TK A


Jumlah JP*
Struktur** Keterangan
Jul Agu Sep Okt Nov Des

Dipilih topik-
topik*** yang
(900 (900 (900 (900 (900 (900
sesuai dengan
Intrakurikuler menit × 2 menit × 2 menit × 4 menit × 2 menit × 4 menit × 2
karakteristik satuan
minggu) minggu) minggu) minggu) minggu) minggu)
dan dekat dengan
anak (kontekstual)
Semester 1
• Indonesia
Projek (Tema: Aku
Cinta Indonesia) (900 (900
Penguatan
- menit × 2 - menit × 2 - -
Profil Pelajar • Projek Batik minggu) minggu)
Pancasila (Tema: Aku
Cinta Indonesia)

Jumlah JP*
Struktur** Keterangan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Dipilih topik-
topik*** yang
(900 (900 (900 (900 (900 (900
sesuai dengan
Intrakurikuler menit × 2 menit × 2 menit × 4 menit × 2 menit × 4 menit × 2
karakteristik satuan
minggu) minggu) minggu) minggu) minggu) minggu)
dan dekat dengan
anak (kontekstual)
Semester 2
• Projek Hari Bumi
Projek (Tema: Aku
Sayang Bumi) (900 (900
Penguatan
- menit × 2 - menit × 2 - -
Profil Pelajar • Projek Ramadhan minggu) minggu)
Pancasila (Tema: Kita Semua
Bersaudara)

* 900 menit adalah alokasi minimal


** Bisa ditambahkan ekstrakurikuler jika sesuai konteks satuan
*** Topik adalah ide, gagasan, konsep, atau inspirasi yang hendak diperkenalkan, dibangun, dan
dieksplorasi bersama anak.

102
Lampiran

Satuan PAUD ‘Bunga Matahari’ - TK B


Jumlah JP*
Struktur** Keterangan
Jul Agu Sep Okt Nov Des

Dipilih topik-
topik*** yang
(900 (900 (900 (900 (900 (900
sesuai dengan
Intrakurikuler menit × 2 menit × 2 menit × 4 menit × 2 menit × 4 menit × 2
karakteristik satuan
minggu) minggu) minggu) minggu) minggu) minggu)
dan dekat dengan
anak (kontekstual)
Semester 1
• Indonesia
Projek (Tema: Aku
Cinta Indonesia) (900 (900
Penguatan
- menit × 2 - menit × 2 - -
Profil Pelajar • Projek Batik minggu) minggu)
Pancasila (Tema: Aku
Cinta Indonesia)

Jumlah JP*
Struktur** Keterangan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Dipilih topik-
topik*** yang
(900 (900 (900 (900 (900 (900
sesuai dengan
Intrakurikuler menit × 2 menit × 2 menit × 4 menit × 2 menit × 4 menit × 2
karakteristik satuan
minggu) minggu) minggu) minggu) minggu) minggu)
dan dekat dengan
anak (kontekstual)
Semester 2
• Projek Hari Bumi
Projek (Tema: Aku
Sayang Bumi) (900 (900
Penguatan
- menit × 2 - menit × 2 - -
Profil Pelajar • Projek Ramadhan minggu) minggu)
Pancasila (Tema: Kita Semua
Bersaudara)

* 900 menit adalah alokasi minimal


** Bisa ditambahkan ekstrakurikuler jika sesuai konteks satuan
*** Topik adalah ide, gagasan, konsep, atau inspirasi yang hendak diperkenalkan, dibangun, dan
dieksplorasi bersama anak.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 103


Lampiran

LAMPIRAN 4

Contoh Pendekatan Muatan Belajar Secara


Integrasi untuk Satuan PAUD

Kelompok Usia: 5 - 6 Tahun

Bulan Juli, Total 2 Minggu

Struktur Topik Jumlah JP

Intrakurikuler Topik: Jumlah minggu: 2


Binatang disekitar rumahku Jumlah JP: 2 × 900 menit
Sub topik:
• Ayam binatang peliharaan kakek
• Kucing binatang kesayanganku
Projek Penguatan Profil - -
Pelajar Pancasila

Bulan Agustus, Total 4 Minggu

Struktur Topik Jumlah JP

Intrakurikuler Topik: Jumlah minggu: 2


Banten tempat tinggalku Jumlah JP: 2 × 900 menit
Sub topik:
• Anyer pantai yang indah
• Sate bandeng makanan khas Banten
• Angkot kendaraan umum di kotaku
Projek Penguatan Profil Tema: Aku Cinta Indonesia Jumlah minggu: 2
Pelajar Pancasila Proyek: Hari Kemerdekaan Negaraku Jumlah JP: 2 × 900 menit

Bulan September, Total 4 Minggu

Struktur Topik Jumlah JP

Intrakurikuler Topik: Jumlah minggu: 4


Rumah Sakit di kotaku Jumlah JP: 4 × 900 menit
Sub topik:
• Cita-citaku menjadi dokter
• Apotek tempat membeli obat
Projek Penguatan Profil - -
Pelajar Pancasila

104
Lampiran

Bulan Oktober, Total 4 Minggu

Struktur Topik Jumlah JP

Intrakurikuler Topik: Jumlah minggu: 2


Sayur dan buah kesukaanku Jumlah JP: 2 × 900 menit
Sub topik:
• Bayam membuat tubuhku sehat
• Kebun Pisang
Projek Penguatan Profil Tema: Aku Sayang Bumi Jumlah minggu: 2
Pelajar Pancasila Proyek: Berkebun Jumlah JP: 2 × 900 menit

Bulan November, Total 4 Minggu

Struktur Topik Jumlah JP

Intrakurikuler Topik: Jumlah minggu: 4


Makanan dan minuman yang aku suka Jumlah JP: 4 × 900 menit
Sub topik:
• Kue buatan ibuku
• Susu membuat tubuhku sehat
Projek Penguatan Profil - -
Pelajar Pancasila

Bulan Desember, Total 4 Minggu

Struktur Topik Jumlah JP

Intrakurikuler Topik: Jumlah minggu: 2


Matahari membuat tubuhku hangat Jumlah JP: 2 × 900 menit
Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila

Topik adalah ide, gagasan, konsep, atau inspirasi yang hendak diperkenalkan, dibangun, dan
dieksplorasi bersama anak. Topik ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan visi, misi, tujuan,
dan analisis karakteristik. Pada semester dua dapat di buat pola yang sama, di mana dalam satu
semester minimal ada 2 kali projek penguatan profil pelajar Pancasila dalam satu kali minimal 2
minggu dengan alokasi waktu 900 menit (2 × 900).

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 105


LAMPIRAN 5

106
Lampiran

Contoh Pendekatan Muatan Belajar Secara Blok untuk SMK

Penjadwalan Sistem Blok Plus Teaching Factory

Semester 1
Rombel
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20
XI-RPL-1A TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK
XI-RPL-1B PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK
XI-RPL-2A TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK
XI-RPL-2B TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF

Semester 2
Rombel
M21 M22 M23 M24 M25 M26 M27 M28 M29 M30 M31 M32 M33 M34 M35 M36 M37 M38 M39 M40
XI-RPL-1A TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK
XI-RPL-1B PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK
XI-RPL-2A TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK
XI-RPL-2B TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF

TMU = Teori Mata Pelajaran Umum


TMK = Teori Mata Pelajaran Kejuruan
PMK = Praktik Mata Pelajaran Kejuruan
TF = Teaching Factory

Karena kapasitas Teaching Factory hanya setengah dari jumlah rombel maka penjadwalan rombel dibagi 2 (A & B).
Penjadwalan Sistem Blok Biasa

Semester 1
Rombel
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20
XI-RPL-1 TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK
XI-RPL-2 PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK

Semester 2
Rombel
M21 M22 M23 M24 M25 M26 M27 M28 M29 M30 M31 M32 M33 M34 M35 M36 M37 M38 M39 M40
XI-RPL-1 TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK
XI-RPL-2 PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK

TMU = Teori Mata Pelajaran Umum


TMK = Teori Mata Pelajaran Kejuruan
PMK = Praktik Mata Pelajaran Kejuruan

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


Karena kapasitas Teaching Factory hanya setengah dari jumlah rombel maka penjadwalan rombel dibagi 2 (A & B).

107
Lampiran
Lampiran

LAMPIRAN 6

Contoh Alat Evaluasi I


Area yang Dievaluasi Catatan dan Tindak Lanjut

Pembelajaran
□ Semua/sebagian besar pendidik memberikan
kesempatan kolaborasi, memberikan pertanyaan
pemantik dan mengajarkan pemahaman bermakna.
□ Semua/sebagian besar pendidik menggunakan
berbagai metode pembelajaran untuk mendukung
terjadinya perkembangan kompetensi peserta didik.
□ Semua/sebagian besar pendidik melihat profil
Pancasila sebagai target tercermin pada peserta
didik.
□ Semua/sebagian besar pendidik memberikan
pembelajaran yang berhubungan dengan konteks
dunia nyata dan menjadi daya tarik dan peserta
didik untuk belajar.

Asesmen Pembelajaran
□ Semua/sebagian besar pendidik menggunakan
asesmen merujuk pada kompetensi yang di
dalamnya tercakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
□ Semua/sebagian besar pendidik menggunakan
asesmen yang dilakukan terpadu dengan
Pembelajaran.
□ Semua/sebagian besar pendidik menggunakan
beragam jenis, teknik dan instrumen penilaian
formatif dan sumatif sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran, capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran dan kebutuhan peserta didik.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


□ Projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan
sesuai dengan jumlah tema dan alokasi waktu yang
ditentukan.
□ Projek penguatan profil pelajar Pancasila berhasil
mengembangkan dimensi, elemen, dan sub-elemen
peserta didik sesuai fase perkembangannya.

Area evaluasi dapat dikembangkan lebih lanjut oleh


satuan pendidikan dengan mengacu kepada komponen
evaluasi yang relevan dan sesuai dengan tahapan
pembelajaran dari hal 91-94.

108
Lampiran

LAMPIRAN 7

Contoh Alat Evaluasi II


Area yang Dievaluasi Pelaksanaan dan Tantangan Tindak Lanjut

Pembelajaran Contoh: Contoh:

□ Semua/sebagian besar
pendidik memberikan
Peserta didik terlihat lebih
aktif bertanya dan menikmati
Memberikan
pendampingan dan
kesempatan kolaborasi, pembelajaran. Akan tetapi, gaya pengembangan
memberikan pertanyaan belajar seperti ini masih belum kapasitas pendidik
pemantik dan mengajarkan membudaya dan sebagian besar dalam memberikan
pemahaman bermakna. didorong oleh pendidik dengan pembelajaran
cara memberikan penghargaan yang lebih aktif
□ Semua/sebagian besar
pendidik menggunakan
bagi peserta didik aktif berupa nilai dan dialogikal
tambahan. Pendidik sudah mulai (bersifat dua arah).
berbagai metode pembelajaran beralih peran menjadi fasilitator Memperkuat
untuk mendukung terjadinya pembelajaran yang lebih kontekstual pemahaman pendidik
perkembangan kompetensi dan mendorong komunikasi dua mengenai profil
peserta didik. arah. Akan tetapi, pendidik masih pelajar Pancasila dan
□ Semua/sebagian besar
pendidik melihat profil
menggunakan metode pembelajaran
yang serupa yakni tanya jawab dan
cara mengembangkan
kompetensi yang
Pancasila sebagai target diskusi kelompok dan belum semua diharapkan melalui
tercermin pada peserta didik. pendidik mampu menghubungkan pembelajaran
pembelajaran dengan kontetks bermakna di setiap
□ Semua/sebagian besar
pendidik memberikan
dunia nyata. Beberapa guru sudah mata pelajaran.
mulai mengarah menjadikan
pembelajaran yang profil pelajar Pancasila sebagai
berhubungan dengan konteks tujuan pembelajaran, tetapi belum
dunia nyata dan menjadi daya terintegrasi dengan optimal.
tarik dan peserta didik untuk
belajar.

Asesmen Pembelajaran Contoh: Contoh:

□ Asesmen merujuk pada


kompetensi yang di
Sebagian besar pendidik sudah
mulai terbiasa melakukan asesmen
Memberikan
pendampingan dan
dalamnya tercakup ranah yang terpadu dengan pembelajaran. pengembangan
sikap, pengetahuan, dan Asesmen yang dilakukan juga kapasitas pendidik
keterampilan. sudah mencakup kompetensi yang dalam memberikan
lebih menyeluruh dan mencakup asesmen formatif yang
□ Asesmen dilakukan terpadu
dengan pembelajaran.
ranah sikap, pengetahuan dan berkesinambungan
keterampilan. Namun demikian, dan bermakna bagi
□ Menggunakan beragam
jenis, teknik dan instrumen
masih banyak pendidik yang belum
melakukan asesmen formatif di awal
perkembangan
belajar peserta didik.
penilaian formatif dan pembelajaran secara optimal dan
sumatif sesuai dengan masih fokus kepada asesmen sumatif.
karakteristik mata pelajaran,
capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran dan kebutuhan
peserta didik.

