Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/372418400

Makalah Manajemen Perubahan "PT. Nestle Indonesia dalam Menerapkan


Manajemen Perubahan dan Menghadapi Persaingan Era Society 5.0" Oleh :
Mutia Hasti Hildani

Article · July 2023

CITATIONS READS

0 570

1 author:

Mutia Hasti Hildani

2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Mutia Hasti Hildani on 18 July 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Makalah Manajemen Perubahan
“PT. Nestle Indonesia dalam Menerapkan Manajemen Perubahan
dan Menghadapi Persaingan Era Society 5.0”

Oleh : Mutia Hasti Hildani

PENDAHULUAN

Era Society 5.0 merupakan sebuah perubahan besar dalam kehidupan


manusia di seluruh dunia. Perubahan ini ditandai dengan adopsi teknologi informasi
dan komunikasi yang semakin cepat dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
manusia, mulai dari cara kita bekerja, berinteraksi, hingga berbelanja. Dalam era
Society 5.0, kemampuan untuk beradaptasi dan menerapkan manajemen perubahan
menjadi sangat penting bagi organisasi dan individu untuk menghadapi persaingan
yang semakin ketat (1).
Banyak perusahaan terpaksa menerapkan kerja dari rumah (work from home)
atau mengurangi jumlah karyawan yang berada di kantor untuk mengurangi risiko
penyebaran virus. Hal ini memerlukan penyesuaian dalam hal infrastruktur
teknologi, komunikasi, dan manajemen karyawan untuk memastikan produktivitas
tetap terjaga. Di sisi lain, work-life balance karyawan menjadi terganggu karena
harus bekerja di rumah. Work-life balance dapat berdampak terhadap burnout (2).
Manajemen perubahan adalah proses di mana organisasi atau individu
membuat perubahan dalam cara mereka beroperasi untuk mencapai tujuan yang
lebih baik. Dalam era Society 5.0, manajemen perubahan menjadi sangat penting
karena adopsi teknologi dan perubahan yang cepat dapat mempengaruhi organisasi
dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, organisasi harus memastikan
bahwa mereka siap untuk menghadapi perubahan yang terjadi dan mampu
menyesuaikan diri dengan cepat (3).
Salah satu aspek penting dari manajemen perubahan adalah memastikan
bahwa karyawan dan anggota organisasi dapat beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi. Organisasi harus menyediakan pelatihan dan dukungan yang cukup untuk
karyawan agar mereka dapat memahami dan mengatasi perubahan yang terjadi.
Selain itu, organisasi juga harus memastikan bahwa komunikasi yang efektif
terjalin antara anggota organisasi dan manajemen sehingga mereka dapat
memahami tujuan dari perubahan yang terjadi dan bagaimana perubahan tersebut
dapat mempengaruhi organisasi secara keseluruhan (4).
Saat ini, persaingan di pasar semakin ketat dan cepat. Dalam era Society 5.0,
perusahaan dan individu harus siap untuk beradaptasi dengan cepat dan mengikuti
tren terbaru untuk tetap bersaing (5). Dalam lingkungan bisnis yang semakin
dinamis ini, manajemen perubahan menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk
membantu organisasi dan individu mengatasi perubahan yang terjadi dan terus
beradaptasi dengan cepat (6).
Pengusaha yang mampu melakukan manajemen perubahan dan peningkatan
SDM akan memiliki karyawan yang lebih baik dan hubungan kerja yang erat.
Dalam persaingan global yang semakin ketat, karyawan yang berkualitas dan
berkinerja tinggi sangat penting untuk meraih keberhasilan. Oleh karena itu,
pengusaha harus memberikan pelatihan dan pengembangan kepada karyawan agar
mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
memenangkan persaingan global. Dengan memiliki karyawan yang berkualitas,
pengusaha dapat meningkatkan hasil kerja dan bersaing di pasar global yang
semakin sengit (7).

PEMBAHASAN

Nestle merupakan contoh yang baik dari sebuah organisasi yang


menerapkan struktur manajemen yang baik yang memungkinkan organisasi untuk
merangkul perubahan karena organisasi mengidentifikasi kebutuhan yang tepat
yang menyertai perubahan dan oleh karena itu ketika manajer memprakarsai
perubahan seluruh organisasi. dapat dengan cepat mengadopsi perubahan strategis
baru. Ketika Nestle akhirnya menyadari bahwa perubahan adalah bagian tak
terpisahkan dari organisasi, mereka menempatkan strategi manajemen perubahan
dan juga membantu anggota organisasi untuk menerima perubahan secara lebih
efektif.
Selama pandemi COVID-19 semua pekerjaan yang telah dilakukan Nestlé
dalam beberapa tahun terakhir diuji, tidak hanya untuk organisasi, bukan hanya
teknologi, tetapi juga cara mereka bekerja dan posisi Nestle dalam perjalanan
transformasi. di mana perusahaan tidak hanya harus segera beralih ke pekerjaan
terdistribusi, tetapi juga mendukung pabrik dan rantai pasokannya dengan teknologi
baru untuk memastikan operasi bisa berlanjut. Mereka yakin bahwa Nestle berada
di jalan yang benar.
Nestle memiliki lebih dari 100.000 karyawan yang bekerja dari jarak
jauh. Dalam waktu singkat mereka membuat semua orang terhubung dengan sangat
cepat. Kuncinya adalah mereka memiliki stabilitas transaksi yang sangat baik,
karena sebagai perusahaan makanan, Nestle memiliki permintaan yang berfluktuasi
secara signifikan. Nestle harus memenuhi peningkatan permintaan di banyak
negara dan di banyak kategori.
Karena perubahan perilaku konsumen, Nestlé mengalami pergeseran cepat
menuju e-commerce selama periode ini, naik dari 50% menjadi 80. Hal itu yang
mendorong insinyur untuk melakukan hal baru seperti, menggunakan alat baru,
seperti solusi augmented reality, untuk membantu pekerja pabrik agar dapat
memperbaiki peralatan dari jarak jauh. Perusahaan juga terbantu dengan fakta
bahwa mereka menggunakan Office365 dan dapat dengan cepat memigrasikan
180.000 karyawan ke Microsoft Teams untuk berkolaborasi. Wright
berkata: Ekosistem cloud kami yang fleksibel tidak hanya penting dalam hal
memungkinkan tenaga kerja kami, tetapi juga penting bagi kami untuk menyusun
kemampuan baru, solusi baru, untuk memenuhi kebutuhan khusus. Juga, aset data
kami yang ada dan laporan kami yang ada, kami sering menggunakannya dengan
cara yang berbeda untuk menjawab pertanyaan baru dengan kecepatan dan
kemampuan berbeda.
Dan yang lebih hebatnya lagi, perusahaan Nestle diberikan kebebasan yang
lebih besar untuk bertindak dengan lebih cepat, dan hal itu pun membuat nestle
menjadi lebih cepat untuk menuju keberhasilannya. Jadi, Nestle yakin bahwa
transformasi TI dan peta jalan TI memberikan banyak ketahanan dan fleksibilitas
yang dibutuhkan. Dan mereka telah melihat itu ditunjukkan selama COVID.

Proses Manajemen Perubahan


Nestle menyebut sebagai perusahaan yang tidak memiliki kendala dalam
beroperasi. Namun, banyak tantangan yang muncul bagi Nestle sendiri karena
pandemi ini.
Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Debora R. Tjandrakusuma
mengatakan dari dalam negeri perusahaan mencatat pandemi Covid-19 telah
meningkatkan permintaan pada produk bernutrisi. Untuk itu, pemanfaatan bahan
baku dari dalam negeri dengan menggandeng mitra 26.000 peternak sapi terus
berjalan untuk menyerap 720 ton susu segar setiap hari. Kapasitas produksi Nestle
pun hampir 100 persen saat itu. Namun Nestle tetap melihat tren dunia, adanya
kenaikan harga berbagai komoditas menjadi tantangan nereka saat ini.
Meski demikian, Debora mengemukakan perusahaan menilai pertumbuhan
industri makanan dan minuman sepanjang kuartal II/2021 berada di level 2,9 persen
adalah perolehan yang cukup baik. Pendorong pertumbuhan kuartal lalu disebut
karena momentum Lebaran dan kebijakan pembatasan belum seketat sekarang.
Menurt Debora, secara keseluruhan tahun ini perusahaan tetap melihat
prospek pertumbuhan industri yang baik di Indonesia. Untuk itu, berbagai investasi
yakni pembangunan pabrik di Batang dan peningkatan kapasitas di pabrik lama
telah dilakukan kendati dalam masa pandemi.
"Dari sisi konsumen meski kami selalu melihat setiap kesempatan untuk
ekspor dan berupaya meningkatkannya tetapi prioritas utama kami adalah pasar
dalam negeri dan pemenuhan kebutuhan konsumen Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar
mengatakan saat ini perusahaan memiliki mitra 26.000 peternak susu perah dengan
pembelian setiap tahunnya berkisar US$110 juta atau setara Rp1,6 triliun, dengan
angka tersebut, secara nasional Néstle menyebut 60 persen pembelian sapi perah
telah dilakukan oleh perusahaan yang mayoritas berasal dari Jawa Timur.

Teknik Manajemen Perubahan


Melakukan perubahan dalam organisasi perusahaan bukanlah hal yang
sederhana, manajer dituntut untuk menjadi agen perubahan dan juga menggunakan
anggota organisasi lainnya untuk membawa perubahan. Oleh karena itu manajer
harus menyusun teknik dan pendekatan sebelum melakukan perubahan, seperti :
1. Fasilitasi
Fasilitasi menawarkan cara yang baik di mana ketika anggota organisasi
bersedia untuk menyambut perubahan dan ingin berkolaborasi tetapi mereka
tidak memiliki kapasitas untuk berbaur secara efektif ke dalam rezim. Fasilitasi
seringkali melibatkan mendidik karyawan dan menciptakan sistem komunikasi
terbaik yang mendorong arus informasi dan putaran umpan balik.
Ketika manajer memutuskan untuk bekerja sama dengan anggota
organisasi lainnya dengan mengkomunikasikan niat dan visi mereka dan
memberikan alasan yang jelas mengapa perubahan tidak dapat dihindari dalam
organisasi dan niat perubahan maka anggota organisasi akan lebih mudah
menerima untuk bekerja dengan manajer.
2. Pendidikan
Seringkali karyawan menolak melakukan perubahan karena asimetri
informasi oleh sebab itu manajemen perlu mendidik mereka tentang alasan
utama mengapa perubahan itu penting. Pendidikan memungkinkan anggota
organisasi memahami alasan perubahan, manfaat, dan semua variabel dari
keseluruhan proses perubahan.
Sebagai hasil dari anggota organisasi sistem pendidikan yang tepat dapat
merasionalisasi perubahan dan apa yang diharapkan untuk mereka (Eden 2002,
802). Karena terkadang penolakan terhadap perubahan organisasi dipicu oleh
masalah persepsi, program pendidikan dapat membuat karyawan tidak terlalu
kaku terutama jika mereka memahami bahwa perubahan dapat bermanfaat.
3. Keterlibatan
Dengan membebaskan anggota organisasi memberikan saran mereka
dan terlibat dalam proses perubahan menawarkan jalan di mana semua anggota
organisasi menjadi agen perubahan dan memiliki proses perubahan. Karena
ketika anggota organisasi tidak terlibat secara fisik atau intelektual, atau
emosional maka mereka mungkin merasa seolah-olah pendapat mereka tidak
dihormati dan karena itu pada akhirnya dapat mempengaruhi motivasi mereka
dan ini dapat menyabot seluruh proses perubahan.

4. Perundingan
Ketika manajemen dan agen perubahan organisasi menemukan bahwa
pihak lain tidak dapat dengan mudah dibujuk, oleh karena itu perlu mencapai
konsensus melalui negosiasi, maka dari itu manajer organisasi akan diminta
untuk masuk ke ruang konferensi atau dewan dan meminta mereka untuk
berdiskusi satu sama lain untuk memastikan bahwa proses perubahan diterima
(Eden 2002, 804).
Terutama ketika perubahan melibatkan merger dan akuisisi di industri
yang tidak terkait yang umum untuk penolakan Nestle terhadap perubahan
kemungkinan besar sangat tinggi dan negosiasi mungkin sering menjadi cara
terbaik untuk menerima perubahan. Negosiasi adalah cara di mana solusi yang
disetujui bersama yang bekerja untuk organisasi dan anggota organisasi dapat
dicapai (Wetlaufer 2001, 115).
5. Manipulasi
Terlepas dari kenyataan bahwa manipulasi dianggap dipertanyakan
secara moral, manajer organisasi dipaksa untuk menggunakannya terutama
ketika taruhannya tinggi dan perubahan harus dilakukan dengan
cepat. Beberapa cara memanipulasi karyawan mungkin melibatkan penggunaan
penghargaan psikologis dan moneter untuk memaksa mereka menerima rezim
perubahan lebih cepat.
6. Paksaan
Ketika segala strategi manajemen perubahan sudah dilakukan namun
tetap gagal seringkali terpaksa mengambil tindakan ekstrem dan sering kali
pemaksaan adalah satu-satunya pilihan. Jika manipulasi gagal, para manajer
tersebut mungkin memutuskan untuk menggunakan ancaman dan kekuatan
untuk memungkinkan perubahan anggota organisasi. Beberapa ancaman
mungkin termasuk mengancam karyawan akan kehilangan pekerjaan,
tunjangan dan tunjangan terkait pekerjaan

Basis Manajemen Perubahan


Pandemi membuat pergerakan kita terbatas. Hal ini membuat Nestlé harus
mencari cara agar 400 lebih pabrik yang berlokasi di berbagai negara bisa tetap be
roperasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Cara yang ditempuh Nestlé untuk mengatasi masalah ini yaitu melakukan
akselerasi penggunaan teknologi. Lewat teknologi Augmented Reality (AR), Nestl
é memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan produksi, R&D dan agar bisa teta
p terhubung dengan supplier.

Selama ini, teknologi Augmented Reality masih sebatas backup, pengguna


annya masih belum dioptimalkan. Tapi sejak terjadi COVID-
19, AR mulai dimanfaatkan sebagai media untuk melakukan dukungan teknis dan
training secara remote, serta sebagai media untuk menghubungkan orang-
orang di pabrik-
pabrik di seluruh dunia. Melalui penggunaan peralatan seperti remote desktop, sm
art glasses, 360 degree cameras dan 3D software, para ahli di Nestlé bisa menyele
saikan pekerjaannya tanpa harus meluncur ke lokasi.

Teknologi AR sudah terbukti dalam mendukung penyelesaian proyek


proyek seperti untuk set-
up dan desain ulang lini pabrik, pekerjaan pemeliharaan mesin yang vital dan pem
eriksaan peralatan dengan supplier. Banyak kasus yang sudah terselesaikan berkat
penggunaan AR untuk menyelesaikan pekerjaan secara remote. Contohnya tim R
&D di Swiss yang secara remote membantu memperbarui dan menginstal lini pro
duksi serta teknologi baru untuk pabrik susu siap minum yang berlokasi di Thaila
nd. Berkat adanya AR, proyek ini bisa selesai lebih awal dari jadwal yang diperkir
akan.

Mereka juga mendukung pemasangan jalur produksi baru untuk sereal bay
i di Cina. Selain itu, tim R&D di Inggris bisa bekerja dengan supplier untuk mend
esain ulang juga menguji cetakan baru untuk produk KitKat. Contoh lain yakni ak
tivitas maintenance di pabrik-
pabrik di Kolombia dan Ekuador, hingga menyiapkan lini makanan hewan pelihar
aan baru di Amerika Serikat.

Penggunaan AR selama pandemi ini sukses meningkatkan efisiensi di selu


ruh lini operasi serta memungkinkan para ahli menyelesaikan banyak proyek pada
saat yang bersamaan. David Findlay, Global Head of Manufacturing Nestlé meng
atakan bahwa pendekatan dukungan jarak jauh bukan hanya sekedar respon terhad
ap COVID-
19. Kedepannya, dukungan secara remote akan menjadi cara baru dalam bekerja.
Hal ini akan meningkatkan kecepatan dan efisiensi fasilitas dan mengurangi perjal
anan ke lokasi Nestlé,

Peran Kepemimpinan dalam Manajemen Perubahan


Dikarenakan situasi dan kondisi di lapangan yang terus mengalami
perubahan. Sehingga untuk dapat survive, proses bisnis Nestle Indonesia juga harus
terus menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Disinilah pentingnya
peran leaders untuk dapat terus beradaptasi dengan cepat, sehingga dapat
memimpin tim nya dengan baik untuk menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi.
Nestle mengadakan program “I Lead Change”, yang dimana fasilitator
mengajak peserta untuk berdiskusi tentang
konsep Leadership dan Management serta bagaimana seharusnya pemimpin
bersikap dalam mengelola diri sendiri dan timnya Ketika menghadapi perubahan.
Tidak lupa, Briktru Indonesia selalu memberikan roleplay dan bahan diskusi yang
menarik di dalam program ini. Dari diskusi inilah tercipta pemikiran dan ide-ide
baru untuk leaders dalam mengaplikasikan konsep memimpin dan mengelola
perubahan di lingkungan kerja.

Sebagai penutup, Briktru Indonesia menghadirkan sebuah simulasi bisnis


online tentang memimpin perubahan. Menggunakan Forio dari Harvard Business
Game, peserta diajak untuk langsung berperan sebagai agen perubahan dalam
organisasi. Fungsi agen perubahan tentunya adalah membawa perubahan dalam
organisasi. Begitu juga dalam Forio ini, peserta berperan sebagai karyawan
level managerial dalam sebuah perusahaan yang bertugas untuk membawa ide
perubahan dalam proses bisnis. Simulasi online yang sudah diaplikasikan di
berbagai BUMN dan perusahaan multinasional ini mengharuskan peserta
mengambil langkah-langkah serta keputusan dalam mempengaruhi orang lain
dalam organisasi. Sehingga output akhir dari simulasi online ini adalah jumlah
karyawan yang setuju atas ide perubahan tersebut dan mulai mengadopsinya dalam
kegiatan pekerjaan.

Perubahan Budaya Organisasi


Tidak mudah mengelola perubahan budaya dalam organisasi dan manajer
dituntut untuk menghasilkan inisiatif perubahan budaya yang paling tepat bagi
anggota organisasi untuk menerima perubahan. Nestlé menekankan budaya kerja
yang dibangun dengan prinsip-prinsip bisnis untuk menciptakan kegiatan kerja
yang berkelanjutan dan memberi nilai yang signifikan terhadap masyarakat.
Nestlé memiliki prinsip-prinsip bisnis yang terus berevolusi dan beradaptasi
dengan perubahan zaman. Landasan dasar Nestlé tidak berubah dari waktu ke
waktu dan asal-usul perusahaan kami, dan mencerminkan ide-ide dasar keadilan,
kejujuran, dan perhatian umum untuk kesejahteraan orang-orang.
Nestlé juga berkomitmen menganut prinsip-prinsip bisnis, seperti jaminan
kualitas produk, keselamatan dan kesehatan kerja, hingga privasi dan etika
manajemen data di semua negara. Prinsip-prinsip dan budaya kerja tersebut juga
disesuaikan dengan undang-undang lokal, praktik-praktik budaya, dan agama
setempat
Nestlé berkomitmen untuk menganut Prinsip-Prinsip Bisnis berikut ini di
semua negara, disesuaikan dengan undang-undang lokal, praktik-praktik budaya
dan agama:

1. Konsumen
- Gizi, kesehatan dan keafiatan
- Jaminan kualitas dan keamanan produk
- Komunikasi konsumen
2. Karyawan Kami
- Hak asasi manusia
- Keberagaman dan inklusi
- Keselamatan dan kesehatan kerja
3. Mata rantai nilai
- Pengadaan yang bertanggung jawab
- Pelanggan dan mitra bisnis
- Keberlanjutan lingkungan
4. Integritas bisnis
- Etika dan integritas
- Privasi dan etika manajemen data
5. Interaksi dan komunikasi yang transparan
- Interaksi dan komunikasi internal
- Keterlibatan dan advokasi
6. Kepatuhan
PENUTUP
Peran manajemen perubahan sangat penting bagi keberhasilan
perusahaan. Terutama untuk memperbaiki efektivitas perusahaan agar dapat efisien
dan mampu bersaing di pasar ekonomi digital. Manajer diminta untuk
membenarkan kebutuhan perubahan, sifat perubahan, tantangan yang akan
menyertai perubahan dan memilih strategi yang paling tepat untuk
mengimplementasikan perubahan dan membuatnya dapat diterima di antara
anggota organisasi.
Manajer tidak boleh mengabaikan peran penting yang dimainkan oleh
manajemen perubahan dan karena itu harus mendedikasikan sumber daya dan
dukungan yang diperlukan untuk manajer organisasi agar anggota organisasi dapat
menerima perubahan dalam kerangka waktu yang paling tepat.
REFERENCES

1. Irawan NC. Kewirausahaan Era Society 5.0. In: Kewirausahaan Era Society
50 [Internet]. Serang, Banten: PT Sada Kurnia Pustaka; 2023. p. 185–201.
Available from: http://repository.utp.ac.id/907/1/Ch_16_Kewirausahaan Era
Society 5.0.pdf
2. Esthi RB, Panjaitan S. The Effect of Work-Life Balance on Turnover
Intention Mediated by Burnout. ProBisnis J Manaj [Internet]. 2023;14(1):29–
34. Available from:
https://ejournal.joninstitute.org/index.php/ProBisnis/article/download/69/52
3. Esthi RB, Irawan NC. Manajemen perubahan : konsep dan studi kasus.
Andriyanto, editor. Klaten: Penerbit Lakeisha; 2023. 140 p.
4. Esthi RB. The Effect of Competence and Job Training on the Performance of
Crab Meat Agro-industry Employees in West Java. J Ilm Agrineca [Internet].
2022;22(2):1–9. Available from:
http://ejournal.utp.ac.id/index.php/AFP/article/download/2005/520521407
5. Irawan NC. Tantangan Pengembangan Kopi Berkelanjutan. In: Baguna FL,
editor. Budidaya Tanaman Kopi dan Olahannya Untuk Kesehatan [Internet].
1st ed. Makassar: CV. Tohar Media; 2023. p. 199. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/370043526_Tantangan_Pengemba
ngan_Kopi_Berkelanjutan
6. Esthi RB, Setiawan I. Green human resources management of the small and
micro-enterprises in Indonesia. Enrich J Manag [Internet]. 2023;12(6):4877–
85. Available from:
https://www.enrichment.iocspublisher.org/index.php/enrichment/article/dow
nload/1018/836
7. Irawan NC. Pembangunan Ekonomi Pedesaan. In: Revitalisasi Ekonomi
Pembangunan [Internet]. Serang, Banten; 2023. p. 124–37. Available from:
http://repository.utp.ac.id/905/1/Chapter_10_Ebook_Revitalisasi_Ekonomi_
Pembangunan_Norbertus_Citra_Irawan_SP_MSc_ISBN_9786230926396.p
df

8. http://briktru.com/ileadchange-nestle/
9. https://www.machinevision.global/post/strategi-nestle-tetap-beroperasi-di-
tengah-covid
10. https://diginomica-com.translate.goog/nestles-it-transformation-proves-recipe-
success-during-covid-
19?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
11. https://www.nestle.co.id/tentangnestle/corporatebusinessprinciple
12. https://ivypanda-com.translate.goog/essays/nestles-change-management-
report/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai