Askep ICU Asma IMAM
Askep ICU Asma IMAM
Disusun Oleh :
IMAM RAHMADHAN
N2112317
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny.T DENGAN ASHMA BRONCHIAL DI RUANGAN ICU/DAHLIA DI RUMAH
SAKIT UMUM KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA
DISUSUN OLEH :
IMAM RAHMADHAN
N2112317
Hari :
Tanggal :
B. Klasifikasi
Secara etiologis asma bronkial dibagi dalam 3 tipe:
1. Asma bronkial tipe non atopi (intrinsik)
Pada golongan ini, keluhan tidak ada hubungannya dengan paparan
(exposure) terhadap alergen dan sifat-sifatnya adalah: serangan timbul setelah
dewasa, pada keluarga tidak ada yang menderita asma, penyakit infeksi sering
menimbulkan serangan,
2. Asma bronkial tipe atopi (Ekstrinsik).
Pada golongan ini, keluhan ada hubungannya dengan paparan terhadap
alergen lingkungan yang spesifik.Kepekaan ini biasanya dapat ditimbulkan
dengan uji kulit atau provokasi bronkial.
3. Asma bronkial campuran (Mixed)
Pada golongan ini, keluhan diperberat baik oleh faktor-faktor intrinsik
maupun ekstrinsik.
C. Etiologi
Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui.Suatu hal yang yang
menonjol pada penderita Asma. Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering
menimbulkan Asma adalah:
1. Faktor ekstrinsik (alergik)
2. Faktor intrinsic (non-alergik)
3. Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik
dari bentuk alergik dan non-alergik (Smeltzer & Bare, 2002).
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan Asma Bronkhial yaitu :
a. Faktor predisposisi
1. Genetik
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi.Karena adanya
bakat alergi ini,
b. Faktor presipitasi
1. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a) Inhalan : yang masuk melalui saluran pernapasan (debu,polusi)
b) Ingestan : yang masuk melalui mulut (makanan dan obat-obatan)
c) Kontaktan : yang masuk melalui kontak dengan kulit (perhiasan, logam)
c. Perubahan cuaca
d. Stres
e. Lingkungan kerja (laboratorium hewan, pabrik)
f. Olah raga atau aktifitas jasmani
D. Patofisiologi
Suatu serangan Asma merupakan akibat obstruksi jalan napas difus
reversible.Obstruksi disebabkan oleh timbulnya tiga reaksi utama yaitu kontraksi otot-otot
polos baik saluran napas, pembengkakan membran yang melapisi bronki, pengisian bronki
dengan mukus yang kental.Selain itu, otot-otot bronki dan kelenjar mukusa membesar,
sputum yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara
terperangkap didalam jaringan paru.Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang
sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen
dengan antibody, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti
histamine, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi
lambat (SRS-A). (Smeltzer & Bare, 2002).
PATHWAY
Ketidak Efektifan
Nafsu makan ketidak
pola nafas
seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
E. Manifestasi Klinis
1. Terdengar bunyi nafas (wheezing/mengi/bengek)
2. Sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki
3. Batuk kronik (terutama di malam hari atau cuaca dingin).
4. Serangan asma yang hebat, penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam
mengatur pernafasan.
5. Pada anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher.
6. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium:
a. Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya infeksi
b. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun
denganpemberian kortikosteroid.
2. Analisa gas darah:
Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status
asmatikus.Padakeadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis
respiratorik.Pada asma ringansampai sedang PaO2 normal sampai sedikit menurun,
PaCO2 menurun dan terjadi alkalosisrespiratorik.
3. Radiologi:
Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya tidak
menunjukkan adanya kelainan.Beberapa tanda yang menunjukkan yang khas untuk
asma adanyahiperinflasi, penebalan dinding bronkus, vaskulasrisasi paru.
4. Uji kulit:
Untuk menunjukkan adanya alergi
G. Penatalaksanaan Medis
Menstabilkan dinding membran daricell mast atau basofil sehingga: mencegah
terjadinya degranulasi dari cell mast,mencegah pelepasan histamin, mencegah pelepasan
Slow Reacting Substance ofanaphylaksis, mencegah pelepasan Eosinophyl Chemotatic
Factor).
Pengobatan Non Medikamentosa:
1. Waktu serangan:
a. pemberian oksigen,
b. pemberian cairan, terutama pada serangan asma yang berat dan yang berlangsung
lama
c. drainase postural, untuk membantu pengeluaran dahak.
d. menghindari paparan alergen.
2. Diluar serangan
a. Pendidikan/penyuluhan.
Penderita perlu mengetahui apa itu asma, apa penyebabnya, apa
pengobatannya,.
b. Imunoterapi/desensitisasi.
Penentuan jenis alergen dilakukan dengan uji kulit atau provokasi
bronkial.Setelahdiketahui jenis alergen, kemudian dilakukan desensitisasi.
c. Relaksasi/kontrol emosi.
Untuk mencapai ini perlu disiplin yang keras.Relaksasi fisik dapat dibantu
denganlatihan napas.
H. Komplikasi
Status asmatikus adalah keadaan spasme bronkiolus berkepanjangan yang men
gancam jiwa yang tidak dapat dipulihkan dengan pengobatan.Pada kasus seperti ini, kerja
pernapasan sangat meningkat. Apabila kerja pernapasan sangat meningkat, kebutuhan
oksigen juga meningkat,karena individu yang mengalami asma tidak dapat memenuhi
kebutuhan oksigen normalnya, individu semakin tidak sanggup memenuhi kebutuhan
oksigen yang sangat tinggi yang dibutuhkan untuk berinspirasi dan berekspirasi melawan
spasme bronkiolus, pembengkakan bronkiolus, dan mukus yang kental. Situasi ini dapat
menyebabkan pneumotoraks akibat besarnya tekanan untuk melakukan ventilasi.Apabila
individu kelelahan, dapat terjadi asidosis respiratorik, gagal napas, dan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
A Geace Pierce, R Borley Neil, 2007. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga.Jakarta : Erlangga.
P. 14-15.
Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih bahasa
Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3.Jakarta :EGC
Doengoes, Marilyn. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawat Klien. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC Buku Kedokteran.
Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Imunologi. Jakarta: Salemba Medika
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PKK GAWAT DARURAT
STIKES GRAHA EDUKASI
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.T
No. Reg. : 251737
Umur : 48 tahun Tgl. MRS : 2 April 2022
Jenis Kelamin : ♀ Diagnosa : Asmha Bronchial
Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Labibia
Penanggung : BPJS
X
X
X X
X X X X X X X X X X
X ? X ? ? ? ? X
49
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
: Perempuan ?: Tidak diketahu
: Garis menikah .....: Tinggal serumah
: Garis keturunan X: Meninggal
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan umum : Lemah, terpasang oksigen 5 liter, terpasang infus RL 20 tpm, terpasang
kateter:600 cc.
Kesadaran : [ √ ] composmentis [ ] apatis [ ] somnolen [ ] sopor [ ] koma
Tanda-tanda vital
S :37,00C N :87x/mnt TD :131/63mmHg RR :26x/mnt SPo2: 88%
[ ] axilla [ ] reguler [ ] lengan kiri [ ] normal [ ]reguler
[ ] rectal [ ]ireguler [ ] lengan kanan [ ] cyanosis [ ]ireguler
[ ] oral [ ] kuat [ √ ] berbaring [ ] cheynestoke
[ ] lemah [ ] duduk [ ] kusmaul
Trachea :
Bentuk dada :
[ √ ] simetris [ ]Asimetris [ ] lainnya (sebutkan)
Palpasi dada : [ √] Vokal fremitus [ ] massa
Suara nafas : [ ] vesikuer [ ] bronchial [ ] bronchovesikuler
Suara tambahan:
[ √ ] wheezing : lokasi
[ ] ronchi : lokasi
[ ]stridor : lokasi
[ ] crackles : lokasi
Perkusi : [ ] redup [ ] pekak [ ] hypersonor [ ] tympani
Respirasi :
[ √ ] nyeri [ ] dyspnea [ √ ] batuk [ ] cyanosis [ ] hemoptisis
[ √] napas dangkal [ ] retraksi dada [√ ] sputum [ ] tracheostomy
Data lainnya :
Persepsi sensori
Pendengaran :
- kiri : Normal
- kanan : Normal
Penciuman :
Pengecapan : [ √ ]manis: [ √ ] asin: [√ ] pahit:
Penglihatan
- kiri : [ √ ] normal [ ] kabur [ ] diplopia [ ] nyeri
- kanan : [ √ ] normal [ ] kabur [ ] diplopia [ ] nyeri
Perabaan : [ √] panas: [ ] dingin: [ ] tekan:
Status mental: (terorientasi / disorientasi)
[ √ ] waktu : Pada saat penyakit kambuh
[ ] tempat ;
[ ] orang :
Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Produksi urine : ml / hari Frekuensi : x/hari
Warna : Kuning Pekat Bau :
[ ] oliguri [ ] poliuri [ ] dysuri [ ] hematuri [ ] nocturi
[ ] menetes [ ] panas [ ] urgency [ ] inkotinen [ ] retensi
[ √ ] kateter [ ] tidak ada masalah [ ] lainnya
Extremitas
- Atas : [ √ ]nyeri otot [ ]bengkak [ ] parase [ ]paralise []
fraktur [ ] nyeri sendi [ ] deformitas [ ] tremor [ ] amputasi
[ ] alat bantu [ ] lainnya,
Lokasi
- Bawah : [√ ]nyeri otot [ ]bengkak [ ] parase [ ]paralise [ ]
fraktur [ ] nyeri sendi [ ] deformitas [ ] tremor [ ] amputasi
[ ] alat bantu [ ] lainnya,
Lokasi
Tulang belakang :[ ] lordosis [ ] kifosis [ ] skoliosis [ ] lainnya,
Kulit
-Warna kulit : [ ] ikterik [ ] sianosis [ √ ] pucat [ ] kemerahan [ ] pigmentasi
-Akral : [ ] hangat [ ] panas [ √ ] dingin kering [ ] dingin basah
-Turgor : [ ] baik [ √] jelek/menurun
- Integritas : [ ] jaringan parut [ √ ] laserasi [ ] ulserasi [ ] ekimosis [ ] lepuh
- Keluhan : [ √ ] eritema [ ] pruritus
Kebersihan kulit
- kulit badan : [ ] bersih [ √ ] kotor
- kepala /rambut : [ ] bersih [ √ ] kotor
Luka : [ ] luka bakar (derajat / persen)
- penampakan luka ( gambarkan ) :
Sistem Endokrin
Terapi hormon :
Karakteristik sex sekunder:
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik:
[ ] Perubahan ukuran bagian tubuh,
[ ] Tidak toleran terhadap panas/dingin [ ] kelenjar tyroid teraba
[ ] Kekeringan kulit atau rambut [ ] pembesaran kelenjar limfe
Sistem Reproduksi
Laki-laki:
-Kelamin:
Bentuk [ ] normal [ ] abnormal (jelaskan)
Kebersihan [ ] bersih [ ] kotor (jelaskan)
- lainnya,
Perempuan:
-Payudara:
Bentuk [ √ ] simetris [ ] asimetris (jelaskan)
Benjolan [ √ ] tidak ada [ ] ada (jelaskan)
-Kelamin :
Bentuk [ √ ] normal [ ] abnormal (jelaskan)
Keputihan [√ ] tidak ada [ ] ada (jelaskan)
-Siklus haid / lama haid: hari /hari [ ] teratur [ ] tidak teratur
- usia menarche / usia monopause : thn / thn
[ ] polimenore [ ] oligomenore [ ] amenore [ ] menoragi
[ ] brakhimenore [ ] hipermenore [ ] hipomenore [ ] dismenore
[ ] lainnya,
POLA AKTIVITAS
Makan
Frekuensi / porsi : 2 x/hari / [ √ ] dihabiskan [ ] tidak dihabiskan
Jenis menu : Bubur, telur
Yang disukai :
Yang tidak disukai :
Pantangan :
Alergi : tidak ada
Minum
Frekuensi : 6 gelas/hari
Jenis minuman : air putih
Yang disukai :
Yang tidak disukai :
Pantangan :
Alergi : tidak ada
Kebersihan perorangan
Mandi : tidak pernah Keramas : tidak pernah
Sikat gigi : tidak pernah Memotong kuku : tidak pernah
Ganti pakaian : 2 kali sehari
PSIKOSOSIAL
Sosial/Interaksi:
Dukungan keluarga:
[ √ ] aktif [ ] kurang [ ] tidak ada
Dukungan kelompok/teman/masyarakat:
[ √] aktif [ ] kurang [ ] tidak ada
Reaksi saat interaksi:
[ ] tidak kooperatif [ ] bermusuhan [ ] mudah tersingung
[ ] curiga [ √ ] kontak mata [ ] lainnya (sebutkan)
Konflik yang terjadi terhadap:
[ ] Peran [ ] Nilai [ ] lainnya (sebutkan)
Psikologis
Persepsi terhadap penyakit :
Harapan terhadap kesehatan: Klien berharap agar segera sehat dari penyakitnya
Masalah yang b/d penyakit :
[ √ ] gelisah [ √ ] takut [ √ ] sedih [ ] rendah diri [ ] acuh tak acuh
[ ] hiperaktif [ ] marah [ ] putus asa [ ] mudah tersinggung [ ] tidak berdaya
[ ] lainnya (sebutkan)
Spiritual:
[ ] tidak ada masalah [ ] dibantu dalam beribadah [ ] spritual
Kegiatan keagamaan :
TERAPI YANG DIDAPATKAN SAAT INI :
1. Klien mengatakan
2. Selasa sudah bisa tertidur
1. Mengkaji pola tidur 2. Klien mengikuti
05/04/2022 klien anjuran yang
2. Mengatur posisi klien diberikan
dan menganjurkan 3. Klien di berikan
teknik nafas dalam lingkungan yang
dan batuk efektif bersih dan aman
3. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman
EVALUASI KEPERAWATAN