Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN)

Nomor : 440/017/KAK.B4/I/2022
Revisi Ke : 0
Berlaku Tanggal: 02 Januari 2023

Ditetapkan Oleh :
Kepala UPTD Puskesmas Randublatung

dr.Sapta Eka Putra, MH. Kes.


NIP. 19670909 200904 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG
Jl. Wulung - Klatak KM. 0,5 RT. 001/RW. 001 Wulung, Randublatung
Tlp. (0296) 4310333
Email: randublatungpuskesmas@yahoo.co.id Kode Pos: 58382
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN)
DI PUSKESMAS RANDUBLATUNG TAHUN 2022

A. Pendahuluan
Menurut UU nomor 36 Tahun 2009 tentang KEsehtan, imunisasi merupakan
salah satu upayan untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang
merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah
satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium Development
Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) diantaranya
yaitu tuberkuIosis, campak, rubela, hepatitis, pertusis, difteri, polio, tetanus
neonatorum, meningitis, pneumonia, kanker leher Rahim akibat infeksi Human
Papilloma Virus, Japanese Encephalitis, diare akibat infeksi rotavirus dan
sebagainya. Penyakit-penyakit mi dapat mengakibatkan kesakitan, kecacatan
dan bahkan kematian terutama jika mengenai anak-anak yang belum
mendapatkan imunisasi rutin lengkap. Seorang anak usia kurang dari 5 tahun
dikatakan memiIiki st.atus imunisasi rutin Iengkap apabila telah mendapatkan 1
dosis HBO, 1 dosis BCG, 4 dosis OPV, 4 dosis DPT-HB-Hib, 1 dosis IPV, dan 2
dosis campak-rubela.

B. Latar Belakang
Imunisasai telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling
mendekati kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan
Kesehatan masyaraat. Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam bidang Kesehatan untuk bayi adalah imunisasi
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan
semenjak tahun 1977 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap
penyakit : TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Rubella, Polio dan Hepatitis
B melalui antigen BCG, DPT-HB-Hib, Polio, MR, Hepatitis B dan TT.
Adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak
dapat berjalan optimal. Dat.a beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya
penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi
lanjutan, yang cukup signifikan. Hal ini menyebabkan jumlah anak-anak yang
tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin bertambah
banyak. Dampak dari penurunan cakupan tersebut dapat kita lihat dari adanya
peningkatan jumlah kasus PD3I dan terjadinya Kejadian Luar Biasa atau KLB
PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah. Sebagai bagian dari
masyarakat global, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target/goal
global seperti mencapai eliminasi campak-rubela/Congenital Rubella Syndrome
(CRS) pada tahun 2023 serta mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan
mewujudkan Dunia Bebas Polio pada tahun 2026. Upaya penting dalam
mencapai eliminasi campak-rubela/CRS, selain penguatan imunisasi rutin
tentunya, adalah dengan melaksanakan pemberian imunisasi tambahan
campak-rubela yang sifatnya massal dan tanpa memandang status imunisasi
sebelumnya bagi sasaran prioritas yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan
pencapaian eradikasi polio global, dibutuhkan upaya imunisasi kejar IPV1 untuk
menutup kesenjangan imunitas dan memastikan anak-anak terlindungi dari virus
polio tipe 2. Selain itu, Indonesia juga perlu melakukan langkah yang serius
untuk menekan KLB PD3I yang saat ini telah mulai terjadi di masyarakat agar
tidak menjadi masalah baru di tengah-tengah pandemi yang belum juga berakhir.
Sehubungan dengan hal itu, dibutuhkan suatu upaya kolaboratif terintegrasi yang
dapat mengharmoniskan kegiatan imunisasi tambahan dan imunisasi kejar guna
menutup kesenjangan imunitas di masyarakat. Upaya tersebut dilaksanakan
melalui kegiatan yang dinamakan Bulan Imunisasi Anak Nasional.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi dan merata
sebagai upaya mencegah terjadinya KLB PD3I
2. Tujuan Khusus
a. Menghentikan transmisi virus campak dan rubela setempat (indigenous)
di semua kabupaten/kota di wilayah Indonesia pada tahun 2023 dan
mendapatkan sertifikasi eliminasi campak dan rubela/CRS pada tahun
2026 dari SEARO.
b. Mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan eradikasi
polio global pada tahun 2026.
c. Mengendalikan penyakit difteri dan pertussis
D. Kegatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
No. Kegiatan Rincian Kegiatan
Sosialisasi - Sosialisasi internal puskesmas, tenaga
Kesehatan dan lintas program
- Sosialisasi kepada lintas sektoral
Pengumpulan - Pengumpulan data sasaran
data - Menghitung keburuhan logistic
- Menentukan Pos BIAN
- Menentukan jadwal dan tim pelaksana
Pelaksanaan - Koordinasi tim pelaksana, lintas program dan
lintas sector terkait
- Distribusi logistic
- Pelaksanaan BIAN MR pada anak usia 9 bulan
sampai dengan 59 bulan tanpa memandang
status imunisasinya
- Pelaksanaan BIAN Kejar (DPT-HB-Hib, OPV,
dan IPV) pada anak usia 12 bulan sampai
dengan 59 bulan yang belum lengkap status
imunisasinya
Evaluasi - Menghitung capaian hasil pelaksanaan
- Memperhitungkan adanya KIPI
- Melakukan sweeping pada sasaran yang belum
mengikuti kegiatan BIAN
- Melakukan pencatatan dan pelaporan semua
hasil kegiatan

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Pelaksana Lintas Lintas Sektor Terkait
No. Kegiatan Program
Terkait
Bulan - Dokter - Program - Kecamatan
Imunisasi - Bidan KIA - Polsek
Anak - Perawat - Program - Koramil
Nasional Gizi - Kader Posyandu
- Program - Aparat desa setempat
Promkes - UPTD Pendidikan
- Program - Sekolah
UKS - Toga/Toma
- PKK

Kegiatan BIAN di UPTD Puskesmas Randublatung dilaksanakan dengan cara :


1. Persiapan
a. Menentukan tempat pelaksanaan kegiatan
Kegiatan BIAN dilaksanakan di pos pelayanan imunisasi yaitu Posyandu
(64 pos imunisasi)
b. Menentukan waktu dan mekanisme pelaksanaan
BIAN dilaksanakan mulai minggu ke-1 bulan Agustus tahun 2022
c. Mekanisme pelaksanaan
Pelaksanaan BIAN dilakukan selama 30 hari kerja dengan mekanisme
sebagaimana dijelaskan pada table berikut :

Waktu dan Mekanisme Persiapan dan Pelaksanaan BIAN


Juli Agustus September
Pendataan sasaran Pemberian Sweeping imunisasi
imunisasi tambahan imunisasi tambahan tambahan Campak-
Campak-Rubella Campak-Rubella Rubella (MR)
(MR) (MR)
IDentifikasi sasaran Pelaksanaan Pelaksanaan imunisasi
imunisasi kejar imunisasi kejar kejar (kegiatan masih
dapat dilanjutkan pada
bulan berikutnya sesuai
interval)
Rapid Convenience
Assesment (RCA)
terintegrasi

d. Strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional di masa pandemi
COVID-19 perlu melibatkan berbagai pihak untuk
mengidenfitikasi/mendata sasaran, melakukan sosialisasi, edukasi dan
memobilisasi sasaran serta mendukung penyelenggaraan layanan
imunisasi. Berikut adalah strategi yang dapat diterapkan:
1) Bekerja sama dengan kepala desa, ketua RT/RW, guru dan kepala
sekolah, kader posyandu dan dasawisma setempat untuk
mengumpulkan data sasaran, mengidentifikasi lokasi pos imunisasi
baru, menyebarkan media KIE yang berisi manfaat, lokasi dan waktu
pelayanan dan kegiatan penggerakan masyarakat lainnya.
2) Melakukan promosi Bulan Imunisasi Anak Nasional terintegrasi
dengan promosi imunisasi rutin dan vaksinasi COVID-19
3) Menyelenggarakan layanan imunisasi dengan memanfaatkan
layanan imunisasi yang telah tersedia, seperti Posyandu, Puskesmas
pembantu (pustu), dan Puskesmas serta membuka pos imunisasi
baru baik dalam dan luar ruangan pada lokasi-lokasi strategis.
4) Untuk sasaran yang bersekolah, agar mengoptimalkan pelayanan
imunisasi di sekolah/satuan pendidikan, namun apabila
sekolah/satuan Pendidikan belum menyelenggarakan Pembelajaran
Tatap Muka maka pelayanan bisa dilakukan di pos pelayanan
komunitas.
5) Advokasi kepada pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh
masyarakat. 6. Melibatkan organisasi profesi seperti PB IDI, PP IDAI,
IBI, PPNI, dan organisasi profesi lainnya.
6) Melibatkan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan seperti MUI,
PBNU, Muhammadiyah, PGI, Walubi, PHDI, KWI, PMI, PKK, Karang
Taruna dan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan lainnya.
7) Melibatkan organisasi atau lembaga yang menangani anak dengan
kebutuhan khusus seperti Kementerian Perlindungan Anak (KPPA),
Kementerian dan Dinas Sosial, Sekolah Luar Biasa (SLB), dan
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).

e. Mikroplanning
1) Perhitungan data sasaran
2) Perhitungan kebutuhan vaksin dan logistic
3) Perhitungan kebutuhan tenaga pelaksana
4) Pemetaan dan penyusunan jadwal kegiatan
5) Kegiatan orientasi / peningkatan kapasitas
f. Promosi Kesehatan
1) Advokasi
2) Penggerakan masyarakat, melalui :
- Media sosial (Whatsapp, Facebook, Instagram dan media
lainnya)
- Media komuniasi, informasi dan edukasi (KIE) seperti brosur,
banner dan spanduk
2. Pelaksanaan
a. Mekanisme dan alur pelayanan
b. Penyiapan vaksin dan logistic
c. Cara pemberian imunisasi
d. Penyuntikkan aman
e. Keamanan pemberian imunisasi ganda
f. Peran petugas kesehatan, guru dan kader
g. Manajemen limbah
h. Pencatatan dan pelaporan
3. Pemantauan dan penanggulangan KIPI

F. Sasaran
1. Imunisasi tambahan MR : bayi usia 9 bulan sampai dengan anak usia 59
bulan
2. Imunisasi Kejar : anak usia 12 bulan sampai dengan 59 bulan

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Tahun 2022
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pendataan
sasaran
imunisasi
tambahan MR
Pendataan
sasaran
imunisasi Kejar
Pemberian
imunisasi
tambahan MR
Pelaksanaan
imunisasi Kejar
Sweeping
Rapid
Convenience
Assesment
(RCA)
terintegrasi

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak positif
maupun negative pelaksanaan imunisasi berdasarkan indicator. Dari hasil
evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan
perbaikan dan pengembangan imunisasi berikutnya.
Monitoring dan evaluasi oleh pelaksana (tim imunisasi / coordinator imunisasi)
dilakukan setiap selesai kegiatan

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Pencatatan
Pencatatan hasil pelaksanaan imunisasi direkap oleh masing – masing tim
setelah selesai pelaksanaan kegiatan
2. Pelaporan
Pelaporan dilakukan setiap hari dengan format dari Dinas Kesehatan
Kabupaten dan diketahui oleh Kepala Puskesmas
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan, dibahas pada saat
lokmin internal dan lokmi lintas sector.

Anda mungkin juga menyukai