Makalah Ips Kelompok 5 Edit Nia
Makalah Ips Kelompok 5 Edit Nia
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran IPS dan PKn
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hj. Suswandari, M. Pd
Disusun oleh:
Nia Nurhayati Ningsih 2209087070
SInta
Ellyza
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyusun serta menyelesaikan makalah tentang Penilaian Berbasis
Kelas, Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran IPS
dan PKn. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para
pembaca pada umumnya dan khususnya untuk Saudara-Saudari yang membutuhkan.
Dalam menyusun makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof.
Dr. Hj. Suswandari, M.Pd. selaku dosen pengampu, yang telah memberikan arahan kepada
kami dalam menyusun makalah ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak terkait
yang telah memberikan saran dan solusi dalam penulisan makalah ini.
Kami memohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah
ini baik dari segi isi, bahasa, maupun segi lainnya. Namun kami telah berusaha dengan
maksimal untuk menyelesaikan tugas ini. Untuk itulah kami memohon kritik dan saran dari
Dosen dan teman-teman yang bersifat membangun dan dapat memperbaiki kesalahan serta
bisa menunjang mutu dari makalah ini, sehingga makalah ini lebih berguna bagi pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 15
B. Saran ……………………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….. 16
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah :
1. Apa konsep dan prinsip dasar dari penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran IPS?
2. Bagaimana pengukuran ranah kognitif dilakukan dalam penilaian berbasis kelas pada
mata pelajaran IPS?
3. Bagaimana pengukuran ranah afektif dilakukan dalam penilaian berbasis kelas pada
mata pelajaran IPS?
4. Bagaimana pengukuran ranah psikomotor dilakukan dalam penilaian berbasis kelas
pada mata pelajaran IPS?
5. Apa keunggulan dan tantangan yang muncul dalam implementasi penilaian berbasis
kelas dengan pendekatan holistik yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor dalam pembelajaran IPS?
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang konsep penilaian berbasis kelas dalam
pembelajaran IPS, serta metode dan pendekatan dalam mengukur ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor pada mata pelajaran tersebut. Keunggulan dan tantangan dalam implementasi
penilaian berbasis kelas yang holistik juga akan dianalisis.
BAB II
PENILAIAN BERBASIS KELAS
Penilaian Berbasis Kelas adalah Penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan
pembelajaran, menggunakan multi metode, menyeluruh dan berkesinambungan, sehingga
mampu mendorong siswa untuk lebih berprestasi, Penilaian Berbasis Kelas Merupakan salah
satu bagian dalam penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi adapun bentuk penilaiannnya
Meliputi proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
siswa proses pelaksanaannya berkelanjutan harus disetai dengan bukti-bukti otentik dan
akurat dilakukan secara konsisten sebagai akuntabilitas publik. Pelaksanaan penilaian dikelas
dilakukan oleh Guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan,
bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu hasil
belajar. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan/kriteria, ketuntasan belajar dan
dilakukan melalui berbagai cara.
1. Tujuan PBK
2. Fungsi PBK
b) Bagi Guru
1) Menetapkan berbagai metode dan media yang relevan dengan kompetensi
yang akan dicapai pada proses pembelajaran.
2) Membuat pertimbangan dan keputusan administratif.
3. Manfaat PBK
a) Memberi umpan balik bagi siswa agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam
proses pencapaian kompetensi, sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan dan
memperbaiki proses dan hasil belajarnya
b) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik
sehingga dapat dilakukan perbaikan (remedial) dan pengayaan (enrichment)
c) Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki pendekatan, metode, kegiatan, dan bahan
ajar yang digunakan
d) Masukan bagi guru guna merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa
dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda dalam
suasana kondusif menyenangkan
e) Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan
kecepatan belajar yang berbeda-beda
f) Memberi informasi kepada orangtua dan masyarakat tentang efektivitas pendidikan di
sekolah sehingga partisipasi orangtua dan masyarakat dapat ditingkatkan
1. Belajar Tuntas
2. Autentik
Memandang penilaian dan pembelajaran sebagai dua hal yang saling berkaitan.
Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa
yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik.
3. Berkesinambungan
2. Penilaian Sikap
3. Penilaian Tertulis
Penilaian proyek adalah kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu tertentu
7. Penilaian diri
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Sebagai kurikilum berbasis kompetensi, pelaksanaan PBK dipengaruhi oleh berbagai factor
dan komponen yang ada didalamnya. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian harus
memperhatikan prinsip-prinsip umum sebagai berikut:
a) Valid
PBK harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang
terpercaya atau shahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan
sasaran pengukuran.
b) Mendidik
PBK harus memberikan sumbangan positif pada pencaian hasil belajar peserta didik.
PBK harus menilai pencaIPSan kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat
pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan nilai yang terrefleksi dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak.
e) Terbuka
PBK hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan, sehingga keputusan
tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada
rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
f) Berkesinambungan.
PBK harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu,
untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peerta didik, sehingga kegiatan dan
unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.
g) Menyeluruh
PBK harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti
hasil belajar peserta didik yang dapat dipertanggungnjawabkan kepada semua pihak.
h) Bermakna
PBK diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. untuk itu, PBK
hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Penting untuk mencatat bahwa penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran IPS di sekolah
dasar tidak hanya fokus pada pemberian nilai akhir, tetapi juga pada umpan balik dan
dukungan yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka. Guru dapat
menggunakan hasil penilaian untuk memberikan umpan balik yang spesifik, merencanakan
intervensi, dan menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu
siswa.
Dengan menggunakan pendekatan penilaian berbasis kelas, pembelajaran IPS di sekolah
dasar dapat menjadi lebih holistik, memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa. Hal ini membantu siswa untuk memahami materi IPS secara lebih baik,
mengembangkan sikap sosial yang positif, dan mengembangkan keterampilan yang relevan
dalam konteks kehidupan nyata.
Pengukuran ranah kognitif dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar melibatkan penilaian
terhadap pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi siswa terhadap
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam IPS. Guru dapat menggunakan berbagai instrumen
evaluasi seperti tes tulis, proyek, atau pertanyaan terbuka untuk mengukur pemahaman siswa
tentang topik-topik IPS yang diajarkan. Hasil penilaian kognitif dapat memberikan gambaran
yang jelas tentang sejauh mana siswa memahami materi IPS. Guru diharapkan mampu
mengidentifikasi setiap KD atau materi pembelajaran IPS untuk selanjutnya memilih bentuk
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, yang berorientasi
pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar
ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian
terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasibelajar, rasa menghormati guru, dan
sebagainya.
Pembelajaran IPS juga penting dalam mengembangkan sikap, nilai, dan empati siswa
terhadap masalah sosial. Pengukuran ranah afektif dalam pembelajaran IPS dapat dilakukan
melalui observasi perilaku siswa, diskusi kelompok, rubik, wawancara, atau penugasan
refleksi. Guru perlu mengamati dan menilai bagaimana siswa bereaksi terhadap isu-isu sosial
yang dibahas dalam pembelajaran IPS, serta sejauh mana mereka mampu mengembangkan
sikap saling menghargai, toleransi, dan tanggung jawab terhadap masyarakat
Pemberian nilai afektif yang dilakukan guru tidak mengacu pada kriteria atau rubrik penilaian
yang telah disusun. Hal ini dikarenakan guru merasa telah hafal dengan karakteristik siswa
sehingga guru sudah bisa memberikan pertimbangan tersendiri terhadap kompetensi afektif
siswa. Meskipun demikian, guru juga membuat laporan berbentuk naratif terkait dengan
perkembangan siswa. Laporan tersebut berisi laporan sikap siswa terhadap guru dan sikap
siswa terhadap teman. Laporan ini dituliskan di dalam buku laporan perkembangan siswa
yang akan dibagikan setiap akhir semester
a. Observasi Guru
Contoh format penilaian sikap spiritual (KI-1) oleh guru kelas.
Nama Sekolah : SD Bahagia
Kelas/Semester : VI/1
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Nama Peserta Didik : Firdaus
Catatan: Format tersebut dibuat sesuai dengan jumlah peserta didik dan indikator dapat
diganti sesuai dengan kondisi.
Catatan: Format tersebut dibuat sesuai dengan jumlah peserta didik dan indikator dapat
diganti sesuai dengan kondisi.
b. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan bentuk penilaian dengan cara meminta peserta didik
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Berikut contoh penilaian diri.
Nama :
Kelas/Semester :
Waktu Penilaian :
Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
.
1. Saya berusaha belajar dengan bersungguh-sungguh
2. Saya mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian
3. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tepat
waktu
4. Saya berperan aktif dalam kelompok
5. Saya menghormati dan menghargai orang tua
6. Saya menghormati dan mengharigai guru
……*
Penilaian antarteman merupakan bentuk penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai terhadap sikap dan perilaku keseharian antarteman. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Penilaian antarteman paling baik dilakukan saat
peserta didik melakukan kegiatan berkelompok.
Nama :
Kelas/Semester :
Waktu Penilaian :
Kesulitan dalam Mengukur Ranah Afektif pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar:
3. Ranah Psikomotor:
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil
belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari belajar kognitif dan afektif, akan
tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan
makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-
hari.
Ranah psikomotor melibatkan keterampilan fisik dan motorik yang dibutuhkan dalam
pembelajaran IPS. Siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan seperti
melakukan penelitian lapangan, membuat peta, atau berpartisipasi dalam simulasi peran.
Guru dapat menggunakan penilaian praktik langsung atau penugasan kreatif untuk mengukur
kemampuan siswa dalam ranah psikomotor ini.
a) Penilaian Praktik
Contoh penilaian praktik pada pembelajaran IPS:
b) Penilaian Portofolio
Portofolio berisi kumpulan produk, kinerja peserta didik yang dapat mengungkapkan
perkembangan kompetensinya. Lembar pertama berupa cover, kemudian lembar kedua
berupa format daftar isi, memuat nomor, nama dokumen, tanggal pembuatan, tema/subtema,
dan nomor kompetensi terkait. Bagian isi portofolio memuat kompetensi yang harus dicapai
peserta didik, kumpulan produk misalnya laporan hasil pengamatan tentang proses terjadinya
banjir. Dalam portofolio juga dapat dimasukkan hasil-hasil pembelajaran berbasis proyek
yang hasilnya diportofoliokan. Misal, membuat sebuah proyek membuat peta dengan
menggunakan koran bekas.
Portofolio dapat berupa catatan khusus peserta didik dalam waktu panjang. Jangka panjang
dimaksudkan sebagai catatan khusus guru sejak peserta didik kelas I hingga berlanjut ke
jenjang berikutnya.
Penggunaan penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar memiliki
beberapa keuntungan. Pertama, penilaian berbasis kelas memungkinkan guru untuk
memperoleh pemahaman yang lebih holistik tentang kemampuan siswa dalam berbagai aspek
pembelajaran. Dengan melibatkan pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotor,
penilaian ini mendorong pengembangan siswa secara menyeluruh.
Kedua, penilaian berbasis kelas memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang
lebih terperinci kepada siswa tentang prestasi mereka. Dalam penilaian berbasis kelas, siswa
memiliki kesempatan untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam pembelajaran
IPS, sehingga mereka dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Ketiga, penilaian berbasis kelas juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran IPS. Dengan memperhatikan aspek afektif dan psikomotor, siswa merasa lebih
terlibat dan memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk belajar IPS.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Pembelajaran IPS di sekolah dasar harus dilakukan dengan menggunakan penilaian berbasis
kelas yang mencakup pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendekatan ini
memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan siswa dalam memahami
materi IPS, mengembangkan sikap sosial yang positif, dan mengembangkan keterampilan
yang relevan. Dengan penilaian berbasis kelas, guru dapat memberikan umpan balik yang
efektif kepada siswa dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam proses pembelajaran IPS.
Penilaian pembelajaran IPS merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar IPS peserta didik. Penilaian dilakukan secara
holistik meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, baik selama
pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran berakhir
(penilaian hasil belajar).
Bentuk-bentuk penilaian pembelajaran IPS di SD antara lain:
1. Penilaian sikap meliputi: observasi guru, penilaian diri, dan penilaian antarteman.
2. Penilaian pengetahuan meliputi: tes tertulis (pilihan ganda, isian, uraian, benar salah,
menjodohkan), tes lisan, penugasan, UTS, UAS.
3. Penilaian keterampilan meliputi: penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
DAFTAR PUSTAKA
Dantes, Nyoman. 2008. Hakikat Asesment Otentik sebagai Penilaian Proses dan Produk dalam
Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
E-journal Sutrisno. 2015. Penilaian Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar. FIP Universitas Negeri Malang.
Gultom, Syawal. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ischak. S.U, dkk. 2003. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kemdikbud. 2013. Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta.
Kemdikbud. 2015. Panduan Teknis Penilaian Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tentang Standar Penilaian.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yus, Anita. 2006. Penilaian Portofolio untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.