Nomor : 440/029/KAK.B4/I/2023
Revisi Ke :0
Berlaku Tanggal: 02 Januari 2023
Ditetapkan Oleh :
Kepala UPTD Puskesmas Randublatung
A. Pendahuluan
Tuberkulosis sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di dunia, walaupun upaya pengendalian
dengan strategi DOTS lebih diterapkan di banyak Negara sejak tahun
1995. Penyebab utama meningkat beban masalah TBC antara lain
adalah kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada
negara-negara yang sedang berkembang, pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tetapi dengan disparitas yang terlalu lebar, sehingga masyarakat
masih mengalami masalah dengan kondisi sanitasi, papan, sandang,
dan pangan yang buruk beban determinan sosial yang masih berat
seperti angka pengangguran, tingkat pendidikan yang pendapatan per
kapita yang masih rendah yang berakibat pada kerentanan masyarakat
terhadap TBC, kegagalan program TB selama ini, hal ini diakibatkan oleh
: tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan, tidak memadainya
organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat, penemuan
kasus atau diagnose yang tidak standar, obat tidak terjamin
penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan, dan pelaporan
yang standar), tidak memadainya tata laksana kasus (diagnosis dan
panduan obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang
telah di diagnosis), salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG,
infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami
krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat, belum adanya system
jaminan kesehatan yang bisa mencakup masyarakat luas secara merata.
(Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2014)..
B. Latar Belakang
. Dalam laporan WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus
TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah
pasien TB dengan HIV positif. Sekitar 75% dari pasien tersebut berada di
wilayah Afrika. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang
yang menderita TB MDR dan 170.000 orang diantaranya meninggal
dunia. Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar terjadi
pada pria tetapi angka kesakitan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB
dengan cara memutuskan rantai penularan, sehingga penyakit TB
tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeteksi dini kontak erat pasien TB serumah maupun kontak
erat tidak serumah
b. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
1) Kelompok khusus yang rentan atau beresiko tinggi sakit TB
seperti pada pasien dengan HIV (orang dengan HIV/AIDS).
2) Kelompok yang rentan tertular TB seperti mereka yang hidup
pada daerah kumuh, serta keluarga atau kontak pasien TB,
terutama mereka yang dengan TB BTA positif.
3) Pemeriksaan terhadap anak di bawah 5 tahun pada keluarga
TB harus dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apakah
diperlukan pengobatan TB atau pengobatan pencegahan.
4) Kontak dengan pasien TB resistan obat.
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Investigasi Kontak - Wawancara dengan anggota keluarganya
pasien TB - Memeriksa apa anggota keluarga yang sakit
- Memeriksa kesehatan lingkungan rumah
- Memeriksa 20 orang kontak erat penderita TB baik
serumah maupun tidak serumah
F. Sasaran
G. Pelaksana
Pemegang Program TB
Monitoring pelaksanaan dilakukan setiap bulan kalo ada pasien positif TB.