Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN SARANA DAN PRASRANA

TAMAN KANAK-KANAK (TK)

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Analisis Sarana Dan Prasarana Sekolah/Madrasah

Dosen Pengampu : Baqiyatush Sholihah, S.Th.I, M.Si.

Disusun Oleh :

1. Sri Lestari (2103036078)


2. Aprilia Kusuma Dewi (2103036084)
3. Lu’lu’a Nafisah (2103036087)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2023
MANAJEMEN SARANA DAN PRASRANA

TAMAN KANAK-KANAK (TK)


1
Sri Lestari (2103036078), 2 Aprilia Kusuma Dewi (2103036084),

3
Lu’lu’a Nafisah (2103036087)

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

2103036078@student.walisongo.ac.id, 21030360784@student.walisongo.ac.id,
2103036087@student.walisongo.ac.id

ABSTRAK

Manajemen mempunyai tujuan utama yaitu untuk memastikan anak usia dini di
Indonesia agar mendapatkan perkembangan maksimal berupa perkembangan fisik,
perkembangan kecerdasan kognitif, perkembangan sosio emosional, serta perkembangan
komunikasi dan Bahasa. Proses manajemen sarana prasarana di Taman Kanak-Kanak meliputi
pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan dan inventarisasi sarana prasarana. Dalam
menunjang hal tersebut dibutuhkan upaya dalam meningkatkan mutu TK yaitu dengan
memenuhi sarana prasarana yang memadai, berkualitas, sesuai dengan perkembangan anak
usia dini, dan sarana prasarana yang siap pakai. Sarana dan prasarana pendidikan menjadi alat
ukur mutu lembaga pendidikan dan perlu ditingkatkan secara terus menerus seperti yang
dijelaskan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20 Tahun
2003 tentang sarana dan prasarana. Manajemen sarana dan prasarana yang berkualitas
mempunyai peranan yang sangat urgen/sangat penting dalam meningkatkan kreativitas peserta
didik melalui langkah-langkah seperti: perencanaan, pengadaan, penggunaan, inventarisasi,
pemeliharaan, dan penghapusan.

Kata kunci : Manajemen, Taman kanak-kanak, PAUD, Sarana dan prasarana.

1
ABSTRACT

Management has the main goal of ensuring that early childhood in Indonesia gets
maximum development in the form of physical development, development of cognitive
intelligence, socio-emotional development, and development of communication and language.
The process of managing infrastructure in Kindergarten includes procurement, distribution,
maintenance and inventory of infrastructure. In supporting this, efforts are needed to improve
the quality of Kindergarten, namely by fulfilling adequate, quality infrastructure, in accordance
with early childhood development, and infrastructure that is ready to use. Educational facilities
and infrastructure are a tool for measuring the quality of educational institutions and need to
be continuously improved as explained in the Law on the National Education System (UU
SISDIKNAS) No. 20 of 2003 concerning facilities and infrastructure. Management of quality
facilities and infrastructure has a very urgent/very important role in increasing the creativity
of students through steps such as: planning, procurement, use, inventory, maintenance, and
elimination.

Keyword : Management, Kindergarten, PAUD, Facilities and infrastructure.

PENDAHULUAN

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen adalah suatu ilmu juga seni untuk membuat orang lain mau dan bersedia berkerja
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama oleh sebab itu manajemen memerlukan
konsep dasar pengetahuan, kemampuan untuk menganalisis situasi, kondisi, sumber daya
manusia yang ada dan memikirkan cara yang tepat untuk melaksanakan kegiatan yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan.1

Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni. Mengapa disebut demikian, Sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah
dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Pada hakekatnya kegiatan

1
Ismail Solihin. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga. 2012.

2
manusia pada umumnya adalah mengatur (managing) untuk mengatur disini diperlukan suatu
seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.2

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan, alat, media. Mulyasa (2004: 49) memaparkan bahwa yang disebut dengan sarana
belajar merupakan segala peralatan yang secara langsung digunakan oleh guru atau siswa
dalam proses belajar mengajar contohnya seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media
pembelajaran.

Selain itu, menurut Tholib (2000: 97) sarana pendidikan adalah peralatan yang secara
langsung yang dapat mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan,
labolatorium, dan sebagainya. Sedangkan, prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan
sebagainya).

Berbeda dengan pendapat Daryanto (2008: 51) secara bahasa yang disebut dengan
prasarana berarti alat yang tidak langsung digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan
misalnya : lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya.
Adapun prasarana belajar menurut Makin & Baharuddin (2010: 84) adalah fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah,
jalan menuju sekolah dan sebagainya.

Pendidikan Taman Kanak-kanak yang sering disebut TK merupakan salah satu bentuk
PAUD. Pendidikan anak usia dini yang memiliki peran penting untuk mengembangkan
kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan jembatan antar lingkungan keluarga dengan
masyarakat yang lebih luas yaitu sekolah dasar dan lingkungan lainnya. Sebagai salah satu
bentuk pendidikan anak usia dini, lembaga ini menyediakan program pendidikan dini,
sekurang-kurangnya anak usia 4 tahun sampai memasuki jenjang pendidikan dasar. Istilah anak
usia dini di Indonesia ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.3

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1


ayat 14 menyatakan : " Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

2
Winda sari, “Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Pepustakaan”, Jurnal Imu Informasi
Kepustakaan dan Kearsipan”, Vol. 1 No. 1, September 2012.
3
Anderson, J. Quality in Early Childhood Education. New York: The Danish National Federation of Early
Childhood and Youth Education. 1993

3
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut". Taman Kanak-kanak
merupakan bentuk pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur pendidikan formal.

KAJIAN TEORI

Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai proses kerjasama


pendayagunaan semua sarana dan prasarana Pendidikan secara efektuf dan efisien.4 Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang diselenggarakan
sebelum jenjang Pendidikan Dasar. Manajemen pendidikan PAUD sebagai suatu usaha
mengelola mengatur dan mengarahkan proses interaksi edukatif antara anak didik ddan
pendidik dan lingkungannya secara terencana, teratur, dan sistematis untuk mencapai
tujuannya.

Menurut Matin Nurhattati Fuad (2018:1) sarana dan prasaranan yang ada sekolah
merupakan sumber daya yang penting dalam menunjang proses pendidikan di sekolah.
Keberhasilan program pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi tersedianya sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah dan bagaimana optimalisasi pengelolaan dan
pemanfaatannya.5

Prasarana pendidikan anak usia dini adalah segala macam alat, perlengkapan, atau
benda-benda yang mendukung penyelenggaraaan kegiatan pendidikan,pengasuhan, dan
perlindungan anak usia dini secara optimal. Prasarana pendidikan anak usia dini meliputi
gedung Taman Kanak-kanak yang didalamnya berisi ruang untuk kegiatan pembelajaran,
tempat bermain di dalam dan luar ruangan, dan parit.

Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu yang menjadi ukuran mutu lembaga
pendidikan dan perlu ditingkatkan secara terus menerus. Sarana dan prasarana TK dijelaskan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 137 tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Pada Pasal 32 ayat (1) TK/RA/BA dan
sejenisnya dengan persyaratan, meliputi memiliki luas lahan minimal 300 meter persegi (untuk

4
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2004.
5
Matin, Nurhattati Fuad. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Depok : Rajawali Pers. 2018.

4
bangunan dan halaman), memiliki ruang kegiatan anak yang aman dan sehat dengan rasio
minimal tiga meter persegi per anak dan tersedia fasilitas cuci tangan dengan air bersih.6

Sedangkan manajemen pendidikan anak usia dini adalah upaya untuk mengatur proses
pendidikan anak usia dini agar dapat tercapai tujuan dari PAUD itu sendiri yaitu memberikan
pendidikan terbaik kepada anak-anak untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya.
Dibawah ini ada beberapa hal yang penting yang biasanya menjadi fokus lembaga diantaranya:

a. Manajemen kurikulum PAUD


b. Manjemen pendidikan dan tenaga kerja
c. Manajemen anak didik di lembaga PAUD
d. Manajemen lingkungan sekolah
e. Manajemen proses, input, dan output
f. Manajemen sarana dan prasarana
g. Manajemen pengawasan PAUD

Tujuan utama manajemen program PAUD yaitu untuk memastikan anak usia dini di
Indonesia agar mendapatkan perkembangan maksimal berupa perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), perkembangan kecerdasan kognitif (daya pikir dan daya cipta),
perkembangan sosio emosional (sikap dan emosi), serta perkembangan komunikasi dan
bahasa.7

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang menitikberatkan pada pengembangan pembentukan perilaku/pembiasaan meliputi: (1)
perkembangan nilai-nilai agama dan moral, (2) perkembangan sosial emosional dan
kemandirian dan pengembangan kemampuan dasar. Perkembangan kedua meliputi: (1)
perkembangan bahasa, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan fisik motorik.
Kegiatan pengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan aspek yang lain dengan
menggunakan, (Rosyidl et al., 2015). PAUD berfungsi membina, menumbuhkan, dan
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak pada usia dini secara optimal sehingga

6
Nurfadillah, Susi Herlinda, and Radhiyatul Fithri, “Manajemen Sarana Dan Prasarana TK Rizkia Kids Di
Kabupaten Kampar Provinsi Riau,” Ta'lim Journal : Journal of Educational Sciences and Teacher Training, 2022,
https://doi.org/10.58795/talim.v10i1.287.
7
Rina Siti Patimah and Sri Nurhayati, “Manajemen Lembaga Taman Kanak-Kanak Berprestasi Dalam Rangka
Mencetak Anak Usia Dini Yang Unggul Dan Berkarakter (Studi Kasus Di TK Islam Waladun Solih Desa Jayagiri
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ),” Comm-Edu (Community Education Journal), 2020,
https://doi.org/10.22460/comm-edu.v3i1.3296.

5
terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki
kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. (Rozalena & Kristiawan, 2017).8

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah study literature. Data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan data skunder yang berupa hasil-hasil penelitian
seperti buku, jurnal-jurnal, artikel dan sumber lain yang relavan. Dalam penelitian study
literature setidaknya ada empat ciri utama yang penulis perlu perhatikan diantaranya : Pertama,
bahwa penulis atau peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka, bukan
dengan pengetahuan langsung dari lapangan. Kedua, data pustaka bersifat “siap pakai” artinya
peniliti tidak terjung langsung kelapangan karena peneliti berhadapan langsung dengan sumber
data yang ada di perpustakaan. Ketiga, bahwa data pustaka umumnya adalah sumber sekunder,
dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan atau data dari tangan kedua dan bukan data
orisinil dari data pertama di lapangan. Keempat, bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh
runga dan waktu (Zed, 2003:4-5). Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, maka pengumpulan
data dalam penelitian dilakukan dengan menelaah dan/atau mengekplorasi beberapa Jurnal,
buku, dan dokumen-dokumen (baik yang berbentuk cetak maupun elektronik) serta sumber-
sumber data dan atau informasi lainnya yang dianggap relevan dengan penelitian atau kajian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. STANDAR SARANA DAN PRASARANA TAMAN KANAK-KANAK

Pendidikan dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal serta optimal dengan
adanya perkembangan penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
zaman, dengan demikian pendidikan yang baik perlu kiranya membahas tentang
komponen yang ada dalam pendidikan. Komponen pendidikan terdiri dari tujuan,
pendidik, peserta didik, kurikulum, fasilitas serta lingkungan. Komponen pendidikan

8
Rozalena, R., & Kristiawan, M. Pengelolaan Pembelajaran Paud Dalam Mengembangkan Potensi Anak Usia
Dini. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan), 2017.
https://doi.org/10.31851/jmksp.v2i1.1155

6
harus saling bersinergi dan mendukung satu sama lain Keberhasilan pendidikan di suatu
sekolah hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya tersedia sarana prasarana
pendidikan yang mumpuni secara kuantitas, melalui sarpras yang lengkap akan
terlaksananya proses Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM).9

1. Pengertian Sarana Dan Prasarana


a. Sarana

Sarana Pendidikan adalah semua fasilitas (peralatan, pelengkap, bahan, dan


perabotan) yang secara langsung digunakan dalam proses belaja mengajar, baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan
dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efesien, seperti: gedung, ruang
kelas, meja, kursi, serta alat media pengajaran, perpustakaan, kantor sekolah.
Sarana di Taman Kanak-Kanak meliputi:

1) Perabot Taman Kanak-Kanak/ perabot kelas

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2005), perabot kelas meliput meja dan


kursi anak, papan tulis, loker anak tempat minum, dan meja guru yang
dirancang aman, terjangkau anak, tidak tajam, dan bebas dari bahan
berbahaya. Perabot dapat disusun dengan baik dan dapat dijangkau oleh
anak. Penggunaan prabot yang menarik seperti di cat berwarnawarni
sehingga anak lebih senang untuk belajar.10

2) Alat peraga

Menurut Anggani Sudono (1995: 13), alat peraga merupakan semua alat
yang digunakan oleh guru untuk menerangkan atau memperagakan materi
yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.11 Alat eraga yang
digunakan di PAUD bisa beragam, seperti: miniatur hewan, manusia,
pekerjaan, dan lain sebagainya.

3) Media pembelajaran

9
Nurhafit Kurniawan, “Pengaruh Standar Sarana Dan Prasarana Terhadap Efektifitas Pembelajaran Di TK Al-
Firdaus”, Jurnal Warna : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia dini, Vol 02. No. 02, September 2017.
10
Musfiroh, Tadkiroatun. “Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan”. Jakarta. Depdiknas, 2005.
11
Anggani, Sudono. “Alat Permainan dan Sumber Belajar TK”. Jakarta: Dirjen PPTA Depdikbud, 1995.

