T2-Tekmek-Ptmb-Garien Novreldy
T2-Tekmek-Ptmb-Garien Novreldy
NIM : 22050524032
Raw Material
Bagi yang belum terlalu paham dengan istilah raw material, sebenarnya istilah tersebut diambil dari
bahasa Inggris. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia raw material adalah bahan mentah yang
umumnya digunakan, untuk menyebut bahan baku di bidang industri manufaktur.
Bahan baku sendiri adalah bahan mentah yang belum siap digunakan atau dikonsumsi, sehingga
perlu melalui proses pengolahan untuk menjadi barang jadi. Jadi, bahan baku termasuk jenis
komoditas yang diperjualbelikan di bursa efek di seluruh dunia, karena banyak perusahaan yang
membutuhkannya.
Raw materials adalah aspek penting dalam faktor produksi terutama pada perusahaan yang bergerak
di bidang industri manufaktur. Karena peranannya yang sangat penting dalam produktivitas
Perusahaan, raw material menjadi barang input yang persediaannya harus dipenuhi sesuai
kebutuhan perusahaan.
Jika tidak terpenuhi dengan baik, perusahaan manufaktur tersebut akan kesulitan menghasilkan
produk dan memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, proses produksi bisa berjalan lancar,
diperlihatkan persediaan bahan baku yang memadai.
Lalu apa pengertian raw material menurut para ahli? Berikut ini pengertian raw material menurut
Sofjan Assauri dan Hanggana:
Sofjan Assauri
Menurut Sofjan Assauri bahan baku atau raw material adalah semua bahan produksi yang di
dalamnya termasuk semua bahan yang digunakan oleh suatu perusahaan. Kecuali beberapa jenis
bahan yang secara fisik dijadikan satu dengan produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
Hanggana
Sementara menurut Hanggana, bahan baku adalah suatu bahan yang berguna untuk menghasilkan
barang jadi. Bahan-bahan tersebut akan saling terikat dan berubah menjadi barang jadi setelah
melalui proses produksi.
Selain itu, menurut Hanggana sebuah perusahaan akan sangat tergantung dengan bahan baku dan
bahan penolong, karena keduanya memiliki peran penting dalam proses produksi hingga
menghasilkan produk jadi.
Berdasarkan pengertian bahan baku tersebut, bisa dikatakan bahwa raw material adalah bahan
utama yang sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan, khususnya yang bergerak dalam industri
manufaktur. Untuk menghasilkan atau menciptakan suatu produk yang siap digunakan oleh
konsumen.
Maka dari itu, setiap perusahaan manufaktur tentunya harus mengetahui berapa besaran biaya yang
harus dikeluarkan, untuk mendapatkan bahan baku yang memadai. Itu karena pengeluaran untuk
biaya bahan baku memiliki peranan yang cukup penting dalam menentukan kemajuan suatu
perusahaan.
Semakin besar biaya yang dikeluarkan, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan bahan baku
dalam jumlah besar.
Sehingga produktivitasnya juga akan meningkat karena suplai bahan baku yang terpenuhi dengan
baik. Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa pengeluaran dalam pengadaan bahan baku menjadi
sebuah hal yang krusial bagi perusahaan.
Supaya Anda lebih paham lagi tentang dua jenis raw material tersebut, berikut ini penjelasan
selengkapnya yang bisa disimak:
Sebuah perusahaan yang memiliki bahan baku langsung yang memadai, pasti memiliki kinerja
produksi yang berjalan lancar. Sehingga mereka akan lebih mudah dalam membuat barang jadi atau
produk yang mereka pasarkan.
Pentingnya bahan baku langsung pada sebuah industri manufaktur, membuat perusahaan harus
melakukan pengadaan bahan baku sesegera mungkin ketika jumlah stoknya mulai menipis.
Oleh karena itu, anggaran untuk pengadaan bahan baku langsung harus segera dikeluarkan supaya
proses produksi bisa segera dilakukan.
Bisa dibayangkan ketika sebuah industri manufaktur tidak memiliki bahan baku langsung yang cukup,
pasti kegiatan produksi yang mereka lakukan akan terhambat.
Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja bisnis pada perusahaan tersebut, yang
pada ujungnya profit yang didapatkan juga akan menurun atau bahkan mengalami kerugian.
Indirect Material (Bahan Baku Tidak Langsung)
Selanjutnya jenis raw material adalah bahan baku tidak langsung, yaitu bahan yang akan membantu
proses berjalannya produksi. Namun, peranannya tidak secara langsung terlihat pada produk yang
dihasilkan dari proses produksi tersebut.
Jadi, bahan baku tidak langsung adalah bahan baku pendukung yang mana posisinya tidak terlalu
penting, baik ada atau tidak adanya bahan tersebut proses produksi akan tetap berjalan. Dari
penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa bahan baku tidak langsung berfungsi sebagai bahan
baku pendukung saja.
Itulah mengapa perusahaan harus mencari tahu terlebih dahulu apakah bahan baku tidak langsung
tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak. Apabila perusahaan melakukan pengadaan bahan baku
tidak langsung secara berlebihan tentu akan menimbulkan kerugian.
Proses produksi disebut juga sebagai kegiatan mengolah bahan baku dan bahan pembantu dengan
memanfaatkan peralatan sehingga menghasilkan suatu produk yang lebih bernilai dari bahan
awalnya.
Hasil dari kegiatan produksi adalah barang dan jasa. Barang merupakan sesuatu yang memiliki sifat-
sifat fisik dan kimia, serta mempunyai masa waktu. Sedangkan jasa merupakan sesuatu yang tidak
memiliki sifat-sifat fisik dan kimia, serta tidak mempunyai jangka waktu antara produksi dengan
konsumsi.
Fungsi produksi adalah jaringan (atau tabel atau persamaan matematika) yang menggambarkan
jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari serangkaian faktor produksi tertentu, dan pada
tingkat teknologi tertentu. Dalam fungsi produksi pendek adalah katalog kemungkinan produksi
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi
yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi juga dikenal sebagai istilah input dan jumlah produksi selalu
disebut output.
Dari pemahaman di atas dapat dipahami tentang unsur-unsur dan faktor-faktor produksi di sini yang
bersangkutan, tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian yang tidak memiliki jumlahnya masih. Hanya
persalinan yang dipandang sebagai faktor produksi yang berubah.
umlah. Dengan demikian terkait bahwa faktor-faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi
yang dicapai terkait dengan jumlah pekerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3
variabel independen adalah bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran.
Tenaga kerja
Buruh adalah seluruh populasi yang dianggap mampu bekerja dan dapat bekerja jika ada permintaan
kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep produktivitas. Tenaga kerja faktor produksi ini tidak
hanya berarti jumlah pekerja yang terkandung dalam perekonomian. Memahami persalinan meliputi
keahlian dan keterampilan yang mereka miliki. Dalam hal keahlian dan pendidikan, tenaga kerja
dibedakan dengan tiga kelompok berikut:
Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja pendidikan yang tidak berpendidikan atau rendah dan tidak
memiliki keahlian dalam bidang pekerjaan,
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian pelatihan atau dari pengalaman
kerja seperti mekanik mobil, tukang kayu, dan ahli perlambatan radio dan radio.
Pekerja ikan mas berpendidikan adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan tinggi dan pakar di
bidang-bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ekonom dan insinyur.
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi
organisasi. Dimensi individu melihat produktivitas sehubungan dengan karakteristik karakteristik
kepribadian individu yang timbul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna dari keinginan
individu dan upaya yang selalu berusaha meningkatkan kualitas hidup. Sementara dimensi organisasi
melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara input (input) dan output (diletakkan).
Oleh karena itu dalam pandangan ini, peningkatan kemunculan produktivitas tidak hanya terlihat
dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Agar strategi pemasaran akan dijalankan, pemasaran pemasaran diperlukan untuk mengembangkan
program pemasaran, sebagai berikut:
Target penjualan.
Anggaran pemasaran.
Alokasi bauran pemasaran.
Penetapan harga.
Alokasi anggaran pemasaran pada masing-masing kelompok.