Hukum Ketenagakerjaan
Hukum Ketenagakerjaan
HUKUM KETENAGAKERJAAN
(PERJANJIAN KERJA)
KELOMPOK 3
NURUL MASITA
MUHAMMAD ALIF
SAIFUL
Puji syukur Penyusun panjatkan kepada Allah S.W.T, yang telah melimpahkanrahmat,
Makalah ini ini disusun atas dasar untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
segenap pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta arahan selama
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, Penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
Kelompok 3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB 1 ............................................................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 3
BAB II............................................................................................................................................. 4
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dirinya untuk di bawah perintahnya pihak yang lain, si majikan untuk suatu
tampak memiliki ciri khas yaitu “di bawah perintah”, yang menunjukkan bahwa
hubungan antara pekerja dan pengusaha adalah hubungan bawah dan atasan
(subsordinasi). Pengusaha sebagai pihak yang lebih tinggi secara sosial ekonomi
memberi perintah kepada pekerja yang tingkat sosial ekonomi lebih rendah.
adalah suatu perbuatan dengan mana seorang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih. Jelas bahwa kedudukan antara para pihak
yang membuat perjanjian adalah sama dan seimbang karena di dalam pasal
1
tersebut ditentukan bahwa satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih. Maka, pengertian tentang perjanjian tersebut
1601a KUHPerdata.
seorang pakar Hukum Perburuhan Indonesia, yaitu Bapak Prof. R.Iman Soepomo,
S.H. yang menerangkan bahwa perihal pengertian tentang Perjanjian Kerja, beliau
kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak
lainnya, majikan, yang mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan
membayar upah.”
pekerjaan, dan lazim juga digunakan istilah perjanjian perburuhan. Secara umum
yang dimaksud dengan perjanjian kerja adalah perjanjian yang diadakan oleh 2
(dua) orang pihak atau lebih, yang mana satu pihak berjanji untuk memberikan
suatu pekerjaan dan upah yang layak dan pihak yang lain berjanji untuk
di bidang Ketenagakerjaan.
2
Berdasarkan Pasal 1 Ayat (14) UU Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa
pemberi kerja yang memuat syarat - syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
Pada umumnya perjanjian kerja adalah suatu perjanjian konsensual (artinya sudah
sah dan mengikat setelah terjadinya sepakat antara buruh dan majikan mengenai
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam suatu perjanjian tentunya ada para pihak yang melakukan perjanjian
"tenaga kerja yang bekerja diluar maupun didalam hubungan orng atau badan
sepenuhnya kepada para pihak (pekerja dan pemberi kerja),apalagi dalam hal
4
Kerja, beliau mengemukakan bahwa: “Perjanjian Kerja adalah suatu perjanjian
di mana pihak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima
upah pada pihak lainnya, majikan, yang mengikatkan diri untuk mengerjakan
sebagai suatu perjanjian yang sah dan sebagai akibatnya perjanjian akan
dasar:
5
Kesepakatan kedua belah pihak yang melakukan perjanjian haruslah bersepakat
setuju dengan tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak lain. Tidak adanya
kekeliruan atau penipuan oleh salah satu pihak. Oleh karena itu kesepakatan
sebagai pendukung hak dan kewajiban adalah orang atau badan hukum. Sedangkan
suatu sebab yang halal maksudnya ialah tidak dilarang oleh undang-undang, tidak
Maksud dari azas ini adalah bahwa perjanjian itu ada sejak tercapainya
membuat perjanjian.
6
ada pada undang-undang Akan tetapi ka secara legas ditentukan di
dinyatakan berlaku.
Dalam suatu perjanjian kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan (objek
dengan seizin majikan dapat menyuruh orang lain. Hal ini dijelaskan dalam
jika pekerja meninggal dunia maka perjanjian kerja tersebut putus demi hukum.
7
2) Adanya Unsur Perintah
adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada perintah pengusaha untuk
dikatakan bahwa tujuan utama orang bekerja pada pengusaha adalah untuk
memperoleh upah. Sehingga jika tidak unsur upah, maka suatu hubungan
4) Adanya Waktu
Waktu kerja sangat penting yang artinya komposisi dan tangung jawab dari
perkerja tersebut diketahui dari jam berapa sampai ke jam berapa atau berapa
sesuai dengan perjanjian, tidak boleh sesuka hati sipekerja tersebut dan harus
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam suatu perjanjian tentunya ada para pihak yang melakukan perjanjian
tersebut. Begitu juga hanya dengan perjanjian kerja,dalam perjanjian kerja pihak-
pihak itu adalah pekerja dan pemberi kerja . Selain itu pengertian mengenai
Indonesia, yaitu Bapak Prof. Suatu perjanjian yang telah memenuhi syarat-syarat
tertentu bisa dikatakan sebagai suatu perjanjian yang sah dan sebagai akibatnya
Oleh karena i agar keberadaan suatu perjanjian diakui oleh undang-undang Azas
kebebasan berkontrak atau open system . Azas utama dalam perjanjian adalah azas
keterbukaan Adanya Unsur Work atau Pekerjaan. Dalam suatu perjanjian kerja harus
harus sesuai dengan perjanjian, tidak boleh sesuka hati sipekerja tersebut dan harus