Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KEGIATAN INVESTIGASI KONTAK TB

Nomor : 440/029/KAK.B4/I/2023
Revisi Ke :0
Berlaku Tanggal: 02 Januari 2023

Ditetapkan Oleh :
Kepala UPTD Puskesmas Randublatung

dr.Sapta Eka Putra, MH. Kes.


NIP. 19670909 200904 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG
Jl. Wulung - Klatak KM. 0,5 RT. 001/RW. 001 Wulung, Randublatung
Tlp. (0296) 4310333
Email: randublatungpuskesmas@yahoo.co.id Kode Pos: 58382

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


INVESTIGASI KONTAK TB
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG

A. Pendahuluan
Tuberkulosis sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di dunia, walaupun upaya pengendalian
dengan strategi DOTS lebih diterapkan di banyak Negara sejak tahun
1995. Penyebab utama meningkat beban masalah TBC antara lain
adalah kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada
negara-negara yang sedang berkembang, pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tetapi dengan disparitas yang terlalu lebar, sehingga masyarakat
masih mengalami masalah dengan kondisi sanitasi, papan, sandang,
dan pangan yang buruk beban determinan sosial yang masih berat
seperti angka pengangguran, tingkat pendidikan yang pendapatan per
kapita yang masih rendah yang berakibat pada kerentanan masyarakat
terhadap TBC, kegagalan program TB selama ini, hal ini diakibatkan oleh
: tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan, tidak memadainya
organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat, penemuan
kasus atau diagnose yang tidak standar, obat tidak terjamin
penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan, dan pelaporan
yang standar), tidak memadainya tata laksana kasus (diagnosis dan
panduan obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang
telah di diagnosis), salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG,
infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami
krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat, belum adanya system
jaminan kesehatan yang bisa mencakup masyarakat luas secara merata.
(Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2014)..

B. Latar Belakang
. Dalam laporan WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus
TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah
pasien TB dengan HIV positif. Sekitar 75% dari pasien tersebut berada di
wilayah Afrika. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang
yang menderita TB MDR dan 170.000 orang diantaranya meninggal
dunia. Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar terjadi
pada pria tetapi angka kesakitan

dan kematian wanita akibat TB juga sangat tinggi. Diperkirakan terdapat


2,9 juta kasus TB pada tahun 2012 dengan jumlah kematian karena TB
mencapai
410.000 kasus termasuk diantaranya adalah 160.000 orang wanita
dengan HIV positif. Separuh dari orang dengan HIV positif yang
meninggal karena TB pada tahun 2012 adalah wanita. Pada tahun 2012
diperkirakan proporsi kasus TB anak diantara seluruh kasus TB secara
global mencapai 6% (530.000 pasien TB anak/tahun). Sedangkan
kematian anak (dengan status HIV negative) yang menderita TB
mencapai 74.000 kematian/tahun, atau sekitar 8% dari total kematian
yang disebabkan TB. Meskipun jumlah kasus TB tetap tinggi untuk
penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta
juga menunjukkan keberhasilan dalam pengendalian TB. Peningkatan
angka insidensi TB secara global telah berhasil dihentikan dan telah
menunjukkan tren penurunan (turun 2% per tahun pada tahun 2012),
angka kematian juga sudah berhasil diturunkan 45% bila dibandingkan
tahun 1990.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif
secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB
dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal
tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan
kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara
ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial,
seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat. ( Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2014 ).
Penderita TB baru kebanyakan diperoleh dari kontak erat pasien TB
yang serumah maupun kontak merat bukan serumah. Capaian terduga
TB yang dilayani sesuai standar pada tahun 2022 hanya mencapai 46,8
%, sedangkan capaian kasus TB yang di temukan dan di obati hanya
38,88 %.
Dalam melaksanakan kegiatan Pencarian Suspek TB perlu menerapkan
3 S (Senyum,Salam dan Sapa ) dan berpegang teguh pada tata nilai
Puskesmas Randublatung yaitu SMART ( SIAGA, MANDIRI,
AKTIF, RAMAH,TERTIB ) sehingga tercapainya Masyarakat
Randublatung yang sehat, berkeadilan dan mandiri.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB
dengan cara memutuskan rantai penularan, sehingga penyakit TB
tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia.

2. Tujuan Khusus
a. Mendeteksi dini kontak erat pasien TB serumah maupun kontak
erat tidak serumah
b. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
1) Kelompok khusus yang rentan atau beresiko tinggi sakit TB
seperti pada pasien dengan HIV (orang dengan HIV/AIDS).
2) Kelompok yang rentan tertular TB seperti mereka yang hidup
pada daerah kumuh, serta keluarga atau kontak pasien TB,
terutama mereka yang dengan TB BTA positif.
3) Pemeriksaan terhadap anak di bawah 5 tahun pada keluarga
TB harus dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apakah
diperlukan pengobatan TB atau pengobatan pencegahan.
4) Kontak dengan pasien TB resistan obat.
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Investigasi Kontak - Wawancara dengan anggota keluarganya
pasien TB - Memeriksa apa anggota keluarga yang sakit
- Memeriksa kesehatan lingkungan rumah
- Memeriksa 20 orang kontak erat penderita TB baik
serumah maupun tidak serumah

E. Metode / Cara Melaksanakan Kegiatan


No Kegiata Pelaksana
Lintas Lintas
n Program Ket
program sektor
Pokok Pelayanan
terkait terkait
TB
1 Investigasi a. Menyusun rencana a. Kesling b. Kader TB
Kontak kegiatan - Pemeriksaan - Menyusun
No Kegiatan Pelaksana
Lintas program Lintas sektor
Pokok Program Ket
terkait terkait
Pelayanan TB

Pasien TB b. Menentukan lingkungan jadwal


tempat dan pasien Investigasi
waktu Kontak
pelaksanaank pasien TB
egiatan
c. Menyiapkan Pot
dahak
d. Membuat
laporan kegiatan

F. Sasaran

1. Kontak Erat pasien TB

G. Pelaksana
Pemegang Program TB

H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Bulan ke
J F M A M J J A S O N D
Investigasi Kontak TB v v v v v v v v v v v v

I. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporannya


Monitoring sebagai berikut :

Monitoring pelaksanaan dilakukan setiap bulan kalo ada pasien positif TB.

Evaluasi sebagai berikut :


Evaluasi penderita dilakukan setelah 2 bulan minum obat, 5 bulan minum
obat dan akhir pengobatan.
J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi kegiatan
Pencatatan kegiatan program meliputi jumlah sasaran, cakupan yang telah
dicapai, sebagai data penunjang dan dicatat dalam buku register kegiatan
untuk digunakan dalam pembuatan laporan kegiatan. Pelaporan dibuat dalam
format laporan yang telah disepakati/ditetapkan seksi P2P TB Dinas
kesehatan Kabupaten, berdasarkan hasil rekap cakupan kegiatan yang
diperoleh, laporan disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk diketahui
dan ditandatangani, dan kemudian disampaikan ke Bagian Seksi P2P TB
Dinas Kesehatan Kabupaten (sebelum tanggal 5).

Anda mungkin juga menyukai