Tupok - PDF - Unsur J Tujuan J Dan Proses Pendidikan Kejuruan - Nim - Nama
Tupok - PDF - Unsur J Tujuan J Dan Proses Pendidikan Kejuruan - Nim - Nama
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok G
Agus Anwar
Hasrul
Muh Alfian Triadi
Anugrah
Dosen Pengajar : Dr.Anas Arfandi,S.Pd.,M.Pd.
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan
Fakultas Teknik
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika
memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan.
Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap
unsur-unsurnya, konsep dasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai
sistem. Makalah ini akan mengkaji pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan,
proses Pendidikan, dan tujuan Pendidikan.
Masalah dasar dan tujuan pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat
fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dasar pendidikan itu akan
menentukan corak dan isi pendidikan, sedangkan tujuan pendidikan akan menentukan
ke arah mana anak didik itu dibawa.
Semua unsur- unsur dalam pendidikan haruslah saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Ini dikarenakan banyak hal yang dapat mengakibatkan suatu proses
pembelajaran. Pada saat ini banyak sekali seorang pendidik yang tidak patuh pada
peraturan yang berakibat melemahnya suatu misi untuk mencapai visi secara
maksimal.
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana
proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menetukan kualitas hasil pencapaian tujuan
pendidikan.
Salah satu perbedaan yang paling jelas antara sistem pendidikan di berbagai negara
dapat dilihat dalam struktur internal mereka, terutama dalam cara mereka dibagi
menjadi beberapa bagian yang sesuai dengan tahapan proses pendidikan yang
berbeda.
Antara tahap pengasuhan anak sukarela dan relatif informal pra-sekolah, yang
berakhir pada usia 5, 6, 7 atau bahkan 8 tahun menurut negara, dan tahap pendidikan
tinggi atau lebih tinggi, dimulai pada usia 17, 18 atau 19 tahun, muncul masa
penyelenggaraan sekolah.
Periode ini, yang terdiri dari apa yang biasanya disebut sekolah dasar dan sekolah
menengah, adalah salah satu upaya pendidikan fundamental di sebagian besar negara
bagian. Di sebagian besar negara pada awal periode ini, sekolah adalah wajib, dan di
ii
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen
dan kualitas penglolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lainnya saling bergantung.
Walaupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya sarana-prasarana
serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka
pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Demikian pula bila pengelolaan
baik tetapi di dalam kondisi serba kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak
optimal.
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Pendidikan ?
2. Apa Tujuan Pendidikan ?
3. Apa saja Unsur Pendidikan ?
4. Bagaimana Proses Pendidikan ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari Pendidikan
3. Untuk mengetahui unsur Pendidikan
4. Untuk mengetahui bagaimana proses Pendidikan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang
memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat
dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau
magang
Menurut John Dewey (1978) “Aducation is all one with growing; it has no end
beyond itself.” (Pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan;
pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya) sedangkan menurut H.H
Horne dalam pengertian luas, “pendidikan merupakan perangkat dengan mana
kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan
mempertahankan ideal-idealnya.”
2. Tujuan Pendidikan
Menurut sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikannya ialah ketentraman.
Sedangkan menurut Islam, tujuan pendidikan ialah membentuk manusia supaya sehat,
cerdas, patuh, dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-
Nya (Ahmadi,1991:99).
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta
didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan,
yakni bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan itu. Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen dari
sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap
tenaga pendidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan (Suardi, 2010:7).
1. Ki Hadjar Dewantoro
Tujuan pendidikan adalah mendidik anak agar menjadi manusia yang sempurna
hidupnya, yaitu kehidupan dan penghidupan manusia yang selaras dengan alamnya
(kodratnya) dan masyarakatnya.
2. Johan Amos Comenius (Austria, 1592 – 1670, tokoh aliran realism pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang mempunyai pengetahuan kesusilaan
dan kasalehan sebagai persiapan untuk kehidupan di akherat.
3. John Locke (Inggris, 1632 – 1704, tokoh aliran Empirisme dalam pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah membentuk “Gentlemen”.
4. J.J. Rousseau (Perancis, 1712 – 1778, tokoh aliran Naturalisme)
Tujuan pendidikan adalah mempertahankan kebaikan yang ada pada manusia
membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang natural.
5. John Heinrich Pestalozzi ( Swiss, 1746 – 1827, tokoh pendidikan sosial)
Tujuan pendidikan adalah mempertinggi derajat rakyat (social regeneration) dengan
mengembangkan potensi jiwa anak secara wajar.
6. Friedrich Frobel (Jerman, 1782 – 1852, tokoh pendidikan anak-anak)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi makhluk aktif dan kreatif.
7. Herbert Spencer (Inggris, 1820 – 1903, tokoh gerakan ilmiah dalam pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah mengilmiahkan usaha-usaha pendidikan, serta membentuk
manusia ilmiah.
8. John Dewey (Amerika, 1859 – 1952, tokoh pendidikan sosial)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik,
yaitu anggota masyarakat yang mempunyai kecakapan praktis dan dapat memecahkan
problem sosial sehari-hari dengan baik.
9. George Kerchensteiner (Jerman, 1855 – 1932, tokoh pendidikan kewarganegaraan)
Tujuan pendidikan adalah mendidik anak menjadi warga negara yang baik.
10. Maria Montessori (Italia, 1870 – 1952, tokoh pendidikan kanak-kanak)
Tujuan pendidikan adalah perkembangan anak secara bebas.
11. Helen Parkhurst (Amerika, 1887 – 1900, tokoh pendidikan individual)
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi warga negara yang baik.
Karena pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia
menuju ke arah cita-cita tertentu, maka masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih
arah atau tujuan.
6
7
Dalam Suwarno (1992), ada beberapa macam tujuan pendidikan, diantaranya sebagai
berikut :
1. Tujuan umum
Tujuan umum ialah tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan
keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakekat kemanusiaan
yang universal. Menurut Lavengeld, tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan.
8
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yaitu pengkhususan dari tujuan umum atas dasar beberapa hal antara
lain :
a. Perbedaan individual pada si terdidik
b. Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat
c. Perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan
d. Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup suatu bangsa
3. Tujuan tak lengkap atau tak sempurna
Tujuan tak lengkap ialah tujuan yang hanya mencakup salah satu daripada aspek saja.
Misalnya : tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja.
4. Tujuan sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang dicapai pada tiap tingkat perjalanan menuju tujuan
akhir. Misalnya menyelesaikan belajar di sekolah dasar merupakan tujuan sementara
untuk selanjutnya menuju ke SMP, SMA, dan selanjutnya.
5. Tujuan insidentil
Tujuan insidentil ialah tujuan yang timbul karena adanya situasi yang terjadi secara
kebetulan.
6. Tujuan intermediair
Tujuan intermediair ialah tujuan yang merupakan alat atau perantara untuk mencapai
tujuan yang lain.
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh program studi, bidang studi,
dan mata pelajaran tertentu yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan
10
(b) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian yang diminatinya.
12
(c) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu
mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
(d) Membekali peserta didik dengan kompetensikompetensi yang sesuai dengan program
keahlian yang dipilih.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari teori yang telah dijabarkan diatas, maka dapat di Tarik
kesimpulan bahwa Tindak lanjut dari proses Pendidikan yang baik tentu akan
berpengaruh besar terhadap kualitas Pendidikan. Karena pada pasarnya proses
Pendidikan merupakan salah satu Langkah konkret yang dapat di lakukan untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang baik akan
mampu meningkatkan kesejahteraan berikut meningkatkan tarap hidupnya.
Pendidikan mermiliki unsur, tujuan, dan proses yang saling berkaitan . Pada
dasarnya tujuan Pendidikan mengarahkan, membimbing, dan menbina dari suatu hal
yang tidak diketahui menjadi suatu hal yang diketahui baik secara umum maupun
pribadi. Dengan unsur,tujuan, sarana, dan prasarana yang telah terencana sehingga
mendukung proses Pendidikan tersebut sehingga dapat menghasilkan satu serapan
materi yang penting. Tujuan dari Pendidikan Nasional Indonesia tertera dalam UUD
1945 dan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Saran
Menurut kami, masih banyak hal yang perlu diperbaiki guna menciptakan proses
Pendidikan yang baik. Apalagi tidak bisa kita hindari globalisasi menjadi tantangan
nyata yang harus dihadapi dengan kesiapan mental maupun bagaimana cara kita
menyikapinya.
Untuk menciptakan proses Pendidikan yang baik (mudah di terima oleh peserta
didik), maka sebaiknya kita mengikuti perkembangan teknologi agar tujuan dari
Pendidikan lebih mudah tercapai.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, H. ,. (1991). Ilmu pendidikan / H. Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati. In H. ,. Abu
Ahmadi, Ilmu Pendidikan (pp. 307-309). Jakarta: Rineka Cipta.
Dery Supriady, W. S. (2015). Proses Pendidikan. Cianjur: Wisnu singgih.
Moh. Suardi, S. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Indeks.
Parky, G. W. (10 oktober 2007). Prospects: quarterly review of education, 1; Prospects:
quarterly review of education; Vol.:1; 1969. Prospect in Education, 8-10.
Suwarno. (1992). Pengantar umum pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.