Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN FISIKA PADA GERAK SHOLAT SUJUD

SEBAGAI APLIKASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Oleh:
Moch. Wildan Kamali, Yushardi, Nuriman
Magister Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jalan Kalimantan 37, Kompleks Kampus Tegalboto, Universitas Jember
Email: kamaliwildan@gmail.com

Abstract
This study aims to examine the motion of prayer, namely prostration based on physics as
a contextual learning application for junior high school students. In this study,
researchers carried out teaching practices by involving students directly in applying the
physics they had acquired. The researcher invites students to study real events when
Muslims are praying, namely the prostration motion. In this activity students are directed
to observe the pattern of prostration movements carefully and thoroughly then students
are directed to describe any concepts that can be applied in these activities. Thus,
students will find it easy to understand and apply the physics concepts they have acquired
because the learning is contextual. This research method is descriptive qualitative in the
form of literature studies conducted by students through books, kitab, internet and
relevant journals. The sample in this study were 32 students, namely class 8A MTs Negeri
4 Jember. The results showed that in the prostration motion the forces acting on the
seven limbs of the prostration are gravity and gravity as a point of balance during
prostration and the concept of liquid pressure (hydrostatic) is found as the concept that
at the time of prostration blood will flow from heart and the rest of the body to the brain.

Keywords: Kontekstual, Gerak Sujud, Kajian Fisika

A. Pendahuluan
Fisika merupakan salah satu bagian dari pembelajaran IPA yang diajarkan kepada
siswa SMP/MTs dan menurut siswa fisika dinggap sebagai pelajaran yang sulit karena
harus memahami konsep, teori, prinsip, hukum dan rumus dalam satu langkah sekaligus
pada saat mempelajarinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa MTs Negeri 4
Jember, mereka merasa kesulitan ketika harus belajar fisika dengan hanya menghafal
teori, prinsip, hukum dan rumus tanpa mengetahui kegunaan dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini menggambarkan bahwa sudah seharusnya guru mengajarkan ilmu fisika
kepada siswa dengan mempraktekkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered learning). Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan mendorong pola pikir
siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri sesuai dengan hakikat
1
Wildan, Yushardi, Nuriman Kajian Fisika Gerak Sholat Sujud.

pembelajaran IPA yang didalamnya merupakan proses untuk memperoleh teori, prinsip,
konsep dan hukum sesuai dengan proses mengolah informasi yang mereka temukan pada
saat proses pembelajaran berlangsung (Trianto, 2007:18). Hal ini sesuai dengan
pandangan belajar konstruktivisme yaitu siswa diarahkan belajar untuk membangun
pengetahuannya mereka sendiri, sehingga dengan proses tersebut siswa akan lebih mudah
memahami materi yang diajarkan dan akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna
kepada siswa (Suparlan, 2019:79).
Pembelajaran bermakna yang diharapkan dalam pelajaran fisika yaitu siswa
mengalami, memahami dan menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya,
sehingga siswa akan terlibat aktif untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu.
Untuk menghasilkan pengalaman belajar yang bermakna, maka guru harus mengarahkan
pembelajaran ke arah dunia nyata atau permasalahan sesungguhnya yaitu pembelajaran
kontekstual. Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu cara yang dapat membantu
guru untuk menuntun siswa dalam mengaitkan materi yang diajarkan dengan keadaan
lingkungan sekitar atau dunia nyata, sehingga dengan situasi tersebut maka siswa akan
memperoleh suatu hubungan antara konsep yang dipelajari dengan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari (Kusmiyati, 2006:23). Prinsip pembelajaran kontekstual berada
pada kesempatan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk menunjukkan potensi
yang dimiliki siswa secara maksimal dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan,
sehingga guru membuat pembelajaran harus dapat menantang dan merangsang pola pikir
siswa secara kreatif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan
(Sungkowo, 2003:15).
Pada penelitian ini, peneliti melakukan praktek mengajar dengan melibatkan siswa
secara langsung dalam mengaplikasikan ilmu fisika yang telah diperolehnya. Peneliti
mengajak siswa untuk mengkaji kejadian nyata pada saat umat muslim sedang melakukan
sholat yaitu pada gerak sujud. Pada kegiatan ini siswa diarahkan untuk mengamati pola
gerakan gerak sujud secara cermat dan teliti kemudian siswa diarahkan untuk
menggambarkan konsep apa saja yang bisa diterapkan dalam kegiatan tersebut. Dengan
demikian, siswa akan mudah untuk memahami dan menerapkan konsep fisika yang
diperolehnya.
Penelitian yang relevan dilakukan oleh Suhadi dan Jannah tahun 2020 dengan judul
analisis torsi mengikuti pola gerakan shalat ketika takbiratul ihram dan setelah takbiratul
ihram, menunjukkan bahwa pada gerakan shalat terdiri dari dua garis vector yaitu r dan F
yang mengikuti posisi tubuh dimanala nilai torsi T dihasilkan dari hasil vektor r dan F.
Penelitian ini menunjukkan hasil dari dua analisis pada gerak sholat ketika takbiratul
2 Jurnal Lentera Vol. No. (Bulan, Tahun)
Wildan, Yushardi, Nuriman Kajian Fisika Gerak Sholat Sujud

ihram dan setelah takbiratul ihram menghasilkan nilai torsi yang sama dan menunjukkan
keadaan seimbang.
Metode penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian berupa
kajian literatur dari buku, kitab, internet dan jurnal relevan bersama dengan siswa kelas 8
MTs Negeri 4 Jember. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 8,
sedangkan sampel penelitian ini ditentukan secara purposive sampling area berdasarkan
hasil analisis rata-rata ulangan harian terbaik pada materi sebelumnya, sehingga
didapatkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8A berjumlah 32 orang.
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu siswa mengumpulan berbagai informasi
dari buku, kitab, internet dan jurnal relevan tentang tata cara sholat terutama pada
gerakan sujud dan teori-teori fisika serta biologi yang akan mendasari proses kajian atau
analisisnya.
B. Pembahasan
1. Landasan Teori Tuntunan Gerak Shalat
Shalat merupakan pilar utama agama Islam yang menghubungkan dan
mengkomunikasikan manusia dengan sang maha pencipta. Shalat melibatkan
beberapa gerakan tertentu dalam melakukannya yang dimuai dari takbir dan diakhiri
dengan salam. Shalat diperintahkan kepada umat Islam ketika Nabi Muhammad SAW
melakukan perjalanan Isra’ Miraj ke langit tujuh. Nabi Muhammad SAW menerima
langsung perintah dari Allah SWT tentang melaksanakan kewajiban sholat lima
waktu (Sagiran, 2014:3). Tuntunan Rasulullah SAW dalam pelaksanaan shalat pada
gerak sujud yaitu, sujud di atas tujuh tulang: dahi dan hidung, kedua telapak tangan,
kedua lutut dan ujung telapak kaki. Hadits al-Abbas ibnu Abdil Muththalib
menyebutkan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Apabila seorang hamba sujud, sujud pula bersamanya tujuh anggotanya: dahinya,
dua telapak tangannya, dua lututnya dan dua telapak kakinya.” (HR. Muslim: 1100).
2. Hasil Kajian Gerak Sholat Sujud
Hasil kajian yang dilakukan oleh siswa dalam menerapkan ilmu fisika pada
gerakan sholat yaitu sujud adalah sebagai berikut:

3
Wildan, Yushardi, Nuriman Kajian Fisika Gerak Sholat Sujud.

w=m.g
Gambar 1. Gerak Menempelkan Dahi dan Hidung
Pada saat melakukan gerak sujud menempelkan dahi dan hidung di lantai telah
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, hal tersebut dijelaskan dalam hadits riwayat
Abu Daud, Turmudzi dan dishahihkan Al-Albani dalam sifat shalat hal 141. Pada
posisi ini dalam kajian ilmu fisika kegiatan menempelkan dahi dan hidung dapat
ditinjau dengan menggunakan konsep gaya tarik bumi (gravitasi) dan gaya berat
benda dalam hal ini bagian kepala.

w=m.g

Gambar 2. Gerakan Jari-jari Tangan Dirapatkan


Pada saat melakukan gerak sujud dimana jari-jari tangan dirapatkan dan
masing-masing diarahkan ke kiblat. Hal ini telah diajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW dan terdapat pada hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Al-Baihaqi serta hadits
tersebut dishahihkan oleh Al-Albani. Adapun maksut dari jari-jari tangan dirapatkan
keduanya berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tidak goyah. Pada
konsep gerak sujud ini kajian keilmuan fisikanya yaitu adanya pengaruh gaya tarik
bumi (gravitasi) dan gaya berat dengan jari-jari tangan sebagai titik tumpu
keseimbangan.

4 Jurnal Lentera Vol. No. (Bulan, Tahun)


Wildan, Yushardi, Nuriman Kajian Fisika Gerak Sholat Sujud

w=m.g
Gambar 3. Posisi Paha Tegak Lurus
Pada saat melakukan gerak sujud posisi paha harus tegak lurus 90 0 dengan lutut
dan kaki. Hal ini dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda “Kami
perintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan, salah
satunya adalah pada kedua lutut” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim). Pada posisi
ini tujuan dari paha yang harus tegak lurus dengan lutut dan kaki bertujuan untuk
menjaga keseimbangan tubuh bagian belakang.

Konsep tekanan zat cair (hidrostatis) Ph = ρ . g. h

450

C.
Kecepatan aliran darah ke otak menggunakan sifat anomali zat cair yaitu:
zat cair mengalir dengan kecepatanD.yang cepat jika mengalir dari daerah
yang lebih tinggi menuju daerah yang lebih rendah.

Gambar 4. Posisi Punggung, Leher dan Kepala


Pada saat melakukan gerak sujud posisi punggung lurus dengan leher-kepala.
Hal ini dijelaskan oleh hadits riwayat Bukhari No. 882 dan Muslim No 493 yang
menyatakan bahwa “Hendaknya lurus ketika sujud dan jangan kalian merebahkan
lengan kalian sebagaimana yang dilakukan oleh hewan anjing”. Maksut dari hadits
tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagaimana gerakan sujud posisi punggung harus
lurus dengan bagian leher-kepala. Hal ini berguna untuk memperlancar aliran darah
yang mengalir ke otak. Dalam kaitannya dengan ilmu fisika proses aliran darah yang

5
Wildan, Yushardi, Nuriman Kajian Fisika Gerak Sholat Sujud.

mengalir ke otak dapat dijelaskan dengan konsep tekanan zat cair (hidrostatis) dan
kecepatan suatu zat cair (fluida dinamis).
Pada saat melakukan gerak sujud posisi punggung dengan paha membentuk
sudut 450, hal ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh dan melancarkan
sirkulasi aliran darah dari punggung menuju jantung, dan dari jantung menuju ke otak,
sehingga suplai oksigen ke otak akan terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dan beberapa kajian literatur hasil penelitian relevan seperti
yang dilakukan oleh Fikri dan Elman (2019: 130-137) dapat dijelaskan bahwa sujud
dilakukan dengan posisi menungging dengan meletakkan kedua tangan, ujung kaki,
lutut, dahi dan hidung pada lantai. Hal ini menggambarkan pula bahwa pusat segala
kegiatan manusia terletak pada organ otak. Pada saat manusia melakukan gerak sujud
aliran darah akan menuju ke otak dengan baik, hal ini dikarenakan posisi jantung
berada di atas otak sehingga menyebabkan darah yang kaya akan oksigen bisa
mengalir baik ke otak. Oleh karena itu manfaat yang diberikan pada saat
melaksanakan gerak sholat sujud sangat besar pada tubuh, disarankan untuk tidak
melakukan sujud secara tergesa-gesa atau sujud dilakukan secara tuma’ninah dengan
tujuan agar darah yang mengalir pada otak dapat memenuhi kapasitas yang telah
disediakan.

C. Penutup
Berdasarkan hasil analisis dan kajian yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada gerak sujud ketika sholat terdapat gaya-gaya yang bekerja yaitu
gaya gravitasi dan gaya berat sebagai titik keseimbangan tubuh serta pada saat sujud
posisi kepala, leher dan punggung harus lurus terdapat konsep fisika yaitu tekanan zat
cair yang mengalir (fluida dinamis) untuk memperlancar aliran darah dari tubuh menuju
jantung dan bermuara pada otak. Sehingga otak akan memenuhi kapasitas oksigennya.

Daftar Pustaka
Fikri, Muhammad dan Elman Boy. 2019. Pengaruh Gerakan Sholat Terhadap Tekanan Darah
Pada Lansia. Jurnal Magna Medica. 6 (2),130-137.

Hilmi, Al-Khuli. 2007. Menyingkap Rahasia Gerakan Shalat. Yogyakarta: Diva Press.

Kusmiyati. 2006. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran IPA (Biologi) di Sekolah


Menengah Pertama. Jurnal Pijar MIPA. 3(1), 23-29.

6 Jurnal Lentera Vol. No. (Bulan, Tahun)


Wildan, Yushardi, Nuriman Kajian Fisika Gerak Sholat Sujud

Sagiran. 2014. Mukjizat Gerakan Shalat (Penelitian Dokter Ahli Bedah dalam Pencegahan &
Penyembuhan Penyakit). Jakarta: Qultum Media.

Suhadi dan Miftahul Jannah. 2020. Analisis Torsi Mengikuti Pola Gerakan Shalat Ketika
Takbiratul Ihram dan Setelah Takbiratul Ihram. Jurnal Penelitian Fisika dan
Terapannya (Jupiter). 1(2), Pp 1-10.

Sungkowo. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas Ditjen Dikdasmen.

Suparlan. 2019. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jurnal Keislaman dan Ilmu
Pendidikan. 1(2), 79-88.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:


Prestasi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai