Kelompok 8 Kemuhammadiyahan
Kelompok 8 Kemuhammadiyahan
PEREMPUAN
Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Kami meyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan Do’a, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Muhammadiyah, yang memiliki tujuan yang sama dengan muhammadiyah.
Aisyiyah memiliki program khusus strategis yang visioner, yaitu terhadap
perempuan. Peran dan fungsi perempuan merupakan bagian terpenting dalam
gerak roda kehidupan, bidang ini adalah wilayah yang geluti dan ditekuni Sunnah
sampai sekarang.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
‘Aisyiyah dalam perannya untuk pemberdayaan perempuan dan
masyarakat, dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dalam bidang
pendidikan, ‘Aisyiyah mendirikan PAUD (Kelompok Bermain dan Taman
Kenak-Kanak). Program Keluarga Sakinah juga memberi pengetahuan tentang
adab berpakaian muslimah dalam Islam. Dalam bidang kesehatan, ‘Aisyiyah
mendirikan RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak). Dalam bidang ekonomi,
‘Aisyiyah membuat suatu program home industry dan lain-lain. Peran Nasiyatul
‘Aisyiyah adalah membekali para remaja putri pengetahuan dan keterampilan.
7
Ahmad Dahlan, KH. Mukhtar, KH. Fahruddin dan Ki Bagus Hadikusumo serta
pengurus Muhammadiyah yang lain mengadakan pertemuan di rumah Nyai
Ahmad Dahlan. Waktu itu, diusulkan nama Fatimah, namun tidak disetujui. KH.
Fahruddin mencetuskan nama ‘Aisyiyah yang kemudian dipandang tepat dengan
harapan perjuangan perkumpulan itu meniru perjuangan Aisyah, istri Muhammad
Saw, yang selalu membantu berdakwah.
8
Muhammadiyah yang berasaskan amar ma’ruf nahi munkar dan berpedoman
kepada al-Qur’an dan Sunnah.
9
menangani masalah pendidikan dari usia pra-sekolah, sekolah menengah umum
dan kejuruan hingga adanya Universitas ‘Aisyiyah.
10
sebagai organisasi Islam yang cukup besar dan berpengaruh di Indonesia harus
ikut serta menyumbangkan pemikirannya dalam masalah pemberdayaan
perempuan ini. Tuntutan ini sebenarnya sejala dengan semangat tajdid (perubahan)
Muhammadiyah yang sudah digagaskan oleh KH. Ahmad Dahlan (HESTI, n.d.)
Di sisi lain, ini juga membuka Muhammadiyah untuk terbuka dan fleksibel
tehadap unsur-unsur inovasi baru yang membawa maslahat, walau dari manapun
asalnya inovasi itu, asalkan tidak bertentangan dengan kedua prinsip di atas., yaitu
al-Qur’an dan Sunnah. Ini sejalan dengan keterbukaan KH. Ahmada Dahlan yang
beradaptasi terhadap pemikiran dan institusi yang berasal dari colonial barat dan
Kristen, seperti pendidikan, kurikulum, pakaian, panti asuhan, dan lain sebagainya
(HESTI, 2020).
KH. Ahmad Dahlan dikenal sebagai Kiai yang moderat dan cenderung
melawan arus pada zamannya banyak mengkritik pemahaman masyarakat tentang
Islam pada masa itu. Islam sering dituduh telah memberi legitimasi terhadap
penyempitan peran perempuan hingga kekerasan terhadap perempuan.
11
Aisyiyah merupakan organisasi perempuan yang didirikan sebagai
jawaban atas pentingnya perempuan berkiprah di wilayah-wilayah sosial
kemasyarakatan. Gerakan perempuan Muhammadiyah yaitu ‘Aisyiyah yang lahir
tahun 1917 hadir pada situasi dan kondisi masyarakat dalam keterbelakangan,
kemiskinan, tidak terdidik, awam dalam pemahaman keagamaan, dan berada
dalam zaman penjajahan Belanda.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Posisi Aisyiyah dalam muhammadiyah adalah sebagai suatu organisasi
otonom muhammadiyah yang di peruntukkan untuk perjuangan wanita muslimah.
Karena lebaga ini adalah bagian dari organisasi muhammadiyah maka fungsi dari
lembaga ini sebagai partner gerak langkah muhammadiyah, dimana asas dan
tujuannya tidak terpisah dari induk persyarikatan. Aisyiyah adalah organisasi
muahmmadiyah yang berazaskan amar ma’ruf nahi munkar dan berpedoman
kepada Al-Qur’an dan Sunnah
13
DAFTAR PUSTAKA
2017)
14