Anda di halaman 1dari 12
NOMOR 01 TAHUN 2023 TENTANG BENTENG HULU KAMPUNG HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGHULU BENTENG HULU Menimbang = a. bahwa dalam rangka melaksanakan amanah Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tenteng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Kabupaten Siak 2016-2021 dan untuk melaksanakan pembangunan secara_berkelanjutan,berwawasan lingkungan,perlu menyusun pedoman tenteng Siak Kabupaten hija b. bahwa menindaklanjuti peraturan bupatisiak nomor 22 tahun 2018 tentang siak kabupaten hijau; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana dimaksud pada huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kampung Benteng Hulu tentang Benteng Hulu Kampung Hijau; Mengingat =: 1. _—-Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan,Kabupaten Rokan Hulu,Kabupaten Rokan Hil Kabupaten Siak,Kabupaten ——_Karimun, Kabupaten Natuna,Kabupaten Kuanteng —Singingi_ dan Kota Botam(Lemabaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181,Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3902)sebagaimana telah diubah beberapa kali dangan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan,Kabupaten Rokan Hulu,Kabupaten Rokan —Hilir,Kabupaten Siak,Kabupaten Karimun,Kabupaten Natuna,Kabupaten Kuantang Singingi dan Kota Batam(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4880); 2 Undang - undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air ( lembaga Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan lembar Negara Nomor 4377 ); 3. Undang — undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ( Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Jembaran Negara Nomor 4725 }; Dipindai dengan CamScanner n 12, n Undang - undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pelayanan Publik ( Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 112, Tambahan jembaran Negara Nomor 5038 }; Undang - undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pelayanan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran-lembaran Negara Nomor 5059 }; Undang -undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan _—_( Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan lembaran Negara Nomor 5068 }; Undang - undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentuken Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Undang - undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambshan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5387) sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua ‘Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5679) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi ‘Tanah dan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5608}; Undang-Undang Nomor 39 Tehun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5613); Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tenteng Peraturan Pelaksanaan Undeng-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenteng Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Nomor S539) scbagaimana telah diubah Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2014 ‘Tentang Peraturan Pelaksanaan Undeng-Undang Nomer 6 Tahun 2014 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahyn 2014 tentans Pedoman Tenis Peraturan di Desa { Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091 ); Dipindai dengan CamScanner 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang, Pembentukan Produk Hukum Daerah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2036 ) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1037 ); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 1 Tahun 2015 tentang, Perubahan Penanaman Desa menjadi Kampung ( Lembaran Daerah Kabupaten Siak Tahun 2014 Nomor 1); 17. Peraturan Bupati Kabupaten Siak nomor 22 tahun 2018 tentang, Siak Kabupaten Hijau ( Berita Darah Kabupaten Siak Tahun 2014 Nomor 22 18 Peraturan Bupati Kabupaten Siak Nomor 40 Tahun 2019 ‘Tentang Daftar Kewenangan Kampung dan berdasarkan Hake Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Kampung dan di Kabupaten Siak ( Berita Daerah Kabupaten Siak tahun 2019 Nomor 40 ); Dipindai dengan CamScanner Dengan Persetujuan Bersama BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG BENTENG HULU dan PENGHULU BENTENG HULU MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KAMPUNG TENTANG BENTENG HULU KAMPUNG HIJAU. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kampung ini, yang dimaksud dengan : 1. Desa yang selanjutnya dengan nama setempat disebut Kampung adalah Kampung Benteng Hulu. 2. Pemerintah Kampung adalah Penghulu dan Perangkat Kampung sebagai unsur penyelenggara pemerintah Kampung; 3. Penghulu adalah Penghulu Benteng Hulu Kecamatan Mempura Kabupaten Siak Provinsi Riau; Badan Permusyawaratan Kampung adalah lembaga _perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah Kampung | 5. Peraturan Kampung adalah peraturan perundangan-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaraten Kampung dan Penghulu dengan menampung aspirasi masyarakat ; 6. Peraturan Penghulu adalah peraturan perundang-undangan yang ditetepkan oleh Penghulu Kampung yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi ; 7. Keputusan Penghulu adalah keputusan yang dibuat oleh Penghula Kampung yang bersifat mengatur untuk melaksanakan hal-hal tertentu ; 8. Kampung hijau adalah Kampung yang mempunyai inisiatif membangun secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek Lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya ; 9. Sumber Daya Alam adalah sctiap yang berasal dari bumi atau alam den dapat di manfaatkan oleh mausia. 10. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut fang batas di darat merupakan pemisah topograf dan ba di laut sampai dengan dacrah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. 11. Konservari adalah usaha melindungi dan melestarikan nilai budaya dan perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan, 12, Hilirisasi adalah merupakan pengembangan sumber daya alam, SDA seperti tambang, perkebunan, dan pertanian yang berintegrasi dengan industri pengolahan. ra alan Dipindai dengan CamScanner 13. Lahan terlantar adalah tanah yang sudah diberikan hak oleh negara berupa Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak Pengelolaan, atau dasar penguasaan atas tanah yang tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan keadaanya atau sifat_ dan tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya. 14, Paludikultur adalah budidaya tanaman tanpa drainase pada lahan gambut yang basah atau telah dilakukan pembasahan dengan memilih spesies rawa asli gambut, yang tidak hanya dapat memberikan manfaat ckonomi, tetapi juga dapat menghasilkan biomassa ( bahan biologis dari tanaman ) yang akan berkontribusi pasa pembentukan gambut dalam jangka panjang. 15, Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung disekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasnya. Dipindai dengan CamScanner BAB Il MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Maksud peraturan Kampung ini adalah Sebagai Pedoman bagi Pemerintah Kampung, masyarakat dan Swasta untuk mendorong prinsip-prinsip kelestarian dan berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dan peningkatan ekonomi masyarakat. Pasal3 ‘Tujuan Benteng Hulu Kampung Hijau,adalah; a. Pengelola SDA untuk sebesar besarnya bagi kepentingan masyarakat dengan prinsip kelestarian dan berkelanjutan; b. Mendukung terwujudnya kabupaten hijau kedalam pembangunan sumber daya di tingkat kampung; c. Meminimalisir kebakaran dan pengurangan emisikarbon berbasis jeampung: Kampung; Pasal 4 Sasaran Benteng Hulu Kampung Hijau adalah; a, Adanya kebijakan kampung terkait pembangunan kampung hijau; b. Pengelolaan dengan praktek terbaik terhadap pemanfaatan perkarangan rumah tangga; cc, Pencegahan kebakaran hutan dan lahan; d. Pengembangan ekowisata dan kegiatan-kegiatan yang sejalan dengan pembangunan kampung hijau’ e. Inisiatif pengembangan produk unggulan kampung,ekonomi kreatif berbasis kampung, dan pemanfaatan lahan terlantar; Dipindai dengan CamScanner Ruang lingkup peraturan BAB II RUANG LINGKUP Pasal 5 kampung ini pengatur berhubungan dengan Benteng Hulu Kampung Hijau meliputi; a. Zona Benteng Hulu Kampung Hijau; b. Srategi Benteng Hulu Kampung Hijau; ¢, Arah Kebijakan Benteng Hulu Kampung Hijau;dan d, Indikator Benteng Hulu Kampung Hijau. Pasal § ZONA BENTENG HULU KAMPUNG HIJAU 1) Zona Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 5 huruf a dibagi menjadi beberapa zon zon pemanfaatan sumber daya alam terhadap ruang. 2) Zona Benteng Hulu Kampung Hijau scbagai di maksud pada ayat (1) meliputi; a, Zona konservasi, meliputi wilayah sepanjang jalan lintas Sungai Jernih Benteng Hulu, Wilayah Dusun Sehati RT 10 RK 03,wilayah Daerah Sungai(DAS) sungai jernih. . Zona Perkebunan Dusun Sehatidan Dusun Mekar Jaya. . Zona Home industri meliputi wilayah Dusun Sejahtera,Dusun Sehati dan Dusun Mekar Jaya. . Zona paludikultur meliputi wilayah Dusun Sejahtera,Dusun Sehat dan Dusun Meker Jaya, Zona perkaragan meliputi seluruh wilavah pemukiman kampung Benteng Hulu. Zona pertanian meliputi wilayah Dusun Sehati dan Dusun Mekar Jaya. Pasal 7 1) Strategi Benteng Hulu Kampung Hijau sesuai dengan zona Benteng Hulu Kampung Hijau. 2) Strategi Benteng Hulu Kampung jau sesuai dengan Zona Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi; a, aoe Zona konservasi; . Zona Pertanian; Zona Perkebuna: . Zona Home industri dan . Zona paludileultur; Zona perkaragan, Dipindai dengan CamScanner Pasal 8 Strategi Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) hurufa terdiri dari : ‘a. Membangun konsep integrasi kawasan hijau (DAS) b. Menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan kawasan Dearah Aliran Suangai (DAS) dengan mendorong zona pemanfaatan jasa lingkungan dan ekowisata yang melibatkan masyarakat setempat. Pasal 9 Strategi Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) hurufb terdiri dari : a, Mendorong zona perkebunan,dengan mengunakan pupuk organik dan pengurangan pestisida; b. Mendorong pengembangan produk varietas unggulan lokal Kampung. Pasal 10 Srategi Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf.c terdiri dari a. Perlindungan ekosistem gambut dengan membangun standar jenis komoditi pada lahan gambut; b, Penyusunan rencana perlindungan dan pengolaan kawasan gambut, dengan memdorong penmanfaatan terlantar; jsunan rencona perlindungan dan pengolean kawasan gambut, dengan mendorong penanaman dan pengembangan komoniti bernilai ckonomis tinggi. Pasal 11 Strategi Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 7 ayat (2) huruf d, yaitu; a. Mengintensifikasi perkebunan —masyarakat,dengan —_pendekatan ISPO/RSPO. b, Mengintensifikasi dan membuka pengembangan home industri; Pasal 12 Strategi Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 7 ayat (2) huruf e, yaitu pemanfaatan kawasan home industri untuk kegiatan industri rumah tangga. Pasal 13 Strategi Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 7 ayat (2) huraf f, yaitu pemanfaatan perkarangan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan tanam obat keluarga (TOGA). Dipindai dengan CamScanner Pasal 14 ARAH KEBIJAKAN BENTENG HULU KAMPUNG HIJAU 1. Arah kebiiakan Benteng Hulu Kampung Hijau sesuai dangan zona Benteng, Hulu Kampung Hijau, 2. Arah kebijakan Benteng Hulu Kampung Hijau sesuai dangan zona Benteng Hulu Kampung Hijau seabagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; a. Zona Ko b, Zona Pertanian; ¢. Zona Perkebunan; 4d, Zona Paludikultur: . Zona Home Industri dan f. Zona Perkarangan, Pasal 15 Arah kebijakan Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 14 ayat (2) huruf a yaitu : a. Perlindungan dan pengelolaan dengan memanfaatkan jasa lingkungan dan ekowisata yang melibatkan masyarakat setempat. b. Dukungan terhadapperlindungan dan pengelolaan destinasi wisata milik Pemerintah Daerah /Kampung sebagai Ruang Tebuka Hijau (RTH) Pasal 16 Arah kebijakan Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 14 ayat (2) huruf b terdiri dari : a. Mendorong pelakasanaa pengolahan dan pemanfaatan kotoran ternak, sampah organik sebagai pupuk petani, b.Mengarahkan pengembangan produk varietas unggulan_ lokal Kampung; Pascal 17 Arah Kebijakan Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 14 ayat (2) hurufe terdiri dari : 4. Pengembangan jenis komoditi yang sesuai dengan lohan gambut pada pemantaatan lahan terlatar; b. Mendorong pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan laban terlantar dengan pendekatan kelompok masyarakat; ¢. Mendorong penanaman paludikultur di wilayah gambut sebagai kawasan perlindungan gambut; d. Penanaman paludikultur dalam upaya pendapatan dan penghasilan masyarakat; ¢, Menjaga tata kelola air pada lahan gambut. Dipindai dengan CamScanner Pasal 18 Arah kebijakan Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 14 ayat (2) huruf d terdiri dari : ‘a. Memetakan kesiapan dan Memfasilitasi Perkebunan masvarakat untuk mendapatkan Indonesia Sustainnabel Palm Oil (ISPO)/Rountable on Sustainnabel palm Oil (RSPO); b, Membuka lahan tampa membakar; jgkatkan nilai tambah ekon: i masyarakat. Pasal 19 Arah kebiiakan Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 14 ayat (2) hurufe terdiri dari : a. Mengembangkan industri yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; ’, Evaluasi dan monitoring perizinan, Pasal 20 Arah kebiiakan Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana di maksud pada pasal 14 ayat (2) huruf f terdiri dari : a, Mendorong pemanfaatan perkarangan untuk menuju lingkungan yang bersih, asri dan sehat; eb b. Poment perarangan. an rumah tangga dalam pomanfaatan lahan Pasal 21 INDIKATOR BENTENG HULU KAMPUNG HIJAU 1, Indikator Benteng Hulu Kampung Hijau dilaksanakan dengan menggunakan indikator sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (1) terairi aan : a. Ada Praktek Pengelolaan Pemanfaatan Perkarangan Berbasis Organik; b. SOP penanggulangan kebakaran lahan di kawasan gambut; dan pemenuhan kelengkapan MPA untuk penanggulan kebakaran lahan sesuai standar SOP; © d, Ketersediaan Karly Warning System dan mekanisme rutin patroli MPA; ¢. Ketersediaan sumber pendanaan MPA yang diperoleh dari kegiantan- kegiatan ekonom kreatit, hast! produk unggulan kampung dan atau pendapatan lainnya dari kampung. £ Ada pengembangan kawasan hijau terintegrasi dengan potensi-potensi wisata, ekonomi kreatif, dan produk unggulan kampung; @. Ada 3 produk unggulan di kampung sebagai sumber pendapatan ekonomi baru di tingkat masyarakat; Dipindai dengan CamScanner h. Ada 3 produk ekonomi kreatif yang dkembangkan dan dipasarkan; i. Adanya pemasaran yang berkelanjutan terhadap penjualan produk- produk unggulan baru, ekonomi kreatif dan komoditas tanaman yang sejalan dengan kebijakan kampung hijau. BAB IV PELAKSANAAN BENTENG HULU KAMPUNG HIJAU 1) Untuk melaksanakan Benteng Hulu Kampung Hijau, dibenteuk dua tim koordinasi Benteng Hulu Kampung Hijau yang ditetapkan dengan keputusan penghulu. 2) Tim sebagaimana dimaksud pada pasal 22 ayat 1 terdiri dari : a. Tim persiapan yaitu tim yang ditunjukan untuk menyusun konsep dasar dan grand desaign kampung hijau samapai dengan keluarnya kebyakan kampung hyau. b. Tim Pelaksnaan yaiutu tim yang ditunjuk oleh kampung untuk memastikan terlaksananya program kampung hijau dibawah koordinasi pemerintah kampung. BABV PEMBINAAN 1) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan Benteng Hulu Kampung Hijau dilakukan oleh pemerintah kampung terkait sesuai dengan Tupoksi 2) Pembinaan penyelenggaraan Benteng Hulu Kampung Hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sosialisasi, bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi. BAB VI PEMBINAAN Pendanaan kegiatan Benteng Hulu Kampung Hijau dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung Benteng Hulu Kampung Hijau dan sumber dana lain yang sah dan tidal mengikat Dipindai dengan CamScanner BAB VIL KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan kampung ini. Sepanjang pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan Penghulu Kampung Benteng Hulu. Peraturan Kampung ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Kampung int dengan penepatannya dalam Lembaran Kampung Benteng Hulu. Ditetapkan di: Benteng Hulu padatanggal —: 30 duii 2023 < BENTENG HULU > Diundangkan di : Benteng Hulu pada tanggal 0 Juli 2023 KERANI BENTENG HULU M. FAHRURROZI, S.H LEMBARAN KAMPUNG BENTENG HULU TAHUN 2023 NOMOR 01 Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai