Anda di halaman 1dari 14

FIQH SHALAT FARDHU DAN SUNNAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Fiqh

Dosen Pengampu : Baqiyatush Sholihah, S.Th.I., M.Si.

Disusun Oleh :

Umi Kultsum 2103036055


Rizqi Aulia Putri 2103036066
M. Fiqi Fauzul Muna 2103036075
Rizma Aviana 2103036086

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

TAHUN 2023
FIQH SHALAT FARDHU DAN SUNNAH

Umi Kultsum (2103036055), Rizqi Aulia Putri (2103036066), M. Fiqi Fauzul Muna
(2103036075), Rizma Aviana (2103036086)

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang

E-mail: 2103036055@student.walisongo.ac.id

Abstract

This article details the basic understanding of the Fiqh of Prayer, outlines the basic
meaning of prayer, and deepens it by distinguishing between Fardhu Prayers and Sunnah
Prayers. This article also identifies and explains the various types of Fardhu Prayers that
Muslims must perform, such as the Five Daily Prayers, while also discussing Sunnah Prayers
as recommended sunnah practices, such as the Sunnah Mu'akkadah Prayers and the Ghairu
Mu'akkadah Sunnah Prayers. Through this comprehensive understanding, this article aims to
provide better insight into the importance of prayer in Muslim life and the ways of performing
it in accordance with religious guidance.

Keywords: Fiqh, Sunnah Prayers, Fardhu Prayers

Abstrak

Artikel ini merinci pemahaman mendasar tentang Fiqh Shalat, menguraikan pengertian
dasar sholat, serta mendalaminya dengan membedakan antara Shalat Fardhu dan Shalat
Sunnah. Artikel ini juga mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai jenis Shalat Fardhu yang
harus dijalankan oleh umat Islam, seperti Shalat Lima Waktu, sementara juga mengupas Shalat
Sunnah sebagai praktek sunnah yang dianjurkan, seperti Shalat Sunnah Mu'akkadah dan Sholat
Sunnah Ghairu Mu'akkadah. Melalui pemahaman yang komprehensif ini, artikel ini bertujuan
untuk memberikan wawasan yang lebih baik tentang pentingnya sholat dalam kehidupan
Muslim dan cara-cara pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan agama.

Kata Kunci: Fiqih, Shalat Sunnah, Shalat Fardhu

PENDAHULUAN

Shalat adalah tiang utama yang menjaga dan memperkuat hubungan seorang Muslim
dengan Allah SWT. Praktik shalat menjadi suatu wujud pengabdian, ketaatan, dan komunikasi
langsung dengan Sang Pencipta. Dalam Islam, pemahaman yang mendalam tentang Fiqh
Shalat adalah suatu hal yang sangat penting, karena shalat merupakan inti dari kehidupan
beragama seorang Muslim. Artikel ini akan membahas secara rinci Fiqh Shalat, yang
mencakup pengertian shalat, perbedaan antara shalat fardhu (shalat wajib) dan shalat sunnah
(shalat yang dianjurkan), serta berbagai macam shalat fardhu dan sunnah yang harus dipahami
oleh setiap Muslim.

Pengertian dasar tentang shalat tidak hanya mengenai gerakan fisik, tetapi juga
melibatkan dimensi spiritual dan mental yang dalam. Shalat bukan hanya sekadar serangkaian
gerakan ritual, melainkan merupakan ekspresi dari rasa taat, rasa syukur, dan koneksi yang
mendalam dengan Allah. Dalam Fiqh Shalat, kita akan memahami bagaimana setiap aspek dari
shalat, mulai dari niat hingga gerakan-gerakan tertentu, memiliki makna dan tujuan tertentu
dalam membentuk karakter seorang Muslim. Artikel ini akan menguraikan konsep-konsep
tersebut untuk membantu pembaca memahami pengertian dasar shalat dalam Islam.

Selain pengertian dasar shalat, artikel ini juga akan menggali perbedaan antara shalat
fardhu dan shalat sunnah. Shalat fardhu adalah shalat yang diwajibkan oleh Islam untuk
dilakukan oleh setiap Muslim, seperti shalat lima waktu. Di sisi lain, shalat sunnah adalah
shalat yang dianjurkan namun tidak diwajibkan, dan jenis-jenisnya beragam. Dengan
memahami perbedaan ini, pembaca akan dapat mengatur prioritas dalam pelaksanaan ibadah
shalat sesuai dengan tuntunan agama dan mendapatkan manfaat spiritual yang lebih mendalam.
Artikel ini akan menjelaskan secara rinci berbagai jenis shalat fardhu dan sunnah yang harus
dijalankan, serta mengapa keduanya memiliki peran penting dalam kehidupan seorang Muslim.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat
Hidup di planet bumi ini adalah suatu kewajiban yang harus diterima oleh setiap
orang. Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan manusia untuk mendiami dan
menjalani kehidupan di dunia yang fana ini, oleh karena itu, manusia seharusnya
bersyukur kepada-Nya. Salah satu cara untuk bersyukur adalah melalui beribadah
kepada Allah. Beribadah kepada Allah bukanlah untuk kepentingan-Nya, melainkan
untuk kebaikan kita sendiri agar kita dapat mencapai tingkat ketakwaan di sisi-Nya,
mendapatkan keridhaan-Nya dalam setiap tindakan dan langkah yang kita ambil, serta
terhindar dari siksa api neraka. Itulah tujuan sejati yang membuat Allah berkehendak
menciptakan manusia. Sebagaimana firman Allah SWT, dalam QS. Adz-dzariyat ayat
56, yang berbunyi:

ُ‫ون‬
ِ ‫نس إِّلُ ِليَ ْعبد‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْٱل ِجنُ َو‬
َُ ‫ٱْل‬

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-ku (QS. Adz-dzariyat: 56).

Salah satu cara dalam beribadah kepada Allah adalah dengan mengerjakan
shalat. Shalat sebagai rukun kedua dalam agama islam dan merupakan ibadah yang
sangat penting. Shalat menjadi landasan iman setelah dua kalimat syahadat. Secara
bahasa, shalat itu bermakna do’a. Shalat dengan makna doa dicontohkan di dalam Al-
Qur’an pada Q.S At-Taubah ayat 103 yang berbunyi:

ُ‫ع ِليْم‬
َ ُ‫سمِ يْع‬
َ ‫ّللا‬ َ َُ‫ص ٰلوتَك‬
ُٰ ‫سكَنُ له ُْم َو‬ َ ُ‫علَ ْي ِه ُْم اِن‬
َ ‫ل‬
ُِ ‫ص‬ َ ‫صدَقَةُ ت‬
َ ‫ط ِهره ُْم َوتزَ ِك ْي ِه ُْم ِب َها َو‬ ُْ ِ‫خذُْ م‬
َ ‫ن ا َ ْم َوا ِل ِه ُْم‬

Artinya: Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan
mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Adapun makna menurut syariah, shalat didefinisikan sebagai “serangkaian


ucapan dan gerakan yang tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam sebagai sebuah ibadah ritual”. Shalat juga harus memenuhi beberapa rukun dan
syarat yang sudah ditentukan.1 Shalat juga bisa diartikan sebagai sarana komunikasi
antara kita sebagai hamba dengan Allah sebagai Tuhan. Shalat itu bentuk ibadah yang
terdiri dari perkataan dan perbuatan, dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam. Pastinya, harus sesuai dengan syarat dan rukun yang udah ditentukan
oleh syariat.2

Shalat bukan cuma sekadar gerakan fisik, tapi juga melibatkan hati dan pikiran
kita. Saat kita melaksanakan sholat, kita menghadap Allah dengan khusyuk dan
mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan. Dalam sholat, kita melakukan
rukun-rukun seperti takbir, ruku', sujud, dan duduk di antara sujud. Shalat dikonsepkan
sebagai bentuk ibadah yang sempurna dan terbaik. Dalam ilmu fiqih, shalat merupakan
bentuk ibadah yang dilakukan dengan tindakan tertentu dan syarat-syarat khusus.
Istilahُ “shalat”ُ digunakanُ untukُ ibadahُ iniُ karenaُ melibatkanُ do’a-do’a,ُ sepertiُ

1
Muhammad Sholikhin, Panduan Shalat (Lengkap dan Praktis), Jakarta: Erlangga. 2012.hlm.43
2
Imam Basori Assuyuti, Bimbingan Shalat Lengkap, Jakarta: Mitra Umat. 1998.hlm. 30
permohonan, rahmat, dan ampunan. Selain itu, sholat juga memiliki banyak manfaat
bagi kehidupan kita. Sholat dapat memberikan ketenangan pikiran, meningkatkan
konsentrasi, dan memperkuat hubungan kita dengan Allah. Selain itu, sholat juga
mengajarkan kita disiplin, tanggung jawab, dan kesabaran dalam menjalani hidup.

Adapun diantara firman Allah yang mewajibkan untuk melaksanakan shalat


seperti di dalam Al-Qur’anُsuratُAn-nisa ayat 103 yang berbunyi:

‫علَى‬ ُْ ‫ٱط َمأْنَنت ُْم فَأَقِيمواُ ٱلصلَ ٰو ُة َُۚ ِإنُ ٱلصلَ ٰوُةَ كَان‬
َ ‫َت‬ ْ ‫ى جنو ِبك ُْمُۚ فَإِذَا‬
ُٰ َ‫عل‬ َُ ُ‫ضيْتمُ ٱلصلَ ٰو ُة َ فَٱذْكروا‬
َ ‫ٱّلل قِ ٰ َيما َوقعودا َو‬ َ َ‫فَإِذَا ق‬
ُ‫ْٱلمؤْ مِ نِينَُ ِك ٰت َبا م ْوقوتا‬

Artinya: maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-nisa: 103).

Dapat disimpulkan bahwa shalat memiliki keutaman yang besar. meskipun


dalam situasi sulit sekalipun, umat muslim tetap diwajibkan untuk menjaga shalatnya,
karena selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Dilihat dari hukum
pelaksanaannya, shalat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu shalat fardhu dan shalat
sunnah. Selanjutnya, shalat fardhu terdiri dari dua bagian, yaitu fardhu kifayah dan
fardhu 'ain. Begitu juga dengan shalat sunnah, terbagi menjadi dua, yaitu shalat sunnah
muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad.

B. Fiqh Shalat Fardhu


Kata "fardhu" berasal dari kata "fard" dalam bahasa Arab, yang secara harfiah
berarti ukuran (al-taqdir) dan juga putus (al-qat').3 Menurut pendapat para ulama, istilah
"fardhu" memiliki makna yang sama dengan "wajib", yaitu perbuatan yang dengan
tegas dituntut oleh syarak kepada mukallaf (individu) yang wajib dilaksanakan. Secara
istilah, "fardhu" merujuk pada perbuatan yang dituntut dengan tegas (talaban jaziman)
oleh syarak kepada mukallaf (individu) yang wajib dilaksanakan, baik berdasarkan dalil
qat'i maupun zanni. Pelaksanaan perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala,
sementara pengabaian tanpa udzur syar'i yang sah akan mendapatkan dosa.4

3
MuḥammadُʿAlīُal-Tahānawī,ُMawsū’ah Kashāf Iṣṭilaḥāt al-Funūn waal-ʿUlūm, ed. Rafīq al-ʿAjam (Beirut:
Maktabah Libanon),hlm.268.
4
Quṭb MuḥammadُSanū,ُMuʿjam Muṣṭalaḥāt Uṣūl al-Fiqh (Beirut:ُDāral-Fikr, 2000), hlm. 313.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa shalat fardhu atau yang dikenal
sebagai shalat wajib, merupakan jenis shalat yang harus dilakukan dan tidak boleh
ditinggalkan. Jika shalat fardhu dilaksanakan, akan mendapatkan pahala, tetapi jika
ditinggalkan, akan mendapatkan dosa. Sholat fardhu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu
fardhu 'ain dan fardhu kifayah.
1. Fardhu ‘Ain
Shalatُ fardhuُ ‘ainُ yaituُ shalatُ yangُ harusُ dikerjakanُ setiapُ orang.ُ
Termasuk dalam shalat ini adalah shalat lima waktu dan shalat jum'at untuk pria.
Shalat fardhu 'ain itu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh,
berakal sehat, dan mukallaf, baik laki-laki maupun perempuan, tanpa terkecuali.
Shalat fardhu harus dilaksanakan lima kali sehari semalam. Kelima shalat
tersebut adalah:
a. Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya fajar,
yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh
berakhir ketika terbitnya Matahari.
b. Dhuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah
tergelincir(condong) ke arah barat hingga bayangan seseorang
menyamai panjangnya, dan berakhir ketika masuk waktu Ashar.
c. Asar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar adalah selama matahari belum
menguning. Waktu Ashar berakhir dengan terbenamnya Matahari.
d. Magrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib adalah selama mega merah
belum menghilang yang diawali dengan terbenamnya Matahari, dan
berakhir dengan masuknya waktu Isya.
e. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam
yang tengah yang diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di
langit barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar keesokan harinya.

Selain itu, shalat Jum'at juga termasuk dalam kategori shalat fardhu 'ain
yang diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki yang bukan budak (sekarang
budak sudah enggak ada lagi), yang dalam kondisi sehat, dan tidak sedang
dalam perjalanan (musafir).

2. Fardhu Kifayah
Shalat Fardhu Kifayah itu merupakan shalat yang diwajibkan kepada
sekelompok kaum muslimin. Jika ada salah satu atau beberapa dari mereka yang
melaksanakannya, maka kewajiban shalat tersebut telah terpenuhi bagi semua
orang dalam kelompok tersebut. Namun, jika tidak ada satu pun dari mereka
yang melaksanakan, maka semua orang dalam kelompok tersebut akan berdosa.
Contohnya, shalat Janazah merupakan salah satu contoh shalat Fardhu
Kifayah. Jadi, jika ada sebagian dari kaum muslimin yang melaksanakan shalat
Janazah, maka kewajiban shalat tersebut sudah terpenuhi untuk seluruh
kelompok. Namun, jika tidak ada satu pun dari mereka yang melaksanakan,
maka semua orang dalam kelompok akan berdosa.5

C. Fiqh Shalat Sunnah


1. Pengertian dan Jenis Shalat Sunnah
Fiqh sholat sunnah adalah bagian dari ilmu fiqh (hukum Islam) yang
berkaitan dengan shalat sunnah atau salat yang dianjurkan dalam agama Islam.
Shalat sunnah adalah salat yang tidak wajib dilakukan, tetapi dianjurkan atau
disunnahkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Sholat sunnah memiliki
berbagai macam jenis dan waktu pelaksanaan yang berbeda-beda. Berikut
adalah beberapa jenis sholat sunnah yang umumnya dianjurkan dalam Islam:
a. Shalat Sunnah Mu'akkadah : adalah sholat sunnah yang sangat dianjurkan
dan diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Contohnya adalah Sholat Sunnah
Rawatib, yaitu sholat sunnah yang dilakukan sebelum atau sesudah sholat
wajib tertentu.
b. Shalat Sunnah Ghairu Mu'akkadah : adalah sholat sunnah yang dianjurkan,
tetapi tidak sekuat sunnah mu'akkadah. Contohnya adalah Sholat Dhuha
atau Sholat Tahajjud.
c. Shalat Sunnah Qabliyah dan Ba'diyah : adalah sholat sunnah yang dilakukan
sebelum sholat wajib, seperti Sholat Sunnah Dhuha sebelum Sholat Dhuhr.
Shalat sunnah ba'diyah adalah sholat sunnah yang dilakukan setelah sholat
wajib, seperti Sholat Sunnah Setelah Sholat Maghrib.
d. Shalat Sunnah Musykilah : Sholat ini bersifat opsional dan bisa dilakukan
dalam situasi-situasi tertentu, seperti Sholat Sunnah Setelah Tawaf saat
melakukan Umrah atau Haji.

