E-Presentasi Data Edit 1
E-Presentasi Data Edit 1
Laju produksi kendaraan komersial sepanjang Januari - Maret atau sebelum penetapan masa darurat
kesehatan jauh lebih kencang ketimbang mobil penumpang. Berdasarkan data Gabungan Kendaraan
Bermotor Indonesia (Gaikindo), produksi kendaraan tipe komersial, mencakup pikap, bus, dan truk
sepanjang kuartal pertama 2020 meningkat 9,9% dibandingkan dengan capaian pada periode yang
sama tahun lalu 65.103 unit menjadi 71.549 unit. Sektor logistik dan infrastruktur diperkirakan
bakal menjadi tumpuan harapan penjualan truk pada tahun 2020. Adapun sektor komoditas masih
tergantung faktor ekonomi global.
Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Jap Ernando Demily mengatakan tahun
2020 pasar mobil niaga masih cukup menantang karena faktor ekonomi global. Sejalan dengan
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) yang memprediksi pasar naik
lima persen pada 2020, Isuzu melihat pasar akan sedikit naik atau minimal sama dengan tahun 2019
ini.
“Kami akan fokus pada segmen yang menurut kami potensial seperti logistik karena cukup kuat e-
commerce, kemudian periode kedua Presiden, infrastruktur akan terus jalan karena pembangun
jalan akan ciptakan pasar,” katanya seperti dikutip Bisnis di Jakarta, Senin 25 November 2019.
Ernando mengatakan pembangunan jalan tol di Jawa Tengah menciptakan permintaan lokal Jawa
Tengah yang meningkat. Kondisi serupa diharapkan terjadi pada tahun depan sejalan dengan
pembangunan jalan tol yang mulai bergerak ke Jawa Timur dan Pulau Sumatra.
Dia menyebutkan pasar otomotif pada 10 bulan tahun ini turun hampir 10 persen dan kendaraan
komersial seperti Isuzu sangat terkait dengan kondisi makro ekonomi. Penolong penjualan Isuzu
saat ini, katanya, berasal dari belanja pemerintah untuk konstruksi dan logistik berkat pertumbuhan
belanja daring.
“Ketika market tumbuh kami mencoba tumbuh paling bagus, sementara ketika pasar lesu kami coba
untuk turun paling sedikit,” katanya.
Data IAMI menyebutkan selama Januari sampai Oktober 2019 penjualan retail truk ringan (light
truck) Elf sebanyak 10.840 unit, turun 7,8 persen. Angka itu masih lebih baik dari pasar truk ringan
yang anjlok pada kisaran 16 persen. Pada truk medium dan berat, penurunan penjualan Isuzu
hampir sama dengan pasar yang turun pada angka 25,5 persen.
Data GAIKINDO menyebutkan total penjualan retail truk pada 10 bulan tahun ini sebanyak 73.454
unit, turun 19 persen ketimbang periode yang sama 2018. Penurunan paling besar terjadi pada truk
ringan dan truk berat, sementara truk medium turun hanya tiga persen.
Penjualan pada tahun depan diharapkan lebih baik karena secara domestik kondisi politik lebih
stabil. Penjualan kendaraan komersial, jelasnya, akan menjadi salah satu lokomotif penarik
penjualan kendaraan lainnya.
“Mudah-mudahan setelah politik ini normal, sosial aman tidak terjadi gonjang-ganjing, pemerintah
bisa fokus mengembangkan ekonomi dan biasanya komersial akan berkembang lebih cepat, lebih
dulu karena dia lokomotifnya,” paparnya.
Duljatmono, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (KTB)
memperkirakan pasar truk pada tahun depan akan bergerak datar karena kondisi global belum pasti
sementara kondisi domestik mulai membaik. Terpilihnya, Presiden Joko Widodo juga akan
membuat permintaan truk sektor kontruksi meningkatkan karena pembangunan infastruktur.
Rekomendasi Beli
Pada tahun 2019, total penjualan kendaraan niaga yang diraih PT Krama Yudha Tiga
Berlian Motors (KTB) mencapai 94.323 unit. Angka ini turun 19 persen dibanding tahun
2019 (sebanyak 116.421 unit). Meski capaian pada tahun lalu turun, Mitsubishi Fuso masih
mendominasi pasar kendaraan niaga dengan market share sebesar 44,2 persen.
“KTB memprediksi pasar kendaraan niaga tumbuh sekitar tujuh persen, sehingga kami
menargetkan penjualan pada 2020 di angka 46.900 unit. Masing-masing Colt Diesel 40.400
unit, truk Fuso dan Fighter 6.500 unit” kata Atsushi Kurita (residen Direktur PT KTB), di
Jakarta 11 Febuari 2020 seperti dikutip Kompas.
Secara rinci, pada tahun 2019 lalu Colt Diesel terjual sebanyak 36.575 unit dengan market
share 55,4 persen di segmen low duty truck (LDT). Sementara segmen Fuso dan Fighter
meraih angka 5.161 unit dengan market share23,4 persen. Sedangkan pada 2020 ini, PT
KTB memprediksi pasar kendaraan niaga akan tumbuh sekitar 7 persen. Dengan rincian
target Colt Diesel sebanyak 40.400 unit, serta Fuso dan Fighter 6.500 unit.
Sementara itu, Sales and Marketing Director PT KTB Duljatmono mengatakan pihaknya
berhasil mempertahankan pangsa pasar di tengah penurunan daya beli yang terjadi pada
sepanjang tahun lalu. “Tahun lalu banyak agenda penting salah satunya Pemilihan Umum
dan Pemilihan Presiden. Sehingga pasar pada semester awal sangat jatuh, sementara pada
semester kedua masih ada penyesuaian kabinet baru dan beragam regulasi di berbagai
sektor,” katanya.
Meski begitu ia yakin pada 2020 pasar kendaraan komersial akan lebih stabil. Salah satunya
dari pertumbuhan industri minyak sawit (crude palm oil, CPO) yang bakal memberikan
Laporan Penilaian Aset
PT Basuki Rahmanta Putra 2-6
kontribusi positif secara keseluruhan. “Penggunaan B30 dari CPO dapat meningkatkan
pasar, selain itu pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, dan tersambungnya
jalan tol di sejumlah daerah juga akan membantu,” kata Duljatmono.