Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangun
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangun
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala berkat dan rahmat – Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dengan baik, yang berjudul : Dampak
Otonomi Daerah terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang
1. Tuhan Yang Maha Pemberi Rahmat dan Berkat karena telah mengaruniakan
waktu dan kesempatan sehingga penulis memiliki niat dan kemauan untuk
menyelesaikan tulisan ini.
2. Yupita ( Isteri ) dan ketiga anak – anakku : Yudhistira Ganes Agung, Yuriska
Rahma Artha dan Yocelyn Rava Avisa yang telah memberikan banyak cinta,
motivasi dan doa dalam penulisan ini.
YOHANES
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Otonomi Daerah ?
2. Kapan Pemekaran Kabupaten Bengkayang ?
3. Apa Rencana Strategis bagi otonomi daerah di Kabupaten Bengkayang ?
4. Bagaimana Dampak Otonomi Daerah terhadap Pembangunan di Kabupaten
Bengkayang ?
II. PEMBAHASAN
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:
1. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi
obyektif di daerah;
2. Aturan Perundang-undangan
Sejak tahun 1966, pemerintah Orde Baru berhasil membangun suatu pemerintahan
nasional yang kuat dengan menempatkan stabilitas politik sebagai landasan untuk
mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia. Politik yang pada masa
pemerintahan Orde Lama dijadikan panglima, digantikan dengan ekonomi sebagai
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
9
panglimanya, dan mobilisasi massa atas dasar partai secara perlahan digeser oleh
birokrasi dan politik teknokratis. Banyak prestasi dan hasil yang telah dicapai oleh
pemerintahan Orde Baru, terutama keberhasilan di bidang ekonomi yang ditopang
sepenuhnya oleh kontrol dan inisiatif program-program pembangunan dari pusat.
Dalam kerangka struktur sentralisasi kekuasaan politik dan otoritas administrasi
inilah, dibentuklah Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Daerah. Mengacu pada UU ini, Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban Daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Dalam kaitannya dengan Kepala Daerah baik untuk Dati I (Provinsi) maupun Dati
II (Kabupaten/Kotamadya), dicalonkan dan dipilih oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5
(lima) orang calon yang telah dimusyawarahkan dan disepakati bersama antara
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/Pimpinan Fraksi-fraksi dengan
Menteri Dalam Negeri, untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya, dengan hak, wewenang dan
kewajiban sebagai pimpinan pemerintah Daerah yang berkewajiban memberikan
keterangan pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
sekurang-kurangnya sekali setahun, atau jika dipandang perlu olehnya, atau
apabila diminta oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta mewakili
Daerahnya di dalam dan di luar Pengadilan.
Dari dua bagian tersebut di atas, nampak bahwa meskipun harus diakui bahwa UU
No. 5 Tahun 1974 adalah suatu komitmen politik, namun dalam prakteknya yang
terjadi adalah sentralisasi (baca: kontrol dari pusat) yang dominan dalam
perencanaan maupun implementasi pembangunan Indonesia. Salah satu fenomena
paling menonjol dari pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1974 ini adalah
ketergantungan Pemda yang relatif tinggi terhadap pemerintah pusat.
11. Setiap daerah hanya dapat memiliki seorang wakil kepala daerah, dan
dipilih bersama pemilihan kepala daerah dalam satu paket pemilihan oleh
DPRD.
13. Kepada Kabupaten dan Kota diberikan otonomi yang luas, sedang pada
provinsi otonomi yang terbatas. Kewenangan yang ada pada provinsi
adalah otonomi yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, yakni
serangkaian kewenangan yang tidak efektif dan efisien kalau
diselenggarakan dengan pola kerjasama antar Kabupaten atau Kota.
Misalnya kewenangan di bidang perhubungan, pekerjaan umum,
kehutanan dan perkebunan dan kewenangan bidang pemerintahan tertentu
lainnya dalam skala provinsi termasuk berbagai kewenangan yang belum
mampu ditangani Kabupaten dan Kota.
15. Kepala Daerah sepenuhnya bertanggung jawab kepada DPRD, dan DPRD
dapat meminta Kepala Daerahnya berhenti apabila pertanggungjawaban
Kepala daerah setelah 2 (dua) kali tidak dapat diterima oleh DPRD.
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
15
Setelah Perang Dunia II berakhir, daerah tersebut dibagi menjadi daerah otonom
Kabupaten Sambas yang beribukota di Singkawang. Kabupaten Sambas ini
membawahi 4 (empat) kawedanan, yaitu:
1. Kawedanan Singkawang
2. Kawedanan Pemangkat
3. Kawedanan Sambas
4. Kawedanan Bengkayang
Pada masa pemerintahan RI, menurut Undang-undang No. 27 tahun 1959 tentang
penetapan Undang-undang Darurat No. 3 tahun 1953 mengenai pembentukan
Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat (LNRI Nomor 72 tahun 1959, tambahan
LNRI Nomor 1980), terbentuklah Kabupaten Sambas. Wilayah pemerintahan
Kabupaten Sambas ini mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bengkayang
sekarang.
Rencana Strategis berkedudukan dan berfungsi antara lain sebagai alat bantu yang
terukur bagi rujukan penilaian kinerja Kepala Daerah (Bupati Bengkayang) pada
setiap akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan oleh DPRD Kabupaten
Bengkayang dengan menggunakan sedapat mungkin lima tolok ukur, yaitu
masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.
Rencana strategis yang diuraikan dibawah ini merupakan Rencana Strategis tahun
pertama dari kepemimpinan Bupati Bengkayang periode 2011 – 2015.
Agar Rencana Strategis yang telah disusun ini dapat mendatangkan manfaat bagi
pembangunan Kabupaten Bengkayang ke depan, maka dalam implementasinya
perlu adanya komitmen, semangat, tekad, kemauan, kemampuan dan etos kerja
yang tinggi, yang ditunjukkan melalui kesungguhan, kejujuran dan keterbukaan
tidak hanya oleh segenap Aparatur Pemerintah Daerah saja, melainkan oleh
DPRD Kabupaten Bengkayang dan berbagai stakeholder lainnya yang ada di
Kabupaten Bengkayang.
Rencana Strategis ini merupakan proses yang berkelanjutan, oleh karena itu agar
mampu beradaptasi dan respon terhadap perkembangan situasi yang sangat
dinamis, baik dalam aspek kenegaraan, politik, ekonomi, maupun sosial budaya,
maka secara periodik perlu diupayakan untuk dilakukan revisi baik secara parsial
maupun menyeluruh.
Guna merealisasikan dan mewujudkan Visi, dijabarkan dalam misi yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu. Dengan melakukan analisis internal dan
eksternal, kemudian, misi ini dijabarkan dan dituangkan dalam tujuan dan sasaran
strategis organisasi, yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh
organisasi dalam memenuhi visi misinya. Tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan
kembali dalam konsepsi yang lebih operasional dalam bentuk strategi.
Mengacu pada prinsip tersebut di atas, maka dapat dibuat suatu pengertian
mengenai visi adalah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan
atau artikulasi dari citra, nilai arah dan tujuan organisasi yang realistis,
memberikan kekuatan, semangat dan komitmen serta memiliki daya tarik
Visi yang telah ditetapkan perlu ditanamkan pada setiap unsur organisasi
dan masyarakat sehingga menjadi visi bersama (shared vision) yang pada
gilirannya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya
yang ada, untuk menciptakan manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan
berakhlak mulia serta masyarakat yang makin sejahtera dalam
pembangunan yang berkelanjutan didorong oleh perekonomian yang
makin maju, mandiri dan merata di seluruh wilayah didukung oleh
penyediaan infrastruktur yang memadai serta memperkokoh kesatuan dan
persatuan bangsa yang dijiwai oleh karakter yang tangguh dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dilaksanakan secara
demokratis dan menjunjung tinggi tegaknya supremasi hukum.
1) Pernyataan Visi
a. Masyarakat sejahtera
b. Cerdas
Cerdas adalah kemampuan masyarakat untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam upaya persaingan global dengan
menyediakan lembaga-lembaga pendidikan terpadu dan berkualitas.
c. Sehat
d. Beriman
e. Demokratis
f. Mandiri
g. Keberagaman
3) Pernyataan Misi
2. Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir yang akan dicapai dalam kurun waktu satu
sampai lima tahun, yang menggambarkan arah strategis organisasi. Tujuan
diperlukan guna meletakkan kerangka prioritas dengan memfokuskan arah
semua program dan aktivitas organisasi pada pencapaian misi.
Untuk menetapkan tujuan, diperlukan suatu alat bantu berupa metode atau
analisis yang dapat memberikan suatu rujukan teoritis dalam
menggambarkan situasi dan kondisi Kabupaten Bengkayang. Salah satu
metode atau analisis yang dianggap valid dan reliable memberikan
bantuan untuk memahami situasi dan kondisi Kabupaten Bengkayang
adalah metode atau analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan
Threaths (SWOT), yang akan mencermati lingkungan strategis
Pemerintah Kabupaten Bengkayang, baik lingkungan intern maupun
lingkungan ekstern Pemerintah Kabupaten Bengkayang. Dari pencermatan
lingkungan intern dan ekstern ini akan diperoleh strategi yang akan
1) Cukup jelas.
3. Sasaran
Oleh sebab itu, sasaran seyogyanya dapat diukur dengan jelas, terfokus
pada tindakan dan hasil, yaitu kegiatan yang bersifat spesifik, terinci,
dapat diukur dan dapat diwujudkan. Sasaran-sasaran tahunan ini akan
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
25
Untuk mewujudkan sasaran tersebut maka harus dipilih strategi yang tepat
agar dapat meningkatkan kinerja. Strategi Pemerintah Kabupaten
Bengkayang mencakup penentuan kebijaksanaan dan program.
1 Peningkatan akses masyarakat terhadap 1.1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
pelayanan kesehatan.
1.2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
No Kebijakan No
Program
2 Peningkatan prasarana dan fasilitas 2.1 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan
pelayanan kesehatan. sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas
pembantu dan jaringannya
1 Pemerataan dan perluasan akses 1.1 Program Pendidikan Anak Usia Dini
pendidikan melalui pengembangan
fasilitas, penyediaan sarana 1.2 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
pendidikan, pembiayaan pendidikan, Sembilan Tahun
dan peningkatan kesejahteraan guru.
1.3 Program peningkatan peran serta kepemudaan
2 Peningkatan mutu, relevansi, dan daya 2.1 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
saing melalui pengembangan sekolah Kependidikan
bertaraf nasional.
2.2 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
3 Peningkatan kegiatan ekstra kurikuler 3.1 Program Pengembangan dan Manajemen Olahraga
bagi siswa dalam melestarikan budaya Siswa
lokal.
1 Program Peningkatan Kualitas dan 1.1 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
Produktivitas Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Peningkatan kesejahteraan rakyat 2.1 Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil
2 secara keseluruhan melalui Menengah yang konduksif
pengembangan ekonomi lokal yang
didukung oleh penguasaan ilmu 2.2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan
pengetahuan dan teknologi, Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
pengurangan kemiskinan, dan
pengurangan tingkat pengangguran. 2.3 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha
Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
No Kebijakan No
Program
No Kebijakan No
Program
1 Pengembangan gugus (cluster) industri 1.1 Program Pemberdayaan Sumber Daya Kehutanan
pengolahan berbasis sumber daya alam.
1.2 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
No Kebijakan No
Program
1 Pengembangan energi alternatif untuk 1.1 Program pembinaan dan pengawasan bidang
mendukung Provinsi Kalimantan Barat pertambangan
sebagai lumbung energi.
1.2 Program pembinaan dan pengembangan bidang
ketenagalistrikan
3 Peningkatan daya dukung lingkungan 3.1 Program pengawasan dan penertiban kegiatan
untuk menjamin keberlanjutan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
pembangunan dan mempertahankan
fungsi Kalimantan sebagai paru-paru
dunia.
No Kebijakan Program
No
perhubungan
lintas
1.8 Program Peningkatan
Jalan dan Jembatan
1.9 Program peningkatan
sarana dan prasarana
kebinamargaan
1.10 Program Pengendalian
Banjir
No Kebijakan No
Program
No Kebijakan No
Program
No Kebijakan No
Program
1 Penerapan pelayanan publik yang lebih 1.1 Program peningkatan dan pengembangan
cepat, lebih tepat, lebih responsif pengelolaan keuangan daerah
sesuai standar pelayanan minimal.
1.2 Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan
keuangan desa
No Kebijakan No
Program
Sasaran 15. Terwujudnya daerah tujuan wisata berbasis warisan budaya luhur dan
sumber daya daerah yang mampu mengangkat harkat dan
martabat masyarakatnya.
No Kebijakan No
Program
No Kebijakan No
Program
1 Peningkatan kesejahteraan dan kualitas 1.1 Program peningkatan keamanan dan kenyamanan
perilaku masyarakat sesuai dengan lingkungan
ajaran agama, tata nilai, adat istiadat
budaya, serta peraturan yang berlaku 1.2 Program pemeliharaan kantrantibmas dan
secara rukun dan damai. pencegahan tindak kriminal
dimiliki.
Penetapan Kinerja (PK) yang ditetapkan pada tahun 2013 telah menggunakan
format sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor: 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penetapan Kinerja (PK) yang ditetapkan pada tahun 2013 meliputi 48 (empat
puluh delapan) satuan kerja perangkat daerah yang ada di Pemerintahan
Kabupaten Bengkayang terlampir.
Untuk itu dalam tulisan ini saya akan membahas tentang strategi pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi yang terbagi menjadi tiga strategi yaitu :
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
45
1. Strategi Pertumbuhan
• Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada
kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
3. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan.
Sasaran dari strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Stategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun
1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat
dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada
pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan
lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang akan digunakan dalam prosos
pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘Apa tujuan yang hendak
dicapai?’
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri,
maka strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan dipakai. Jika tujuan yang
ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan
ruang-lah yang akan digunakan.
Sebelum orde baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan
pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada
kenyataannya nampak adanya kecenderungan lebih menitikberatkan pada
tujuantujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi
pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem.
Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesiapun tidak
mengesampingkan strategi pertumbuhan, dan strategi yang berwawasan ruang
(terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah
pembangunan I,II,III, dan seterusnya).
Perencanaan Pembangunan
5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk
mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan menuju
Bengkayang yang Berkeadilan, Sejahtera, dan Makmur perlu strategi yang
mendasar, terencana dan terukur. Strategi dan arah kebijakan Pemerintah
Kabupaten Bengkayang Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut .
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi pertama, yaitu :
1. Pengembangan sistem jaringan infrastruktur jalan dan jembatan serta
perhubungan multimoda yang terintegrasi untuk memperkuat keterkaitan
domestik antarwilayah.
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi kedua, yaitu :
1. Pengembangan Bengkayang sebagai sentra produksi pertanian, peternakan,
perkebunan, kehutanan, dan perikanan.
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi ketiga, yaitu:
1. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas perilaku masyarakat sesuai dengan
ajaran agama, tata nilai, adat istiadat budaya, serta peraturan yang berlaku
secara rukun dan damai.
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi kelima, yaitu:
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
54
4. Penerapan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih tepat, lebih responsif
sesuai standar pelayanan minimal.
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi keenam, yaitu:
1. Peningkatan pengetahuan dan kemudahan akses informasi kepada masyarakat.
5. Reformasi birokrasi dan tata kelola. Prioritas ini untuk mewujudkan misi
meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan
yang prima demi mewujudkan pemerintahan yang baik.
Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang
diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat
untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan
dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
1. kewenangan,
2. kelembagaan,
3. kepegawaian,
4. keuangan,
5. perwakilan,
6. manajemen pelayanan publik,
7. pengawasan.
• Hasil perusahan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
• Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,antara lain hasil penjualan asset
daerah dan jasa giro b) DANA PERIMBANGAN • Dana Bagi Hasil
c) PINJAMAN DAERAH
• Pinjaman Dalam Negeri
1. Pemerintah pusat
2. Lembaga keuangan bank
3. Lembaga keuangan bukan bank
4. Masyarakat (penerbitan obligasi daerah)
pertahun cukup tinggi dan tingkat pendapatan perkapita naik terus setiap tahun
(hingga krisis terjadi). Namun,dilihat pada tingkat regional, kesenjangan
pembangunan ekonomi antar propinsi makin membesar.
Di era otonomi daerah dan desentralisasi sekarang ini, sebagian besar kewenangan
pemerintahan dilimpahkan kepada daerah. Pelimpahan kewenangan yang besar ini
disertai dengan tanggung jawab yang besar pula. Dalam penjelasan UU
No.22/1999 ini dinyatakan bahwa tanggung jawab yang dimaksud adalah berupa
kewajiban daerah untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,
pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan.
ke daerah. Hal ini terutama bagi daerah-daerah yang kaya akan sumber ekonomi.
Dengan begitu, konsep otonomi yang seharusnya bermuara pada pelayanan publik
yang lebih baik, justru menjadi tidak atau belum terpikirkan.
V. PENUTUP
A.Kesimpulan
Pelaksanaan otonomi daerah selain berdasarkan pada aturan hukum, juga
sebagai penerapan tuntutan globalisasi yang wajib diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, terutama dalam menggali, mengatur, dan memanfaatkan potensi besar yang
ada di masing-masing daerahnya sendiri.
Konsep sentralisasi menunjukkan karakteristik bahwa semua kewenangan
penyelenggaraan pemerintahan berada di pemerintah pusat, sedangkan sistem
desentralisasi menunjukkan karakteristik yakni sebagian kewenangan urusan
pemerintahan yang menjadi kewajiban pemerintah, diberikan kepada pemerintah
daerah.
Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 10 tahun 1999 tentang
Agar Rencana Strategis yang telah disusun ini dapat mendatangkan manfaat
bagi pembangunan Kabupaten Bengkayang ke depan, maka dalam
implementasinya perlu adanya komitmen, semangat, tekad, kemauan, kemampuan
dan etos kerja yang tinggi, yang ditunjukkan melalui kesungguhan, kejujuran dan
keterbukaan tidak hanya oleh segenap Aparatur Pemerintah Daerah saja,
melainkan oleh DPRD Kabupaten Bengkayang dan berbagai stakeholder lainnya
yang ada di Kabupaten Bengkayang.
B.Saran
Dengan adanya Otonomi Daerah dan pemekaran suatu wilayah hendaknya
dapat lebih bermanfaat dan berdayaguna bagi kemajuan suatu Daerah atau
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
65
Pemerintah dalam hal ini DPRD dan SKPD terkait perlu menyiapkan
berbagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan
pembangunan ekonomi Daerah/Kabupaten terutama Bidang Ekonomi secara
umum agar mampu menghadapi persaingan yang semakin kompetitif di antara
Kabupaten – kabupaten Baru, baik dalam rangka perkembangan ekonomi
daerahnya sendiri maupun demi mendukung pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat agar tercapainya setiap program pembangunan yang telah disiapkan dan
direncanakan dengan baik.
Pemerintah Daerah atau Kabupaten harus dapat mencari dan menggali sumber
potensi yang ada di daerahnya dan lebih meningkatkan kerjasama dengan pelaku –
pelaku bisnis atau pihak swasta guna mengembangkan sektor – sektor unggulan
yang telah tertuang dalam Rencana Kinerja Pemerintah Daerah guna
meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) demi mendukung
bertambahnya Anggaran Pembangunan Belanja Daerah tersebut.
Strategi pembangunan ekonomi dan rencana prioritas yang akan dilaksanakan
perlu menjadi perhatian khusus dan pengawasan yang ketat serta melibatkan
stakeholder terkait, agar setiap pembangunan yang akan dilaksanakan lebih
terarah dan hasilnya dapat dinikmati oleh setiap elemen masyarakat dan menjadi
tolak ukur untuk membuat perencanaan pembangunan ekonomi dimasa - masa
yang akan datang.
Daftar Pustaka
<https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=GcxSVfbSMdiLuATlwYBQ#q=is
i+uud+1945+pasal+18+18a+dan+18b>
<<http://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah_di_Indonesia>>
http://www.bengkayangkab.go.id/hal-sejarah-singkat-
kabupatenbengkayang.html#ixzz3ZzJP6hzj
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/
bab2perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesi
a.pdf
<<http://bappeda.bengkayangkab.go.id/?wpdmact=process&did=MjYuaG90bGlu
aw>>