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 109


Lampiran

Area yang Dievaluasi Pelaksanaan dan Tantangan Tindak Lanjut

Projek Penguatan Profil Pelajar Contoh: Contoh:


Pancasila Pendidik yang terlibat dalam tim Memberikan
□ Projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan sesuai
fasilitator projek penguatan profil
pelajar Pancasila mulai terbiasa
pendampingan dan
pengembangan
dengan jumlah tema dan dengan pembelajaran berbasis kapasitas pendidik
alokasi waktu yang ditentukan. projek. Di satuan pendidikan kami dalam menjalankan
memilih dua tema untuk tahun ini, projek penguatan
□ Projek penguatan profil
pelajar Pancasila berhasil
yakni Bhinneka Tunggal Ika dan Gaya profil pelajar
Hidup Berkelanjutan dengan fokus Pancasila, terutama
mengembangkan dimensi, pengembangan dimensi profil pelajar dalam memodifikasi
elemen, dan sub-elemen Pancasila pada dimensi beriman modul projek yang
peserta didik sesuai fase dan bertakwa kepada Tuhan Yang telah disediakan
perkembangannya. Maha Esa, berkebinekaan global, sehingga lebih relevan
bergotong royong, dan bernalar kritis. dengan konteks
Dari hasil evaluasi dini ditemukan dan karakteristik
bahwa di semester pertama, projek satuan pendidikan.
masih mengacu kepada capaian Pendampingan juga
pembelajaran dan bukan kepada akan diberikan untuk
dimensi, elemen, dan sub-elemen mengembangkan
profil Pelajar Pancasila dan para kemampuan pendidik
pendidik mengintegrasikan kegiatan dalam memfasilitasi
projek ke dalam mata pelajaran. projek yang lebih
eksploratif dan
bermakna bagi
peserta didik.

Area evaluasi dapat


dikembangkan lebih lanjut
oleh satuan pendidikan dengan
mengacu kepada komponen
evaluasi yang relevan dan sesuai
dengan tahapan pembelajaran
dari hal 91-94.

110
Contoh Alur Tujuan Pembelajaran Fase Fondasi
Elemen Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi,
Rekayasa, dan Seni

Penyusun: Melita Rahardjo, Ignatia Widhiharsanto (Sekolah Kembang), Adilla Kusumawardani, Winda Yuliantari,
Rizki Maisura (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran), Farah Ariani (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran), Fitria
Anggriani, Irma Yuliantina, dan Yuliati Siantajani (Sekolah Bukit Aksara).

Narasi elemen Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni:
“Anak mengenali dan memahami berbagai informasi, mengomunikasikan perasaan dan
pikiran secara lisan, tulisan, atau menggunakan berbagai media serta membangun
percakapan. Anak menunjukkan minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan
pramembaca dan pramenulis. Anak mengenali dan menggunakan konsep pramatematika
untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Anak menunjukkan
kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Anak menunjukkan rasa ingin tahu
melalui observasi, eksplorasi, dan eksperimen dengan menggunakan lingkungan sekitar dan
media sebagai sumber belajar, untuk mendapatkan gagasan mengenai fenomena alam dan
sosial. Anak menunjukkan kemampuan awal menggunakan dan merekayasa teknologi serta
untuk mencari informasi, gagasan, dan keterampilan secara aman dan bertanggung jawab.
Anak mengeksplorasi berbagai proses seni, mengekspresikannya serta mengapresiasi karya
seni.”

Catatan

● Tujuan pembelajaran pertama (1) pada setiap subelemen di kolom kanan tabel di bawah
dirancang setara dengan usia perkembangan tiga tahun. Meskipun demikian saat
menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan perkembangan
anak untuk menentukan titik mulai, agar mencapai tujuan akhir yang sama yaitu
ketercapaian Capaian Pembelajaran. Strategi menentukan titik mulai dapat dilakukan
dengan asesmen awal.

● Alur tujuan pembelajaran di bawah merupakan salah satu contoh. Satuan pendidikan
dapat memodifikasi alur dan menentukan tema/topik pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan karakteristik, visi, misi, serta tujuan satuan pendidikan.

Penahapan alur tujuan pembelajaran menggunakan beberapa cara penahapan kompetensi


dan konsep pengetahuan yang tercantum dalam panduan Pembelajaran dan Asesmen
(halaman 21). Beberapa cara yang digunakan diantaranya penahapan kompetensi mulai dari
konkret ke abstrak, mudah ke lebih sulit atau menantang, umum ke khusus atau spesifik
(deduktif), dan berdasarkan scaffolding (tahapan pendampingan). Contoh alur tujuan
pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran (TP) yang disusun untuk
setiap subelemen Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni.
Istilah subelemen dimaknai sebagai ekstraksi tiap kalimat dari narasi elemen Capaian
Pembelajaran.
Contoh penahapan tujuan pembelajaran dalam dokumen ini juga dapat dikembangkan lebih
dari satu alur per elemen atau dapat dikombinasikan antar subelemen, sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan. Pada beberapa subelemen, terdapat lebih dari satu alur yang
disusun secara bertahap sehingga perlu memperhatikan tahapan kompetensi yang paling
dasar terlebih dahulu. Contohnya, pada subelemen “Anak mengenali dan memahami
berbagai informasi, mengomunikasikan perasaan dan pikiran secara lisan, tulisan, atau
menggunakan berbagai media serta membangun percakapan” terdapat dua alur yang
terbagi dalam dua konstruk yaitu a) mengenali dan memahami berbagai informasi serta b)
berkomunikasi secara verbal. Pendidik perlu memahami penahaman kompetensi dimulai
dari kontruk yang lebih sederhana menuju konstruk kompetensi yang lebih kompleks, yaitu
mengenali dan memahami informasi terlebih dahulu, lalu setelahnya anak dapat
berkomunikasi secara verbal.
Contoh penahapan penguasaan kompetensi dan konsep pengetahuan yang ada di dalam
subelemen menjadi alur tujuan pembelajaran pada elemen Dasar-dasar Literasi, Matematika,
Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni.

Subelemen: Anak mengeksplorasi berbagai proses seni, mengekspresikannya serta


mengapresiasi karya seni.

Pada subelemen di atas, penyusun mengembangkan alur tujuan pembelajaran didasarkan


pada penahapan kompetensi dari yang lebih sederhana, yaitu mengenal dan menunjukkan
ketertarikan terhadap karya seni ke kompetensi yang lebih kompleks yaitu menghasilkan
karya seni dengan beragam teknik dan media. Berikut adalah contoh alur tujuan
pembelajaran yang diturunkan dari tiap subelemen Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains,
Teknologi, Rekayasa, dan Seni. Alur disusun mulai dari TP 1 hingga TP (n).
Tabel contoh penahapan penguasaan kompetensi dan konsep pengetahuan yang ada di dalam
subelemen menjadi alur tujuan pembelajaran pada elemen Dasar-dasar Literasi, Matematika,
Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni.

Subelemen Contoh alur tujuan pembelajaran


Usia 3 - 6 tahun

Anak mengenali dan memahami TP 1. Anak mengenali dan memahami berbagai informasi yang
berbagai informasi, ada di sekitarnya
mengomunikasikan perasaan dan
TP 2. Anak dapat mengomunikasikan pikiran dan perasaannya
pikiran secara lisan, tulisan, atau
kepada orang lain dengan secara verbal maupun nonverbal
menggunakan berbagai media serta melalui berbagai media
membangun percakapan.
TP 3. Anak dapat membangun percakapan dengan teman sebaya
maupun orang dewasa melalui berbagai media

Anak menunjukkan minat, TP 1. Anak menunjukkan minat dan respon positif pada kegiatan
kegemaran, dan berpartisipasi awal membaca (seperti mendengarkan, merespon cerita yang
dalam kegiatan pramembaca dan dibacakan, mengaitkan cerita dengan gambar)
pramenulis
TP 2. Anak menunjukkan ketertarikan dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pengenalan simbol, bunyi dan bentuk huruf pada
teks yang ditemui di sekitarnya

TP 3. Anak berpartisipasi aktif dalam beragam kegiatan untuk


menguatkan dan melenturkan otot tangan

TP 4. Anak menunjukkan minat untuk menuliskan ide dan


perasaan melalui berbagai media (coretan, gambar, hingga
tulisan)

Anak mengenali dan menggunakan TP 1. Anak mengenal arah dan posisi benda yang ada di
konsep pramatematika untuk sekitarnya
memecahkan masalah di dalam
TP 2. Anak mengenali bentuk dan pola
kehidupan sehari-hari.
TP 3. Anak mengenal konsep dan simbol bilangan

TP 4. Anak melakukan praktik pengukuran sederhana di


lingkungan

TP 5. Anak menggunakan kemampuan berhitung, pengenalan


pola, dan pengukuran untuk menyelesaikan masalah sehari-hari
di lingkungan

Anak menunjukkan kemampuan TP 1. Anak berpartisipasi aktif mengeksplorasi dan menganalisa


dasar berpikir kritis, kreatif, dan informasi yang ada di lingkungan sekitarnya
kolaboratif.
TP 2. Anak mampu memilah informasi dari hasil analisa dan
menggunakannya untuk menghasilkan karya secara mandiri
maupun berkelompok dengan orang lain

Anak menunjukkan rasa ingin tahu TP 1. Anak berpartisipasi aktif dalam melakukan eksperimen
melalui observasi, eksplorasi, dan menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan
eksperimen dengan menggunakan TP 2. Anak memahami dan mengomunikasikan pengetahuannya
lingkungan sekitar dan media akan lingkungan sekitar dengan berbagai media
sebagai sumber belajar, untuk
mendapatkan gagasan mengenai
fenomena alam dan sosial

Anak menunjukkan kemampuan TP 1. Anak menunjukkan ketertarikan untuk mengenal dan


awal menggunakan dan merekayasa mengeksplorasi teknologi sederhana yang ada di lingkungan
teknologi serta untuk mencari
informasi, gagasan, dan TP 2. Anak mengenali cara menggunakan teknologi yang aman
keterampilan secara aman dan dan bertanggung jawab
bertanggung jawab. TP 3. Anak dapat menggunakan teknologi untuk merekayasa
objek maupun situasi yang ada di lingkungan

Anak mengeksplorasi berbagai TP 1. Anak mengenal dan menunjukkan ketertarikan pada


proses seni, mengekspresikannya berbagai karya seni yang diperkenalkan kepadanya
serta mengapresiasi karya seni.
TP 2. Anak mencoba membuat karya seni dengan menggunakan
beragam teknik dan media seni

TP 3. Anak bereksperimen melalui berbagai media seni (visual,


musik, tari, drama dan digital) dan mulai menggunakannya untuk
menyampaikan ide-ide

Pada penerapannya, pendidik dapat menentukan alur sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik. Jika dirasa tujuan pembelajaran ini terlalu spesifik, untuk layanan
yang dimiliki oleh satuan PAUD, satuan dapat menggabungkan tujuan pembelajaran. Satuan
juga dapat mengembangkan tujuan pembelajaran sesuai dengan layanan yang dimiliki oleh
satuan PAUD. Berikut adalah contoh ilustrasi penerapan alur tujuan pembelajarannya.

Pendidik di satuan PAUD A, menentukan alur tujuan pembelajaran dari subelemen “Anak
mengenali dan menggunakan konsep pramatematika untuk memecahkan masalah di dalam
kehidupan sehari-hari” sebagai alur tujuan pembelajaran pertama yang diterapkan di
kelompok usia 3 - 4 tahun untuk semester pertama pembelajaran.
Contoh Alur Tujuan Pembelajaran Fase Fondasi
Elemen Jati Diri

Penyusun: Lestia Primayanti (Sekolah Kembang), Riskia Ramadhina, Rizki Maisura (Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran), Farah Ariani (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran), Fitria Anggriani, Melita Rahardjo, Winda
Yuliantari, Dr. Lucia RM Royanto, M.Si., M.Sp.Ed., Psikolog, dan Dr. Weny Savitry S. Pandia, M.Si., Psikolog

Narasi elemen Jati Diri:


“Anak mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri serta membangun hubungan
sosial secara sehat. Anak mengenal dan memiliki perilaku positif terhadap diri dan
lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) serta rasa bangga sebagai
anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan,
aturan, dan norma yang berlaku. Anak menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan
taktil) untuk mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar
sebagai bentuk pengembangan diri.”

Catatan

● Tujuan pembelajaran pertama (1) pada setiap subelemen di kolom kanan tabel di bawah
dirancang setara dengan usia perkembangan tiga tahun. Meskipun demikian saat
menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan perkembangan
anak untuk menentukan titik mulai, agar mencapai tujuan akhir yang sama yaitu
ketercapaian Capaian Pembelajaran. Strategi menentukan titik mulai dapat dilakukan
dengan asesmen awal.

● Alur tujuan pembelajaran di bawah merupakan salah satu contoh. Satuan pendidikan
dapat memodifikasi alur dan menentukan tema/topik pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan karakteristik, visi, misi, serta tujuan satuan pendidikan.

Pada dokumen ini, contoh alur tujuan pembelajaran disusun berdasarkan penahapan
kompetensi dan konsep pengetahuan untuk peserta didik usia 3 hingga 6 tahun. Penahapan
alur tujuan pembelajaran menggunakan beberapa cara penahapan kompetensi dan konsep
pengetahuan yang tercantum dalam panduan Pembelajaran dan Asesmen (halaman 21).
Beberapa cara yang digunakan diantaranya penahapan kompetensi mulai dari konkret ke
abstrak, mudah ke lebih sulit atau menantang, umum ke khusus atau spesifik (deduktif), dan
berdasarkan scaffolding (tahapan pendampingan). Contoh alur tujuan pembelajaran ini
dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran (TP) yang disusun untuk setiap subelemen
Jati Diri. Istilah subelemen dimaknai sebagai ekstraksi tiap kalimat dari narasi elemen
Capaian Pembelajaran.
Contoh penahapan penguasaan kompetensi dan konsep pengetahuan yang ada di dalam
subelemen menjadi alur tujuan pembelajaran pada elemen Jati Diri

Subelemen: Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, aturan, dan norma yang berlaku.

Pada subelemen di atas, penyusun mengembangkan alur tujuan pembelajaran didasarkan


pada penahapan kompetensi dari yang lebih sederhana, yaitu memilih hal yang disukai anak
hingga kompetensi yang lebih kompleks, seperti mengenali persamaan dan perbedaan
hingga menyadari bahwa dirinya bagian dari suatu kelompok.

Contoh penahapan tujuan pembelajaran dalam dokumen ini juga dapat dikembangkan lebih
dari satu alur per elemen atau dapat dikombinasikan antar subelemen, sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan. Berikut adalah contoh alur tujuan pembelajaran yang
diturunkan dari tiap subelemen Jati Diri. Alur disusun mulai dari TP 1 hingga TP (n).

Tabel contoh perunutan penguasaan kompetensi dan konsep pengetahuan yang ada di dalam
subelemen menjadi alur tujuan pembelajaran pada elemen Jati Diri

Subelemen Contoh Alur Tujuan Pembelajaran


Usia 3 - 6 tahun

Anak mengenali, mengekspresikan, dan TP 1. Anak mengenal dan mengekspresikan emosi


mengelola emosi diri serta membangun yang dapat diterima oleh orang lain (adaptif).
hubungan sosial secara sehat.
TP 2. Anak dapat menenangkan diri baik dengan
bantuan guru maupun secara mandiri.

TP3. Anak dapat terlibat dalam kegiatan bermain


bersama dan dapat menjalin pertemanan dengan
guru dan teman sebaya

Anak mengenal dan memiliki perilaku positif TP1. Anak mampu memilih hal ia suka, menunjukkan
terhadap diri dan lingkungan (keluarga, sekolah, rasa bangga atas karya atau usahanya dan memiliki
masyarakat, negara, dan dunia) serta rasa bangga keinginan untuk mencoba hal baru.
sebagai anak Indonesia yang berlandaskan
Pancasila TP2. Anak mengenali persamaan dan perbedaan yang
terdapat di lingkungan sekitar termasuk pada
orang-orang di sekitarnya.

TP3. Anak menyadari bahwa dirinya dan orang lain


merupakan bagian dari kelompok (keluarga, kelas
atau sekolah).
Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, TP 1. Anak mengenali rutinitas yang ada di sekolah
aturan, dan norma yang berlaku maupun di rumah.

TP 2. Anak memahami dan dapat melakukan


aturan-aturan sederhana yang ada di lingkungan
terdekat

Anak menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, TP1. Anak berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang
halus, dan taktil) untuk mengeksplorasi dan melibatkan gerak motorik kasar, halus dan taktil.
memanipulasi berbagai objek dan lingkungan
sekitar sebagai bentuk pengembangan diri TP.2 Anak mengeksplorasi sumber daya di sekitar
(sebagai alat dan/atau bahan) untuk mengembangkan
fungsi motorik kasar, halus dan taktil.

Pada penerapannya, pendidik dapat menentukan alur sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik. Jika dirasa tujuan pembelajaran ini terlalu spesifik, untuk layanan
yang dimiliki oleh satuan PAUD, satuan dapat menggabungkan tujuan pembelajaran. Satuan
juga dapat mengembangkan tujuan pembelajaran sesuai dengan layanan yang dimiliki oleh
satuan PAUD. Berikut adalah contoh ilustrasi penerapan alur tujuan pembelajarannya.

Pendidik di satuan PAUD A, menentukan alur tujuan pembelajaran dari subelemen “Anak
menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan taktil) untuk mengeksplorasi dan
memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar sebagai bentuk pengembangan diri”
sebagai alur tujuan pembelajaran pertama yang diterapkan di kelompok usia 3 - 4 tahun
untuk triwulan pertama pembelajaran.
Contoh Alur Tujuan Pembelajaran Fase Fondasi
Elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti

Penyusun: Irma Yuliantina, Rizky Maisura (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran), Farah Ariani (Pusat
Kurikulum dan Pembelajaran), Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran), Sita Alfiyah
(GTK PAUD Dikmas), Melita Rahardjo, Lestia Primayanti, Fitria Anggriani, Ali Nugraha, M.Pd, Riskia
Ramadhina, dan Winda Yuliantari

Narasi elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti:


“Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulai mengenal dan mempraktikkan ajaran
pokok sesuai dengan agama dan kepercayaanNya. Anak berpartisipasi aktif dalam menjaga
kebersihan, kesehatan dan keselamatan diri sebagai bentuk rasa sayang terhadap dirinya
dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Anak menghargai sesama manusia dengan
berbagai perbedaannya dan mempraktikkan perilaku baik dan berakhlak mulia. Anak
menghargai alam dengan cara merawatnya dan menunjukkan rasa sayang terhadap makhluk
hidup yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.”

Catatan

● Tujuan pembelajaran pertama (1) pada setiap subelemen di kolom kanan tabel di bawah
dirancang setara dengan usia perkembangan tiga tahun. Meskipun demikian saat
menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan perkembangan
peserta didik untuk menentukan titik mulai, agar mencapai tujuan akhir yang sama yaitu
ketercapaian Capaian Pembelajaran. Strategi menentukan titik mulai dapat dilakukan
dengan asesmen awal.

● Alur tujuan pembelajaran di bawah merupakan salah satu contoh. Satuan pendidikan
dapat memodifikasi alur dan menentukan tema/topik pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan karakteristik, visi, misi, serta tujuan satuan pendidikan.

● Secara umum capaian elemen nilai agama dan budi pekerti di PAUD menerapkan
nilai-nilai yang universal yang dapat diterapkan oleh peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Satuan pendidikan juga dapat menyesuaikan dengan karakteristik satuan
pendidikan maupun agama yang dianut oleh peserta didik, sehingga dapat lebih
memberikan penguatan terhadap budi pekerti setiap anak dalam menunjukkan Capaian
Pembelajarannya.

● Penanaman nilai agama adalah penanaman nilai-nilai kepercayaan dan keyakinan kepada
Tuhan melalui memperkenalkan kandungan nilai dan tatacara peribadatannya secara
bertahap sehingga dapat mempraktekkannya dengan tepat baik dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya. Dengan demikian tercipta pribadi yang kokoh sekaligus
harmonis dalam kehidupan sosial sejak dini hingga dewasa.

● Penanaman budi pekerti merupakan proses internalisasi dari nilai-nilai yang telah
diketahui peserta didik sehingga terwujud pekerti (perilaku) baik pada peserta didik
dengan kesadaran (bukan hanya menjadi kebiasaan) sesuai substansi nilai moral/agama
sehingga menjadi kokoh dalam menjalani kehidupannya kelak.
● Perwujudan nilai agama dan budi pekerti, diharapkan melekat pada peserta didik sejak
dini sebagai satu kesatuan yang utuh dalam pemahaman, kesadaran, maupun dalam
mewujudkannya pada kehidupannya baik pada lingkup pribadi maupun kehidupan
sosial-masyarakat khususnya di Indonesia yang majemuk dan multi sosial-budaya.

Pada dokumen ini, contoh alur tujuan pembelajaran disusun berdasarkan penahapan
kompetensi dan konsep pengetahuan untuk peserta didik usia 3 hingga 6 tahun. Penahapan
alur tujuan pembelajaran menggunakan beberapa cara yang tercantum dalam panduan
Pembelajaran dan Asesmen (halaman 21). Beberapa cara yang digunakan yaitu penahapan
kompetensi mulai dari konkret ke abstrak, mudah ke lebih sulit atau menantang, umum ke
khusus atau spesifik (deduktif), dan berdasarkan scaffolding (tahapan pendampingan).
Contoh alur tujuan pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran (TP)
yang disusun untuk setiap subelemen Nilai Agama dan Budi Pekerti. Istilah subelemen
dimaknai sebagai ekstraksi tiap kalimat dari narasi elemen Capaian Pembelajaran.

Contoh penahapan penguasaan kompetensi dan konsep pengetahuan yang ada di dalam
subelemen menjadi alur tujuan pembelajaran pada elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti

Subelemen: Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulai mengenal dan
mempraktikkan ajaran pokok sesuai dengan agama dan kepercayaannya

Pada subelemen di atas, penyusun mengembangkan contoh alur yang didasarkan pada
perunutan kompetensi dari yang sederhana ke lebih kompleks. Mengenal nama Tuhan lebih
sederhana dibandingkan menjelaskan simbol hingga mulai berpartisipasi dalam praktik
ibadah. Selain itu, kompetensi ini juga dapat dikembangkan dengan melibatkan
pendampingan misalnya, sebelum berpartisipasi mandiri, anak dilibatkan dengan diajak ikut
serta dan perlahan mulai diajak mempraktikkan mandiri.

Contoh penahapan tujuan pembelajaran dalam dokumen ini juga dapat dikembangkan lebih
dari satu alur per elemen atau dapat dikombinasikan antar subelemen, sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan. Berikut adalah contoh alur tujuan pembelajaran yang
diturunkan dari tiap subelemen Nilai Agama dan Budi Pekerti. Alur disusun mulai dari TP 1
hingga TP (n).
Penting untuk diperhatikan.
Pendidik perlu memahami bahwa terdapat tujuan-tujuan pembelajaran di PAUD yang dapat
muncul dalam bentuk perilaku sehari-hari dalam proses pembiasaan kegiatan belajar.
Contohnya pada tujuan pembelajaran “Anak memahami dan berpartisipasi aktif menjaga
kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya” dan tujuan pembelajaran ini akan diturunkan
menjadi beberapa kegiatan yang salah satunya praktik mencuci tangan. Kegiatan tersebut
tidak perlu menjadi kegiatan khusus yang disumatifkan, namun dapat menjadi catatan
bahwa dalam kesehariannya, anak sudah mampu melakukan kebiasaan tersebut secara
mandiri sebagai salah satu bentuk keterampilannya dalam menjaga kebersihan diri.

Tabel contoh penahapan penguasaan kompetensi dan konsep pengetahuan yang ada di
dalam subelemen menjadi alur tujuan pembelajaran pada elemen Nilai Agama dan Budi
Pekerti

Subelemen Contoh alur tujuan pembelajaran


Usia 3 - 6 tahun

Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha TP 1. Anak mengenal nama Tuhan dan dapat menjelaskan
Esa, mulai mengenal dan mempraktikkan simbol-simbol praktik agamanya secara sederhana (seperti
ajaran pokok sesuai dengan agama dan perayaan hari besar agama, tempat ibadah, dan lainnya)
kepercayaannya TP 2. Anak berpartisipasi dalam kegiatan ibadah sesuai agama
dan kepercayaannya

Anak berpartisipasi aktif dalam menjaga TP 1. Anak memahami dan berpartisipasi aktif menjaga
kebersihan, kesehatan dan keselamatan kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya
diri sebagai bentuk rasa sayang terhadap TP 2. Anak memahami dan bersedia menjaga kesehatan diri
dirinya dan rasa syukur pada Tuhan Yang sebagai bentuk syukur kepada Tuhan YME
Maha Esa TP 3. Anak memahami dan mulai bersedia menjaga
keselamatan diri dalam lingkup sederhana sebagai bentuk
syukur kepada Tuhan YME

Anak menghargai sesama manusia TP 1. Anak mengenal dan memahami persamaan maupun
dengan berbagai perbedaannya dan perbedaan ciri diri dengan orang lain disekitarnya
mempraktikkan perilaku baik dan TP 2. Anak memahami dan mempraktikkan perilaku baik di
berakhlak mulia lingkungan

Anak menghargai alam dengan cara TP 1. Anak menunjukkan minat dan memahami cara menjaga
merawatnya dan menunjukkan rasa alam di sekitarnya
sayang terhadap makhluk hidup yang TP 2. Anak berpartisipasi aktif untuk merawat makhluk hidup
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha lain dan alam, dimulai dari lingkungan terdekat
Esa.

Pada penerapannya, pendidik dapat menentukan alur sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik. Jika dirasa tujuan pembelajaran ini terlalu spesifik, untuk layanan
yang dimiliki oleh satuan PAUD, satuan dapat menggabungkan tujuan pembelajaran. Satuan
juga dapat mengembangkan tujuan pembelajaran sesuai dengan layanan yang dimiliki oleh
satuan PAUD. Berikut adalah contoh ilustrasi penerapan alur tujuan pembelajarannya.

Pendidik di satuan PAUD A, menentukan alur tujuan pembelajaran dari subelemen “Anak
berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan, kesehatan dan keselamatan diri sebagai
bentuk rasa sayang terhadap dirinya dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa” sebagai
alur tujuan pembelajaran pertama yang diterapkan di kelompok usia 3 - 4 tahun.
KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 0
TAHUN AJARAN 2023/2024
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH

NOMOR : 420/ 06310

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN


TAHUN AJARAN 2023/2024

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk mendorong efektivitas


dan efisiensi proses pembelajaran dan sekaligus
memberikan pedoman kepada Satuan Pendidikan di
Provinsi Jawa Tengah dalam mengatur waktu untuk
kegiatan pembelajaran selama Tahun Ajaran
2023/2024 maka perlu dilakukan pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun pembelajaran yang mencakup antara lain
permulaan tahun ajaran baru, minggu efektif belajar,
dan juga hari libur;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


tersebut pada huruf a, maka perlu ditetapkan
Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun
Ajaran 2023/2024 dengan Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Provinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5105 Tahun 2010), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5157 Tahun 2010);
5 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5149);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6676) sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 14,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6762);
8. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 195);
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9
Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara
Jawa (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 2


TAHUN AJARAN 2023/2024
2012 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 45);
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 106);
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34
Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta
Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau
Bakat Istimewa;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif
Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan
Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 32 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis
Pelayanan Minimal Pendidikan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1687);
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Komptensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 36 Tahun 2018 tentang perubahan atas
Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 SMA/MA;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta
Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
6);
18. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 3


TAHUN AJARAN 2023/2024
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2022 tentang Evaluasi Sistem Pendidikan;
21. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah;
23. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 48 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018
Nomor 48);
24. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 49 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Cabang
Dinas Pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2018 Nomor 49);

Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
262/M/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum dalam rangka pemulihan
pembelajaran;
2. Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri
Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1066
Tahun 2022, Nomor 3 Tahun 2022, dan Nomor 3
Tahun 2022, tentang Hari Libur Nasional Dan Cuti
Bersama Tahun 2023, sebagaimana telah diubah
diubah dengan Keputusan Bersama Menteri Agama,

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 4


TAHUN AJARAN 2023/2024
Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 327 Tahun 2023, Nomor 1 Tahun
2023, dan Nomor 1 Tahun 2023, tentang Perubahan
Atas Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri
Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1066
Tahun 2022, Nomor 3 Tahun 2022, dan Nomor 3
Tahun 2022, tentang Hari Libur Nasional Dan Cuti
Bersama Tahun 2023;
3. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor
423.5/5/2010 dan Nomor 423.5/27/2011 tentang
Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa
Jawa, Bahasa Jawa telah ditetapkan sebagai Muatan
Lokal di Jawa Tengah yang diberikan untuk jenjang
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan SMA/ SMALB/
SMK/MA;
4. Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional Nomor 033/H/KR/2022 tentang Perubahan
Atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum,
dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor
008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada
Kurikulum Merdeka;
6. Surat Edaran Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor:
2774/H.HI//KR.00.01/2022 tentang Implementasi
Kurikulum Merdeka Secara Mandiri Tahun Ajaran
2022/2023;
7. Surat Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Penididkan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor:
3497/C/DM.05.03/2022 tanggal 28 April 2022
tentang Tindak Lanjut Implementasi Program
Sekolah Penggerak;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN TAHUN
AJARAN 2023/2024

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 5


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Kalender Pendidikan yang selanjutnya disingkat Kaldik adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

2. Perencanaan Pengaturan Kelas adalah pengaturan kelas untuk


keperluan administrasi satuan pendidikan;
3. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Penerimaan Peserta Didik Baru yang selanjutnya disingkat PPDB adalah
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk menetapkan jumlah
peserta didik pada setiap jenjang pendidikan;
5. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang selanjutnya disingkat MPLS
adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program,
sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep
pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur Sekolah.
6. Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan adalah serangkaian
kegiatan satuan pendidikan pada permulaan tahun ajaran.
7. Minggu efektif pembelajaran adalah jumlah minggu yang digunakan
untuk proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dalam waktu
satu tahun ajaran.
8. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
9. Hari libur adalah hari yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan. Hari libur dapat
berbentuk libur semester gasal, libur akhir tahun ajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan
hari libur khusus.
10. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian kompetensi hasil belajar peserta didik.
11. Akhir tahun ajaran adalah hari yang ditetapkan sebagai akhir tahun
ajaran, yang ditandai dengan penyerahan buku laporan hasil belajar.
12. Semester adalah penggalan paruh waktu yang ada pada setiap tahun
ajaran.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 6


TAHUN AJARAN 2023/2024
13. Libur Semester adalah hari libur yang berlangsung pada akhir setiap
semester.
14. Libur Akhir Tahun ajaran adalah hari libur yang berlangsung pada akhir
tahun ajaran.
15. Libur Umum adalah hari libur untuk memperingati peristiwa nasional
atau keagamaan, yang waktunya ditetapkan oleh pemerintah.
16. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik di luar jam pembelajaran utama.
17. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
18. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan.
19. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
20. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi.
21. Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan
formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang
diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu
kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang
berbentuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, atau
bentuk lain yang sederajat.
22. Sekolah Dasar, yang selanjutnya disingkat SD, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum
pada jenjang pendidikan dasar.
23. Madrasah Ibtidaiyah, yang selanjutnya disingkat MI, adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Kementerian Agama
yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama
Islam pada jenjang pendidikan dasar.
24. Sekolah Dasar Luar Biasa yang selanjutnya disebut SDLB, adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal setingkat sekolah dasar yang
memberikan layanan kepada anak berkebutuhan khusus.
25. Madrasah Ibtidaiyah Luar Biasa yang selanjutnya disebut MILB adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Kementerian
Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan
agama Islam kepada anak berkebutuhan khusus pada jenjang
pendidikan dasar.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 7


TAHUN AJARAN 2023/2024
26. Sekolah Menengah Pertama, yang selanjutnya disingkat SMP, adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari
SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar
yang diakui sama atau setara SD atau MI.
27. Madrasah Tsanawiyah, yang selanjutnya disingkat MTs, adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Kementerian
Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan
agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD,
MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SD atau MI.
28. Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa selanjutnya disebut SMPLB
adalah salah satu bentuk pendidikan formal setingkat SMP sebagai
lanjutan dari SDLB yang memberikan layanan kepada anak
berkebutuhan khusus.
29. Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan
formal yang merupakan lanjutan pendidikan dasar, berbentuk Sekolah
Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, dan
Madrasah Aliyah Kejuruan atau bentuk lain yang sederajat.
30. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA, adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan
dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama/setara SMP atau MTs.
31. Madrasah Aliyah, yang selanjutnya disingkat MA, adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang
menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam
pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SMP atau MTs.
32. Sekolah Menengah Atas Luar Biasa selanjutnya disebut SMALB adalah
salah satu bentuk pendidikan formal setingkat SMA sebagai lanjutan
dari SMPLB yang memberikan layanan kepada anak berkebutuhan
khusus.
33. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan
dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
34. Madrasah Aliyah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat MAK, adalah
salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri
Agama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan
agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 8


TAHUN AJARAN 2023/2024
35. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
36. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
37. Dinas Provinsi adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Tengah.
38. Kepala Dinas Provinsi adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah.
39. Kementerian Agama Provinsi adalah Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Jawa Tengah.
40. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi adalah Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi JawaTengah.
41. Dinas Kabupaten/Kota adalah Dinas yang membidangi penyelenggaraan
pendidikan di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
42. Kepala Dinas Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas yang bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah.
43. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota adalah Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota di JawaTengah.
44. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota adalah Kepala
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
45. Lima hari sekolah atau enam hari sekolah adalah jumlah hari dalam satu
minggu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran di satuan
pendidikan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan dimaksudkan untuk


memberikan pedoman bagi satuan pendidikan dalam menyusun rancangan
waktu pembelajaran yang didalamnya terdiri dari permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur dengan
tujuan:
a. Membantu satuan pendidikan merencanakan waktu pembelajaran;
b. Mendorong satuan pendidikan melakukan perencanaan program
pembelajaran;
c. Menjamin setiap satuan pendidikan menyelenggarakan program
pembelajaran sesuai ketentuan waktu pembelajaran yang ditetapkan.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 9


TAHUN AJARAN 2023/2024
d. Mendorong satuan pendidikan melakukan pentahapan pencapaian
keunggulan secara efektif dan efisien.
e. Memberikan informasi umum kepada masyarakat tentang
penyelenggaraan layanan pembelajaran di satuan pendidikan.

BAB III
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DAN
PERSIAPAN PERMULAAN TAHUN AJARAN

Pasal 3

(1) PPDB pada SD/SDLB/MI/MILB, SMP/SMPLB/MTs, SMA/ SMALB/


MA/SMK/MAK dilaksanakan pada bulan Mei.
(2) Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB/MILB, SMP/SMPLB/MTs, SMA/
SMALB/MA/SMK/MAK yang melaksanakan PPDB tidak sesuai dengan
ketentuan ayat (1) harus mendapatkan izin tertulis dari Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi/Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau
Kepala Dinas Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya;
(3) Kegiatan PPDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
(4) Dinas Pendidikan Provinsi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi,
Dinas Kabupaten/Kota, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/
Kota menyusun Pedoman Pelaksanaan PPDB dengan mengacu pada
ketentuan ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).

Pasal 4

(1) Perencanaan pengaturan kelas dan penyusunan jadwal pelajaran harus


sudah selesai tanggal 14 Juli 2023 atau sebelum tanggal yang
dinyatakan sebagai permulaan tahun ajaran 2023/2024.
(2) Kepala Satuan Pendidikan berkewajiban menyusun program tahunan,
yang harus sudah selesai selambat-lambatnya pada tanggal 10 Juli
2023.

BAB IV
PERMULAAN TAHUN AJARAN

Pasal 5

Permulaan tahun ajaran 2023/2024 adalah hari Senin tanggal 17 Juli 2023.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 10


TAHUN AJARAN 2023/2024
Pasal 6

(1) Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan merupakan serangkaian


kegiatan satuan pendidikan pada permulaan tahun ajaran baru dimulai
dengan kegiatan MPLS, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
perundangan.
(2) Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan berlangsung selama 3 (tiga)
hari mulai hari Senin tanggal 17 Juli 2023 dan berakhir pada hari Kamis
tanggal 20 Juli 2023.
(3) Satu hari setelah pelaksanaan MPLS yakni pada tanggal 21 Juli 2023,
satuan pendidikan dapat melaksanakan program mengenal mitra
sekolah.

Pasal 7

Sebelum permulaan tahun ajaran, kepala satuan pendidikan berkewajiban


menyusun program yang mencakup:
a. Rencana Kerja Satuan Pendidikan.
b. Kalender Pendidikan.
c. Perencanaan Pembelajaran.
d. Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
e. Penilaian Hasil Pembelajaran.
f. Pengawasan dan Evaluasi Proses Pembelajaran.
g. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan, meliputi :
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan/atau Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan (KOSP).
2) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan.
3) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
4) Peraturan Akademik.
5) Tata Tertib Satuan Pendidikan yang meliputi Tata Tertib bagi
Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik.
6) Tata Tertib Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan.

BAB V
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pasal 8

(1) Kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan terdiri dari


perencanaan, pelaklsanaan, dan penilaian proses pembelajaran.
(2) Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen
perencanaan pembelajaran yang fleksibel, jelas dan sederhana, paling

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 11


TAHUN AJARAN 2023/2024
sedikit memuat tujuan pembelajaran, langkah atau kegiatan
pembelajaran; dan penilaian atau asesmen pembelajaran.
(3) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh Pendidik dengan memberikan
keteladanan; pendampingan; fasilitasi dan diselenggarakan dalam
suasana belajar yang interaktif; inspiratif; menyenangkan; menantang;
memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.
(4) Penilaian proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang
bersangkutan dan dapat dilaksanakan oleh sesama pendidik, kepala
satuan pendidikan dan/atau peserta didik.

Pasal 9

(1) Pada permulaan semester, guru berkewajiban membuat persiapan


mengajar untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien.
(2) Guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran wajib mempersiapkan
kegiatan perencanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) antara lain :
a. Program tahunan dan program semester;
b. Silabus, Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP);
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Modul Ajar, dan Modul
Projek dalam mempersiapkan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila;
d. Program ekstrakurikuler dan kokurikuler, pendekatan belajar
mengajar dan penilaian, bimbingan karier, bimbingan khusus dan
layanan khusus lainnya.
(3) Kegiatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan
dengan kurikulum yang diterapkan oleh satuan pendidikan.

Pasal 10

Dalam penyelenggaraan pendidikan, satuan pendidikan menggunakan


sistem semester membagi 1 (satu) tahun ajaran menjadi semester gasal dan
semester genap.

Pasal 11

(5) Waktu pembelajaran efektif setiap jam pelajaran tatap muka untuk
SD/MI : 35 menit, SMP/MTs : 40 menit, dan SMA/MA/SMK/MAK : 45
menit.
(6) Waktu pembelajaran efektif setiap jam pelajaran tatap muka untuk
SDLB/MILB : 30 menit, SMPLB : 35 menit, dan dan SMALB : 40 menit.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 12


TAHUN AJARAN 2023/2024
(7) Waktu pembelajaran efektif setiap jam pelajaran tatap muka pada bulan
Ramadhan untuk SD/MI : 30 menit, SMP/MTs : 35 menit, dan
SMA/MA/SMK/MAK : 40 menit.
(8) Waktu pembelajaran efektif setiap jam pelajaran tatap muka setiap jam
pelajaran tatap muka pada bulan Ramadhan untuk SDLB/MILB : 25
menit, SMPLB : 30 menit, dan SMALB : 35 menit.
(9) Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah waktu pembelajaran per minggu disesuaikan dengan
kurikulum yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan. Jumlah waktu pembelajaran pada setiap tahun ajaran
sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) minggu efektif.
b. Beban belajar bagi satuan pendidikan yang menyelengarakan Sistem
Kredit Semester (SKS), diatur lebih lanjut dalam Pedoman SKS.
c. Satuan pendidikan kejuruan wajib mencantumkan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di dalam kalender pendidikan sesuai dengan
sistem yang diberlakukan pada satuan pendidikan yang
bersangkutan.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum masing-masing
jenjang pendidikan. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah
jumlah jam pembelajaran per minggu sesuai kebutuhan belajar
peserta didik.

Pasal 12

Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan 5 (lima)


atau 6 (enam) hari sekolah per minggu, dengan tetap memenuhi ketentuan
jumlah jam pembelajaran per minggu sebagaimana dimaksud pada Pasal 9.

BAB VI
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN EFEKTIF

Pasal 13

(1) Kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan menggunakan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan(KOSP) pada Kurikulum Merdeka dengan menyesuaikan pada
pilihan implementasi kurikulum merdeka berdasar Standar Nasional
Pendidikan (SNP);
(2) Khusus kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada
Madrasah berpedoman pada peraturan perundangan yang berkenaan.
(3) Waktu pembelajaran efektif bagi satuan pendidikan yang masuk pagi
dimulai pukul 07.00 WIB, sedangkan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan selain waktu yang ditetapkan dapat diatur secara
khusus oleh satuan pendidikan setelah memperoleh izin dari Dinas
Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi/Dinas

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 13


TAHUN AJARAN 2023/2024
Kabupaten/Kota/ Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai
dengan kewenangannya.

BAB VII
KEGIATAN TENGAH SEMESTER

Pasal 14

Kegiatan Tengah Semester dapat diisi dan dimanfaatkan untuk kegiatan


penguatan minat, pengembangan bakat, kepribadian, prestasi, dan
kreativitas serta talenta peserta didik.

BAB VIII
PENILAIAN HASIL BELAJAR

Pasal 15

(1) Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil
belajar peserta didik.
(2) Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan sesuai tujuan penilaian
secara berkeadilan, objektif, dan edukatif.
(3) Penilaian hasil belajar peserta didik berbentuk penilaian formatif yaitu
penilaian yang dilakukan dengan tujuan untuk memantau dan
memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian
tujuan pembejalaran, dan penilaian sumatif yaitu sebuah penilaian yang
bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau
capaian pembelajaran peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan
kelas dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
(4) Penilaian/Asesmen hasil belajar dapat dilakukan oleh pendidik sebelum,
pada saat, dan/atau setelah pembelajaran dengan pengaturan waktu
oleh masing-masing pendidik.

Pasal 16

(1) Penilaian/Asesmen Akhir Semester Gasal dilaksanakan pada minggu ke-


2 sampai dengan ke-3 bulan Desember 2023.
(2) Penilaian/Asesmen Akhir Tahun dilaksanakan pada minggu ke-3 sampai
dengan ke-4 bulan Juni 2024.
(3) Penilaian/Asesmen Akhir jenjang dilaksanakan pada minggu ke-3
sampai dengan ke-4 bulan Juni 2024

Pasal 17

Uji Kompetensi Keahlian (UKK) pada satuan pendidikan SMK/MAK


berpedoman pada pedoman penyelenggaraan UKK.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 14


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB IX
PENYERAHAN HASIL PENILAIAN/ASESMEN

Pasal 18

Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik SD/SDLB/MI/MILB,


SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK dilaksanakan pada:
a. Semester Gasal hari Jumat tanggal 15 Desember 2023 (untuk lima hari
sekolah) dan hari Sabtu tanggal 16 Desember 2023 (untuk enam hari
sekolah).
b. Semester Genap hari Jumat tanggal 22 Juni 2024 untuk satuan
pendidikan yang menerapkan 5 (lima) hari sekolah dan hari Sabtu
tanggal 23 Juni 2024 untuk satuan pendidikan yang menerapkan 6
(enam) hari sekolah.

BAB X
HARI LIBUR SATUAN PENDIDIKAN

Pasal 19

(1) Libur akhir semester gasal bagi SD/SDLB/MI/MILB, SMP/SMPLB/MTs,


SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK berlangsung mulai 18 Desember
sampai dengan tanggal 29 Desember 2023 bagi satuan pendidikan yang
menerapkan 5 (lima) hari sekolah dan mulai tanggal 18 Desember sampai
dengan tanggal 30 Desember 2023 bagi satuan pendidikan yang
menerapkan 6 (enam) hari sekolah.

(2) Libur akhir semester genap bagi SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs,


SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK yang merupakan libur akhir tahun
ajaran berlangsung mulai tanggal 25 Juni sampai dengan tanggal 13 Juli
2024 bagi satuan pendidikan yang menerapkan 5 (lima) hari sekolah dan
mulai tanggal 25 Juni sampai dengan tanggal 14 Juli 2024 bagi satuan
pendidikan yang menerapkan 6 (enam) hari sekolah.

Pasal 20

(1) Hari libur pada bulan Ramadhan dan libur dalam rangka Idul Fitri 1445
H menyesuaikan dengan ketentuan cuti bersama yang dikeluarkan oleh
pemerintah;
(2) Kepala satuan pendidikan dapat menetapkan hari-hari dalam bulan
Ramadhan selain dimaksud dalam ayat (1) sebagai hari pembelajaran
atau hari libur dengan persetujuan Komite Sekolah/Madrasah dan
dilaporkan kepada Kepala Dinas Provinsi, Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi, Kepala Dinas Kabupaten/Kota, Kepala

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 15


TAHUN AJARAN 2023/2024
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setempat sesuai dengan
kewenangannya;
(3) Bagi satuan pendidikan yang melakukan libur bulan Ramadhan selain
hari-hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), supaya mengisi hari
libur tersebut dengan berbagai kegiatan yang diarahkan pada
peningkatan akhlak mulia, pemahaman, pendalaman dan amaliah
agama, termasuk berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang
bernuansa moral.

Pasal 21

Libur Umum dan Cuti Bersama Tahun 2023 :


a. Libur Umum
1. Tanggal 19 Juli : Tahun Baru Islam 1445 H
2. Tanggal 17 Agustus : Hari Kemerdekaan RI.
3. Tanggal 28 September : Maulid Nabi Muhammad SAW
4. Tanggal 25 Desember : Hari Raya Natal
b. Cuti Bersama
Tanggal 26 Desember : Hari Raya Natal

Pasal 22

Perkiraan Libur Umum Tahun 2024 :


1. Tanggal 1 Januari : Tahun Baru Masehi 2024.
2. Tanggal 10 Januari : Tahun Baru Imlek 2575.
3. Tanggal 8 Februari : Isra Mi”raj.
4. Tanggal 11 Maret : Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka
1946).
5. Tanggal 29 Maret : Wafat Isa Al-Masih/Jumat Agung
6. Tanggal 10-11 April : Hari Raya Idul Fitri 1445 H
7. Tanggal 1 Mei : Hari Buruh.
8. Tanggal 9 Mei : Hari Kenaikan Isa Al-Masih
9. Tanggal 23 Mei : Hari Raya Waisak.
10. Tanggal 1 Juni : Hari Lahir Pancasila
11. Tanggal 17 Juni : Hari Raya Idul Adha 1445 H
12. Tanggal 7 Juli : Tahun Baru Islam 1446 H

Pasal 23

(1) Libur bulan Ramadhan dan libur umum akan disesuaikan dengan
Keputusan Pemerintah mengenai libur Ramadhan dan hari-hari libur
tahun 2024.
(2) Penyelenggara satuan pendidikan dapat mengganti hari Minggu menjadi
hari lain sebagai hari libur.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 16


TAHUN AJARAN 2023/2024
Pasal 24

Libur khusus yang diadakan sehubungan dengan peringatan keagamaan,


keadaan musim, bencana alam, atau libur lain di luar ketentuan libur
umum, ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi, Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi, Kepala Dinas Kabupaten/Kota, Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya.

BAB XI
AKHIR TAHUN AJARAN

Pasal 25

Akhir tahun ajaran 2023/2024 adalah hari Jumat tanggal 19 Juli 2024 bagi
satuan pendidikan yang melaksanakan 5 (lima) hari sekolah, dan hari Sabtu
tanggal 20 Juli 2024 bagi satuan pendidikan yang melaksanakan 6 (enam)
hari sekolah.

BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 26

(1) Kegiatan pembelajaran dalam rangka pemenuhan jumlah waktu belajar


efektif berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan yang
berkenaan dan kebijakan Pemerintah serta Pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya.

(2) Dalam kondisi tertentu yang bersifat kedaruratan, penyelenggaraan


pembelajaran berpedoman pada pengaturan kondisi tertentu yang
ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

Pasal 27

(1) Peraturan ini berlaku untuk satuan pendidikan SMA, SMK, dan SLB baik
negeri maupun swasta se-Jawa Tengah.
(2) Kepala satuan pendidikan menengah dan khusus diwajibkan menyusun
program kegiatan satuan pendidikan sesuai dengan peraturan ini.
(3) Peraturan ini dapat dijadikan sebagai rujukan oleh Kantor Wilayah
Kementerian Agama maupun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
menyusun kalender pendidikan sesuai kewenangannya.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 17


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Pada saat Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan ini mulai
berlaku, Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Tengah Nomor 420/15563 tentang Pedoman Penyusunan Kalender
Pendidikan Tahun Ajaran 2022/2023 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 29

Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan ini ditindaklanjuti oleh Kepala


Sekolah masing-masing satuan pendidikan dengan menetapkan Kalender
Pendidikan Tahun Ajaran 2023/2024 di masing-masing satuan pendidikan
yang bersangkutan.

Pasal 30

Peraturan ini mulai berlaku pada tahun ajaran 2023/2024, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, maka akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Semarang
pada tanggal : 2 Mei 2023

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

SALINAN : Peraturan ini disampaikan kepada Yth. :


1. Menteri Dalam Negeri RI;
2. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI;
3. Gubernur Jawa Tengah;
4. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Jawa Tengah;
5. Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Riset, dan Teknologi;
6. Inspektur Jenderal Kemendikbud, Riset, dan Teknologi;
7. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar Dan Menengah
Kemendikbud, Riset, dan Teknologi;
8. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah;
9. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Riset, dan
Teknologi;
10. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah;

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
11. Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah;
12. Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah;
13. Bupati/Walikota se-Jawa Tengah;
14. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah;
15. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-JawaTengah;
16. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I – XIII;
17. Koordinator MKPS SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jawa Tengah;
18. Ketua MKKS SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jawa Tengah;
19. Pengawas Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jawa
Tengah;
20. Kepala SMA, SMK, dan SLB di Provinsi Jawa Tengah.

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 19


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR : 420 / 06310

TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

URAIAN KALENDER PENDIDIKAN


TAHUN AJARAN 2023/2024
SD/SDLB/MI/MILB

TANGGAL, BULAN,
NO URAIAN KEGIATAN
TAHUN
1 2 3
1. 17 Juli 2023 Hari Pertama Masuk Sekolah
2. 17 - 20 Juli 2023 Kegiatan MPLS
3. 19 Juli 2023 Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1445 H)
4. 21 Juli 2023 Mengenal Mitra Sekolah
5. 17 Agustus 2023 Mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI
Libur Umum (Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
6. 28 September 2023
1445 H)
7. 28 Oktober 2023 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
8. 10 November 2023 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar) Semester Gasal
9. 15 Desember 2023
untuk 5 (lima) hari sekolah
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Gasal
10. 16 Desember 2023
untuk 6 (enam) hari sekolah
18 s.d. 31 Desember
11. Libur Akhir Semester Gasal
2023
12. 25 Desember 2023 Libur Umum (Hari Raya Natal)
13. 26 Desember 2023 Cuti Bersama setelah Hari Raya Natal
14. 1 Januari 2024 Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2023)
15. 2 Januari 2024 Hari Pertama Masuk Semester Genap
16. 8 Februari 2024 Libur Umum (Isro’ Mi’raj 1445 H)
17. 10 Februari 2024 Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2575).
18. 11 Maret 2024 Libur Umum (Hari Raya Nyepi 1946 Saka).

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
TANGGAL, BULAN,
NO URAIAN KEGIATAN
TAHUN
1 2 3
19. 11 Maret 2024 Perkiraan libur awal Puasa Ramadhan 1445 H
20. 29 Maret 2024 Libur Umum (Wafat Isa Al-Masih/Jumat Agung)
21. 8 s.d. 9 April 2024 Libur menjelang Idul Fitri 1445 H
22. 10 s.d. 11 April 2024 Libur Hari Raya Idul Fitri 1445 H (1 Syawal 1445 H)
23. 12 s.d. 13 April 2024 Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1445 H
24. 21 April 2024 Peringatan Hari Kartini
25. 1 Mei 2024 Libur Umum (Hari Buruh Internasional)
26. 2 Mei 2024 Peringatan Hari Pendidikan Nasional
27. 9 Mei 2024 Libur Umum (Kenaikan Isa Al Masih)
28. 20 Mei 2024 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
29. 29 Mei 2024 Libur Umum (Hari Raya Waisak 2568)
30. 1 Juni 2024 Libur Umum (Hari Lahir Pancasila)
31. 17 Juni 2024 Libur Hari Raya Idul Adha 1445 H
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
32. 21 Juni 2024
untuk 5 (lima) hari sekolah
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
33. 22 Juni 2024
untuk 6 (enam) hari sekolah
Libur Akhir Semester Genap/Libur Akhir Tahun Ajaran
34. 24 Juni s.d. 20 Juli 2024
2022/2023
Perkiraan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran
35. Mei s.d. Juni 2024
2023/2024
36. 22 Juli 2024 Permulaan Tahun Ajaran 2024/2025

Semarang, 2 Mei 2023

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR : 420 / 06310

TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

URAIAN KALENDER PENDIDIKAN


TAHUN AJARAN 2023/2024
SMP/SMPLB/MTs

TANGGAL, BULAN,
NO URAIAN KEGIATAN
TAHUN
1 2 3
1. 17 Juli 2023 Hari Pertama Masuk Sekolah
2. 17 - 20 Juli 2023 Kegiatan MPLS
3. 19 Juli 2023 Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1445 H)
4. 21 Juli 2023 Mengenal Mitra Sekolah
5. 17 Agustus 2023 Mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI
Libur Umum (Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
6. 28 September 2023
1445 H)
7. 28 Oktober 2023 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
8. 10 November 2023 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar) Semester Gasal
9. 15 Desember 2023
untuk 5 (lima) hari sekolah
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Gasal
10. 16 Desember 2023
untuk 6 (enam) hari sekolah
18 s.d. 31 Desember
11. Libur Akhir Semester Gasal
2023
12. 25 Desember 2023 Libur Umum (Hari Raya Natal)
13. 26 Desember 2023 Cuti Bersama setelah Hari Raya Natal
14. 1 Januari 2024 Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2023)
15. 2 Januari 2024 Hari Pertama Masuk Semester Genap
16. 8 Februari 2024 Libur Umum (Isro’ Mi’raj 1445 H)
17. 10 Februari 2024 Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2575).
18. 11 Maret 2024 Libur Umum (Hari Raya Nyepi 1946 Saka).

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
TANGGAL, BULAN,
NO URAIAN KEGIATAN
TAHUN
1 2 3
19. 11 Maret 2024 Perkiraan libur awal Puasa Ramadhan 1445 H
20. 29 Maret 2024 Libur Umum (Wafat Isa Al-Masih/Jumat Agung)
21. 8 s.d. 9 April 2024 Libur menjelang Idul Fitri 1445 H
22. 10 s.d. 11 April 2024 Libur Hari Raya Idul Fitri 1445 H (1 Syawal 1445 H)
23. 12 s.d. 13 April 2024 Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1445 H
24. 21 April 2024 Peringatan Hari Kartini
25. 1 Mei 2024 Libur Umum (Hari Buruh Internasional)
26. 2 Mei 2024 Peringatan Hari Pendidikan Nasional
27. 9 Mei 2024 Libur Umum (Kenaikan Isa Al Masih)
28. 20 Mei 2024 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
29. 29 Mei 2024 Libur Umum (Hari Raya Waisak 2568)
30. 1 Juni 2024 Libur Umum (Hari Lahir Pancasila)
31. 17 Juni 2024 Libur Hari Raya Idul Adha 1445 H
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
32. 21 Juni 2024
untuk 5 (lima) hari sekolah
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
33. 22 Juni 2024
untuk 6 (enam) hari sekolah
Libur Akhir Semester Genap/Libur Akhir Tahun Ajaran
34. 24 Juni s.d. 20 Juli 2024
2022/2023
Perkiraan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran
35. Mei s.d. Juni 2024
2023/2024
36. 22 Juli 2024 Permulaan Tahun Ajaran 2024/2025

Semarang, 2 Mei 2023


KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN III
PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR : 420 / 06310

TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

URAIAN KALENDER PENDIDIKAN


TAHUN AJARAN 2023/2024
SMA/SMK/SMALB/MA/MAK
TANGGAL, BULAN,
NO URAIAN KEGIATAN
TAHUN
1 2 3
1. 17 Juli 2023 Hari Pertama Masuk Sekolah
2. 17 - 20 Juli 2023 Kegiatan MPLS
3. 19 Juli 2023 Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1445 H)
4. 21 Juli 2023 Mengenal Mitra Sekolah
5. 17 Agustus 2023 Mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI
Libur Umum (Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
6. 28 September 2023
1445 H)
7. 28 Oktober 2023 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
8. 10 November 2023 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar) Semester Gasal
9. 15 Desember 2023
untuk 5 (lima) hari sekolah
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Gasal
10. 16 Desember 2023
untuk 6 (enam) hari sekolah
18 s.d. 31 Desember
11. Libur Akhir Semester Gasal
2023
12. 25 Desember 2023 Libur Umum (Hari Raya Natal)
13. 26 Desember 2023 Cuti Bersama setelah Hari Raya Natal
14. 1 Januari 2024 Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2023)
15. 2 Januari 2024 Hari Pertama Masuk Semester Genap
16. 8 Februari 2024 Libur Umum (Isro’ Mi’raj 1445 H)
17. 10 Februari 2024 Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2575).
18. 11 Maret 2024 Libur Umum (Hari Raya Nyepi 1946 Saka).
19. 11 Maret 2024 Perkiraan libur awal Puasa Ramadhan 1445 H

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
TANGGAL, BULAN,
NO URAIAN KEGIATAN
TAHUN
1 2 3
20. 29 Maret 2024 Libur Umum (Wafat Isa Al-Masih/Jumat Agung)
21. 8 s.d. 9 April 2024 Libur menjelang Idul Fitri 1445 H
22. 10 s.d. 11 April 2024 Libur Hari Raya Idul Fitri 1445 H (1 Syawal 1445 H)
23. 12 s.d. 13 April 2024 Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1445 H
24. 21 April 2024 Peringatan Hari Kartini
25. 1 Mei 2024 Libur Umum (Hari Buruh Internasional)
26. 2 Mei 2024 Peringatan Hari Pendidikan Nasional
27. 9 Mei 2024 Libur Umum (Kenaikan Isa Al Masih)
28. 20 Mei 2024 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
29. 29 Mei 2024 Libur Umum (Hari Raya Waisak 2568)
30. 1 Juni 2024 Libur Umum (Hari Lahir Pancasila)
31. 17 Juni 2024 Libur Hari Raya Idul Adha 1445 H
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
32. 21 Juni 2024
untuk 5 (lima) hari sekolah
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
33. 22 Juni 2024
untuk 6 (enam) hari sekolah
Libur Akhir Semester Genap/Libur Akhir Tahun Ajaran
34. 24 Juni s.d. 20 Juli 2024
2022/2023
Perkiraan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran
35. Mei s.d. Juni 2024
2023/2024
36. 22 Juli 2024 Permulaan Tahun Ajaran 2024/2025

Semarang, 2 Mei 2023


KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN IV 5 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SD/SDLB/MI/MILB SEMESTER GASAL

BULAN JULI 2023 AGUSTUS 2023 SEPTEMBER 2023

10 23 20
HARI

MINGGU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24

SENIN 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25

SELASA 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26

RABU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27

KAMIS 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28

JUM'AT 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29

SABTU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30

BULAN OKTOBER 2023 NOVEMBER 2023 DESEMBER 2023

22 22 11
HARI

MINGGU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31

SENIN 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25

SELASA 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26

RABU 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27

KAMIS 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28

JUM'AT 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29

SABTU 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN
TAHUN AJARANAJARAN 2023/2024
2023/2024
5 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SD/SDLB/MI/MILB SEMESTER GENAP

BULAN JANUARI 2024 FEBRUARI 2024 MARET 2024

22 20 19
HARI

MINGGU 7 14 21 28 4 11 18 25 3 10 17 24 31

SENIN 1 8 15 22 29 5 12 19 26 4 11 18 25

SELASA 2 9 16 23 30 6 13 20 27 5 12 19 26

RABU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 6 13 20 27

KAMIS 4 11 18 25 1 8 15 22 29 7 14 21 28

JUM'AT 5 12 19 26 2 9 16 23 1 8 15 22 29

SABTU 6 13 20 27 3 10 17 24 2 9 16 23 30

BULAN APRIL 2024 MEI 2024 JUNI 2024

17 20 14
HARI

MINGGU 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30

SENIN 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24

SELASA 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25

RABU 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26

KAMIS 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27

JUM'AT 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28

SABTU 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN
TAHUN AJARANAJARAN 2023/2024
2023/2024
SD/SDLB/MI/MILB 5 HARI SEKOLAH

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)


BULAN JULI 2024
Hari Efektif

HARI Mengikuti Upacara Hari Besar Nasional

MINGGU 7 14 21 28

SENIN 1 8 15 22 29 Libur Umum

SELASA 2 9 16 23 30

RABU 3 10 17 24 31 Libur Semester Gasal

KAMIS 4 11 18 25

JUM'AT 5 12 19 26 Libur Semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran

SABTU 6 13 20 27
Libur Bulan Ramadhan, dan Sebelum/Sesudah Hari Raya Idul Fitri

Libur Cuti Bersama

Permulaan Tahun Pelajaran

Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar 5 hari sekolah

Libur Hari Raya

Semarang, 2 Mei 2023

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN V 5 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SMP/SMPLB/MTs SEMESTER GASAL

BULAN JULI 2023 AGUSTUS 2023 SEPTEMBER 2023

10 23 20
HARI

MINGGU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24

SENIN 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25

SELASA 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26

RABU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27

KAMIS 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28

JUM'AT 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29

SABTU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30

BULAN OKTOBER 2023 NOVEMBER 2023 DESEMBER 2023

22 22 11
HARI

MINGGU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31

SENIN 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25

SELASA 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26

RABU 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27

KAMIS 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28

JUM'AT 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29

SABTU 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN
TAHUN AJARANAJARAN 2023/2024
2023/2024
5 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SMP/SMPLB/MTs SEMESTER GENAP

BULAN JANUARI 2024 FEBRUARI 2024 MARET 2024

22 20 19
HARI

MINGGU 7 14 21 28 4 11 18 25 3 10 17 24 31

SENIN 1 8 15 22 29 5 12 19 26 4 11 18 25

SELASA 2 9 16 23 30 6 13 20 27 5 12 19 26

RABU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 6 13 20 27

KAMIS 4 11 18 25 1 8 15 22 29 7 14 21 28

JUM'AT 5 12 19 26 2 9 16 23 1 8 15 22 29

SABTU 6 13 20 27 3 10 17 24 2 9 16 23 30

BULAN APRIL 2024 MEI 2024 JUNI 2024

17 20 14
HARI

MINGGU 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30

SENIN 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24

SELASA 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25

RABU 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26

KAMIS 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27

JUM'AT 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28

SABTU 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN
TAHUN AJARANAJARAN 2023/2024
2023/2024
SMP/SMPLB/MTs 5 HARI SEKOLAH

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)


BULAN JULI 2024
Hari Efektif

HARI Mengikuti Upacara Hari Besar Nasional

MINGGU 7 14 21 28

SENIN 1 8 15 22 29 Libur Umum

SELASA 2 9 16 23 30

RABU 3 10 17 24 31 Libur Semester Gasal

KAMIS 4 11 18 25

JUM'AT 5 12 19 26 Libur Semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran

SABTU 6 13 20 27
Libur Bulan Ramadhan, dan Sebelum/Sesudah Hari Raya Idul Fitri

Libur Cuti Bersama

Permulaan Tahun Pelajaran

Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar 5 hari sekolah

Libur Hari Raya

Semarang, 2 Mei 2023

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN VI 5 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SMA/SMK/SMALB/MA/MAK SEMESTER GASAL

BULAN JULI 2023 AGUSTUS 2023 SEPTEMBER 2023

10 23 20
HARI

MINGGU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24

SENIN 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25

SELASA 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26

RABU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27

KAMIS 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28

JUM'AT 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29

SABTU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30

BULAN OKTOBER 2023 NOVEMBER 2023 DESEMBER 2023

22 22 11
HARI

MINGGU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31

SENIN 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25

SELASA 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26

RABU 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27

KAMIS 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28

JUM'AT 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29

SABTU 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN
TAHUN AJARANAJARAN 2023/2024
2023/2024
5 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SMA/SMK/SMALB/MA/MAK SEMESTER GENAP

BULAN JANUARI 2024 FEBRUARI 2024 MARET 2024

22 20 19
HARI

MINGGU 7 14 21 28 4 11 18 25 3 10 17 24 31

SENIN 1 8 15 22 29 5 12 19 26 4 11 18 25

SELASA 2 9 16 23 30 6 13 20 27 5 12 19 26

RABU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 6 13 20 27

KAMIS 4 11 18 25 1 8 15 22 29 7 14 21 28

JUM'AT 5 12 19 26 2 9 16 23 1 8 15 22 29

SABTU 6 13 20 27 3 10 17 24 2 9 16 23 30

BULAN APRIL 2024 MEI 2024 JUNI 2024

17 20 14
HARI

MINGGU 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30

SENIN 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24

SELASA 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25

RABU 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26

KAMIS 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27

JUM'AT 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28

SABTU 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN
TAHUN AJARANAJARAN 2023/2024
2023/2024
SMA/SMK/SMALB/MA/MAK 5 HARI SEKOLAH

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)


BULAN JULI 2024
Hari Efektif

HARI Mengikuti Upacara Hari Besar Nasional

MINGGU 7 14 21 28

SENIN 1 8 15 22 29 Libur Umum

SELASA 2 9 16 23 30

RABU 3 10 17 24 31 Libur Semester Gasal

KAMIS 4 11 18 25

JUM'AT 5 12 19 26 Libur Semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran

SABTU 6 13 20 27
Libur Bulan Ramadhan, dan Sebelum/Sesudah Hari Raya Idul Fitri

Libur Cuti Bersama

Permulaan Tahun Pelajaran

Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar 5 hari sekolah

Libur Hari Raya

Semarang, 2 Mei 2023

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN VII 5 HARI SEKOLAH

PERHITUNGAN HARI EFEKTIF BELAJAR, HARI-HARI PERTAMA MASUK SATUAN PENDIDIKAN,


KEGIATAN TENGAH SEMESTER, MENGIKUTI UPACARA,
PENYERAHAN BUKU LAPORAN HASIL BELAJAR (BLHB), LIBUR AKHIR SEMESTER
LIBUR UMUM, DAN LIBUR BULANAN RAMADHAN/HARI RAYA IDUL FITRI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024 UNTUK SD/SDLB/MI/MILB

JUMLAH HARI EFEKTIF DAN HARI UNTUK KEGIATAN LAIN JUMLAH HARI LIBUR
SEMESTER

HARI- PENYERA LIBUR JUMLAH


NO BULAN, TAHUN HARI MENGI- JUMLA LIBUR
HARI H AN HARI HARI LIBUR RAMDH/ JML HARI HARI
BELAJAR KUTI HARI AKHIR
PETAMA BLHB/ MINGGU SABTU UMUM HARI LIBUR
EFEKTIF UPACARA EFEKTIF SEMESTER
MASUK RAPOR RAYA
JULI 2023 9 1 - - 10 10 5 5 1 - 21 31
AGUSTUS 2023 22 - - 22 - 4 4 1 - 9 31
GASAL

SEPTEMBER 2023 20 - - - 20 - 4 5 1 - 10 30
1
OKTOBER 2023 22 - - - 22 - 5 4 - - 9 31
NOVEMBER 2023 21 - 1 - 22 - 4 4 - - 8 30
DESEMBER 2023 10 - - 1 11 8 5 5 1 1 20 31
JUMLAH 104 1 1 1 107 18 27 27 4 1 77 184
JANUARI 2024 22 - - - 22 - 4 4 1 - 9 31
FEBRUARI 2024 20 - - - 20 - 4 3 1 1 9 29
GENAP

MARET 2024 19 - - - 19 - 5 5 - 2 12 31
2
APRIL 2024 17 - - - 17 - 4 4 3 2 13 30
MEI 2024 18 - 2 - 20 - 4 4 2 1 11 31
JUNI 2024 13 - - 1 14 5 5 4 1 1 16 30
JUMLAH 109 - 2 1 112 5 26 24 8 7 70 182
JUMLAH DALAM 1 TAHUN 213 1 3 2 219 23 53 - 12 8 - 366

Semarang, 2 Mei 2023


KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH
LAMPIRAN VIII 5 HARI SEKOLAH

PERHITUNGAN HARI EFEKTIF BELAJAR, HARI-HARI PERTAMA MASUK SATUAN PENDIDIKAN,


KEGIATAN TENGAH SEMESTER, MENGIKUTI UPACARA,
PENYERAHAN BUKU LAPORAN HASIL BELAJAR (BLHB), LIBUR AKHIR SEMESTER
LIBUR UMUM, DAN LIBUR BULANAN RAMADHAN/HARI RAYA IDUL FITRI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024 UNTUK SMP/SMPLB/MTs

JUMLAH HARI EFEKTIF DAN HARI UNTUK KEGIATAN LAIN JUMLAH HARI LIBUR
SEMESTER

HARI- PENYERA LIBUR JUMLAH


NO BULAN, TAHUN HARI MENGI- JUMLA LIBUR
HARI H AN HARI HARI LIBUR RAMDH/ JML HARI HARI
BELAJAR KUTI HARI AKHIR
PETAMA BLHB/ MINGGU SABTU UMUM HARI LIBUR
EFEKTIF UPACARA EFEKTIF SEMESTER
MASUK RAPOR RAYA
JULI 2023 9 1 - - 10 10 5 5 1 - 21 31
AGUSTUS 2023 22 - - 22 - 4 4 1 - 9 31
GASAL

SEPTEMBER 2023 20 - - - 20 - 4 5 1 - 10 30
1
OKTOBER 2023 22 - - - 22 - 5 4 - - 9 31
NOVEMBER 2023 21 - 1 - 22 - 4 4 - - 8 30
DESEMBER 2023 10 - - 1 11 8 5 5 1 1 20 31
JUMLAH 104 1 1 1 107 18 27 27 4 1 77 184
JANUARI 2024 22 - - - 22 - 4 4 1 - 9 31
FEBRUARI 2024 20 - - - 20 - 4 3 1 1 9 29
GENAP

MARET 2024 19 - - - 19 - 5 5 - 2 12 31
2
APRIL 2024 17 - - - 17 - 4 4 3 2 13 30
MEI 2024 18 - 2 - 20 - 4 4 2 1 11 31
JUNI 2024 13 - - 1 14 5 5 4 1 1 16 30
JUMLAH 109 - 2 1 112 5 26 24 8 7 70 182
JUMLAH DALAM 1 TAHUN 213 1 3 2 219 23 53 - 12 8 - 366

Semarang, 2 Mei 2023


KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH
LAMPIRAN IX 5 HARI SEKOLAH

PERHITUNGAN HARI EFEKTIF BELAJAR, HARI-HARI PERTAMA MASUK SATUAN PENDIDIKAN,


KEGIATAN TENGAH SEMESTER, MENGIKUTI UPACARA,
PENYERAHAN BUKU LAPORAN HASIL BELAJAR (BLHB), LIBUR AKHIR SEMESTER
LIBUR UMUM, DAN LIBUR BULANAN RAMADHAN/HARI RAYA IDUL FITRI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024 UNTUK SMA/SMK/SMALB/MA/MAK

JUMLAH HARI EFEKTIF DAN HARI UNTUK KEGIATAN LAIN JUMLAH HARI LIBUR
SEMESTER

HARI- PENYERA LIBUR JUMLAH


NO BULAN, TAHUN HARI MENGI- JUMLA LIBUR
HARI H AN HARI HARI LIBUR RAMDH/ JML HARI HARI
BELAJAR KUTI HARI AKHIR
PETAMA BLHB/ MINGGU SABTU UMUM HARI LIBUR
EFEKTIF UPACARA EFEKTIF SEMESTER
MASUK RAPOR RAYA
JULI 2023 9 1 - - 10 10 5 5 1 - 21 31
AGUSTUS 2023 22 - - 22 - 4 4 1 - 9 31
GASAL

SEPTEMBER 2023 20 - - - 20 - 4 5 1 - 10 30
1
OKTOBER 2023 22 - - - 22 - 5 4 - - 9 31
NOVEMBER 2023 21 - 1 - 22 - 4 4 - - 8 30
DESEMBER 2023 10 - - 1 11 8 5 5 1 1 20 31
JUMLAH 104 1 1 1 107 18 27 27 4 1 77 184
JANUARI 2024 22 - - - 22 - 4 4 1 - 9 31
FEBRUARI 2024 20 - - - 20 - 4 3 1 1 9 29
GENAP

MARET 2024 19 - - - 19 - 5 5 - 2 12 31
2
APRIL 2024 17 - - - 17 - 4 4 3 2 13 30
MEI 2024 18 - 2 - 20 - 4 4 2 1 11 31
JUNI 2024 13 - - 1 14 5 5 4 1 1 16 30
JUMLAH 109 - 2 1 112 5 26 24 8 7 70 182
JUMLAH DALAM 1 TAHUN 213 1 3 2 219 23 53 - 12 8 - 366

Semarang, 2 Mei 2023


KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH
LAMPIRAN X 6 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SD/SDLB/MI/MILB SEMESTER GASAL

BULAN JULI 2023 AGUSTUS 2023 SEPTEMBER 2023

12 26 25
HARI

MINGGU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24

SENIN 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25

SELASA 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26

RABU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27

KAMIS 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28

JUM'AT 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29

SABTU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30

BULAN OKTOBER 2023 NOVEMBER 2023 DESEMBER 2023

26 26 14
HARI

MINGGU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31

SENIN 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25

SELASA 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26

RABU 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27

KAMIS 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28

JUM'AT 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29

SABTU 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30

KALENDER
KALENDER PENDIDIKAN
PENDIDIKAN PROVINSI
PROVINSI JAWAJAWA TENGAH
TENGAH
TAHUN AJARAN
TAHUN 2023/2024
AJARAN 2023/2024
6 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SD/SDLB/MI/MILB SEMESTER GENAP

BULAN JANUARI 2024 FEBRUARI 2024 MARET 2024

26 23 23
HARI

MINGGU 7 14 21 28 4 11 18 25 3 10 17 24 31

SENIN 1 8 15 22 29 5 12 19 26 4 11 18 25

SELASA 2 9 16 23 30 6 13 20 27 5 12 19 26

RABU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 6 13 20 27

KAMIS 4 11 18 25 1 8 15 22 29 7 14 21 28

JUM'AT 5 12 19 26 2 9 16 23 1 8 15 22 29

SABTU 6 13 20 27 3 10 17 24 2 9 16 23 30

BULAN APRIL 2024 MEI 2024 JUNI 2024

20 24 17
HARI

MINGGU 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30

SENIN 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24

SELASA 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25

RABU 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26

KAMIS 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27

JUM'AT 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28

SABTU 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29

KALENDER
KALENDER PENDIDIKAN
PENDIDIKAN PROVINSI
PROVINSI JAWAJAWA TENGAH
TENGAH
TAHUN AJARAN
TAHUN 2023/2024
AJARAN 2023/2024
SD/SDLB/MI/MILB 6 HARI SEKOLAH

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)


BULAN JULI 2024
Hari Efektif

HARI Mengikuti Upacara Hari Besar Nasional

MINGGU 7 14 21 28
Libur Umum
SENIN 1 8 15 22 29

SELASA 2 9 16 23 30

RABU 3 10 17 24 31 Libur Semester Gasal

KAMIS 4 11 18 25

JUM'AT 5 12 19 26 Libur Semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran

SABTU 6 13 20 27
Libur Bulan Ramadhan, dan Sebelum/Sesudah Hari Raya Idul Fitri

Libur Cuti Bersama

Permulaan Tahun Pelajaran

Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar 5 hari sekolah

Libur Hari Raya

Semarang, 2 Mei 2023

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN XI 6 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SMP/SMPLB/MTs SEMESTER GASAL

BULAN JULI 2023 AGUSTUS 2023 SEPTEMBER 2023

12 26 25
HARI

MINGGU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24

SENIN 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25

SELASA 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26

RABU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27

KAMIS 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28

JUM'AT 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29

SABTU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30

BULAN OKTOBER 2023 NOVEMBER 2023 DESEMBER 2023

26 26 14
HARI

MINGGU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31

SENIN 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25

SELASA 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26

RABU 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27

KAMIS 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28

JUM'AT 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29

SABTU 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30

KALENDER
KALENDER PENDIDIKAN
PENDIDIKAN PROVINSI
PROVINSI JAWAJAWA TENGAH
TENGAH
TAHUN AJARAN
TAHUN 2023/2024
AJARAN 2023/2024
6 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SMP/SMPLB/MTs SEMESTER GENAP

BULAN JANUARI 2024 FEBRUARI 2024 MARET 2024

26 23 23
HARI

MINGGU 7 14 21 28 4 11 18 25 3 10 17 24 31

SENIN 1 8 15 22 29 5 12 19 26 4 11 18 25

SELASA 2 9 16 23 30 6 13 20 27 5 12 19 26

RABU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 6 13 20 27

KAMIS 4 11 18 25 1 8 15 22 29 7 14 21 28

JUM'AT 5 12 19 26 2 9 16 23 1 8 15 22 29

SABTU 6 13 20 27 3 10 17 24 2 9 16 23 30

BULAN APRIL 2024 MEI 2024 JUNI 2024

20 24 17
HARI

MINGGU 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30

SENIN 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24

SELASA 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25

RABU 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26

KAMIS 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27

JUM'AT 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28

SABTU 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29

KALENDER
KALENDER PENDIDIKAN
PENDIDIKAN PROVINSI
PROVINSI JAWAJAWA TENGAH
TENGAH
TAHUN AJARAN
TAHUN 2023/2024
AJARAN 2023/2024
SMP/SMPLB/MTs 6 HARI SEKOLAH

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)


BULAN JULI 2024
Hari Efektif

HARI Mengikuti Upacara Hari Besar Nasional

MINGGU 7 14 21 28

SENIN 1 8 15 22 29 Libur Umum

SELASA 2 9 16 23 30

RABU 3 10 17 24 31 Libur Semester Gasal

KAMIS 4 11 18 25

JUM'AT 5 12 19 26 Libur Semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran


SABTU 6 13 20 27

Libur Bulan Ramadhan, dan Sebelum/Sesudah Hari Raya Idul Fitri

Libur Cuti Bersama

Permulaan Tahun Pelajaran

Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar 5 hari sekolah

Libur Hari Raya

Semarang, 2 Mei 2023

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN XII 6 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SMA/SMK/SMALB/MA/MAK SEMESTER GASAL

BULAN JULI 2023 AGUSTUS 2023 SEPTEMBER 2023

12 26 25
HARI

MINGGU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24

SENIN 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25

SELASA 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26

RABU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27

KAMIS 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28

JUM'AT 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29

SABTU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30

BULAN OKTOBER 2023 NOVEMBER 2023 DESEMBER 2023

26 26 14
HARI

MINGGU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31

SENIN 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25

SELASA 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26

RABU 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27

KAMIS 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28

JUM'AT 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29

SABTU 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30

KALENDER
KALENDER PENDIDIKAN
PENDIDIKAN PROVINSI
PROVINSI JAWAJAWA TENGAH
TENGAH
TAHUN AJARAN
TAHUN 2023/2024
AJARAN 2023/2024
6 HARI SEKOLAH
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
UNTUK SMA/SMK/SMALB/MA/MAK SEMESTER GENAP

BULAN JANUARI 2024 FEBRUARI 2024 MARET 2024

26 23 23
HARI

MINGGU 7 14 21 28 4 11 18 25 3 10 17 24 31

SENIN 1 8 15 22 29 5 12 19 26 4 11 18 25

SELASA 2 9 16 23 30 6 13 20 27 5 12 19 26

RABU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 6 13 20 27

KAMIS 4 11 18 25 1 8 15 22 29 7 14 21 28

JUM'AT 5 12 19 26 2 9 16 23 1 8 15 22 29

SABTU 6 13 20 27 3 10 17 24 2 9 16 23 30

BULAN APRIL 2024 MEI 2024 JUNI 2024

20 24 17
HARI

MINGGU 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30

SENIN 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24

SELASA 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25

RABU 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26

KAMIS 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27

JUM'AT 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28

SABTU 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29

KALENDER
KALENDER PENDIDIKAN
PENDIDIKAN PROVINSI
PROVINSI JAWAJAWA TENGAH
TENGAH
TAHUN AJARAN
TAHUN 2023/2024
AJARAN 2023/2024
SMA/SMK/SMALB/MA/MAK 6 HARI SEKOLAH

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)


BULAN JULI 2024
Hari Efektif

HARI Mengikuti Upacara Hari Besar Nasional

MINGGU 7 14 21 28

SENIN 1 8 15 22 29 Libur Umum

SELASA 2 9 16 23 30

RABU 3 10 17 24 31 Libur Semester Gasal

KAMIS 4 11 18 25

JUM'AT 5 12 19 26 Libur Semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran

SABTU 6 13 20 27
Libur Bulan Ramadhan, dan Sebelum/Sesudah Hari Raya Idul Fitri

Libur Cuti Bersama

Permulaan Tahun Pelajaran

Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar 5 hari sekolah

Libur Hari Raya

Semarang, 2 Mei 2023

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH


TAHUN AJARAN 2023/2024
LAMPIRAN XIII 6 HARI SEKOLAH
PERHITUNGAN HARI EFEKTIF BELAJAR, HARI-HARI PERTAMA MASUK SATUAN PENDIDIKAN,
KEGIATAN TENGAH SEMESTER, MENGIKUTI UPACARA,
PENYERAHAN BUKU LAPORAN HASIL BELAJAR (BLHB), LIBUR AKHIR SEMESTER
LIBUR UMUM, DAN LIBUR BULANAN RAMADHAN/HARI RAYA IDUL FITRI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024 UNTUK SD/SDLB/MI/MILB

JUMLAH HARI EFEKTIF DAN HARI UNTUK KEGIATAN LAIN JUMLAH HARI LIBUR

SEMESTER
HARI- PENYERA LIBUR
HARI MENGI- JUMLA LIBUR JUMLAH
NO BULAN, TAHUN HARI H AN HARI LIBUR RAMDH/ JML HARI
BELAJAR KUTI HARI AKHIR HARI
PETAMA BLHB/ MINGGU UMUM HARI LIBUR
EFEKTIF UPACARA EFEKTIF SEMESTER
MASUK RAPOR RAYA
JULI 2023 11 1 - - 12 13 5 1 - 19 31
AGUSTUS 2023 26 - - 26 - 4 1 - 5 31
GASAL

SEPTEMBER 2023 25 - - - 25 - 4 1 - 5 30
1
OKTOBER 2023 25 - 1 - 26 - 5 - - 5 31
NOVEMBER 2023 25 - 1 - 26 - 4 - - 4 30
DESEMBER 2023 13 - - 1 14 10 5 1 1 17 31
JUMLAH 125 1 2 1 129 23 27 4 1 55 184
JANUARI 2024 26 - - - 26 - 4 1 - 5 31
FEBRUARI 2024 23 - - - 23 - 4 1 1 6 29
GENAP

MARET 2024 24 - - - 24 - 5 - 2 7 31
2
APRIL 2024 20 - - - 20 - 4 4 2 10 30
MEI 2024 22 - 2 - 24 - 4 2 1 7 31
JUNI 2024 16 - - 1 17 6 5 1 1 13 30
JUMLAH 131 - 2 1 134 6 26 9 7 48 182
JUMLAH DALAM 1 TAHUN 256 1 4 2 263 29 53 13 8 - 366

Semarang, 2 Mei 2023


KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH
LAMPIRAN XIV 6 HARI SEKOLAH
PERHITUNGAN HARI EFEKTIF BELAJAR, HARI-HARI PERTAMA MASUK SATUAN PENDIDIKAN,
KEGIATAN TENGAH SEMESTER, MENGIKUTI UPACARA,
PENYERAHAN BUKU LAPORAN HASIL BELAJAR (BLHB), LIBUR AKHIR SEMESTER
LIBUR UMUM, DAN LIBUR BULANAN RAMADHAN/HARI RAYA IDUL FITRI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024 UNTUK SMP/SMPLB/MTs

JUMLAH HARI EFEKTIF DAN HARI UNTUK KEGIATAN LAIN JUMLAH HARI LIBUR

SEMESTER
HARI- PENYERA LIBUR
HARI MENGI- JUMLA LIBUR JUMLAH
NO BULAN, TAHUN HARI H AN HARI LIBUR RAMDH/ JML HARI
BELAJAR KUTI HARI AKHIR HARI
PETAMA BLHB/ MINGGU UMUM HARI LIBUR
EFEKTIF UPACARA EFEKTIF SEMESTER
MASUK RAPOR RAYA
JULI 2023 11 1 - - 12 13 5 1 - 19 31
AGUSTUS 2023 26 - - 26 - 4 1 - 5 31
GASAL

SEPTEMBER 2023 25 - - - 25 - 4 1 - 5 30
1
OKTOBER 2023 25 - 1 - 26 - 5 - - 5 31
NOVEMBER 2023 25 - 1 - 26 - 4 - - 4 30
DESEMBER 2023 13 - - 1 14 10 5 1 1 17 31
JUMLAH 125 1 2 1 129 23 27 4 1 55 184
JANUARI 2024 26 - - - 26 - 4 1 - 5 31
FEBRUARI 2024 23 - - - 23 - 4 1 1 6 29
GENAP

MARET 2024 24 - - - 24 - 5 - 2 7 31
2
APRIL 2024 20 - - - 20 - 4 4 2 10 30
MEI 2024 22 - 2 - 24 - 4 2 1 7 31
JUNI 2024 16 - - 1 17 6 5 1 1 13 30
JUMLAH 131 - 2 1 134 6 26 9 7 48 182
JUMLAH DALAM 1 TAHUN 256 1 4 2 263 29 53 13 8 - 366

Semarang, 2 Mei 2023


KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH
LAMPIRAN XV 6 HARI SEKOLAH
PERHITUNGAN HARI EFEKTIF BELAJAR, HARI-HARI PERTAMA MASUK SATUAN PENDIDIKAN,
KEGIATAN TENGAH SEMESTER, MENGIKUTI UPACARA,
PENYERAHAN BUKU LAPORAN HASIL BELAJAR (BLHB), LIBUR AKHIR SEMESTER
LIBUR UMUM, DAN LIBUR BULANAN RAMADHAN/HARI RAYA IDUL FITRI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024 UNTUK SMA/SMK/SMALB/MA/MAK

JUMLAH HARI EFEKTIF DAN HARI UNTUK KEGIATAN LAIN JUMLAH HARI LIBUR

SEMESTER
HARI- PENYERA LIBUR
HARI MENGI- JUMLA LIBUR JUMLAH
NO BULAN, TAHUN HARI H AN HARI LIBUR RAMDH/ JML HARI
BELAJAR KUTI HARI AKHIR HARI
PETAMA BLHB/ MINGGU UMUM HARI LIBUR
EFEKTIF UPACARA EFEKTIF SEMESTER
MASUK RAPOR RAYA
JULI 2023 11 1 - - 12 13 5 1 - 19 31
AGUSTUS 2023 26 - - 26 - 4 1 - 5 31
GASAL

SEPTEMBER 2023 25 - - - 25 - 4 1 - 5 30
1
OKTOBER 2023 25 - 1 - 26 - 5 - - 5 31
NOVEMBER 2023 25 - 1 - 26 - 4 - - 4 30
DESEMBER 2023 13 - - 1 14 10 5 1 1 17 31
JUMLAH 125 1 2 1 129 23 27 4 1 55 184
JANUARI 2024 26 - - - 26 - 4 1 - 5 31
FEBRUARI 2024 23 - - - 23 - 4 1 1 6 29
GENAP

MARET 2024 24 - - - 24 - 5 - 2 7 31
2
APRIL 2024 20 - - - 20 - 4 4 2 10 30
MEI 2024 22 - 2 - 24 - 4 2 1 7 31
JUNI 2024 16 - - 1 17 6 5 1 1 13 30
JUMLAH 131 - 2 1 134 6 26 9 7 48 182
JUMLAH DALAM 1 TAHUN 256 1 4 2 263 29 53 13 8 - 366

Semarang, 2 Mei 2023


KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

USWATUN HASANAH
YAYASAN TAMAN CENDEKIA KENOKOREJO
TK TAMAN CENDEKIA
Alamat: Kenokorejo Rt.03 Rw.07 Kenokorejo Polokarto Sukoharjo
Telp.082134924496 Email:tamancendekiaknk@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA TK TAMAN CENDEKIA
NOMOR 5/TKTC/VII/2023

Tentang

PENUGASAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM


TK TAMAN CENDEKIA
TAHUN AJARAN 2023/2024

MENIMBANG :
a. Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan yang di arahkan
pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta paradigma baru pendidikan yang
berorientasi pada kebutuhan peserta didik dipandang perlu untuk
menetapkan tugas Tim Pengembang Kurikulum(TPK).
b. Untuk keperluan tersebut perlu diatur dengan surat keputusan.
MENGINGAT :
1. UU N0. 20 thn. 2003 tentang Standar Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2022 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang
Standar Nasional Pendidikan
3. SK Menteri No. 162 tahun 2021 tentang Dasar Hukum Pelaksanaan
Program Sekolah Penggerak
4. Peraturan Pemerintah Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
PAUD.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
MENETAPKAN:

Pertama : Terbentuknya Tim Pengembang Kurikulum OperasionaL TK


Taman Cendekia sebagaimana terlampir pada lampiran 1.
Kedua : Tim sebagaimana dimaksud bertugas :
1. Bersama Kepala Sekolah mengembangkan dan
menyusun Kurikulum Operasional TK Taman
Cendekia.
2. Melaksanakan telaah dan analisis kurikulum TK Taman
Cendekia Tahun Ajaran 2023/2024.
3. Membuat berita acara hasil telaah dan analisis
kurikulum sesuai dengan hasil untuk dimasukkan pada
kurikulum operasional sekolah 2023/2024 sebagai hasil
revisi/ pengembangan kurikulum.
4. Berperan serta secara aktif mengikuti kegiatan
pembinaan dan penyusunan kurikulum operasional
yang diselenggarakan oleh lembaga maupun Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo.
Ketiga : Pelaksanaan telaah dan analisis kurikulum pada tanggal 10
Juli 2023di TK Taman Cendekia, Kenokorejo RT 03 RW
07 K e n o k o r e j o Polokarto Sukoharjo
Keempat : Segala dana biaya yang timbul akibat keputusan ini,
dibebankan sesuai dengan Anggaran Belanja Kegiatan
Sekolah.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : di Sukoharjo
Tanggal : Juli 2023

Kepala Sekolah

Alwia Alhamid, S. Pd.


NIP. -
Lampiran I Susunan Tim Pengembang Kurikulum
SUSUNAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM
TK TAMAN CENDEKIA
TAHUN AJARAN 2023/2024

No Nama Unit Kerja Jabatan

1 Karsidi, S. Pd., M. Pd. Koordinator Layanan Pengawas


Administrasi Satuan
Pendidikan Kec. Polokarto
2 Drs. Daman Raharjo Komite Sekolah Ketua

3 Dr. Endang Sri Lestari, S. Pd., Yayasan Taman Cendekia Ketua


M. Si. Kenokorejo
4 Alwia Alhamid TK Taman Cendekia Kepala

5 Nindia Yuliana Dewi TK Taman Cendekia Guru

6 Latifah Fatmawati TK Taman Cendekia Guru

7 Farida Kurniasari, A. Md. TK Taman Cendekia Guru

Ditetapkan: di Sukoharjo
Pada tanggal : Juli 2023

Kepala TK Taman Cendekia

Alwia Alhamid, S. Pd.


NIP.-

Anda mungkin juga menyukai