Anda di halaman 1dari 66

1

DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP


PEMBANGUNAN KABUPATEN BENGKAYANG

ABSTRAK

Luasnya suatu wilayah dan lajunya pertumbuhan penduduk adalah bagian


penting terhadap dimungkinkannya pemekaran suatu daerah menjadi Daerah
atau Kabupaten yang baru . Tulisan ini berisikan tentang Dampak Otonomi
Daerah terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang. Setiap Kabupaten
ataupun Daerah memiliki strategi tersendiri yang cocok untuk bagi pertumbuhan
ekonomi di Daerahnya. Setiap strategi hendaknya selalu mendahulukan sektor
yang memiliki potensi untuk berkembangnya suatu Daerah atau Kabupaten
sehingga mampu mengembangkan sektor-sektor lainnya. Adanya kebijakan
pemerintah melalui otonomi daerah membuat Daerah atau Kabupaten yang baru
dimekarkan berusaha menggali dan mengembangkan potensi masing – masing
daerahnya. Kabupaten Bengkayang adalah sebuah Kabupaten Baru hasil dari
Pemekaran Kabupaten Sambas. Pembangunan yang terencana dan mempunyai
strategi yang unggul akan memacu pembangunan suatu Kabupaten atau Daerah.
Langkah – langkah strategis dan perencanaan seimbang akan ikut berperan
dalam tercapainya tujuan otonomi daerah itu sendiri. Kata kunci : Dampak
Otonomi Daerah, Otonomi Daerah, Pembangunan Kabupaten Bengkayang.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala berkat dan rahmat – Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dengan baik, yang berjudul : Dampak
Otonomi Daerah terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang

Adapun penulisan ini dengan maksud dan tujuan untuk menuangkan


pemikiran penulis dalam melihat dan memberikan ide atau saran sumbangsih bagi
siapa saja yang mungkin kelak membuka dan membaca tulisan ini agar kiranya
bermanfaat bagi siapa saja terhadap perkembangan Kabupaten Bengkayang.

Dalam usaha menyelesaikan tulisan ini, penulis menyadari sepenuhnya akan


keterbatasan waktu, pengetahuan dan biaya, sehingga tanpa motivasi dan niat
yang kuat, tidaklah mungkin tulisan ini dapat berhasil dengan baik . Oleh karena
itu, pada kesempatan ini tidaklah berlebihan, apabila penulis menghaturkan
banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Pemberi Rahmat dan Berkat karena telah mengaruniakan
waktu dan kesempatan sehingga penulis memiliki niat dan kemauan untuk
menyelesaikan tulisan ini.

2. Yupita ( Isteri ) dan ketiga anak – anakku : Yudhistira Ganes Agung, Yuriska
Rahma Artha dan Yocelyn Rava Avisa yang telah memberikan banyak cinta,
motivasi dan doa dalam penulisan ini.

3. Semua pihak, teman – teman sekantor ( Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten


Bengkayang), yang meskipun tidak menyangkut dalam penulisan ini, tetapi
mereka memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan tulisan
ini dengan baik .

Mengingat keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka penulis


menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun
demikian penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak – pihak yang mungkin kelak membutuhkannya .
Bengkayang, Oktober 2015
Penulis,

YOHANES
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara kesatuan yang menerapkan otonomi kepada


daerah atau desentralisasi yang sedikit mirip dengan negara serikat/federal.
Namun terdapat perbedaan-perbedaan yang menjadikan keduanya tidak sama.
Otonomi daerah bisa diartikan sebagai kewajiban yang dikuasakan kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan daya guna dan juga hasil guna penyelenggaraan pemerintahan
dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan yang dimaksud dengan
kewajiban yaitu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang mengukur dan mengatur pemerintahan serta kepentingan
masyarakatnya sesuai prakarsa sendiri berdasarkan keinginan dan suara
masyarakat. Pelaksanaan otonomi daerah selain berdasarkan pada aturan hukum,
juga sebagai penerapan tuntutan globalisasi yang wajib diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, utamanya dalam menggali, mengatur, dan memanfaatkan potensi besar
yang ada di masing-masing daerahnya sendiri.

Sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia berdasarkan pendekatan


kesisteman meliputi sistem pemerintahan pusat atau disebut pemerintah dan
sistem pemerintahan daerah. Praktik penyelenggaraan pemerintahan dalam
hubungan antarpemerintah , dikenal dengan konsep sentralisasi dan desentralisasi.
Konsep sentralisasi menunjukkan karakteristik bahwa semua kewenangan
penyelenggaraan pemerintahan berada di pemerintah pusat, sedangkan sistem
desentralisasi menunjukkan karakteristik yakni sebagian kewenangan urusan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


4

pemerintahan yang menjadi kewajiban pemerintah, diberikan kepada pemerintah


daerah. Sistem desentralisasi pemerintahan tidak pernah surut dalam teori maupun
praktik pemerintahan daerah dari waktu ke waktu. Desentralisasi menjadi salah
satu isu besar yakni to choose between a dispension of power and unification of
power. Dispension of power adalah sejalan dengan teori pemisahan kekuasaan
dari John Locke.
Berdasarkan tujuannya desentralisasi, yaitu:
1. untuk mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang
masalah-masalah kecil bidang pemerintahan di tingkat lokal;
2. meningkatkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan lokal;
3. melatih masyarakat untuk dapat mengatur urusan rumah tangganya sendiri;
dan
4. mempercepat bidang pelayanan umum pemerintahan kepada masyarakat.

Dasar Hukum mengenai Otonomi Daerah

 UUD 1945, Pasal 18, 18A, dan 18B

> Pasal 18 UUD 1945 berisi :


(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang
tiaptiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah,
yang diatur dengan undang-undang.
(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan.
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih
melalui pemilihan umum.
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
5

(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala


pemerintah daerah provinsi, kabu-paten, dan kota dipilih secara
demokratis.
(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat.
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur
dalam undang-undang.

>Pasal 18A UUD 1945 berisi :


(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten
dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhati-kan
kekhususan dan keragaman daerah.
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan
undang-undang.
> Pasal 18B UUD 1945 berisi :
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undangundang.
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


6

• UU No. 23 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


• UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Pemerintah Daerah
• Tap MPR No. XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah,
Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang
Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam
Kerangaka NKRI
• Tap MPR No. IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Otonomi Daerah ?
2. Kapan Pemekaran Kabupaten Bengkayang ?
3. Apa Rencana Strategis bagi otonomi daerah di Kabupaten Bengkayang ?
4. Bagaimana Dampak Otonomi Daerah terhadap Pembangunan di Kabupaten
Bengkayang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Mengetahui pengertian Otonomi Daerah.
2. Mengetahui Pemekaran Kabupaten Bengkayang
3. Mengetahui Rencana Strategis bagi otonomi daerah di Kabupaten Bengkayang
4. Mengetahui Perkembangan Pembangunan di Kabupaten Bengkayang

II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah


otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
7

Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:

1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak


mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara
("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat,
bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara
kesatuan-kesatuan pemerintahan; dan

2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18


Undangundang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di
atas maka jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan
politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.

Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan desentralisasi


di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom dan
penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan pemerintah pusat ke
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sebagian sebagian kekuasaan
dan kewenangan tersebut. Adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah
pada Daerah Tingkat II (Dati II) dengan beberapa dasar pertimbangan. Dimensi
Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga
risiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis relatif
minim;

1. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan


kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif;

2. Dati II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan sehingga


Dati II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya.

Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut adalah:

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


8

1. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi
obyektif di daerah;

2. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk


memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air; dan

3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk


lebih baik dan maju

2. Aturan Perundang-undangan

Beberapa aturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pelaksanaan


Otonomi Daerah:

1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di


Daerah

2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

3. Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

5. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

6. Perpu No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 32


Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

7. Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas


Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Masa Orde Baru

Sejak tahun 1966, pemerintah Orde Baru berhasil membangun suatu pemerintahan
nasional yang kuat dengan menempatkan stabilitas politik sebagai landasan untuk
mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia. Politik yang pada masa
pemerintahan Orde Lama dijadikan panglima, digantikan dengan ekonomi sebagai
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
9

panglimanya, dan mobilisasi massa atas dasar partai secara perlahan digeser oleh
birokrasi dan politik teknokratis. Banyak prestasi dan hasil yang telah dicapai oleh
pemerintahan Orde Baru, terutama keberhasilan di bidang ekonomi yang ditopang
sepenuhnya oleh kontrol dan inisiatif program-program pembangunan dari pusat.
Dalam kerangka struktur sentralisasi kekuasaan politik dan otoritas administrasi
inilah, dibentuklah Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Daerah. Mengacu pada UU ini, Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban Daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Selanjutnya yang dimaksud dengan Daerah Otonom, selanjutnya disebut


Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah
tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Undang-undang No. 5 Tahun 1974 ini juga meletakkan dasar-dasar sistem


hubungan pusat-daerah yang dirangkum dalam tiga prinsip:

1. Desentralisasi, penyerahan urusan pemerintah dari Pemerintah atau


Daerah tingkat atasnya kepada Daerah menjadi urusan rumah tangganya;

2. Dekonsentrasi, pelimpahan wewenang dari Pemerintah atau Kepala


Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada
Pejabatpejabat di daerah; dan

3. Tugas Pembantuan (medebewind), tugas untuk turut serta dalam


melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada Pemerintah
Daerah oleh Pemerintah oleh Pemerintah Daerah atau Pemerintah Daerah
tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskannya.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


10

Dalam kaitannya dengan Kepala Daerah baik untuk Dati I (Provinsi) maupun Dati
II (Kabupaten/Kotamadya), dicalonkan dan dipilih oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5
(lima) orang calon yang telah dimusyawarahkan dan disepakati bersama antara
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/Pimpinan Fraksi-fraksi dengan
Menteri Dalam Negeri, untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya, dengan hak, wewenang dan
kewajiban sebagai pimpinan pemerintah Daerah yang berkewajiban memberikan
keterangan pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
sekurang-kurangnya sekali setahun, atau jika dipandang perlu olehnya, atau
apabila diminta oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta mewakili
Daerahnya di dalam dan di luar Pengadilan.

Berkaitan dengan susunan, fungsi dan kedudukan anggota Dewan Perwakilan


Rakyat Daerah, diatur dalam Pasal 27, 28, dan 29 dengan hak seperti hak yang
dimiliki oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (hak anggaran; mengajukan
pertanyaan bagi masing-masing Anggota; meminta keterangan; mengadakan
perubahan; mengajukan pernyataan pendapat; prakarsa; dan penyelidikan), dan
kewajiban seperti a) mempertahankan, mengamankan serta mengamalkan
PANCASILA dan UUD 1945; b)menjunjung tinggi dan melaksanakan secara
konsekuen Garis-garis Besar Haluan Negara, Ketetapan-ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat serta mentaati segala peraturan perundang-undangan
yang berlaku; c) bersama-sama Kepala Daerah menyusun Anggaran Pendapatan
dan Belanja daerah dan peraturan-peraturan Daerah untuk kepentingan Daerah
dalam batas-batas wewenang yang diserahkan kepada Daerah atau untuk
melaksanakan peraturan perundangundangan yang pelaksanaannya ditugaskan
kepada Daerah; dan d) memperhatikan aspirasi dan memajukan tingkat kehidupan
rakyat dengan berpegang pada program pembangunan Pemerintah.

Dari dua bagian tersebut di atas, nampak bahwa meskipun harus diakui bahwa UU
No. 5 Tahun 1974 adalah suatu komitmen politik, namun dalam prakteknya yang

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


11

terjadi adalah sentralisasi (baca: kontrol dari pusat) yang dominan dalam
perencanaan maupun implementasi pembangunan Indonesia. Salah satu fenomena
paling menonjol dari pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1974 ini adalah
ketergantungan Pemda yang relatif tinggi terhadap pemerintah pusat.

4. Pelaksanaan Otonomi Daerah setelah Masa Orde Baru

Upaya serius untuk melakukan desentralisasi di Indonesia pada masa reformasi


dimulai di tengah-tengah krisis yang melanda Asia dan bertepatan dengan proses
pergantian rezim (dari rezim otoritarian ke rezim yang lebih demokratis).
Pemerintahan Habibie yang memerintah setelah jatuhnya rezim Suharto harus
menghadapi tantangan untuk mempertahankan integritas nasional dan dihadapkan
pada beberapa pilihan yaitu :

1. melakukan pembagian kekuasaan dengan pemerintah daerah, yang berarti


mengurangi peran pemerintah pusat dan memberikan otonomi kepada
daerah;

2. pembentukan negara federal; atau

3. membuat pemerintah provinsi sebagai agen murni pemerintah pusat.

Pada masa ini, pemerintahan Habibie memberlakukan dasar hukum desentralisasi


yang baru untuk menggantikan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974, yaitu dengan
memberlakukan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Beberapa hal yang mendasar mengenai
otonomi daerah dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang sangat berbeda dengan prinsip undang-undang
sebelumnya antara lain :

1. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 pelaksanaan otonomi daerah


lebih mengedepankan otonomi daerah sebagai kewajiban daripada hak,

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


12

sedang dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 menekankan arti


penting kewenangan daerah dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat melalui prakarsanya sendiri.

2. Prinsip yang menekankan asas desentralisasi dilaksanakan bersama-sama


dengan asas dekonsentrasi seperti yang selama ini diatur dalam
Undangundang Nomor 5 Tahun 1974 tidak dipergunakan lagi, karena
kepada daerah otonom diberikan otonomi yang luas, nyata dan
bertanggung jawab. Hal ini secara proporsional diwujudkan dengan
pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang
berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Di samping
itu, otonomi daerah juga dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi
yang juga memperhatikan keanekaragaman daerah.

3. Beberapa hal yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan otonomi


daerah dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, adalah pentingnya
pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas mereka
secara aktif, serta meningkatkan peran dan fungsi Badan Perwakilan
Rakyat Daerah. Oleh karena itu, dalam Undang-undang ini otonomi daerah
diletakkan secara utuh pada daerah otonom yang lebih dekat dengan
masyarakat, yaitu daerah yang selama ini berkedudukan sebagai Daerah
Tingkat II, yang dalam Undang-undang ini disebut Daerah Kabupaten dan
Daerah Kota.

4. Sistem otonomi yang dianut dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999


adalah otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, dimana semua
kewenangan pemerintah, kecuali bidang politik luar negeri, hankam,
peradilan, moneter dan fiskal serta agama dan bidang- bidang tertentu
diserahkan kepada daerah secara utuh, bulat dan menyeluruh, yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

5. Daerah otonom mempunyai kewenangan dan kebebasan untuk membentuk


dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.
Sedang yang selama ini disebut Daerah Tingkat I atau yang setingkat,
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
13

diganti menjadi daerah provinsi dengan kedudukan sebagai daerah otonom


yang sekaligus wilayah administrasi, yaitu wilayah kerja Gubernur dalam
melaksanakan fungsi-fungsi kewenangan pusat yang didelegasikan
kepadanya.

6. Kabupaten dan Kota sepenuhnya menggunakan asas desentralisasi atau


otonom. Dalam hubungan ini, kecamatan tidak lagi berfungsi sebagai
peringkat dekonsentrasi dan wilayah administrasi, tetapi menjadi
perangkat daerah kabupaten/kota. Mengenai asas tugas pembantuan dapat
diselenggarakan di daerah provinsi, kabupaten, kota dan desa. Pengaturan
mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa sepenuhnya diserahkan
pada daerah masing-masing dengan mengacu pada pedoman yang
ditetapkan oleh pemerintah.

7. Wilayah Provinsi meliputi wilayah laut sepanjang 12 mil dihitung secara


lurus dari garis pangkal pantai, sedang wilayah Kabupaten/Kota yang
berkenaan dengan wilayah laut sebatas 1/3 wilayah laut provinsi.

8. Pemerintah Daerah terdiri dari Kepala Daerah dan perangkat daerah


lainnya sedang DPRD bukan unsur pemerintah daerah. DPRD mempunyai
fungsi pengawasan, anggaran dan legislasi daerah. Kepala daerah dipilih
dan bertanggung jawab kepada DPRD. Gubernur selaku kepala wilayah
administratif bertanggung jawab kepada Presiden.

9. Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan


DPRD sesuai pedoman yang ditetapkan Pemerintah, dan tidak perlu
disahkan oleh pejabat yang berwenang.

10. Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi


daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan
pertimbangannya lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi
daerah, daerah, daerah yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi
daerah dapat dihapus dan atau digabung dengan daerah lain. Daerah dapat
dimekarkan menjadi lebih dari satu daerah, yang ditetapkan dengan
undang-undang.
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
14

11. Setiap daerah hanya dapat memiliki seorang wakil kepala daerah, dan
dipilih bersama pemilihan kepala daerah dalam satu paket pemilihan oleh
DPRD.

12. Daerah diberi kewenangan untuk melakukan pengangkatan, pemindahan,


pemberhentian, penetapan pensiun, pendidikan dan pelatihan pegawai
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah, berdasarkan nama,
standar, prosedur yang ditetapkan pemerintah.

13. Kepada Kabupaten dan Kota diberikan otonomi yang luas, sedang pada
provinsi otonomi yang terbatas. Kewenangan yang ada pada provinsi
adalah otonomi yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, yakni
serangkaian kewenangan yang tidak efektif dan efisien kalau
diselenggarakan dengan pola kerjasama antar Kabupaten atau Kota.
Misalnya kewenangan di bidang perhubungan, pekerjaan umum,
kehutanan dan perkebunan dan kewenangan bidang pemerintahan tertentu
lainnya dalam skala provinsi termasuk berbagai kewenangan yang belum
mampu ditangani Kabupaten dan Kota.

14. Pengelolaan kawasan perkotaan di luar daerah kota dapat dilakukan


dengan cara membentuk badan pengelola tersendiri, baik secara intern
oleh pemerintah Kabupaten sendiri maupun melalui berkerjasama antar
daerah atau dengan pihak ketiga. Selain DPRD, daerah juga memiliki
kelembagaan lingkup pemerintah daerah, yang terdiri dari Kepala Daerah,
Sekretariat Daerah, Dinas-Dinas Teknis Daerah, Lembaga Staf Teknis
Daerah, seperti yang menangani perencanaan, penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan latihan, pengawasan dan badan usaha
milik daerah. Besaran dan pembentukan lembaga-lembaga itu sepenuhnya
diserahkan pada daerah. Lembaga pembantu Gubernur, Pembantu
Bupati/Walikota, Asisten Sekwilda, Kantor Wilayah dan Kandep dihapus.

15. Kepala Daerah sepenuhnya bertanggung jawab kepada DPRD, dan DPRD
dapat meminta Kepala Daerahnya berhenti apabila pertanggungjawaban
Kepala daerah setelah 2 (dua) kali tidak dapat diterima oleh DPRD.
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
15

III. PEMEKARAN KABUPATEN BENGKAYANG

1 Sejarah Singkat Kabupaten Bengkayang

Kabupaten Bengkayang pada masa penjajahan Belanda merupakan bagian dari


wilayah Afdeling Van Singkawang. Pada waktu itu, dilakukan pembagian wilayah
administrasi Afdeling yang daerah hukumnya meliputi:

1. Onder Afdeling Singkawang, Bengkayang, Pemangkat, dan Sambas


(daerah Kesultanan Sambas)

2. Daerah Kerajaan/Panembahan Mempawah

3. Daerah Kerajaan Pontianak yang sebagian daerahnya adalah Mandor.

Setelah Perang Dunia II berakhir, daerah tersebut dibagi menjadi daerah otonom
Kabupaten Sambas yang beribukota di Singkawang. Kabupaten Sambas ini
membawahi 4 (empat) kawedanan, yaitu:

1. Kawedanan Singkawang

2. Kawedanan Pemangkat

3. Kawedanan Sambas

4. Kawedanan Bengkayang

Pada masa pemerintahan RI, menurut Undang-undang No. 27 tahun 1959 tentang
penetapan Undang-undang Darurat No. 3 tahun 1953 mengenai pembentukan
Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat (LNRI Nomor 72 tahun 1959, tambahan
LNRI Nomor 1980), terbentuklah Kabupaten Sambas. Wilayah pemerintahan
Kabupaten Sambas ini mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bengkayang
sekarang.

Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 10 tahun 1999 tentang pembentukan


Daerah Tingkat II Bengkayang, secara resmi mulai tanggal 20 April 1999,

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


16

Kabupaten Bengkayang terpisah dari Kabupaten Sambas. Selanjutnya, pada


tanggal 27 April 1999, Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah mengangkat
Bupati Bengkayang pertama yang dijabat oleh Drs. Jacobus Luna. Pada waktu itu,

wilayah Kabupaten Bengkayang ini meliputi 10 kecamatan.

Keberadaan Undang-undang Nomor 12 tahun 2001 tentang pembentukan


Pemerintahan Kota Singkawang mengakibatkan Kabupaten Bengkayang
dimekarkan kembali dengan melepas 3 kecamatan yang masuk kedalam wilayah
pemerintahan kota Singkawang sehingga tinggal menjadi 7 kecamatan. Kemudian,
pada tahun 2002, Kabupaten Bengkayang kembali bertambah menjadi 10
kecamatan dengan pembentukan 3 kecamatan baru, yaitu: Kecamatan Monterado,
Kecamatan Teriak, dan Kecamatan Suti Semarang. Pada awal tahun 2004, dari 10
kecamatan yang ada tersebut, Kabupaten Bengkayang dimekarkan lagi menjadi 14
kecamatan dengan 4 kecamatan barunya, yaitu: Kecamatan Capkala, Kecamatan
Sungai Betung, Kecamatan Lumar, dan Kecamatan Siding. Pada tahun 2006, dari
14 kecamatan dimekarkan kembali menjadi 17 kecamatan. Tiga kecamatan yang
baru terbentuk adalah Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kecamatan Lembah
Bawang, dan Kecamatan Tujuh Belas.

IV. RENCANA STRATEGIS OTONOMI DAERAH


KABUPATEN BENGKAYANG

Rencana Strategis merupakan dokumen perencanaan taktis strategis yang


menjabarkan potret permasalahan pembangunan daerah serta indikasi program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan dimaksud
secara terencana dan bertahap melalui sumber pembiayaan APBD, dengan
mengutamakan kewenangan wajib disusul kewenangan lainnya sesuai dengan
prioritas dan kebutuhan daerah.
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
17

Rencana Strategis berkedudukan dan berfungsi antara lain sebagai alat bantu yang
terukur bagi rujukan penilaian kinerja Kepala Daerah (Bupati Bengkayang) pada
setiap akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan oleh DPRD Kabupaten
Bengkayang dengan menggunakan sedapat mungkin lima tolok ukur, yaitu
masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.

Dengan keluarnya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional, maka istilah Rencana Strategis untuk tingkat Pemerintah
Daerah disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM daerah) dan
Rencana Kinerja Tahunan disebut Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).

Rencana Strategis Kabupaten Bengkayang Tahun 2011 - 2015 telah ditetapkan


dengan Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2011, berkedudukan dan berfungsi antara
lain sebagai alat bantu yang terukur bagi rujukan penilaian kinerja Kepala Daerah
(Bupati Bengkayang) pada akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan oleh
DPRD Kabupaten Bengkayang.

Rencana strategis yang diuraikan dibawah ini merupakan Rencana Strategis tahun
pertama dari kepemimpinan Bupati Bengkayang periode 2011 – 2015.

Agar Rencana Strategis yang telah disusun ini dapat mendatangkan manfaat bagi
pembangunan Kabupaten Bengkayang ke depan, maka dalam implementasinya
perlu adanya komitmen, semangat, tekad, kemauan, kemampuan dan etos kerja
yang tinggi, yang ditunjukkan melalui kesungguhan, kejujuran dan keterbukaan
tidak hanya oleh segenap Aparatur Pemerintah Daerah saja, melainkan oleh
DPRD Kabupaten Bengkayang dan berbagai stakeholder lainnya yang ada di
Kabupaten Bengkayang.

Rencana Strategis ini merupakan proses yang berkelanjutan, oleh karena itu agar
mampu beradaptasi dan respon terhadap perkembangan situasi yang sangat
dinamis, baik dalam aspek kenegaraan, politik, ekonomi, maupun sosial budaya,
maka secara periodik perlu diupayakan untuk dilakukan revisi baik secara parsial
maupun menyeluruh.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


18

Guna merealisasikan dan mewujudkan Visi, dijabarkan dalam misi yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu. Dengan melakukan analisis internal dan
eksternal, kemudian, misi ini dijabarkan dan dituangkan dalam tujuan dan sasaran
strategis organisasi, yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh
organisasi dalam memenuhi visi misinya. Tujuan dan sasaran tersebut dijabarkan
kembali dalam konsepsi yang lebih operasional dalam bentuk strategi.

A. Rencana Strategis/RPJMD Pemerintah Kabupaten Bengkayang

Rencana Strategis atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Pemerintah Kabupaten Bengkayang pada tahun 2013 ini merupakan
tahun ketiga dari lima tahun Rencana Strategis atau RPJMD Kabupaten
Bengkayang tahun 2011–2015 dengan rincian sebagai berikut :

1. Visi dan Misi

Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang


berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah,
merupakan cara pandang jauh ke depan tentang kemana dan bagaimana
Pemerintah Kabupaten Bengkayang harus dibawa dan berkarya agar
konsisten, eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi yang ditetapkan
dapat memberikan motivasi kepada seluruh pegawai (pejabat dan staf) dan
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka
mewujudkan visi tersebut.

Visi pada prinsipnya merupakan gambaran mengenai sosok masa depan,


yang bersifat memberi inspirasi dan motivasi kepada pihak-pihak yang
memiliki kepentingan terhadap masa depan suatu organisasi.

Mengacu pada prinsip tersebut di atas, maka dapat dibuat suatu pengertian
mengenai visi adalah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan
atau artikulasi dari citra, nilai arah dan tujuan organisasi yang realistis,
memberikan kekuatan, semangat dan komitmen serta memiliki daya tarik

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


19

dan dapat dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktivitas dan


pencapaian tujuan organisasi.

Visi yang telah ditetapkan perlu ditanamkan pada setiap unsur organisasi
dan masyarakat sehingga menjadi visi bersama (shared vision) yang pada
gilirannya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya
yang ada, untuk menciptakan manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan
berakhlak mulia serta masyarakat yang makin sejahtera dalam
pembangunan yang berkelanjutan didorong oleh perekonomian yang
makin maju, mandiri dan merata di seluruh wilayah didukung oleh
penyediaan infrastruktur yang memadai serta memperkokoh kesatuan dan
persatuan bangsa yang dijiwai oleh karakter yang tangguh dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dilaksanakan secara
demokratis dan menjunjung tinggi tegaknya supremasi hukum.

1) Pernyataan Visi

Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang


diinginkan, Pemerintah Kabupaten Bengkayang menetapkan visi
sebagai berikut:

Terwujudnya masyarakat Kabupaten Bengkayang yang sejahtera,


Cerdas, Sehat, Beriman, Demokratis dan Mandiri dalam keberagaman.

2) Penjelasan Makna Visi

Visi tersebut mengandung beberapa kata kunci yaitu “Sejahtera,


Cerdas, Sehat, Beriman, Demokratis, dan Mandiri dalam
Keberagaman” yang perlu dijelaskan agar memberikan pengertian dan
persepsi yang sama bagi setiap anggota organisasi dan stakeholders,
serta berbagai pihak yang berkepentingan.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


20

a. Masyarakat sejahtera

Masyarakat Sejahtera adalah kemampuan masyarakat untuk


memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

b. Cerdas
Cerdas adalah kemampuan masyarakat untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam upaya persaingan global dengan
menyediakan lembaga-lembaga pendidikan terpadu dan berkualitas.

c. Sehat

Sehat, adalah kemampuan masyarakat untuk memahami akan pola


hidup sehat dan menyiapkan jaminan kesehatan bagi masyarakat
yang tidak mampu.

d. Beriman

Beriman adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai


keagamaan dan berakhlak mulia.

e. Demokratis

Demokratis adalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan,
musyawarah, dan mufakat serta kebebasan yang bertanggung jawab.

f. Mandiri

Mandiri adalah kemampuan masyarakat untuk mengelola potensi


sumberdaya alam secara baik.

g. Keberagaman

Keberagaman adalah penduduk yang beragam dan memiliki


kemampuan untuk mengelola potensi sumberdaya alam secara baik
untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


21

3) Pernyataan Misi

Pernyataan misi mengandung makna yang mencerminkan pandangan


organisasi tentang kemampuan dirinya. Pernyataan misi merupakan
hal yang sangat penting untuk mengarahkan kegiatan Pemerintah
Kabupaten Bengkayang untuk lebih eksis dan dapat mengikuti efek
global otonomi daerah.

Misi adalah gambaran sesuatu yang akan dilakukan dalam rangka


pencapaian visi, agar tujuan dan sasaran Pemerintah Kabupaten
Bengkayang dapat berhasil dengan baik. Misi merupakan penjabaran dari visi,
untuk mengarahkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam rangka
mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Misi juga menggambarkan
tugas-tugas yang diemban Pemerintah Kabupaten Bengkayang sesuai kewenangan
yang ditetapkan
berdasarkan undang-undang.

Misi yang ditetapkan diharapkan mampu menggerakkan seluruh


komponen organisasi dan dapat memicu tindakan dan peran serta
masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan positif yang mengarah
pada pencapaian misi dan visi yang telah ditetapkan.

Untuk mencapai VISI Kabupaten Bengkayang seperti tersebut


diperlukan MISI yang dipergunakan sebagai pedoman dalam
menyusun tujuan, sasaran dan strategi dengan menggunakan sumber
daya yang dimiliki sebagai berikut :

1.) Membangun dan meningkatkan infrastruktur dengan tetap


menjaga kelesteraian lingkungan hidup dan mitigasi bencana.

2.) Mempercepat pembangunan ekonomi yang berkeadilan melalui


pengembangan sektor unggulan.

3.) Meningkatkan kualitas SDM, melalui peningkatan iman dan


taqwa serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


22

4.) Meningkatkan keamanan dan keharmonisan


kehidupan
masyarakat.

5.) Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah daerah dalam


memberikan pelayanan yang prima untuk mewujudkan
pemerintahan yang baik.

6.) Meningkatkan pastisipatif aktif masyarakat.

2. Tujuan

Tujuan merupakan hasil akhir yang akan dicapai dalam kurun waktu satu
sampai lima tahun, yang menggambarkan arah strategis organisasi. Tujuan
diperlukan guna meletakkan kerangka prioritas dengan memfokuskan arah
semua program dan aktivitas organisasi pada pencapaian misi.

Sebagai penjabaran dari misi, tujuan harus dapat menunjukkan suatu


kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. Dengan demikian tujuan
dapat bersifat kualitatif ataupun kuantitatif, harus searah dengan visi dan
misi organisasi, merupakan jawaban atas prioritas permasalahan,
mencakup jangka waktu relatif panjang, serta menunjukkan secara jelas
arah program.

Untuk menetapkan tujuan, diperlukan suatu alat bantu berupa metode atau
analisis yang dapat memberikan suatu rujukan teoritis dalam
menggambarkan situasi dan kondisi Kabupaten Bengkayang. Salah satu
metode atau analisis yang dianggap valid dan reliable memberikan
bantuan untuk memahami situasi dan kondisi Kabupaten Bengkayang
adalah metode atau analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan
Threaths (SWOT), yang akan mencermati lingkungan strategis
Pemerintah Kabupaten Bengkayang, baik lingkungan intern maupun
lingkungan ekstern Pemerintah Kabupaten Bengkayang. Dari pencermatan
lingkungan intern dan ekstern ini akan diperoleh strategi yang akan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


23

menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan guna memberikan


ramburambu dalam menetapkan tujuan.

Agar dapat mengukur pencapaian tujuan pada suatu periode tertentu


diperlukan adanya indikator kinerja tujuan, yang pada hakekatnya
merupakan benefit atau impacts dari suatu kegiatan. Untuk keperluan ini
dibutuhkan adanya Sistem Pengukuran Kinerja yang berlaku untuk seluruh
instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkayang.

Suatu instansi pemerintah dalam menetapkan tujuan harus memperhatikan


kriteria :

1) Cukup jelas.

2) Diselaraskan dengan Visi dan Misi.


3) Mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
instansi.

4) Mempertimbangkan faktor kunci keberhasilan (critical success


faktor).

5) Menggambarkan hasil yang ingin dicapai.

6) Mengakomodasi issue strategis yang dihadapi.


7) Mencerminkan “Core Area” dimana organisasi berperan.

Berdasarkan uraian di atas Pemerintah Kabupaten Bengkayang


menetapkan tujuan berikut ini.

1. Misi Pertama bertujuan untuk Mewujudkan pembangunan dan


peningkatan infrastruktur dengan menjaga kelestarian lingkungan
hidup dan mitigasi bencana.

2. Misi Kedua bertujuan untuk:

2.1 Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor ekonomi di


wilayah Bengkayang dengan menjaga kelestarian lingkungan
hidup.
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
24

2.2 Mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan melalui


program agropolitan dan minapolitan.

3. Misi Ketiga bertujuan untuk Mewujudkan sumberdaya manusia


Bengkayang yang berakhlak mulia dan bermartabat serta berdaya
saing.

4. Misi Keempat bertujuan untuk:

4.1 Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta


mendorong percepatan penanganan kawasan perbatasan dengan
Sarawak (Malaysia Timur) sebagai beranda depan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4.2 Meningkatkan hubungan sosial antarmasyarakat.

5. Misi Kelima bertujuan untuk:


5.1 Mewujudkan tata pemerintahan yang demokratis, berkeadilan,
jujur, bertanggung jawab, dan akuntabel.

5.2 Menerapkan pelayanan publik, sistem informasi terpadu, dan


penjamin mutu yang berkualitas dan efisien.

6. Misi Keenam bertujuan untuk Meningkatkan peranserta masyarakat


dalam berbagai bidang kehidupan.

3. Sasaran

Tujuan berdimensi waktu jangka panjang (3 sampai 5 tahun). Untuk


mencapai tujuan, maka setiap periode (bulan/triwulan/semester/tahun atau
satuan waktu yang lebih pendek dari tujuan) ditetapkan sasaran-sasaran
yang diharapkan dapat mencapai tujuan.

Oleh sebab itu, sasaran seyogyanya dapat diukur dengan jelas, terfokus
pada tindakan dan hasil, yaitu kegiatan yang bersifat spesifik, terinci,
dapat diukur dan dapat diwujudkan. Sasaran-sasaran tahunan ini akan
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
25

dijadikan dasar penyusunan Rencana Kinerja Kabupaten, dimana akan


dapat ditentukan sasaran prioritas dan pendukungnya serta instansi
pelaksananya.

Visi, misi, dan tujuan Pemerintah Kabupaten Bengkayang diharapkan


dapat dicapai melalui berbagai sasaran pembangunan yang diidentifikasi
sebagai berikut :

1. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan “Mewujudkan


pembangunan dan peningkatan infrastruktur dengan menjaga
kelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana” adalah sebagai
berikut:

1.1 Meningkatnya ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan


prasarana dan sarana transportasi, jaringan komunikasi dan
informatika;

1.2 Meningkatnya jumlah, mutu, dan jangkauan sistem jaringan


prasarana dasar (pendidikan, kesehatan, permukiman,
transportasi, air bersih, komunikasi, irigasi, dan listrik);

1.3 Meningkatnya fungsi transportasi untuk daerah terpencil dan


pedalaman;

1.4 Meningkatnya percepatan infrastruktur kawasan perbatasan


dengan Sarawak (Malaysia Timur) sebagai beranda depan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

1.5 Meningkatnya aksesibilitas internal antarwilayah untuk


mewujudkan sinergi pengembangan potensi wilayah dan
pemerataan tingkat perkembangan antarwilayah melalui
percepatan fungsionalisasi jaringan jalan lintas Kalimantan
secara terpadu dengan pengembangan jaringan angkutan
sungai, angkutan laut, jaringan jalan rel kereta api, dan
angkutan udara.
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
26

2. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan “Meningkatkan


produksi dan produktivitas sektor ekonomi di wilayah Bengkayang
dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup” adalah sebagai
berikut:

2.1 Tumbuh dan berkembangnya industri yang berbasis pada sektor


pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, dan
kehutanan secara berkelanjutan, serta industri pariwisata yang
berbasis pada penguatan dan pengembangan ekonomi, sosial,
budaya masyarakat lokal, dan kelestarian fungsi lingkungan
hidup;

2.2 Termanfaatkannya teknologi tepat guna untuk meningkatkan


produk komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi sehingga
memberikan kontribusi pendapatan daerah;

2.3 Berfungsinya pusat-pusat permukiman perkotaan sebagai pusat


pelayanan jasa koneksi dan distribusi di wilayah Bengkayang;

2.4 Mendorong peran kawasan andalan sebagai penggerak


pengembangan ekonomi wilayah;

2.5 Terdayagunakannya posisi strategis secara geografis dalam


kerangka kerjasama ekonomi subregional BIMP-EAGA;

2.6 Meningkatnya sinergi dalam pengelolaan sumber daya alam


yang berkeadilan dan berkelanjutan dengan memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan dan hak ulayat, perlindungan
masyarakat adat, dan pengembangan usaha;

2.7 Terpeliharanya kawasan yang berfungsi lindung dan


terpulihkannya kawasan kritis untuk mendukung keberlanjutan
pemanfaatan sumber daya kehutanan, pertambangan, pertanian,
dan sumber daya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil, serta
mengurangi risiko dampak bencana alam;

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


27

2.8 Terkendalinya harga jual komoditas dalam rangka


meningkatkan pendapatan masyarakat.

3. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan “Mewujudkan


ketahanan pangan yang berkelanjutan melalui program agropolitan
dan minapolitan” adalah sebagai berikut :

3.1 Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan


dengan memprioritaskan pada komoditas unggulan.

3.2 Terpenuhinya pangan bagi masyarakat sesuai dengan kelayakan


baku gizi yang baik.

3.3 Tersedianya bahan pangan yang berkelanjutan.

4. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan “Mewujudkan


sumberdaya manusia Bengkayang yang berakhlak mulia dan
bermartabat serta berdaya saing” adalah sebagai berikut :

4.1 Terwujudnya watak dan perilaku masyarakat yang beragama


dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

4.2 Terwujudnya masyarakat yang bermartabat dan berakar pada


nilai-nilai keagamaan;

4.3 Meningkatnya kerjasama lintas agama, suku, dan ras;

4.4 Terwujudnya masyarakat yang berpendidikan tinggi,


berkarakter, dan berwawasan informasi terdepan;

4.5 Terwujudnya masyarakat yang kreatif dan inovatif;

4.6 Meningkatnya penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui


penelitian;

4.7 Meningkatnya standar hidup yang ditunjukkan dengan


membaiknya berbagai indikator pembangunan.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


28

5. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan “Meningkatkan


keamanan dan ketertiban masyarakat serta mendorong percepatan
penanganan kawasan perbatasan dengan Sarawak (Malaysia Timur)
sebagai beranda depan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”
sebagai berikut :

5.1 Meningkatnya kondisi dan ketertiban masyarakat;

5.2 Berkurangnya tindakan kriminal;

5.3 Meningkatnya kondisi keamanan dan pengawasan kawasan


perbatasan antarnegara.

6. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan “Meningkatkan


hubungan sosial antarmasyarakat” sebagai berikut :

6.1 Menguatnya kearifan lokal sebagai modal pembangunan;

6.2 Berkurangnya konflik sosial masyarakat;

6.3 Meningkatnya peran organisasi kemasyarakatan.

7. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan “Mewujudkan tata


pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, jujur, bertanggung jawab,
dan akuntabel” sebagai berikut:

7.1 Terlaksananya reformasi birokrasi secara terencana,


komprehensif, dan bertahap secara terus menerus dan mantap;

7.2 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah


yang akuntabel dan berbasis teknologi informasi;

7.3 Terwujudnya pengelolaan akuntabilitas keuangan daerah yang


transparan.

8. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan “Menerapkan


pelayanan publik, sistem informasi terpadu, dan penjamin mutu yang
berkualitas dan efisien” sebagai berikut :

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


29

8.1 Meningkatnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan


mudah oleh seluruh lapisan masyarakat;

8.2 Terpenuhinya standar pelayanan minimum di semua tingkatan


pemerintah.

9. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan “Meningkatkan


peranserta masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan” sebagai
berikut :

9.1 Meningkatnya peranserta seluruh komponen masyarakat dalam


perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan serta
ikut memelihara hasil-hasil pembangunan;

9.2 Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam pengembangan


ekonomi lokal;

9.3 Meningkatnya peran perempuan dan pemuda


dalam pembangunan;

9.4 Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dan


komunikasi melalui pengembangan dan pendayagunaan
aplikasi telematika, kapasitas layanan informasi, dan
pemberdayaan potensi masyarakat.

4 Kebijakan dan Program

Untuk mewujudkan sasaran tersebut maka harus dipilih strategi yang tepat
agar dapat meningkatkan kinerja. Strategi Pemerintah Kabupaten
Bengkayang mencakup penentuan kebijaksanaan dan program.

Kebijaksanaan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah


disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk
dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan agar
tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran,
tujuan, misi dan visi. Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata,
sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
30

telah ditetapkan. Adapun penjelasan lebih rinci kebijaksanaan dan program


untuk pencapaian sasaran adalah sebagai berikut :

Sasaran 1. Daerah dengan Masyarakat Sehat


No Kebijakan No
Program

1 Peningkatan akses masyarakat terhadap 1.1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
pelayanan kesehatan.
1.2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

1.3 Program Promosi Kesehatan dan JPKM

1.4 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

1.5 Program Pengembangan Lingkungan Sehat

1.6 Program Pencegahan dan Penanggulangan


Penyakit Menular

1.7 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

1.8 Program pelayanan kesehatan penduduk miskin

1.9 Program Keluarga Berencana

1.10 Program Pelayanan Kontrasepsi

1.11 Program Penyiapan Tenaga Pendamping Bina


Keluarga

No Kebijakan No
Program

1.12 Program Kependudukan dan Keluarga Berencana

1.13 Program Peningkatan daya jangkau & kualitas


penyuluhan,penggerakan & pembinaan program
KB tenaga lini lapangan

1.14 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan


dan anak

1.15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan


Kebersihan dan Pertamanan

1.16 Program Penataan Lingkungan Perkuburan

1.17 Program Pengembangan Perumahan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


31

1.18 Program Kesehatan Institusi

1.19 Program Imunisasi

1.20 Program Sistem Informasi Kesehatan

1.21 Program Sumber Daya Kesehatan

1.22 Program Matra dan Penanggulangan Bencana

1.23 Program Peningkatan Kebersihan kota dan Jalan


Kecamatan

2 Peningkatan prasarana dan fasilitas 2.1 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan
pelayanan kesehatan. sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas
pembantu dan jaringannya

2.2 Program pemeliharaan sarana dan prasarana


rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-
paru/ rumah sakit mata

2.3 Program Pembangunan Jaringan Air Bersih

2.4 Program peningkatan sarana & prasarana fisik


pelayanan KB

Sasaran 2. Masyarakat berpendidikan Tinggi, berdaya saing tinggi, kreatif dan


berwawasan informasi terdepan.
No Kebijakan No
Program

1 Pemerataan dan perluasan akses 1.1 Program Pendidikan Anak Usia Dini
pendidikan melalui pengembangan
fasilitas, penyediaan sarana 1.2 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
pendidikan, pembiayaan pendidikan, Sembilan Tahun
dan peningkatan kesejahteraan guru.
1.3 Program peningkatan peran serta kepemudaan

1.4 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah


Raga

1.5 Program Pendidikan Menengah

1.6 Program Pendidikan Non Formal

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


32

2 Peningkatan mutu, relevansi, dan daya 2.1 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
saing melalui pengembangan sekolah Kependidikan
bertaraf nasional.
2.2 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

2.3 Program Penerimaan Mahasiswa S1 Pendidikan


Guru

3 Peningkatan kegiatan ekstra kurikuler 3.1 Program Pengembangan dan Manajemen Olahraga
bagi siswa dalam melestarikan budaya Siswa
lokal.

Sasaran 3. Masyarakat Produktif


No Kebijakan No
Program

1 Program Peningkatan Kualitas dan 1.1 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
Produktivitas Tenaga Kerja Tenaga Kerja

Peningkatan kesejahteraan rakyat 2.1 Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil
2 secara keseluruhan melalui Menengah yang konduksif
pengembangan ekonomi lokal yang
didukung oleh penguasaan ilmu 2.2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan
pengetahuan dan teknologi, Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
pengurangan kemiskinan, dan
pengurangan tingkat pengangguran. 2.3 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha
Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

No Kebijakan No
Program

2.4 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan


Koperasi

2.5 Program Pengembangan Industri Kecil dan


Menengah

2.6 Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil


Menengah yang konduksif

Sasaran 4. Terpenuhinya pangan bagi masyarakat Bengkayang sesuai dengan


kelayakan baku gizi yang baik dan memperkuat ketahanan pangan
No Kebijakan Program
No

1 Pengembangan 1.1 Program Peningkatan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


33

Bengkayang Kesejahteraan Petani


sebagai sentra 1.2 Program Peningkatan
produksi Ketahanan Pangan
pertanian, 1.3 Program Peningkatan
peternakan, Ketahan Pangan
perkebunan, Pertanian
kehutanan, dan 1.4 Program peningkatan
perikanan. penerapan teknologi
pertanian/perkebunan
1.5 Program
pemberdayaan
penyuluh
pertanian/perkebunan
lapangan

Sasaran 5. Meningkatnya produksi komoditas unggulan yang berdaya saing


tinggi

No Kebijakan No
Program

1 Pengembangan gugus (cluster) industri 1.1 Program Pemberdayaan Sumber Daya Kehutanan
pengolahan berbasis sumber daya alam.
1.2 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1.3 Program peningkatan pemasaran hasil produksi


pertanian/perkebunan

1.4 Program Perlindungan dan konservasi sumber


daya hutan

No Kebijakan No
Program

1.5 Program peningkatan produksi


pertanian/perkebunan

1.6 Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil


Hutan

1.7 Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

1.8 Program pengembangan budidaya perikanan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


34

1.9 Program pencegahan dan penanggulangan


penyakit ternak

1.10 Program peningkatan produksi hasil peternakan

1.11 Program peningkatan produksi hasil peternakan

1.12 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan


Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

1.13 Program pengembangan kawasan budidaya laut,


air payau dan air tawar

1.14 Program Pengelolaan Sumberdaya Perikanan


Tangkap

1.15 Program Pengembangan UPTD

1.16 Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran


produksi perikanan

1.17 Program Peningkatan Produksi Perkebunan

1.18 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi


Pertanian/Perkebunan

2 Peningkatan kemandirian masyarakat 2.1 Program Pngelolaan Sumberdaya Perikanan


dalam mengelola sumberdaya lokal Budidaya
untuk meningkatkan kesejahteraan.
2.2 Program Pengembangan Sumberdaya Kelautan
dan Perikanan

Sasaran 6. Terpenuhinya sumber daya energi secara berkelanjutan melalui


pemanfaatan energi terbarukan.
No Kebijakan No
Program

1 Pengembangan energi alternatif untuk 1.1 Program pembinaan dan pengawasan bidang
mendukung Provinsi Kalimantan Barat pertambangan
sebagai lumbung energi.
1.2 Program pembinaan dan pengembangan bidang
ketenagalistrikan

1.3 Program Pengawasan dan Pengendalian Distribusi


Bahan Bakar Minyak (BBM)

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


35

1.4 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan


Lingkungan Hidup

2 Peningkatan kesadaran masyarakat 2.1 Program Penilaian Lingkungan Hidup


untuk menjaga keamanan lingkungan.

3 Peningkatan daya dukung lingkungan 3.1 Program pengawasan dan penertiban kegiatan
untuk menjamin keberlanjutan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
pembangunan dan mempertahankan
fungsi Kalimantan sebagai paru-paru
dunia.

Sasaran 7. Terwujudnya jaringan infrastruktur transportasi yang merata keseluruh


wilayah dalam rangka distribusi orang dan barang.
No Kebijakan Program
No

1 Pengembang 1.1 Program pembangunan


an sistem jalan dan jembatan
jaringan 1.2 Program Pembangunan
infrastruktur Prasarana dan
perhubungan Fasilitas Perhubungan
multimoda 1.3 Program pembangunan
yang saluran
terintegrasi drainase/gorong-gorong
untuk 1.4 Pogram peningkatan
memperkuat pelayanan angkutan
keterkaitan 1.5 Program
domestik rehabilitasi/pemeliharaa
antarwilayah. n jalan dan jembatan
1.6 Program pembangunan
sarana dan prasarana

No Kebijakan Program
No

perhubungan

1.7 Program pengendalian


dan pengamanan lalu
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
36

lintas
1.8 Program Peningkatan
Jalan dan Jembatan
1.9 Program peningkatan
sarana dan prasarana
kebinamargaan
1.10 Program Pengendalian
Banjir

Sasaran 8. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat daerah tertinggal


No Kebijakan Program
No

1 Peningkatan 1.1 Program Peningkatan


pendidikan, Keberdayaan
keterampilan, Masyarakat
dan wawasan Perdesaan
bagi perempuan. 1.2 Program
pengembangan
lembaga ekonomi
pedesaan
1.3 Program Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat dalam
Membangun Desa
1.4 Program
Penanggulangan
Kemiskinan
Perkotaan
1.5 Program Keserasian
Kebijakan
Peningkatan
Kualitas Anak dan
Perempuan
1.6 Program Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
1.7 Program Peningkatan
Kualitas Hidup dan
Perlindungan
Perempuan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


37

Sasaran 9. Terwujudnya Bengkayang sebagai daerah yang unggul dalam


melaksanakan pembangunan yang berkeadilan
No Kebijakan No
Program

1 Peningkatan partisipasi dalam 1.1 Program pengembangan wilayah transmigrasi


menerima, memelihara, dan
mengembangkan hasil pembangunan. 1.2 Program penataan penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah

1.3 Program Kerjasama Pembangunan

1.4 Program Koordinasi Pembangunan Kecamatan

1.5 Program Penerangan Jalan Kecamatan

2 Pengembangan kawasan perbatasan 2.1 Program Peningkatan Fasilitas Kantor Kecamatan


sebagai beranda depan wilayah NKRI

3 Peningkatan fungsi pos pengawasan di 3.1 Program Pengembangan Wilayah Perbatasan


kawasan perbatasan.

Sasaran 10. Terwujudnya jaringan komunikasi dan informasi yang merata


keseluruh wilayah.
No Kebijakan No
Program

1 Pengembangan sistem informasi 1.1 Program pengembangan data/informasi


terpadu (e-government) untuk
memperlancar dan meningkatkan mutu 1.2 Program Penyebarluasan Informasi Pembangunan
layanan publik.
1.3 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
Media Massa

1.4 Program Kerjasama Informasi dengan Media


Massa

1.5 Program Pembinaan Pos dan Telekomunikasi

1.6 Program Pembangunan Sistem Informasi Daerah


Rawan Bencana

1.7 Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

1.8 Program Peningkatan Kualitas dan Akses

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


38

No Kebijakan No
Program

Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan


Hidup

1.9 Program pembangunan sistem informasi/data base


jalan dan jembatan

Sasaran 11. Terwujudnya jejaring kerjasama regional, nasional, dan internasional di


bidang ekonomi, industri dan perdagangan
No Kebijakan No
Program

1 Peningkatan pengetahuan dan 1.1 Program perlindungan konsumen dan pengamanan


kemudahan akses informasi kepada perdagangan
masyarakat.
1.2 Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam
negeri

1.3 Program peningkatan efisiensi perdagangan luar


negeri

1.4 Program pembinaan pedagang kakilima dan


asongan

1.5 Program Pengembangan Mutu,Desai,Packaging


dan Labelling

Sasaran 12. Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang


akuntabel dan berbasis teknologi informasi
No Kebijakan No
Program

1 Terwujudnya kelembagaan dan 1.1 Program peningkatan kapasitas lembaga


ketatalaksanaan pemerintah yang perwakilan rakyat daerah
akuntabel dan berbasis teknologi
informasi 1.2 Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala
daerah/wakil kepala daerah

1.3 Program penyelamatan dan pelestarian


dokumen/arsip daerah

1.4 Program Pengembangan Budaya Baca dan


Pembinaan Perpustakaan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


39

No Kebijakan No
Program

1.5 Program peningkatan kapasitas kelembagaan


perencanaan pembangunan daerah

2 Penyusunan perencanaan dan 1.1 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal


penerapan sistem anggaran berbasis
kinerja secara menyeluruh serta 1.2 Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan
percepatan pemberantasan korupsi, Sistem Pengawasan
kolusi, dan nepotisme secara tegas.
1.3 Program perencanaan pembangunan daerah

1.4 Program peningkatan profesionalisme tenaga


pemeriksa dan aparatur pengawasan

1.5 Program penataan dan penyempurnaan kebijakan


sistem dan prosedur pengawasan

1.6 Program mengintensifkan penanganan pengaduan


masyarakat

1.7 Program Peringatan Hari- Hari Besar Nasional dan


Keagamaan

1.8 Program Pengendalian Pemamfaatan Ruang

1.9 Program Pemadam Kebakaran

1.10 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

1.11 Program Pemamfaatan Tata Ruang

1.12 Program Penataan Daerah Otonomi Baru

1.13 Program Perencanaan Sosial dan Budaya

1.14 Program Peringatan Hari-hari Besar Nasional dan


Keagamaan

3 Penguatan dan peningkatan 1.1 Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja


penyelenggaraan kelembagaan Pemerintah Daerah
pemerintahan yang lebih transparan,
responsif, dan akuntabel. 1.2 Program Penyelenggaraan Kegiatan Keprotokolan
Daerah

1.3 Program Pendidikan Kedinasan

1.4 Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya


Aparatur Pemda

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


40

No Kebijakan No
Program

1.5 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

1.6 Program Pengendalian Pembangunan

1.7 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur


Pemerintah Desa

1.8 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1.9 Program Penataan Wilayah Kecamatan

1.10 Program Perencanaan Daerah Rawan Bencana

1.11 Program Penanganan Pasca Bencana

1.12 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana


Aparatur

1.13 Program peningkatan disiplin aparatur

1.14 Program fasilitasi pindah/purna tugas PNS

1.15 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya


Aparatur

1.16 Program Peningkatan Pengembangan Sistem


Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Sasaran 13. Terwujudnya pengelolaan akuntabilitas keuangan daerah yang


berorientasi publik.
No Kebijakan No
Program

1 Penerapan pelayanan publik yang lebih 1.1 Program peningkatan dan pengembangan
cepat, lebih tepat, lebih responsif pengelolaan keuangan daerah
sesuai standar pelayanan minimal.
1.2 Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan
keuangan desa

1.3 Program Peningkatan Pengembangan dan


Pendataan Aset Daerah

1.4 Program Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di


Kecamatan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


41

No Kebijakan No
Program

Sasaran 14. Pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah.


No Kebijakan No
Program

1 Peningkatan kualitas pelayanan publik 1.1 Program Penataan Administrasi Kependudukan


yang ditopang oleh efisiensi struktur
pemerintahan, kapasitas aparatur 1.2 Program Pendataan data dan Pelaporan
pemerintah yang memadai, dan data Kependudukan
kependudukan yang baik.
1.3 Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana,
dan prasarana daerah

1.4 Program Penataan Pencatatan Sipil

1.5 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

2 Pengembangan Bengkayang sebagai 2.1 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama


wilayah tumbuh pesat dan merata. Investasi

2.2 Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi

2.3 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal


dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala
daerah

2.4 Program Peningkatan SDM Terhadap Teknologi


Sistem Informasi Perijinan

2.5 Program Penataan Kelembagaan dan


Ketatalaksanaan

Sasaran 15. Terwujudnya daerah tujuan wisata berbasis warisan budaya luhur dan
sumber daya daerah yang mampu mengangkat harkat dan
martabat masyarakatnya.
No Kebijakan No
Program

1 Pengembangan industri pariwisata alam 1.1 Program pengembangan pemasaran pariwisata


dan budaya.
1.2 Program pengembangan Kemitraan

No Kebijakan No
Program

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


42

2 Peningkatan wawasan budaya lokal 2.1 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya


yang positif.
2.2 Program Pengelolaan Keragaman Budaya

2.3 Program Pengembangan Budaya Daerah

Sasaran 16. Terwujudnya masyarakat berakhlak mulia.


No Kebijakan No
Program

1 Peningkatan kesejahteraan dan kualitas 1.1 Program peningkatan keamanan dan kenyamanan
perilaku masyarakat sesuai dengan lingkungan
ajaran agama, tata nilai, adat istiadat
budaya, serta peraturan yang berlaku 1.2 Program pemeliharaan kantrantibmas dan
secara rukun dan damai. pencegahan tindak kriminal

1.3 Program pembinaan anak terlantar

2 Peningkatan kesadaran dan kerukunan


kehidupan 2.1 Program pengembangan wawasan kebangsaan
beragama dalam
bermasyarakat 2.2 Program pembinaan para penyandang cacat dan
trauma

2.3 Program kemitraan pengembangan wawasan


kebangsaan

2.4 Program Pemberdayaan Lembaga dan Kegiatan


Sosial

2.5 Program pendidikan politik masyarakat

2.6 Program pembinaan Eks Penyandang Penyakit


Sosial

2.7 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas


Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

2.8 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan


Sosial

2.9 Program Peningkatan Peranaan RT dilingkungan


masing-masing

Sedangkan Perencanaan kinerja atau Rencana Kinerja menjabarkan sasaran


dan program yang telah ditetapkan berdasarkan RPJMD, yang akan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


43

dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahun 2013. Rencana kinerja


semestinya disusun bersamaan dengan agenda penyusunan dan kebijakan
anggaran, yang disertai penetapan rencana capaian kinerja tahunan untuk
seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan, serta
menjadi komitmen bagi instansi pemerintah untuk mencapainya dalam tahun
yang bersangkutan.

Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi mengenai sasaran yang ingin


dicapai dalam tahun yang bersangkutan, indikator sasaran dan rencana
capaiannya, program, kegiatan serta indikator kinerja kegiatan dan rencana
capaiannya yang meliputi indikator inputs, outputs, outcomes, benefit dan
impact. Dokumen Rencana Kinerja juga memuat informasi mengenai
keterkaitan kegiatan dengan sasaran, kebijakan dengan programnya serta
keterkaitan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah.

Penetapan indikator-indikator kinerja baik pada tingkat sasaran maupun pada


tingkat kegiatan, harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan
memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan, serta data pendukung
yang terorganisir, sehingga keberhasilan pencapaiannya dapat
mengindikasikan keberhasilan pencapaian sasaran pada tahun yang
bersangkutan.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, sasaran yang ditetapkan dan ingin


dicapai dalam tahun anggaran 2013 berdasarkan rencana kinerja tahunan
adalah meliputi 16 (enam belas) sasaran, 184 (seratus delapan puluh empat)
program dan 941 (sembilan ratus empat puluh satu) kegiatan dimana kegiatan
sejenis digabungkan dengan anggaran sebesar Rp 734.574.606.544,00.

B. Penetapan Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bengkayang Tahun 2013

Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/


kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


44

dimiliki.

Dalam menyusun dokumen Penetapan Kinerja selayaknya memperhatikan


dokumen perencanaan jangka menengah, dokumen perencanaan kinerja
tahunan dan dokumen penganggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran.

Dokumen penetapan kinerja seharusnya dapat dimanfaatkan oleh stakeholder


atau pemangku kepentingan untuk memantau dan mengendalikan pencapaian
kinerja organisasi, melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta menilai keberhasilan
organisasi.

Penetapan Kinerja (PK) yang ditetapkan pada tahun 2013 telah menggunakan
format sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor: 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penetapan Kinerja (PK) yang ditetapkan pada tahun 2013 meliputi 48 (empat
puluh delapan) satuan kerja perangkat daerah yang ada di Pemerintahan
Kabupaten Bengkayang terlampir.

C. Pembangunan Ekonomi Kabupaten Bengkayang

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total


dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur
ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara. Dalam memajukan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

diperlukan strategi pertumbuhan ekonomi yang cocok bagi suatu Negara.

Untuk itu dalam tulisan ini saya akan membahas tentang strategi pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi yang terbagi menjadi tiga strategi yaitu :
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
45

1. strategi upaya minimum kritis

2. strategi pembangunan seimbang

3. strategi pembangunan tidak seimbang

Strategi Pembangunan Ekonomi

Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari


perekonomian suatu negara adalah mengetahui tentang strategi pembangunan
ekonomi. Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan
pemilihan atas faktor-faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor/variabel utama
yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Suroso, 1993). Beberapa
strategi pembangunan ekonomi adalah :

1. Strategi Pertumbuhan

Inti dari konsep strategi pertumbuhan :

• Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya


pembentukan modal serta bagaimana menanamkannya secara seimbang,
menyebar, terarah, dan memusat sehingga dapat menimbulkan efek
pertumbuhan ekonomi.
• Selanjutnya pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah
melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect) pendistribusian
kembali.
• Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan
prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.

• Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada
kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

2. Strategi Pembangunan dengan Pemerataan

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


46

Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan


pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui
penyusunan perencanaan induk dan paket program terpadu.

3. Strategi Ketergantungan

Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan.

Inti dari konsep strategi ketergantungan :

Kemiskinan di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya


ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika
suatu negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara
tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya padausaha
melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat
ditempuh diantaranya : meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan
peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional,
dan sejenisnya.

4. Strategi yang Berwawasan Ruang

Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan


sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang
lebih kaya/maju. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang
secepat daerah maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke
miskin (spread effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari
daerah miskin ke daerah kaya (back-wash-effect). Perbedaan pandangan kedua
tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah
kaya dan miskin akan tercapai. Sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru
akan tercapai dalam jangka panjang.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


47

5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok

Sasaran dari strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Stategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun
1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat
dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada
pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan
lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembangunan


Ekonomi

Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang akan digunakan dalam prosos
pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘Apa tujuan yang hendak
dicapai?’

Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri,
maka strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan dipakai. Jika tujuan yang
ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan
ruang-lah yang akan digunakan.

Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Sebelum orde baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan
pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada
kenyataannya nampak adanya kecenderungan lebih menitikberatkan pada
tujuantujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.

Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih di


arahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang
mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi
(hyper inflasi).

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


48

Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi
pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem.
Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesiapun tidak
mengesampingkan strategi pertumbuhan, dan strategi yang berwawasan ruang
(terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah
pembangunan I,II,III, dan seterusnya).

Perencanaan Pembangunan

Apapun definisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjokroamidjojo,


manfaat perencanaan adalah :

1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan


kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.

2. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap


halhal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan
mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga
mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi.
Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi seminim
mungkin.

3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif


tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara
yang terbaik.

4. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih


urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan
usahanya.

5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk
mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


49

6. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas


adanya secara lebih efisien dan efektif. Diusahakan dihindarinya
keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk mencapai output/hasil secara
maksimal daripada sumber-sumber yang tersedia.

7. Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau


pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan.

8. Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis


konjungtur.

Strategi Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Bengkayang

Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan menuju
Bengkayang yang Berkeadilan, Sejahtera, dan Makmur perlu strategi yang
mendasar, terencana dan terukur. Strategi dan arah kebijakan Pemerintah
Kabupaten Bengkayang Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut .

6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Pertama

Dalam upaya mewujudkan misi 1 : membangun dan meningkatkan infrastruktur


dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana, strategi
pembangunan yang ditempuh adalah:
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur jaringan jalan dan jembatan dan
jangkauan pelayanan jaringan angkutan sungai dan laut serta jaringan
transportasi lainnya.

2. Meningkatkan konservasi dan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) Sambas,


lahan kritis seluas 222.854,3 Hektar, hutan konservasi, hutan lindung Gunung
Bawang, Gunung Pandan Puloh, Hutan Mangrove sepanjang pantai di
Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan serta hutan produksi
126.025 hektar dan perlindungan terhadap terumbu karang di Pulau Kabung
dan Pulau Lemukutan.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


50

3. Mengembangkan sistem mitigasi bencana banjir, longsor, dan kebakaran hutan.


4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur kawasan perbatasan, terisolir, dan
tertinggal.

Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi pertama, yaitu :
1. Pengembangan sistem jaringan infrastruktur jalan dan jembatan serta
perhubungan multimoda yang terintegrasi untuk memperkuat keterkaitan
domestik antarwilayah.

2. Peningkatan daya dukung lingkungan untuk menjamin keberlanjutan


pembangunan dan mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru
dunia.

3. Pengembangan kawasan perbatasan sebagai beranda depan wilayah NKRI.

6.2 Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kedua

Dalam upaya mewujudkan misi 2 : mempercepat pembangunan ekonomi yang


berkeadilan melalui pengembangan sektor unggulan, strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
1. Meningkatkan produktivitas budidaya tanaman pangan, peternakan,
perkebunan, kehutanan, dan perikanan.

2. Mengembangkan sentra-sentra produksi untuk mendukung pengembangan


sebagai pusat industri pengolahan berbasis sumber daya alam.

3. Mengembangkan produk/industri unggulan wilayah dan kerjasama antardaerah.

4. Memperluas dan meningkatkan sinergi program-program penanggulangan


kemiskinan.

5. Memperluas kesempatan usaha dan meningkatkan pemberdayaan rumah tangga


miskin.

6. Mengembangkan gugus (cluster) industri pariwisata.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


51

7. Mengoptimalkan industri pertambangan dan mengembangkan industri energi


alternatif terbarukan.

Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi kedua, yaitu :
1. Pengembangan Bengkayang sebagai sentra produksi pertanian, peternakan,
perkebunan, kehutanan, dan perikanan.

2. Pengembangan gugus (cluster) industri pengolahan berbasis sumber daya alam.

3. Pengembangan industri pariwisata alam dan budaya.

4. Pengembangan Bengkayang sebagai wilayah tumbuh pesat dan merata.

5. Pengembangan energi alternatif untuk mendukung Provinsi Kalimantan Barat


sebagai lumbung energi.

6. Peningkatan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan melalui pengembangan


ekonomi lokal yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pengurangan kemiskinan, dan pengurangan tingkat pengangguran.

6.3 Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Ketiga

Dalam upaya mewujudkan Misi 3: meningkatkan kualitas SDM melalui


peningkatan iman dan taqwa serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
1. Membina dan memelihara suatu kehidupan rohani yang beriman, beribadah,
dan taat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

2. Meningkatkan pemahaman keagamaan masyarakat melalui penerangan dan


pengajaran.

3. Membantu pengembangan wawasan para pemuka agama.

4. Meningkatkan toleransi kehidupan beragama untuk menciptakan kedamaian


dan kerukunan beragama.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


52

5. Mendorong berfungsinya lembaga-lembaga agama sebagai wadah masyarakat


dalam pembangunan moral

6. Meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja.


7. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan.

8. Mengembangkan program-program dalam rangka penguasaan, pengembangan,


dan pemanfaatan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang tepat guna
bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi ketiga, yaitu:
1. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas perilaku masyarakat sesuai dengan
ajaran agama, tata nilai, adat istiadat budaya, serta peraturan yang berlaku
secara rukun dan damai.

2. Peningkatan kesadaran dan kerukunan beragama dalam


kehidupan
bermasyarakat

3. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan melalui pengembangan fasilitas,


penyediaan sarana pendidikan, pembiayaan pendidikan, dan peningkatan
kesejahteraan guru.

4. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing melalui pengembangan sekolah


bertaraf nasional.

5. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

6. Peningkatan prasarana dan fasilitas pelayanan kesehatan.

7. Pengembangan angkatan kerja berkualitas dan berdaya saing

6.4 Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Keempat

Dalam upaya mewujudkan Misi 4: meningkatkan keamanan dan keharmonisan


kehidupan masyarakat, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


53

1. Meningkatkan keamanan yang menjamin keselamatan dari ancaman dan


gangguan keamanan.

2. Meningkatkan penghargaan terhadap nilai-nilai kearifan lokal.


3. Mempertahankan budaya lokal yang positif dan kearifan lokal ke dalam muatan
kurikulum pendidikan.
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi keempat, yaitu:
1. Peningkatan fungsi pos pengawasan di kawasan perbatasan.

2. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga keamanan lingkungan.

3. Peningkatan wawasan budaya lokal yang positif.

4. Peningkatan kegiatan ekstra kurikuler bagi siswa dalam melestarikan budaya


lokal.

6.5 Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kelima

Dalam upaya mewujudkan Misi 5: meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah


Daerah dalam memberikan pelayanan yang prima demi mewujudkan
pemerintahan yang baik, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
1. Mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilaksanakan di seluruh
SKPD Kabupaten Bengkayang yang dikombinasikan dengan reformasi bidang
hukum.

2. Mengembangkan manajemen pelayanan publik yang bermutu, transparan,


akuntabel, mudah, murah, cepat, patut, dan adil kepada seluruh masyarakat
guna menunjang kepentingan masyarakat dan dunia usaha.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan satu titik (one stop services) untuk


mewujudkan pelayanan publik yang efektif dan efisien.

4. Meningkatkan pengawasan publik untuk menjamin akuntabilitas pelayanan


publik.

Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi kelima, yaitu:
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
54

1. Penyusunan perencanaan dan penerapan sistem anggaran berbasis kinerja


secara menyeluruh serta percepatan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme
secara tegas.

2. Penguatan dan peningkatan penyelenggaraan kelembagaan pemerintahan


yang lebih transparan, responsif, dan akuntabel.

3. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh efisiensi


struktur pemerintahan, kapasitas aparatur pemerintah yang memadai, dan data
kependudukan yang baik.

4. Penerapan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih tepat, lebih responsif
sesuai standar pelayanan minimal.

5. Pengembangan sistem informasi terpadu (e-government) untuk


memperlancar dan meningkatkan mutu layanan publik.

6.6 Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Keenam

Dalam upaya mewujudkan Misi 6: Meningkatkan partisipatif aktif masyarakat,


strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terlibat aktif dalam berbagai
bidang pembangunan.

2. Meningkatkan kesempatan perempuan dalam jajaran birokrasi dan dalam


pengambilan keputusan.

3. Meningkatkan kemitraan antara individu, lembaga/kelompok swadaya


masyarakat, lembaga pemerintahan, dan lembaga ekonomi untuk meningkatkan
kemampuan individu atau kelompok

Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi misi keenam, yaitu:
1. Peningkatan pengetahuan dan kemudahan akses informasi kepada masyarakat.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


55

2. Peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengelola sumberdaya lokal untuk


meningkatkan kesejahteraan.

3. Peningkatan pendidikan, keterampilan, dan wawasan bagi perempuan.


4. Peningkatan partisipasi dalam menerima, memelihara, dan mengembangkan
hasil pembangunan.

6.7 Prioritas Pembangunan

Dengan memperhatikan visi, misi, strategi, dan arah kebijakan pembangunan


Kabupaten Bengkayang, prioritas pembangunan Kabupaten Bengkayang Tahun
2011-2015 adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan infrastruktur, energi, lingkungan hidup dan bencana, serta
pengembangan daerah perbatasan, terisolir, dan tertinggal. Prioritas ini untuk
mewujudkan misi membangun dan meningkatkan infrastruktur dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana.

2. Peningkatan iklim investasi dan usaha, ketahanan pangan, serta


penanggulangan kemiskinan. Prioritas ini untuk mewujudkan misi mempercepat
pembangunan ekonomi yang berkeadilan melalui pengembangan sektor unggulan.

3. Peningkatan akhlak, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, kreativitas, dan


inovasi teknologi. Prioritas ini untuk meningkatkan kualitas SDM melalui
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Peningkatan kerukunan dan harmonisasi. Prioritas ini untuk mewujudkan


misi meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Esa.

5. Reformasi birokrasi dan tata kelola. Prioritas ini untuk mewujudkan misi
meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan
yang prima demi mewujudkan pemerintahan yang baik.

6. Peningkatan kemandirian. Prioritas ini untuk mewujudkan misi


meningkatkan partisipatif aktif masyarakat.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


56

Prioritas pembangunan Bengkayang 2011-2015 di atas didukung prioritas lainnya


yang dilaksanakan melalui program berbagai bidang kehidupan masyarakat secara
menyeluruh. Pengelompokan bidang pembangunan menurut RPJP Nasional
20052025, yaitu : Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama, Bidang
Ekonomi, Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Bidang Sarana dan Prasarana,
Bidang Politik, Bidang Pertahanan dan Keamanan, Bidang Hukum dan Aparatur,
Bidang Wilayah dan Tata Ruang, Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup.

IV. DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP PEMBANGUNAN


KABUPATEN BENGKAYANG

Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang
diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat
untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan
dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan yang di maksud Otonomi Daerah adalah wewenang untuk mengatur


dan mengurus rumah tangga daerah, yang melekat pada Negara kesatuan maupun
pada Negara federasi. Di Negara kesatuan otonomi daerah lebih terbatas dari pada
di Negara yang berbentuk federasi. Kewenangan mengantar dan mengurus rumah
tangga daerah di Negara kesatuan meliputi segenap kewenangan pemerintahan
kecuali beberapa urusan yang dipegang oleh Pemerintah Pusat seperti :

1. Hubungan luar negeri


2. Pengadilan
3. Moneter dan keuangan
4. Pertahanan dan keamanan
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
57

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber

potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

1.Dampak Positif dan Negatif Otonomi Daerah


Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan identitas lokal
yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat
mendapatkan respon tinggidari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah
yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak
daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana
tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta
membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata.
Kebijakankebijakan pemerintah daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak
membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih efisien.
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan bagi
oknumoknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai pelanggaran,
munculnya pertentangan antara pemerintah daerah dengan pusat, serta timbulnya
kesenjangan antara daerah yang pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih
berkembang.

2. Masalah Otonomi Daerah


Permasalahan Pokok Otonomi Daerah:
1. Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi daerah yang belum
mantap
2. Penyediaan aturan pelaksanaan otonomi daerah yang belum memadai dan
penyesuaian peraturan perundangan-undangan yang ada dengan UU 22/ 1999
masih sangat terbatas
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
58

3. Sosialisasi UU 22/1999 dan pedoman yang tersedia belum mendalam dan


meluas
4. Manajemen penyelenggaraan otonomi daerah masih sangat lemahPengaruh
perkembangan dinamika politik dan aspirasi masyarakat serta pengaruh
globalisasi yang tidak mudah masyarakat serta pengaruh globalisasi yang tidak
mudah dikelola
5. Kondisi SDM aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya
pelaksanaan otonomi daerah
6. Belum jelas dalam kebijakan pelaksanaan perwujudan konsep otonomi yang
proporsional kedalam pengaturan konsep otonomi yang proporsional ke dalam
pengaturan pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional, serta
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah sesuai prinsip-prinsip demokrasi,
peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta potensi dan
keanekaragaman daerah dalam kerangka NKRI

Permasalahan pokok tersebut terefleksi dalam 7 elemen pokok yang membentuk


pemerintah daerah yaitu;

1. kewenangan,

2. kelembagaan,
3. kepegawaian,
4. keuangan,
5. perwakilan,
6. manajemen pelayanan publik,
7. pengawasan.

Sumber-sumber Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan desentralisasi meliputi:


a) PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
• Hasil pajak daerah
• Hasil restribusi daerah

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


59

• Hasil perusahan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
• Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,antara lain hasil penjualan asset
daerah dan jasa giro b) DANA PERIMBANGAN • Dana Bagi Hasil

• Dana Alokasi Umum (DAU)


• Dana Alokasi Khusus

c) PINJAMAN DAERAH
• Pinjaman Dalam Negeri
1. Pemerintah pusat
2. Lembaga keuangan bank
3. Lembaga keuangan bukan bank
4. Masyarakat (penerbitan obligasi daerah)

• Pinjaman Luar Negeri


1. Pinjaman bilateral
2. Pinjaman multilateral
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah;
4. hibah atau penerimaan dari daerah propinsi atau daerah Kabupaten/Kota
lainnya,
5. penerimaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan

3. Peluang Bisnis Ekonomi Serta Tantangan Bisnis di Daerah


Pembangunan ekonomi saat ini di Indonesia selama pemerintahan orde baru lebih
terfokus pada pertumbuhan ekonomi ternyata tidak membuat daerah di tanah air
berkembang dengan baik. Proses pembangunan dan peningkatan kemakmuran
sebagai hasil pembangunan selama ini lebih terkonsentrasi di Pusat (Jawa) atau di
Ibukota . Pada tingkat nasional memang laju pertumbuhan ekonomi rata-rata

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


60

pertahun cukup tinggi dan tingkat pendapatan perkapita naik terus setiap tahun
(hingga krisis terjadi). Namun,dilihat pada tingkat regional, kesenjangan
pembangunan ekonomi antar propinsi makin membesar.

Di era otonomi daerah dan desentralisasi sekarang ini, sebagian besar kewenangan
pemerintahan dilimpahkan kepada daerah. Pelimpahan kewenangan yang besar ini
disertai dengan tanggung jawab yang besar pula. Dalam penjelasan UU
No.22/1999 ini dinyatakan bahwa tanggung jawab yang dimaksud adalah berupa
kewajiban daerah untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,
pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan.

Berangkat dari pemahaman demikian, maka untuk menghadapi berbagai persoalan


seperti kemiskinan, pemerintah daerah tidak bisa lagi menggantungkan
penanggulangannya kepada pemerintah pusat sebagaimana yang selama ini
berlangsung. Di dalam kewenangan otonomi yang dipunyai daerah, melekat pula
tanggung jawab untuk secara aktif dan secara langsung mengupayakan
pengentasan kemiskinan di daerah bersangkutan. Dengan kata lain, pemerintah
daerah dituntut untuk memiliki inisiatif kebijakan operasional yang bersifat pro
masyarakat miskin.

Hubungan antara otonomi daerah dengan desentralisasi, demokrasi dan tata


pemerintahan yang baik memang masih merupakan diskursus. Banyak pengamat
mendukung bahwa dengan dilaksanakannya otonomi daerah maka akan mampu
menciptakan demokrasi atau pun tata pemerintahan yang baik di daerah. Proses
lebih lanjut dari aspek ini adalah dilibatkannya semua potensi kemasyarakatan
dalam proses pemerintahan di daerah.

Keterlibatan masyarakat akan mengeliminasi beberapa faktor yang tidak


diinginkan, yaitu:

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


61

1. Keterlibatan masyarakat akan memperkecil faktor resistensi masyarakat


terhadap kebijakan daerah yang telah diputuskan. Ini dapat terjadi karena sejak
proses inisiasi, adopsi, hingga pengambilan keputusan, masyarakat dilibatkan
secara intensif.

2. Keterlibatan masyarakat akan meringankan beban pemerintah daerah


(dengan artian pertanggungjawaban kepada publik) dalam mengimplementasikan
kebijakan daerahnya. Ini disebabkan karena masyarakat merasa sebagai salah satu
bagian dalam menentukan keputusan tersebut. Dengan begitu, masyarakat tidak
dengan serta merta menyalahkan pemerintah daerah bila suatu saat ada beberapa
hal yang dipandang salah.

3. Keterlibatan masyarakat akan mencegah proses yang tidak fair dalam


implementasi kebijakan daerah, khususnya berkaitan dengan upaya menciptakan
tata pemerintahan daerah yang baik.

Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah ini


sangat boleh jadi menimbulkan “cultural shock”, dan belum menemukan bentuk
/format pelaksanaan otonomi seperti yang diharapkan. Hal ini berkaitan pula
dengan tanggung jawab dan kewajiban daerah yang dinyatakan dalam penjelasan
UU No.22/1999, yaitu untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, dan pemerataan.

Berkaitan dengan kewenangan dan tanggung dalam pelaksanaan otonomi daerah,


maka pemerintah daerah berupaya dengan membuat dan melaksanakan berbagai
kebijakan dan regulasi yang berkenaan dengan hal tersebut. Namun dengan belum
adanya bentuk yang jelas dalam operasionalisasi otonomi tersebut, maka sering
terdapat bias dalam hasil yang di dapat. Pelimpahan kewenangan dalam otonomi
cenderung dianggap sebagai pelimpahan kedaulatan. Pada kondisi ini, otonomi
lebih dipahami sebagai bentuk redistribusi sumber ekonomi/keuangan dari pusat

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


62

ke daerah. Hal ini terutama bagi daerah-daerah yang kaya akan sumber ekonomi.
Dengan begitu, konsep otonomi yang seharusnya bermuara pada pelayanan publik
yang lebih baik, justru menjadi tidak atau belum terpikirkan.

Kemandirian daerah sering diukur dari kemampuan daerah dalam meningkatkan


pendapatan asli daerah (PAD). PAD juga menjadi cerminan keikutsertaan daerah
dalam membina penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan
kemasyarakatan di daerah. Keleluasaan memunculkan inisiatif dan kreativitas
pemerintah daerah dalam mencari dan mengoptimalkan sumber penerimaan dari
PAD sekarang ini cenderung dilihat sebagai sumber prestasi bagi pemerintah
daerah bersangkutan dalam pelaksanaan otonomi. Disamping itu, hal ini dapat
menimbulkan pula ego kedaerahan yang hanya berjuang demi peningkatan PAD
sehingga melupakan kepentingan lain yang lebih penting yaitu pembangunan
daerah yang membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya. Euphoria reformasi
dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah seperti ini cenderung mengabaikan
tujuan otonomi yang sebenarnya.

Otonomi menjadi keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan kewenangan


pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan serta hidup,
tumbuh, dan berkembang di daerah. Sedangkan otonomi yang bertanggung jawab
adalah perwujudan pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan
kewenangan daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh
daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, yaitu peningkatan pelayanan
dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan
demokrasi, keadilan, dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi
antara pusat dan daerah serta antar daerah.

Disamping peluang-peluang yang muncul dari pelaksanaan otonomi daerah,


terdapat sejumlah tuntutan dan tantangan yang harus diantisipasi agar tujuan dari
pelaksanaan otonomi daerah dapat tercapai dengan baik. Diantara tantangan yang

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


63

dihadapi oleh daerah adalah tuntutan untuk mengurangi ketergantungan anggaran


terhadap pemerintah pusat, pemberian pelayanan publik yang dapat menjangkau
seluruh kelompok masyarakat, pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan
dan peningkatan otonomi masyarakat lokal dalam mengurus dirinya sendiri.

Dalam implementasinya, penetapan dan pelaksanaan peraturan dan instrumen baru


yang dibuat oleh pemerintah daerah dapat menimbulkan dampak, baik berupa
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang ditimbulkan akan
berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung, pada semua segmen
dan lapisan masyarakat terutama pada kelompok masyarakat yang rentan terhadap
adanya perubahan kebijakan, yaitu masyarakat miskin dan kelompok usaha kecil.
Kemungkinan munculnya dampak negatif perlu mendapat perhatian lebih besar,
karena hal tersebut dapat menghambat tercapainya tujuan penerapan otonomi
daerah itu sendiri.

V. PENUTUP

A.Kesimpulan
Pelaksanaan otonomi daerah selain berdasarkan pada aturan hukum, juga
sebagai penerapan tuntutan globalisasi yang wajib diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, terutama dalam menggali, mengatur, dan memanfaatkan potensi besar yang
ada di masing-masing daerahnya sendiri.
Konsep sentralisasi menunjukkan karakteristik bahwa semua kewenangan
penyelenggaraan pemerintahan berada di pemerintah pusat, sedangkan sistem
desentralisasi menunjukkan karakteristik yakni sebagian kewenangan urusan
pemerintahan yang menjadi kewajiban pemerintah, diberikan kepada pemerintah
daerah.
Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 10 tahun 1999 tentang

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


64

pembentukan Daerah Tingkat II Bengkayang, secara resmi mulai tanggal 20 April


1999, Kabupaten Bengkayang terpisah dari Kabupaten Sambas dan menjadi suatu
Kabupaten Baru.

Agar Rencana Strategis yang telah disusun ini dapat mendatangkan manfaat
bagi pembangunan Kabupaten Bengkayang ke depan, maka dalam
implementasinya perlu adanya komitmen, semangat, tekad, kemauan, kemampuan
dan etos kerja yang tinggi, yang ditunjukkan melalui kesungguhan, kejujuran dan
keterbukaan tidak hanya oleh segenap Aparatur Pemerintah Daerah saja,
melainkan oleh DPRD Kabupaten Bengkayang dan berbagai stakeholder lainnya
yang ada di Kabupaten Bengkayang.

Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi mengenai sasaran yang ingin


dicapai dalam tahun yang bersangkutan, indikator sasaran dan rencana
capaiannya, program, kegiatan serta indikator kinerja kegiatan dan rencana
capaiannya yang meliputi indikator inputs, outputs, outcomes, benefit dan
impact. Dokumen Rencana Kinerja juga memuat informasi mengenai keterkaitan
kegiatan dengan sasaran, kebijakan dengan programnya serta keterkaitan kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah.

Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan identitas


lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah
pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi
masalah yang berada di daerahnya sendiri. Dampak negatif dari otonomi daerah
adalah munculnya kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk
melakukan berbagai pelanggaran, munculnya pertentangan antara pemerintah
daerah dengan pusat, serta timbulnya kesenjangan antara daerah yang
pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih berkembang.

B.Saran
Dengan adanya Otonomi Daerah dan pemekaran suatu wilayah hendaknya
dapat lebih bermanfaat dan berdayaguna bagi kemajuan suatu Daerah atau
Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015
65

Kabupaten agar menjadi tonggak pemicu pesatnya pembangunan ekonomi bagi


daerah yang dimekarkan .

Rencana Strategis atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJM )


sebaiknya telah disiapkan dan dirancang sedemikian rupa agar menjadi tolak ukur
bagi keberlanjutan perkembangan dan pembangunan ekonomi suatu Kabupaten
baru .

Pemerintah dalam hal ini DPRD dan SKPD terkait perlu menyiapkan
berbagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan
pembangunan ekonomi Daerah/Kabupaten terutama Bidang Ekonomi secara
umum agar mampu menghadapi persaingan yang semakin kompetitif di antara
Kabupaten – kabupaten Baru, baik dalam rangka perkembangan ekonomi
daerahnya sendiri maupun demi mendukung pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat agar tercapainya setiap program pembangunan yang telah disiapkan dan
direncanakan dengan baik.
Pemerintah Daerah atau Kabupaten harus dapat mencari dan menggali sumber
potensi yang ada di daerahnya dan lebih meningkatkan kerjasama dengan pelaku –
pelaku bisnis atau pihak swasta guna mengembangkan sektor – sektor unggulan
yang telah tertuang dalam Rencana Kinerja Pemerintah Daerah guna
meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) demi mendukung
bertambahnya Anggaran Pembangunan Belanja Daerah tersebut.
Strategi pembangunan ekonomi dan rencana prioritas yang akan dilaksanakan
perlu menjadi perhatian khusus dan pengawasan yang ketat serta melibatkan
stakeholder terkait, agar setiap pembangunan yang akan dilaksanakan lebih
terarah dan hasilnya dapat dinikmati oleh setiap elemen masyarakat dan menjadi
tolak ukur untuk membuat perencanaan pembangunan ekonomi dimasa - masa
yang akan datang.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015


66

Daftar Pustaka

<https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=GcxSVfbSMdiLuATlwYBQ#q=is
i+uud+1945+pasal+18+18a+dan+18b>

<<http://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah_di_Indonesia>>

http://www.bengkayangkab.go.id/hal-sejarah-singkat-
kabupatenbengkayang.html#ixzz3ZzJP6hzj

<<Rencana Strategis/RPMJD Pemerintah Kabupaten Bengkayang Laporan


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemereintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten
Bengkayang Tahun 2013>>
http://www.bappenas.go.id/node/45/729/perkembangan-ekonomi-indonesia-/

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/
bab2perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesi
a.pdf

<<http://bappeda.bengkayangkab.go.id/?wpdmact=process&did=MjYuaG90bGlu
aw>>

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pembangunan Kabupaten Bengkayang Yohanes~2015

Anda mungkin juga menyukai