Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM PROSES KOROSI PADA PAKU

Guru Pembimbing : Devy Suhartini, S. Pd

Oleh :
Ahmad Faizal Ramadhani
Muhammad Khasfuddin

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik. Tidak lupa juga kami sampaikan salam dan salam sejahtera kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umat Islam yang
senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi kami.

Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada pihak yang telah terlibat, dalam menyelesaikan tugas
praktikum ini. Tidak terkecuali, kepada guru pembimbing yang telah
memberikan arahan dan masukan yang berharga dalam proses penulisan tugas
ini.

Tugas ini merupakan hasil kerja keras kami dalam menggali pengetahuan dan
pemahaman tentang topik yang telah kami teliti. Kami menyadari bahwa dalam
pembuatan tugas ini, kami masih memiliki banyak keterbatasan, namun kami
berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik.

Kami berharap bahwa tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
memahami lebih dalam tentang topik yang kami bahas yaitu “ Proses korosi
pada paku ”. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
guna perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga tugas ini dapat menjadi sebuah kontribusi kecil dalam
pembangunan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan umat manusia. Selamat
membaca!

Bojonegoro, 25 September2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penelitian 1
1.4 Kata Kunci 1
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2
a. Pengertian Korosi 2
b. Penyebab Korosi 2
2.2 Dampak Korosi 3
2.3 Cara Pencegahan 3
BAB 3 PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian 4
3.2 Waktu dan Tempat 4
3.3 Alat dan Bahan 4
3.4 Langkah Kerja 4
BAB 4 DATA PNELITIAN
4.1 Tabel Hasil Penelitian 5
4.2 Pertanyaan 6
4.3 Penutup 7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korosi adalah proses degradasi material logam yang umumnya disebabkan oleh reaksi
kimia atau elektrokimia dengan lingkungan sekitarnya. Proses ini dapat menyebabkan
berbagai kerusakan pada logam, termasuk paku, yang digunakan secara luas dalam
berbagai aplikasi konstruksi, industri, dan rumah tangga. Karena pentingnya peran
paku dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari, pemahaman yang lebih mendalam
tentang proses korosi pada paku sangatlah penting.
Tentang proses korosi pada paku memiliki implikasi praktis yang signifikan. Ketika
paku mengalami korosi, mereka dapat menjadi lemah, rapuh, dan tidak lagi mampu
menjalankan fungsi mereka dengan baik. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan
struktural pada bangunan atau proyek konstruksi, yang pada gilirannya dapat
berdampak pada keselamatan manusia dan biaya perbaikan yang tinggi. Dalam
konteks ini, penelitian yang kami buat memiliki relevansi yang kuat dalam menambah
ilmu tentang pengaruh beberapa larutan terhadap proses korosi pada paku.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana pengaruh berbagai larutan terhadap korosi pada paku besi?


 Bagaimana rincian proses korosi yang terjadi pada paku besi?
 Bagaimana cara mencegah korosi?
 Bagaimana pengaruh lingkungan penyimpanan terhadap tingkat korosi pada paku?

1.3 Tujuan Penelitian

 Mengetahui faktor yang mempegaruhi terjadinya korosi.


 Menyampaikan penyebab dan pencegahan korosi.
 Mengamati proses korosi paku pada beberapa media.

1.4 Kata Kunci

Korosi, Paku, Larutan, Lingkungan Kimia.

1
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

a. Pengertian Korosi
Korosi adalah proses alami atau kimia yang menyebabkan degradasi atau kerusakan
pada material logam. Proses ini terjadi ketika material logam bereaksi dengan unsur-
unsur kimia atau lingkungan sekitarnya, menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih
stabil secara kimia, seperti oksida, sulfida, atau karbonat. Korosi umumnya terjadi
pada material logam ketika mereka bersentuhan dengan air, udara, atau zat-zat kimia
tertentu yang memungkinkan terjadinya reaksi elektrokimia.
Contoh yang paling dikenal dari korosi adalah karat pada paku, di mana paku bereaksi
dengan oksigen dan air untuk membentuk besi oksida (karat). Namun, korosi juga
dapat terjadi pada logam non-ferrous seperti aluminium, tembaga, dan seng.
Korosi dapat merusak material logam secara bertahap, mengurangi kekuatan,
ketahanan, dan umur pakainya. Oleh karena itu, dalam berbagai industri seperti
konstruksi, otomotif, perkapalan, dan lainnya, upaya perlindungan dan pencegahan
korosi sangat penting untuk menjaga integritas material dan menghindari kerusakan
yang dapat berdampak negatif pada infrastruktur, peralatan, dan produk.
Korosi juga dapat diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah sebaliknya dari proses ekstraksi logam dari
menghasilkan mineralnya. Contohnya, memadatkan mineral logam besi di alam bebas
ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan
diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan.
Selamanya pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi kembali menjadi senyawa besi oksida.

b. Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, Struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan misalnya. Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat polusi udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat
korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri
atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.

2
Penguapan sebuah dan pelemas bahan- bahan korosif keudara dapat mempercepatan
proses korosi.

2.2 Dampak korosi


Korosi memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek, mencakup kerusakan
material logam, biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tinggi, ancaman terhadap
keselamatan manusia, pengurangan efisiensi dan produktivitas industri, penurunan
kualitas produk dan layanan, risiko kerusakan lingkungan, konsumsi energi yang lebih
tinggi, keterbatasan umur pakai peralatan, dan gangguan ekosistem. Pengendalian dan
pencegahan korosi adalah suatu keharusan untuk mengurangi dampak-dampak negatif
ini, melibatkan pemilihan material yang tahan korosi, penggunaan strategi
perlindungan yang sesuai, pemeliharaan rutin, dan pendidikan serta pelatihan bagi
personel yang terlibat dalam lingkungan yang berisiko korosi.

2.3 Cara Pencegahan


Pencegahan korosi adalah kunci dalam mengurangi dampak negatifnya,
dan dapat dicapai melalui berbagai langkah. Pemilihan material yang
tahan terhadap korosi, pelapisan perlindungan, penggunaan inhibitor
korosi, pemantauan dan pengelolaan lingkungan, desain yang tahan
terhadap korosi, dan pemeliharaan rutin adalah langkah-langkah yang
penting. Selain itu, kontrol terhadap mikroorganisme dan penggunaan
katoda perlindungan dapat digunakan sesuai kebutuhan. Pendidikan dan
pelatihan kepada personel yang berurusan dengan material logam atau
dalam lingkungan yang berisiko korosi juga memainkan peran kunci
dalam pencegahan. Dengan menerapkan langkah-langkah ini dengan
bijak, risiko dan dampak korosi dapat diminimalkan, sehingga umur
pakai material logam dapat diperpanjang dan biaya perawatan dapat
dikurangi.

3
BAB 3
PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan eksperimen dan
percobaan. Laporan ini didukung oleh hasil pengumpulan data dari informasi yang
kita catat setiap hari setelah mengamati percobaan yang kita buat, selama kurang lebih
satu minggu.

3.2 Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan dimulai dari tanggal 18-25 September, Tempat melakukan
eksperimen ini dilakukan di rumah.

3.2 Alat dan Bahan


 Gelas plastik (7 buah)
 Paku (7 buah)
 Plastik penutup
 Air mendidh
 Perasan jeruk nipis
 Larutan garam
 Silica gel
 Minyak goreng

3.3 Langkah Kerja


1. Masukkan 1 buah paku ke dalam masing-masng tabung.
2. Tabung reaksi 1: tabung tidak ditutup dengan plastik.
3. Tabung reaksi 2: tutup tabung reaksi menggunakan plastik dan ikat dengan karet.
4. Tabung reaksi 3: masukkan air yang sudah dididihkan kemudian tutup tabung
reaksi menggunakan plastik penutup dan ikat dengan karet gelang.
5. Tabung reaksi 4: masukkan larutan CaC2O, kemudian tutup tabung reaksi
menggunakan plastik penutup dan ikat dengan karet gelang.
6. Tabung reaksi 5: masukkan larutan NaCl, kemudian tutup tabung reaksi
menggunakan plastik penutup dan ikat dengan karet gelang.
7. Tabung reaksi 6: masukkan larutan NaCO, kemudian tutup tabung reaksi
menggunakan plastik penutup dan ikat dengan karet gelang.
8. Tabung reaksi 7: masukkan minyak tanah kemudian tutup tabung reaksi
menggunakan plastik penutup dan ikat dengan karet gelang.
9. Amatilah keadaan paku beberapa hari dan catat perubahan yang terjadi.

4
BAB 4
DATA PENELITIAN

4.1 Tabel Hasil Percobaan

NO. Tabung PENGAMATAN

1. Udara terbuka Hari ke 1 : tidak korosi


Hari ke 2 : tidak korosi
Hari ke 3 : tidak korosi
Hari ke 4 : sedikit korosi
Hari ke 5 : sedikit korosi
2. Udara tertutup Hari ke 1 : tidak korosi
Hari ke 2 : tidak korosi
Hari ke 3 : tidak korosi
Hari ke 4 : tidak korosi
Hari ke 5 : tidak korosi
3. Air Mendidih Hari ke 1 : tidak korosi
Hari ke 2 : tidak korosi
Hari ke 3 : tidak korosi
Hari ke 4 : mulai timbul bercak korosi
Hari ke 5 : korosi sedikit banget
4. Jeruk Nipis Hari ke 1 : tidak korosi
Hari ke 2 : belum korosi
Hari ke 3 : mulai korosi
Hari ke 4 : korosi mulai merembet
Hari ke 5 : korosi banget

5
5. Larutan Garam Hari ke 1 : belum terjadi perubahan
Hari ke 2 : belum terjadi perubahan
Hari ke 3 : belum terjadi perubahan
Hari ke 4 : mulai terjadi korosi
Hari ke 5 : terjadi korosi dan air kehitaman
6. Silika gel Hari ke 1 : tidak korosi
Hari ke 2 : tidak korosi
Hari ke 3 : tidak korosi
Hari ke 4 : tidak korosi
Hari ke 5 : tidak korosi
7. MInyak Goreng Hari ke 1 : tidak korosi
Hari ke 2 : tidak korosi
Hari ke 3 : tidak korosi
Hari ke 4 : tidak korosi
Hari ke 5 : tidak korosi

4.2 Pertanyaan
1. Apa saya yang mempengaruhi korosi?
2.Bagaimana hasil pengamatan terhadap ketujuh tabung reaksi tersebut? Jelaskan!
Jawaban :

6
1. Faktor yang mempengaruhi korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan misalnya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat polusi
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan
sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam,
basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik. Penguapan
sebuah dan pelemas bahan- bahan korosif keudara dapat mempercepatan proses
korosi. Udara dalam ruangan yang juga asam atau basa dapat mempercepat proses
korosi peralatan elektronik.
2. Dari pengamatan yang diketahui yang dilakukan selama lima hari tersebut, dapat
dilihat bahwa pada tanpa isi air (pada gelas terbuka & tertutup), yang berisi air garam
(pada gelas tertutup), dan yang berisi air cuka (pada gelas tertutup) mengalami korosi
dimulai pada hari pertama dan berlanjut sampai hari ketujuh dengan jumlah korosi
yang terus bertambah, sedangkan pada gelas yang berisi minyak goreng (pada gelas
tertutup) tidak berkarat.

4.3 Penutup
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa, penyebab terjadinya korosi adalah
adanya udara yang mengandung oksigen terlarut sehingga menyebabkan korosi pada
paku. Pada gelas yang tidak ditambahkan cairan tidak mengalami korosi karena kadar
oksigen yang berada pada gelas tertutup tersebut hanya sedikit dan tidak adanya
faktor pendorong untuk terjadi korosi, sehinga tidak terjadi korosi. Pada gelas yang
berisi minyak goreng tidak mengalami korosi karena tidak mengandung oksigen dan
tidak dapat memberikan oksigen di udara, sehingga paku di dalam keadaan bebas
oksigen dan tidak dapat mengalami masalah. Untuk melindungi bahan besi dari korosi
dapat dilakukan dengan cara melapisi besi dengan bahan yang tidak mengalami
perkorosian atau bahan yang tidak dapat bereaksi dengan oksigen, sehingga besi
dalam keadaan bebas oksigen dan tidak mengalami korosi.

Anda mungkin juga menyukai