5
Drajat, Zakiah, Ilmu Fiqih I, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995). hlm.76
e. Shalat Sunnah Rawatib : adalah sholat sunnah yang dianjurkan untuk
dilakukan secara rutin, seperti Sholat Sunnah Rawatib sebelum atau sesudah
sholat lima waktu sehari-hari.
f. Shalat Sunnah Istikharah : Sholat ini dilakukan ketika seseorang berada
dalam situasi penting dan ingin meminta panduan Allah SWT dalam
mengambil keputusan.
g. Shalat Sunnah Taubat : Sholat sunnah ini dilakukan sebagai bentuk tobat
dan meminta ampunan kepada Allah SWT.6

2. Hukum-Hukum Shakat Sunnah Ditinjau dari Dua Segi Pelaksanaannya


a. Shalat Sunnah Berjamaah (Ghoiru Munfarid)
1) Shalat Sunnah Tarawih dan Witir pada bulan Ramadhan
2) Shalat Sunnah Tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada
malam hari, pada bulan ramadhan.
3) Shalat Witir
Shalat Witir adalah shalat yang dikerjakan secara ganjil sebagai
penutup shalat malam, dikerjakan menurut kemampuan masing-
masing. Ulama sepakat disunnahkannya shalat tarawih di bulan
Ramadhan. Shalat tarawih dan witir hukumnya merupakan sunnah
muakkadah.
4) Shalat Dua Hari Raya
Shalat dua hari raya (idain) adalah shalat sunnah yang dilakukan
karena datangnya hari raya idul fitri atau idul adha. Shalat idain
disyariatkan pada tahun pertama hijriyah. Dan dianjurkan
dilaksanakan di lapangan dan berjama’ah.ُ Hukumُ melaksanakanُ
keduaُ shalatُ ‘Idُ iniُ sama,ُ yakniُ sunnahُ muakkadahُ (yangُ
dikuatkan/pentingُ sekali).ُ Sejakُ disyariatkannyaُ shalatُ ‘Idُ ini,ُ
Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya.
5) Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana (shalat khusufain) adalah shalat sunnah yang
dilakukan karena terjadi gerhana bulan ataupun gerhana matahari.

6
Ibnu Watiniyah. Tuntunan lengkap 99 Salat Sunnah Superkomplet. Kaysa media (2019). hlm.52
Hukum melaksanakan kedua shalat gerhana tersebut adalah sunnah
muakkad.
6) Shalat Istisqa
Istisqa secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah
yaitu meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan ketika
dibutuhkan hamba-Nya. Hukum shalat Istisqa adalah sunnah
muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum
dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya
yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
b. Shalat Sunnah Sendiri (Munfarid)
1) Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah Shalat Sunnah yang dikerjakan menyertai
Shalat Fardhu. Shalat Rawatib terbagi dua yaitu qabliyah,
merupakan shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat
wajib.ُdanُba’diyyah,ُadalahُshalatُsunnahُrawatibُyangُdikerjakanُ
setelah shalat fardhu. Dari beberapa macam shalat sunnah qobliyah
danُ ba’diyahُ yangُ ada,ُ adaُ beberapaُ yangُ termasukُ dalamُ shalatُ
sunnah rawatib muakkad, yaitu shalat rawatib yang dianjurkan oleh
Rasulullah saw.
2) Shalat Wudhu
Shalat Wudhu adalah shalat sunnah setelah melakukan wudhu,
adapun hukumnya adalah sunnah muakkad.
3) Shalat Dhuha
Hukum mengerjakan shalat dhuha adalah sunnah. Shalat dhuha
memiliki keutamaan yang besar bagi pelakunya sehingga rasulullah
menganjurkan para sahabat dan seluruh kaum muslim untuk
melaksanakannya.
4) Shalat Tahiyyatul Masjid
Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki
masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Mengenai
hukum shalat Tahiyyatul Masjid adalah sunnah sebagaimana bahwa
selain shalat fardhu lima waktu hukumnya adalah sunnah.
5) Shalat Tahajud
Shalat sunnah tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada
waktu malam hari setelah bangun tidur, karena arti tahajud adalah
bangun pada malam hari. Hukum shalat Tahajjud adalah sunnah
muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan).
6) Shalat Hajat
Shalat hajat adalah shalat sunnah yang dikerjakan karena
mempunyai maksud atau keperluan dan berharap Allah SWT
mengabulkannya.
7) Shalat Istikharah
Shalat Istikharah adalah Shalat Sunnah duaُ Raka’atُ yangُ
dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada
Allah SWT, yang sedang bingung atau merasa ragu untuk memilih
atau saat akan memutuskan sesuatu hal.
8) Shalat Tasbih
Shalat sunnah yang maksudnya memperbanyak tasbih kepada
Allah SWT. Pengertian lain dari Shalat tasbih adalah shalat yang di
dalamnya banyak membaca tasbih, sehingga dalam 4 rakaat yang
dikerjakan itu membaca tasbih berjumlah 300 tasbih. Hukum
mengerjakan shalat tasbih adalah sunnah.
9) Shalat Taubat
Shalat taubat adalah shalat sunnah yang dilakukan seorang
muslim saat ingin bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia
lakukan. Shalat taubat hukumnya adalah sunnah.

3. Ketentuan Waktu Shalat


a. Shalat Sunnah Tarawih dan Witir pada Bulan Ramadhan
Shalat Sunnah Tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan
pada malam hari, pada bulan ramadhan. Waktunya setelah
melaksanakanُshalatُisya’ُsampaiُmenjelangُsubuh.ُShalatُWitirُadalahُ
shalat yang dikerjakan secara ganjil sebagai penutup shalat malam,
dilakukan setelah shalat isya smapai terbitnya fajar shadiq.
b. Shalat Dua Hari Raya
Shalat dua hari raya (idain) adalah shalat sunnah yang dilakukan
karena datangnya hari raya idul fitri atau idul adha. Shalat idul fitri di
laksanakan pada tanggal 1 syawal, sedangkan shalat idul adha di
laksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah. Shalat idain disyariatkan pada
tahun pertama hijriyah. Waktu yang utama adalah pada waktu dhuha
sampai zuhur.
c. Shalat Dua Gerhana
Waktu Pelaksanaan shalat gerhana matahari adalah sejak awal
terjadinya gerhana sampai selesai atau tertutupnya matahari. Adapun
shalat gerhana bulan waktu pelaksanaannya adalah sejak awal terjadinya
gerhana bulan sampai akhir atau tertutupnya bulan.
d. Shalat Istisqa
Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik
jika dilakukan saatُ khutbahُ Jum’at.ُ Jikaُ doaُ danُ shalatُ makaُ dapatُ
dilakukan kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang
dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha
sampaiُZhuhurُsebagaimanaُshalatُ‘Id.ُ
e. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib terbagi dua yaitu qabliyah, merupakan shalat
sunnahُrawatibُyangُdikerjakanُsebelumُshalatُwajib.ُdanُba’diyyah,ُ
adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu.
f. Shalat Wudhu
Waktu pelaksanaannya adalah sesudah wudhu' selama belum
lama waktu yang memisahkan antara wudhu' dan sholat. Menurut Al-
Aujah, maka apabila jangka waktunya sudah lama, maka sudah tidak
disunahkan lagi mengerjakan shalat sunah wudhu'. Adapun batasan
lamanaya waktu yang memisahkan itu menurut kebiasaan (adat) pada
umumnya. Sebagian ulama' menyatakan batas waktunya selama belum
berpaling dari mengerjakan shalat tersebut, sebagian lainnya
menyatakan, selama belum kering air wudhunya, dan ada juga yang
mengatakan bahwa batas waktunya adalah selama belum batal
wudhunya.
g. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha,
yakni ketika matahari sudah naik, yaitu kira-kira setinggi tombak sampai
matahari tergelincir yaitu menjelang waktu zuhur.
h. Shalat Tahiyyatul Masjid
Waktu mengerjakannya ialah sewaktu-waktu (kapan saja)
masuk ke dalam masjid disunnahkan shalat tahiyyatul masjid terlebih
dahulu, baik siang maupun malam.
i. Shalat Tahajud

Waktu melaksanakan sholat tahajut adalah:

1) Sangat utama :ُ1/3ُmalamُpertamaُ(Ba’daُIsyaُ– 22.00)


2) Lebih utama : 1/3 malam kedua (pukul 22.00 – 01.00)
3) Paling utama : 1/3 malam terakhir (pukul 01.00 – Subuh)
j. Shalat Hajat
Shalat hajat dapat dilakukan kapan saja, tetapi lebih dianjurkan
dilakukan pada malam hari.
k. Shalat Istikharah
Shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja selain waktu yang
dilarang. Waktu yang dilarang adalah setelah shubuh sampai kira-kira
masuk waktu dhuha dan setelah shalat ashar. Namun, waktu yang paling
utama adalah sepertiga malam yang akhir.
l. Shalat Tasbih
Sholat sunnah tasbih sangat dianjurkan untuk diamalkan . Kalau
bisa dilakukan setiap malam. Jika tidak bisa maka dilakukan sekali
seminggu. Jika tidak bisa dilakukan sekali sebulan. Kalau tidak bisa juga
dapat dilakukan sekali setahun. Kalau tidak bisa juga dilakukan pada
tiap tahun, Atau setidak tidaknya sekali seumur hidup. Shalat Tasbih
boleh dilakukan kapan saja baik pada waktu dhuha, siang hari maupun
malam hari.
m. Shalat Taubat
Untuk waktu mengerjakan Shalat taubat ada baiknya dikerjakaan
saat malam tiba setelah shalat isya sehingga bisa mengerjakan Shalat
taubat dengan khusyu dan tenang.

Fiqh shalat sunnah mencakup aturan-aturan tentang cara melaksanakan sholat


sunnah, tata cara gerakan, niat, jumlah rakaat, dan waktu-waktu yang dianjurkan untuk
melakukannya. Aturan-aturan ini dapat berbeda berdasarkan mazhab (aliran) fiqh yang
diikuti, seperti Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan Mazhab Hanbali.
Penting untuk belajar fiqh shalat sunnah dari sumber-sumber yang terpercaya dan
mengikuti ajaran mazhab yang sesuai dengan keyakinan Anda. Juga, penting untuk
diingat bahwa meskipun sholat sunnah tidak wajib, melaksanakannya dapat
memberikan pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 7

KESIMPULAN

Shalat fardhu atau yang dikenal sebagai shalat wajib, merupakan jenis shalat yang harus
dilakukan dan tidak boleh ditinggalkan. Shalat fardhu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu fardhu
'ain, yang didalamnya terdapat shalat lima waktu (shubuh, dhuhur, maghrib, ashar, isya) dan
fardhu kifayah.

Sedangkan Shalat sunnah adalah salat yang tidak wajib dilakukan, tetapi dianjurkan
atau disunnahkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Sholat sunnah memiliki berbagai macam
jenis dan waktu pelaksanaan yang berbeda-beda, diantaranya ada;

1. Shalat Sunnah Mu'akkadah


2. Shalat Sunnah Ghairu Mu'akkadah
3. Shalat Sunnah Qabliyah dan Ba'diyah
4. Shalat Sunnah Musykilah
5. Shalat Sunnah Rawatib
6. Shalat Sunnah Istikharah
7. Shalat Sunnah Taubat

DAFTAR PUSTAKA

Azam, A. A. M., & Hawwas, A. W. S. (2013). Fiqh Ibadah: Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa,
dan Haji. Jakarta: Amzah.

Ibnu Watiniyah. (2019). Tuntunan Lengkap 99 Shlat Sunnah Super Komplit. Depok: Kaysa
Media

Komala, K. (2020). Shalat wajib dan sunnah.

7
Jarjis Muhammad Dkk. SholatKu : Aplikasi Pengenalan Sholat Sunnah untuk Anak Anak Berbasis Augmented
Reality. e-Proceeding of Applied Science. 4(2). 2018. hlm 717
Mubin, M. N. (2019). Praktik Materi Ilmu Fiqih Bab Sholat Dalam Meningkatkan Sikap
Keberagamaan Santri di Pondok Pesantren Darur Rohman Krandon Kudus (Doctoral
dissertation, IAIN Kudus).

Syarifuddin, A. (2019). Garis-garis besar fiqh.

Sholikhin, M. (2012). Panduan Shalat Lengkap dan Praktis. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai