Anda di halaman 1dari 7

NAMA KRESNALIAN SEME

NIM 012215008
SEMESTER TIGA (III)
HARI/TANGGAL SELASA, 26 SEPTEMBER 2023

TUGAS 4

1. Jelaskan Teknik Pemeriksaan Thorax AP Top Lordotik (Pengertian, tujuan, indikasi, posisi
pasien, posisi objek, central ray, central point, FFD, dan kriteria gambar) !
Jawab :
a. Pengertian & Tujuan : Teknik pemeriksaan thorax AP Top Lordotik merupakan salah
satu teknik radiografi pemeriksaan thorax/rongga dada yang bertujuan untuk
menyingkirkan kalsifikasi dan massa dibawah clavicula serta menampakan bagian
apex dari paru.
b. Indikasi : Indikasi yang berkaitan dengan penggunaan Proyeksi thorax Ap Top
lordotik ada Tuberculosis. TBC ditandai dengan hasil radiograf yang menampakkan
adanya bercak-bercak pada paru, sehingga semua lapangan paru harus ditampakkan
dengan jelas tanpa adanya superposisi dengan objek lain.
c. Posisi Pasien
 Pasien diposisikan berdiri 1 langkah atau sekitar 30 cm didepan bucky stand
 Pasien menyandar pada bucky hingga bagian pundak, leher, dan kepala
menempel pada bucky.
 Punggung tangan diletakkan diatas crista iliaca kemudian siku didorong
kedepan agar gambaran scapula tidak superposisi dengan gambaran paru.
d. Posisi Objek
 Atur Mid sagittal plane (MSP) pada pertengahan bucky dan kaset
 Batas atas kaset sekitar 3 inchi atau 7-8 cm diatas Pundak
 Pastikan tidak ada rotasi pada thorax
e. Central ray : Horizontal tegak lurus terhadap kaset
f. Central Point : Pada pertengahan sternum atau sekitar 9 cm dibawah jugular notch
g. FFD : 150 - 180 cm
h. Note : Ekspose pada saat inspirasi kedua dan tahan napas. Tujuannya agar paru-paru
mengembang sehingga memperluas lapangan paru.
i. Kriteria Radiograf :
 Tampak paru-paru, clavicula, jantung, dan corpus vertebrae
 Clavicula terletak di bagian superior dari apex paru, gambaran apex paru
bebas dari superposisi dengan clavicula dan tampak jelas
 Kedua sternoclavicular joint berjarak sama
 Clavicula pada posisi horizontal
 Costae depan dan belakang saling superposisi
2. Jelaskan Teknik pemeriksaan thorax RLD (Pengertian, tujuan, indikasi, posisi pasien, posisi
objek, central ray, central point, FFD, dan kriteria gambar) !
Jawab :
a. Pengertian & Tujuan : Teknik pemeriksaan thorax RLD atau right lateral decubitus
merupakan salah satu pemeriksaan thorax yang digunakan untuk mengindentifikasi
adanya kelainan pada paru seperti adanya cairan yang dimana kondisi ini adalah
abnormal. Pada teknik pemeriksaan ini pasien akan diposisikan tidur miring dengan
detector dibagian posterior, lalu arah sinar horizontal menembus dan anterior ke bagian
posterior pasien.
b. Indikasi :
 Efusi pleura : Kumpulan cairan pada ruang antara lapisan pariental dan visceral
dari pleura
 Abses paru : Terbentuknya kantung atau rongga yang berisi nanah di paru-paru
akibat infeksi bakteri
 Pneumothorax : Gangguan ini terjadi karena masuknya udara kedalam rongga
paru akibat robekan pada pleura parietal maupun visceral.
c. Posisi Pasien
 Pasien tidur lateral recumbent dengan sisi kanan tubuh menempel meja
pemeriksaan
 Kedua tangan fleksi dan diletakan diatas kepala.
 Kedua lutut sedikit difleksikan
d. Posisi Objek
 Mid sagital Plane pasien tegak lurus dengan kaset yang menempel dibagian
posterior pasien
 Batas atas kaset sekitar 1 inchi atau 2,5 cm diatas vertebra prominence
e. Central ray : Horizontal tegak lurus terhadap kaset
f. Central Point : Pada Thoracal 7
g. FFD : 150 - 180 cm
h. Note : Ekspose pada saat inspirasi kedua dan tahan napas. Tujuannya agar paru-paru
mengembang sehingga memperluas lapangan paru.
i. Kriteria Radiograf :
 Tampak apex paru
 Kedua sinus costopherenicus tidak terpotong
 Sinus cardiopherenicus tidak terpotong
 Bagian lateral paru tidak terpotong
 Tampak Jantung dan aorta
 Tampak bayangan bronkus
 Gambar simetris dan terdapat marker

3. Jelaskan Teknik pemeriksaan abdomen 3 posisi (Pengertian, tujuan, indikasi, posisi pasien,
posisi objek, central ray, central point, FFD, dan kriteria gambar) !
Jawab :
a. Pengertian : Teknik pemeriksaan Abdomen 3 posisi adalah prosedur pemeriksaan
radiografi pada daerah abdomen khususnya untuk memperlihatkan kelainan yang
terjadi pada tractus digestivus / gastrointestinal yang dilakukan dalam 3 posisi
pemotretan, yaitu posisi pasien tidur telentang (AP Supine), setengah duduk (Semi
Erect) dan LLD (Left Lateral Decubitus).
b. Indikasi :
 Ascites : Penumpukan cairan yang abnormal dalam abdomen
 Ileus (obstruksi non mekanik pada usus halus) atau mechanical ileus
(obsteuksi usus yang disebabkan oleh hernia, ashesion, dll)
 Perforasi Cekungan Viscus : Disebabkan oleh udara bebas pada
intraperitoneal, sering terjadi pada usus atau lambung
 Masa pada intraabdominal seperti neoplasma, benigna, atau maligna
 Past-op : Pembedahan abdomen
c. Proyeksi AP Supine
 Tujuan : Tujuan dilakukannya proyeksi AP untuk memperlihatkan ada atau
tidaknya penebalan atau distensi pada kolon yang disebabkan karena massa
atau gas pada kolon itu.
 Posisi Pasien
- Pasien supine diatas meja pemeriksaan
- MSP tubuh berada di pertengahan meja
- Kedua tangan diatur lurus disamping tubuh dan kedua kaki diatur lurus
 Posisi Objek
- Atur kaset agar batas atas kaset pada diafragma, batas bawah pada
simfisis pubis dan crista iliaca berada dipertengahan
- Pelvis tidak mengalami rotasi (terlihat dari kedua SIAS berjarak sama
dikedua sisinya)
 Central ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
 Central Point : Pada umbilicus atau 2 inchi ( 5 cm ) diatas crista iliaca
 FFD : 100 cm
 Note : Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
Tujuannya agar agar gerakan tidak sadar pada usus dapat berhenti
 Kriteria Radiograf :
- Tampak Area dari simfisis pubis hingga perut bagian atas
- Tampak kantong kemih
- Tidak terpotong bagian kolum vertebral di tengah
- Tulang rusuk, panggul, dan pinggul berjarak sama dari tepi radiograf di
kedua sisi
- Crista iliaca simetris, Otot psoas, batas bawah hati, dan ginjal
d. Proyeksi setengah duduk (Semi Erect)
 Tujuan Proyeksi Antero Posterior Semi Erect (setengah duduk) untuk
memperlihatkan udara bebas naik dibawah diafragma.
 Posisi Pasien :
- Pasien duduk diatas meja pemeriksaan selama 10-20 menit (Jika
memungkinkan saat sebelum exsposi agar udara intraperitoneal terlihat
pada gambar)
- MSL tubuh sejajar kaset
- Kedua tangan lurus disamping tubuh dan kedua kaki diatur lurus.
- Posisi pasien semi Erect (setengah duduk)
 Posisi Objek
- Kaset berada dibelakang tubuh pasien, aturlah kaset dengan batas atas
proc. xypoideus dan batas bawahnya simfisis pubis
- Pelvis dan shoulder tidak mengalami rotasi
 Central ray : Horizontal tegak lurus pada pertengahan kaset
 Central Point : Pada umbilicus atau 2 inchi ( 5 cm ) diatas crista iliaca
 FFD : 100 cm
 Note : Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
Tujuannya agar agar gerakan tidak sadar pada usus dapat berhenti
 Kriteria Radiograf :
- Tampak area dari simfisis pubis hingga perut bagian atas tampak
- Tidak terpotong, colum vertebral di tengah,tulang rusuk, panggul
- Pinggul berjarak sama dari tepi radiograf di kedua sisi
- Crista iliaca simetris,tidak ada rotasi pada objek
- Terlihat udara dalam lambung, usus, dan dimana udara dan cairan akan
terlihat, termasuk diafragma bilateral dan bagian bawah abdomen jika
mungkin.
- Udara bebas intraperitoneal berbentuk bulan sebelah bila ada, terlihat
dibawah hemidiafragma kanan, jauh dari gas lambung.
e. Proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD)
 Tujuan proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD) untuk memperlihatkan air
fluid level atau udara bebas yang mungkin terjadi akibat perforasi colon.
Mengapa dibuat foto LLD (bukan RLD) ? Untuk abdomen 3 posisi ini, tujuan
digunakan proyeksi LLD agar udara di colon terpisah dengan udara di
lambung. Pada pasien curiga kebocoran dinding usus, udara akan berada pada
permukaan teratas. Jika dibuat foto RLD, udara bebas itu kan tampak
menyatu/bercampur dengan udara dilambung sehingga patologisnya sulit
dinilai.
 Posisi Pasien :
- Posisikan pasien lateral recumbent dengan bagian kiri menempel pada
meja pemeriksaan minimal selama 5 menit untuk memungkinkan udara
naik atau 10 sampai 20 menit untuk visualisasi dan udara naik sempurna
- Kedua knee difleksikan, salah satu diatas yang lain untuk kenyamanan
pasien.
- Kedua lengan didekat dengan kepala dan menggunakan bantal
 Posisi Objek

- Tempatkan MSP tubuh pada pertengahan kaset, tetapi pastikan bagian


atas abdomen tidak terpotong.
- Batas atas kaset kira-kira setinggi axilla.
- Pastikan tidak ada rotasi pelvis dan sholder.
 Central ray : Horizontal tegak lurus pada pertengahan kaset
 Central Point : Pada umbilicus atau 2 inchi ( 5 cm ) diatas crista iliaca
 FFD : 100 cm
 Note : Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
Tujuannya agar agar gerakan tidak sadar pada usus dapat berhenti
 Kriteria Radiograf :
- Terlihat air fluids levels, Dinding perut, struktur rata
- Diafragma, tulang rusuk, panggul, dan pinggul berjarak sama dari tepi
radiograf di kedua sisi
- Tidak ada rotasi pasien
- Identifikasi yang tepat terlihat, termasuk sisi pasien dan tanda untuk
menunjukkan sisi mana yang naik
4. Jelaskan Teknik pemeriksaan Bone Age (Pengertian, tujuan, indikasi, posisi pasien, posisi
objek, central ray, central point, FFD, dan kriteria gambar) !
Jawab :
a. Pengertian : Teknik Radiografi Bone Age adalah suatu pemerikasaanRadiografi
dengan menggunakan sinar X untuk mengetahui adanya kelainan pada organ
pergelangan tangan, tangan, dan jari-jari.
b. Tujuan :
- Untuk memperlihatkan keseluruhan anatomi Ossa Manus
- Untuk membantu dokter mendiagnosa kondisi yang menunda atau
mempercepat pertumbuhan fisik dan perkembangan
c. Indikasi :
-Down Syndrome : Kondisi genetik yang terjadi ketika seseorang
memiliki salinan tambahan kromosom 21, yang menyebabkan
keterlambatan pertumbuhan
- Short stature : Kelainan pertumbuhan pada anak dengan perawakan
pendek
d. TEKNIK RADIOGRAFI BONE AGE MANUS PROYEKSI PA
 Posisi Pasien
- Pasien duduk menyamping pada sisi meja pemeriksaan
 Posisi Objek
- Ossa manus, writs joint, diletakan diatas kaset
- Ossa manus di letakkan ditengah- tengah kaset, jari- jari di atur agar tidak
superposisi.
 Central Ray : Vertikal tegak lurus
 Central Point : Metacarpal Phalangeal Joint Digiti 3
 FFD : 100 cm
 Kriteria Radiograf
- Tidak ada rotasi pada manus
- MCP dan interphalangeal joint membuka menandakan manus diletakkan
rata pada kaset
- Jari sedikit memisah di tandai dengan tidak adanya softtissue yang
overlap
- Terlihat anatomi distal radius dan ulna
- Tampak soft tissue dan trabekula tulang
e. TEKNIK RADIOGRAFI BONE AGE MANUS PROYEKSI OBLIQUE
 Posisi Pasien
- Pasien duduk menyamping pada sisi meja pemeriksaan
 Posisi Objek
- Ossa Manus, Wrist Joint, Ossa Antebrachi diletakkan kaset dengan posisi
PA kemudian eksorotasi hingga Ossa Carpalia membentuk sudut 45
derajat terhadap bidang kaset
- Atur agar jari-jari tidak superposisi
 Central Ray : Vertikal tegak lurus
 Central Point : Metacarpal Phalangeal Joint Digiti 3
 FFD : 100 cm
 Kriteria Radiograf
- Overlap minimal ketiga-keempat dan keempat-kelima metacarpal
- Digiti dipisah sedikit dengan tidak ada overlap dari jaringan lunak
- Tampak anatomi Distal Radius dan Ulna.
f. TEKNIK RADIOGRAFI BONE AGE MANUS PROYEKSI LATERAL
 Posisi Pasien
- Pasien duduk menyamping pada sisi meja pemeriksaan
 Posisi Objek
- Atur ossa Manus, Wrist Joint, Ossa Antebrachi diatas kaset dalam posisi
true lateral dengan tepi medialis menempel pada kaset
- Digiti 1 dalam posisi PA
 Central Ray : Vertikal tegak lurus
 Central Point : Metacarpal Phalangeal Joint Digiti 2
 FFD : 100 cm
 Kriteria Radiograf
- Digiti 2-5 saling superposisi
- Digiti 1 dalam posisi PA dan tidak superposisi dengan digiti lain
- Tampak anatomi Distal Radius dan Ulna.

5. Jelaskan Teknik pemeriksaan scoliosis series (Pengertian, tujuan, indikasi, posisi pasien,
posisi objek, central ray, central point, FFD, dan kriteria gambar) !
Jawab :
a. Pengertian & Tujuan : Teknik pemeriksaan scoliosis series adalah pemeriksaan
radiografi yang bertujuan untuk mengevaluasi kelengkungan tulang belakang pada
penderita scoliosis
b. Indikasi : Scoliosis
c. TEKNIK RADIOGRAFI SCOLIOSIS SERIES PROYEKSI PA (AP)
 Posisi Pasien
- Posisikan pasien berdiri dengan kedua tangan disamping tubuh
- Beban tubuh bertumbuh secara merata pada kedua kaki
 Posisi Objek
- Atur MSP pasien pada pertengahan bucky stand
- Pastikan tidak ada rotasi pada thorax atau pelvis
- Batas bawah kaset minimal 1-2 inchi (3-5 cm) dibawah crista iliaca.
 Central Ray : Horizontal tegak lurus
 Central Point : Pertengahan Kaset
 FFD : 100-150 cm
 Kriteria Radiograf
- Tampak Vertebra thoracal dan lumbal termasuk crista iliaca 1 hingga 2
inci
- Vertebra thoracal dan lumbal sejajar dengan IR, ditunjukkan dengan
terbukanya foramina intervertebralis dan terbukanya ruang sendi
intervertebralis.
- Tidak adanya rotasi
d. TEKNIK RADIOGRAFI SCOLIOSIS SERIES PROYEKSI LATERAL
 Posisi Pasien
- Pasien dalam posisi tegak menyamping dengan lengan terangkat
 Posisi Objek
- Sejajarkan bidang midcoronal pertengahan bucky
- Pastikan tidak ada rotasi dada atau panggul
- Batas bawah kaset minimal 1-2 inchi (3-5 cm) dibawah crista iliaca.
 Central Ray : Horizontal tegak lurus
 Central Point : Pertengahan Kaset
 FFD : 100-150 cm
 Kriteria Radiograf
- Tampak Vertebra thoracal dan lumbal termasuk crista iliaca 1 hingga 2
inci dari aspek lateral
- Vertebra thoracal dan lumbal sejajar dengan IR, ditunjukkan dengan
terbukanya foramina intervertebralis dan terbukanya ruang sendi
intervertebralis.
- Tidak adanya rotasi

e. TEKNIK RADIOGRAFI SCOLIOSIS SERIES PROYEKSI RIGHT AND LEFT


BENDING
 Posisi Pasien
- Posisikan pasien tegak (menghadap bucky) atau telentang (dalam posisi
supine), dengan lengan di samping.
 Posisi Objek
- Atur MSP pasien pada pertengahan bucky stand
- Batas bawah kaset minimal 1-2 inchi (3-5 cm) dibawah crista iliaca
- Dengan panggul sebagai titik tumpu, minta pasien untuk fleksi kearah
lateral kiri/kanan sejauh mungkin
- Ulangi langkah yang sama untuk sisi yang berlawanan
 Central Ray : Tegak lurus kaset
 Central Point : Pertengahan Kaset
 FFD : 100-150 cm
 Kriteria Radiograf
- Tampak Vertebra thoracal dan lumbal termasuk crista iliaca 1 hingga 2
inci dari aspek lateral
- Vertebra thoracal dan lumbal sejajar dengan IR, ditunjukkan dengan
terbukanya foramina intervertebralis dan terbukanya ruang sendi
intervertebralis.
- Tidak adanya rotasi

Anda mungkin juga menyukai