Anda di halaman 1dari 165

HASIL PENELITIAN

IMPLEMENTASI KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH DI SMK


NEGERI 2 GOWA

LUTFIAH RAHMAYANI SALEH

1843041014

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022

i
IMPLEMENTASI KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH DI SMK
NEGERI 2 GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Jurusan Administrasi Pendidikan Strata Satu (S1)
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

LUTFIAH RAHMAYANI SALEH

1843041014

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

iii
MOTTO

iv
ABSTRAK
LUTFIAH RAHMAYANI SALEH, 2022, Implementasi Kompetensi Sosial di
SMK Negeri 2 Gowa. Skripsi ini dibimbing oleh Dr. H. Ansar, M.Si dan Sumarlin
Mus, S.Pd, M.Pd; Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini mengkaji tentang Kompetensi Sosial Kepala Sekolah di SMK


Negeri 2 Gowa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Kepala Sekolah dalam menjalin kerja sama dengan pihak lain, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan kepekaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dalam
penelitian ini yaitu kepala sekolah, wakasek bidang humas, wakasek bidang
kurikulum, guru BK, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data berupa
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta kesimpulan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kompetensi sosial yang dimiliki oleh Kepala Sekolah di
SMK Negeri 2 Gowa telah memenuhi standard kompetensi sosial yang harus
dimiliki oleh seorang Kepala Sekolah. Hal ini dibuktikan dengan Kepala Sekolah
menjalin kerja sama dengan beberapa pihak baik itu pihak internal sekolah
maupun pihak eksternal sekolah, seperti kerja sama dengan komite sekolah, guru
dan karyawan, peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah.
Selain kerja sama, Kepala Sekolah juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan, antara lain kerja bakti, sosialisasi, serta kegiatan donor darah.
Kepala Sekolah juga memiliki kepekaan sosial yang baik, hal ini dapat dilihat dari
Kepala Sekolah mampu menggali dan menyelesaikan permasalahan yang ada di
sekolah, serta memberikan bantuan kepada guru maupun masyarakat yang terkena
musibah.

Kata kunci : kompetensi sosial, kerja sama, partisipasi, kepekaan sosial.

v
PRAKATA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah

Subbhanahu Wa Ta’ala, atas berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi yang berjudul

“Implementasi Kompetensi Sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa” ini

dapat terselesaikan. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) pada Jurusan Administrasi Pendidikan,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar.

Salam dan Shawalat semoga senantiasa tercurah atas junjungan Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam sebagai pembawa pesan kebenaran

kepada seluruh umat manusia dan semoga keselamatan dilimpakan kepada seluruh

keluarga beliau dan sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya yang setia hingga

akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai skripsi ini

selesai, banyak kendala, hambatan, dan rintangan yang dialami, tetapi dengan

keyakinan dan usaha yang luar biasa serta tak luput dari kontribusi berbagai pihak

yang dengan ikhlas membantu penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Meskipun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak

kekurangan, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, dari lubuk hati yang paling dalam, saya ucapkan

terima kasih kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Muhammad Saleh

Nadjamuddin dan Ibunda Ernawaty, orang tua terbaik yang kumiliki di dunia ini

vi
yang telah menuntunku dalam menjalani kerasnya kehidupan dan mengajarkan

arti kehidupan dengan cinta dan kasih sayang yang murni serta kesabaran dan

ketulusan do’anya yang selalu mengiringi langkahku. Serta kepada saudara-

saudaraku, Devi, Fira, Fath, dan Fadly, terima kasih atas segala dukungan dan

do’anya selama penulis menempuh pendidikan.

Secara khusus, penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. H. Ansar, M.Si selaku pembimbing I dan

Bapak Sumarlin Mus, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dorongan, serta semangat

kepada penulis. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada kita semua.

Penghargaan dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya tak lupa penulis

haturkan kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. selaku Rektor

Universitas Negeri Makassar yang telah menerima penulis menuntut ilmu

di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.

2. Dr. Abdul Saman, M.Si.Kons., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Makassar atas segala kebijakannya sebagai pimpinan

Fakultas tempat peneliti menimba ilmu selama ini.

3. Dr. Mustafa., M.Si., sebagai Wakil Dekan I, Dr. Pattaufi. M.Si., sebagai

Wakil Dekan II dan Dr. H. Ansar. M,Si sebagai Wakil Dekan III FIP

UNM, yang telah memberikan layanan akademik, administrasi, dan

kemahasiswaan selama proses pendidikan dan penyelesaian studi.

vii
4. Dr. Ed Faridah, ST,. M.Sc dan Dr. Muh. Ardiansyah, S.IP, M.Pd yang

masing-masing merupakan Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan

Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Makassar.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan bekal

ilmu pengetahuan selama penulis duduk di bangku perkuliahan.

6. Jamaluddin, S.Pd selaku staff tata usaha Jurusan Administrasi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar yang senantiasa

membantu penulis dalam proses administrasi akademik.

7. Bapak Walidain selaku staff tata usaha Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Makassar yang senantiasa membantu penulis dalam

proses administrasi akademik.

8. Kepala Sekolah, Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang Kurikulum,

Guru BK, dan peserta didik di SMK Negeri 2 Gowa yang telah

meluangkan waktunya serta memfasilitasi penulis dengan memberikan

kesempatan untuk melakukan penelitian.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2018 Administrasi Pendidikan kelas

AP 02 khususnya Lisa, Widya, Fira, Fika, dan Azizah. Terima kasih telah

menjadi teman, sahabat, dan keluarga dalam kebersamaan selama

menjalani proses perkuliahan hingga proses penyelesaian studi.

10. Seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Hal ini tidak mengurangi rasa terima kasihku atas segala bantuan yang

viii
telah diberikan.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak

ada manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu,

penulis senantiasa mengharapkan saran yang konstruktif sehingga penulis dapat

berkarya yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Penulis berharap

semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun dunia

pendidikan secara umum serta dapat dinilai ibadah di sisi-Nya. Aamiin.

Makassar, 17 Juni 2022

Lutfiah Rahmayani Saleh

Penulis

ix
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

MOTTO iv

ABSTRAK v

PRAKATA vi

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

A. Konteks Penelitian 1

B. Fokus Penelitian 6

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 7

BAB II 9

A. Tinjauan Pustaka 9

B. Kerangka Konseptual 27

BAB III 30

METODE PENELITIAN 30

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 30

B. Kehadiran Peneliti 31

C. Lokasi Penelitian 31

xi
D. Fokus Penelitian 31

E. Sumber Data 32

F. Teknik Pengumpulan Data 32

G. Teknik Analisis Data 34

H. Pemeriksaan Keabsahan Data 36

I. Tahap-Tahap Penelitian 38

BAB IV 40

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40

A. Hasil Penelitian 40

B. Deskripsi Hasil Penelitian 44

C. Pembahasan Hasil Penelitian 81

BAB V 100

KESIMPULAN DAN SARAN 100

A. Kesimpulan 100

B. Saran 102

DAFTAR PUSTAKA 103

LAMPIRAN 106

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 151

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Peserta Didik SMK Negeri 2 Gowa 43

Tabel 2. Keadaan Guru dan Pegawai SMK Negeri 2 Gowa 43

xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Gedung Sekolah 145

Gambar 4.2 Parkiran Sekolah 145

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Sekolah 145

Gambar 4.4 Visi dan Misi Sekolah 146

Gambar 4.5 Wawancara bersama Kepala Sekolah 146

Gambar 4.6 Wawancara bersama Wakasek Humas 146

Gambar 4.7 Wawancara bersama Wakasek Kurikulum SMK Negeri 2 Gowa 147

Gambar 4.8 Wawancara bersama Guru BK SMK Negeri 2 Gowa 147

Gambar 4.9 Wawancara bersama peserta didik SMK Negeri 2 Gowa 147

Gambar 4.10 Kepala Sekolah dan Komite Sekolah menjadi pengawas pelaksanaan

Ujian Kompetensi Keahlian (UKK). 148

Gambar 4.11 Kerja Bakti di SMK Negeri 2 Gowa 148

Gambar 4.12 Rapat antara Kepala Sekolah dan Guru SMK Negeri 2 Gowa 148

Gambar 4.13 Rapat antara Kepala Sekolah dan orang tua peserta didik 149

Gambar 4.14 Kegiatan Sosialisasi di SMK Negeri 2 Gowa 149

Gambar 4.15 Kegiatan RESES anggota DPR di SMK Negeri 2 Gowa 149

Gambar 4.16 Pendidikan dan Pelatihan Guru di SMK Negeri 2 Gowa 150

Gambar 4.17 RKAS bantuan DANA BOS di SMK Negeri 2 Gowa 150

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen 107

Lampiran 2. Pedoman Wawancara 108

Lampiran 3. Matriks Analisis Data 116

Lampiran 4. Dokumentasi 144

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran di lembaga

pendidikan terutama sekolah. Kepala sekolah dan guru merupakan penggerak

utama yang berpengaruh signifikan terhadap setiap pelaksanaan proses

pembelajaran siswa selama berada di lingkungan sekolah. Tanpa adanya kinerja

guru yang baik dan peran kepala sekolah yang memadai dalam mengelola

sekolah, sangat sulit untuk meningkatan kualitas pendidikan atau mencapai

standar nasional pendidikan. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan

di sekolah, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh

perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang

dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala Sekolah dituntut

untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerjasama

yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif

dan efesien.

Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola dan memimpin sekolah

ditunjukkan dari kepemimpinan yang dimiliki dalam upaya mewujudkan sekolah

sebagai wadah pembelajaran yang efektif dan efisien. Kualitas kepemimpinan

kepala sekolah akan mempengaruhi efektivitas sekolah, dengan manajemen yang

tepat sekolah akan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, yaitu

lingkungan belajar yang memotivasi para anggota untuk mengembangkan potensi,

kreatifitas, dan inovasi.

1
2

Kata kompetensi berasal dari bahasa inggris competency sebagai kata benda

competence yang berarti kecakapan, kompetensi dan kewenangan. Dalam

kaitannya dengan interaksi Kepala Sekolah dan masyarakat maka dibutuhkan

kecakapan atau kompetensi sosial Kepala Sekolah Berdasakan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang

Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah Pasal 1 disebutkan bahwa untuk menjadi

Kepala Sekolah harus memiliki kompetensi yaitu pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang melekat pada dimensi kompetensi kepribadian, kompetensi

manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi

sosial. Untuk memenuhi standar kompetensi tersebut, maka sangat penting bagi

kepala sekolah atau calon kepala sekolah untuk memahami kelima standar

kompetensi tersebut agar dapat di implementasikan secara efektif.

Kepala Sekolah memiliki tanggung jawab dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat. serta dituntut untuk mampu menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak demi kepentingan sekolah. Oleh karena itu, salah satu kompetensi

yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi sosial. Kompetensi

sosial dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar

yang direfleksikan seorang kepala madrasah dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak secara konsisten yang memungkinkannya menjadi kompeten atau

berkemampuan dalam mengambil keputusan yang ada untuk meningkatkan mutu

pendidikan di sekolahnya.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

tentang standar Kepala Sekolah/Madrasah bagian kompetensi sosial kepala


3

sekolah menyatakan bahwa: “Kepala sekolah harus bekerja sama dengan pihak

lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok

lain”. Kepala sekolah yang memiliki hubungan sosial yang baik dengan

lingkungannya, maka ia dapat bekerjasama dengan tokoh masyarakat guna

melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja di sekolahnya untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang

bersangkutan tersebut.

Komponen kompetensi sosial pertama yang harus dimiliki kepala sekolah

ialah kerja sama. Sekolah dengan masyarakat merupakan satu keutuhan dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik. Oleh karena itu,

sangat diharapkan bagi tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerja sama

dengan masyarakat sekitar sekolah yang memiliki andil dan mengambil bagian

dalam pendidikan di sekolah untuk mengembangkan berbagai potensi yang sesuai

dengan harapan peserta didik secara optimal.

Komponen kompetensi sosial kedua yang harus dimiliki oleh kepala sekolah

ialah berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Partisipasi ialah

keikutsertaan seseorang untuk bergabung atau mengikuti kegiatan yang

diselenggarakan oleh kelompok tertentu. Sekolah harus memiliki dorongan untuk

memperkenalkan program dan kegiatannya kepada masyarakat. Program atau

kegiatan yang dibuat haruslah menguntungkan kedua belah pihak sehingga

masyarakat juga dapat mengambil nilai positif ketika terlibat dalam kegiatan

sekolah.
4

Selain kerja sama dan partisipasi, komponen kompetensi sosial ketiga yang

harus dimiliki oleh kepala sekolah ialah kepekaan sosial. Kepala sekolah juga

dituntut untuk memiliki kepekaan sosial terhadap orang tua atau kelompok lain.

Kepekaan sosial adalah sikap yang mudah bereaksi terhadap problem sosial yang

menimpa diri sendiri, orang lain, dan lingkungan masyarakat.

SMK Negeri 2 Gowa merupakan salah satu sekolah berakreditasi B yang

cukup diminati oleh peserta didik. Sekolah ini terdiri dari tujuh jurusan yaitu

karawitan, tata busana, tata boga, seni tari, music non klasik, TKJ (Teknik

Komputer dan Jaringan), multimedia, dan kecantikan. Berdasarkan hasil observasi

awal di SMKN 2 Gowa pada tanggal 28 Januari 2022 dengan Kepala Sekolah,

Wakasek bidang Kurikulum, dan Wakasek bidang Humas terdapat gambaran

bahwa kompetensi sosial kepala sekolah di SMK Negeri 2 Gowa sudah berjalan

dengan cukup baik dan hampir memenuhi standar kompetensi sosial yang harus

dimiliki oleh seorang Kepala Sekolah, hal ini dapat dilihat dari Kepala Sekolah

menjalin kerja sama dengan beberapa instansi pendidikan dalam hal pelaksanaan

Prakerin (Praktek Kerja Industri) dimana siswa yang kelas 3 akan terjun langsung

ke lapangan untuk mengembangkan ilmu yang didapatkan dalam bentuk praktik.

Selanjutnya, kepala sekolah juga turut aktif berpartisipasi dalam kegiatan sekolah

seperti mengikuti rapat antar masyarakat dan sekolah serta mendorong warga

sekolah untuk memberikan bantuan jika ada masyarakat yang terkena musibah.

Selain kerja sama dan partisipasi, kepala sekolah di SMKN 2 Gowa juga memiliki

kepekaan sosial yang cukup baik, hal ini dilihat dari kepala sekolah yang turun

tangan langsung untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di sekolah.


5

Dalam penelitian ini, hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan

konteks penelitian yang akan dikaji yaitu: Pertama, (Nurhikmawati, 2019) dengan

judul penelitian “Analisis Kompetensi Sosial Kepala Sekolah dalam

meningkatkan peran serta masyarakat di SMK Muhammadiyah 3 Makassar”.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa (1) Kepala sekolah di SMK

Muhammadiyah 3 Makassar sudah berupaya untuk menjalin hubungan dengan

masyarakat dan orang tua peserta didik melalui pelibatan dalam kegiatan sekolah.

(2) Peran serta masyarakat dan orang tua peserta didik di SMK Muhammadiyah 3

Makassar termasuk dalam kategori masih perlu ditingkatkan.

Kedua, (Setiyani, 2017) dengan judul penelitian “Kompetensi Sosial Kepala

Sekolah dan Implikasinya Terhadap Manajemen Berbasis Sekolah di SDN 01

Karangkobar Banjarnegara”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Implikasi

dari kompetensi sosial kepala sekolah terhadap pelaksanaan manajemen berbasis

sekolah di SD Negeri 01 Karangkobar Banjarnegara sudah sangat bagus. Hal ini

dapat dilihat dari kompetensi sosial kepala sekolah dan pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah. Bahwa kompetensi sosial kepala sekolah 85% baik, hal ini

tentunya juga berpengaruh terhadap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah

yang ada di SD Negeri 01 Karangkobar Banjarnegara. Pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah disini sudah terlaksana, tertata dan tersusun secara baik dan

dilakukan sesuai dengan visi misi sekolah dasar ini.

Ketiga, (Rahmadani, 2020) dengan judul penelitian “Persepsi Guru

Terhadap Kompetensi Sosial Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negri

di Kota Pariaman”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Implikasi dari


6

kompetensi sosial kepala sekolah terhadap pelaksanaan manajemen berbasis

sekolah di SD Negeri 01 Karangkobar Banjarnegara sudah sangat bagus. Hal ini

dapat dilihat dari penjelasan diatas mengenai kompetensi sosial kepala sekolah

dan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Bahwa kompetensi sosial kepala

sekolah 85% baik, hal ini tentunya juga berpengaruh terhadap pelaksanaan

manajemen berbasis sekolah yang ada di SD Negeri 01 Karangkobar

Banjarnegara. Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah disini sudah terlaksana,

tertata dan tersusun secara baik dan dilakukan sesuai dengan visi misi sekolah

dasar ini.

Perbedaan antara penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu yaitu

penelitian terdahulu lebih memfokuskan pada bagaimana cara meningkatkan

kontribusi masyarakat dan orang tua peserta didik dalam kegiatan di sekolah atau

dapat dikatakan bahwa subjek dari penelitian tersebut ialah masyarakat.

Perbedaan selanjutnya, ialah penelitian terdahulu lebih memfokuskan pada

dampak dan implikasi dari kompetensi sosial kepala sekolah. Sedangkan

penelitian yang penulis lakukan lebih mengarah kepada bagaimana implementasi

kompetensi sosial kepala sekolah dalam menjalin hubungan sosial dengan

masyarakat dengan melakukan kerja sama, partisipasi, dan meningkatkan

kepekaan sosial kepala sekolah.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian konteks penelitian diatas, maka peneliti

merumuskan focus dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana implementasi kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2


7

Gowa?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kompetensi

sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki

tujuan yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan implementasi kompetensi sosial Kepala Sekolah.

2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis. Dalam melakukan suatu penelitian pasti akan memberikan manfaat bagi

yang melakukan penelitian dan juga bagi orang yang terlibat dalam penelitian

tersebut. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan serta memberikan

sumbangan pengetahuan tentang kompetensi sosial kepala sekolah. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan

perkembangan di bidang keilmuan Administrasi Pendidikan.

2. Manfaat praktis:

a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

pengetahuan, dan pengalaman terkait tentang kompetensi sosial kepala

sekolah.
8

b. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan serta

meningkatkan efektivitas kompetensi sosial kepala sekolah di masa yang

akan datang.

c. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

sebagai bahan masukan tentang Kompetensi Sosial Kepala Sekolah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Tinjauan Pustaka

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” dan “sekolah”. Kata

kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau

lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga yang menjadi tempat

menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian, kepala sekolah dapat

didefinisikan sebagai seseorang yang memimpin sekolah dimana diselenggarakan

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam hal

peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap (Rimawati, 2019.)

Kepala Sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang memiliki

peran penting dalam keberhasilan pengelolaan suatu sekolah. Kualitas

kepemimpinan Kepala Sekolah di dalamnya juga terdiri dari kepribadian,

keterampilan mengelola sekolah , serta kemampuan dalam menjalin hubungan

antar manusia sangat menentukan atau memiliki pengaruh yang besar terhadap

kualitas proses belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini, keberhasilan Kepala

Sekolah dapat dilihat dari apa yang dikerjakannya (Iskandar, 2013).

Dalam peningkatan kualitas sekolah dan mutu pendidikan, kepemimpinan

kepala sekolah merupakan komponen yang paling penting dalam penentuan

keputusan yang berkaitan dengan berbagai kegiatan di sekolah. Kepala sekolah

merupakan seseorang yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah/sekolah

di mana di dalam sekolah diselenggarakan proses belajar mengajar. Didalam

9
10

menjalankan tugasnya kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas

sumber daya manusia yang ada. Hal ini bertujuan agar mereka mampu

menjalankan tugas-tugasnya yang telah diberikan kepada mereka Keberhasilan

organisasi sekolah banyak ditentukan keberhasilan kepala sekolah dalam

menjalankan peranan dan tugasnya.

Menurut (Mubarok, 2020) mengembangkan lembaga pendidikan, ada

beberapa hal yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, antara lain :

1) Kepala sekolah harus menyadari kualitas kepemimpinannya merupakan hal

yang paling penting dalam lembaga.

2) Kepala sekolah harus mampu mengubah gaya kepemimpinannya

sebagaimana yang diperingatkan oleh situasi organisasi.

3) Kepala sekolah harus membuat pandangan kepemimpinannya jangka

panjang.

4) Kepala sekolah harus mampu memahami situasi lembaga pendidikan.

5) Kepala sekolah harus membuat pandangan yang luas bahkan tidak terbatas

tentang hubungan keorganisasian.

6) Kepala sekolah harus menyadari tidak hanya penggunaan satu kriteria

dalam evaluasi kualitas kepemimpinannya, tetapi juga kriteria yang banyak

7) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga

dapat melibatkan secara aktif dalam rangka mewujudkantujuan sekolah

dan pendidikan

Adapun tugas pokok kepala sekolah dijelaskan di dalam Permendikbud RI

Nomor 6 Tahun 2018 bab 6 pasal 15 sebagai berikut:


11

“(1) Beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas


pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada
Guru dan tenaga kependidikan. (2) Beban kerja kepala sekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mengembangkan
sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 standar nasional
pendidikan. (3) Dalam hal terjadi kekurangan guru pada satuan
pendidikan, Kepala Sekolah dapat melaksanakan tugas pembelajaran
atau pembimbingan agar proses pembelajaran atau pembimbingan tetap
berlangsung pada satuan pendidikan yang bersangkutan. (4) Kepala
Sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tugas pembelajaran atau
pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan di luar tugas
pokoknya.(5) Beban kerja bagi kepala sekolah yang ditempatkan di
Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) selain melaksanakan beban
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) juga
melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kepala sekolah merupakan seorang tenaga pendidik yang memiliki kemampuan

menjalankan tugas lebih untuk memimpin sekolah dimana sekolah merupakan

tempat berlangsungnya proses pembelajaran. Selain menjadi pemimpin Kepala

Sekolah juga berperan sebagai supervisor dalam proses peningkatan mutu

pendidikan di sekolah.

2. Kompetensi Sosial Kepala Sekolah

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi

sebagai kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan

dan latihan dengan standar dan kualitas tertentu sesuai dengan tugas yang akan

dilaksanakan. Kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang

diperoleh melalui pendidikan, kompetensi menunjuk kepada perfoma dan

perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan

tugasnya (Setiyani, 2017).


12

Kompetensi sosial tersusun dari 2 kata yaitu kompetensi dan sosial.

Kompetensi adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu competency

yang mempunyai arti kecakapan atau kemampuan dan wewenang.Jika seseorang

menguasai kecakapan bekerja pada bidang tertentu maka dia dinyatakan

kompeten. Kompetensi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecakapan

yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

dimiliki dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan fungsi profesionalnya. Kata

sosial berasal dari kata socio yang artinya menjdikan teman dan secara

terminologis sosial dapat dimengerti sebagai sesuatu yang dihubungkan, diakitkan

dengan teman, atau masyarakat (Muspiroh, 2016).

Menurut Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

bahwa Kompetensi Sosial menyatakan bahwa: “Kompetensi sosial merupakan

kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien

dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat

sekitar”.

Kompetensi sosial mengharuskan seorang guru maupun kepala sekolah

untuk memiliki hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya, sehingga ia

dapat bekerja sama dengan komponen sekolah dan tokoh masyarakat guna

melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja di sekolahnya untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Menurut (Dairoh, 2016) kompetensi sosial kepala sekolah merupakan

pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan seorang kepala

madrasah dalam kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten yang


13

memungkinkannya menjadi kompeten atau berkemampuan dalam mengambil

keputusan tentang penyediaan, pemanfaatan dan peningkatan potensi sumber daya

yang ada untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.

Sedangkan (Tarida,2015.) berpendapat bahwa kompetensi sosial

merupakan suatu kemampuan atau kecakapan seseorang untuk berhubungan

dengan orang lain dan untuk terlibat dalam situasi-situasi sosial dengan

memuaskan. Kompetensi sosial merupakan suatu sarana untuk dapat diterima

dalam masyarakat. Dengan kompetensi sosial seseorang menjadi peka terhadap

berbagai situasi sosial yang dihadapinya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kompetensi sosial merupakan kemampuan kepala sekolah dalam bekerja sama

dengan orang lain atau masyarakat serta lingkungannya, yang mencakup

pemahaman tentang motivasi dan penerapan kepemimpinan yang efektif.

3. Komponen Kompetensi Sosial Kepala Sekolah

Komponen-komponen dalam kompetensi sosial kepala sekolah

sebagaimana tertulis dalam Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah bahwa kepala

sekolah harus:

a) Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah

Di dalam organisasi pendidikan, semua komponen sekolah harus

berkolaborasi dan bekerja sama untuk mewujudkan kepentingan pendidikan.

Mengingat kepentingan pendidikan yang ada merupakan sesuatu yang harus di

wujudkan. Karena itu kepentingan pendidikan yang ada kemudian melahirkan


14

tujuan yang akan dicapai, yaitu keberhasilan melahirkan anak didik yang

berprestasi. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka kedudukan dan peran

pemimpin dalam kependidikan, khususnya kepala sekolah menjadi sesuatu yang

sangat mutlak dibutuhkan. Kedudukan dan peran kepemimpinan kepala sekolah

dalam lembaga pendidikan menjadi kunci sukses dalam lembaga pendidikan

terutama sekolah.

Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, artinya kepala

sekolah dituntut untuk terampil dalam bekerjasama dengan oranglain berdasarkan

prinsip saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah, seperti

bekerjasama dengan atasan, guru dan staff, siswa, sekolah lain serta instansi lain.

Maka kepala sekolah harus memiliki ketrampilan dalam hubungan manusiawi

(Human Skill) yaitu keterampilan untuk menempatkan diri didalam kelompok

kerja dan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah

pihak. Hubungan manusiawi melahirkan suasana kooperatif dan menciptakan

kontak sinergis antarpihak yang terlibat.

