Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENILAIAN BERBASIS KELAS, PENGUKURAN RANAH KOGNITIF,


AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR

Dalam Pembelajran IPS di Sekolah Dasar

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran IPS dan PKn

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hj. Suswandari, M. Pd

Disusun oleh:
Nia Nurhayati Ningsih 2209087070
SInta
Ellyza
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyusun serta menyelesaikan makalah tentang Penilaian Berbasis
Kelas, Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran IPS
dan PKn. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para
pembaca pada umumnya dan khususnya untuk Saudara-Saudari yang membutuhkan.

Dalam menyusun makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof.
Dr. Hj. Suswandari, M.Pd. selaku dosen pengampu, yang telah memberikan arahan kepada
kami dalam menyusun makalah ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak terkait
yang telah memberikan saran dan solusi dalam penulisan makalah ini.

Kami memohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah
ini baik dari segi isi, bahasa, maupun segi lainnya. Namun kami telah berusaha dengan
maksimal untuk menyelesaikan tugas ini. Untuk itulah kami memohon kritik dan saran dari
Dosen dan teman-teman yang bersifat membangun dan dapat memperbaiki kesalahan serta
bisa menunjang mutu dari makalah ini, sehingga makalah ini lebih berguna bagi pembaca.

Jakarta, 3 Juli 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………….………………………………………………………

KATA PENGANTAR ……………………………………………..…………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1
BAB II PENILAIAN BERBASIS KELAS

A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas……..………………………………………3

B. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penilaian Berbasis Kelas …………...… ………4


C. Karakteristik Penilaian Berbasis Kelas ………………………………….. 7
D. Teknik Penilaian Berbasis Kelas ……………………..…………………………. 8
E. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas………………………………………. 9
F. Penilaian Berbasis Kelas dalam pembelajaran IPS…………………. 10
G. Bentuk Pengukuran Hasil Belajar pada Pembelajaran IPS …………………. 11
H. Kesulitan dalam Mengukur Ranah Psikomotor pada Pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar ……………………….. 12
I. Keuntungan Penilaian Berbasis Kelas ……………………………………….. 13
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 15
B. Saran ……………………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….. 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah:

Pembelajaran IPS di sekolah dasar memiliki peran penting dalam mengembangkan


pemahaman siswa tentang masyarakat, lingkungan, dan hubungan antar manusia. Dalam
proses pembelajaran IPS, penting untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbagai aspek,
termasuk kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian berbasis kelas menawarkan pendekatan
yang holistik dan komprehensif dalam mengukur kemampuan siswa di berbagai ranah
tersebut

B. Rumusan Masalah :

1. Apa konsep dan prinsip dasar dari penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran IPS?
2. Bagaimana pengukuran ranah kognitif dilakukan dalam penilaian berbasis kelas pada
mata pelajaran IPS?
3. Bagaimana pengukuran ranah afektif dilakukan dalam penilaian berbasis kelas pada
mata pelajaran IPS?
4. Bagaimana pengukuran ranah psikomotor dilakukan dalam penilaian berbasis kelas
pada mata pelajaran IPS?
5. Apa keunggulan dan tantangan yang muncul dalam implementasi penilaian berbasis
kelas dengan pendekatan holistik yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor dalam pembelajaran IPS?

Dalam makalah ini, akan dibahas tentang konsep penilaian berbasis kelas dalam
pembelajaran IPS, serta metode dan pendekatan dalam mengukur ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor pada mata pelajaran tersebut. Keunggulan dan tantangan dalam implementasi
penilaian berbasis kelas yang holistik juga akan dianalisis.
BAB II
PENILAIAN BERBASIS KELAS

A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian Berbasis Kelas adalah Penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan
pembelajaran, menggunakan multi metode, menyeluruh dan berkesinambungan, sehingga
mampu mendorong siswa untuk lebih berprestasi, Penilaian Berbasis Kelas Merupakan salah
satu bagian dalam penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi adapun bentuk penilaiannnya
Meliputi proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
siswa proses pelaksanaannya berkelanjutan harus disetai dengan bukti-bukti otentik dan
akurat dilakukan secara konsisten sebagai akuntabilitas publik. Pelaksanaan penilaian dikelas
dilakukan oleh Guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang ditetapkan,
bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu hasil
belajar. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan/kriteria, ketuntasan belajar dan
dilakukan melalui berbagai cara.

Pelaksanaan Penilaian Kelas:

 Dilakukan oleh Guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang


ditetapkan, bersifat internal, bagian dari pembelajaran, dan sebagai bahan untuk
peningkatan mutuhasil belajar
 Berorientasi pada kompetensi, mengacu padapatokan/kriteria, ketuntasan belajar
dandilakukan melalui berbagai cara.

Dalam melaksanakan PBK, kita harus:

 Memahami bahwa penilaian merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran


 Mengembangkan berbagai strategi dalam melakukan evaluasi (termasuk membuat
kisi-kisi)
 Mengembangkan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa
 Mengakomodasi kebutuhan khusus (individual) siswa
 Mengembangkan sistem administrasi dan pengamatan belajar siswa
 Menggunakan berbagai bukti hasil kerja siswa untuk menetapkan pencapaian
kompetensi siswa

B. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penilaian Berbasis Kelas

1. Tujuan PBK

a) Secara Umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:

1) Mengetahui kemajuan belajar peserta didik, baik sebagai individu maupun


anggota kelompok/kelas seteah ia mengikuti pembelajaran mata pelajaran
tertentu.
2) Mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi berbagai komponen pembelajaran
yang dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu.
3) Menentukan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran bagi peserta didik.

b) Sedangkan Tujuan Khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan


adalah:

1) untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program


pendidikan.
2) untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan,
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.

2. Fungsi PBK

a) Bagi peserta Didik

1) Dalam mewujudkan dirinya dalam merubah atau mengembangkan


penilaiannya degan mengubah atau mengembangkan performans
perilakunya kearah yang lebih baik (positif) dan maju (progresif).
2) Mendapatkan kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.

b) Bagi Guru
1) Menetapkan berbagai metode dan media yang relevan dengan kompetensi
yang akan dicapai pada proses pembelajaran.
2) Membuat pertimbangan dan keputusan administratif.

3. Manfaat PBK

a) Memberi umpan balik bagi siswa agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam
proses pencapaian kompetensi, sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan dan
memperbaiki proses dan hasil belajarnya
b) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik
sehingga dapat dilakukan perbaikan (remedial) dan pengayaan (enrichment)
c) Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki pendekatan, metode, kegiatan, dan bahan
ajar yang digunakan
d) Masukan bagi guru guna merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa
dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda dalam
suasana kondusif menyenangkan
e) Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan
kecepatan belajar yang berbeda-beda
f) Memberi informasi kepada orangtua dan masyarakat tentang efektivitas pendidikan di
sekolah sehingga partisipasi orangtua dan masyarakat dapat ditingkatkan

C. Karakteristik Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian dalam kurikulum 2013 di SD, memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Belajar Tuntas

Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,


pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan substansi dan ketuntasan belajar
dalam kurun waktu belajar. Pada kompetensi sikap (KI-1 dan KI-2), pemberian
umpan balik dan pembinaan sikap dilakukan secara langsung ketika perilaku peserta
didik tidak mencapai kriteria baik. Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar pada KI-3 dan KI-4, diberi kesempatan untuk ramedi, dan peserta didik tidak
diperkenankan melanjutkan pembelajaran kompetensi selanjutnya sebelum
kompetensi tersebut tuntas.
Kriteria ketuntasan dijadikan acuan oleh guru untuk mengetahui kompetensi yang
sudah atau belum dikuasai peserta didik. Melalui cara tersebut, guru mengetahui
sedini mungkin kesulitan peserta didik sehingga pencapaian kompetensi yang kurang
optimal dapat segera diperbaiki.

2. Autentik

Memandang penilaian dan pembelajaran sebagai dua hal yang saling berkaitan.
Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa
yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan

Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara


terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta
didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dengan
menggunakan berbagai bentuk penilaian.

4. Menggunakan Bentuk Penilaian yang bervariasi

Penilaian pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan


berbagai bentuk penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan
diukur atau dinilai. Berbagai bentuk penilaian yang dapat digunakan antara lain tes
tertulis, tes lisan, penilaian produk, penilaian portofolio, kinerja, proyek, dan
pengamatan atau observasi.

5. Berdasarkan Acuan Kriteria

Penilaian pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan acuan


kriteria. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap ketuntasan yang ditetapkan. Idealnya, kriteria ketuntasan
ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik
peserta didik..

D. Teknik Penilaian PBK

Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi kemajuan


peserta didik. Penilaian hasil belajar dapat digunakan berbagai teknik, diantaranya
adalah:

1. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian dengan mengamati kegiatan peserta


didik dalam melakukan suatu tugas. Contohnya seperti praktik sholat, praktik
olahraga, dan sebagainya.

2. Penilaian Sikap

Penilaian sikap merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati sikap


peserta didik dalam berperilaku di lingkungan tempat belajar.

3. Penilaian Tertulis

Penilaian tertulis merupakan penilaian yang dilakukan menggunakan perangkat


penilaian berupa soal dan jawaban dalam bentuk tulisan.

4. Penilaian proyek (penugasan)

Penilaian proyek adalah kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu tertentu

5. Penilaian hasil karya (produk.)

Penugasan keterampilan dalam membuat suatu produk (proses) dan penilaian


kualitas hasil kerja peserta didik. Dalam penilaian produk terdapat dua konsep,
yaitu pemilihan cara menggunakan alat, prosedur kerja dan kualitas teknik
maupun estetik suatu karya atau produk
6. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan dengan


menggunakan bukti-bukti hasil belajar yang relevan dengan kompetensi keahlian
yang dipelajari. Portofolio juga diartikan sebagai kumpulan hasil karya seorang
peserta didik yang ditentukan oleh guru sebagai usaha mencapai tujuan belajar.

7. Penilaian diri

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.

E. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas

Sebagai kurikilum berbasis kompetensi, pelaksanaan PBK dipengaruhi oleh berbagai factor
dan komponen yang ada didalamnya. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian harus
memperhatikan prinsip-prinsip umum sebagai berikut:

a) Valid

PBK harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang
terpercaya atau shahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan
sasaran pengukuran.

b) Mendidik

PBK harus memberikan sumbangan positif pada pencaian hasil belajar peserta didik.

c) Berorientasi pada kompetensi

PBK harus menilai pencaIPSan kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat
pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan nilai yang terrefleksi dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak.

d) Adil dan Objektif


PBK harus mempertimbangkan rasa keadilan dan objektifitas ppeserta didik, tanpa
membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakng etnis, budaya, dan berbagai hal yang
memberikan kontribusi pada pelajaran.

e) Terbuka

PBK hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan, sehingga keputusan
tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada
rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.

f) Berkesinambungan.

PBK harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu,
untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peerta didik, sehingga kegiatan dan
unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.

g) Menyeluruh

PBK harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti
hasil belajar peserta didik yang dapat dipertanggungnjawabkan kepada semua pihak.

h) Bermakna

PBK diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. untuk itu, PBK
hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

F. Penilaian Berbasis Kelas dalam pembelajaran IPS

Disekolah dasar adalah pendekatan penilaian yang melibatkan pengumpulan informasi


tentang prestasi siswa secara terus menerus selama proses pembelajaran. Tujuan penilaian
berbasis kelas adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang
kemampuan siswa dalam berbagai aspek pembelajaran IPS, termasuk ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Berikut ini adalah beberapa komponen penting dalam penilaian berbasis kelas dalam
pembelajaran IPS di sekolah dasar:

1. Pengamatan dan penilaian langsung: Guru dapat menggunakan pengamatan langsung


untuk melihat partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelas, proyek kelompok, atau
aktivitas lapangan. Penilaian langsung ini memberikan gambaran tentang kemampuan
siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan IPS dalam situasi nyata.
2. Penugasan dan proyek: Guru dapat memberikan penugasan atau proyek yang
melibatkan siswa dalam mengeksplorasi isu-isu sosial, melakukan penelitian
lapangan, membuat presentasi, atau mengembangkan solusi untuk masalah-masalah
sosial. Penilaian berbasis kelas dapat dilakukan melalui penilaian kualitatif terhadap
hasil penugasan dan proyek siswa.
3. Portofolio: Siswa dapat membuat portofolio yang mencakup karya tulis, presentasi,
proyek, atau catatan refleksi tentang pengalaman belajar mereka dalam IPS.
Portofolio ini dapat digunakan sebagai alat penilaian yang komprehensif,
memperlihatkan perkembangan siswa dari waktu ke waktu.
4. Diskusi dan partisipasi kelas: Penilaian berbasis kelas juga melibatkan penilaian
terhadap partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan kegiatan kolaboratif. Guru dapat
mengamati kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, bertukar ide, dan
membangun argumen yang berhubungan dengan isu-isu sosial yang dibahas dalam
IPS.
5. Ujian dan tes: Meskipun penilaian berbasis kelas lebih menekankan pada penilaian
formatif dan kontekstual, ujian dan tes tertulis masih dapat digunakan sebagai salah
satu instrumen penilaian. Tes ini dapat mencakup pertanyaan objektif, soal isian
singkat, atau pertanyaan esai yang mengevaluasi pemahaman siswa tentang konsep-
konsep dan prinsip-prinsip dalam IPS.

Penting untuk mencatat bahwa penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran IPS di sekolah
dasar tidak hanya fokus pada pemberian nilai akhir, tetapi juga pada umpan balik dan
dukungan yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka. Guru dapat
menggunakan hasil penilaian untuk memberikan umpan balik yang spesifik, merencanakan
intervensi, dan menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu
siswa.
Dengan menggunakan pendekatan penilaian berbasis kelas, pembelajaran IPS di sekolah
dasar dapat menjadi lebih holistik, memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa. Hal ini membantu siswa untuk memahami materi IPS secara lebih baik,
mengembangkan sikap sosial yang positif, dan mengembangkan keterampilan yang relevan
dalam konteks kehidupan nyata.

G. Bentuk Pengukuran Hasil Belajar pada Pembelajaran IPS


1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak.
Pada ranah kognitif terdapat enam Jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah
sampai tinggi, yakni: (1) pengetahuan/ingatan/knowledge, (2) pemahaman/ comprehension,
(3) penerapan/ application, (4) analisis/ analysis, (5) sintesis/ synthesis, dan (6) evaluasi/
evaluation.

Pengukuran ranah kognitif dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar melibatkan penilaian
terhadap pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi siswa terhadap
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam IPS. Guru dapat menggunakan berbagai instrumen
evaluasi seperti tes tulis, proyek, atau pertanyaan terbuka untuk mengukur pemahaman siswa
tentang topik-topik IPS yang diajarkan. Hasil penilaian kognitif dapat memberikan gambaran
yang jelas tentang sejauh mana siswa memahami materi IPS. Guru diharapkan mampu
mengidentifikasi setiap KD atau materi pembelajaran IPS untuk selanjutnya memilih bentuk
penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai

Penilaian terhadap kompetensi pengetahuan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis,


lisan, dan penugasan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester dengan
menggunakan instrumen penilaian (pilihan ganda, isian, menjodohkan, uraian, benar salah).

Contoh pengukuran ranah kognitif pada pembelajaran IPS diSekolah Dasar

Jenis soal menjodohkan.


2. Ranah Afektif:

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, yang berorientasi
pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar
ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian
terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasibelajar, rasa menghormati guru, dan
sebagainya.

Pembelajaran IPS juga penting dalam mengembangkan sikap, nilai, dan empati siswa
terhadap masalah sosial. Pengukuran ranah afektif dalam pembelajaran IPS dapat dilakukan
melalui observasi perilaku siswa, diskusi kelompok, rubik, wawancara, atau penugasan
refleksi. Guru perlu mengamati dan menilai bagaimana siswa bereaksi terhadap isu-isu sosial
yang dibahas dalam pembelajaran IPS, serta sejauh mana mereka mampu mengembangkan
sikap saling menghargai, toleransi, dan tanggung jawab terhadap masyarakat

Pemberian nilai afektif yang dilakukan guru tidak mengacu pada kriteria atau rubrik penilaian
yang telah disusun. Hal ini dikarenakan guru merasa telah hafal dengan karakteristik siswa
sehingga guru sudah bisa memberikan pertimbangan tersendiri terhadap kompetensi afektif
siswa. Meskipun demikian, guru juga membuat laporan berbentuk naratif terkait dengan
perkembangan siswa. Laporan tersebut berisi laporan sikap siswa terhadap guru dan sikap
siswa terhadap teman. Laporan ini dituliskan di dalam buku laporan perkembangan siswa
yang akan dibagikan setiap akhir semester

 Contoh pengukuran ranah afektif pada pembelajaran IPS diSekolah Dasar

a. Observasi Guru
Contoh format penilaian sikap spiritual (KI-1) oleh guru kelas.
Nama Sekolah : SD Bahagia
Kelas/Semester : VI/1
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Nama Peserta Didik : Firdaus

No. Aspek yang diamati Tanggal Catatan pendidik


1. Berperilaku syukur 21/07/2016 Tetap merasa gembira
walaupun teman-
temannya mengejek
pakaiannya sederhana
2. Berdoa sebelum dan sesudah 14/08/2016 Mengajak temannya
kegiatan berdoa sebelum
bermain sepak bola
3. Toleransi 28/09/2016 Menghormati
temannya yang sedang
beribadah walaupun
berbeda agama

Catatan: Format tersebut dibuat sesuai dengan jumlah peserta didik dan indikator dapat
diganti sesuai dengan kondisi.

Contoh format penilaian sikap sosial (KI-2) oleh guru kelas.


Nama Sekolah : SD Bahagia
Kelas/Semester : VI/1
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Nama Peserta Didik : Firdaus
No Aspek yang diamati Tanggal Catatan pendidik
.
1. Jujur 28/07/2016 Kedapatan
berbohong, mengaku
pekerjaan rumah
dikerjakan sendiri
padahal dikerjakan
oleh kakaknya
2. Disiplin 20/08/2016 Terlambat mengikuti
upacara
3. Santun 1/10/2016 Menyapa guru ketika
bertemu dan
menyalaminya

Catatan: Format tersebut dibuat sesuai dengan jumlah peserta didik dan indikator dapat
diganti sesuai dengan kondisi.

b. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan bentuk penilaian dengan cara meminta peserta didik
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Berikut contoh penilaian diri.

Nama :
Kelas/Semester :
Waktu Penilaian :
Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.

No Pernyataan Ya Tidak
.
1. Saya berusaha belajar dengan bersungguh-sungguh
2. Saya mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian
3. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tepat
waktu
4. Saya berperan aktif dalam kelompok
5. Saya menghormati dan menghargai orang tua
6. Saya menghormati dan mengharigai guru
……*

Keterangan: Tanda * pernyataan dapat ditambah sesuai kondisi


c. Penilaian Antarteman

Penilaian antarteman merupakan bentuk penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai terhadap sikap dan perilaku keseharian antarteman. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Penilaian antarteman paling baik dilakukan saat
peserta didik melakukan kegiatan berkelompok.

Nama :
Kelas/Semester :
Waktu Penilaian :

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Berperan aktif dalam kelompok
2. Menghormati dan menghargai pendapat orang lain
3. Mau bekerja sama dalam kelompok
4. Tidak memaksakan kehendak/pendapatnya
5. Mengerjakan tugas yang diberikan
……*
Keterangan: Tanda * pernyataan dapat ditambah sesuai kondisi

Kesulitan dalam Mengukur Ranah Afektif pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar:

1. Subyektivitas penilaian: Pengukuran ranah afektif melibatkan penilaian terhadap


sikap, nilai, dan emosi siswa. Hal ini dapat menjadi subjektif karena penilaian
tergantung pada persepsi guru. Dalam hal ini, penting bagi guru untuk memiliki
kriteria penilaian yang jelas dan obyektif untuk mengurangi subyektivitas dalam
penilaian.
2. Keterbatasan instrumen penilaian: Tidak semua instrumen penilaian dapat secara
akurat mengukur ranah afektif. Guru perlu mencari instrumen penilaian yang sesuai,
seperti observasi perilaku, penugasan refleksi, atau penilaian peer-to-peer, yang dapat
memberikan informasi yang relevan tentang sikap dan nilai siswa.
3. Kepekaan terhadap konteks budaya: Sikap dan nilai-nilai sosial dapat bervariasi di
berbagai konteks budaya. Penilaian afektif perlu memperhitungkan kepekaan terhadap
konteks budaya siswa, untuk memastikan bahwa penilaian tidak mengabaikan
perbedaan budaya dan nilai-nilai yang ada.

3. Ranah Psikomotor:
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil
belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari belajar kognitif dan afektif, akan
tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan
makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-
hari.

Ranah psikomotor melibatkan keterampilan fisik dan motorik yang dibutuhkan dalam
pembelajaran IPS. Siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan seperti
melakukan penelitian lapangan, membuat peta, atau berpartisipasi dalam simulasi peran.
Guru dapat menggunakan penilaian praktik langsung atau penugasan kreatif untuk mengukur
kemampuan siswa dalam ranah psikomotor ini.

Contoh pengukuran ranah Psikomotor pada pembelajaran IPS diSekolah Dasar

a) Penilaian Praktik
Contoh penilaian praktik pada pembelajaran IPS:

Penilaian Kinerja Mengambar Peta Indonesia


Kelas/Semester :
Pembelajaran :
Rubrik:
No. Aspek Sangat Baik Baik Cukup
3 2 1
1. Hasil gambar Bentuk dasar Bentuk dasar Bentuk
terlihat dan terlihat dan dasar tidak
sesuai dengan tetapi tidak terlihat
bentuk peta sesuai dengan
Indonesia bentuk peta
Indonesia
3. Kerapian Warna serasi, Warna tidak Warna
tidak keluar keluar garis dan gambar
garis, dan gambar kurang keluar garis
bersih bersih dan tidak
rapi
Instrumen:
Aspek yang Dinilai
No. Nama Hasil gambar Kerapian
3 2 1 3 2 1
1.
2.
3.
Skor = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal

b) Penilaian Portofolio
Portofolio berisi kumpulan produk, kinerja peserta didik yang dapat mengungkapkan
perkembangan kompetensinya. Lembar pertama berupa cover, kemudian lembar kedua
berupa format daftar isi, memuat nomor, nama dokumen, tanggal pembuatan, tema/subtema,
dan nomor kompetensi terkait. Bagian isi portofolio memuat kompetensi yang harus dicapai
peserta didik, kumpulan produk misalnya laporan hasil pengamatan tentang proses terjadinya
banjir. Dalam portofolio juga dapat dimasukkan hasil-hasil pembelajaran berbasis proyek
yang hasilnya diportofoliokan. Misal, membuat sebuah proyek membuat peta dengan
menggunakan koran bekas.

Portofolio dapat berupa catatan khusus peserta didik dalam waktu panjang. Jangka panjang
dimaksudkan sebagai catatan khusus guru sejak peserta didik kelas I hingga berlanjut ke
jenjang berikutnya.

H. Kesulitan dalam Mengukur Ranah Psikomotor pada Pembelajaran IPS di Sekolah


Dasar:

1. Keterbatasan ruang dan sumber daya: Beberapa keterampilan psikomotor mungkin


membutuhkan ruang, peralatan, atau sumber daya tambahan yang mungkin tidak selalu
tersedia di sekolah dasar. Hal ini dapat membatasi kemampuan guru untuk mengukur
ranah psikomotor secara langsung.
2. Penilaian yang sulit diamati: Beberapa keterampilan psikomotor dapat sulit diamati secara
langsung oleh guru. Misalnya, jika siswa melakukan penelitian lapangan atau kerja
lapangan di luar kelas, guru mungkin tidak dapat mengamati secara langsung atau
mengukur keterampilan mereka dengan akurat.
3. Penilaian yang memakan waktu: Mengukur keterampilan psikomotor mungkin
membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih intensif daripada pengukuran ranah
kognitif. Guru perlu merencanakan dan mengelola waktu dengan baik agar dapat
memberikan kesempatan yang memadai bagi siswa untuk mengembangkan dan
menunjukkan keterampilan psikomotor.
Meskipun ada tantangan dalam mengukur ranah afektif dan psikomotor dalam pembelajaran
IPS di sekolah dasar, guru dapat mengatasi hal ini dengan merancang instrumen penilaian
yang relevan, memperhatikan konteks budaya, memanfaatkan teknik observasi yang tepat,
dan memastikan adanya kesempatan yang memadai bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan psikomotor.

I. Keuntungan Penilaian Berbasis Kelas:

Penggunaan penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar memiliki
beberapa keuntungan. Pertama, penilaian berbasis kelas memungkinkan guru untuk
memperoleh pemahaman yang lebih holistik tentang kemampuan siswa dalam berbagai aspek
pembelajaran. Dengan melibatkan pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotor,
penilaian ini mendorong pengembangan siswa secara menyeluruh.

Kedua, penilaian berbasis kelas memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang
lebih terperinci kepada siswa tentang prestasi mereka. Dalam penilaian berbasis kelas, siswa
memiliki kesempatan untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam pembelajaran
IPS, sehingga mereka dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Ketiga, penilaian berbasis kelas juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran IPS. Dengan memperhatikan aspek afektif dan psikomotor, siswa merasa lebih
terlibat dan memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk belajar IPS.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan:

Pembelajaran IPS di sekolah dasar harus dilakukan dengan menggunakan penilaian berbasis
kelas yang mencakup pengukuran ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendekatan ini
memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan siswa dalam memahami
materi IPS, mengembangkan sikap sosial yang positif, dan mengembangkan keterampilan
yang relevan. Dengan penilaian berbasis kelas, guru dapat memberikan umpan balik yang
efektif kepada siswa dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam proses pembelajaran IPS.
Penilaian pembelajaran IPS merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar IPS peserta didik. Penilaian dilakukan secara
holistik meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, baik selama
pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran berakhir
(penilaian hasil belajar).
Bentuk-bentuk penilaian pembelajaran IPS di SD antara lain:
1. Penilaian sikap meliputi: observasi guru, penilaian diri, dan penilaian antarteman.
2. Penilaian pengetahuan meliputi: tes tertulis (pilihan ganda, isian, uraian, benar salah,
menjodohkan), tes lisan, penugasan, UTS, UAS.
3. Penilaian keterampilan meliputi: penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2002 b. Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta:


Puskur. Balitbang. Grondlound, N.E., dan Linn, R.L.1990.

Measurement and evaluation in teaching (6 th ed). New York: Macmillan. Hidayah,


Nuning..2009. Buku Pedoman Peniliaian Berbasis Kelas.Surakarta.Sebelas Maret University
Press

Dantes, Nyoman. 2008. Hakikat Asesment Otentik sebagai Penilaian Proses dan Produk dalam
Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

E-journal Sutrisno. 2015. Penilaian Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar. FIP Universitas Negeri Malang.
Gultom, Syawal. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ischak. S.U, dkk. 2003. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kemdikbud. 2013. Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta.
Kemdikbud. 2015. Panduan Teknis Penilaian Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tentang Standar Penilaian.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yus, Anita. 2006. Penilaian Portofolio untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai