Anda di halaman 1dari 2

LITERASI Kelas XII

Rabu, 04 Oktober 2023


Keanekaragaman Hayati:
Ekosistem Perairan
Kompasiana.com . Ekosistem perairan atau ekosistem akuatik adalah lingkungan
yang komponen abiotiknya sebagian besar terdiri dari air yang dibagi menjadi
dua macam: ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

Komponen abiotik atau makhluk hidup dalam ekosistem perairan dibagi menjadi
beberapa kelompok, yaitu:

Plankton: terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Organisme ini tidak


mempunyai kekuatan untuk melawan arus, pasang surut udara, berpindah
tempat secara karena arus air yang menghanyutkannya, misalnya protozoa.
Nekton: organisme yang dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya
sendiri (bergerak, berenang), misalnya ikan, cumi-cumi dan penyu.
Neuston: merupakan organisme yang mengapung di perairan, misalnya
tanaman air seperti teratai dan serangga air seperti anggang-anggang.
Bentos: adalah hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup dan menetap di dasar
perairan. Bentos hidup di dekat sedimen seperti pasir, misalnya kerang, lobster
dan teripang.
Perifiton: merupakan organisme yang menempel pada organisme lain seperti
sisik ikan, cangkang penyu atau melekat pada permukaan benda yang
terendam dalam air seperti seperti kayu dan batu-batuan. Organisme ini bisa
berupa amoeba, epizoich dan lain-lain.

Ekosistem adalah suatu sistem yang terdiri dari organisme hidup dan lingkungan
yang saling berkaitan satu-sama lain di dalam suatu wilayah.

Tahukah kamu?
Ekosistem perairan hidup dengan saling bergantung satu-sama lain. Hubungan
ketergantungan inilah menciptakan habitat yang sesuai untuk makhluk lain
hidup.

Sudah sepatutnya kita lestarikan, karena laut merupakan salah-satu sumber


kehidupan utama bagi makhluk bumi.

Berdasarkan artikel diatas, jelaskan hubungan


antara dangan abiotik dengan biotik!
Fenomena Konten “Mandi Lumpur”:
Antara Kreativitas dan Malas
Beberapa hari ini kita banyak disajikan berita yang membahas fenomena konten ”Mandi
Lumpur” di aplikasi TikTok. Beragam tanggapan dari pembaca/netizen terkait tayangan
konten tersebut, ada yang mendukung namun lebih banyak yang tidak. Kemajuan teknologi
informasi saat ini mendekatkan manusia di seluruh dunia menembus batas negara.

Kemudahan komunikasi secara online yang disaksikan banyak orang, menjadi peluang
pembuat konten untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Namun tidak semua
pembuat konten menyajikan tayangan yang mendidik, akan tetapi menghadirkan kegiatan
negatif seperti kegiatan mengemis dengan mengekploitasi orang tua, anak-anak atau
kelompok disabilitas.

Penyajian konten tersebut menjadi ladang untuk mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya dalam waktu singkat dan mengesampingkan masalah moralitas. Tidak sedikit
netizen yang memberikan gift (hadiah) dalam tayangan konten orang mandi lumpur yang
disiarkan secara live streaming. Hal tersebut mendorong kreator untuk meneruskan
pembuatan konten seperti itu.

Menelaah fenomema konten tersebut, penulis berpandangan bahwa perlu adanya


sosialisasi yang luas terhadap penggunaan media sosial kepada para penggunanya oleh
pemerintah. Peningkatan kemampuan teknis dan moral untuk pembuatan konten yang
positif dan kesadaran dari para pembaca untuk dapat menilai isi konten secara bijak.
Penghentian konten seperti mandi lupur akan hilang dengan sendirinya ketika tidak ada
tanggapan dan pemberian hadiah dari pembaca/penonton.

Menelaah uraian di atas, penulis mencoba untuk berpendapat bahwa kemajuan teknologi
informasi harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan penggunanya untuk dapat
menganalisa dan mencermati setiap konten yang tayang. Maraknya tayangan konten
secara live streaming yang mengeksploitasi orang tua, anak-anak dan kelompok disabilitas
untuk mengemis merepresentasikan tanda kemunduran atau krisis sosial dalam
masyarakat yang terjadi akibat efek samping perkembangan cepat teknologi informasi.
Selain itu, konten-konten seperti itu sangat membahayakan kesehatan bagi pemerannya,
mencetuskan budaya malas yang mengharapkan belas kasihan orang lain layaknya
pengemis. Tindakan yang diambil Kominfo sudah sangat tepat, dengan segera meminta
kepada TikTok untuk menurunkan konten dan mengancam akan memblokir media sosial
yang tetap menayangkan konten serupa.

Latar belakang minimnya tingkat ekonomi kreator dan pemeran konten juga perlu
Tahukah kamu?
diperhatikan dan dicari solusinya. Maraknya konten mengemis via media sosial
kemungkinan tidak lepas dari masalah kemiskinan dan harus ada upaya
penanggulangannya. Oleh karena itu, penulis berharap agar pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan penggiat sosial terus mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan media
sosial. Pengentasan kemiskinan rakyat juga sebagai salah satu upaya pemerintah untuk
menaikkan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia.

sumber : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/15876

Pertanyaan :
1. Berdasarkan fenomena yang viral tersebut, jelaskan kaitan erat
dengan Globalisasi nya!
2. Berikan pendapatmu, faktor-fakor pendorong adanya tindakan
mandi lumpur tersebut!

Anda mungkin juga menyukai