Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran


Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
yang diampu oleh Bapak Dedik

oleh:
1. Irvan Ardiansyah (14)
2. Johan Eka Purwadi (15)
3. M. Akbar Yuriska (21)
4. Yulianto Wakyu S (32)

SMK NEGERI 1 PAGERWOJO


BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang


berkuasa atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-
Nya jugalah kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Berikut ini kami sebagai penulis mempersembahkan sebuah dengan judul
“KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA”, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
kesalahan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana
mestinya dan bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Amin ya rabbal alamin.

Tulungagung, Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................................... 3
B. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................ 4
C. Usaha-Usaha dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja... 5
D. Penyebab Terjadinya Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan Pegawai..... 5
E. Pendekatan Sistem pada Manajemen Keselamatan Kerja......................... 6
F. Hubungan Karyawan dan Perusahaan....................................................... 7
G. Contoh Macam-macam alat perlindungan diri (K3).................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

ii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Sepatu........................................................................................ 10


2. Gambar 2.2 Masker ...................................................................................... 11
3. Gambar 2.3 Helm ......................................................................................... 11
4. Gambar 2.4 Sarung Tangan........................................................................... 11
5. Gambar 2.5 kaca mata................................................................................... 12
6. Gambar 2.6 Baju bengkel ............................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (KKK) akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan karyawan yang baik. KKK ini harus ditanamkan pada diri masing-
masing individu karyawan, dengan penyuluhan dan pembinaan yang baik agar
mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk
perusahaan. Apabila banyak terjadi kecelakaan, karyawan banyak yang menderita,
absensi meningkat, produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin besar. Ini
semua akan menimbulkan kerugian bagi karyawan maupun perusahaan yang
bersangkutan, karena mungkin karyawan terpaksa berhenti bekerja sebab cacat
dan perusahaan kehilangan karyawannya.
Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja,
karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani
maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja
terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin,
pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga
terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan
didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka
produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu
masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di
luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik
kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan,
lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
Hal inilah yang mendorong pentingnya KKK ditanamkan pada diri
karyawan, bahkan perlu diberikan hukuman bagi karyawan yang tidak memakai
alat-alat pengamanan (seperti masker, sarung tangan, tutup mulut dan hidung) saat
bekerja. KKK ini merupakan tindakan control preventif yang mendorong
terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik.

1
B. Rumusan Masalah
Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja,
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Apa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja?
3. Apa usaha-usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja?
4. Apa penyebab terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai?
5. Apa pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja?
6. Apa hubungan karyawan dan perusahaan?
7. Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)
di Indonesia?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
2. tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
3. usaha-usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
4. penyebab terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai
5. pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja
6. hubungan karyawan dan perusahaan
7. yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) di
Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Berdasarkan pendapat Leon C. Meggison bahwa istilah keselamatan
mencakup kedua istilah risiko keselamatan dan risiko kesehatan. Dalam bidang
kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja menunjukkan
kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian
ditempat kerja. Risiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja
yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka
memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan
fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan
latihan. Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja. Risiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang
bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat
stress emosi atau gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
antara lain:
1. Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,
dan kondisi pekerja.

3
4. Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera
yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum
fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
5. Menurut Ridley John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.
6. Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan
Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis
tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan.

B. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan
penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh
pihak-pihak yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan
menurut Rizky Argama (2006), tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan
kesehatan kerja adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut.
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan
seefektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

4
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

C. Usaha-Usaha dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan
kesehatan kerja yaitu sebagai berikut.
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan.
2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang bekerja pada
lingkungan yang menggunakan peralatan yang berbahaya.
3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan
kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, dan mencegah
kebisingan.
4. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.
5. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.
6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja para pegawai.

D. Penyebab Terjadinya Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan Pegawai


Ada beberapa sebab-sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan
gangguan kesehatan pegawai.
1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a. Penyusunan dan penyimpangan barang-barang yang berbahaya yang
kurang diperhitungkan keamanannya.
b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a. Pergantian udara diruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
berdebu, dan berbau tidak enak).
b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

5
4. Pemakaian Peralatan Kerja
a. Pengaman peralatan kerja yang sudah using atau rusak.
b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak stabil.
b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara
berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah,
sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat dan kurang pengetahuan
dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas karja yang membawa
risiko bahaya.

E. Pendekatan Sistem pada Manajemen Keselamatan Kerja


Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja dimulai dengan
mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik dan peralatan yang
digunakan, proses produk, dan perencanaan tempat kerja. Begitu pula peranan
bagian kepegawaian sangat penting dalam mengaplikasikan pendekatan sistem
pada keselamatan perusahaan.
George S. Odiorne (1982:50) mengemukakan bahwa pendekatan sistem
pada manajemen keselamatan kerja mencakup :
1. Penetapan Indikator Sistem
Tahap dasar dalam implementasi sistem keselamatan kerja adalah menetapkan
metode untuk mengukur pengaruh pelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan dan
kesejahteraan pegawai.
2. Melibatkan Para Pengawas dalam Sistem Pelaporan
Bilamana terjadi kecelakaan maka harus dilaporkan kepada pengawas langsung
dari bagian kerusakan, dan laporan harus pula mengidentifikasi kemungkinan
penyebab terjadinya kecelakaan. Hal ini agar pengawas tersebut dapat mudah
mengadakan perbaikan dan mengadakan upaya preventif (pencegahan) untuk
masa selanjutnya.
3. Mengembangkan Prosedur Manajemen Keselamatan Kerja

6
Pendekatan sistem yang esensi adalah menetapkan sistem komunikasi secara
teratur dan tindak lanjut pada setiap kecelakaan pegawai. Kemudian mengadakan
penelitian terhadap penyebab terjadinya kecelakaan.
4. Menjadikan Keselamatan Kerja sebagai Bagian dari Tujuan Kerja
Membuat kartu penilaian keselamatan kerja. Setiap kesalahan yang dilakukan
pegawai dicatat oleh pengawas dan dipertanggungjawabkan sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan penilaian prestasi kerja, kondite pegawai yang
bersangkutan.
5. Melatih Pegawai-Pegawai dan Pengawasan dalam Manajemen Keselamatan
Kerja
Melatih pegawai-pegawai untuk dapat menggunakan peralatan kerja dengan baik.
Pegawai-pegawai juga dilatih untuk dapat menggunakan alat pengaman jika
terjadi kecelakaan ditempat kerja.

F. Hubungan Karyawan dan Perusahaan


Hubungan yang tidak serasi dapat menurunkan semangat kerja. Oleh karena
itu, lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan berbagai faktor yang
mempengaruhi sehingga mempunyai pengaruh dan diperhatikan dalam
lingkungan kerja. Ada beberapa faktor yang dapat mewakili gambaran ringkas apa
yang termasuk dalam lingkungan kerja, diantaranya:
1. Pewarnaan.
Pewarnaan harus dihubungkan dengan kejiwaan dan tujuan yang ingin dicapai.
Ada beberapa perusahaan yang masih kurang memperhatikan, padahal memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan.
Warna dapat berpengaruh dalam diri manusia, misalnya warna-warna cerah (hijau,
kuning, merah, dsb). Oleh karena itu, perusahaan mesti memperhatikan
penerangan (warna) sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
2. Kebersihan.
Lingkungan kerja yang bersih dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan
kerja. Kebersihan adalah pangkal kesehatan, dan dalam agama dikemukakan
bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Lingkungan kerja yang bersih pasti

7
akan menimbulkan rasa senang, sebaliknya lingkungan kerja yang kotor, penuh
debu dan bau yang tidak enak sudah tentu mempengaruhi konsentrasi para
karyawan didalam melaksanakan pekerjaannya.
3. Penerangan.
Penerangan yang cukup tetapi tidak menyilaukan dan tidak terbatas hanya pada
penerangan listrik, tetapi juga termasuk penerangan matahari. Penerangan yang
berlebihan akan menimbulkan rasa kegelisahan, sebaliknya penerangan yang
kurang maka menyebabkan karyawan akan mengantuk dan kesalahan dalam
melakukan pekerjaan.
4. Pertukaran udara.
Pertukaran udara yang baik yang akan menyehatkan badan dan diperlukan jika
dalam ruangan tersebut penuh dengan karyawan. Pertukaran udara yang cukup ini
akan menyebabkan kesegaran fisik para karyawan, sebaliknya pertukaran udara
yang kurang dan pengap mudah menimbulkan kelelahan para karyawan.
5. Musik.
Musik yang mengalun merdu akan menimbulkan suasana gembira. Oleh karena
itu, para manager harus memperhatikan betul musik yang akan diperdengarkan
olaeh para karyawan atau perusahaan membarikan kebebasan kepada karyawan
dalam memilih musik yang disukai karyawan.
6. Jaminan terhadap keamanan menimbulkan ketenangan.
Rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan ketenangan akan mendorong
kinerja karyawan.
7. Kebisingan mengganggu konsentrasi.
Kebisingan merupakan gangguan terhadap seseorang karena mengganggu
konsentrasi karyawan dalam bekerja dan terganggunya konsentrasi tersebut dapat
menimbulkan kesalahan atau kerusakan yang berakhir dengan kerugian.
Disamping kebisingan dapat mengganggu konsentrasi bekerja seseorang, juga
dapat mengurangi kesehatan seseorang. Oleh karena itu bagaimanapun juga
kebisingan haruslah diusahakan supaya berkurang.
8. Dasar Pemberlakuan
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun
Undang-undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan

8
berlaku pada tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan
Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP
No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting
keselamatan kerja di dalam perusahaan. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja
juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program
pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan
tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja
yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga harus ikut
berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan
kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
- Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
- Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
- Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
- Memberi pertolongan pada kecelakaan.
- Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
- Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran.
- Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
- Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
- Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
- Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
- Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
- Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
- Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang.

9
- Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
- Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
- Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
- Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1


Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap pekerja/
buruh berhak untuk memperoleh perlindungan atas:
- Keselamatan dan kesehatan kerja
- Moral dan kesusilaan
- Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.

G. Contoh Macam-macam alat perlindungan diri (K3)


Ada berbagai alat keamanan diri yang harus digunakan dalam sebuah pekerjaan
atau sebuah situasi untuk melindungi pekerja dari dampak negatif pekerjaannya,
berikut alat-alat perlindungan diri yang dibutuhkan :

1. Sepatu

Gambar 2.1 Sepatu


Fungsinya melindungi kaki dari jatuhnya barang berat maupun hantaran listrik
yang akan menyambar kita apabila kaki terkontak langsung ke tanah.

10
2. Masker (penutup hidung)

Gambar 2.2 Masker


Berfungsi melindungi pernafasan dari zat-zat berbahasa yang dapat terhirup
melalui hidung.

3. Helm

Gambar 2.3 Helm


Berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda keras yang bisa saja jatuh
dari atas pekerja.

4. Sarung tangan

Gambar 2.4 Sarung Tangan


Berfungsi melindungi tangan dari cairan zat berbahaya yang dapat merusak
bagian kulit tangan pekerja.

11
5. Kaca mata

Gambar 2.5 kaca mata


Berfungsi melindungi mata dari percikan api maupun zat cair berbahaya.

6. Baju bengkel

Gambar 2.6 Baju bengkel


Berfungsi melindungi seluruh tubuh dari zat berbahaya maupun percikan api.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan

 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas
Bumi
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Akibat Hubungan Kerja

 Bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai


berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-
baiknya selektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

13
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

 Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :
 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja
 Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan

B. Saran
Pemerintah/Perusahaan wajib memberikan fasilitas untuk menunjang k3 tenaga
kerja, dan tenaga kerja wajib mematuhi kewajibanya agar tak terjadi sesuatu hal
yang tidak di inginkan

14
DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nuraini. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV Aswaja


Pressindo

Hasibuan, Malayu S.P. Edisi Revisi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT Bumi Aksara

Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan


(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)

Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh


(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai