Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GULMA TANAMAN PERKEBUNAN

PERKECAMBAHAN ALAT PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF GULMA

Kelompok 3
Golongan C
Nama Anggota:
Anggun Putri Ningtyas (A43221972)
Muhammad Akbar Gunawan (A43222947)
Mahzar Nur Abdilah (A43221834)
Juriati (A43221902)
Moh. Fathan Fauzi (A43222058)
Moch. Bayu Ramadhan (A43222932)

Dosen Pengampu:
Irma Wardati, S.P, M.P.
Teknisi :
Yeni Suprapti, A.Md
Totok Dwi Sukmayoga, A.Md

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Budidaya berbagai jenis tanaman khususnya tanaman perkebunan tidak terlepas dari
keberadaan gulma. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya yang
pertumbuhannya tidak dikehendaki dan umumnya merugikan karena dapat menghambat
pertumbuhan, mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas produksi dan dapat menjadi
sarang hama dan penyakit.

Istilah lain yang digunakan untuk gulma adalah herba, tanaman liar atau tumbuhan
pengganggu. Gulma dikenal sebagai tumbuhan yang mampu beradaptasi pada ritme
pertumbuhan tanaman budidaya. Pertumbuhan gulma cepat, daya regenerasinya tinggi apabila
terluka, dan mampu berbunga walaupun kondisinya dirugikan oleh tanaman budidaya.

Gulma merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh hampir dimana saja, namun keberadaannya
sangat tidak diinginkan di area perkebunan. Pada tanaman perkebunan gulma akan bersaing
dalam mendapatkan unsur hara, cahaya, iklim mikro, menyumbat saluran drainase yang dapat
menyebabkan areal terendam air, hingga menyulitkan evakuasi hasil panen dan pada akhirnya
menurunkan produktifitas kebun.

Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Gulma dapat
merugikan tanaman budidaya karena secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman budidaya
untuk ruang, cahaya, dan secara kimiawi untuk air, nutrisi, gas-gas penting, dan dalam peristiwa
allelopati. Akibat dari gulma yaitu dapat mengurangi tingkat produktifitas budidaya atau
pertanian. Gulma yang dapat merugikan tanaman budidya harus dapat dikendalikan. Oleh karena
itu pada praktikum ini dilaksanakan perkecambahan alat perkembangbiakan vegetatif gulma.
Untuk mengetahui seberapa cepat perkembangbiakan vegetatif stolon, rhizome dan umbi pada
gulma.

1.2 Tujuan
 Mengetahui kemampuan berkembangbiak dari berbagai jenis gulma melalui alat
perkembangbiakan vegetatif
 Menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangbiakan vegetatif gulma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangbiakan Gulma

Gulma merupakan tumbuhan yang sangat mudah tumbuh pada bermaca-macam areal dan
lokasi tanaman budidaya, hal itu yang menyebabkan gulma lebih unggul bersaing dengan
tanaman budidaya.
Gulma mampu berkembangbiak baik secara vegetatif maupun secara generatif yakni
dengan biji: Sebagian besar gulma berkembangbiak dengan biji dan menghasilkan jumlah biji
yang sangat banyak seperti biji pada Amaranthus spinosus, Cynodon dactylon, Eragrostis
amabilis. Biji-biji gulma dapat tersebar jauh karena ukurannya kecil sehingga dapat terbawa
angin, air, hewan dan sebagainya dengan demikian penyebarannya juga lebih luas. Adapula
terdapat bulu-bulu (rambut halus) yang menempel pada biji, sehingga biji ini mudah
diterbangkan oleh angin, seperti pada biji Emilia sonchifolia, Vernonia sp, dll. Disamping itu
biji-biji gulma dapat bertahan lama di dalam tanah (masa dormansi yang panjang) bila situasi
lahan tanahnya tidak memungkinkan untuk tumbuh, kemudian pada saatnya dapat tumbuh bila
situasi sudah memungkinkan. Adapun cara perkembangbiakan gulma secara vegetatif dengan
menggunakan organ-organ seperti:
1. Stolon
Adapula gulma yang dapat membentuk individu baru dengan stolon yaitu bagian batang
menyerupai akar yang menjalar di atas permukaan tanah. Dimana batang ini terdiri dari nodus
(buku) dan internodus (ruas), pada setiap nodus dapat keluar serabut-serabut akar dan tunas
sehingga dapat mebentuk individu baru. Contoh gulma ini adalah: Paspalum conjugatum,
Cynodon dactylon, dll.
2. Rhizome (akar rimpang)
Yaitu batang beserta bagian-bagiannya yang manjalar di dalam tanah, bercabang-cabang,
tumbuh mendatar dan pada ujungnya atau pada buku dapat muncul tunas yang membentuk
individu baru.
3. Tuber (umbi)
Umbi merupakan pembengkakan dari batang atupun akar yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan atau penimbun makanan cadangan, sehingga umbi tersebut bisa membesar. Pada
beberapa bagian dari umbi tersebut terdapat titik (mata) yang pada saatnya nanti bisa muncul
atau keluar tunas yang merupakan individu baru dari gulma tersebut. Contoh gulma ini adalah
dari keluarga Cyperaceae, seperti: Cyperus rotundus, Cyperus irinaria, dst.

4. Bulbus (umbi lapis)


Bulbus juga termasuk umbi yang merupakan tempat menyimpan makanan cadangan tetapi
bentuknya berlapis-lapis. Gulma golongan ini dapat ditemukan pada keluarga Allium, contoh:
Allium veneale (bawang-bawang).
5. Dengan daun
Pada beberapa jenis gulma juga dapat berkembangbiak dengan daunnya yang telah dewasa.
Daun ini berbentuk membulat ataupun oval, pada pinggir daun bergerigi atau terdapat lekukan
yang nantinya tempat muncul tunas menjadi individu baru. Contohnya: Calanchoe sp (cocor
bebek), Ranunculus bulbasus.

6. Runner (Sulur)
Stolon yang keluar dari ketiak daun dimana internodianya (ruas) sangat panjang, membentuk
tunas pada bagian ujung. Contoh: Eichornia crassipes.

7. Spora
Ada juga beberapa gulma yang dapat berkembang biak dengan spora, dimana spora ini bila
telah matang dapat diterbangkan oleh angin. Contoh gulma ini kebanyakan dari keluarga paku-
pakuan seperti: Nephrolepsis bisserata, Lygopodiu sp, dll.

B. Masalah yang Ditimbulkan oleh Gulma

Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat menimbulkan
berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang ditimbulkan gulma pada lahan tanaman
budidaya ataupun tanaman pokok adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal:
penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam tanah, penangkapan cahaya,
penyerapan air dan ruang tempat tumbuh.
2. Sebagian besar tumbuhan gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin
(racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan
tanaman lain disekitarnya. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah allelopati.
3. Sebagai tempat hidup atau inang, maupun tempat berlindung hewan-hewan kecil, insekta
dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan
baik. Akibatnya hama tersebut akan menyerang dan memakan tanaman pokok ataupun
tanaman budidaya.
4. Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.
5. Dapat menurunkan kualitas produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya dengan
tercampurnya biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman budidaya.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum gulma tanaman dengan pokok bahasan ”Perkecambahan Alat Perkembang-
biakan Vegetatif Gulma”, dilaksanakan pada Jum`at 8 September 2023 di laboratorium Perlintan.
Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan


Bahan : umbi teki, rhizome alang-alang, dan stolon rumput masing-masing 15 buah
:/kelompok, herbisida pra tumbuh 1 kemasan, pasir steril 0,5 m3/kelompok, dan
: stiker label
Alat : Bak pasir dengan ukuran 35 x 40 x 15 cm3 3 buah/kelompok, hand sprayer 1 liter
: 1 buah/kelompok, gelas ukur 10 ml 1 buah, beaker glass 1 liter 1 buah,
pisaucutter
: 2 buah/kelompok.

3.3 Prosedur Kerja


1. Masing-masing golongan dibagi menjadi 3 kelompok
2. Masing-masing kelompok mencari 3 macam alat perkembangbiakan vegetatif (umbi teki
15 buah, rhizome alang-alang 15 buah dan stolon rumput 15 buali)
3. Mencuci bersih alat perkembangbiakan vegetatif tersebut
4. Membuat larutan herbisida pra tumbuh dengan dua macam konsentrasi (1 ml/liter dan 2
ml/liter).
5. Mengisi bak plastik perkecambahan dengan pasir steril (3/4 bagian)
6. Letakkan masing-masing alat vegetatif 5 buah dalam 1 bak
7. Aplikasi herbisida pada bak sesuai dengan perlakuan dengan dosis 1/3 liter per bak
perkecambahan
8. Dengan perlakuan sebagai berikut:
 H0 yaitu alat vegetatif tanpa herbisida
 H1 yaitu alat vegetatif + herbisida 1 ml/liter
 H2 yaitu alat vegetatif + herbisida 2 ml/liter
9. Parameter pengamatan yaitu:
 Persentase perkecambahan
 Persentase kematian
10. Lakukan pengamatan 1 hari setelah perlakuan selama 2 minggu
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Waktu Kelompok Ulangan Hasil Pengamatan
pengamatan
Stolon Umbi Rizhome
1 1
Kelompok 1
2
3 1
Minggu 1
Pertama Kelompok 2
2
3
1 1
Kelompok 3
2 2
3 2

Waktu Kelompok Ulangan Hasil Pengamatan


pengamatan
Stolon Umbi Rizhome
1 1
Kelompok 1
2 1 2 1
3 3 3 3
Minggu 1 2
Kedua Kelompok 2
2 3
3
1 4
Kelompok 3
2 2
3 5

Jumlah gulma yang berkecambah


Rumus persentase perkecambahan = x 100%
Jumlah gulma yang disemai
Tabel persentase perkecambahan gulma
Kelompok Stolon Umbi Rhizome
1 16% 24% 16%
2 0% 20% 0%
3 0% 44% 0%
Tabel persentase kematian gulma
Kelompok Stolon Umbi Rhizome
1 0% 0% 0%
2 0% 0% 0%
3 20% 0% 0%

4.2 Pembahasan
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki yakni tumbuh
pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman
budidaya. Gulma dapat merugikan tanaman budidaya karena bersaing dalam mendapatkan unsur
hara, cahaya matahari, dan air. Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi
perkebunan, misalnya pada perkebuanan yang baru diolah, maka gulma yang dijumpai
kebanyakan adalah gulma semusim, sedang pada perkebunan yang telah lama ditanami gulma
yang banyak terdapat adalah jenis tahunan. Gulma yang terdapat pada dataran tinggi relative
berbeda dengan yang tumbuh di daerah dataran rendah, Pada daerah yang tinggi terlihat adanya
kecenderungan bertambahnya keanekaragaman jenis, sedangkan jumlah individu biasanya tidak
begitu besar. Hal yang sebaliknya terjadi pada daerah rendah yakni jumlah individu sangat
melimpah, tetapi jenis yang ada tidak begitu banyak (Soekisman, T. dkk. 1984).

Pada praktikum perkembangbiakan gulma secara vegetative, setelah dilakukan 3 ulangan


dengan lama pengamatan selama 2 minggu. Dapat diketahui bahwa dengan perlakuan 2 ml/liter
herbisida gulma masih dapat tumbuh sekitar 44%. Setelah dilakukan identifikasi terhadap organ
perbanyakan tumbuhan gulma, maka diketahui bahwa gulma memperbanyak dirinya melalui
proses vegetative. Proses vegetatif yang dimaksud yaitu menggunakan stolon, umbi dan
rhizome.

Pada perkembangbiakan vegetative gulma tanpa perlakuan herbisida. Rhizome tumbuh


pada ulangan1, 2 dan 3. Hal ini bisa disebabkan karena alat vegetatif yang digunakan baik dan
sehat. Sedangkan jumlah stolon dan rhizome tidak jauh lebih banyak daripada umbi hal ini bisa
terjadi karena pemilihan alat vegetatif yang baik dan sehat serta perlakuan 0 herbisida juga
mempunyai pengaruh terhadap tumbuhnya stolon dan rhizome.

Pada perkembangbiakan vegetative gulma dengan perlakuan herbisida 1 ml/liter. Umbi


tumbuh pada ulangan1, dan 2. Hal ini bisa disebabkan karena alat vegetatif yang digunakan baik
dan sehat. Sedangkan jumlah stolon dan rhizome tidak ada hasil sama sekali hal ini bisa terjadi
karena pemilihan alat vegetatif yang kurang baik dan kurang sehat serta perlakuan 1 ml herbisida
juga mempunyai pengaruh terhadap tumbuhnya stolon dan rhizome.

Pada perkembangbiakan vegetative gulma dengan perlakuan herbisida 2 ml/liter. Umbi


tumbuh pada ulangan1, dan 2. Hal ini bisa disebabkan karena alat vegetatif yang digunakan baik
dan sehat. Sedangkan jumlah stolon dan rhizome tidak ada hasil sama sekali hal ini bisa terjadi
karena pemilihan alat vegetatif yang kurang baik dan kurang sehat serta perlakuan 1 ml herbisida
juga mempunyai pengaruh terhadap tumbuhnya stolon dan rhizome.

Dan dari ketiga perlakuan dapat diketahui bahwa konsentrasi herbisida berpengaruh
terhadap pertumbuhan vegetative gulma. Semakin banyak konsentasi herbisida maka gulma yang
tumbuh akan sedikit atau jarang dan sebaliknya jika konsentrasi herbisida kecil maka besar
kemungkinan gulma yang tumbuh akan banyak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Pada praktikum perkembangbiakan gulma secara vegetative, setelah dilakukan 3
ulangan dengan lama pengamatan selama 2 minggu. Dapat diketahui bahwa
dengan perlakuan 2 ml/liter herbisida gulma masih dapat tumbuh sekitar 44%.
Pada perkembangbiakan vegetative gulma tanpa perlakuan herbisida. Rhizome
tumbuh pada ulangan1, 2 dan 3. Pada perkembangbiakan vegetative gulma
dengan perlakuan herbisida 1 ml/liter. Umbi tumbuh pada ulangan1, dan 2. Pada
perkembangbiakan vegetative gulma dengan perlakuan herbisida 2 ml/liter. Umbi
tumbuh pada ulangan1, dan 2.
b. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangbiakan vegetatif gulma
yaitu sebagai berikut :
1. Umur merupakan sangat penting dalam menentukan saat mol dihasilkannya
organ vegetatif Hal ini dapat dipergunakan sebagai hilan pertimbangan dalam
pengendalian gulma.
2. Kepadatan. Pada sebagian besar guima semakin tinggi kepadatan populasinya
maka produksi organ perbanyakan vegetatifnya akan menurun. Hal ini
diakibatkan karena terjadinya kompetisi yang tinggi, sehingga semua sumber
daya yang ada digunakan semaksimal mungkin untuk membentuk perakaran
dan tunas-tunas batang.
3. Cahaya. Cahaya baik kuantitas maupun kualitasnya berhubungan dengan
aktivitas fotosintesis. Hal ini berpengaruh terhadap pembentukan karbohidrat
yang dibutuhkan dalam produksi organ perbanyakan vegetatif.
4. Unsur Hara. Penambahan unsur hara khususnya N akan menyebabkan
penuirunan produksi organ perbanyakan vegetatif, karena N berperan pada
pertumbuhan vegetatif tumbuhan dan bukan pada penimbunan karbohidrat
sedangkan karbohidrat dibutuhkan untuk pembentukan organ
perbanyakan vegetatif.
5.2 Saran
Pada praktikum ini diharapkan kepada mahasiswa agar melakukan praktikum dengan
teliti dan juga serius supaya dapat menentukan hasil yang akurat, dan juga teknisi dan dosennya
harus memberi penjelasan yang jelas dan rinci supaya mahasiswa dapat melaksanakan praktikum
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Johnny, Martin. 2006. Dasar-dasar Mata Kuliah Gulma di Jurusan Biologi. Universitas
Udayana. Bali
Anonymous, 1986. Beberapa Gulma Penting pada Tanaman Pangan dan Cara
Pengendaliannya. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan. Jakarta.
Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma (Ilmu Gulma-Buku I). Raja Grafindo Persada.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai