Anda di halaman 1dari 4

PENGAMBILAN DARAH VENA

Nomor
/SOP/IB/VIII/
Dokumen
Nomor
0
SOP Revisi
Tanggal
Terbit
Halaman 1/4
UPTD PUSKESMAS
HASBALLAH,SKM
IBOIH
NIP. 19750403 1997021001

1. Pengertian Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa
cubiti, vena saphena magna/vena supervisial lain yang cukup besar
untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan respresentative dengan
menggunakan spuit.
2. Tujuan  Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi
syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
 Menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi) akibat vena
punctie bagi petugas maupun penderita.
 Sebagai petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan
darah (phlebotomy).
3. Kebijakan  Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Tahun tentang
Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium yang tersedia.
 Setiap analis yang melakukan sampling mampu melakukan
pengambilan sampel darah vena dengan baik dan benar
4. Referensi  Modul Peningkatan Kapasitas Petugas Laboratorium Puskesmas
Tahun 2015
 Modul Pelatihan Tenaga Laboratorium Kesehatan daerah dan Dan
Laboratorium Puskesmas Tahun 2015
 Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan Tahun 2011
5. Prosedur/ Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah;
langkah-langkah  Lengan pada sisi mastectomy
 Aerah edema
 Hematoma
 Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
 Daerah bekas luka

1
 Daerah dengan cannula, fisula atau cangkokan vascular
 Daerah vena-vena lines, karena pngambilan daerah pada daerah ini
dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat
meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu

Alat dan Bahan:


 Spuit
 Torniquet
 Kapas alkohol
 Plester
 Anti koagulan/EDTA
 Vacum tube

Cara Kerja :
A. Cara pengambilan darah dengan menggunakan dispossable syringe;
1. Petugas menyiapkan semua peralatan pengambilan darah
2. Petugas mencuci tangan, dan memakai APD (jas laboratorium,
masker, sarung tangan)
3. Posisi pasien dududk atau berbaring dengan posisi lengan harus
lurus. Pilih lengan yang jelas terlihat pembuluh venanya (vena
mediana cubiti)
4. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan
5. Pasang torniquet ± 10cm di atas lipat siku
6. Bersihkan kulit pada bagian yng akan diambil darahnya dengan
kapas alkohol 70%, dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya
hemolisis dan rasa terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan
ditiup dan dipegang lagi.
7. Tusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum menghadap
ke atas dengan sudut kemiringan antara jarum dan kulit 30 – 45
derajat. Bila jarum berhasil masuk vena, akan terlihat darah
masuk ke dalam ujung spuit.
8. Selanjutnya lepas torniquet dan pasien diminta lepaskan kepalan
tangan.
9. Petugas menarik peston spuit supaya darah mengalir ke dalam
spuit sebanyak volue yang dibutuhkan.

2
10. Letakkan khasa steril di atas jarum pada bekas tusukan untuk
menekan bagian tersebut selama ± 2 menit. Setelah darah berhenti
plester bagian ini. Siku bekas tusukan jangan dilipat.
11. Informasikan pada pasien untuk segera menghubungi petugas bila
terjadi bengkak, nyeri dan pendarahan yang tidak berhenti.
B. Cara pengambilandarah dengan menggunakan tabung vacum
(vaccutainer);
1. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi tangan harus
lurus. Pilih lengan yang jelas pembuluh venanya (vena medianan
cubiti)
2. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan
3. Pasang torniquet ± 10cm di atas lipat siku
4. Bersihkan kulit bpada bagian yang akan diambil darahnya dengan
kapas alkohol 70%, dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya
hemolisis dan rasa terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan
ditiup dan dipegang lagi.
5. Tusuk bagian vena tadi dengan jarum yang sudah terpasang pada
holder, lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut kemiringan
antara jarum dan kulit 15 derajat, tekan tabung vacum sehingga
darah terisap ke dalam tabung. Bila jarum berhasil masuk vena,
akan terlihat darah dalam flash jarum.
6. Selanjutnya lepaskan torniquet dean pasien diminta lepaskan
kepalan tangan.
7. Biarkan darah mengalir ke dalam tabung sampai selesai sesuai
dengan volume tabung. Apabila dibutuhkan darah dengan
antikoagulan yang berbeda dengan volume yang lebih banyak,
digunakan vakum yang lain.
8. Tarik jarum dan letakkan khasa steril pada bekas tusukan untuk
menekan bagian tersebut selama ± 2 menit.
9. Setelah darah berhenti, plester bagian ini. Siku bekas tusukan
jangan dilipat.
10. Tabung vakum yang berisi darah dibolak-balik ≤ 8 – 10 kali agar
bercampur dengan antikoagulan.
11. Informasikan pada pasien untuk segera menghubungi petugas bila
terjadi bengkak, nyeri dan pendarahan yang tidak berhenti.

3
12. Petugas membereskan alat-alat.
13. Membuka APD (sarung tangan, masker, sarung tangan) setelah
pemeriksaan selesai.
14. Mncuci tangan

Sumber kesalahan :
 Mengenakan torniquet terlalu lama (lebih dari 1 menit dan terlalu
keras, sehingga mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi)
 Kulit yang ditusuk masih basah alkohol
 Jarum dilepaskan sebelum tabung terisi sesuai volume
 Mengocok tagng dapat mengakibatkan hemolisis
 Menggunakan antikoagulan dengan perbandingan yang tidak
sesuai
 Menggunakan peralatan uyang sudah kadaluwarsa dan rusak
1. Laboratorium
2. Poli Umum
3. Poli Ibu
6. Unit Terkait
4. UGD
5. Rawat Inap
6. Ruang Bersalin

Rekaman Historis Perubahan


No Isi perubahan Tgl. Mulai Dilakukan

Anda mungkin juga menyukai