Pembahasan Uts Rekayasa Bahan 2022
Pembahasan Uts Rekayasa Bahan 2022
a. 3 langkah utama:
1. Pemurnian unsur besi (Fe)
- Proses mengubah bijih besi menjadi besi.
- Dilakukan pada tungku (blast furnace)
- Bahan baku:
a. Bijih besi menjadi oksida besi
b. Batu bara menjadi coke
c. Batu kapur menjadi fluks
- Hasil pemurnian disebut pig iron (logam besi dengan kandungan C
dan sedikit Mn, Si, dan P.
- Sasaran: Logam besi dengan kandungan Carbon yang sesuai
dengan spesifikasi yang diperoleh.
- Kontrol: Pengendalian dalam penambahan unsur carbon dan
kemurnian besi.
2. Pencampuran unsur-unsur pembentuk
- Dilakukan pada tungku terbuka: open-hearth furnace
- Pig iron dimasukkan dalam tungku yang telah berisi campuran
bahan pembentuk baja (sesuai spesifikasi) yang telah meluluh.
- Hasil pencampuran disebut ingots dicetak untuk difabrikasi.
- Sasaran: Ingots (hasil pencampuran) dengan additive (bahan
tambahan) sesuai spesifikasi yang diminta.
- Kontrol: Banyak-sedikit (komposisi) additive yang ditambahkan.
3. Pembentukan produk baja konstruksi (proses fabrikasi)
- Pemilihan teknik berdasarkan: karakteristik dan sifat produk,
bentuk dan ukuran, biaya, dll.
- Teknik: forging (tekan-cetak), rolling (melewati mesin roll),
extrusion (ditekan melalui lubang cetakan), drawing (ditarik
melalui suatu penghalang).
- Sasaran: Produk baja siap pakai dengan dimensi, geometri, dan
spesifikasi sesuai yang diminta (jangan sampai sifat mekanis
berkurang).
- Kontrol: Teknik pengolahan baja disesuaikan dengan spesifikasi
yang diminta. Baja siap pakai juga perlu untuk dilakukan uji
sampel untuk memastikan spesifikasi sesuai dengan standar.
Standar penyimpanan dan distibusi sesuai dengan SOP yang
berlaku.
Berdasarkan gambar, semakin tinggi tingkat kehalusan semen, semakin cepat pula
semen memperoleh kekuatannya dan semakin tinggi pula kekuatan maksimum
yang dapat dicapai. Oleh karena itu, kenaikan tingkat kehalusan semen akan
mempercepat laju hidrasi (berkurangnya setting time) dan menambah kekuatan
beton (karena semakin banyak reaksi yang terjadi).
c. Hubungan komposisi semen dengan perkembangan panas hidrasi dan kekuatan
beton yang dihasilkan.
Tips: Identifikasi komposisi mana yang paling besar dan paling kecil pada setiap
jenis semen. Lalu hubungkan dengan sifat yang ada di grafik.
• Pada grafik sebelah kiri terlihat semen III memiliki panas hidrasi paling
tinggi, dengan kandungan C3S yang paling dominan. Oleh karena itu,
komposisi C3S pada semen memengaruhi tingginya panas hidrasi.
• Pada grafik sebelah kiri terlihat semen II memiliki panas hidrasi yang
paling rendah, dengan kandungan C2S yang paling dominan. Oleh karena
itu, komposisi C2S berpengaruh pada rendahnya panas hidrasi.
• Pada grafik sebelah kanan terlihat semen II mencapai kekuatan maksimum
yang paling tinggi namun kecepatan awal reaksi relatif cukup lambat dan
kekuatan awalnya kecil, dengan kandungan C2S dominan. Oleh karena
itu, komposisi C2S memengaruhi kekuatan akhir beton namun kecepatan
reaksi awalnya lambat dan sumbangan terhadap kekuatan awal buruk.
• Pada grafik sebelah kanan terlihat semen III memiliki kekuatan awal
tertinggi namun kekuatan akhir terkecil, dengan kandungan C3S dominan.
Oleh karena itu, komposisi C3S memengaruhi kekuatan awal beton.
d. Pengecoran pada pilar jembatan berukuran masif yang harus segera dibebani
balok dan pelat lantai di atasnya.
Karena akan segera dibebani, maka beton harus memiliki kekuatan awal yang
tinggi, namun karena ukuran pilar yang masif, panas hidrasi harus dipilih yang
tidak terlalu tinggi karena berpotensi menimbulkan retak termal dan memengaruhi
kondisi tulangan pada beton. Oleh karena itu, semen tipe I ideal untuk digunakan
pada proses konstruksi tersebut.