Kerja sama sekolah merupakan bentuk hubungan sekolah sebagai

organisasi dengan masyarakat di dalam organisasi dan juga masyarakat diluar

organisasi. Berdasarkan Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/ Madrasah, terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip

yang saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah, antara lain:

a. Mampu bekerja sama dengan atasan bagi pengembangan dan kemajuan


sekolah
b. Mampu bekerja sama dengan guru, staf/karyawan, komite sekolah, dan
orang tua siswa bagi pengembangan dan kemajuan sekolah
15

c. Mampu bekerja sama dengan sekolah lain dan instansi pemerintah terkait
dalam rangka pengembangan sekolah
d. Mampu bekerja sama dengan dewan pendidikan kota/kabupaten dan
stakeholders sekolah lainnya bagi pengembangan sekolah.

Kerja sama kepala sekolah dengan orang lain tidak hanya dengan para

guru, staf, orang tua siswa termasuk atasan, kepala sekolah lain serta pihak-pihak

yang bekerja sama. Dalam fungsi ini kepala sekolah berperilaku sebagai saluran

komunikasi di lingkungan sekolah. Dalam kegiatan bekerjasama dengan pihak

lain tentu kepala sekolah harus memperhatikan komunikasi yang terjadi antara

pihak sekolah dan pihak lain yang menjalin hubungan dengan sekolah. Sehingga

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing warga sekolah dapat

diketahui. Dengan cara ini, maka keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dari sasaran sekolah yang telah di patok.

Selain itu, komunikasi yang baik juga akan membentuk teamwork yang kuat,

kompak dan cerdas.

Sekolah harus melakukan kolaborasi dan bekerja sama untuk mewujudkan

kepentingan pendidikan. Mengingat kepentingan pendidikan yang ada merupakan

sesuatu yang harus di wujudkan. Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai

kedudukan yang menentukan dalam mencapai keberhasilan sekolah. Bila kepala

sekolah mampu dengan cerdas memberdayakan semua potensi yang ada di

sekolah, maka akan sampailah ke arah tujuan yang dicita-citakan, dan sebaliknya

bila kepala sekolah tidak memiliki kapasitas yang memadai dalam melaksanakan

tugastugasnya, maka akan terciptalah suatu keterpurukan (Santika, 2017).

a) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan


16

Artinya kepala sekolah mampu berperan aktif dalam kegiatan informal,

organisasi kemasyarakatan, keagamaan, kesenian, olahraga, dan lain sebagainya.

Karena sekolah berada di tengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan

berfungsi sebagai pisau bermata dua. Mata yang pertama adalah menjaga

kelestarian nilai-nilai yang positif yang ada dalam masyarakat agar pewarisan

nilai-nilai masyarakat itu berlangsung dengan baik. Mata yang kedua adalah

sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi itu sesuai

dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan. Kedua fungsi ini

seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan dalam waktu

bersamaan. Oleh karena itu fungsinya yang kontrovesial ini diperlukan saling

pemahaman antara sekolah dan masyarakat.

Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan

mereka juga memiliki kewajiban untuk mengembangkan serta menjaga

keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan. Pendidikan merupakan

tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga.

Masyarakat juga dapat terlibat untuk membantu terlaksananya pendidikan yang

bermutu, mulai dari menggunakan jasa pelayanan yang tersedia sampai

keikutsertaannya dalam pengambilan keputusan. Peran serta masyarakat dalam

peningkatan mutu sekolah mencakup seluruh stakeholders (Kompri, 2016).

Sekolah harus memiliki dorongan untuk memperkenalkan program dan

kegiatannya kepada masyarakat. Program atau kegaiatan yang dibuat haruslah

menguntungkan bagi kedua belah pihak sehingga masyarakat juga dapat

mengambil nilai positif ketika terlibat dalam kegaitan sekolah (Muspawi, 2020).
17

Dalam rangka menggalang partsipasi masyarakat sekolah dapat mengembangkan

berbagai program sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan kemasyarakatan, seperti bakti sosial untuk

bersihkan lingkungan, dan membantu lalu lintas di sekitar sekolah.

Program sederhana seperti ini, secar aperlahan akan menumbuhkan simpati

masyarakat dan mendorong mereka berpartisipasi.

b. Mengadakan open house yang memberi kesempatan kepada masyarakat

untuk mengetahui berbagia program dan kegiatan sekolah. Dalam

kesempatan ini, sekolah hendaknya menonjolkan program-program yag

dapat menarik minat masyarakat dan mendorong mereka untuk

berpartisipasi.

c. Mengembangkan buletin sekolah, majalah dan lembar informasi secara

berkala. Buletin sekolah, majalah dan lembar informasi tersebut

hendaknya memuat berbagai kegiatan dan program sekolah untuk

diinformasikan kepada masyarakat.

d. Menghadirkan tokoh masyarakat untuk menjadi narasumber, pembicara

atau pembina suatu program sekolah. Misalnya mengundang dokter yang

tinggal di sekitar sekolah menjadi narasumber, pembicara atau membina

program kesehatan sekolah.

e. Membuat program kerja sama sekolah dengan masyarakat, misalnya dalam

perayaan hari nasional dan keagamaan


18

c) Memliki kepekaan sosial terhadap orang tua atau kelompok lain

Kepekaan sosial merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengamati

reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal

maupun nonverbal. Kepala sekolah harus memiliki kepekaan sosial terhadap

orang tua atau kelompok lain artinya kepala sekolah berperan sebagai problem

finder dilingkungan sekolahan, kreatif dan mampu menawarkan solusi,

melibatkan tokoh agama, masyarakat dan pemerintahan, bersikap obyektif/tidak

memihak dalam menyelesaikan konflik internal, mampu bersikap

simpatik/tenggang rasa terhadap orang lain dan mampu bersikap empati kepada

orang lain. Kepala sekolah bekerja bukan hanya mengembangkan namun sebagai

pemimpin pendidikan, kepala sekolah harus mampu menggunakan proses-proses

demokrasi atas dasar kualitas sumbangannya. Dengan demikian maka kepala

sekolah bertindak sebagai konsultan bagi guru-guru yang dapat membantu

memecahkan masalah mereka. Hendaknya berusaha meningkatkan kemampuan

staf untuk bekerja dan berfikir bersama (Setiyani, 2017).

Kepekaan sosial dapat dilatih dalam pribadi setiap manusia. Mulai dari

sikap peka terhadap diri sendiri, lalu terhadap orang di sekitar, dan masyarakat

umum. Demikian juga dengan sikap kepekaan terhadap masalah sosial. Apabila

manusia sudah peka terhadap masalah sosial dalam lingkup kecil, maka manusia

juga akan mudah untuk peka terhadap masalah dalam lingkup luas. Seseorang

yang memiliki kepekaan sosial pastinya akan menjadi pribadi yang asyik untuk

diajak bergaul (Kompri, 2016).


19

Berdasarkan Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah, memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain,

antara lain:

a. .Mampu menggali persoalan dari lingkungan sekolah (problem finder).

b. Mampu dan kreatif menawarkan solusi (problem solver).

c. Mampu melibatkan tokoh agama, masyarakat, dan pemerintah dalam

memecahkan masalah kelembagaan.

d. Mampu bersikap objektif/tidak memihak dalam mengatasi konflik internal

sekolah.

e. Mampu bersikap simpatik/tenggang rasa terhadap orang lain.

f. Mampu bersikap empatik/sambung rasa terhadap orang lain.

Selain itu, Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16

Tahun 2007 indikator dari kompetensi sosial adalah sebagai berikut:

a. Bersikap objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis

kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang, keluarga, dan status

sosial ekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empati dan santai dengan sesama pendidik,

tenaga kependidikan, siswa, dan orang tua.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia

yang memiliki keberagaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri ataupun profesi lain

baik secara tulis ataupun lisan.


20

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

komponen kompetensi sosial kepala sekolah terdiri dari, bekerja sama dengan

pihak lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang tua atau kelompok

lain.

4. Pentingnya Kompetensi Sosial Bagi Kepala Sekolah

Kemajuan sekolah sangat bergantung pada efektivitas kepemimpinan

kepala sekolahnya. Hal ini disebabkan karna kepala sekolah merupakan tokoh

sentral dalam pendidikan yang bertindak sebagai fasilitator bagi pengembangan

pendidikan. Seorang kepala sekolah juga harus memiliki kompetensi sosial

sebagai salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki sebagaimana yang

tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, yaitu:

“Kompetensi sosial yang merupakan kemampuan pendidik sebagai


bagian dari masyarakat untuk: berkomunikasi lisan dan tulisan,
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional,
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua atau wali peserta didik dan bergaul secara
santun dengan masyarakat sekitar”.

Pada hakikatnya komunikasi merupakan sebuah proses. Komunikasi

menjadi penting karena setiap bertemu dengan seseorang manusia berinteraksi

dengan manusia lainnya. Komunikasi juga dapat dikatakan sebuah proses

pertukaran informasi kepada orang lain. Hubungan sekolah dengan masyarakat

merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan

mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini,


21

sekolah sebagai system sosial merupakan bagian integral dari system sosial yang

lebih besar yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang

sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan

efisien. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memperhatikan aspek sosial yang

membutuhkan kompetensi kepala sekolah dalam menjalin hubungan dengan

masyarakat baik secara internal maupun eksternal sekolah. Dengan adanya

kompetensi sosial, maka kepala sekolah dapat memahami dan memenuhi

kebutuhan masyarakat (Rimawati, 2015).

Selain itu untuk menumbuhkan kesadaran sosial maka bisa dimulai di

lingkungan sekolah, baik atau tidaknya sosial dari seorang siswa tergantung dari

manajemen kepala sekolah Kepala sekolah harus dapat mengetahui dasar dari

menciptakan komunikasi yang efektif adalah dengan memahami beberapa nilai

yang harus dipahami pada saat berkomunikasi dengan guru maupun masyarakat.

Kepala sekolah harus memahami karakter, kepribadian masing-masing setiap

orang berbeda sehingga kepala sekolah pada saat berkomunikasi dapat lebih

efektif dan mudah dimengerti oleh mereka sebagai penerima pesan. Jika

komunikasi efektif dapat dilakukan oleh kepala sekolah dengan baik maka

motivasi kerja guru akan meningkat (Setiyadi, 2021).

Kepala sekolah sangat berperan penting di dalam menumbuhkan

kesadaran sosial bagi siswanya, dan ini bisa terwujud dengan menggunakan cara

dan manajemen yang dibuat oleh kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil

apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi, serta mampu

melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung


22

jawab untuk memimpin sekolah (Jasman, 2017).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kompetensi sosial bagi kepala sekolah sangat penting, karna kepala sekolah

memiliki tanggung jawab untuk memimpin, mendidik, membimbing serta

mengarahkan siswanya. Selain itu dengan adanya kompetensi sosial yang dimiliki

maka kepala sekolah dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara aktif dengan

masyarakat sekitar sekolah serta dapat membangun sikap empati dan toleransi

terhadap orang lain.

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Kompetensi Sosial Kepala Sekolah

Seperti yang dipaparkan diatas bahwa kompetensi sosial adalah

kemampuan kepala sekolah sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga pendidik, orang tua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar. Menurut (Ashsiddiqi, 2012), kompetensi

sosial juga termasuk dalam kemampuan kepala sekolah sebagai bagian dari

masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk berkomunikasi

secara lisan dan tulisan dengan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi

secara fungsional. Kebutuhan sekolah yang belum terpenuhi oleh pemerintah

perlu mendapatkan bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kepala sekolah harus

mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak demi kepentingan sekolah.

Menurut (Masykhuroh, 2012) ada dua faktor yang mempengaruhi

kompetensi sosial kepala sekolah, yaitu: 1) Faktor Intern, yaitu faktor yang datang

dari seseorang yang bersangkutan misalnya: pengetahuan, pengalaman, kesadaran

dan kreatifitas guru. 2) Faktor Ekstern, yaitu faktor yang terdapat dari luar diri
23

seseorang kepala sekolah. Kedua faktor tersebut, baik faktor intern maupun

ekstern akan mempengaruhi kompetensi sosial kepala sekolah. Karena pada

hakikatnya proses pembelajaran yang disampaikan oleh kepala sekolah itu berasal

dari pengalaman, pengetahuan maupun kegiatan pelatihan yang akan membentuk

watak dan pemahaman kepala sekolah dalam berkomunikasi terhadap peserta

didik.

Selain itu, (Krismastyanti, 2012) menyatakan bahwa kompetensi sosial di

lingkungan masyarakat dipengaruhi oleh sejumlah faktor pendukung, yaitu:

a. Persepsi, untuk bereaksi secara efektif terhadap stimulus, diperlukan

pengamatan dan perhatian yang cermat. Proses persepsi yang dilakukan

individu membentuk sejumlah kategori atau dimensi yang disesuaikan

dengan situasi yang menyertainya.

b. Pertukaran Peran, dalam mempersepsikan pandangan orang lain terhadap

situasi yang terjadi, hal ini disebut dengan metapersepsi. Metapersepsi

berlaku disaat seseorang merasa dinilai dan berada dihadapan orang lain.

Ada perbedaan individu dalam kemampuan melihat sudut pandang orang

lain secara berbeda. Oleh karena itu, kompetensi sosial membutuhkan

kecakapan dalam mengambil alih peran orang lain serta motivasi untuk

melaksanakannya secara tepat dan sesuai.

c. Komunikasi Non-Verbal, interaksi sosial dipengaruhi oleh komunikasi

non- verbal, yang sering tidak disadari oleh orang yang terlibat

didalamnya. Pesan yang disampaikan melalui komunikasi non-verbal

merupakan sikap terhadap orang lain. Tanda-tanda komunikasi non-verbal


24

meliputi ekspresi wajah, tinggi rendah suara dan sikap tubuh (gesture).

Tanda-tanda non-verbal memiliki dampak yang kuat dibandingkan dengan

tanda verbal dalam menilai tingkah laku apakah bersahabat atau

bermusuhan, dominan atau patuh.

d. Imbalan, penilaian terhadap interaksi sosial didasari pula oleh perasaan

suka erat kaitannya dengan imbalan yang diterima dan perasaan tidak suka

berhubungan dengan sanksi yang diterimanya. Berdasarkan penelitian,

tampak bahwa jika seseorang memberikan penguatan (reinforcement)

terhadap perilaku orang lain, maka orang lain itu akan meneruskan

perilakunya. Dampak perilaku ini memberikan pengaruh yang bersifat

timbal balik.

e. Situasi dan Aturan, dalam menjalin relasi sosial seseorang melakukan

klasifikasi terhadap situasi yang dialaminya agar dapat bertindak sesuai

dengan keadaan yang menyertainya. Terdapat tujuh kelompok yang

tergolong dalam situasi dan aturan yang menyertai keberhasilan menjalin

relasi sosial, yaitu adanya peraturan, proses pengulangan, kebutuhan akan

motivasi, tuntutan peran sosial, perkembangan struktur kognitif, dan

setting yang menyertai serta keterampilan sosial.

f. Presentasi Diri (Self Presentation), kontak sosial yang terjadi antara

sesama individu memberikan implikasi adanya kebutuhan untuk

menampilkan diri secara lebih baik sebagai upaya untuk memperoleh

penilaian atau impresi yang positif dari orang lain. Kompetensi seseorang

dalam relasi sosial dipengaruhi oleh cara-cara menampilkan diri mereka


25

dalam situasi sosial yang ada. Secara umum, seseorang akan menampilkan

perilaku yang khusus untuk membentuk social image yang

dikehendakinya.

Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan kompetensi sosial kepala

sekolah, yaitu:

a. Ketidakpedulian terhadap lingkungan sosial (adanya apatisme di

lingkungan sekolah)

b. Tidak adanya komunikasi yang baik antara guru dan kepala sekolah

c. Supervisi kepala sekolah yang buruk.

d. Adanya karakteristik yang berbeda sehingga menyulitkan kepala sekolah

dalam beradaptasi

e. Kurangnya pemahaman tentang apa itu kompetensi sosial di lingkungan

masyarakat.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan

kompetensi sosial seseorang menurut (Rimawati, 2019) yaitu:

a. Keyakinan dan nilai-nilai. Keyanikan orang tentang dirinya maupun

terhadap orang lain akan sangat memengaruhi perilaku. Apabila orang

percay abahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan

berusaha berfikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu.

Untuk itu setiap orang harus berfikir positif tentang dirinya, maupun

terhadap orang lain dan menunjukkan ciri orang yang berfikir ke depan.

b. Keterampilan. Dengan memperbaiki keterampilan, inidividu akan

meningkat kecakapannya dalam kmopetensi.


26

c. Pengalaman. Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman.

Diantarannya pengalaman dalam mebgorganisasikan orang, komunikasi

dihadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Orang

yang tidak pernah berhubungan dengan organisasi besar dan kompleks

tidak mungkin mengembangkan kecerdasan organisasional untuk

memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan. Orang

yang pekerjaannya memerlukan sedikit pemikiran strategis kurang

mengembangkan kompetensi daripada mereka yang telah menggunakan

pemikiran strategis bertahun-tahun.

d. Karakteristik kepribadian. Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat

berubah. Kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang

merespon dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitar.

Walaupun dapat berubah, kepribadian cenderung berubah dengan tidak

mudah. Tidaklah bijaksana mengharapkan orang memperbaiki

kompetensinya dengan mengubah kepribadiannya.

e. Motivasi. Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan

bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan

dapat memberikan pengaruh positif terhadap motivasi seseorang bawahan.

f. Isu Emosional. Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan

kompetensi. Misalkan takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa

tidak disukai atau tidak menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi

motivasi dan inisiatif.


27

B. Kerangka Konseptual

Kepala sekolah merupakan salah satu penentu keberhasilan dari setiap

lembaga pendidikan, oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki kemampuan

dalam mengelola sekolah. Penting bagi kepala sekolah untuk mengetahui

kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah. Kompetensi tersebut

antara lain kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi

kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Setiap kompetensi

tersebut haruslah dipahami dan diterapkan oleh kepala sekolah, terlebih lagi

sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan jasa

pendidikan pagi peserta didiknya. Oleh karena itu, kepala sekolah harus

menempatkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dipercaya oleh

masyarakat.

Kepala Sekolah juga dituntut untuk memperhatikan kepribadian dan sikap

sosial untuk menimbulkan rasa saling percaya antar warga sekolah maupun di

masyarakat sehingga dapat menyatukan tujuan yang akan dicapai bersama. Untuk

menjalin hubungan tersebut kepala sekolah diharuskan memiliki kompetensi

sosial dimana kompetensi sosial itu sendiri merupakan kemampuan kepala

sekolah dalam bekerja sama dengan orang lain atau masyarakat serta

lingkungannya, yang mencakup pemahaman tentang motivasi dan penerapan

kepemimpinan yang efektif.

Seorang kepala sekolah dituntut tidak hanya berpartisipasi dalam

kegaiatan kantor, melainkan juga ikut terlibat aktif dalam kegiatan diluar jam

kantor atau dalam masyarakat, sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No. 13


28

Tahun 2007, tentang standar kompetensi sosial kepala sekolah, meliputi:

1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan

sekolah/madrasah

2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.


29

KOMPETENSI SOSIAL
KEPALA SEKOLAH

KEPEKAAN
KERJASAMA PARTISIPASI SOSIAL

PEMENUHAN STANDAR
KOMPETENSI SOSIAL
KEPALA SEKOLAH

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tentang Implementasi

Kompetensi Sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 GOWA adalah penelitian

kualitatif. Metode penelitian kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan

makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu

menurut perspektif peneliti sendiri. Penelitian yang menggunakan metode

kualitatif bertujuan untuk memahami obyek yang diteliti secara mendalam.

Bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang

dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari

bawah (grounded theory) dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih

dari fenomena yang dihadapi (Gunawan, 2013).

Pendekatan kualitatif adalah suatau penelitian yang ditunjukan untuk

mendiskripsikan dan menganalisi fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,

pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Data dihimpun dengan

pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail

disertai catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis

dokumen (Moleong, 2004).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

dengan tipe deskriptif merupakan sebuah metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Peneliti

tidak melakukan manipulasi variable dan juga tidak melakukan control terhadap

30
31

variable penelitian. Data yang dilaporkan merupakan data yang diperoleh peneliti

apa adanya sesuai dengan kejadian yang sedang berlangsung saat itu. Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi

mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala yang ada pada saat penelitian

dilakukan. Penelitian deskriptif tidak bertujuan untuk menguji hipotesis tertentu,

tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau

keadaan (Zellatifanny, 2018).

Penelitian tentang Kompetensi Sosial Kelapa Sekolah di SMK Negeri 2

Gowa merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan

jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengumpulkan dan

menggambarkan objek secara sistematis dan sesuai dengan apa adanya.

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian mengambil peran sebagai

pengumpul data. Kehadiran peneliti sebagai instrument utama dalam pelaksanaan

penelitian sangat berperan penting di lokasi penelitian dalam melakukan observasi

langsung. Selain itu, instrument lainnya yang digunakan oleh peneliti berupa

pedoman wawancara, melakukan observasi, dan dokumentasi.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Gowa pada tanggal 28 Januari

2022. SMK Negeri 2 Gowa berada di Jln. Mesjid Raya No.46 Sungguminasa,

Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Fokus Penelitian

Kompetensi sosial sangat penting dimiliki oleh kepala sekolah, karna


32

kompetensi sosial erat kaitannya dengan hubungan yang terjalin dengan

masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan

suatu sarana yang berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan

peserta didik di sekolah. Demi mempermudah penulis dalam menganalisis hasil

penelitian, maka penelitian ini di fokuskan pada bagaimana kepala sekolah dalam

bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial kemasyarakatan, serta memiliki kepekaan sosial terhadap orang

atau kelompok lain.

E. Sumber Data

Menurut (Agusta, 2003) data kualitatif berbentuk deskriptif, berupa kata-

kata lisan atau tulisan tentang tingkah laku manusia yang dapat diamati. Data yang

di peroleh dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi

kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa melalui observasi

partisipasi yang pasif, wawancara, maupun dokumentasi. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini ialah Kepala Sekolah, Wakasek bidang

Kurikulum, dan Wakasek bidang Humas Adapun alasan peneliti memilih Kepala

Sekolah dan Wakasek Bidang Kurikulum sebagai sumber data dalam penelitian

ini ialah dikarenakan adanya kesamaan profesi dengan objek penelitian yang telah

ditentukan, sehingga dapat membantu peneiti dalam proses pengumpulan data

yang dibutuhkan.

F. Teknik Pengumpulan Data


Di dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan

beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; wawancara, observasi, dan

dokumentasi (Rahardjo, 2011).


33

1. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan

informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek

penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa

saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada

hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara

mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Agar

wawancara efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui, yakni ; 1).

mengenalkan diri, 2). menjelaskan maksud kedatangan, 3). menjelaskan materi

wawancara, dan 4). mengajukan pertanyaan.

Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan ialah wawancara

terbuka. Adapun, narasumber dari penelitian ini ialah kepala sekolah, wakil kepala

sekolah bagian kurikulum, dan wakil kepala sekolah bidang humas. Sebelum

melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan draft pertanyaan

yang akan diajukan kepada narasumber yang terkait dengan implementasi

kompetensi sosial kepala sekolah. Selanjutnya, dalam proses wawancara

berlangsung peneliti menanyakan garis-garis besar untuk menggali informasi

seputar aspek-aspek dalam implementasi kompetensi sosial kepala sekolah.

2. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif.

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera,

bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang

diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas,


34

kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi

seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa

atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Pada tahap ini, peneliti menjadi pengamat independen saat kegiatan

berlangsung. Objek penelitian yang diamati adalah kompetensi sosial kepala

sekolah di SMK Negeri 2 Gowa. Metode observasi yang digunakan dalam

penelitian ini ialah observasi terstruktur. Tempat, perihal, serta kapan pengamatan

hendak dilakukan telah disusun sedemikian rupa untuk mempermudah peneliti

dalam pencarian informasi melalui observasi.

3. Dokumentasi

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh

lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil

rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti

ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Jenis

dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah dokumen yang berbentuk

gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Penulis menggunakan

teknik dokumentasi ini sebagai pelengkap dari metode wawancara dalam

pengumpulan data yang berkaitan dengan implementasi kompetensi sosial kepala

sekolah.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,


35

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri

sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan

sejak sebelum memasuki lapangan, dan setelah selesai di lapangan.Adapun teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, ialah:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Aspek penulisan yang digunakan dalam penelitian ini

ialah deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi

tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan dan dialami sendiri oleh

peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena

yang dijumpai. Sedangkan catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan,

komentar dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan

bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

langkah-langkah penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan tertulis dilapangan. Adapun reduksi data yang digunakan dalam penelitian

ini ialah, dengan melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian singkat,

menggolongkan ke pola-pola dengan membuat transkip penelitian untuk

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang bagian yang tidak

penting dan mengatur agar dapat ditarik kesimpulan. Reduksi data pada penelitian

ini bertujuan untuk mempemudah pemahaman peneliti terhadap data yang telah
36

tekumpul dari hasil penelitian. Dalam hal ini, peneliti akan mengumpulkan

informasi melalui wawancara dengan responden serta dari informasi lain agar

dapat mengkaji penelitian secara detail.

3. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Penyajian ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam menyajikan data

yang sudah ditelitinya. Adanya banyak data yang didapat menyulitkan peneliti

untuk bisa melihat hasil penelitiannya karena hasil penelitian yang didapatkan

masih berupa data-data mentah, sehingga peneliti harus mengolah dan menyajikan

data agar penelitiannya bisa disajikan.

4. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah

dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Kesimpulan yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil gabungan dari proses wawancara,

observasi, dan dokumentasi yang telah dilakukan.

H. Pemeriksaan Keabsahan Data

Sebuah konsep metodologis pada penelitian kualitatif yang perlu diketahui

oleh peneliti kualitatif selanjutnya adalah teknik triangulasi. Tujuan triangulasi

adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretatif

dari penelitian kualitatif. Triangulasi diartikan juga sebagai kegiatan pengecekan


37

data melalui beragam sumber, teknik, dan waktu (Mekarisce, 2020).

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang

dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya

adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga

diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang.

Karena itu, triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang

diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara

mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan

analisis data. triangulasi meliputi empat hal, yaitu: (1) triangulasi metode, (2)

triangulasi sumber (Rahardjo, 2011).

1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau

data dengan cara yang berbeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian

kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei.

Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang

utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode

wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan

wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya.

2. Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui

berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui

wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat

(participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan

resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-

masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang
38

selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula

mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan

keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.

I. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap penilaian yang dilakukan oleh peneliti adalah dimulai dari tahap

pralapangan, tahap kegiatan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan

laporan.

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pralapangan merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti

seperti kegiatan menentukan atau menyusun rancanga penelitian, penentuan fokus

penelitian, mengurus perizinan penelitian atau usulan penelitian yang disetujui

oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar yang kemudian

dibawa ke tempat tujuan penelitian akan dilakukan. Dimana dalam hal ini

penelitian akan dilakukan di SMK Negeri 2 Gowa.

2. Tahap Kegiatan Lapangan

Pada tahap kegiatan lapangan ini, peneliti melakukan kegiatan mencari

dan mengumpulkan data-data yang akurat mengenai penelitian yang akan

dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Teknik-teknik tersebut dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti rekaman

suara, kamera untuk mengambil gambar data-data yang diperlukan atau alat bantu

penelitian lainnya guna mempermudah peneliti dalam menyusun proposal

penelitian di SMK Negeri 2 Gowa.

3. Tahap Analisis Data


39

Tahap analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan setelah peneliti

mendapatkan sumber data dari kegiatan observasi awal yang telah dilakukan

sebelumnya. Data yang telah di dapatkan dilakukan pengecekan keabsahan data

sehingga data yang diperoleh benar-benar valid dan akuntabel sebagai dasar

pemberian makna atau penafsiran data yang merupakan proses penentuan dalam

memahami konteks yang sedang diteliti oleh peneliti.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini, peneliti sudah bisa menyusun hasil penelitian yang telah

peneliti lakukan sebelumnya, kemudian melakukan konsultasi kepada

pembimbing guna mendapatkan masukan-masukan terhadap hasil penelitian yang

telah disusun oneh penliti agar sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitia
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Untuk mempermudah memahami lokasi penelitian yang menjadi tempat

peneliti memperoleh data, berikut dipaparkan gambaran umum lokasi penelitian.

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hal-hal mengenai lokasi penelitian,

yakni identitas sekolah beserta visi misinya.

a. Sejarah singkat berdirinya SMK Negeri 2 Gowa

SMK Negeri 2 Gowa merupakan salah satu satuan pendidikan dengan

jenjang SMK di Sungguminasa, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan.

Dalam menjalankan kegiatannya, SMKN 2 GOWA berada di bawah naungan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMK Negeri 2 Gowa berdiri pada

tahun 1974. Awalnya dinamakan SMKI dan berubah menjadi SMK Negeri 2

Gowa yang terdiri dari jurusan yaitu karawitan, tata busana, tata boga, seni tari,

music non klasik, teknik computer dan jaringan, multimedia, dan kecantikan.

b. Identitas Sekolah

Nama sekolah : SMK Negeri 2 Gowa

NPSN : 40301042

Jenjang Pendidikan : SMKI berubah menjadi SMK

Status Sekolah / Berdiri : Negeri / 17-11-1974

SK Pendirian Sekolah : 3109/06.1/M/1974

40
41

Status Kepemilikan : Pemerintah Pusat Jakarta

SK Izin Operasional : 100 Tahun 2017

Alamat Sekolah : Jl. Mesjid Raya No. 46. Sungguminasa RT


1/ RW 8

Kode Pos : 92111

Kelurahan : Sungguminasa

Kecamatan : Kec. Somba Opu

Kabupaten/Kota : Kab. Gowa

Provinsi : Sulawesi Selatan

Negara : Indonesia

No. Telepon : 04118981831

Website : http://smknegeri02gowa.sch.id

c. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Gowa

Visi dan misi sekolah merupakan landasan awal dalam merumuskan

program-program yang telah direncanakan oleh penyelenggara pendidikan. Visi

adalah gambaran tentang masa depan suatu organisasi atau instansi dan berperan

sebagai pemberi arahan kepada seluruh anggota sekolah. Sedangkan misi adalah

penjabaran dari visi yang mengarah kepada pemberian pelayanan untuk

masyarakat. Misi berperan untuk mengenalkan sekolah terhadap sumber-sumber

daya yang dimiliki oleh sekolah. Dengan adanya pelaksanaan misi di sekolah

maka akan mewujudkan tercapainya visi di sekolah.

Adapun visi di SMK Negeri 2 Gowa ialah ““Menjadikan SMK unggul

swakelola secara profesional dan mampu menghasilkan sumber daya manusia

yang jujur, disiplin, peduli lingkungan, anti korupsi dan berjiwa wirausaha serta
42

mengembangkan ekonomi kreatif yang berkualitas dan kompetitif, berbudi luhur

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Sedangkan misi di SMK Negeri 2

Gowa ialah sebagai berikut:

1) Menjadi pusat pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam

bidang seni pertunjukan, pariwisata, dan teknologi yang menjunjung tinggi

nilai budaya dan karakter bangsa.

2) Menerapkan kurikulum pendidikan karakter, ekonomi kreatif,

kewirausahaan, dan anti korupsi dengan pendekatan pembelajaran aktif.

3) Mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada pelaksanaan

Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang tetap berorientasi pangsa pasar.

4) Mengembangkan ekonomi kreatif dan kewirausahaan melalui unit

produksi, baik barang maupun jasa, dengan menerapkan pelayanan

minimal.

5) Menerapkan pendidikan lingkungan hidup dan meningkatkan kemampuan

manajerial SMK.

d. Jumlah peserta didik SMK Negeri 2 Gowa

Peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha untuk

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya melalui proses pembelajaran

pada jalur pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal

pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Berikut adalah data peserta didik di

SMK Negeri 2 Gowa yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII pada tahun ajaran

2022/2023.
43

Kelas Jumlah
X 419
XI 467
XII 442
Jumlah 1328

Tabel 1. Jumlah Peserta Didik SMK Negeri 2 Gowa


e. Keadaan guru dan pegawai SMK Negeri 2 Gowa

Tenaga pendidik termasuk guru dan pegawai merupakan penunjang dalam

keberhasilan pendidikan. Guru memiliki peran untuk membimbing dan membina

peserta didik dalam proses belajar mengajar serta bertanggung jawab dalam

perkembangan sekolah yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi program kegiatan di sekolah. Oleh karena itu, guru dan pegawai

memiliki andil yang besar dalam pelaksanaan pendidikan. Adapun jumlah guru

dan pegawai di SMK Negeri 2 Gowa ialah sebagai berikut:

Daftar Mata Pelajaran Jumlah Guru


Pendidikan Agama Islam 4
Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 3
Bahasa Indonesia 4
Matematika 5
Sejarah Indonesia 1
Bahasa Inggris 5
Seni Budaya 5
Pendidikan Jasmani dan Rohani 3
Simulasi dan Komunikasi Digital 1
IPA Terapan 1
IPA Fisika 1
IPA Kimia 1
Seni Tari 3
Seni Kerawitan 3
Seni Musik Populer/Modern 5
Tata Busana 5
Tata Boga 4
Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 8
Multimedia 5
BK/BP 6
Perpustakaan 5

Tabel 2. Keadaan Guru dan Pegawai SMK Negeri 2 Gowa


44

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian tentang kompetensi sosial Kepala Sekolah

merupakan bagian pemenuhan yang akan menjelaskan tentang standar kompetensi

sosial yang harus dimiliki oleh seorang Kepala Sekolah yang meliputi tentang

bagaimana kepala sekolah dalam menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk

kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, serta

memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 April 2022 sampai dengan

tanggal 18 Mei 2022. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan melalui proses

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam wawancara terdiri dari

Kepala Sekolah, Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang Kurikulum, Guru, dan

Peserta Didik.

Untuk mendapatakan data di lapangan, peneliti menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Dalam metode observasi, peneliti menggunakan

lembar observasi untuk mengecek kebenaran data yang ada di lapangan.

Selanjutnya, pada metode wawancara peneliti memperoleh data dari hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah, Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang

Kurikulum, Guru, dan Peserta Didik. Kemudian peneliti melakukan dokumentasi

untuk mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui tahap observasi dan

wawancara yang dilakukan sebelumnya. Bab ini membahas tentang bagaimana

implementasi kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.


45

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan

pelayanan pendidikan kepada masyarakat khususnya peserta didik. Selain itu,

kepala sekolah juga merupakan salah satu mata rantai penting dalam hubungan

antar sekolah dengan masyarakat yang lebih luas. Kepala Sekolah yang memiliki

nilai sosial yang tinggi maka ia dapat secara aktif melibatkan banyak masyarakat

baik di dalam maupun luar sekolah dalam proses pelaksanaan pendidikan. Dalam

mewujudkan hal tersebut kepala sekolah perlu memiliki kompetensi sosial yang

baik sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar Kepala Sekolah/Madrasah bagian

kompetensi sosial kepala sekolah menyatakan bahwa “kepala sekolah harus

bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial kemasyarakatan, serta memiliki kepekaan sosial terhadap orang

atau kelompok lain”.

1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah

Kepala sekolah yang memiliki hubungan sosial yang baik dengan

lingkungannya, maka ia dapat bekerja sama dengan tokoh masyarakat guna untuk

melaksanakan berbagai program kerja di sekolahnya untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah dituntut untuk terampil bekerja

sama dengan pihak lain berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan memberi

manfaat bagi kedua belah pihak baik itu bagi sekolah, guru, masyarakat, staf, serta

instansi lainnya.

A. Kerja sama dengan pihak internal sekolah

a. Kerja sama dengan komite sekolah


46

Komite Sekolah merupakan badan mandiri yang mewadahi peran serta

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi

pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah,

jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah. Sebagai

sekolah yang berdiri di bawah naungan komite sekolah, maka Kepala Sekolah

SMK Negeri 2 Gowa memiliki tanggungjawab kepada komite sekolah.

Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak NH selaku Kepala

Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa tentang kerja sama yang terjalin dengan Komite

Sekolah menyatakan bahwa:

“Sekolah ini kan sekolah seni yang terdiri dari 8 jurusan seperti
karawitan, tata busana, tata boga, seni tari, musik non klasik, TKJ,
multimedia, dan kecantikan dan induknya itu seni pertunjukan karna
sekolah kita satu-satunya sekolah seni di bagian timur namun adanya
perubahan waktu akhirnya sekolah kita menambah jurusan baru dan
menjadi sekolah berstatus negeri. Hmm terkait hubungan kerja sama
yang kita lakukan dengan komite sekolah itu seperti eee contohnya dulu
sekolah ini bertempat di benteng rooterdam namun karna adanya
penambahan jurusan dan kita memerlukan tempat yang lebih luas,
makanya Bapak Kepala Sekolah yang menjabat dulu berbicara langsung
kepada Komite Sekolah terkait usulan pemindahan tempat tersebut,
kemudian Komite Sekolah mengirim permohonan kepada Pemerintah
Daerah untuk perpindahan tempat dan akhirnya kita ditempatkan disini
sekarang. Kerja sama lainnya itu, pada saat pembuatan aturan sekolah
dan penerimaan siswa baru dek, kan sekolah kita termasuk sekolah
favorit di Kabupaten Gowa jadi tomatis banyak anak-anak yang
mendaftar di sekolah kita sampai melebihi kapasitas dari yang ditentukan
oleh Pemerintah Daerah. Untuk mengatasi hal tersebut, eee saya dan
Ketua Komite mengajukan surat untuk penambahan 1 kelas di tiap
jurusan agar lebih besar peluangnya lagi anak-anak untuk masuk di
sekolah kita”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah yaitu

dalam bentuk pengalokasian tempat, penambahan jurusan, dan pembuatan


47

kebijakan sekolah.

Hal senada tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Bapak AR selaku

Wakasek Bidang Kurikulum di SMK Negeri 2 Gowa dalam wawancaranya yang

menyatakan bahwa:

“Tugas dari Kepala Sekolah itu dia berlaku sebagai fungsional dan
struktural, dan kalau dari segi kompetensi sosialnya itu banyak salah
satunya dalam pembuatan kebijakan sekolah, sebelum berdiskusi dengan
kita para guru dia terlebih dahulu melakukan diskusi sama Komite Sekolah
terkait dengan kebijakan tersebut. Selain itu, eee kalau ada guru yang mau
ambil cuti dia juga berdiskusi dulu dengan Komite Sekolah supaya cepat
dicarikan guru pengganti untuk sementara supaya nanti tidak terbengkalai
kelas yang diajar sama ini guru yang cuti. Contoh lainnya itu perwakilan
Komite Sekolah juga menjadi pengawas dalam pelaksanaan ujian akhir
siswa”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dan Komite Sekolah yaitu dalam

bentuk pembuatan kebijakan sekolah dalam hal cuti pegawai serta partisipasi

Komite Sekolah sebagai pengawas dalam pelaksanaan ujian akhir.

Lebih lanjut diungkapkan oleh Bapak NT selaku Guru BK di SMK Negeri

2 Gowa tentang kerja sama yang terjalin antara Komite Sekolah dan Kepala

menyatakan bahwa:

“Eee kalau untuk kerja sama dengan Komite Sekolah itu penting, karna
ibaratnya Komite Sekolah itu jantung sekolah, jadi keputusan tertinggi itu
ada pada dia. Kalau contoh paling umumnya itu yang membuat kebijakan
atau peraturan sekolah, kan Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah rapat
dulu terus hasil rapatnya itu barulah disampaikan dengan dinas pendidikan
seperti itu. Contoh lainnya juga itu yang PKL kalau disini namanya
Prakerin pemilihan tempatnya itu kita mengikut dengan hasil keputusan
dari Komite Sekolah dengan Kepala Sekolah dek, meskipun itu bisa
berubah namun tetap opsi pertama itu dari hasil keputusan rapat”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang kerja sama yang

terjalin antara Kepala Sekolah dan Komite Sekolah dapat diketahui bahwa selain
48

dalam bentuk pembuatan kebijakan sekolah, pelaksanaan PKL juga

mengikutsertakan Komite Sekolah dalam hal pemilihan lokasi PKL.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara bersama Ibu KN

selaku Wakasek Bidang Humas di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“ Kalau menurut saya dek, kerja samanya Kepala Sekolah dengan Komite
Sekolah itu cukup banyak, contohnya dalam membuat kebijakan sekolah
itu sangat perlu bantuan dari Komite Sekolah. Eee sedangkan menurut
saya yang penting juga itu eee bentuk kerja samanya dalam hal
pelaksanaan Prakerin (Praktek Kerja Industri) kan kalau kelas 3 itu sudah
harus keluar untuk praktek, jadi Kepala Sekolah bersama dengan Komite
Sekolah mencari tempat yang sesuai dengan jurusan untuk Prakerinnya
anak-anak ini. Kalau Kepala Sekolah mengusulkan di lokasi A maka kita
juga perlu persetujuan dari Komite Sekolah begitupun sebaliknya dek,
selain itu seperti yang Kepala Sekolah katakan kalau ada penambahan
kelas atau jurusan pasti dibicarakan terlebih dahulu dengan komite sekolah
dek ”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

yaitu bentuk kerja sama yang dilakukan Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah

yaitu dalam pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Lapangan), pembuatan kebijakan

sekolah, serta penambahan jurusan dan kelas.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama dengan

Kepala Sekolah, Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang Kurikulum, dan Guru

BK dapat disimpulkan bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah

dengan Komite Sekolah berjalan cukup baik. Adapun bentuk kerja sama yang

dilakukan dalam proses pelaksanaan Prakerin (Praktek Kerja Industri), pembuatan

kebijakan sekolah, penambahan ruang kelas, serta pemindahan lokasi.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa bentuk kerja sama yang terjalin antara

Kepala Sekolah dan Komite Sekolah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
49

prosedur yang berlaku. Yaitu dimulai dengan adanya pertemuan untuk

menggambarkan proses kegiatan yang akan berlangsung, serta kunjungan Komite

Sekolah dalam pelaksanaan Ujian Kompetensi Keahlian dan pelaksanaan Prakerin

(Praktek Kerja Industri).

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung terhadap bentuk kerja sama yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Komite Sekolah yang disajikan dalam bentuk

data (terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat

disimpulkan bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dan Komite

sekolah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Kepala

Sekolah dan Komite Sekolah dalam melakukan kerja sama yang meliputi

membuat perencanaan kegiatan, pengawasan terhadap pelaksanaan UKK (Ujian

Kompetensi Keahlian), dan pelaksanaan Prakerin (Praktek Kerja Industri)..

b. Kerja sama dengan guru dan karyawan

Untuk menjalin hubungan yang baik antar warga di dalam sekolah, maka

kepala sekolah perlu menjalin komunikasi yang baik, karena dengan adanya

komunikasi seseorang dapat memperoleh informasi baru dan memiliki rasa

keakraban sehingga hubungan kepala sekolah dengan guru dan karyawan terus

terjaga tanpa ada kesenjangan yang jauh antara atasan dan bawahan.

Kepala sekolah di SMK Negeri 2 Gowa menjalin hubungan kerja sama

yang baik dengan guru maupun karyawan sekolah. Sebagaimana yang

diungkapkan dalam hasil wawancara Bapak NH selaku Kepala Sekolah di SMK


50

Negeri 2 Gowa. Berikut petikan wawancaranya:

“Seperti yang adek pahami kompetensi sosial itu salah satu kompetensi
yang harus dimiliki seorang Kepala Sekolah, dimana kompetensi sosial ini
bisa terjadi jika hubungan antara Kepala Sekolah dan masyarakat di sekitar
sekolah ini berjalan dengan baik dan untuk SMK Negeri 2 Gowa
hubungan tersebut sudah berjalan dengan sangat baik, karna hampir
seluruh kegiatan yang terlaksana selalu melibatkan seluruh masyarakat
sekolah. Eee kalau untuk kerja sama yang terjalin dengan guru dan staff
sekolah juga berjalan baik eee contohnya kita ada jadwal rapat khusus
yang rutin dilakukan 1 kali tiap bulan dimana dalam rapat tersebut kita
semua mengeluarkan pendapat terkait dengan program pembelajaran yang
akan dilaksanakan atau kita melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang
telah berjalan supaya kedepannya kita bisa merancang kegiatan yang lebih
baik lagi.”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

hubungan kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dan guru berjalan

dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya jadwal rapat yang rutin dilakukan

tiap bulan, dimana dalam rapat tersebut membahas tentang program pembelajaran

dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah berlangsung..

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara bersama Bapak AR selaku

Wakasek bidang Kurikulum di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Bapak itu orangnya sabar dan ramah jadi kita sebagai bawahannya itu
enjoy kalau kerja. Kalau saya pribadi dengan Kepala Sekolah itu kerja
samanya juga baik contohnya waktu pembuatan RKAS Bapak turun
tangan langsung bicara berdua dengan saya untuk menjelaskan kegiatan
yang ingin dilaksanakan”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

Kepala Sekolah memiliki sifat yang sabar dan ramah terhadap semua

bawahannya. Adapun contoh kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah

dengan Guru dan Karyawan dalam bentuk pembuatan RKAS (Rencana Kerja

Anggaran Sekolah).
51

Lebih lanjut pernyataan dari Bapak AR juga ditambahkan oleh hasil Bapak

NT selaku Guru BK di SMK Negeri 2 Gowa dalam wawancaranya yang

menyatakan bahwa:

“Untuk kerja samanya Kepala Sekolah dengan kita para guru itu
dilaksanakan dengan sangat baik, bahkan kita disini seperti keluarga yah,
maksudnya kita disini sangat nyaman dalam bekerja, artinya tidak ada
tekanan dari atasan yaitu Bapak Kepala Sekolah. Bapak itu orangnya
terbuka maksudnya kalau ada hal atau apalah dia pasti meminta pendapat
kita semua terlebih dahulu dan biasanya itu kita adakan pertemuan untuk
membahas hal-hal yang penting. Eee ada disini namanya rapat bulanan
karna diadakan hampir tiap bulan sekali. Rapat itu diikuti oleh kita semua
para guru dan dipimpin langsung dengan Kepala Sekolah. Selain itu, ada
juga beberapa guru yang secara langsung meminta saran dari Bapak
meskipun itu diluar urusan pekerjaan, misalnya pernah ada guru yang
curhat tentang masalah keluarganya, Bapak juga dengan senang hati
memberikan masukan kepada guru tersebut. Jadi kita disini, betul-betul
sudah seperti keluarga yang bisa dikatakan tidak ada rahasia lah”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan guru dan karyawan

berjalan dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari adanya suasana

kekeluargaan yang terdapat di dalam sekolah. Adapun bentuk kerja sama yang

terjalin selain dalam bentuk pertemuan atau rapat yang rutin dilakukan setiap

bulan, Kepala Sekolah juga memberikan saran dan masukan terhadap masalah

yang dialami oleh para guru.

Selanjutnya, peneliti juga melakukan wawancara bersama Ibu KN selaku

Wakasek bidang Humas di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Kepala Sekolah, guru, dan staff terjalin kerja sama yang baik seperti
yang dikatakan Bapak karna kita sering mengadakan pertemuan eee seperti
rapat yang dilakukan paling tidak sekali sebulan. Contoh lain eee bentuk
kerja sama antara Bapak Kepala Sekolah dengan kami para guru itu Bapak
membentuk kepanitiaan untuk para guru kalau ada kegiatan di sekolah
yang akan dilaksanakan. Kepanitiaan itu dibentuk berdasarkan eee jenis
kegiatan yang mau dilakukan contohnya kalau ada lomba TKJ panitia itu
52

dibentuk dari guru mata pelajaran Komputer dan begitu seterusnya.”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan dapat

diketahui bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan Guru dan

Karyawan berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Kepala

Sekolah membentuk kepanitiaan yang sesuai dengan profesi para Guru dalam

melaksanakan kegiatan di sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama Kepala

Sekolah, Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang Kurikulum, dan Guru BK

tentang bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan guru dan

karyawan, dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa

merupakan sosok pribadi yang hangat dan berwibawa. Dalam melakukan kegiatan

sehari-hari Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Gowa bersikap transparan dan

memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam mengemban tugasnya. Bentuk

kerja sama antara Kepala Sekolah dengan Guru dan Staff yaitu dalam pembuatan

RKAS, serta adanya pertemuan atau rapat yang diadakan setiap bulannya

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa bentuk kerja sama yang terjalin antara

Kepala Sekolah dengan Guru dan Karyawan berjalan dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari bagaimana Kepala Sekolah melakukan interaksi bersama para guru

dengan cara yang hangat dan sopan. Peneliti juga melihat adanya kegiatan rapat

yang rutin dilakukan tiap bulan di sekolah.

Selain wawancara dan obsevasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung di lapangan terhadap hubungan kerja


53

sama Kepala Sekolah dengan guru dan karyawan yang disajikan dalam bentuk

data (terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat

disimpulkan bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan guru

dan karyawan juga berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana

Kepala Sekolah dan guru berinteraksi secara nyaman namun tetap saling

menghargai. Contoh dari bentuk kerja sama yang terjalin ialah adanya pertemuan

yang rutin dilakukan setiap bulan untuk membahas kegiatan yang akan

berlangsung serta melakukan evaluasi.

c. Kerja sama dengan peserta didik

Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah perlu berperan aktif dalam

memberikan rasa nyaman kepada masyarakat di dalam sekolah, khususnya peserta

didik. Selain itu, Kepala Sekolah juga dituntut untuk melakukan kerja sama

dengan peserta didik agar peserta didik dapat berpartisipasi dalam kemajuan dan

pengembangan sekolah. Sebagaimana yang diungkapkan dalam hasil wawancara

bersama Bapak NH selaku Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa menyatakan

bahwa:

“ Baik untuk kerja sama yang saya lakukan dengan peserta didik itu dek
seperti saya memberikan wadah bagi siswa untuk mengembangkan bakat
dan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya, saya mengikutsertakan
siswa saya untuk mengikuti lomba baik itu tingkat Kabupaten maupun
Provinsi, karena saya tau dengan adanya lomba maka siswa akan lebih
bisa untuk mengekspresikan dirinya. Saya juga beberapa kali mengajak
siswa disini untuk memperingati hari-hari bersejarah. Contoh lainnya itu
dek eee saya selalu mengupayakan supaya siswa disini menaati peraturan
yang berlaku, dengan melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
ataupun teguran kepada siswa yang tidak menaati peraturan.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa


54

dalam menjalin kerja sama dengan peserta didik , maka Kepala Sekolah berperan

sebagai pelopor atau wadah bagi peserta didik dalam pengembangan potensi.

Contoh lain dalam bentuk kerja sama yang terjalin yaitu Kepala Sekolah sehari-

harinya sering memberikan nasihat kepada peserta didik.

Hal senada tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Bapak AR selaku

Wakasek bidang Kurikulum dalam wawancara yang menyatakan bahwa:

“Hmm Bapak Kepala Sekolah adalah orang yang ramah dan murah
senyum sehingga siswa disini tidak merasa takut atau malu ketika bertemu
dengan Bapak, Kepala Sekolah juga sering memberikan nasihat dan
pengarahan kepada siswa disini tiap hari senin waktu upacara bendera eee
terkait peraturan sekolah agar para siswa selalu taat dan mematuhi tata
tertib yang berlaku di sekolah. Contoh lainnya itu Bapak sering menjadi
pendamping misal kalau ada perlombaan, Bapak dengan pembimbing
organisasi turun tangan untuk mendampingi siswanya”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

hubungan yang terjalin antara Kepala Sekolah dan peserta didik cukup berjalan

dengan baik. Hal ini disebabkan oleh sifat ramah yang dimiliki oleh Kepala

Sekolah sehingga membuat peserta didik merasa nyaman berinteraksi dengan

Kepala Sekolah. Adapun bentuk kerja sama antara Kepala Sekolah dan peserta

didik dalam hal pemberian nasihat dan pengarahan bagi peserta didik agar terus

mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah.

Lebih lanjut juga dipaparkan oleh NM selaku anggota OSIS di SMK

Negeri 2 Gowa dalam hasil wawancarnya yang menyatakan bahwa:

“Bapak itu orangnya baik kak, dia suka memberi masukan eee misalnya
kalau kita latihan untuk lomba Bapak selalu kasih kita arahan bilang
bagusnya yang harus kita lakukan ini supaya nanti bisaki menang terus
juga na penuhi kebutuhan lombata kayak dia suruh pembimbing untuk
sediakan kita konsumsi dengan kendaraan supaya kita yang ikut lomba itu
fokus. Selain itu, Bapak juga apresiasi hasil lombata kalau menang
dikasihki selamat, tapi kalau kalah nakasihki terus semangat supaya tidak
55

menyerahki untuk lomba berikutnya.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

hubungan kerja sama yang terjalin juga cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari

bagaimana Kepala Sekolah memberikan dukungan dan apresiasi kepada peserta

didik untuk terus mengasah kemampuan dan bakat yang dimilikinya.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara bersama Ibu KN

selaku Wakasek Bidang Humas yang menyatakan bahwa:

“Eeee kalau untuk kerja sama Kepala Sekolah dengan peserta didik itu
juga cukup baik dek, seperti yang Bapak katakana dan eee yang paling
saya ingat itu dulu waktu hari guru nasional, Bapak bekerja sama dengan
anak OSIS untuk membuat acara penghargaan untuk mengapresiasi kerja
guru-guru disini. Bapak juga selalu mendukung siswa kalau ada lomba
yang diselenggarakan”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan, juga dapat

diketahui bahwa hubungan kerja sama antara Kepala Sekolah dan peserta didik

berjalan cukup baik. Adapun contoh kerja sama yang terjalin yaitu adanya

pemberian penghargaan yang diberikan oleh Kepala Sekolah dan peserta didik

untuk mengapresiasi kinerja para guru.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama Kepala

Sekolah. Wakasek bidang Kurikulum, Wakasek bidang Humas, Guru, dan peserta

didik tentang bentuk kerja sama antara peserta didik dengan Kepala Sekolah di

SMK Negeri 2 Gowa terjalin kerja sama yang baik, hal ini dapat dilihat dari

Kepala Sekolah dan peserta didik menunjukkan sikap yang sopan dan saling

menghormati. Kepala Sekolah juga melakukan pengawasan secara langsung untuk

melihat aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh peserta didik. Selain itu, sikap

Kepala Sekolah yang hangat membuat peserta didik merasa nyaman dan tidak
56

kaku jika berinteraksi dengan Kepala Sekolah. Hal ini tentunya berdampak positif

pada proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran khususnya pada saat

pemberian nasihat dan pengarahan kepada peserta didik yang rutin dilakukan oleh

Kepala Sekolah.

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa bentuk kerja sama yang terjalin antara

Kepala Sekolah dengan peserta didik juga berjalan dengan baik. Hal ini dapat

dilihat selama proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung, dimana Kepala

Sekolah melakukan aktivitas seperti berkeliling sekolah untuk memantau aktivitas

peserta didik. Selain itu, peneliti juga melihat bahwa Kepala Sekolah dan peserta

didik menunjukkan sikap yang sopan dan saling menghormati, sehingga siswa

merasa nyaman dalam berinteraksi dengan Kepala Sekolah. Kepala Sekolah juga

memberikan pengarahan langsung kepada peserta didik misalnya dalam

pelaksanaan upacara bendera dan persiapan lomba yang akan dilakukan oleh

peserta didik.

Selain wawancara dan obsevasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung di lapangan terhadap hubugan kerja

sama Kepala Sekolah dengan peserta didik yang disajikan dalam bentuk data

(terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat

disimpulkan bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

peserta didik berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Kepala

Sekolah menjalin komunikasi yang efektif bersama peserta didik. Contoh dari
57

bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dan peserta didik ialah

Kepala Sekolah memberi wadah kepada peserta didik untuk mengembangan

bakatnya serta memberikan pengarahan secara langsung terkait kebijakan

sekolah..

B. Kerja sama dengan pihak eksternal sekolah

a. Kerja sama dengan orang tua peserta didik

Hubungan antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun

kepercayaan terhadap orang lain dan diri sendiri. Selain itu juga dapat

membantu perkembangan sosial, emosional, dan kognitif pada anak. Selain

untuk perkembangan anak, orang tua atau wali peserta didik juga memiliki

peran penting dalam berlangsungnya proses pendidikan. Orang tua menjadi

tolak ukur yang dilakukan sekolah untuk menilai kredibilitas suatu lembaga

pendidikan. Semakin banyak orang tua yang mempercayai sekolah, maka hal

tersebut akan memberikan nilai positif bagi sekolah karna sekolah tersebut

dianggap sebagai sekolah yang bermutu. Sebagaimana hasil wawancara

bersama bapak NH selaku Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa yang

menyatakan bahwa:

“Kerja sama yang dilakukan sekolah dengan orang tua siswa itu seperti
kita mengadakan rapat pertemuan untuk meminta pendapat mereka tentang
kebijakan yang ada di sekolah, contohnya pada saat sesudah pengumuman
hasil penerimaan siswa baru kita pasti mengundang dulu orang tuanya
untuk membahas tentang hal apa saja yang anak ini butuhkan selama
sekolah disini, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan yah semacam itu
dek. Eee biasa juga kami mengadakan rapat, misalnya kalau mendekati
waktu Ujian Nasional itu saya selalu memberikan instruksi kepada orang
tua siswa agar lebih memantau anaknya selama masa ujian”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan infoman dapat diketahui bahwa


58

kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan orang tua siswa yaitu

dengan melakukan rapat atau pertemuan untuk membahas kebijakan sekolah dan

pemberitahuan untuk jadwal Ujian Nasional..

Hal senada tidak jauh berbeda juga dipaparkan oleh Guru NT selaku Guru

BK dalam wawancaranya yang menyatakan bahwa:

“Selain menjadi guru mata pelajaran, saya juga menjabat sebagai guru BK
dan pembimbing organisasi PMR. Terkait kerja sama yang dilakukan
Bapak Kepala Sekolah dengan orang tua siswa itu menurut saya cukup
baik dek. Contohnya dulu pas kita mau ikut lomba PMR 1 Kabupaten
Gowa Bapak turun tangan secara langsung untuk membantu siswa
meminta izin kepada orang tuanya dengan mengadakan rapat pertemuan
antara guru dengan orang tua siswa. Eee bentuk kerja sama lainnya itu jika
ada kebijakan atau peraturan baru Bapak juga meminta pendapat dari
orang tua siswa dengan tujuan supaya tidak terjadi kesalahpahaman antar
sekolah dengan orang tua siswa”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan orang tua peserta didik

yaitu Kepala Sekolah mengajak orang tua peserta didik untuk ikut berpartisipasi

dan mengeluarkan pendapatnya dalam pembuatan kebijakan sekolah. Selain itu,

Kepala Sekolah juga memberikan pengertian kepada orang tua peserta didik yang

akan mengikuti lomba

Lebih lanjut dipaparkan oleh Bapak AR selaku Wakasek Bidang

Kurikulum di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Orang tua siswa juga kita eee pastinya menjalin kerja sama yah, karna
orang tua juga termasuk salah satu unsur yang mempengaruhi jalannya
pendidikan. Contohnya itu kita panggil mereka untuk rapat tentang
keadaan sekolah atau kalau ada kegiatan penting kita juga butuh
pendapatnya mereka. Tapi yang paling sering berhubungan dengan orang
tua siswa itu bimbingan konseling dek”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa


59

Kepala Sekolah juga menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik. Kerja

sama tersebut dilakukan dengan cara mengadakan rapat atau pertemuan untuk

membahas kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah di masa depan.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara bersama Ibu KN

selaku Wakasek Humas di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Kalau dengan orang tua siswa kita sering mengundang mereka untuk
membicarakan eee misalnya tentang kegiatan yang akan dilaksanakan kan
kita butuh pendapatnya orang tua siswa, apalagi kalau ada juga siswa yang
bermasalah otomatis kita langsung memanggil orang tuanya supaya
dicarikan solusi bersama untuk mempertimbangkan bagaimana ini
kedepannya siswa karna kami sekolah tidak mau ambil keputusan sepihak
karna nanti bisa merugikan masa depannya ini siswa toh”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan orang tua peserta didik

juga terjalin dalam bentuk adanya rapat atau pertemuan yang dilakukan oleh

Kepala Sekolah dengan orang tua peserta didik untuk meminta pendapat dalam

pengambilan suatu keputusan..

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama Kepala

Sekolah, Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang Kurikulum, serta Guru BK

tentang bentuk kerja sama antara orang tua peserta didik dengan Kepala Sekolah

di SMK Negeri 2 Gowa terjalin kerja sama yang baik, hal ini dapat dilihat dari

bagaimana Kepala Sekolah bersikap dalam pembuatan kebijakan sekolah dengan

meminta pendapat dari orang tua peserta didik. Selain itu, Kepala Sekolah

melakukan rapat atau pertemuan dengan orang tua untuk membahas program

kegiatan sekolah yang akan berlangsung.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti


60

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa bentuk kerja sama yang terjalin antara

Kepala Sekolah dengan orang tua peserta didik cukup berjalan dengan baik, hal

ini dapat dilihat pada saat peneliti melakukan observasi dengan guru BK, peneliti

melihat bagaimana prosedur pemanggilan yang dilakukan sekolah kepada orang

tua siswa yang bermasalah, kemudian Kepala Sekolah beserta orang tua siswa

melakukan pertemuan dan membahas hukuman serta solusi yang akan diberikan

oleh siswa tersebut.

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung tentang bentuk kerja sama yang terjalin

antara Kepala Sekolah dengan orang tua peserta didik yang disajikan dalam

bentuk data (terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat

disimpulkan bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan orang

tua peserta didik juga berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana

Kepala Sekolah mengajak orang tua peserta didik untuk berpartisipasi dengan cara

meminta pendapat dalam pembuatan kebijakan sekolah. Contoh lain dari bentuk

kerja sama yang terjalin ialah Kepala Sekolah meminta bantuan orang tua peserta

didik untuk mengawasi kegiatan anak diluar jam sekolah.

b. Kerja sama dengan masyarakat

Hubungan kerja sama yang terjalin antara sekolah dengan masyarakat

merupakan proses komunikasi untuk meningkatkan pemahaman serta peran

masyarakat dalam proses pendidikan dan pengembangan mutu sekolah. Menjalin

hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah merupakan salah satu tanggung
61

jawab Kepala Sekolah. Kepala Sekolah juga berkewajiban untuk menjelaskan

tentang tujuan sekolah, program sekolah, maupun kebutuhan sekolah kepada

masyarakat. Sebagaimana hasil wawancara bersama Bapak NH selaku Kepala

Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Eee kalau kerja samanya sekolah dengan masyarakat itu hampir sama
dengan kerja sama dengan orang tua siswa karna kan orang tua siswa juga
itu masyarakat. Perbedaannya itu paling kalau untuk masyarakat diluar
orang tua siswa itu, waktu pekan lalu kami mengadakan halal bil halal
bersama masyarakat sekitar sekolah, kami mengundang mereka untuk
datang ke sekolah makan bersama dan saling cerita-cerita seperti keluarga
jauh yang baru ketemu. Rencananya juga perwakilan sekolah nanti mau
berkunjung ke salah satu rumah warga untuk silaturahmi. Beberapa kali
juga kita adakan kerja bakti dengan warga di sekitar sini”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan masyarakat dilakukan

dalam bentuk halal bil halal yang dilakukan setelah hari raya idul fitri, serta

mengajak masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah seperti

kerja bakti.

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak AR selaku Wakasek bidang

Kurikulum di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Berikutnya kerja sama dengan masyarakat, kalau ini berjalan sangat baik
dek, karna masyarakat disini itu termasuk masyarakat yang istilahnya
welcome dengan kegiatan atau program sekolah yang kita jalankan.
Contohnya, pada saat kita melakukan pentas seni kan kita juga undang
masyarakat disini untuk menonton pertunjukan, dan mereka juga senang
dengan kegiatan kami. Eee contoh berikutnya itu biasa kami melakukan
kerja bakti untuk membersihkan jalanan dengan got yang tersumbat itu di
depan dan alhamdulillah banyak masyarakat di sekitar sini yang juga ikut
berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti yang kami jalankan dek”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan masyarakat dilakukan
62

dalam bentuk mengajak masyarakat sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam

berbagai kegiatan sekolah seperti pentas seni dan kerja bakti.

Selanjutnya, peneliti juga melakukan wawancara bersama Bapak NT

selaku Guru BK di SMK Negeri 2 Gowa. Berikut petikan wawancaranya:

“Untuk kerja sama dengan masyarakat itu cukup simpel dek, mereka selalu
aktif dan semangat untuk berpartisipasi kalau kita adakan kegiatan seperti
bakti sosial, dan kita juga beberapa kali melakukan kunjungan ke panti
asuhan untuk memberikan bantuan seperti baju dan sembako”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan dapat

diketahui bahwa Kepala Sekolah juga melakukan kerja sama dengan masyarakat

yang dilakukan dalam bentuk kerja bakti dan kunjungan ke panti asuhan.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh wawancara bersama Ibu KN

selaku Wakasek Bidang Humas di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Kalau masyarakat disini itu sudah mengerti tentang program atau


kegiatan kita, maksudnya mereka itu mempercayakan kita karna kan kita
menjalin hubungan kerja sama yang baik, contohnya dalam PPDB itu ada
namanya jalur zonasi dan alhamdulillah jalur zonasi itu pendaftarnya
selalu melebihi target yang ditentukan, itu artinya masyarakat sekitar sini
menyukai sekolah kita dek. Kita juga sering lakukan kerja bakti bersama
siswa dan masyarakat sekitar sini”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan, dapat

diketahui bahwa Kepala Sekolah menjalin kerja sama dengan masyarakat, seperti

dalam proses PPDB terdapat jalur zonasi yang memenuhi target, serta adanya

kegiatan kerja bakti.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis tentang bentuk kerja

sama antara masyarakat dengan Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa terjalin

kerja sama yang baik, hal ini dapat dilihat dari bagaimana Kepala Sekolah mampu

untuk berinteraksi secara aktif dengan masyarakat sekitar seperti contohnya


63

melakukan halal bil halal, kunjungan ke rumah warga, maupun kerja bakti yang

dilakukan SMK Negeri 2 Gowa dengan masyarakat.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa bentuk kerja sama yang terjalin antara

Kepala Sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari

bagaimana masyarakat turut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan sekolah

seperti kerja bakti dan kunjungan ke panti asuhan.

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung tentang kerja sama yang terjalin antara

Kepala Sekolah dengan masyarakat yang disajikan dalam bentuk data (terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat

disimpulkan bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

masyarakat juga berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Kepala

Sekolah mampu mengajak masyarakat sekitar sekolah untuk melakukan kerja

bakti, serta memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah.

c. Kerja sama dengan pemerintah

Pemerintah merupakan lembaga yang bertugas untuk membuat peraturan

dan pengawasan bagi lembaga pendidikan khususnya sekolah. Bukan hanya

masyarakat sekitar sekolah, namun Kepala Sekolah juga perlu menjaga hubungan

yang baik dengan Pemerintah setempat. Sekolah tidak dapat melanjutkan

programnya tanpa adanya persetujuan dari Dinas Pendidikan, oleh karena itu

diperlukan kerja sama yang baik antara Kepala Sekolah dengan Pemerintah untuk

meningkatkan mutu pendidikan. SMK Negeri 2 Gowa merupakan lembaga


64

pendidikan yang menggunakan kurikulum 2013 dari Dinas Pendidikan Nasional.

Sebagaimana hasil wawancara bersama Bapak NH selaku Kepala Sekolah di

SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Hmmm kalau kerja sama yang terjalin antara Sekolah dengan Pemerintah
itu juga berjalan cukup baik dek, prinsip yang saya gunakan itu give and
take artinya kita saling menguntungkan dalam bekerja sama. Contohnya,
setiap ada perayaan hari besar untuk pendidikan itu kami selalu diminta
untuk pentas seperti menari ataupun menyanyi. Contoh lainnya juga dek
waktu acara 17 Agustus tahun lalu itu kita mengirim beberapa siswa untuk
menjadi anggota pengibar bendera di Kantor Bupati Gowa. Sedangkan
imbalan yang diberikan pemerintah itu juga bisa dikatakan setara dengan
apa yang kami berikan, contohnya eee pada saat kita ingin melakukan
kegiatan pasti kita kan butuh dana atau sponsor dan alhamdulillah setiap
kita mengajukan proposal permintaan bantuan dana pemerintah selalu
bersedia untuk membantu walaupun jumlahnya tidak besar namun itu
cukup untuk membantu kegiatan kita. Beberapa kali juga anggota DPR
atau pemerintah melakukan sosialisasi di sekolah ini”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan, dapat

diketahui bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pemerintah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana pemerintah

menjadi sponsor dalam kegiatan sekolah serta anggota DPR yang melakukan

sosialisasi.

Lebih lanjut juga dipaparkan oleh Bapak AR selaku Wakasek Bidang

Kurikulum. Berikut petikan wawancarnya:

“ Kerja sama dengan pemerintah yah eee masih sama dengan kerja sama
dengan komite sekolah dan masyarakat yaitu berjalan dengan baik. Kalau
untuk contohnya itu saya sendiri, kan mungkin adek sudah tau kalau saya
ini sudah pensiun namun Bapak Kepala Sekolah masih menginginkan saya
disini karena belum ada pengganti, jadi secara langsung Bapak meminta
izin kepada pemerintah untuk membuat kontrak kerja selama 1 tahun
sampai ditemukan pengganti. Setelah mendapatkan persetujuan dari
pemerintah akhirnya saya masih lanjut selama 1 tahun dengan catatan saya
disini sebagai mentor untuk pegawai baru yang akan menggantikan saya.
Atau bisa dikatakan kerja sama yang terjalin dengan pemerintah itu dalam
bentuk perekrutan dan pemberhentian pegawai dek. Selain itu kurikulum
65

yang kita gunakan itu kurikulum 2013 dimana kurikulum tersebut


menyesuaikan dari aturan pemerintah dan kita sesuaikan”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan, dapat

diketahui bahwa kerja sama yang dilakukan antara Kepala Sekolah dengan

pemerintah juga berjalan dengan baik. Adapun bentuk kerja sama yang dilakukan

dalam hal perekrutan dan pemberhentian pegawai serta adanya kebijakan yang

diberlakukan.

Hal senada tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Bapak NT selaku

Guru BK di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Eee kalau untuk kerja sama dengan pemerintah tentunya juga baik dek,
karna kita kan saling membantu. Pemerintah buat aturan kita pasti
lakukan, kalau untuk contohnya itu kita selalu kirim siswa untuk mengisi
acara di pemerintahan seperti kalau ada kegiatan upacara mereka kan
membutuhkan paduan suara, dirgen, dan pengiring bendera, itu semua
biasa kita bantu. Sedangkan untuk contoh paling umumnya itu ada
namanya beasiswa dana BOS itu kan pemerintah yang kasih kepada siswa
kurang mampu”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan, dapat

diketahui bahwa hubungan kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dan

pemerintah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pemerintah yang

menyediakan beasiswa dana BOS dan sekolah yang mengirim siswa untuk

mengisi kegiatan yang ada di lembaga pemerintahan

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara bersama ibu KN

selaku Wakasek Bidang Humas yang menyatakan bahwa:

“Pada dasarnya Kepala Sekolah maupun SMK Negeri 2 Gowa ini menjalin
hubungan kerja sama yang baik dengan beberapa pihak seperti yang
sebelumnya, termasuk juga dengan pemerintah dek. Kalau dari saya
pribadi itu saya dapat melihat bahwa memang kerja sama yang terjalin itu
dengan pemerintah baik, karna kan sekolah kita berada di bawah naungan
Pemda (Pemerintah Daerah) jadi otomatis kita harus mengikuti segala
66

aturan yang berlaku dari pusat. Eee kalau untuk contohnya sendiri itu
pusat selalu meminta siswa-siswi disini untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan mereka seperti misalnya kalau ada upacara peringatan sekolah
kita dipanggil untuk mengisi acara tersebut. Kalau contoh yang lebih
spesifik itu mungkin seperti bantuan dari dana BOS kepada siswa yang
kurang mampu. Kalau untuk hambatan dari yang saya lihat mungkin tidak
ada dek”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan, dapat

diketahui bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pemerintah juga berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan SMK Negeri 2 Gowa

juga berada di bawah naungan Pemerintah Daerah (Pemda). Adapun contoh kerja

sama yang terjalin dalam bentuk penerimaan Dana BOS dan peserta didik yang

ikut berpartisipasi dalam kegiatan peringatan hari besar pendidikan yang

dilakukan di Kantor Bupati ataupun dinas pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala

Sekolah, Wakasek bidang Humas, dan Wakasek bidang Kurikulum tentang bentuk

kerja sama antara Pemerintah dengan Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa

terjalin kerja sama yang baik, hal ini dapat dilihat dari contoh kerja sama yang

dilakukan yaitu penyesuaian kurikulum, perekrutan dan pemberhentian pegawai,

pemberian beasiswa dana BOS, serta adanya partisipasi peserta didik dalam

kegiatan di lembaga pemerintahan.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa bentuk kerja sama yang terjalin antara

Kepala Sekolah dengan pemerintah juga berjalan dengan baik. Adapun contoh

kerja sama tersebut dilihat dari pelaksanaan kurikulum, adanya beberapa peserta

didik yang mendapatkan Beasiswa dari Dana BOS, kunjungan anggota DPR untuk
67

melakukan sosialisasi, serta peserta didik yang ikut serta dalam kegiatan yang

dilakukan pemerintah seperti upacara kemerdekaan maupun perayaan hari guru.

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung tentang kerja sama yang terjalin antara

Kepala Sekolah dengan pemerintah yang disajikan dalam bentuk data (terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat

disimpulkan bahwa kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

masyarakat juga berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana

sekolah dan pemerintah menjalin kerja sama dengan prinsip timbal balik simbiosis

mutualisme. Seperti pemberian dana BOS dan sosialisasi, serta peserta didik yang

diutus untuk mengisi kegiatan di lembaga pemerintahan.

2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan merupakan bentuk

kegiatan sosial sekolah yang melibatkan masyarakat dengan tujuan agar

terjalinnya hubungan yang baik serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat

terhadap SMK Negeri 2 Gowa. SMK Negeri 2 Gowa merupakan sekolah yang

cukup aktif dalam kegiatan sosial, oleh karena itu seluruh masyarakat sekolah

khususnya peserta didik selain memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan

peserta didik juga perlu memiliki karakter sosial yang baik sehingga setelah lulus

dari SMK Negeri 2 Gowa mereka mampu memberikan nilai positif bagi

masyarakat di sekitarnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak NH selaku

Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa dalam hasil wawancaranya yang

menyatakan bahwa:
68

“Yaaa pada dasarnya SMK Negeri 2 Gowa ini menjalin hubungan baik
dengan masyarakat sekitar, terkait dengan kegiatan sosial banyak kegiatan-
kegiatan yang memang sering kita lakukan terutama pemberian bantuan
terhadap masyarakat yang terkena bencana, kunjungan ke panti asuhan,
ataupun kerja bakti. Kegiatan tersebut biasanya di panitia secara langsung
oleh OSIS dan saya selaku pembimbingnya dek. Eee selain dalam
pemberian bantuan, kita juga beberapa kali mengadakan rapat pertemuan
untuk membahas tentang program sekolah kami dan kami juga meminta
pendapat masyarakat terkait program tersebut. Kita juga sering
mengadakan shalat jum’at bersama dengan masyarakat terus ada juga
majelis taklim yang didalamnya itu termasuk remaja masjid dan
masyarakat. Kalau untuk organisasi dalam masyarakat saya termasuk
dalam Forum Kepala Sekolah se Kabupaten Gowa dimana dalam forum
tersebut kita juga membahas tentang kebutuhan masyarakat sekitar
sekolah”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

kegiatan sosial di lingkungan masyarakat yang dilakukan oleh Kepala Sekolah

meliputi pemberian bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana, kunjungan

ke panti asuhan, dan kerja bakti.

Pendapat yang hampir senada juga diberikan oleh Bapak AR selaku

Wakasek Bidang Kurikulum di SMK Negeri 2 Gowa dalam wawancaranya yang

menyatakan bahwa:

“Eee kalau untuk kegiatan sosialnya di masyarakat itu juga ada banyak,
eee misalnya kita melakukan kunjungan ke panti asuhan karna disini ada
beberapa anak yatim dari panti asuhan yang diterima di sekolah ini dek,
kita mengumpulkan dana, pakaian, maupun sembako untuk diberikan ke
panti asuhan itu. Bapak Kepala Sekolah secara langsung turun tangan
untuk meminta sumbangan kepada kita para guru maupun siswa disini.
Contoh lainnya itu , waktu ada kegiatan vaksin kami mengundang
masyarakat untuk ikut terlibat dan kegiatan tersebut di panitiakan langsung
oleh Bapak Kepala Sekolah. Tapi dari semua kegiatan sosial yang paling
sering dilakukan itu kerja bakti dek, yang mana kita meminta bantuan
warga sekitar bersama dengan Kepala Sekolah, guru, maupun siswanya
untuk membersihkan lingkungan sekitar sekolah”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

kegiatan sosial di masyarakat yang dilakukan oleh Kepala Sekolah meliputi


69

kunjungan ke panti asuhan, kegiatan vaksin, dan kerja bakti.

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara bersama Bapak NT selaku

Guru BK di SMK Negeri 2 Gowa. Berikut petikan wawancaranya:

“Eeee kalau untuk kegiatan sosial di masyarakat itu Kepala Sekolah juga
sangat mendukung yah dek, contohnya itu kita biasa melakukan sosialisasi
dan Bapak sebagai pematerinya untuk memberikan arahan, eee ada juga
kegiatan taklim, kerja bakti, dan Bapak juga dengan senang hati
memberikan fasilitas kalau ada masyarakat yang membutuhkan seperti
peminjaman LCD untuk rapat di kantor kelurahan bahkan peminjaman
ruang kelas juga biasa diberikan”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

kegiatan sosial di masyarakat yang dilakukan oleh Kepala Sekolah juga baik, hal

ini dapat dilihat dari Kepala Sekolah yang melakukan sosialisasi dan memberi

pengarahan kepada masyarakat, serta memberi bantuan peminjaman barang dan

ruang kelas kepada masyarakat dalam melakukan kegiatannya.

Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara bersama

Bapak KN selaku Wakasek bidang Kurikulum yang menyatakan bahwa:

“Kalau terkait dengan kegiatan sosial kemasyarakatan dek, seperti yang


Bapak dan yang lain katakana itu sudah betul seperti kunjungan ke panti
dan kerja bakti jadi eee saya tambahkan sedikit saja, Kepala Sekolah
termasuk pemimpin yang aktif dalam melakukan kegiatan sosial,
contohnya biasanya eee kami itu rutin melakukan kegiatan donor darah
setiap 6 bulan sekali bersama masyarakat dan Kepala Sekolah aktif
mengikuti kegiatan donor darah tersebut sebagai pendonor. Bapak tidak
canggung untuk bergabung dalam kegiatan di masyarakat, dan karna hal
ini seluruh masyarakat sekolah maupun diluar itu merasa nyaman untuk
mengeluarkan pendapatnya”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

kegiatan sosial di masyarakat yang dilakukan oleh Kepala Sekolah meliputi

kunjungan ke panti asuhan, kerja bakti, dan kegiatan donor darah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama Kepala


70

Sekolah, Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang Kurikulum, dan Guru BK

tentang partisipasi Kepala Sekolah dalam melakukan kegiatan sosial

kemasyarakatan, yaitu Kepala Sekolah secara aktif turut berpartisipasi dalam

semua kegiatan sosial yang dilakukan SMK Negeri 2 Gowa bersama dengan

masyarakat antara lain pemberian bantuan, shalat jum’at berjamaah, majelis

taklim, sosialisasi, kerja bakti, kunjungan ke panti asuhan, dan donor darah.

Dalam semua kegiatan yang dilakukan, Kepala Sekolah tidak hanya menempatkan

diri sebagai pemimpin, namun beliau juga memposisikan dirinya sebagai anggota

yang tanpa canggung ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di

sekolah. Hal tersebut yang membuat guru, masyarakat, maupun siswa merasa

nyaman dalam berpartisipasi pada kegiatan tersebut.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa Kepala Sekolah juga turut berpartisipasi

secara aktif dalam mengikuti kegiatan sosial di masyarakat. Adapun contoh

kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah bersama masyarakat ialah kerja

bakti, shalat berjamaah, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung terkait partisipasi Kepala Sekolah dalam

kegiatan sosial di masyarakat yang disajikan dalam bentuk data (terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat

disimpulkan bahwa Kepala Sekolah secara aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan

sosial di masayarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan yang rutin

dilakukan oleh Kepala Sekolah yang juga melibatkan masyarakat seperti kerja
71

bakti, bakti sosial, shalat berjamaah, dan sosialisasi.

3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain

Dalam kompetensi sosial juga termasuk keterampilan kepala sekolah

dalam melakukan interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

Kepekaan sosial kepala sekolah merupakan kemampuan kepala sekolah dalam

memberikan sikap kepedulian, simpatik kepada masyarakat baik di dalam maupun

luar sekolah. Kemampuan kepekaan sosial kepala sekolah dapat berupa

pengambilan keputusan yang tepat, mencari solusi dalam berbagai masalah,

memiliki rasa empatik, serta mampu mengatasi konflik internal maupun eksternal

sekolah. Dalam memiliki kepekaan sosial, Kepala Sekolah di SMK Negeri 2

Gowa berperan sebagai problem finder dan problem solver, yaitu bagaimana

Kepala Sekolah memperhatikan, membina, dan menjaga masyarakat internal

sekolah dari berbagai dampak negatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Bapak NH selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Gowa menyatakan bahwa:

“Hmm kalau secara pribadi dimana saya berperan sebagai problem finder
kan artinya bagaimana saya menggali atau mencari permasalahan yang ada
di sekolah, langkah pertama yang saya lakukan itu mencari informasi
terlebih dahulu, misalnya ada isu yang mengatakan bahwa si guru A tidak
menjalankan tugasnya dengan baik seperti terlambat masuk di kelas, saya
tidak langsung eee mempercayai perkataan itu, tapi saya memanggil guru
yang bersangkutan untuk dimintai keterangan terlebih dahulu, kemudian
memanggil saksi eee misalnya beberapa guru dan siswa untuk mencari tau
kebenarannya. Itu bukan hanya berlaku untuk guru saja, namun siswa juga
seperti itu, misalnya ada siswa yang terlibat perkelahian di luar sekolah,
pertama kita panggil dulu siswanya eee kita minta keterangan terus kita
cari bukti apakah benar dia melakukan hal itu atau tidak. Sedangkan untuk
problem solver itu juga hampir sama dengan yang tadi yah dek, setelah
kita mintai keterangan orang yang bersangkutan, terus kita cari buktinya,
kalaupun dia terbuktibersalah kita pasti cari solusi sama-sama yang
tentunya tidak merugikan kedua belah pihak. Misalnya, itu yang tadi
gurunya bermasalah maka kita bertanya dulu apa alasannya dia terlambat
terus kita kasih solusi, sedangkan kalau untuk siswa kita panggil orang
72

tuanya untuk menghadap ke BK dan di data dulu, disini itu ada istilah
pengurangan poin dek, maksudnya tiap siswa yang bermasalah poinnya
dikurangi dan kalau saya tidak salah ingat itu jika poinnya sudah 50 kita
buatkan surat peringatan, dan kalau sudah mencapai 20 terpaksa kita
panggil orang tuanya untuk mencarikan sekolah baru untuk anaknya karna
kita sudah tidak mampu lagi untuk membina ini anaknya”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama informan dapat

diketahui bahwa dalam menggali permasalahan yang ada di SMK Negeri 2 Gowa,

Kepala Sekolah turun tangan secara langsung untuk mencari bukti dan melakukan

konfirmasi kepada orang yang bersangkutan serta melakukan rapat untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut.

Hal senada tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Bapak AR selaku

Wakasek bidang Kurikulum di SMK Negeri 2 Gowa. Berikut petikan

wawancaranya:

“Kepekaan sosial itukan eee bagaimana kemampuan Kepala Sekolah


untuk merasakan dan mengamati lingkungan sekitarnya. Kalau untuk
kepekaan sosial Bapak Kepala Sekolah juga termasuk kategori memiliki
tingkat kepekaan yang tinggi menurut saya. Kenapa saya bilang begini
karna saya bisa lihat seberapa tanggap Bapak menangani permasalahan
yang ada di sekolah. Contohnya, jika ada permasalahan antar guru Bapak
turun tangan secara langsung mengusut apa penyebab terjadinya masalah
tersebut. Terus dicarikan solusi dan Bapak itu orangnya netral dia tidak
memandang jabatan ataupun keluarga jadi dia obyektif kalau kamu salah
tetap salah, dia juga tegas kalau ada masalah. Kalau untuk siswa kita kan
ada BK jadi kalau ada masalahnya siswa pasti ke BK dulu”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama informan dapat

diketahui bahwa Kepala Sekolah memiliki tingkat kepekaan sosial yang baik. Hal

ini dilihat dari Kepala Sekolah yang bersikap netral dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada di sekolah, serta meminta pendapat dari berbagai pihak

sebelum mengambil keputusan

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara bersama Bapak NT di SMK


73

Negeri 2 Gowa selaku Guru BK yang menyatakan bahwa:

“Jadi Kepala Sekolah itu sangat peka kalau ada permasalahan di sekolah,
dia cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan namun tetap mengikuti
prosedur yang berlaku. Selain dari permasalahan dari guru dan siswa,
Bapak juga sangat peka terhadap lingkungan sekitar, misalnya eee kalau
ada masyarakat yang terkena bencana Bapak langsung memberi bantuan
dan mengajak kita semua juga memberi sumbangan, artinya Bapak ini
memiliki rasa simpatik yang tinggi terhadap orang lain, dia juga termasuk
orang yang lembut dan bijak jadi kalau kita minta pendapatnya untuk cari
solusi atau dia juga menjadi penengah dan kita merasa nyaman berbicara
dengan beliau karna sifat lembutnya itu”

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

Kepala Sekolah memiliki sifat dermawan dan rasa simpatik terhadap orang lain.

Hal ini dapat dilihat dari Kepala Sekolah yang memberikan bantuan kepada orang

yang membutuhkan

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara bersama Ibu KN

selaku Wakasek bidang Humas, yang menyatakan bahwa:

“Cara Kepala Sekolah dalam menggali permasalahan itu yang pertama kan
ada dibentuk namanya Wakasek Kesiswaan dan BK yang menjalankan
amanat dari Kepala Sekolah untuk membina dan mengamankan siswa,
dimana tugas keduanya yaitu untuk membantu menyelesaikan
permasalahan yang ada di sekolah, namun tetap Kepala Sekolah yang
mengambil keputusan, karna kan Kepala Sekolah pemegang kekuasaan
tertinggi setelah Komite Sekolah. Kalaupun masalahnya sudah tidak bisa
lagi diatasi Bapak tetap carikan solusi terbaik. Beliau juga orang yang
sangat baik dalam menerima masukan dari kami para guru dan juga
meminta kami untuk memberikan kritik dan saran terhadap keputusan
yang dia ambil. Kalau untuk yang di masyarakat, itu Bapak punya program
eee seperti pemberian bantuan dan kunjungan panti asuhan itu adalah
usulan kegiatan dari Bapak”.

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

dalam menggali dan menyelesaikan permasalahan di SMK Negeri 2 Gowa,

Kepala Sekolah melakukan kolaborasi bersama wakasek kesiswaan dan

bimbingan konseling. Dimana mereka memiliki tanggung jawab yang berbeda,


74

dan Kepala Sekolah memiliki andil dalam pengambilan keputusan. Selain di

lingkungan sekolah, Kepala Sekolah juga melakukan beberapa kegiatan seperti

pemberian bantuan dan kunjungan ke panti asuhan.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan bersama Kepala

Sekolah, Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang Kurikulum, dan Guru BK

tentang kepekaan sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 gowa terhadap orang

atau kelompok lain, didapatkan hasil bahwa Kepala Sekolah di SMK Negeri 2

Gowa memiliki tingkat kepekaan sosial yang baik, hal ini dapat dilihat dari

seberapa tanggap Kepala Sekolah dalam menggali permasalahan yang ada dalam

lingkungan sekolah, serta bagaimana cara Kepala Sekolah dalam memberikan

solusi terhadap permasalahan tersebut. Kepekaan sosial yang dimiliki Kepala

Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa terhadap masyarakat sekitar juga baik, hal ini

dapat dilihat dari bagaimana Kepala Sekolah turun tangan secara langsung untuk

memberikan sumbangan kepada masyarakat yang terkena musibah serta

mengadakan kunjungan ke panti asuhan terdekat.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa kepekaaan sosial yang dimiliki Kepala

Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa juga cukup baik. Kepala Sekolah mampu

menggali permasalahan yang ada di sekolah, misalnya jika ada siswa ataupun

guru yang bermasalah, Kepala Sekolah memberikan masukan dan solusi terkait

permasalahan tersebut. Sedangkan kepekaan sosial Kepala Sekolah dengan

masyarakat juga baik, hal ini dapat dilihat dari bagaimana Kepala Sekolah

memberi bantuan terhadap masyarakat yang terkena musibah misalnya kebakaran.


75

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi dengan

melakukan pengecekan langsung terkait kepekaan sosial Kepala Sekolah yang

disajikan dalam bentuk data (terlampir).

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung terkait kepekaan sosial Kepala Sekolah

yang disajikan dalam bentuk data (terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat

disimpulkan bahwa Kepala Sekolah memiliki tingkat kepekaan sosial yang cukup

baik. Hal ini dapat dilihat dari Kepala Sekolah yang cepat tanggap dalam

menghadapi masalah yang ada baik di dalam lingkungan sekolah maupun diluar

lingkungan sekolah.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Kompetensi Sosial Kepala Sekolah

a. Faktor Pendukung

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 2

Gowa melihat bahwa Kepala Sekolah memiliki kompetensi sosial yang baik. Hal

ini dapat dilihat dari bagaimana Kepala Sekolah mampu dan bertanggung jawab

dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik itu lingkungan internal dan

lingkungan eksternal sekolah, ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di

masyarakat, serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Keberhasilan Kepala

Sekolah dalam memiliki kompetensi sosial yang baik tentunya tidak lepas dari

beberapa faktor pendukung, seperti yang dipaparkan oleh Bapak NH selaku

Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Faktor pendukung tentunya sangat mempengaruhi kompetensi sosial


yang saya miliki, dan juga pastinya berdampak positif yah. Contohnya itu
76

dalam melakukan kerja sama, yang utama kan kita harus kenal dan akrab
dulu dengan orang tersebut barulah kita bisa bekerja sama, terus juga
penting untuk seorang Kepala Sekolah memiliki sifat yang istilahnya
humble namun tetap sopan sehingga orang yang bekerja sama dengan kita
itu merasa nyaman. Kita juga harus mengerti situasi misalnya, kalau di
lingkup sekolah kita harus tetap berbicara formal, namun ketika bersama
masyarakat kita harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka”.

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

dalam menjalin kerja sama yaitu sangat penting bagi Kepala Sekolah untuk bisa

berkomunikasi secara efektif karna dengan adanya komunikasi maka dapat

membantu Kepala Sekolah untuk berinteraksi dan berhubungan dengan pihak lain

dalam kegiatan sehari-hari.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak AR selaku Wakasek bidang

kurikulum di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Eeee kalau untuk saya pribadi faktor pendukung kerja sama yang terjalin
dengan Kepala Sekolah bersama guru dan staff itu mereka paham tentang
situasi dan bagaimana cara menjalin komunikasi yang baik sehingga dalam
rapat tidak terjadi cekcok atau pertentangan pendapat, selain itu juga
semua orang saling menghargai dan tau menempatkan diri jadi jika terjadi
perbedaan pendapat kita bisa selesaikan secara kekeluargaan”

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

faktor pendukung dalam melakukan kompetensi sosial di SMK Negeri 2 Gowa

ialah seluruh masyarakat memahami aturan yang berlaku serta mampu beradaptasi

dengan lingkungan yang ada sehingga dalam proses pelaksanaannya berjalan

dengan lancar.

Hal senada tidak jauh berbeda juga dipaparkan oleh Bapak NT selaku

Guru BK di SMK Negeri 2 Gowa. Berikut petikan wawancaranya:

“Kalau faktor pendukung itu selain yang Bapak utarakan ada beberapa
seperti kita disini bebas mengutarakan pendapat tapi tetap sopan pastinya,
kita juga merasa nyaman untuk melakukan interaksi sehingga kerja sama
77

itu lebih gampang diakukan dan yang paling penting itu komunikasi”.

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

faktor pendukung dalam melakukan kompetensi sosial di SMK Negeri 2 Gowa

ialah adanya rasa nyaman dalam berinteraksi serta adanya kebebasan untuk

berpendapat.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Ibu KN selaku

Wakasek bidang Humas yang menyatakan bahwa:

“Kan kompetensi sosial itu yang terlibat banyak yah ada masyarakat, guru,
orang tua, bahkan siswa. Jadi faktor pendukungnya itu tergantung dari
siapa yang terlibat. Misalnya antara Kepala Sekolah dengan guru itu
seperti komunikasinya yang lancar, lingkup kerjanya yang nyaman, eee
sedangkan kalau untuk orang tua itu karena ada rasa percaya yang
diberikan kepada sekolah dengan harapan kita bisa membimbing
anaknya”.

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

faktor pendukung dalam melakukan kompetensi sosial di SMK Negeri 2 Gowa

ialah adanya komunikasi yang efektif, ruang kerja yang nyaman, serta rasa saling

percaya antar satu sama lain.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan bersama Kepala

Sekolah, Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang Kurikulum, dan Guru BK

tentang faktor pendukung kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2

Gowa didapatkan hasil bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan Kepala

Sekolah memiliki kompetensi sosial yang baik diantaranya yaitu, adanya

komunikasi yang efektif, rasa kekeluargaan, saling menghormati dan menghargai,

ruang lingkup kerja yang nyaman, serta rasa percaya yang diberikan kepada

sekolah.
78

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa terjalin interaksi yang baik antara Kepala

Sekolah dan seluruh masyarakat sekolah, komunikasi berjalan secara efektif,

saling menghargai serta lingkungan kerja yang nyaman

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung terkait faktor-faktor yang mendukung

kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa yang disajikan dalam

bentuk data (terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat ditarik

kesimpulan bahwa faktor pendukung kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK

Negeri 2 Gowa yaitu, Kepala Sekolah menjalin interaksi yang baik,

berkomunikasi secara efektif, lingkup kerja yang nyaman, dan sikap saling

menghargai.

b. Faktor Penghambat

Kompetensi sosial mengharuskan seorang Kepala Sekolah untuk memiliki

hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya, sehingga ia dapat bekerja sama

dengan komponen sekolah serta tokoh masyarakat guna melaksanakan berbagai

program dalam lingkungan kerja di sekolahnya untu mengembangkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, tidak dapat dipungkiri dalam

pelaksanaanya terdapat beberapa faktor penghambat yang dialami oleh Kepala

Sekolah. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak NH selaku Kepala Sekolah di SMK

Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Dalam segala aspek pasti ada saja yang namanya penghambat termasuk
dalam melakukan 3 komponen dari komponen kompetensi sosial ini, dari
79

ketiganya yang memiliki hambatan cukup banyak itu dalam melakukan


kerja sama, karna melibatkan banyak pihak seperti kerja sama dengan
komite sekolah dan orang tua siswa. Eee contohnya itu seperti mungkin
ada perbedaan pendapat walaupun tidak yang parah dan selalu ada jalan
keluarnya karna eee baik saya maupun yang lain ini bersikap terbuka
sehingga kalau eee ada masalah langsung cepat diselesaikan. Penghambat
lainnya itu dari segi partisipasi kan tidak semuanya bisa aktif dan kita juga
tidak mau memaksa jadi disini lebih kepada kemauan sendiri dek”.

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

faktor penghambat dalam melakukan kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK

Negeri 2 Gowa ialah adanya perbedaan pendapat serta ada beberapa pihak yang

tidak dapat berpartisipasi dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh sekolah.

Hal senada tidak jauh berbeda juga dipaparkan oleh Bapak AR seaku

Wakasek bidang Kurikulum di SMK Negeri 2 Gowa dalam wawancaranya yang

menyatakan bahwa:

“Faktor penghambat itu tidak ada yang berarti, paling sekedar


keterlambatan jam dari waktu yang telah ditentukan atau sulitnya
menyesuaikan waktu karna setiap guru dan staff bahkan saya sendiri
punya jadwal yang berbeda-beda jadi susah untuk atur waktunya dek”.

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

faktor penghambat dalam melakukan kompetensi sosial Kepala Sekolah ialah

adanya perbedaan jadwal tiap serta mengakibatkan keterlambatan dalam memulai

kegiatan.

Lebih lanjut juga dipaparkan oleh Bapak NT selaku Guru BK di SMK

Negeri 2 Gowa dalam wawancaranya yang menyatakan bahwa:

“Kalau untuk penghambatnya menurut saya itu tergantung situasinya,


contohnya biasa kalau diadakan rapat atau sekedar kumpul saja ada
perbedaan pendapat antara guru 1 dengan yang lain tapi itu bisa langsung
diselesaikan dengan meminta pendapat dari guru lain yang ada disitu jadi
tidak ada masalah yang serius terus juga jadwal kita yang bertabrakan”.
80

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

faktor penghambat dalam melakukan kompetensi sosial Kepala Sekolah ialah

adanya perbedaan pendapat dalam melakukan diskusi serta jadwal kegiatan yang

bertabrakan dan tidak sesuai.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara bersama Ibu KN

selaku Wakasek bidang Humas di SMK Negeri 2 Gowa yang menyatakan bahwa:

“Iya kalau untuk hambatan itu saya rasa tidak banyak dek, karna kita disini
enjoy sudah seperti keluarga, kalaupun ada paling cuma itu seperti yang
dibilang Bapak yang perbedaan pendapat dengan jadwal, sedangkan untuk
siswa itu kan tidak semua siswa mematuhi aturan, pasti ada 1 2 orang yang
biasa membuat masalah namun itu bisa diatasi dengan cara memberikan
teguran atau pengurangan poin agar siswa tersebut tidak melakukan
kesalahan yang sama lagi nanti”.

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan, dapat diketahui bahwa

faktor penghambat dalam melakukan kompetensi sosial Kepala Sekolah ialah

adanya perbedaan pendapat dan jadwal yang dialami, serta beberapa siswa yang

tidak mengikuti kebijakan sekolah dan sulit untuk dibina.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama Kepala

Sekolah, Wakasek bidang Kurikulum, Wakasek Bidang Humas, dan Guru BK

tentang faktor penghambat kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2

Gowa didapatkan hasil bahwa ada beberapa faktor yang menghambat kompetensi

sosial Kepala Sekolah diantaranya adanya perbedaan pendapat dan jadwal,

beberapa orang yang tidak dapat berpartisipasi, serta siswa yang tidak semua

mengikuti peraturan sekolah.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi secara langsung yang peneliti

lakukan di lapangan dapat dilihat bahwa sulitnya mengatur jadwal untuk


81

melakukan rapat serta ada beberapa siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah.

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi

dengan melakukan pengecekan langsung di lapangan terhadap faktor penghambat

kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa yang disajikan dalam

bentuk data (terlampir).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat ditarik

kesimpulan bahwa faktor penghambat kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK

Negeri 2 Gowa yaitu perbedaan pendapat, sulitnya mengatur jadwal, beberapa

masyarakat tidak dapat berpartisipasi, serta tidak semua peserta didik mematuhi

aturan sekolah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Keunggulan dan mutu sekolah dipengaruhi oleh berbagai variabel, salah

satunya ialah kompetensi Kepala Sekolah. Kepala Sekolah memiliki posisi yang

sangat penting, kualitas kepemimpinan Kepala Sekolah akan mempengaruhi

efektivitas sekolah, dengan manajemen yang tepat sekolah akan mampu

menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, yaitu lingkungan belajar yang

memotivasi peserta didik untuk mengembangkan potensi, kreatifitas, dan inovasi

dalam dirinya. Hanya Kepala Sekolah yang memiliki kompetensi tinggi yang akan

memiliki kinerja yang memberi teladan, menginspirasi serta mendorong adanya

perubahan yang positif pada sekolah.

Kata kompetensi berasal dari bahasa inggris competency sebagai kata

benda competence yang berarti kecakapan, kompetensi dan kewenangan.

Kompetensi juga berarti suatu kemampuan atau kecakapan yang terwujud dalam
82

bentuk pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki dan dikuasai oleh

Kepala Sekolah dalam melaksanakan fungsi profesionalnya. Dalam kaitannya

dengan interaksi Kepala Sekolah dan masyarakat maka dibutuhkan kecakapan

atau kompetensi sosial Kepala Sekolah Berdasakan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan

Guru sebagai Kepala Sekolah Pasal 1 disebutkan bahwa untuk menjadi Kepala

Sekolah harus memiliki kompetensi yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang melekat pada dimensi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,

kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.

Sekolah merupakan organisasi pembelajar, dimana sekolah harus

berhadapan dengan stakeholders. Dalam mengemban tugasnya, Kepala Sekolah

dituntut untuk melakukan kerja sama maupun kolaborasi dengan berbagai pihak

dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, kompetensi

sosial sangat penting bagi Kepala Sekolah untuk berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif, agar terjalin hubungan yang baik antara sekolah dengan

pemerintah, sekolah dengan masyarakat, sekolah dengan orang tua peserta didik,

maupun sekolah dengan peserta didiknya.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

tentang standar Kepala Sekolah/Madrasah bagian kompetensi sosial kepala

sekolah menyatakan bahwa: “Kepala sekolah harus bekerja sama dengan pihak

lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok

lain”.
83

Dalam uraian berikut akan dipaparkan hasil penelitian yang telah

dilakukan peneliti secara deskriptif. Terungkap bahwa kompetensi sosial yang

dimiliki Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa terdiri dari kerja sama,

partisipasi, dan kepekaan sosial.

A. Kerja Sama

Sekolah adalah sebuah organisasi yang dimana terdapat struktur organisasi

yang dimulai dari komite sekolah, kepala sekolah, wakil kepala, dewan guru,

staff, dan peserta didik. Di dalam sekolah juga terdapat kurikulum dan

pembejalaran, biaya, sarana, dan hal-hal lain yang harus direncanakan,

dilaksanakan, dipimpin, dan diawasi. Semuanya bermuara pada hubungan kerja

sama atau human relations. Dalam bersosialisasi atau berorganisasi, kerja sama

memiliki kedudukan yang sentral karena esensi dari kehidupan sosial dan

berorganisasi adalah kerja sama. Tidak ada organisasi yang berjalan tanpa kerja

sama. Bahkan dalam pemberdayaannya, tujuan akhir dari organisasi ialah

menjalin kerja sama di dalam maupun di luar lingkup organisasi.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar Kepala

Sekolah/Madrasah bagian kompetensi sosial, Kepala Sekolah harus terampil

bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan

dan memberi manfaat bagi sekolah, antara lain:

a. Mampu bekerja sama dengan atasan bagi pengembangan dan kemajuan

sekolah.

b. Mampu bekerja sama dengan guru, staf/karyawan, komite sekolah, dan orang

tua siswa bagi pengembangan dan kemajuan sekolah.


84

c. Mampu bekerja sama dengan sekolah lain dan instansi pemerintah terkait

dalam rangka pengembangan sekolah.

d. Mampu bekerja sama dengan dewan pendidikan kota/kabupaten dan

stakeholders sekolah lainnya bagi pengembangan sekolah.

Sejalan dengan tujuan pendidikan, kerja sama yang baik akan

menghasilkan tujuan yang baik pula, seperti halnya tujuan sekolah adalah

menciptakan sekolah yang efektif. Hal ini menggambarkan bahwa dalam

pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di suatu sekolah sangat diperlukan

adanya kerja sama yang baik antar personil sekolah (kepala sekolah, guru, tenaga

kependidikan, dan bahkan orang tua atau komite sekolah) guna mewujudkan

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan adanya kerjasama ini, cita-cita

pendidikan yang bermutu diharapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya.

Sebaliknya, jika suasana sekolah tidak harmonis, kerja sama antar personil

sekolah tidak terjalin baik, maka juga akan berpengaruh negatif terhadap

pencapaian tujuan pendidikan (Sari, 2020).

Dalam uraian berikut akan dipaparkan pembahasan hasil analisis data yang

telah dilakukan oleh peneliti melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Peneliti akan membahas hasil temuan dilapangan mengenai kompetensi sosial

Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa.

Pada penelitian ini, hubungan kerja sama yang terjalin antara Kepala

Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa terbagi menjadi dua bagian, yaitu hubungan kerja

sama dengan pihak internal sekolah dan pihak eksternal sekolah.

a. Kerja sama dengan pihak internal sekolah


85

1. Kerja sama dengan Komite Sekolah

Menurut UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan

orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang

peduli pendidikan. Tugas utama komite sekolah ialah membantu penyelenggaraan

pendidikan di sekolah dalam kapasitasnya sebagai pemberi pertimbangan,

pendukung program, pengontrol, serta mediator.

Menurut (Majir, 2018) Komite Sekolah merupakan suatu organisasi dari

masyarakat pendidikan yang mempunyai komitmen dan loyalitas

serta peduli terhadap peningkatan kualitas pendidikan di daerah.

Komite sekolah dibentuk dan dikembangkan secara khas dan berakar dari

budaya, demografis, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang

dibangun sesuai karakteristik daerah secara kolektif. Artinya, komite sekolah

mengembangkan konsep yang berorientasi kepada pengguna (client model),

berbagai kewenangan (power sharing and advocacy model) dan kemitraan

(partnership model) yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan

pendidikan di daerah.

Terbentuknya komite sekolah pada setiap sekolah atau kelompok

sekolah merupakan langkah penyebaran tanggung jawab dan kewenangan

pengelolaan pendidikan sehingga perkembangan pendidikan bukan saja

menjadi otoritas mutlak unsur internal sekolah di bawah komando

kepala sekolah akan tetapi komite sekolah dapat berkontribusi untuk

mendorong para tenaga pendidik dan kependidikan agar dapat bersama-


86

sama dan berkonsentrasi memajukan pendidikan yang dikelolanya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan penjelasan

teori diatas dapat dilihat bahwa penting bagi Kepala Sekolah untuk melakukan

kerja sama dengan Komite Sekolah. Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa juga

menjalin kerja sama dengan Komite Sekolah dalam bentuk pemindahan lokasi dan

penambahan jurusan di sekolah. Selain itu, kerja sama yang terjalin antara Kepala

Sekolah dan Komite Sekolah ialah dalam pelaksanaan Prakerin (Praktek Kerja

Industri) yang merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang

dilaksanakan didunia usaha atau dunia industri yang relevan dengan dengan

kompetensi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya.

Contoh kerja sama lain yang terjalin antara Kepala Sekolah dan Komite

Sekolah ialah dalam pembuatan kebijakan atau peraturan sekolah. Sesuai dengan

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa seluruh

sekolah/madrasah harus membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai

aspek pengelolaan di sekolah secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak

yang terkait (peserta didik, guru/pegawai, orang tua, pemerintah, dan masyarakat).

Dalam hal pembuatan kebijakan dan peraturan Kepala Sekolah dan

Komite Sekolah melakukan pembentukan kepanitiaan yang akan membagi

kebijakan yang dibuat agar dapat disesuaikan dengan bidangnya. Misalnya

pembuatan peraturan akademik. Kepala Sekolah memberikan arahan teknis

tentang penyusunan peraturan, tujuan, manfaat, dan hasil yang diharapkan.

Setelah memberikan arahan dan pembagian tugas, maka panitia yang telah

dibentuk akan menyusun rencana kegiatan yang disesuaikan dengan sasaran dan
87

jadwal yang berlaku.

2. Kerja sama dengan guru dan karyawan

Bekerja sama dengan pihak internal sekolah merupakan bentuk kerja sama

yang dilakukan antara Kepala Sekolah dengan masyarakat sekolah termasuk di

dalamnya guru dan karyawan. Dimana dalam mewujudkan kerja sama yang baik,

maka suatu organisasi perlu menganut adanya prinsip pembagian kerja (division

of work), pembagian wewenang dan tanggung jawab (authority and

responsibility), kesatuan perintah (unity of direction), ketertiban (order), serta

semangat kesatuan (esprit de corp).

Sebagaimana yang dikatakan menurut (Suwardi, 2014) Kepala Sekolah

sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan dengan berbagai fungsi dan

perannya, tentunya menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas segala

aktifitas sekolah, baik itu maju mundurnya sekolah, baik atau jeleknya, serta

berkualitas atau tidaknya sekolah yang dipimpin. Dalam menghadapi kompetensi

yang begitu ketat, maka lembaga pendidikan diituntut untuk memiliki langkah-

langkah dan proses yang efektif agar output yang dihasilkan sekolah sesuai

dengan standar yang berlaku di masyarakat.

Kerja sama antara Kepala Sekolah dengan tenaga kependidikan

merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan kualitas dan mutu

pendidikan. Tenaga kependidikan yang dimaksud di sini adalah guru dan

karyawan yang tergabung dalam struktur organisasi sekolah. Agar kegiatan di

sekolah berlangsung secara harmonis maka seluruh masyarakat sekolah harus

mempunyai kemampuan dan kemauan serta bekerja sama secara sinergi dengan
88

melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan penuh dedikasi. Peran

Kepala Sekolah dalam proses tersebut yaitu sebagai manajer yang mengontrol

seluruh kegiatan dan menjadi tumpuan keberhasilan sekolah.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan dan

penjelasan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja sama yang terjalin

antara Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa dengan guru dan karyawan sangat

penting dan sudah berjalan dengan baik. Dimana salah satu contoh dari bentuk

kerja sama tersebut ialah dalam proses pembuatan RKAS (Rencana Kerja

Anggaran Sekolah) yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Wakasek bidang

Kurikulum. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan RKAS

tersebut ialah Kepala Sekolah bersama dengan Wakasek bidang Kurikulum

melakukan analisis tentang kebutuhan sekolah dan peserta didik, membuat visi

dan misi, menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam 1 tahun, melakukan

identifikasi, merumuskan program dan strategi, serta membuat anggaran yang

dibutuhkan.

Selain dalam proses pembuatan RKAS, contoh kerja sama yang terjalin

antara Kepala Sekolah dengan guru dan karyawan dilakukan dalam bentuk

mengadakan rapat tiap bulan untuk membahas kegiatan yang akan berlangsung

serta melakukan evaluasi terhadap kinerja guru.

3. Kerja sama dengan peserta didik

Peserta didik merupakan komponen yang tidak dapat terlepas dari sistem

pendidikan sehingga dapat dikatakan bahwa peserta didik merupakan obyek

dalam pendidikan. Peserta didik dituntut untuk berusaha mengembangkan potensi


89

diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis

pendidikan tertentu. Dalam perkembangan peserta didik ini, secara hakiki

memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan

peserta didik tumbuh dan berkembang mencapai kematangan fisik dan psikis.

Kerja sama menjadi salah satu bentuk keterampilan yang perlu dikuasai

oleh peserta didik dari kecakapan hidup. Bekerja bersama-sama guna menuju

tujuan yang sebelumnya sudah dirumuskan oleh kelompok merupakan definisi

dari kerja sama. Begitupun dalam pendidikan, dalam proses pembelajaran yang

berlangsung keterampilan menjadi perkara yang amat penting, hal ini terjadi

karena dengan kerja sama tujuan yang hendak dicapai bisa dilakukan lebih cepat,

kita merujuk pada pondasi dari sekelompok orang atau dalam pembelajaran yang

disebut komunitas atau kelompok belajar dibandingkan individu yang belajar dan

mengerjakan sendiri hasilnya selalu lebih baik (Rahmat, 2022).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan dan

penjelasan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja sama yang terjalin

antara Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa dengan peserta didik sangat

penting dan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat selama proses

pembelajaran berlangsung dimana Kepala Sekolah dan peserta didik menunjukkan

sikap saling menghormati dan menghargai. Selain itu, Kepala Sekolah juga turut

memberikan motivasi dan semangat, memberikan pengarahan sebelum ujian,

melakukan pengawasan dengan berkeliling sekolah untuk memantau aktivitas

peserta didik.
90

b. Kerja sama dengan pihak eksternal sekolah

1. Kerja sama dengan orang tua peserta didik

Orang tua adalah salah satu mitra sekolah yang dapat berperan serta dalam

proses pembelajaran, perencanaan, pengembangan, maupun dalam pengelolaan

kelas yang dapat meningkatkan suatu mutu pendidikan di sekolah. Pada dasarnya,

peran orang tua digambarkan dengan cara memberikan kontribusi dana, bahan

tenaga, misalnya dalam pembangunan gedung sekolah. Contoh lain dari peran

orang tua terhadap proses pendidikan ialah dengan menerima konsultasi mengenai

hal-hal yang terkait dengan kepentingan sekolah, misalnya Kepala Sekolah

berkonsultasi dengan orang tua peserta didik mengenai masalah pendidikan

Kerjasama antara Kepala Sekolah dan orang tua merupakan hal yang

penting untuk meningkatkan mutu belajar siswa. Kepala Sekolah dan orang tua

harus saling melakukan komunikasi untuk mendiskusikan perkembangan belajar

anak. Orang tua sesungguhnya memiliki andil dan kontribusi yang signifikan

terhadap proses belajar anak sebagai peserta didik. Orang tua juga mampu

mendorong dan mendukung anak untuk semakin giat dalam belajar. Dengan

demikian, harus diakui kerjasama yang dilakukan oleh orang tua dan sekolah

sangat mempengaruhi bagi proses pendidikan atau belajar anak. Selain itu,

menjadi orang tua harus menciptakan sebuah lingkungan pendidikan atau belajar

yang nyaman bagi anak-anak dan orang tua harus ikut andil dalam proses belajar

anak yaitu dengan saling berkomunikasi dengan sekolah (Fatmawati, 2020).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan dan

penjelasan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja sama yang terjalin
91

antara Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa dengan orang tua peserta didik

sangat penting dan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan

tingginya partisipasi orang tua peserta didik dalam proses pembelajaran serta

terjalin komunikasi yang baik antar orang tua dan pihak sekolah yang tentunya

memiliki dampak positif bagi peningkatan mutu pendidikan.

2. Kerja sama dengan masyarakat

Dukungan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan sekolah

melibatkan peran serta tokoh-tokoh masyarakat dalam pengelolaan sekolah

hendaknya dilakukan secara integral, sinergis, dan efektif dengan memperhatikan

keterbukaan sekolah untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab

masyarakat dalam meningkatkan mutu sekolah. Dalam UU No. 20 / 2003 tentang

Sisdiknas pada Bab XV Pasal 54 menyatakan bahwa:

a. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliuti peran serta

perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan

organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu

layanan pendidikan.

b. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna

hasil pendidikan

c. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah

d. Bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu sekolah di

antaranya:

1) Menggunakan jasa sekolah


92

2) Memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga

3) Membantu anak belajar di rumah

4) Berkonsultasi masalah pendidikan anak

5) Terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler

6) Pembahasan kebijakan sekolah

Hubungan antara sekolah dengan masyarakat di sekitarnya sangat penting.

Di satu sisi sekolah memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun

program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam

melaksanakan program tersebut. Di lain pihak, masyarakat memerlukan jasa

sekolah untuk mendapatkan program-program pendidikan sesuai dengan yang

diinginkan. Hubungan dengan masyarakat akan tumbuh jika masyarakat juga

merasakan manfaat dan keikutsertaannya dalam program sekolah. Manfaat dapat

diartikan luas, termasuk rasa diperhatikan dan rasa puas karena dapat

menyumbangkan kemampuannya bagi kepentingan sekolah Dengan demikian,

maka hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan proses dengan masyarakat

dan merupakan proses yang direncanakan dan sungguh-sungguh serta

pembinaannya yang dilakukan secara kontinu untuk mendapat simpati dari

masyarakat, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin

efektif dan efisien (Hidayat, 2017).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan dan

penjelasan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja sama yang terjalin

antara Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa dengan masyarakat sangat penting

dan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan masyarakat di
93

sekitar sekolah turut berpartisipasi secara aktif dalam dalam program kegiatan

sekolah seperti pelaksanaan kerja bakti dan melakukan kunjungan ke panti

asuhan.

3. Kerja sama dengan pemerintah

Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas

pendidikan yang dimulai dari ketersediaan sarana dan prasarana yang berupa

gedung sekolah yang layak, hingga pada ketersediaan fasilitas khusus pendidikan

lainnya merupakan tugas pemerintah setempat. Setiap lembaga di suatu negara

tidak akan lepas dari adanya kerja sama dengan pemerintah. Baik lembaga negeri

maupun swasta memiliki tanggung jawab kepada pemerintah. Pada lembaga

pendidikan, kerja sama dengan pemerintah dilakukan pada Dinas Pendidikan

apabila sekolah umum negeri, sedangkan sekolah dengan label islam maupun

swasta bekerja sama dengan kementerian agama.

Hubungan yang terjalin antara sekolah dengan pemerintah harus saling

menguatkan dan melengkapi. Dalam hal ini, seluruh aspek yang terlibat perlu

menyadari perannya sebagai bagian dari pendidikan yang bertanggung jawab

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kerja sama antara

pemerintah dan sekolah merupakan salah satu solusi dalam menghadapi

permasalahan di dunia pendidikan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan dan

penjelasan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja sama yang terjalin

antara sekolah dan pemerintah merupakan hal yang sangat penting. Kepala

Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa juga menjalin kerja sama yang baik dengan
94

pemerintah setempat. Salah satunya dalam hal penyesuaian kurikulum 2013,

dimana pada kurikulum ini peserta didik difasilitasi untuk mencari tahun dan

belajar dari berbagai sumber yang disediakan, serta adanya pembelajaran yang

berbasis kompetensi. Selain kurikulum, bentuk kerja sama yang lain ialah

pemerintah memberikan bantuan berupa Dana BOS untuk diberikan kepada siswa

yang kurang mampu, serta adanya sosialisasi yang dilakukan oleh anggota DPR.

B. Partisipasi

Partisipasi merupakan suatu kegiatan dimana terdapat interaksi indivieu

tertentu yang hadir dalam kegiatan kelompok. Selain itu, partisipasi dapat

diartikan sebagai keterlibatan seseorang dalam kegiatan bersama yang ada dalam

lingkungan sekitar. Seorang Kepala Sekolah dituntut tidak hanya berpartisipasi

dalam urusan kegiatan kantor, melainkan juga ikut terlibat aktif dalam kegiatan

diluar jam dan urusan kantor, hal ini bertujuan agar Kepala Sekolah dapat

membangun keakraban dengan lingkungan sekitarnya.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 BAB IV yang didalamnya memuat bahwasanya pendidikan merupakan

tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Menurut

(Kompri, 2016) peranan hubungan sekolah dengan masyarakat terdiri dari sekolah

sebagai partner masyarakat dalam melaksanakan fungsi pendidikan, sekolah

sebagai prosedur yang melayani kesan pesan pendidikan dari sekolah, masyarakat

berpersn dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan

mendukung cita-cita dan kebutuhan peserta didik.

Menurut (Mas, 2011) mengisyaratkan bahwa tingkat partisipasi


95

masyarakat di tentukan oleh tingkat pengetahuannya terhadap stimulus yang di

peroleh dari proses runtut, sebagai berikut: (1) Awaraness atau kesadaran:

mengetahui terlebih dahulu obyek : (2) Interest mulai tertarik: (3) Evaluation

menimbang-nimbang untung ruginya (4) Trial mulai berpartisipasi,dan (5)

Adoptio berpartisipasi aktif. Agar masyarakat dapat berproses sebagaimana di

atas, maka dalam peningkatan kualitas pendidikan seharusnya mereka dilibatkan

sejak awal. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat mengadaptasikan dirinya

mulai dari mengetahui sampai ke berpartisipasi aktif dalam program tersebut.

Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan Kepala Sekolah sering melibatkan siswa dan guru untuk

berpartisipasi secara aktif. Adapun beberapa kegiatan sosial yang dilakukan

Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa diantaranya:

a. Bakti sosial, dilakukan dengan cara pemberian bantuan dan santunan

berupa dana, sandang, dan pangan kepada masyarakat yang membutuhkan

atau masyarakat yang terkena musibah. Kepala Sekolah di SMK Negeri 2

Gowa dalam melakukan bakti sosial membentuk suatu panitia yang di

dalamnya terdapat guru dan siswa yang akan mengurus segala keperluan

yang dibutuhkan.

b. Shalat jum’at berjamaah, kegiatan ini rutin dilakukan tiap minggu oleh

seluruh warga sekolah dan juga masyarakat sekitar.

c. Majelis taklim, merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah

yang didalamya terdiri dari anggota remaja masjid serta beberapa

masyarakat yang saling bertukar pikiran dalam kegiatan keagaaman.


96

d. Sosialisasi, merupakan kegiatan yang juga dilakukan oleh Kepala Sekolah

kepada masyarakat dalam bentuk pemberitahuan, atau pemberian

pemahaman tentang suatu hal kepada masyarakat luas.

e. Kunjungan ke panti asuhan, kegiatan ini rutin dilakukan oleh Kepala

Sekolah dengan tujuan untuk mempererat tali silaturahmi serta

memberikan bantuan kepada anak yatim.

C. Kepekaan Sosial

Seorang Kepala Sekolah dituntut untuk memiliki kepekaan sosial terhadap

orang atau kelompok lain, artinya Kepala Sekolah berperan sebagai problem

finder dan problem solver di lingkungan sekolahan. Berdasarkan Permendiknas

No. 13 Tahun 2007 tentang standar Kepala Sekolah / Madrasah bagian Kepekaan

sosial terhadap orang atau kelompok lain menyatakan bahwa, seorang Kepala

Sekolah mampu untuk menggali permasalahan yang ada lingkungan sekolah,

kreatif dan mampu menawarkan solusi, melibatkan tokoh agama, masyarakat, dan

pemerintahan, bersikap obyektif / tidak memihak dalam menyelesaikan masalah,

dan mampu bersikap simpatik atau tenggang rasa terhadap orang lain.

Kepekaan sosial merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengamati

reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukan, baik secara verbal

maupun nonverbal. Seseorang yang memiliki tingkat kepekaan sosial yang tinggi

maka akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari

orang lain, baik dalam bentuk reaksi positif maupun reaksi negative. Adanya

kepekaan sosial maka akan membuat seseorang dapat bersikap dan bertindak yang

tepat terhadap orang disekitarnya (Permana, 2010).


97

Berdasarkan hasil penelitian, kepekaan sosial yang dimiliki Kepala

Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa sudah baik, hal ini dapat dibuktikan oleh adanya

beberapa kegiatan yang dilakukan, antara lain:

a. Terlibat langsung untuk memberikan bantuan dan santunan kepada siswa,

guru, ataupun masyarakat yang terkena musibah.

b. Memberikan pengarahan dan pengawasan kepada seluruh warga sekolah

baik itu guru maupun siswa untuk terus mematuhi peraturan sekolah.

c. Memiliki sikap yang bijaksana dalam menyelesaikan masalah.

d. Menerima pendapat dari berbagai pihak untuk mencari solusi dalam setiap

masalah yang dihadapi sekolah.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Kompetensi Sosial Kepala

Sekolah

Faktor pendukung dan penghambat merupakan suatu hal yang tidak bisa

diabaikan. Kepala Sekolah merupakan kunci keberhasilan pendidikan yang

mampu mempengaruhi serta mengarahkan seluruh masyarakat sekolah untuk

melakukan tanggung jawab secara profesional yang sesuai dengan tupoksinya.

Keberhasilan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin ditentukan oleh faktor-

faktor mendasar kepemimpinan yang dimilikinya. Jabatan pimpinan kepala

sekolah yang kompleks dan unik menurut persyaratan-persyaratan tertentu, seperti

persyaratan kepemimpinan pada umumnya, juga memerlukan persyaratan khusus,

yaitu kompetensi kepala sekolah.

Dengan kelebihan yang dimiliki oleh Kepala Sekolah yaitu kelebihan

pengetahuan dan pengalaman, maka dalam proses pelaksanaan fungsi


98

kepemimpinannya Kepala Sekolah harus melakukan pengelolaan dan pembinaan

sekolah melalui kegiatan administrasi, manajemen dan kepemimpinan yang sangat

tergantung pada kemampuannya. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah

berfungsi untuk mengawasi, membangun, mengevaluasi, dan mencari inisiatif

terhadap jalannya seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan

sekolah. Disamping itu kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi

mewujudkan hubungan manusiawi (human relationship) yang harmonis dalam

membina dan mengembangkan kerjasama antar personal sekolah, agar secara

serempak bergerak kearah pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan

tugas masing-masing secara efisien dan efektif (Yuliawati, 2018).

Kompetensi sosial yang dimiliki oleh Kepala Sekolah di SMK Negeri 2

Gowa dapat dikatakan sudah baik, dan pada proses pelaksanaannya ada beberapa

faktor pendukung dan penghambat yang dialami oleh Kepala Sekolah dalam

meningkatkan kompetensi sosial yang dimilikinya. Adapun faktor pendukung

yang menunjang keberhasilan kompetensi sosial Kepala Sekolah ialah terjalinnya

komunikasi yang efektif, dimana komunikasi merupakan salah satu unsur penting

dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Dengan melakukan

komunikasi, manusia dapat menjalankan kehidupan sosialnya (Ardiawan, 2020).

Selain komunikasi, faktor pendukung yang terdapat dalam kompetensi sosial

Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa yang lain ialah, tingginya rasa

kekeluargaan dan saling percaya antar seluruh masyarakat sekolah, saling

menghormati dan menghargai, serta adanya ruang lingkup kerja yang nyaman.

Sedangkan untuk faktor penghambat dalam melaksanakan kompetensi


99

sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa yaitu adanya perbedaan pendapat

dalam pengambilan keputusan, jadwal yang bertabrakan, beberapa masyarakat

tidak dapat berpartisipasi, dan siswa yang tidak mematuhi peraturan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kompetensi sosial Kepala Sekolah merupakan merupakan suatu

kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh Kepala Sekolah untuk

berhubungan dan menjalin kerja sama dengan orang lain, serta untuk terlibat

dalam situasi-situasi tertentu dengan cara yang memuaskan. Dengan adanya

kompetensi sosial, maka seseorang akan menjadi lebih peka terhadap berbagai

situasi sosial yang dimilikinya. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian dan

pembahasan tentang kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa,

antara lain:

1. Kompetensi sosial yang dimiliki oleh Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa

telah memenuhi standar Kompetensi Sosial Kepala Sekolah berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

standar Kepala Sekolah/Madrasah bagian kompetensi sosial Kepala

Sekolah/Madrasah.

a. Kerja sama, hubungan kerjasama Kepala Sekolah di SMK Negeri 2

Gowa terbagi menjadi dua bagian, yaitu hubungan kerjasama dengan

pihak internal sekolah dan pihak eksternal sekolah. Dengan pihak

internal sekolah meliputi hubungan kerja sama dengan komite sekolah,

guru dan karyawan, peserta didik. Sedangkan dengan pihak eksternal

dilakukan dengan orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Kerja sama

yang dilakukan Kepala Sekolah baik dengan pihak internal maupun

100
101

eksternal berjalan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari beberapa

contoh kerja sama yang terjalin antara lain, dalam pelaksanaan Ujian

Kompetensi Keahlian, pelaksanaan Prakerin, rapat rutin, pembinaan

dan pengarahan bagi peserta didik, serta peringatan hari besar

pendidikan.

b. Partisipasi, Kepala Sekolah turut berpartisipasi secara aktif dalam

kegiatan sosial kemasyarakatan, Kepala Sekolah juga melibatkan

peserta didik dan guru untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan. Kegiatan sosial yang dilakukan oleh Kepala Sekolah

di SMK Negeri 2 Gowa diantaranya kerja bakti, sosialisasi, shalat

berjamaah, serta kegiatan donor darah

c. Kepekaan sosial, yang dimiliki oleh Kepala Sekolah di SMK Negeri 2

Gowa juga berjalan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari bagaimana

Kepala Sekolah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada baik itu

konflik internal maupun eksternal. Selain itu, Kepala Sekolah juga

terlibat langsung dalam pemberian bantuan kepada masyarakat yang

terkena musibah, bakti sosial, dan melakukan kunjungan ke panti

asuhan.

2. Dalam proses pemenuhan standar kompetensi sosial Kepala Sekolah di SMK

Negeri 2 Gowa terdapat beberapa faktor pendukung diantaranya komunikasi

yang efektif, tingginya rasa kekeluargaan dan saling percaya antar seluruh

masyarakat sekolah, saling menghormati dan menghargai, serta adanya ruang

lingkup kerja yang nyaman. Sedangkan faktor penghambatnya terdapat pada


102

adanya perbedaan pendapat dan jadwal, beberapa orang yang tidak dapat

berpartisipasi, serta ada beberapa peserta didik yang tidak mengikuti

peraturan sekolah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka ada

beberapa saran yang dapat peneliti berikan, sebagai berikut:

1. Bagi SMK Negeri 2 Gowa diharapkan dapat menyisihkan sebagian dana

sekolah untuk pelaksanaan program kegiatan sekolah serta meningkatkan

pengawasan terhadap peserta didik.

2. Bagi Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa diharapkan mampu

meningkatkan kompetensi sosial yang dimilikinya terutama pada bagian

kerja sama.

3. Bagi guru di SMK Negeri 2 Gowa diharapkan untuk lebih berpartisipasi

secara aktif dalam seluruh kegiatan yang ada di sekolah.


103

DAFTAR PUSTAKA
Agusta, I. (2003). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi. Litbang Pertanian, Bogor, 27(10), 2–3.
Ardiawan, I. K. N., & Heriawan, I. G. T. (2020). Pentingnya Komunikasi Guru
Dan Orang Tua Serta Strategi PMP Dalam Mendukung Pembelajaran
Daring. Danapati: Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), 95–105.
Ashsiddiqi, H. (2012). Kompetensi sosial guru dalam pembelajaran dan
pengembangannya. Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, 17(01), 61–71.
Dairoh, D. (2016). Kompetensi Sosial Kepala Madrasah dan Peran Serta
Masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan (Studi Kasus di MTs
Negeri Nusawungu dan MTs Al Kholidiyyah Binangun Kabupaten
Cilacap).
Fatmawati, E. (2020). Kerjasama Orang Tua Dan Guru Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik. IBTIDA’, 1(2), 135–150.
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.
Hidayat, D. (2017). Manajemen Humas Dalam Meningkatkan Hubungan
Kerjasama Sekolah Dengan Masyarakat Di SMP Nahdatul Ulama Medan.
Benchmarking-Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 10 (1).
Iskandar, U. (2013). Kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja
guru. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 10(1).
Jasman, J. (2017). Kompetensi Sosial Kepala Madrasah Dan Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam. Belajea: Jurnal Pendidikan Islam,
2(2), 181–214.
Kompri. (2016). Standardisasi Kompetensi Kepala Sekolah (Pertama). Kencana.
Krismastyanti, A. (2012). Kompetensi sosial kepala sekolah menengah atas negeri
(Sman) 105 Jakarta. 8–10.
Majir, A. (2018). Rekonstruksi Hubungan Komite Sekolah Dan Sekolah Sebagai
Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan Missio, 10(2), 223–231.
Mas, S. R. (2011). Partisipasi masyarakat dan orang tua dalam penyelengaraan
104

pendidikan. El-Hikmah.
Masykhuroh, S. (2012). Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menegah Atas Muhammadiyah I Pekanbaru. 29–30.
Moleong, L. J., & Edisi, P. (2004). Metodelogi penelitian. Bandung: Penerbit
Remaja Rosdakarya.
Mubarok, H. (2020). PRINCIPAL LEADERSHIP (Kepemimpinan Kepala
Sekolah). Leadership: Jurnal Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam,
1(2), 174–183.
Muspawi, M. (2020). Strategi Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 402–409.
Muspiroh, N. (2016). Peran kompetensi sosial guru dalam menciptakan efektifitas
pembelajaran. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 4(2).
Nurhikmawati, N. (2019). Analisis Kompetensi Sosial Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Peran Serta Masyarakat di SMK Muhammadiyah 3
Makassar.
Permana, J. (2010). Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Sosial
(Social Problem Based Learning Methods) dalam Peningkatan
Kemampuan Berfikir Kritis dan Kepekaan Sosial Siswa Sekolah Dasar
(Studi eksperimen kuasi penerapan pembelajaran berbasis masalah sosial
pada pelajaran IPS di kelas V SDN Tikukur Kota Bandung).
Rahardjo, M. (2011). Metode pengumpulan data penelitian kualitatif.
Rahmadani, D. (2020). Persepsi Guru Terhadap Kompetensi Sosial Kepala
Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Negeri Di Kota Pariaman. Jurnal
Bahana Manajemen Pendidikan, 3(2), 953–959.
Rahmat, R. (2022). Profil Keterampilan Kerjasama Peserta Didik dalam
Pembelajaran PPKn 4(1),
Rimawati, R. (2019). Kompetensi Sosial Kepala Sekolah di SMA Darunnajah
Jakarta Selatan.
Santika, I. G. N. (2017). Kepala Sekolah Dalam Konsep Kepemimpinan
Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis. Widya Accarya, 7(1).
Sari, Y. (2020). Peningkatan kerjasama di sekolah dasar. Jurnal Bahana
105

Manajemen Pendidikan, 1(1).


Setiyadi, B., Muspawi, M., & Kasiani, R. (2021). Implementasi Kepemimpinan
Kepala Sekolah dalam Membina Kompetensi Sosial Guru. SAP (Susunan
Artikel Pendidikan), 5(3).
Setiyani, W. (2017). Kompetensi Sosial Kepala Sekolah Dan Implikasinya
Terhadap Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Di SD Negeri 01
Karangkobar Banjarnegara.
Suwardi, S., & Samino, S. (2014). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam Sekolah Kreatif SD
Muhammadiyah Kota Madiun. Manajemen Pendidikan, 9(2), 186–195.
Tarida, N. (2015). Hubungan Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial
Kepala Sekolah dengan Kepuasan Kerja Guru di SMP Negri di Kota
Pematangsiantar. EducanduM, 8(2), 84–90.
Yuliawati, Y., & Enas, E. (2018). Implementasi Kompetensi Kepala Sekolah
Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Indonesian Journal of Education
Management & Administration Review, 2(2), 319–324.
Zellatifanny, C. M., & Mudjiyanto, B. (2018). Tipe penelitian deskripsi dalam
ilmu komunikasi. Diakom: Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2), 83–90.
LAMPIRAN

106
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

IMPLEMENTASI KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH

DI SMK NEGERI 2 GOWA

Teknik pengumpulan
Variabel Fokus Deskripsi fokus Sumber data data
1. Kerja Sama a. Bekerja sama dengan, pihak internal
sekolah seperti komite sekolah, guru
dan staff ,peserta didik untuk kemajuan
sekolah. 1. Kepala Sekolah
b. Bekerja sama dengan pihak eksternal
sekolah seperti orang tua peserta didik, 2. Wakasek Bidang
masyarakat, dan pemerintah untuk Humas
1. Observasi
Kompetensi Sosial kemajuan sekolah
3. Wakasek Bidang
Kepala Sekolah di 2. Wawancara
Kurikulum
SMK Negeri 2 Gowa 2. Partisipasi Kepala Sekolah berpartisipasi secara aktif
dalam kegiatan social kemasyarakatan 3. Dokumentasi
4. Guru BK
3. Kepekaan Sosial Kepala Sekolah berperan sebagai problem
finder dan problem solver di lingkungan
5. Peserta Didik
internal maupun eksternal sekolah.
4. Faktor Kerja sama, partisipasi, dan kepekaan sosial
pendukung dan
penghambat

107
Lampiran 2. Pedoman Wawancara

Draft Pedoman Wawancara

(Kepala Sekolah)

Implementasi Kompetensi Sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa

Identitas Informan

Nama informan :

Pangkat/Golongan :

Hari/tgl wawancara :

Kerja Sama

1. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu komite sekolah?

2. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu guru dan karyawan?

3. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu peserta didik?

4. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu orang tua peserta didik?

5. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu masyarakat?

6. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu pemerintah?

108
109

Partisipasi

1. Sejauh mana bentuk partisipasi Kepala Sekolah dalam kegiatan sosial di

masyarakat dan kegiatan sosial apa saja yang dilakukan oleh Kepala

Sekolah dalam lingkungan masyarakat?

Kepekaan Sosial

1. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menggali permasalahan

yang terdapat dalam lingkungan internal maupun eksternal sekolah? Serta

bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dalam lingkungan internal

maupun eksternal sekolah ?

Faktor pendukung dan penghambat

1. Apa saja faktor pendukung yang terdapat dalam kompetensi sosial Kepala

Sekolah?

2. Apa saja faktor penghambat yang terdapat dalam kompetensi sosial Kepala

Sekolah?
110

Draft Pedoman Wawancara

(Wakasek bidang Humas)

Implementasi Kompetensi Sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa

Identitas Informan

Nama informan :

Pangkat/Golongan :

Hari/tgl wawancara :

Kerja Sama

1. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu komite sekolah?

2. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu guru dan karyawan?

3. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu peserta didik?

4. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu orang tua peserta didik?

5. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu masyarakat?

6. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu pemerintah?

Partisipasi

1. Sejauh mana bentuk partisipasi Kepala Sekolah dalam kegiatan sosial di

masyarakat serta kegiatan sosial apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah
111

dalam lingkungan masyarakat?

Kepekaan Sosial

1. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menggali permasalahan

yang terdapat dalam lingkungan internal maupun eksternal sekolah? Serta

bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dalam lingkungan internal

maupun eksternal sekolah ?

Faktor pendukung dan penghambat

1. Apa saja faktor pendukung yang terdapat dalam kompetensi sosial Kepala

Sekolah?

2. Apa saja faktor penghambat yang terdapat dalam kompetensi sosial Kepala

Sekolah?
112

Draft Pedoman Wawancara

(Wakasek bidang Kurikulum)

Implementasi Kompetensi Sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa

Identitas Informan

Nama informan :

Pangkat/Golongan :

Hari/tgl wawancara :

Kerja Sama

1. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu komite sekolah?

2. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengn

pihak internal sekolah yaitu guru dan karyawan?

3. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu peserta didik?

4. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu orang tua peserta didik?

5. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu masyarakat?

6. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu pemerintah?

Partisipasi

1. Sejauh mana bentuk partisipasi Kepala Sekolah dalam kegiatan sosial di

masyarakat serta kegiatan sosial apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah
113

dalam lingkungan masyarakat ?

Kepekaan Sosial

1. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menggali permasalahan

yang terdapat dalam lingkungan internal maupun eksternal sekolah? Serta

bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dalam lingkungan internal

maupun eksternal sekolah ?

Faktor pendukung dan penghambat

1. Apa saja faktor pendukung yang terdapat dalam kompetensi sosial Kepala

Sekolah?

2. Apa saja faktor penghambat yang terdapat dalam kompetensi sosial Kepala

Sekolah?
114

Draft Pedoman Wawancara

(Guru BK)

Implementasi Kompetensi Sosial Kepala Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa

Identitas Informan

Nama informan :

Pangkat/Golongan :

Hari/tgl wawancara :

Kerja Sama

1. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu komite sekolah?

2. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu guru dan karyawan?

3. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak internal sekolah yaitu peserta didik?

4. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu orang tua peserta didik?

5. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu masyarakat?

6. Bagaimana bentuk kerja sama yang terjalin antara Kepala Sekolah dengan

pihak eksternal sekolah yaitu pemerintah?


115

Partisipasi

1. Sejauh mana bentuk partisipasi Kepala Sekolah dalam kegiatan sosial di

masyarakat serta kegiatan sosial apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah

dalam lingkungan masyarakat ?

Kepekaan Sosial

1. Apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam menggali permasalahan

yang terdapat dalam lingkungan internal maupun eksternal sekolah? Serta

bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dalam lingkungan internal

maupun eksternal sekolah ?

Faktor pendukung dan penghambat

1. Apa saja faktor pendukung yang terdapat dalam kompetensi sosial Kepala

Sekolah?

2. Apa saja faktor penghambat yang terdapat dalam kompetensi sosial Kepala

Sekolah?
Lampiran 3. Matriks Analisis Data

MATRIKS ANALISIS DATA


IMPLEMENTASI KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH
DI SMK NEGERI 2 GOWA
KET : F = Fokus

D = Deskriptor

P = Pertanyaan

Sub Fokus Hasil Wawancara Catatan Observasi Dokumentasi dan Teori yang
Mendukung
NH (F1.D1.P1) Pada hari senin, tanggal 09 Mei Dinas Penanaman Modal dan
“Sekolah ini kan sekolah seni yang terdiri 2021, peneliti datang ke SMK Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dari 8 jurusan seperti karawitan, tata Negeri 2 Gowa untuk melakukan Kabupaten Gowa menerbitkan surat
busana, tata boga, seni tari, musik non penelitian yang berjudul dengan Nomor:
klasik, TKJ, multimedia, dan kecantikan implementasi kompetensi sosial 134/S01/PTSP/2022. Pada Tanggal
dan induknya itu seni pertunjukan karna Kepala Sekolah. Pada saat itu 25 April 2022 perihal Izin
Kerja Sama sekolah kita satu-satunya sekolah seni di peneliti memberikan surat ijin penelitian yang ditujukan kepada
bagian timur namun adanya perubahan penelitian dari dinas penanaman Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
waktu akhirnya sekolah kita menambah modal pelayanan terpadu dan Sulawesi Selatan.
jurusan baru dan menjadi sekolah berstatus mengutarakan maksud kedatangan
negeri. Hmm terkait hubungan kerja sama peneliti untuk memulai penelitian
yang kita lakukan dengan komite sekolah di SMK Negeri 2 Gowa agar
itu seperti eee contohnya dulu sekolah ini penelitin berjalan dengan lancar.
bertempat di benteng rooterdam namun Pada saat itu peneliti disambut

116
117

karna adanya penambahan jurusan dan kita oleh guru dan diarahkan untuk
memerlukan tempat yang lebih luas, menunggu sebentar kedatangan
makanya Bapak Kepala Sekolah yang Bapak Kepala Sekolah. Peneliti
menjabat dulu berbicara langsung kepada berbincang sedikit dengan Kepala
Komite Sekolah terkait usulan pemindahan Sekolah mengenai hal-hal yang
tempat tersebut, kemudian Komite Sekolah ingin dicapai, dan kemudian
mengirim permohonan kepada Pemerintah peneliti di arahkan ke bagian tata
Daerah untuk perpindahan tempat dan usaha untuk memproses surat dan
akhirnya kita ditempatkan disini sekarang. kemudian terbitlah surat izin
Kerja sama lainnya itu, pada saat penelitian dari SMK Negeri 2 Peneliti mengambil dokumentasi
pembuatan aturan sekolah dan penerimaan Gowa. dalam bentuk foto terkait struktur
siswa baru dek, kan sekolah kita termasuk organisasi sekolah, data pendidik
sekolah favorit di Kabupaten Gowa jadi dan tenaga kependidikan, serta
tomatis banyak anak-anak yang mendaftar kondisi sarana dan prasarana di
di sekolah kita sampai melebihi kapasitas SMK Negeri 2 Gowa.
dari yang ditentukan oleh Pemerintah
Daerah. Untuk mengatasi hal tersebut, eee
saya dan Ketua Komite mengajukan surat
untuk penambahan 1 kelas di tiap jurusan Peneliti mengambil dokumentasi
agar lebih besar peluangnya lagi anak-anak Pada hari itu juga, peneliti bentuk foto dalam kegiatan rapat
untuk masuk di sekolah kita”. melakukan wawancara bersama yang dilakukan di SMK Negeri 2
AR (F1.D1.P1) salah satu guru di SMK Negeri 2 Gowa.
Tugas dari Kepala Sekolah itu dia berlaku Gowa dan lokasi wawancara
sebagai fungsional dan struktural, dan berada di ruang guru SMK Negeri
kalau dari segi kompetensi sosialnya itu 2 Gowa. Pada saat proses
banyak salah satunya dalam pembuatan wawancara, peneliti menanyakan
kebijakan sekolah, sebelum diskusi dengan seputar kompetensi sosial Kepala
kita para guru dia terlebih dahulu Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa.
118

melakukan diskusi sama Komite Sekolah


terkait dengan kebijakan tersebut. Selain
itu, eee kalau ada guru yang mau ambil
cuti dia juga berdiskusi dulu dengan Peneliti mengambil dokumentasi
Komite Sekolah supaya cepat di carikan bentuk foto RKAS di SMK Negeri
guru pengganti untuk sementara supaya Setelah melakukan wawancara 2 Gowa.
nanti tidak terbengkalai kelas yang diajar bersama guru, selanjutnya peneliti
sama ini guru yang cuti. Contoh lainnya itu berkeliling untuk melihat situasi
perwakilan Komite Sekolah juga menjadi dan kondisi yang ada di SMK
pengawas dalam proses pelaksanaan ujian Negeri 2 Gowa, dan peneliti
akhir siswa melihat struktur organisasi
sekolah yang diletakkan di depan
NT (F1.D1.P1) ruangan Kepala Sekolah yang
Eee kalau untuk kerja sama dengan Komite dibuat dalam bentuk spanduk
Sekolah itu penting, karna ibaratnya yang dibingkai.
Komite Sekolah itu jantung sekolah, jadi Peneliti mengambil dokumentasi
keputusan tertinggi itu ada pada dia. Kalau bentuk foto kegiatan sosialisasi
contoh paling umumnya itu yang membuat yang dilakukan di SMK Negeri 2
kebijakan atau peraturan sekolah, kan Gowa.
Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah
rapat dulu terus hasil rapatnya itu barulah
disampaikan dengan dinas pendidikan
seperti itu. Contoh lainnya juga itu yang
PKL kalau disini namanya Prakerin
pemilihan tempatnya itu kita mengikut
dengan hasil keputusan dari Komite
Sekolah dengan Kepala Sekolah dek,
meskipun itu bisa berubah namun tetap
119

opsi pertama itu dari hasil keputusan rapat


Pada hari selasa, tanggal 10 Mei
KN (F.1.D1.P1) 2022, pukul 09.00 peneliti datang
Kalau menurut saya dek, kerja samanya untuk melakukan wawancara Peneliti mengambil dokumentasi
Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah bersama Wakasek bidang bentuk foto kegiatan upacara
itu cukup banyak, seperti yang Bapak Kurikulum dan menanyakann bendera yang dipimpin oleh Kepala
katakan dalam membuat kebijakan sekolah tentang kompetensi sosial Kepala Sekolah
itu sangat perlu bantuan dari Komite Sekolah di SMK Negeri 2 Gowa
Sekolah. Eee sedangkan menurut saya dan kebetulan pada hari itu
yang penting juga itu eee bentuk kerja Kepala Sekolah beserta guru dan
samanya dalam hal pelaksanaan Prakerin karyawan sekolah melakukan
(Praktek Kerja Industri) kan kalau kelas 3 pertemuan singkat seusai libur
itu sudah harus keluar untuk praktek, jadi selama 2 minggu.
Kepala Sekolah bersama dengan Komite
Sekolah mencari tempat yang sesuai
dengan jurusan untuk Prakerinnya anak-
anak ini. Kalau Kepala
Sekolahmengusulkan di lokasi A maka kita
juga perlu persetujuan dari Komite Sekolah
begitupun sebaliknya dek.

NH (F1.D1.P2) Pada hari rabu tanggal 11 Mei


Seperti yang adek pahami kompetensi 2022, peneliti mendatangi SMK
sosial itu salah satu kompetensi yang harus Negeri 2 Gowa bermaksud untuk
dimiliki seorang Kepala Sekolah, dimana melakukan wawancara dengan
kompetensi sosial ini bisa terjadi jika Kepala Sekolah, namun Bapak
hubungan antara Kepala Sekolah dan berhalangan hadir dikarenakan
masyarakat di sekitar sekolah ini berjalan sedang mengikuti pertemuan di
120

dengan baik dan untuk SMK Negeri 2 luar sekolah. Sehingga peneliti
Gowa hubungan tersebut sudah berjalan melakukan wawancara dengan
dengan sangat baik, karna hampir seluruh salah satu peserta didik untuk
kegiatan yang terlaksana selalu melibatkan membahas tentang kerja sama
seluruh masyarakat sekolah. Eee kalau yang terjalin antara Kepala
untuk kerja sama yang terjalin dengan guru Sekolah dan peserta didik. Setelah
dan staff sekolah juga berjalan baik eee melakukanwawancara, peneliti
contohnya kita ada jadwal rapat khusus kemudian menghadap ke bagian
yang rutin dilakukan 1 kali tiap bulan tata usaha untuk meminta data
dimana dalam rapat tersebut kita semua pendidik dan tenaga kependidikan
mengeluarkan pendapat terkait dengan di SMK Negeri 2 Gowa.
program pembelajaran yang akan
dilaksanakan atau kita melakukan evaluasi
terhadap kegiatan yang telah berjalan
supaya kedepannya kita bisa merancang
kegiatan yang lebih baik lagi

AR (F1.D1.P2)
Bapak itu orangnya sabar dan ramah jadi
kita sebagaibawahannya itu enjoy kalau
kerja. Kalau saya pribadi dengan Kepala
Sekolah itu kerja samanya juga baik
contohnya waktu pembuatan RKAS Bapak
turun tangan langsung bicara berdua
dengan saya untuk menjelaskan kegiatan
yang ingin dilaksanakan.
121

NT (F1.D1.P2)
Untuk kerja samanya Kepala Sekolah Pada hari Jum’at tanggal 13 Mei
dengan kita para guru itu dilaksanakan 2022, peneliti mendatangi SMK
dengan sangat baik, bahkan kita disini Negeri 2 Gowa untuk meminta
seperti keluarga yah, maksudnya kita disini data terkait kondisi sarana dan
sangat nyaman dalam bekerja, artinya tidak prasarana yang terdapat di SMK
ada tekanan dari atasan yaitu Bapak Negeri 2 Gowa serta melihat
Kepala Sekolah. Bapak itu orangnya seluruh warga sekolah termasuk
terbuka maksudnya kalau ada hal atau Kepala Sekolah untuk melakukan
apalah dia pasti meminta pendapat kita shalat jum’at berjamaah.
semua terlebih dahulu dan biasanya itu kita
adakan pertemuan untuk membahas hal-hal
yang penting. Eee ada disini namanya rapat
bulanan karna diadakan hampir tiap bulan
sekali. Rapat itu diikuti oleh kita semua
para guru dan dipimpin langsung dengan
Kepala Sekolah. Selain itu, ada juga
beberapa guru yang secara langsung
meminta saran dari Bapak meskipun itu
diluar urusan pekerjaan, misalnya pernah
ada guru yang curhat tentang masalah
keluarganya, Bapak juga dengan senang
hati memberikan masukan kepada guru Peneliti dapat melihat bagaimana
tersebut. Jadi kita disini, betul-betul sudah Kepala Sekolah menjalin
seperti keluarga yang bisa dikatakan tidak komunikasi yang baik bersama
ada rahasia lah. guru, karyawan, dan peserta didik
di SMK Negeri 2 Gowa.
122

KN (D1.F1.P2)
Kepala Sekolah, guru, dan staff terjalin
kerja sama yang baik seperti yang
dikatakan Bapak karna kita sering
mengadakan pertemuan eee seperti rapat
yang dilakukan paling tidak sekali sebulan.
Contoh lain eee bentuk kerja sama antara Pada hari selasa tanggal 17 Mei
Bapak Kepala Sekolah dengan kami para 2022, peneliti mendatangi SMK
guru itu Bapak membentuk kepanitiaan Negeri 2 Gowa dan melakukan
untuk para guru kalau ada kegiatan di wawancara bersama Kepala
sekolah yang akan dilaksanakan. Sekolah dan menanyakan tentang
Kepanitiaan itu dibentuk berdasarkan eee kompetensi sosial yang
jenis kegiatan yang mau dilakukan dimilikinya serta peneliti meminta
contohnya kalau ada lomba TKJ panitia itu data yang berhubungan tentang
dibentuk dari guru mata pelajaran kerja sama yang terjalin antara
Komputer dan begitu seterusnya. Kepala Sekolah dan berbagai
pihak.
NH (F1.D1.P3)
Baik untuk kerja sama yang saya lakukan
dengan peserta didik itu dek seperti saya
memberikan wadah bagi siswa untuk
mereka mengembangkan bakat dan potensi
yang ada dalam dirinya. Contohnya, saya
mengikutsertakan siswa saya untuk
mengikuti lomba baik itu tingkat
Kabupaten maupun Provinsi, karena saya
tau dengan adanya lomba maka siswa akan
lebih bisa untuk mengekspresikan dirinya.
123

Saya juga beberapa kali mengajak siswa


disini untuk memperingati hari-hari
bersejarah. Contoh lainnya itu dek eee saya
selalu mengupayakan supaya siswa disini
menaati peraturan yang berlaku, dengan
melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat ataupun teguran kepada siswa yang
tidak menaati peraturan.

AR (F1.D1.P3)
Hmm Bapak Kepala Sekolah adalah orang Kepala Sekolah dan seluruh
yang ramah dan murah senyum sehingga masyarakat sekolah melakukan
siswa disini tidak merasa takut atau malu berbagai kerja sama dalam rangka
ketika bertemu dengan Bapak, Kepala untuk pengembangan dan
Sekolah juga sering memberikan nasihat kemajuan sekolah.
dan pengarahan kepada siswa disini tiap
hari senin waktu upacara bendera eee
terkait peraturan sekolah agar para siswa
selalu taat dan mematuhi tata tertib yang
berlaku di sekolah. Contoh lainnya itu
Bapak sering menjadi pendamping misal
kalau ada perlombaan, Bapak dengan
pembimbing organisasi turun tangan untuk
mendampingi siswanya
NM (F1.D1.P3)
Bapak itu orangnya baik kak, dia suka
memberi masukan eee misalnya kalau kita
latihan untuk lomba Bapak selalu kasih
124

kita arahan bilang bagusnya yang harus


kita lakukan ini supaya nanti bisaki
menang terus juga na penuhi kebutuhan
lombata kayak dia suruh pembimbing
untuk sediakan kita konsumsi dengan
kendaraan supaya kita yang ikut lomba itu
fokus. Selain itu, Bapak juga apresiasi
hasil lombata kalau menang dikasihki
selamat, tapi kalau kalah nakasihki terus
semangat supaya tidak menyerahki untuk Pada saat peneliti melakukan
lomba berikutnya observasi, peneliti dapat melihat
bagaimana Kepala Sekolah dalam
KN (F1.D1.P3) melaksanakan kegiataannya
Eeee kalau untuk kerja sama Kepala sehari-hari.
Sekolah dengan peserta didik itu juga
cukup baik dek, yang paling saya ingat itu
dulu waktu hari guru nasional, Bapak
bekerja sama dengan anak OSIS untuk
membuat acara penghargaan untuk
mengapresiasi kerja guru-guru disini.
Bapak juga selalu mendukung siswa kalau
ada lomba yang diselenggarakan

NH (F1.D2.P4)
Kerja sama yang dilakukan sekolah dengan
orang tua siswa itu seperti kita
mengadakan rapat pertemuan untuk
meminta pendapat mereka tentang
125

kebijakan yang ada di sekolah, contohnya


pada saat sesudah pengumuman hasil Peneliti dapat melihat bagaimana
penerimaan siswa baru kita pasti guru dan peserta didik
mengundang dulu orang tuanya untuk berinteraksi secara hangat
membahas tentang hal apa saja yang anak bersama Kepala Sekolah.
ini butuhkan selama sekolah disini, apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan yah
semacam itu dek. Eee biasa juga kami
mengadakan rapat, misalnya kalau
mendekati waktu Ujian Nasional itu saya
selalu memberikan instruksi kepada orang
tua siswa agar lebih memantau anaknya
selama masa ujian

AR (F1.D2.P4)
Selain menjadi guru mata pelajaran, saya
juga menjabat sebagai guru BK dan
pembimbing organisasi PMR. Terkait kerja
sama yang dilakukan Bapak Kepala
Sekolah dengan orang tua siswa itu
menurut saya cukup baik dek. Contohnya
dulu pas kita mau ikut lomba PMR 1
Kabupaten Gowa Bapak turun tangan
secara langsung untuk membantu siswa
meminta izin kepada orang tuanya dengan
mengadakan rapat pertemuan antara guru
dengan orang tua siswa. Eee bentuk kerja
sama lainnya itu jika ada kebijakan atau
126

peraturan baru Bapak juga meminta


pendapat dari orang tua siswa dengan
tujuan supaya tidak terjadikesalahpahaman
antar sekolah dengan orang tua siswa

NT (F1.D2.P4)
Orang tua siswa juga kita eee pastinya
menjalin kerja sama yah, karna orang tua
juga termasuk salah satu unsur yang
mempengaruhi jalannya pendidikan.
Contohnya itu kita panggil mereka untuk
rapat tentang keadaan sekolah atau kalau
ada kegiatan penting kita juga butuh
pendapatnya mereka. Tapi yang paling
sering berhubungan dengan orang tua
siswa itu bimbingan konseling dek

KN (F1.D2.P4)
Kalau dengan orang tua siswa kita sering
mengundang mereka untuk membicarakan
eee misalnya tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan kan kita butuh pendapatnya
orang tua siswa, apalagi kalau ada juga
siswa yang bermasalah otomatis kita
langsung memanggil orang tuanya supaya
dicarikan solusi bersama untuk
mempertimbangkan bagaimana ini
kedepannya siswa karna kami sekolah
127

tidak mau ambil keputusan sepihak karna


nanti bisa merugikan masa depannya ini
siswa toh

NH (F1.D2.P5)
Eee kalau kerja samanya sekolah dengan
masyarakat itu hampir sama
dengan kerja sama dengan orang tua siswa
karna kan orang tua siswa juga itu
masyarakat. Perbedaannya itu paling kalau
untuk masyarakat diluar orang tua siswa
itu, waktu pekan lalu kami mengadakan
halal bil halal bersama masyarakat sekitar
sekolah, kami mengundang mereka untuk
datang ke sekolah makan bersama dan
saling cerita-cerita seperti keluarga jauh
yang baru ketemu. Rencananya juga
perwakilan sekolah nanti mau berkunjung
ke salah satu rumah warga untuk
silaturahmi. Beberapa kali juga kita adakan
kerja bakti dengan warga di sekitar sini

AR (F1.D2.P5)
Berikutnya kerja sama dengan masyarakat,
kalau ini berjalan sangat baik dek, karna
masyarakat disini itu termasuk masyarakat
yang istilahnya welcome dengan semua
kegiatan atau program sekolah yang kita
128

jalankan. Contohnya, pada saat kita


melakukan pentas seni kan kita juga
undang masyarakat disini untuk menonton
pertunjukan, dan mereka juga senang
dengan kegiatan kami. Eee contoh
berikutnya itu biasa kami melakukan kerja
bakti untuk membersihkan jalanan dengan
got yang tersumbat itu di depan dan
alhamdulillah banyak masyarakat di sekitar
sini yang juga ikut berpartisipasi dalam
kegiatan kerja bakti yang kami jalankan
dek

NT (F1.D2.P5)
Untuk kerja sama dengan masyarakat itu
cukup simple dek, mereka selalu aktif dan
semangat untuk berpartisipasi kalau kita
adakan kegiatan seperti bakti sosial, dan
kita juga beberapa kali melakukan
kunjungan ke panti asuhan untuk
memberikan bantuan seperti baju dan
sembako.

KN (F1.D2.P5)
Kalau masyarakat disini itu sudah mengerti
tentang program atau kegiatan kita,
maksudnya mereka itu mempercayakan
kita karna kan kita menjalin hubungan
129

kerja sama yang baik, contohnya dalam


PPDB itu ada namanya jalur zonasi dan
alhamdulillah jalur zonasi itu pendaftarnya
selalu melebihi target yang ditentukan, itu
artinya masyarakat sekitar sini menyukai
sekolah kita dek. Kita juga sering lakukan
kerja bakti bersama siswa dan masyarakat
sekitar sini

NH (F1.D2.P6)
“Hmmm kalau kerja sama yang terjalin
antara Sekolah dengan Pemerintah itu juga
berjalan cukup baik dek, prinsip yang saya
gunakan itu give and take artinya kita
saling menguntungkan dalam bekerja
sama. Contohnya, setiap ada perayaan hari
besar untuk pendidikan itu kami selalu
diminta untuk pentas seperti menari
ataupun menyanyi. Contoh lainnya juga
dek waktu acara 17 Agustus tahun lalu itu
kita mengirim beberapa siswa untuk
menjadi anggota pengibar bendera di
Kantor Bupati Gowa. Sedangkan imbalan
yang diberikan pemerintah itu juga bisa
dikatakan setara dengan apa yang kami
berikan, contohnya eee pada saat kita ingin
melakukan kegiatan pasti kita kan butuh
dana atau sponsor dan alhamdulillah setiap
130

kita mengajukan proposal permintaan


bantuan dana pemerintah selalu bersedia
untuk membantu walaupun jumlahnya
tidak besar namun itu cukup untuk
membantu kegiatan kita. Beberapa kali
juga anggota DPR atau pemerintah
melakukan sosialisasi di sekolah ini

AR (F1.D2.P6)
Kerja sama dengan pemerintah yah eee
masih sama dengan kerja sama dengan
komite sekolah dan masyarakat yaitu
berjalan dengan baik. Kalauuntuk
contohnya itu saya sendiri, kan mungkin
adek sudah tau kalau saya ini sudah
pensiun namun Bapak Kepala Sekolah
masih menginginkan saya disini karena
belum ada pengganti, jadi secara langsung
Bapak meminta izin kepada pemerintah
untuk membuat kontrak kerja selama 1
tahun sampai ditemukan pengganti. Setelah
mendapatkan persetujuan dari pemerintah
akhirnya saya masih lanjut selama 1 tahun
dengan catatan saya disini sebagai mentor
untuk pegawai baru yang akan
menggantikan saya. Atau bisa dikatakan
kerja sama yang terjalin dengan
pemerintah itu dalam bentuk perekrutan
131

dan pemberhentian pegawai dek. Selain itu


kurikulum yang kita gunakan itu
kurikulum 2013 dimana kurikulum
tersebut menyesuaikan dari aturan
pemerintah dan kita sesuaikan

NT (F1.D2.P6)
Eee kalau untuk kerja sama dengan
pemerintah tentunya juga baik dek, karna
kita kan saling membantu. Pemerintah buat
aturan kita pasti lakukan, kalau untuk
contohnya itu kita selalu kirim siswa untuk
mengisi acara di pemerintahan seperti
kalau ada kegiatan upacara mereka kan
butuh paduan suara, dirgen, pengiring
bendera, itu semua biasa kita bantu.
Sedangkan untuk contoh paling umumnya
itu ada namanya beasiswa Dana BOS itu
kan pemerintah yang kasih kepada siswa
kurang mampu.

KN (F1.D2.P6)
Pada dasarnya Kepala Sekolah maupun
SMK Negeri 2 Gowa ini menjalin
hubungan kerja sama yang baik dengan
beberapa pihak seperti yang sebelumnya,
termasuk juga dengan pemerintah dek.
Kalau dari saya pribadi itu saya dapat
132

melihat bahwa memang kerja sama yang


terjalin itu dengan pemerintah baik, karna
kan sekolah kita berada di bawah naungan
Pemda (Pemerintah Daerah) jadi otomatis
kita harus mengikuti segala aturan yang
berlaku dari pusat. Eee kalau untuk
contohnya sendiri itu pusat selalu meminta
siswa-siswi disini untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan mereka seperti misalnya
kalau ada upacara peringatan sekolah kita
dipanggil untuk mengisi acara tersebut.
Kalau contoh yang lebih spesifik itu
mungkin seperti bantuan dari dana BOS
kepada siswa yang kurang mampu.

NH (F2.D1.P1)
Yaaa pada dasarnya SMK Negeri 2 Gowa
ini menjalin hubungan baik dengan
masyarakat sekitar, terkait dengan kegiatan
sosial banyak kegiatankegiatan yang
memang sering kita lakukan terutama
Partisipasi pemberian bantuan terhadap masyarakat
yang terkena bencana, kunjungan ke panti
asuhan, ataupun masyarakat yang terkena
bantuan. Kegiatan tersebut biasanya di
panitia secara langsung oleh OSIS dan
saya selaku pembimbingnya dek. Eee
133

selain dalam pemberian bantuan, kita juga


beberapa kali mengadakan rapat pertemuan
untuk membahas tentang program sekolah
kami dan kami juga meminta pendapat
masyarakat terkait program tersebut. Kita
juga sering mengadakan shalat jum’at Pada saat peneliti melakukan
bersama dengan masyarakat terus ada juga observasi, peneliti dapat melihat
majelis taklim yang didalamnya itu bahwa Kepala Sekolah juga
termasuk remaja masjid dan masyarakat. menjalin kerja sama dengan
Kalau untuk organisasi dalam masyarakat masyarakat seperti melakukan
saya termasuk dalam Forum Kepala kerja bakti dan mengadakan rapat
Sekolah se Kabupaten Gowa dimana dalam pertemuan bersama masyarakat
forum tersebut kita juga membahas tentang dan orang tua peserta didik.
kebutuhan masyarakat sekitar sekolah

AR (F2.D1.P1)
Eee kalau untuk kegiatan sosialnya di
masyarakat itu juga ada banyak, eee
misalnya kita melakukan kunjungan ke
panti asuhan karna disini ada beberapa
anak yatim dari panti asuhan yang diterima
di sekolah ini dek, kita juga
mengumpulkan dana, pakaian, maupun
sembako untuk diberikan ke panti asuhan
itu. Bapak Kepala Sekolah secara langsung
turun tangan untuk meminta sumbangan
kepada kita para guru maupun siswa disini.
Contoh lainnya itu , waktu ada kegiatan
134

vaksin kami mengundang masyarakat


untuk ikut terlibat dan kegiatan tersebut di
panitiakan langsung oleh Bapak Kepala
Sekolah. Tapi dari semua kegiatan sosial
yang paling sering dilakukan itu kerja bakti
dek, yang mana kita meminta bantuan
warga sekitar bersama dengan Kepala
Sekolah, guru, maupun siswanya untuk
membersihkan lingkungan sekitar sekolah
NT (F2.D1.P1)
Kan saya pembimbing organisasi PMR,
kalau terkait dengan kegiatan sosial
kemasyarakatan dek, Kepala Sekolah Pada hari kamis tanggal 19 Mei
termasuk pemimpin yang aktif dalam 2022 peneliti mendatangi SMK
melakukan kegiatan sosial, contohnya Negeri 2 Gowa untuk bertemu
biasanya eee kami itu rutin melakukan dengan Ketua OSIS SMK Negeri
kegiatan donor darah setiap 3 bulan sekali 2 Gowa dan meminta
bersama masyarakat dan Kepala Sekolah dokumentasi kegiatan yang
aktif mengikuti kegiatan donor darah dilakukan oleh Kepala Sekolah.
tersebut sebagai pendonor. Bapak tidak
canggung untuk bergabung dalam kegiatan
di masyarakat, dan karna hal ini seluruh
masyarakat sekolah maupun diluar itu
merasa nyaman untuk mengeluarkan
pendapatnya

KN (F2.D1.P1)
Eeee kalau untuk kegiatan sosial di
135

masyarakat itu Kepala Sekolah juga sangat


mendukung yah dek, contohnya itu kita
biasa melakukan sosialisasi dan Bapak
sebagai pematerinya untuk memberikan
arahan, eee ada juga kegiatan taklim, kerja
bakti, dan Bapak juga dengan senang hati
memberikan fasilitas kalau ada masyarakat
yang membutuhkan seperti peminjaman
LCD untuk rapat di kantor kelurahan
bahkan peminjaman ruang kelas juga biasa
diberikan
NH (F3.D1.P1)
Hmm kalau secara pribadi dimana saya Pada saat melakukan observasi,
berperan sebagai problem finder kan peneliti dapat melihat bahwa
artinya bagaimana saya menggali atau Kepala Sekolah turun tangan
mencari permasalahan yang ada di sekolah, secara langsung untuk
langkah pertama yang saya lakukan itu menyelesaikan permasalahan
mencari informasi terlebih dahulu, yang terdapat dalam sekolah.
misalnya ada isu yang mengatakan bahwa
si guru A tidak menjalankan tugasnya
dengan baik seperti terlambat masuk di
Kepekaan kelas, saya tidak langsung eee
Sosial mempercayai perkataan itu, tapi saya
memanggil guru yang bersangkutan untuk
dimintai keterangan terlebih dahulu,
kemudian memanggil saksi eee misalnya
beberapa guru dan siswa untuk mencari tau
kebenarannya. Itu bukan hanya berlaku
136

untuk guru saja, namun siswa juga seperti


itu, misalnya ada siswa yang terlibat
perkelahian di luar sekolah, pertama kita
panggil dulu siswanya eee kita minta Pada saat melakukan observasi,
keterangan terus kita cari bukti apakah peneliti dapat melihat bahwa
benar dia melakukan hal itu atau tidak. bagaimana Kepala Sekolah
Sedangkan untuk problem solver itu juga memiliki sikap simpatik kepada
hampir sama dengan yang tadi yah dek, warga sekolah maupun
setelah kita mintai keterangan orang yang masyarakat.
bersangkutan, terus kita cari buktinya,
kalaupun dia terbukti bsalah kita pasti cari
solusi sama-sama yang tentunya tidak
merugikan kedua belah pihak. Misalnya,
itu yang tadi gurunya bermasalah maka
kita bertanya dulu apa alasannya dia
terlambat terus kita kasih solusi, sedangkan
kalau untuk siswa kita panggil orang
tuanya untuk menghadap ke BK dan di
data dulu, disini itu ada istilah
pengurangan poin dek, maksudnya tiap
siswa yang bermasalah poinnya dikurangi
dan kalau saya tidak salah ingat itu jika
poinnya sudah 50 kita buatkan surat
peringatan, dan kalau sudah mencapai 20
terpaksa kita panggil orang tuanya untuk
mencarikan sekolah baru untuk anaknya
karna kita sudah tidak mampu lagi untuk
membina ini anaknya
137

AR (F3.D1.P1)
Kepekaan sosial itukan eee bagaimana
kemampuan Kepala Sekolah itu untuk
mengamati lingkungan sekitarnya. Kalau
untuk kepekaan sosial Bapak Kepala
Sekolah juga termasuk kategori memiliki
tingkat kepekaan yang tinggi menurut
saya. Kenapa saya bilang begini karna saya
bisa lihat seberapa tanggap Bapak
menangani permasalahan yang ada di
sekolah. Contohnya, jika ada permasalahan
antar guru Bapak turun tangan secara
langsung mengusut apa penyebab
terjadinya masalah tersebut. Terus
dicarikan solusi dan Bapak itu orangnya
netral dia tidak memandang jabatan
ataupun keluarga jadi dia obyektif kalau
kamu salah tetap salah, dia juga tegas
kalau ada masalah. Kalau untuk siswa kita
kan ada BK jadi kalau ada masalahnya
siswa pasti ke BK dulu pertama namun
tetap kita minta pendapatnya Kepala
Sekolah untuk dicarikan solusi. Kalau
factor penghambatnya itu kan setiap orang
punya karakter dengan sifat yang beda-
beda, jadi mungkin Kepala Sekolah sedikit
138

kesulitan untuk melakukan adaptasi


dengan lingkungan baru

NT (F3.D1.P1)
Jadi Kepala Sekolah itu sangat peka kalau
ada permasalahan di sekolah, dia cepat
tanggap dalam menghadapi permasalahan
namun tetap mengikuti prosedur yang
berlaku. Selain dari permasalahan dari
guru dan siswa, Bapak juga sangat peka
terhadap lingkungan sekitar, misalnya eee
kalau ada masyarakat yang terkena
bencana Bapak langsung memberi bantuan
dan mengajak kita semua juga memberi
sumbangan, artinya Bapak ini memiliki
rasa simpatik yang tinggi terhadap orang
lain, dia juga termasuk orang yang lembut
dan bijak jadi kalau kita minta
pendapatnya untuk cari solusi atau dia juga
menjadi penengah dan kita merasa nyaman
berbicara dengan beliau karna sifat
lembutnya itu

KN (F3.D1.P1)
“Cara Kepala Sekolah dalam menggali
permasalahan itu yang pertama kan ada
dibentuk namanya Wakasek Kesiswaan
dan BK yang menjalankan amanat dari
139

Kepala Sekolah untuk membina dan


mengamankan siswa, dimana tugas
keduanya yaitu untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang ada di
sekolah, namun tetap Kepala Sekolah yang
tetap mengambil keputusan, karna kan
Kepala Sekolah pemegang kekuasaan
tertinggi setelah Komite Sekolah.
Kalaupun masalahnya sudah tidak bisa lagi
diatasi Bapak tetap carikan solusi terbaik.
Beliau juga orang yang sangat baik dalam
menerima masukan dari kami para guru
dan juga meminta kami untuk memberikan
kritik dan saran terhadap keputusan yang
dia ambil. Kalau untuk yang di
masyarakat, itu Bapak punya program eee
seperti pemberian bantuan dan kunjungan
panti asuhan itu adalah usulan kegiatan
dari Bapak
NH (F4.D1.P1)
Faktor pendukung tentunya sangat
mempengaruhi kompetensi sosial yang
Faktor saya miliki, dan juga pastinya berdampak
Pendukung positif yah. Contohnya itu dalam
dan melakukan kerja sama, yang utama kan
Penghambat kita harus kenal dan akrab dulu dengan
orang tersebut barulah kita bisa bekerja
140

sama, terus juga penting untuk seorang


Kepala Sekolah memiliki sifat yang
istilahnya humble namun tetap sopan
sehingga orang yang bekerja sama dengan
kita itu merasa nyaman. Kita juga harus
mengerti situasi misalnya, kalau di lingkup
sekolah kita harus tetap berbicara formal,
namun ketika bersama masyarakat kita
harus bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan mereka

AR (F4.D1.P1)
Eeee kalau untuk saya pribadi faktor
pendukung kerja sama yang terjalin dengan
Kepala Sekolah bersama guru dan staff itu
mereka paham tentang situasi dan
bagaimana cara menjalin komunikasi yang
baik sehingga dalam rapat tidak terjadi
cekcok atau pertentangan pendapat, selain
itu juga semua orang saling menghargai
dan tau menempatkan diri jadi jika terjadi
perbedaan pendapat kita bisa selesaikan
secara kekeluargaan

NT (F4.D1.P1)
Kalau faktor pendukung itu selain yang
141

Bapak utarakan ada beberapa seperti kita


disini bebas mengutarakan pendapat tapi
tetap sopan pastinya, kita juga merasa
nyaman untuk melakukan interaksi
sehingga kerja sama itu lebih gampang
diakukan dan yang paling penting itu
komunikasi

KN (F4.D1.P1)
Kan kompetensi sosial itu yang terlibat
banyak yah ada masyarakat, guru, orang
tua, bahkan siswa. Jadi faktor
pendukungnya itu tergantung dari siapa
yang terlibat. Misalnya antara Kepala
Sekolah dengan guru itu seperti
komunikasinya yang lancar, lingkup
kerjanya yang nyaman, eee sedangkan
kalau untuk orang tua itu karena ada rasa
percaya yang diberikan kepada sekolah
dengan harapan kita bisa membimbing
anaknya.

NH (F4.D1.P2)
Dalam segala aspek pasti ada saja yang
namanya penghambat termasuk dalam
melakukan 3 komponen dari komponen
kompetensi sosial ini, dari ketiganya yang
memiliki hambatan cukup banyak itu
142

dalam melakukan kerja sama, karna


melibatkan banyak pihak seperti kerja
sama dengan komite sekolah dan orang tua
siswa. Eee contohnya itu seperti mungkin
ada perbedaan pendapat walaupun tidak
yang parah dan selalu ada jalan keluarnya
karna eee baik saya maupun yang lain ini
bersikap terbuka sehingga kalau eee ada
masalah langsung cepat diselesaikan.
Penghambat lainnya itu dari segi
partisipasi kan tidak semuanya bisa aktif
dan kita juga tidak mau memaksa jadi
disini lebih kepada kemauan sendiri dek

AR (F4.D1.P2)
Faktor penghambat itu tidak ada yang
berarti, paling sekedar keterlambatan jam
dari waktu yang telah ditentukan atau
sulitnya menyesuaikan waktu karna setiap
guru dan staff bahkan saya sendiri punya
jadwal yang berbeda-beda jadi susah untuk
atur waktunya dek

NT (F4.D1.P2)
Kalau untuk penghambatnya menurut saya
itu tergantung situasinya, contohnya biasa
kalau diadakan rapat atau sekedar kumpul
saja ada perbedaan pendapat antara guru 1
143

dengan yang lain tapi itu bisa langsung


diselesaikan dengan meminta pendapat
dari guru lain yang ada disitu jadi tidak ada
masalah yang serius terus juga jadwal kita
yang bertabrakan.

KN (F4.D2.P2)
Iya kalau untuk hambatan itu saya rasa
tidak banyak dek, karna kita disini enjoy
sudah seperti keluarga, kalaupun ada
paling cuma itu seperti yang dibilang
Bapak yang perbedaan pendapat dengan
jadwal, sedangkan untuk siswa itu kan
tidak semua siswa mematuhi aturan, pasti
ada 1 2 orang yang biasa membuat masalah
namun itu bisa diatasi dengan cara
memberikan teguran atau pengurangan
poin agar siswa tersebut tidak melakukan
kesalahan yang sama lagi nanti.
Lampiran 4. Dokumentasi

DOKUMENTASI

144
145

Gambar 4.1 Gedung Sekolah

Gambar 4.2 Parkiran Sekolah

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Sekolah


146

Gambar 4.4 Visi dan Misi Sekolah

Gambar 4.5 Wawancara bersama Kepala Sekolah

Gambar 4.6 Wawancara bersama Wakasek Humas


147

Gambar 4.7 Wawancara bersama Wakasek Kurikulum SMK Negeri 2 Gowa

Gambar 4.8 Wawancara bersama Guru BK SMK Negeri 2 Gowa

Gambar 4.9 Wawancara bersama peserta didik SMK Negeri 2 Gowa


148

Gambar 4.10 Kepala Sekolah dan Komite Sekolah menjadi pengawas


pelaksanaan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK).

Gambar 4.11 Kerja Bakti di SMK Negeri 2 Gowa

Gambar 4.12 Rapat antara Kepala Sekolah dan Guru SMK Negeri 2 Gowa
149

Gambar 4.13 Rapat antara Kepala Sekolah dan orang tua peserta didik

Gambar 4.14 Kegiatan Sosialisasi di SMK Negeri 2 Gowa

Gambar 4.15 Kegiatan RESES anggota DPR di SMK Negeri 2 Gowa


150

Gambar 4.16 Pendidikan dan Pelatihan Guru di SMK Negeri 2 Gowa

Gambar 4.17 RKAS bantuan DANA BOS di SMK Negeri 2 Gowa


151

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Lutfiah Rahmayani Saleh, lahir pada tanggal 18

Desember 2000 di Makassar, Sulawesi Selatan. Lutfiah

Rahmayani Saleh adalah anak pertaama dari empat

bersaudara, putri dari pasangan Bapak Muhammad

Saleh Nadjamuddin dan Ibu Ernawaty. Pendidikan yang pernah ditempuh yakni di

SD Negeri Mongisidi II pada tahun 2006-2012. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 24 Makassar pada tahun 2012-2015. Pada tahun yang

sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 11 Makassar pada tahun

2015-2018. Selanjutnya pada tahun 2018 penulis melanjutkan pendidikannya di

Perguruan Tinggi yakni Universitas Negeri Makassar Fakultas Ilmu Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai