Opportunity Social Media IGI Small Size
Opportunity Social Media IGI Small Size
227
Bab 11
Peluang dan Tantangan Media
Sosial untuk
Bank-bank Syariah di Indonesia
Ahmad Rafiki
Universitas Medan Area, Indonesia
ABSTRAK
Bank-bank syariah di Indonesia memiliki masalah serius dengan pangsa pasar
yang rendah, yaitu 5%. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya produk yang
ditawarkan, rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah, persepsi
yang kurang baik terhadap perbankan syariah, serta terbatasnya jaringan
distribusi dan jangkauan. Semua penyebab tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan media sosial, yang akan membawa beberapa peluang seperti
transparansi dan keterbukaan, saluran pemasaran yang efektif, hubungan dengan
pemangku kepentingan, konten media sosial, citra dan reputasi merek, aktivitas
kepatuhan syariah, pembelajaran dan pengetahuan, dan personalisasi yang lebih
besar. Sementara itu, dalam menggunakan media sosial, bank syariah
menghadapi beberapa tantangan seperti infrastruktur jaringan, komentar
negatif, manajemen risiko informasi, privasi, dan penipuan. Bab ini dapat
menjadi referensi bagi institusi manapun, khususnya bank syariah yang
berhubungan dengan antarmuka dan interaksi digital dalam bisnis sehari-hari.
Dengan demikian diharapkan bank syariah dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat dan membangun identitas syariah yang baik.
PENDAHULUAN
Hak Cipta © 2020, IGI Global. Dilarang menyalin atau mendistribusikan dalam bentuk cetak atau elektronik tanpa izin tertulis dari IGI
Global.
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA
Media Sosial
229
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
bersama-sama untuk tujuan bersama (Kotler, Kartajaya, & Setiawan, 2010). Ada
beberapa jenis media sosial yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan
pengguna seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1: Jenis-jenis media sosial di atas
merupakan platform media sosial terbesar dan yang paling cepat berkembang.
Sebagai contoh, platform Facebook dan Twitter secara fundamental telah
digunakan sebagai alat pemasaran oleh sebagian besar perusahaan di Amerika
Serikat (Joyce, 2011; Barnes, Lescault, & Wright, 2013). Facebook memiliki
peningkatan pengguna yang sangat besar sebesar 25 persen dalam satu tahun
(Hockenson & Molla, 2013), sementara, Twitter memiliki 36 persen peningkatan
tahunan (Edwards, 2013). Kedua platform ini memiliki jutaan pengguna aktif
sebagai konsumen potensial yang dapat memperoleh informasi terbaru dengan
mudah. Pan, Vorvoreanu, dan Zhou (2014) menyebutkan bahwa Facebook
menyediakan konten yang luas dengan informasi yang relatif lebih panjang, yang
penting untuk mempengaruhi audiens dengan berbagi pengalaman dan
memberikan nilai-nilai. Sementara itu, Twitter memungkinkan untuk
menyampaikan informasi yang cepat, singkat, dan lebih pada wacana yang
dangkal. Kesederhanaannya sangat penting bagi publik
untuk memahami berita dengan mudah.
Platform media sosial lainnya adalah Youtube dan Instagram. Youtube
menciptakan peluang bagi penyedia konten untuk menargetkan pasar khusus
yang berfokus pada minat dan kebutuhan yang sama. Youtube kini menjadi
mesin pencari terbesar kedua di dunia dengan lebih dari 1,8 miliar orang yang
terdaftar di situs tersebut. Sementara itu, Instagram dipandang sebagai "bintang
yang sedang naik daun" yang memiliki platform berbagi visual yang
memungkinkan pengguna untuk memposting foto dan video. Instagram dianggap
lebih ramah terhadap pengikut dalam hal visibilitas postingan, kecenderungan
230
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
untuk berkomentar, dan kemampuan berbagi yang memungkinkan pengguna
Instagram untuk lebih terlibat dengan pengikut mereka (DeMers, 2017). Pada
tahun 2016, Instagram memiliki sekitar 500 juta pengguna, dan jumlah ini terus
meningkat sejak tahun 2015. Tingkat keterlibatan pengguna pada postingan
merek Instagram mencapai sekitar 4% dari total pengikut, jauh lebih tinggi
daripada angka untuk Facebook dan Twitter yang kurang dari 0,1% (Vendramin,
2016).
231
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
232
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
Fakta Angka
Rata-rata Waktu Harian yang Dihabiskan untuk Menggunakan 3 Jam 23 Menit
Media Sosial
Percaya bahwa Teknologi Baru menawarkan Lebih Banyak
71%
Peluang daripada Risiko
Percaya bahwa Privasi dan Perlindungan Data sangat penting 79%
Memiliki Rekening Bank 36%
Mencari Produk atau Layanan yang Akan Dibeli Secara Online 45%
41.39
Infrastruktur Jaringan Seluler
(Dari Skor Maksimum 100)
Penetrasi perbankan digital meningkat dua kali lipat dalam 5 tahun 58%
terakhir
Frekuensi penggunaan saluran digital pada tahun 2017 42%
Sumber: Google Consumer Barometer (Januari, 2018); Global WebIndex (2017); World Bank Global
Financial Inclusion (2015); GSMA Intelligence (2017); McKinsey Asia PFS Survey (2017).
Seluruh aktivitas di bank syariah harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hal
ini sejalan dengan ayat Al Qur'an Surat Al Baqarah (2) 208 sebagai berikut:
234
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
platform untuk hal-hal yang disalahpahami. Hal ini sesuai dengan ayat
Al-Qur'an dalam surat An-Nisa' (4): 83 sebagai berikut:
Dan jika datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau ketakutan,
mereka menyebarkannya. Dan jika mereka mengembalikannya kepada Rasul
atau kepada orang-orang yang mempunyai wewenang di antara mereka, niscaya
orang-orang yang dapat mengambil pelajaran (daripadanya) akan
mengetahuinya. Dan sekiranya tidak karena karunia Allah kepadamu dan rahmat-
Nya, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja. (An-Nisaa': 4):
83)
METODOLOGI
Bab ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan analisis
konten berdasarkan tinjauan literatur dari jurnal penelitian akademik, situs web,
platform media sosial, basis data elektronik (data sekunder), dan sumber-sumber
lain yang relevan. Dari sumber-sumber penelitian terdahulu tersebut kemudian
dibuat argumen dan pembahasannya.
Faktanya, hanya 7,39% dari total pengguna media sosial yang mengakses hal-hal
yang berhubungan dengan perbankan (APJII, 2017). Sementara itu, belum ada
penelitian yang menganalisis adopsi media sosial oleh bank-bank syariah
khususnya di Indonesia. Meskipun angka-angka berikut ini tidak dapat
dibandingkan dengan angka-angka dari bank konvensional, namun minat yang
berkembang terhadap konten bank syariah secara bertahap menjadi signifikan
melalui media sosial. Di bawah ini adalah tabel angka-angka bank syariah di
Instagram, Twitter, YouTube, dan Facebook:
235
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
Jumlah pengikut dan postingan di Instagram mengindikasikan potensi respon
dari masyarakat terhadap produk dan layanan bank syariah. Seperti yang
digambarkan pada tabel di atas, Bank BNI Syariah memiliki jumlah pengikut
terbanyak dengan 51.100 pengikut, diikuti oleh Bank Syariah Mandiri, Bank BRI
Syariah, dan Bank Muamalat Indonesia. Bahkan, BNI
236
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
238
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
Baik jumlah subscriber maupun video merupakan tanda penting untuk melihat
pertumbuhan minat nasabah bank syariah terhadap konten mereka melalui
YouTube. Saat ini, Bank Syariah Mandiri memiliki jumlah subscriber (1.920)
dan video (91) terbanyak dibandingkan dengan bank syariah lainnya. Beberapa
nasabah ingin melihat video secara lengkap untuk mempelajari dan mendapatkan
gambaran tentang produk dan layanan bank syariah. Ini adalah cara yang mudah,
cepat, dan nyaman untuk menyerap berbagai hal. Dengan adanya fakta-fakta
saluran YouTube yang dimiliki oleh bank-bank syariah ini, informasi dapat
disebarluaskan secara efektif dan efisien.
Sementara itu, Facebook menawarkan fitur yang lengkap sehingga setiap
orang dapat berinteraksi melalui chat, pesan, gambar atau video. Hal ini
diharapkan dapat menarik lebih banyak nasabah dari berbagai interface.
Berdasarkan jumlah 'like' yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki
perhatian terhadap konten, Bank Syariah Mandiri memiliki jumlah 'like'
terbanyak pada kontennya di Facebook, diikuti oleh Bank BRI Syariah dan Bank
BNI Syariah.
239
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
Di bawah ini adalah perbandingan pengikut Instagram dari tiga bank
konvensional dan bank syariah. Hal ini juga menunjukkan bahwa tiga bank
syariah mewakili 18% dari
240
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
jumlah pengikut Instagram, dimana jumlah pengikut Instagram Bank CIMB Niaga
sendiri lebih banyak 8% dari ketiga bank syariah tersebut.
Di bawah ini adalah perbandingan jumlah pengikut Twitter dari tiga bank
konvensional dan bank syariah. Hal ini juga menunjukkan bahwa tiga bank
syariah mewakili 29% dari jumlah pengikut Twitter, sementara dua bank
konvensional; Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia memiliki jumlah pengikut
Twitter yang lebih sedikit dibandingkan dengan dua bank syariah; Bank Syariah
Mandiri dan Bank BNI Syariah.
Di bawah ini adalah perbandingan jumlah pelanggan YouTube dari tiga bank
konvensional dan bank syariah. Hal ini juga menunjukkan bahwa ketiga bank
syariah tersebut mewakili 9% dari jumlah pelanggan YouTube, di mana jumlah
pelanggan YouTube Bank Rakyat Indonesia sendiri melebihi 6% dari ketiga bank
syariah tersebut.
Di bawah ini adalah perbandingan jumlah like Facebook dari tiga bank
konvensional dan bank syariah. Hal ini juga menunjukkan bahwa ketiga bank
241
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
syariah mewakili 8% dari jumlah likes Facebook, dimana jumlah likes Facebook
Bank Negara Indonesia sendiri melebihi 7% dari ketiga bank syariah tersebut.
242
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
243
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
Berdasarkan tabel dan gambar yang disajikan di atas, ada beberapa poin
penting yang perlu disoroti sebagai berikut:
Transparansi dan keterbukaan saling terkait. Kehadiran media sosial yang aktif
dapat meningkatkan transparansi dan keterbukaan kepada nasabah. Nasabah yang
tadinya meragukan detail produk bank syariah, kini dapat melihat dan
mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan. Beberapa konsep bank syariah
berkaitan dengan fikih Islam yang mengundang perdebatan dan argumen. Melalui
media sosial, semua orang dapat bertanya dan memberikan penjelasan sesuai
dengan pemahaman mereka. Khususnya bagi non-Muslim, mereka mungkin
memiliki ketertarikan untuk mengetahui produk dan layanan bank syariah,
sehingga media sosial merupakan platform yang tepat bagi mereka untuk belajar.
Dengan adanya konsep baru fintech dan big data, media sosial dapat berperan
dalam mendistribusikan data, angka, atau konten yang lengkap dan dapat diakses
oleh nasabah secara terbuka. Selain itu, Harris dan Rae (2009) menjelaskan bahwa
media sosial dapat membantu memfasilitasi transparansi sehingga kepercayaan
dapat terjalin di antara kedua belah pihak. Kepercayaan merupakan salah satu
prinsip bank syariah yang berkaitan dengan amanah, yang berarti bekerja sama atau
bertransaksi dengan pihak yang diperbolehkan sesuai dengan amanah yang
diberikan oleh nasabah. Kepercayaan menghasilkan hubungan yang lebih dekat
dengan konsumen, yang kemudian konsumen dapat merasakan bahwa bank
syariah lebih ramah, lebih nyata dan lebih murah hati terhadap mereka. Dengan
mengedepankan transparansi, para karyawan bank dapat menanggapi komentar-
komentar negatif. Ketika sistem bank syariah dijalankan dengan jujur dan tegas,
maka kepercayaan nasabah dapat diperoleh kembali dan meningkat (Duncan,
2016; Shukle, 2015).
244
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
Bank-bank Islam menggunakan media sosial sebagai platform yang efisien untuk
meningkatkan hubungan antara perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya
seperti pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan, dan sebagainya, dan
kemudian dapat mengetahui kebutuhan para pemangku kepentingan dan
245
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
memenuhi harapan mereka. Interaksi yang terus menerus melalui media sosial
dapat menghasilkan hubungan yang efektif di antara para pemangku kepentingan.
Media sosial menawarkan kesempatan unik untuk mereformasi hubungan antara
pemangku kepentingan dari pertukaran informasi satu arah atau dua arah menjadi
proses komunikasi banyak arah (Agostino, 2013) yang dianggap sebagai media
untuk meningkatkan keterlibatan dengan pelanggan potensial dengan
menerbitkan kuis atau hadiah, dan sebagainya, yang dapat membantu
meningkatkan layanan bank (Kumar, Rajan, Gupta, & Pozza, 2017). Berbagai
manfaat ini dapat menjelaskan mengapa
246
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
248
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
Aktivitas menggunakan media sosial diperbolehkan oleh syariah. Hal ini berarti
bahwa kegiatan yang berkaitan dengan media sosial dapat didorong, ditingkatkan
dan dikembangkan untuk menarik lebih banyak pelanggan dan menciptakan
kesadaran. Melalui media sosial, nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam terpapar dan
akan diketahui oleh khalayak, yang disebut dengan dakwah. Hal ini dianggap
sebagai dakwah yang efektif dan efisien dalam menjangkau cakupan yang lebih
luas dan biaya yang lebih rendah.
Melalui media sosial, perselisihan dan perbedaan pendapat tentang produk
keuangan dapat didiskusikan. Misalnya, isu produk e-money atau transaksi non-
tunai yang dijelaskan oleh fikih muamalah kontemporer tidak mengarah pada
riba. Argumen terbuka ini akan ditanggapi oleh para pengguna media sosial atau
setidaknya mendapatkan perhatian mereka terhadap prinsip-prinsip
produk/konsep tersebut.
250
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
YouTube, Instagram, dan jejaring sosial lainnya untuk mendapatkan edukasi dan
informasi yang diperlukan mengenai layanan, produk, dan lembaga keuangan. Hal
ini ditegaskan oleh Weinberg dan Pehlivan (2011) bahwa media sosial membantu
perusahaan untuk mengedukasi khalayak tentang layanan mereka. Bahkan dapat
digunakan untuk merekrut karyawan yang berkualitas (Madia, 2011). Tidak
diragukan lagi bahwa saluran media sosial telah menjadi sumber informasi yang
sangat penting di dunia saat ini. Perusahaan-perusahaan termasuk bank-bank Islam
mengandalkan media sosial untuk mendapatkan berita terbaru. Dengan demikian,
mereka melakukan upaya untuk menjadikan media sosial sebagai media transfer
pengetahuan yang akan memberikan keuntungan yang tak ternilai bagi bisnis
untuk jangka panjang. Selain itu, dengan bukti 58% penetrasi perbankan digital
yang meningkat dua kali lipat dalam 5 tahun terakhir di Indonesia, hal ini
membuka peluang bagi masyarakat untuk mengetahui produk bank syariah atau
setidaknya dapat menumbuhkan minat konsumen.
minat untuk mengetahui produk-produk bank syariah.
Personalisasi adalah lawan dari privasi. Kemitraan antara bank dan pengguna
media sosial akan membuka pintu baru dalam hal personalisasi pengalaman
nasabah dimana data dibagikan dan dipertukarkan antara kedua belah pihak.
Beberapa nasabah mencari keistimewaan atau mereka menginginkan informasi
yang lebih cepat dan akurat untuk semua pertanyaan yang diajukan, dengan
demikian bank-bank syariah harus mempersiapkan diri dengan materi yang
cukup melalui media sosial.
Personalisasi menciptakan hubungan yang berkelanjutan dengan mengenal dan
memahami satu sama lain dengan lebih baik. Media sosial mencoba membangun
komunikasi yang kuat dimana konsumen dapat mengajukan pertanyaan tanpa
batas. Melalui personalisasi, bank-bank Islam menciptakan kepuasan dan loyalitas
pelanggan. Selain itu, media sosial sudah digunakan untuk dukungan pelanggan oleh
sebagian besar bank, tetapi kemitraan yang lebih dalam dengan platform media
sosial akan memberdayakan bank untuk menawarkan lebih banyak layanan
dukungan. Hal ini akan membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan
pelanggan untuk lebih meningkatkan waktu respon. Hal ini ditegaskan oleh
Shankar & Khan (2012) bahwa institusi bank menyadari kekuatan media sosial
dan secara aktif menggunakan platform sosial karena mereka ingin memenuhi
ekspektasi pelanggan yang meningkat untuk personalisasi, menunjukkan nilai
kepada mereka, dan kepedulian sosial yang positif.
Karena 36% dari pengguna media sosial memiliki rekening bank, mereka
mungkin membutuhkan layanan tambahan yang berkaitan dengan produk.
Dukungan kepada pelanggan terdiri dari informasi rekening, promosi atau
251
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
aplikasi kartu, update mengenai penawaran untung dan rugi, tanggal dan acara
penting. Personalisasi dan dukungan tersebut membuat setiap konsumen merasa
diperlakukan secara profesional dan proporsional.
252
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
a. Infrastruktur Jaringan
Media sosial menawarkan balasan dan komentar langsung dari masyarakat atau
pelanggan, beberapa di antaranya adalah komentar negatif. Bank syariah harus
memiliki personil penuh waktu untuk mengontrol dan menjawab komentar-
komentar negatif tersebut. Personil tersebut harus memiliki kemampuan untuk
secara aktif mengalihkan, mengelola, dan menjawab komentar-komentar yang
tidak pantas tersebut. Hal ini dianggap sebagai tantangan serius bagi bank.
Interaksi adalah bagian penting dari media sosial. Salah satu cara untuk
meningkatkan interaksi tersebut adalah dengan menanggapi komentar yang
ditinggalkan pada postingan yang relevan. Data yang dihasilkan dari
gramwiki.com menunjukkan bahwa hanya lima dari sembilan bank syariah
Indonesia (yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, BRI Syariah, Bank
Syariah Bukopin, dan BNI Syariah) yang cukup responsif dalam menanggapi
komentar para pengikutnya. Namun, tampaknya bank-bank syariah tersebut tidak
menggunakan media sosial khususnya Instagram untuk memantau tren pelanggan.
Hal ini mengindikasikan dorongan untuk memanfaatkan media sosial masih
rendah.
255
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
d. Privasi
Tantangan utama yang ditimbulkan oleh media sosial adalah privasi. Banyak
orang menahan diri untuk tidak ikut serta dalam dialog karena takut kehilangan
privasi. Beberapa karyawan bank mendapati komentar negatif dari nasabah tanpa
melalui saluran yang tepat untuk mengkritik konten, sistem, atau prosedur
produk. Pada saat yang sama, karyawan bank syariah harus berhati-hati dalam
mengunggah atau membuat caption yang menentang suku, ras, agama,
kewarganegaraan, atau hal-hal pribadi lainnya. Ini adalah pesan langsung yang
dapat dilihat oleh audiens secara real-time, sehingga dapat menimbulkan salah
tafsir atau kesalahpahaman. Berdasarkan profil pengguna, 79% pengguna
percaya bahwa privasi dan perlindungan data merupakan elemen yang sangat
penting terkait dengan konten media sosial.
e. Penipuan
Identitas individu yang bergabung dengan situs jejaring sosial bisa jadi asli atau
palsu. Hal ini disebabkan oleh pengungkapan identitas yang dibagikan kepada
pengguna yang tidak dikenal. Saat ini, ada banyak kasus penipuan di seluruh dunia
yang telah terdaftar. Media sosial ternyata merupakan cara yang mudah untuk
menipu orang dengan menggunakan teknologi. Bagi bank syariah, mereka
mungkin menghadapi atau berinteraksi dengan pengguna yang tidak dikenal yang
dapat menyalin atau meniru beberapa konten.
KESIMPULAN
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, bank syariah perlu memastikan bahwa
media sosial membantu meningkatkan keterlibatan mereka dengan 'like' dan
follower. Bank-bank Islam tidak memiliki pilihan lain selain mengelola media
sosial secara optimal dengan konten yang menarik. Peluang-peluang tersebut
dapat dieksploitasi dan menghasilkan hasil yang terbaik bagi perkembangan bank
syariah. Bank-bank Islam harus mengembangkan berbagai cara komunikasi dan
menanggapi secara langsung semua komentar dari audiens, sehingga menciptakan
keterikatan emosional dan hubungan yang lebih baik dengan pelanggan. Seperti
yang disebutkan oleh Kumar et al (2017) bahwa perusahaan dapat
mempertahankan tingkat kepuasan klien yang lebih tinggi dan keterikatan
emosional jika mereka memfokuskan upaya mereka untuk mempertahankan
pengalaman layanan yang positif bagi klien mereka.
Bank-bank syariah harus berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait atau pihak
berwenang untuk menemukan solusi atas tantangan-tantangan tersebut. Evaluasi
256
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
menyeluruh terhadap tingkat adopsi media sosial sangat penting untuk
mengetahui seberapa efektif media sosial membantu bank-bank syariah dalam
menyebarkan informasi kepada masyarakat dan mengidentifikasi area-area yang
membutuhkan perbaikan.
257
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
259
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
REFERENSI
261
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
Deloitte. (2013). Siapa bilang bank tidak bisa berjiwa sosial? Jadilah bank sosial,
luar dalam. Ontario, Kanada, Deloitte LLP.
DeMers, J. (2017). Mengapa Instagram Adalah Platform Sosial Teratas Untuk
Keterlibatan (Dan Cara Menggunakannya). Diakses pada 20 Agustus 2019 dari
https://www.forbes.com/ sites/jaysondemers/2017/03/28/why-instagram-is-the-
top-social-platform-for-engagement-and-how-to-use-it/
Duncan, S. (2016). Merek, Tangani Kritik Negatif di Media Sosial Seperti Juara.
Diakses pada 11 Agustus 2019 dari https://www.salesforce.com/blog/2016/03/
brands-handle-negative-criticism-social-media-champ.html
Edwards, J. (2013). "Kolam gelap" Twitter: IPO tidak menyebutkan 6541 juta
pengguna yang meninggalkan Twitter. Diambil pada tanggal 26 Mei 2019 dari
www.businessinsider.com/ twitter-total-pengguna-terdaftar-v-bulan-pengguna-
aktif-2013-11
Etter, M., Ravasi, D., & Colleoni, E. (2017). Media Sosial dan Pembentukan
Reputasi Organisasi. Academy of Management Review. In-Press.
GIFR. (2017). Laporan Keuangan Syariah Global. Diperoleh 10 Juli 2019 dari
http:// www.gifr.net/gifr_2017.htm
Global WebIndex. (2017). GWI Social. Diakses pada 18 Agustus 2019 dari https://
cdn2.hubspot.net/hubfs/304927/Downloads/GWI%20Social%20Summary%20
Q3%202017.pdf
Barometer Konsumen Google. (2018). Data Tren. Diakses pada 10 September
2019 dari
https://www.consumerbarometer.com/en/trending/?countryCode=ID&catego
ry=TRN-NOFILTER-ALL
Harris, L., & Rae, A. (2009). Jejaring sosial: Masa depan pemasaran untuk bisnis
kecil.
The Journal of Business Strategy, 30(5), 24-31. doi:10.1108/02756660910987581
Hockenson, L., & Molla, R. (2013). Facebook menumbuhkan pengguna aktif
harian sebesar 25 persen, pengguna mobile sebesar 45 persen. Diakses pada 29
Mei 2019 dari http://gigaom. com/2013/10/30/facebook-tumbuh-pengguna-aktif-
harian-sebesar-25-persen-pengguna-seluler-sebesar-45-persen/
Joyce, S. (2011). Studi UMass tahun 2011 tentang perusahaan-perusahaan
Fortune 500 dan media sosial: 23% memiliki blog, 62% menggunakan Twitter,
58% menggunakan Facebook. Diakses pada 8 Mei 2019 dari www.
q4blog.com/2011/10/27/2011-umassstudy-of-fortune-500-companies-and-social-
media-23-blog-62-use-twitter-58-facebook/
262
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
264
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
265
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
BACAAN TAMBAHAN
Al-Kandari, A. A., Gaither, T. K., Alfahad, M. M., Dashti, A. A., & Alsaber, A.
R. (2019). Perspektif Arab tentang media sosial: Bagaimana bank-bank di
Kuwait menggunakan instagram untuk hubungan masyarakat. Public Relations
Review, 45(3), 101774. doi:10.1016/j. pubrev.2019.04.007
Cannell, S., & Travis, B. (2018). Rahasia YouTube: Panduan Utama untuk
Mengembangkan Pengikut dan Menghasilkan Uang sebagai Influencer Video.
Lioncrest Publishing.
De Veirman, M., Cauberghe, V., & Hudders, L. (2017). Pemasaran melalui
influencer Instagram: Dampak jumlah pengikut dan divergensi produk terhadap
sikap merek. Jurnal Periklanan Internasional, 36(5), 798-828. doi:10.1080/0265
0487.2017.1348035
Hjorth, L., & Hinton, S. (2019). Memahami media sosial. SAGE Publications
Limited.
Kane, B. (2018). Satu Juta Pengikut: Bagaimana Saya Membangun Pengikut
Sosial yang Masif dalam 30 Hari. BenBella Books.
Kerpen, D. (2015). Media sosial yang disukai. McGraw-Hill.
Kusumasondjaja, S. (2018). Peran daya tarik pesan dan orientasi pada efektivitas
komunikasi merek di media sosial: Sebuah bukti dari Indonesia. Asia Pacific
Journal of Marketing and Logistics, 30(4), 1135-1158. doi:10.1108/ APJML-10-
2017-0267
Macarthy, A. (2018). 500 Tips Pemasaran Media Sosial: Saran, Petunjuk, dan
Strategi Penting untuk Bisnis Facebook, Twitter, Pinterest, Google+, YouTube,
Instagram, LinkedIn, dan Banyak Lagi! Platform Penerbitan Independen
CreateSpace.
Rahmawati, T. Y., Dewi, M. K., & Ferdian, I. R. (2019). Instagram: Perannya
dalam manajemen bank syariah. Jurnal Pemasaran Syariah, ahead-of-print
(depan-cetak). doi:10.1108/JIMA-11-2018-0213
Weintraub, M., & Litwinka, L. (2013). Panduan lengkap manajer komunitas
media sosial: alat dan taktik penting untuk kesuksesan bisnis. John Wiley & Sons.
Al-Qur'an: secara harfiah berarti "bacaan" yang merupakan teks agama utama
266
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
Islam, yang diyakini oleh umat Islam sebagai wahyu dari Tuhan (Allah). Ini adalah
267
Peluang dan Tantangan Media Sosial bagi Bank Syariah di Indonesia
tulisan suci Islam yang diwahyukan oleh Tuhan kepada Nabi Muhammad selama
hidupnya di Mekah dan Madinah.
Tantangan: (Situasi dihadapkan pada) sesuatu yang membutuhkan upaya
mental atau fisik yang besar agar dapat dilakukan dengan sukses dan karenanya
menguji kemampuan seseorang. Dakwah: kata dalam bahasa Arab yang secara
harfiah berarti "menyeru"
atau "membuat undangan".
Penipuan: adalah tindakan atau pernyataan yang menyesatkan,
menyembunyikan kebenaran, atau mempromosikan keyakinan, konsep, atau ide
yang tidak benar. Hal ini sering kali dilakukan untuk mendapatkan keuntungan
pribadi atau keuntungan. Hadis: Kumpulan tradisi yang berisi perkataan Nabi
Muhammad yang, bersama dengan catatan praktik kesehariannya (Sunnah),
merupakan sumber utama
pedoman bagi umat Islam selain Al-Qur'an.
Bank Islam: dikenal sebagai bank tanpa bunga, adalah sistem yang didasarkan
pada prinsip-prinsip hukum Islam atau Syariah dan dipandu oleh ekonomi Islam.
Bank syariah menghasilkan keuntungan melalui partisipasi ekuitas yang
mengharuskan peminjam untuk memberikan bagian dari keuntungan mereka
kepada bank daripada membayar bunga.
Peluang: Keadaan atau kombinasi keadaan yang menguntungkan atau
menguntungkan.
Privasi: adalah kemampuan individu atau kelompok untuk mengasingkan
diri, atau informasi tentang diri mereka sendiri, dan dengan demikian
mengekspresikan diri mereka secara selektif.
Syariah: hukum agama Islam yang mengatur tidak hanya ritual keagamaan
tetapi juga aspek kehidupan sehari-hari dalam Islam. Secara harfiah
diterjemahkan sebagai "jalan".
Media Sosial: adalah teknologi interaktif yang dimediasi komputer yang
memfasilitasi penciptaan dan berbagi informasi, ide, minat karier, dan bentuk
ekspresi lainnya melalui komunitas dan jaringan virtual.
Transparansi: adalah elemen yang digunakan dalam sains, teknik, bisnis,
humaniora, dan dalam konteks sosial lainnya, yang beroperasi sedemikian rupa
sehingga orang lain dapat dengan mudah melihat tindakan yang dilakukan.
268