Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM KETENAGAKERJAAN

(PERJANJIAN KERJA)

KELOMPOK 3

NURUL MASITA

ALUS SUCIA APRILIA

MUHAMMAD ALIF

SAIFUL

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun panjatkan kepada Allah S.W.T, yang telah melimpahkanrahmat,

hidayah dan karunianya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Hukum

Ketenagakerjaan dengan judul “PERJANJIAN KERJA”.

Makalah ini ini disusun atas dasar untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum

Ketenagakerjaan. Tidak lupa penyusun mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada

segenap pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta arahan selama

penulisan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, Penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan

makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya

bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca.

Majene, 28 September 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB 1 ............................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3

C. Tujuan .................................................................................................................................. 3

BAB II............................................................................................................................................. 4

A. Pengertian Perjanjian Kerja ................................................................................................. 4

B. Ketentuan hukum perjanjian kerja ....................................................................................... 5

C. Unsur-unsur Perjanjian Kerja .............................................................................................. 7

BAB III ........................................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjanjian kerja dalam Bahasa Belanda biasa disebut Arbeidsovereenkomst,

dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Pengertian yang pertama disebutkan

dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai Perjanjian Kerja disebutkan

bahwa: “suatu perjanjian di mana pihak yang satu si buruh, mengikatkan

dirinya untuk di bawah perintahnya pihak yang lain, si majikan untuk suatu

waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan upah”.

Menyimak dari pengertian perjanjian kerja di atas, bahwa perjanjian kerja

tampak memiliki ciri khas yaitu “di bawah perintah”, yang menunjukkan bahwa

hubungan antara pekerja dan pengusaha adalah hubungan bawah dan atasan

(subsordinasi). Pengusaha sebagai pihak yang lebih tinggi secara sosial ekonomi

memberi perintah kepada pekerja yang tingkat sosial ekonomi lebih rendah.

Ketentuan tersebut menunjukkan adanya kedudukan yang tidak sama atau

seimbang. Ketentuan tersebut, jika dibandingkan dengan pengertian perjanjian

pada umumnya yaitu dalam Pasal 1313 KUHPerdata menyatakan perjanjian

adalah suatu perbuatan dengan mana seorang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang lain atau lebih. Jelas bahwa kedudukan antara para pihak

yang membuat perjanjian adalah sama dan seimbang karena di dalam pasal

1
tersebut ditentukan bahwa satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang atau lebih. Maka, pengertian tentang perjanjian tersebut

berlainan jika dibandingkan dengan pengertian perjanjian kerja dalam Pasal

1601a KUHPerdata.

Selain itu pengertian mengenai Perjanjian Kerja juga di ketengahkan oleh

seorang pakar Hukum Perburuhan Indonesia, yaitu Bapak Prof. R.Iman Soepomo,

S.H. yang menerangkan bahwa perihal pengertian tentang Perjanjian Kerja, beliau

mengemukakan bahwa: “Perjanjian Kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak

kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak

lainnya, majikan, yang mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan

membayar upah.”

Perjanjian kerja sering diistilahkan dengan perjanjian untuk melakukan

pekerjaan, dan lazim juga digunakan istilah perjanjian perburuhan. Secara umum

yang dimaksud dengan perjanjian kerja adalah perjanjian yang diadakan oleh 2

(dua) orang pihak atau lebih, yang mana satu pihak berjanji untuk memberikan

suatu pekerjaan dan upah yang layak dan pihak yang lain berjanji untuk

melakukan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Peraturan Perundang-

Undangan yang terkait dengan perlindungan bagi pekerja adalah Undang -

Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut

dengan UU Ketenagakerjaan) dan Peraturan Pelaksana dari Perundang-Undangan

di bidang Ketenagakerjaan.

2
Berdasarkan Pasal 1 Ayat (14) UU Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa

Perjanjian Kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau

pemberi kerja yang memuat syarat - syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

Pada umumnya perjanjian kerja adalah suatu perjanjian konsensual (artinya sudah

sah dan mengikat setelah terjadinya sepakat antara buruh dan majikan mengenai

pekerjaan dan upah atau gaji).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perjanjian kerja?

2. Apa ketentuan hukum perjanjian kerja?

3. Apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam suatu perjanjian kerja?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian perjanjian kerja.

2. Untuk mengetahui ketentuan hukum perjanjian kerja.

3. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam suatu perjanjian kerja.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perjanjian Kerja

Dalam suatu perjanjian tentunya ada para pihak yang melakukan perjanjian

tersebut.Begitu juga hanya dengan perjanjian kerja,dalam perjanjian kerja pihak-

pihak itu adalah pekerja dan pemberi kerja (pengusaha/majikan).Dalam undang

undang No.25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan menyebutkan pekerja adalah

"tenaga kerja yang bekerja diluar maupun didalam hubungan orng atau badan

hukum yang mempekerjakan buruh".Disini yang dimaksud dengan

buruh adalah pekerja.

Hubungan antra pihak-pihak dalam ketenagakerjaan tidak dapat diserahkan

sepenuhnya kepada para pihak (pekerja dan pemberi kerja),apalagi dalam hal

terjadinya permasalahan dalam hubungan kerja. Tujuannya adalah untuk

menciptakan keadilan sosial dibidang ketenagakerjaan.karena dapat dipastikn

pihak yang kuat akan selalu ingin menguasai pihak yang

lemah(homo homoni lupus).

Selain itu pengertian mengenai Perjanjian Kerja juga di ketengahkan oleh

seorang pakar Hukum Perburuhan Indonesia, yaitu Bapak Prof. R.Iman

Soepomo, S.H. yang menerangkan bahwa perihal pengertian tentang Perjanjian

4
Kerja, beliau mengemukakan bahwa: “Perjanjian Kerja adalah suatu perjanjian

di mana pihak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima

upah pada pihak lainnya, majikan, yang mengikatkan diri untuk mengerjakan

buruh itu dengan membayar upah.”

B. Ketentuan hukum perjanjian kerja

Suatu perjanjian yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu bisa dikatakan

sebagai suatu perjanjian yang sah dan sebagai akibatnya perjanjian akan

mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Oleh karena i

agar keberadaan suatu perjanjian diakui oleh undang-undang (legally concluded

contract) haruslah sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh

undang-undang. Sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata. Ketentuan

ini juga tertuang dalam pasal 52 ayat 1 Undang-Undang No 13 Tahun 2003

tentang ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa perjanjian kerja dibuat atas

dasar:

a) Sepakat kedua belah pihak;

b) Kemampuan atau Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum; 3.

Adanya pekerja yang diperjanjikan

c) Pekerja yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban

umum, kesusilaan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

5
Kesepakatan kedua belah pihak yang melakukan perjanjian haruslah bersepakat

setuju dengan tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak lain. Tidak adanya

kekeliruan atau penipuan oleh salah satu pihak. Oleh karena itu kesepakatan

adalah unsur utama.

Kecakapan membuat suatu perjanjian maksudnya mereka yang dikategorikan

sebagai pendukung hak dan kewajiban adalah orang atau badan hukum. Sedangkan

suatu sebab yang halal maksudnya ialah tidak dilarang oleh undang-undang, tidak

bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum. Dalam suatu perjanjian

terdapat beberapa azas, yaitu:

a) Azas kebebasan berkontrak atau open system (freedom of contract).

Azas utama dalam perjanjian adalah azas keterbukaan (open system).

maksudnya adalah setiap orang bebas melakukan perjanjian apa saja

dengan siapa saja. Dalam perjanjian kerja azas kebebasan berkontrak

maupun azas yang utama.

b) Azas konsensual atau azas kekuasaan bersepakat

Maksud dari azas ini adalah bahwa perjanjian itu ada sejak tercapainya

kata sepakat antara pihak yang mengadakan perjanjian. Artinya yang

paling utama adalah terpenuhinya kata sepakat dari mereka yang

membuat perjanjian.

c) Azas kelengkapan atau optimal system

Maksud Azas im adalah apabila para pihak yang mengadakan

perjanjian, berkeinginan lain, mereka menyingkirkan pasal-pasal vang

6
ada pada undang-undang Akan tetapi ka secara legas ditentukan di

dalam suatu perjanjian, maka ketemuan pada undang-undanglah yang

dinyatakan berlaku.

C. Unsur-unsur Perjanjian Kerja

Berdasarkan pengertian perjanjian kerja diatas, dapat ditarik beberapa unsur

dari perjanjian kerja, yakni :

1) Adanya Unsur Work atau Pekerjaan

Dalam suatu perjanjian kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan (objek

perjanjian), pekerjaan tersebut haruslah dilakukan sendiri oleh pekerja, hanya

dengan seizin majikan dapat menyuruh orang lain. Hal ini dijelaskan dalam

KUHPerdata Pasal 1603 a yang berbunyi“Buruh wajib melakukan sendiri

pekerjaannya; hanya dengan seizin majikania dapat menyuruh orang ketiga

menggantikannya’.Sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja itu sangat

pribadi karena bersangkutan ketrampilan/keahliannya, maka menurut hukum

jika pekerja meninggal dunia maka perjanjian kerja tersebut putus demi hukum.

7
2) Adanya Unsur Perintah

Manifestasi dari pekerjaan yang diberikan kepada pekerja oleh pengusaha

adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada perintah pengusaha untuk

melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan. Di sinilah perbedaan

hubungan kerja dengan hubungan lainnya.

3) Adanya Unsur Upah

Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja, bahkan dapat

dikatakan bahwa tujuan utama orang bekerja pada pengusaha adalah untuk

memperoleh upah. Sehingga jika tidak unsur upah, maka suatu hubungan

tersebut bukan merupakan hubungan kerja.

4) Adanya Waktu

Waktu kerja sangat penting yang artinya komposisi dan tangung jawab dari

perkerja tersebut diketahui dari jam berapa sampai ke jam berapa atau berapa

jam dalam sehari wajib dilaksanakan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus

sesuai dengan perjanjian, tidak boleh sesuka hati sipekerja tersebut dan harus

disesuaikan dengan kebiasaan setempat.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam suatu perjanjian tentunya ada para pihak yang melakukan perjanjian

tersebut. Begitu juga hanya dengan perjanjian kerja,dalam perjanjian kerja pihak-

pihak itu adalah pekerja dan pemberi kerja . Selain itu pengertian mengenai

Perjanjian Kerja juga di ketengahkan oleh seorang pakar Hukum Perburuhan

Indonesia, yaitu Bapak Prof. Suatu perjanjian yang telah memenuhi syarat-syarat

tertentu bisa dikatakan sebagai suatu perjanjian yang sah dan sebagai akibatnya

perjanjian akan mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

Oleh karena i agar keberadaan suatu perjanjian diakui oleh undang-undang Azas

kebebasan berkontrak atau open system . Azas utama dalam perjanjian adalah azas

keterbukaan Adanya Unsur Work atau Pekerjaan. Dalam suatu perjanjian kerja harus

ada pekerjaan yang diperjanjikan Adanya Waktu Pelaksanaan pekerjaan tersebut

harus sesuai dengan perjanjian, tidak boleh sesuka hati sipekerja tersebut dan harus

disesuaikan dengan kebiasaan setempat.

Anda mungkin juga menyukai