Laporan Paktikum 1 DTHT (5) MAWAR
Laporan Paktikum 1 DTHT (5) MAWAR
Oleh:
peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi. Daging ayam memiliki
protein yang berkualitas tinggi dan mengandung asam amino yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Selain protein, daging ayam mengandung lemak,
kelamin ayam yang bersangkutan. Disamping nilai gizi yang dimiliki, daging
terjangkau, dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat dan cukup tersedia
di pasaran.
penggilingan dan pengolahan. Besar kecilnya daya ikat air berpengaruh terhadap
warna, keempukan, kekenyalan dan tekstur daging. Daya ikat air menjadi salah
Susut masak merupkan salah satu penentu kualitas daging penting, karena
berhubungan dengan banyak sedikitnya air yang hilang serta nutrien yang larut
dalam air akibat pengaruh pemasakan. Semakin kecil persen susut masak berarti
seamkin sedikit air yang hilang dan nutrien yang larut dalam air. Begitu juga
sebaliknya semakin besar susut masak maka semakin banyak air yang hilang dan
nutrien yang larut dalam air. Berdasarkan latar belakang maka dapat dilakukan
Praktikum Penentuan Kualitas Daging menggunakan Daya Ikat Air dan Susut
Masak.
1.2. Tujuan
membedakan ciri-ciri fisik daging dan mampu melakukan analisis kualitas daging
1.3. Manfaat
membedakan ciri-ciri fisik daging dan mampu melakukan analisis kualitas daging
Daging ayam, merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dibandingkan dengan daging sapi, selain itu juga mudah didapat. Daging ayam
adalah salah satu sumber protein hewani yang banyak dipilih untuk dikonsumsi.
Selain rasa, keistimewaan daging ayam adalah kadar lemaknya rendah dan asam
lemaknya tidak jenuh. Asam lemak yang ditakuti oleh masyarakat adalah asam
lemak jenuh yang dapat menyebabkan penyakit darah tinggi dan penyakit jantung.
Agar manfaat gizi dari daging ayam dapat kita peroleh, kita harus mengonsumsi
daging yang sehat. Ketelitian dalam memilih dan membeli daging ayam sangat
penting karena di pasaran banyak sekali dijual daging ayam yang tidak layak
kaitannya dengan pemenuhan protein hewani karena selain mengandung gizi yang
lengkap juga mengandung sejumlah unsur yang dibutuhkan manusia yaitu protein,
karbohidrat, lemak, air, mineral dan vitamin serta memiliki rasa dan aroma yang
memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia. Menurut data yang ada, rata
rata konsumsi per kapita daging ayam ras dari masyarakat Indonesia tahun 2017-
2021 diperkirakan sebesar 5,68 kg per kapita per tahun, sedikit dibawah sapi yang
7,5 kg per kapita/ tahun. Proyeksi konsumsi daging ayam ras luar rumah tangga
nasional per horeka per industri tahun 2017 sebesar 410,45 ribu ton dan pada
tahun 2021 angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 1,23 juta ton di tahun
berikutnya.
6 Kebersihan Bebas dari bulu Ada bulu tunas sedikit yang Ada bulu tunas
tunas menyebar, tetapi tidak pada
(pinfeather) bagian dada
for use of the term “halal”, pencabutan bulu dan pengeluaran jeroan, tanpa kepala,
leher, kaki, paru-paru dan ginjal, dapat berupa karkas segar, karkas segar dingin,
atau karkas beku. Standar penentuan mutu daging ayam telah disusun oleh Badan
Standarisasi Nasional (BSN) yang tertuang dalam SNI 3924:2009 tentang mutu
Berdasarkan umur ayam dibagi menjadi 3 kategori yaitu kurang dari 6 minggu
atau ayam muda, lebih dari 6 minggu sampai dengan 12 minggu ayam dewasa dan
lebih dari 12 minggu ayam tua (stew). Selanjutnya berdasarkan bobot daging
dibagi menjadi 3 jenis ukuran yaitu kurang dari 1,0 kg atau ukuran kecil, lebih
dari 1,0 kg sampai dengan 1,3 kg ukuran sedang dan lebih dari 1,3 kg ukuran
Kualitas dan keamanan pangan daging ayam telah diatur dalam SNI
3924:2009 utuk karkas dan daging ayam. Menurut SNI 3924:2009 kualitas
Compylobacter sp. E.coli merupakan bakteri penghuni usus besir pada hewan
galur lain, yang potensial menghasilkan toksin dan dapat menyebabkan kematian.
Kualitas daging ayam meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi serta
diterima atau tidaknya oleh konsumen. Secara biologi kerusakan daging ayam
lebih banyak diakibatkan oleh adanya pertumbuhan mikroba yang berasal dari
ternak, pencemaran dari lngkungan baik pada saat pemotongan maupun selama
penyimpanan, waktu, tersedianya oksigen dan kadar air daging ( Wahyuni, 2016).
antara lain adalah genetika, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, pakan,
termasuk bahan aditif (hormon, anti biotik, dan mineral) dan stress. Faktor setelah
yang menjadi acuan konsumen dalam memilih daging. Kualitas daging dapat
dilihat dari warna, keempukan, pH, daya mengikat air, dan susut masak (Haq A N,
2015).
sebelum dan sesudah dipotong. Kualitas fisik daging sapi adalah warna daging,
rasa, aroma, perlemakan dan tekstur daging. Pada waktu sebelum dipotong,
faktor penentu kualitas dagingnya adalah tipe ternak, jenis kelamin, umur dan
Susut masak merupakan salah satu indikator nilai nutrisi daging yang
berhubungan dengan kadar jus daging yaitu banyaknya air yang terikat di dalam
dan di antara serabut otot Lanjut dikatakan bahwa Susut masak dipengaruhi oleh
makin besar kadar cairan daging yang hilang sampai mencapai tingkat yang
seluler, banyaknya air yang keluar dari daging, umur simpan daging, degradasi
pemanasan pendahuluan bahan pangan pada suhu mendidih dalam waktu singkat.
800C adalah temperatur yang ideal dan popular untuk perlakuan thermal (panas)
karena sampel daging menjadi cukup tepat kekerasannya untuk dipotong-potong
Nilai susut masak ini erat hubunganya dengan daya mengikat air. Semakin
tinggi daya mengikat air maka ketika proses pemanasan air dan cairan nutrisi
akan sedikit yang keluar atau terbuang, sehingga massa daging yang berkurang
Daya ikat air (DIA) merupakan parameter kualitas daging yang sangat
terkait dengan kemampuan air, oleh karena itu daya ikat air berhubungan dengan
parameter kualitas. Daya ikat air juga menunjukkan seberapa besar kemampuan
daging untuk mengikat air dalam persen. Air yang terikat (lapisan pertama dan
kedua) adalah bebas dari perubahan molekul yang disebabkan oleh denaturasi
protein daging, sedangkan jumlah air terikat lebih lemah, yaitu diantara molekul
protein dan akan menurun bila protein daging mengalami denaturasi (Agus,
2015).
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan variasi pada daya ikat air
pemanasan. Faktor biologi seperti jenis otot, jenis ternak ,jenis kelamin,dan umur
2014).
Daya mengikat air (DMA) oleh protein daging atau water holding capacity
(WHC) atau water binding capacity (WBC) adalah kemampuan daging untuk
mengikat airnya atau air yang ditambahkan selama ada pengaruh kekuatan dari
luar, misalnya pemotongan daging, pemansan, penggilingan dan tekanan absorbs
air atau kapasitas (kemampuan daging menyerap air secara spontan dari
sebagai berikut:
daging.
6. Memasukkan sampel 0,5 gram kedalam water bath selama 30 menit dengan
suhu 80,5oC.
11. Setelah 5 menit ambil kertas dan daging ayamnya, ukur area basah daging
serta
12. Menggambar area basah dikertas millimeter blok.
sebagai berikut:
Asistensi Praktikum
Praktikum
Analisis data
Membuat Laporan
daging adalah
Rumus :
area basah
MgH₂O = − 8,0
0,0948
6×3,5
MgH₂O = − 8,0
0,0948
21
= − 8,0
0,0948
= 141,51
0,3
KA = × 100 %
0,5
= 60 %
141,51
DIA = 60 % − × 100 %
300
= 60 % − 0,47 × 100 %
= 60 % − 47 %
= 13 %
BA−BP
Susut masak = × 100 %
BA
0,5−0,3
Susut masak = × 100 %
0,5
= 40 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.1. Pembahasan
daging ayam segar dan busuk yaitu pada daging segar memiliki warna merah
muda dan cerah,sedangkan pada daging busuk memiliki warna kecoklatan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Cross (2015) yang menyatakan bahwa warna daging
ayam segar adalah merah muda segar. Warna daging ayam disebabkan
daging ayam segar dan daging ayam busuk memiliki perbedaan bau yaitu daging
segar berbau khas sedangkan daging busuk berbau tajam amis. Hal ini sesuai
dengan pendapat Dhansih (2015) yang menyatakan bahwa daging segar memiliki
bau yang khas karena daging belum mengalami pengolahan lebih lanjut seperti
pembekuan dan pengasapan, sedangkan daging busuk yang sudah terkontaminasi
daging ayam kebasahan daging segar berair sedangkan daging busuk sedikit
berair. Hal ini sesuai dengan pendapat Widati (2018) yang menyatakan bahwa
,tetapi umumnya daging yang berkualitas baik secara relative mengandung lebih
banyak jus dari pada daging yang berkualitas rendah sedangkan daging busuk
daging ayam daging segar dan daging ayam busuk yaitu daging segar memiliki
tekstur yang kenyal sedangkan pada daging busuk memiliki tekstur yang lembek
dan lengket. Hal ini sesuai dengan pendapat Elvia (2015) yang menyatakn bahwa
unggas yang dagingnya empuk adalah unggas yang daging karkasnya lunak,
lentur, bertekstur agak kasar dan keadaaan pada permukaan daging halus, hal yang
mempengaruhi tekstur daging adalah dukungan jaringan ikat serta ukuran bebas
otot.
segar dan daging ayam busuk keadaan permukaan daging pada daging segar
terlihat bersih, sedangkan pada daging busuk telihat kotor. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Jaelani (2014) bahwa daging segar memiliki permukaan daging yang
bersih, padat, kenyal, namun tidak kaku. Sedangkan daging busuk permukaan
daging yang kotor disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikroba pada daging
4.2.2. Pembahasan
diperoleh hasil susut masak 40 % jadi semakin lama perebusan semakin rendah
presentase susut masak. Hal ini sesuai dengan pendapat Maya (2022). bahwa
susut masak adalah berat yang hilang selama pemasakan, makin tinggi suhu
pemasakan dan atau makin lama waktu pemasakan, makin besar pula kadar cairan
merupakan indikator nilai nutrien daging yang berhubungan dengan kadar jus
daging, yaitu banyaknya air yang terikat di dalam dan diantara serabut otot.
Hasil pengamatan pada uji daya ikat air dapat diperoleh hasil daya ikat air
yang didapatkan sebesar 1%. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Suradi (2016)
yang menyatakan bahwa rata-rata daya ikat air sebesar 6,63% sampai dengan
5.1. Kesimpulan
bahwa daging ayam segar dan daging ayam busuk memiliki karakteristik yang
berbeda mulai warna pada daging segar berwarna putih, merah muda, daging
busuk memiliki waran kecoklatan, bau pada daging segar yaitu berbau khas, bau
pada daging busuk yaitu berbau tajam amis, kebasahan pada daging segar yaitu
berair, kebasahan pada daging busuk yaitu sedikit berair, tekstur pada daging
segar yaitu lembut dan kenyal, tekstur pada daging busuk yaitu lembek dan
lengket dan keadaan daging pada daging segar yaitu bersih, keadaan daging pada
daging busuk yaitu kotor. Sedangakan pada pengujian susut masak dan daya ikat
air menghasilakan haasil yang berbdeda, yaitu pada susut masak memperoleh
hasil 40%, sedangkan pada daya ikat air memperoleh hasil 1%.
5.2. Saran
Saran untuk asisten ialah agar asisten bisa lebih baik lagi dalam
Saran untuk laboratorium agar lebih bisa menyiapkan dengan lengkap alat,
bahan dan fasilitas laboratorium agar praktikan bisa lebih nyaman lagi dalam
mengikuti praktikum.
Disarankan kepada teman untuk lebih disiplin, tepat waktu dan rajin dalam
Agustina R. 2012. Evaluasi sifat putih telur ayam pasteurisasi ditinjau dari pH,
kadar air, sifat emulisi dan daya kembang angle cake. Fakultas Peternakan,
Universitas Brawijaya. Malang. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 23 (2) :6-13
Dihansih, Anggraeni. 2018. Subtitusi Pakan Dasar dengan Pakan Non
Konvensional Terfermentasi dalam Ransum Terhadap Kualitas Fisik Daging
Ayam. Jurnal Peternakan Nusantara. 4 (2) : 15-17.
Elvia B, Jusril, dan L Handayani. 2015. Implementasi pengolahan citra dan
klasifikasi K-Nearest Neighbour untuk membangun Aplikasi pembeda
Daging Sapid an Babi. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. Riau. 12 (2).
Hafid, H. 2017. Pengantar Pengolahan Daging. Cetakan Pertama. Penerbit
Alfabeta. Bandung.
Jaelani A, SD harmawati dan Wanda. 2014. Berbagai penyimpanan daging atam
boiler segar dalam kemasan plastic pada lemaries (suhu40%) dan
pengaruhnya terhadap sifat fisik dan organo leptik. Jurnal Ziraa'ah.
39(3):119-128