Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fitriana Lutvi

NIM : 21604224011
Kelas : PGSD Penjas B

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI


UNDANG-UNDANG DASAR 1945 DAN AMANDEMEN.
Amandemen UUD 1945

Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung
ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,
supremasi, hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia dan otonomi
daerah. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya praktek penyelengaraan negara yang
tidak sesuai dengan pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai berikut:
1. adanya check and balances antar lembaga negara dan kekuasaan terpusat pada Presiden.
2.Infra struktur yang dibentuk, antara lain partai politik dan organisasi masyarakat.
3. Pemilihan Umum (Pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan demokrasi
Formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaannya dikuasai oleh pemerintah.
4. Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru yang
Berkembang adalah sistem monopoli dan oligopoli.
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang disebut sebagai dasar filsafat negara.
Dalam kedudukan ini pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara dan sumber tertib hukum.Negara Indonesia adalah negara
demokrasi berdasarkan atas hukum,maka segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara diatur melalui peraturan perundangan
Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan
lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam
undang undang dasar negara.

Amandemen atau perubahan UUD 1945 dilakukan dengan catatan:


1. Tidak mengubah pembukaan
2. Tidak mengubah negara kesatuan
3. Tidak merubah bentuk pemerintahan/Kabinet Presidensial
4. Penjelasan yang bernilai positif ditarik ke dalam batang tubuh
5. Dilakukan secara bertahap dan bersifat Adindum (menambah)
Alasan Amandemen UUD 1945
1. Historis: UUD 1945 bersifat sementara
2. Filosofis: campur aduk gagasan yang berbeda
3. Teoritis: Menonjolkan totalitarisme
4. Yuridis: Klausul perubahan tercantum di dalam pasal 37
5. Alasan praktis politis: Terjadi penyimpangan dari teks asli dan bersifat
multiinterpretable
Materi Amandemen UUD 1945
Amandemen I (19 Oktober 1999): 9 pasal
- Pengurangan kekuasan presiden
- Pembatasan masa jabatan
- Penambahan kewenangan DPR dan MA
- Kementrian negara
Amandemen II (18 Agustus 2000): 10 Pasal
- Otonomi daerah DPR
- Wilayah negara
- Hak asasi manusia
- Pertahanan dan keamanan negara
- Lambang negara dan lagu kebangsaan
Amandemen III (10 November 2001): 10 Pasal
- Penegasan negara hukum
- Pengurangan kewenangan MPR
- Perubahan keanggotaan MPR
- Tata cara pemberhentian presiden
- Pemilihan presiden langsung
- Kementrian negara
- Perjanjian internasional melibatkan DPR
- Pemilihan Umum, DPR, dan DPD
- APBN dan APBD
- Pajak dan pungutan lain
- Kewenangan BPK
- Kewenangan MA, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi
Amandemen IV (10 Agustus 2002): 7 pasal, Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan
- Pemilihan presiden langsung
- Kekosongan jabatan presiden
- Kewenangan dan pemberhentian DPD
- Macam dan harga mata uang
- Pendidikan dan kebudayaan
- Perekonomian dan kesejahteraan sosial
- Tata cara perubahan UUD
-
BENTUK DAN KEDAULATAN NEGARA
BAB I : PASAL 1, (2) DAN (3)
SUSUNAN KEANGGOTAAN MPR
BAB II : PASAL 2 (1)
TUGAS DAN WEWENANG MPR
BAB II : PASAL 3
KEKUASAAN PRESIDEN
BAB III : PASAL 5 (1),(2)
PEMILU PRESIDEN DAN WAPRES
BAB III : PASAL 6, 6A
MASA JABATAN PRESIDEN DAN WAPRES
BAB III : PASAL 7
IMPEACHMENT PRESIDEN DAN WAPRES
BAB III : PASAL 7, 7A, 7B
PERGANTIAN PRESIDEN ATAU WAPRES
BAB III : PASAL 8
SUMPAH PRESIDEN DAN WAPRES
BAB III : PASAL 9
GRASI, REHABILITASI, AMNESTI DAN ABOLISI
BAB III : PASAL 14 (1), (2)
DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN
BAB IV : DIHAPUS,
PASAL 16
KEMENTRIAN NEGARA
BAB V : PASAL 17
PEMERINTAH DAERAH
BAB VI : PASAL 18, 18A, DAN 18B
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
BAB VII : PASAL 19, 20A, 21, 22, 22A, 22B.
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
BAB VII A : PASAL 22C, DAN 22D.
PEMILIHAN UMUM
BAB VIIB : PASAL 22E
HAL KEUANGAN
BAB VII : PASAL 23-23D.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
BAB VIIIA : PASAL 23E -23G.
MAHKAMAH AGUNG
BAB IX : PASAL 24 (2) DAN 24A
MAHKAMAH KONSTITUSI
BABIX : 24 (2) DAN 24 C
KOMISI YUDISIAL
BAB IX : PASAL 24A (3) DAN 24B.
WILAYAH TERITORIAL NEGARA
BAB IXA : PASAL 25A
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
BAB X : PASAL 26 DAN 27
KEMERDEKAAN BERSERIKAT DAN BERKUMPUL
BAB X : PASAL 28
HAK ASASI MANUSIA
BAB XA : PASAL 28A-28J
AGAMA
BAB XI : PASAL 29
HANKAM NEGARA
BAB XII : PASAL 30
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BAB XIII : PASAL 31, DAN 32.
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESRA
BAB XIV : PASAL 33 DAN 34
ATRIBUT NASIONAL
BAB XV : PASAL 35, 36, 36A, 36B DAN 36C.
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
BAB XVI : PASAL 37
ATURAN PERALIHAN
PASAL I, PASAL II, DAN PASAL III
ATURAN TAMBAHAN
PASAL I DAN PASAL II
Pertanyaan :
Mengapa Pancasila dijadikan sebagai ketatanegaraan Republik Indonesia ?

Anda mungkin juga menyukai