7
Media pembelajaran PAUD juga beragam dari media pembelajaran
sederhana yang dibuat oleh kreativitas guru sampai dengan media
pembelajaran modern seperti: komputer, televisi, tape recorder dan lain
sebagainya. Media pembelajaran dapat dikembangkan melalui oleh guru/
tenaga pendidik sesuai tema- tema PAUD, contohnya: membuat media
menebak buah-buahan untuk mengembangkan sosial emosional anak,
membuat media flashcard dari kardus bekas, membuat media buka tutup
botol untuk berhitung dan menemukan persamaan maupun perbedaan setiap
botol, dan lain sebagainya. Sehingga media pembelajaran dapat
mengembangkan daya imajinasi anak dalam proses pembelajaran.

4) Alat permainan edukatif

Alat permainan edukatif berfugsi untuk membantu aspek perkembangan


anak usia dini. Alat permainan edukatif dirancang dengan aman, mudah
digunakan dan sederhana serta terlihat menarik.

Tadkiroatun Musfiroh (2005) juga menyatakan bahwa alat permainan


edukatif (APE) merupakan alat yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
bermain anak serta memungkinkan anak untuk dapat bereksplorasi, aktif,
dan kreatif. Terdapat dua jenis APE yaitu APE Tradisional dan APE
Modern.12

a) APET (Alat Permainan Edukatif Tradisional) merupakan alat-alat


permainan tradisional yang di lakukan secara turun-temurun. Contoh
APET adalah egrang, baling-baling bamboo, tembak peluru bamboo dan
lain-lain.
b) APEM Variasi APE modern dapat kita jumpai di toko-toko mainan anak.
Contoh dari APEM adalah bricks dan leggo.
5) Sarana Sudut (Khusus Bagi Kelas/Sekolah yang Menggunakan Mode
Pembelajaran Kelompok/Sudut)

Sarana sudut adalah sebuah sarana belajar secara berkelompok di


ruangan kelas. Sarana sudut terbagi menjadi lima, yaitu sudut ketuhanan

12
Ibid.

8
atau sudut agama atau sudut iman dan taqwa, sudut kebudayaan, sudut
pembangunan, sudut alam sekitar, serta sudut keluarga

b. Prasarana

Sedangkan prasarana Pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung


digunakan atau menunjang kegiatan pembelajaran seperti: halaman, kebun atau
taman sekolah, jalan menuju sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya.
Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya yaitu sarana langsung
dan prasarana tidak langsung dalam proses Pendidikan.13

Menurut Ibrahim Bafadal (TT: 73), bangunan Taman Kanak-Kanak


merupakan gedung Taman Kanak-Kanak yang di dalamnya berisi ruang belajar,
ruang bermain baik di luar maupun di dalam, ruang perpustakaan, dan ruang-
ruang lain yang letaknya melekat dengan Taman KanakKanak termasuk di
dalamnya pekarangan, parit/got/selokan, dan kolam renang.14

Sedangkan menurut Suyadi (2011: 178) pada dasarnya tidak ada standar
baku yang mengikat tentang luas tanah untuk mendirikan gedung di Taman
Kanak-Kanak. Ia mengatakan bahwa luas lahan menjadi akses ruang bermain
dan mengembangkan kreativitas anak. Sehingga Suyadi (2011: 178)
mengemukakan bahwa prasarana yang dimiliki oleh sekolah harus disesuaikan
dengan jumlah anak. Oleh karena itu sangat penting penyesuian ruang-ruang
yang relevan untuk pembelajaran anak dengan jumlah anak.15

Menurut Wina Sanjaya “Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu


guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Oleh sebab itu sarana dan
prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran”.16

Sarana Prasarana kegiatan pembelajaran di bagi Menjadi 2 yaitu:

13
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
14
Bafadal, Ibrahim. “Manajemen Perlengkapan Sekolah”. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
15
Suyadi. “Panduan Penelitian Tindakan Kelas Buku Panduan Wajib bagi Para Pendidik”. Yogyakarta: DIVA
Press, 2011.
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2007.

9
a. Sarana Prasarana Perangkat Pembelajaran Indoor (di didalam ruangan),
contohnya: bola, balok dengan berbagai bentuk, papan bermain, gambar-
gambar bertema, dan lain-lain.
b. Sarana Prasarana Perangkat Pembelajaran Outdoor (di luar ruangan),
contohnya: jungkat-jungkit, ayunan, seluncuran, roda berputar, terowongan
besar buatan dan lain sebagainya. Biasanya sarana prasarana outdoor banyak di
temukan di depan gedung/ halaman sekolah PAUD.

2. Landasan Hukum

Taman Kanak-Kanak sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 20 Tahun


2003 pasal 28 bahwa TK merupakan bentuk pendidikan anak usia dini yang terdapat
dijalur formal yang harus memenuhi beberapa persyaratan dalam
menyelenggarakan pendidikannya seperti kurikulum yang berstruktur, tenaga
pendidik/ guru, tata administrasi, serta sarana dan prasarana.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab XII Pasal
45 tentang Sarana Dan Prasarana Pendidikan yang berbunyi :

(1) Setiap satuan Pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan Pendidikan sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik.
(2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan pada semua
satuan Pendidikan sebagaimana pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.17

Menurut panduan Pengelola Taman Kanak-kanak yang dikeluarkan oleh


Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2006, sarana prasarana di Taman
Kanak-Kanak juga berfungsi bagi perkembangan anak, diantaranya:

a. Menciptakan situasi belajar sambil bermain yang menyenangkan bagi anak


untuk melakukan berbagai kegiatan.
b. Menimbulkan rasa percaya diri pada anak.
c. Membantu anak dalam pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan.

17
Irjus Indrawan. Pengantar Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Deepublish, 2015.

10
d. Memperkecil dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan anak yang kurang baik.
e. Memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi
atau berinteraksi dengan lingkungannya.
f. Membiasakan anak berperilaku disiplin dan bertanggungjawab.

Oleh sebab itu dapat membuktikan bahwa sarana prasarana di PAUD sangat
diperlukan. Karena sarana prasarana digunakan oleh guru dan anak dalam proses
belajar mengajar. Guru akan lebih mudah untuk memberikan pemahaman kepada
anak sedangkan anak dapat memanfaatkan sarana dan prasarana untuk
mengembangkan aspek perkembangan anak usia dini.

3. Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Di Taman Kanak-Kanak

Berdasarkan NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) Tentang Petunjuk


Pelaksanaan Program Kanak-Kanak yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2013, persyaratan atau
standar sarana prasarana Taman Kanak-Kanak adalah sebagai berikut:

a. Luas lahan sekurang-kurangnya 300 m2.


b. Memiliki ruang bermain/ruang belajar dengan rasio sekurang-kurangnya 3 m2
per anak, baik di dalam ataupun di luar ruangan.
c. Memiliki ruang kepala sekolah, guru, layanan kesehatan/UKS, toilet dengan air
bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak.
d. Memiliki perabot, alat peraga dan alat permainan di luar dan di dalam ruangan.
e. Memiliki tempat untuk memajang hasil karya anak yang ditata sejajar dengan
pandangan anak, leluasa, tidak terlalu penuh dengan alat permainan (masih ada
ruang kosong untuk gerak anak).
f. Penataan ruangan sesuai fungsinya, berikut perabot yang bersih dan terawat.
g. Bangunan gedung, sekurang-kurangnya memiliki:18

No Jenis Ruang Jumlah Ukuran Luas


Ruang Ruang Seluruhnya
1. Ruang Kelas 2 6x6 m2 36 m2

18
Elya Siska Anggraini, Lukeysia F. Batubara, “Evaluasi Pemenuhan Standar Minimal Sarana Dan Prasarana
Pendidikan Anak Usia Dini”, Jurnal Usia Dini, Vol. 7 No.1, Juni 2021

11
2. Ruang Kantor/Kepala TK 1 4x3 m2 12 m2
3. Ruang Dapur 1 2x3 m2 6 m2
4. Gudang 1 2x3 m2 6 m2
5. Kamar Mandi/WC Guru 1 2x2 m2 4 m2
6. Kamar Mandi/WC Anak 1 2x2 m2 4 m2
7. Ruang Guru 1 4x5 m2 20 m2
8. Usaha Kesehatan Sekolah 1 3x2 m2 6 m2
(UKS)
Tabel. 1 Standar Ruang di Taman Kanak-Kanak

B. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TAMAN KANAK-KANAK


1. Pengertian

Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti
tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi manager
yang artinya adalah menangani. Kemudian manager diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris yaitu to manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager untuk
orang yang melakukannya.19

Manajemen adalah suatu hal yang sangat penting dan menyentuh,


mempengaruhi dan bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan manusia.
Dengan manajemen manusia dapat mengenali kemampuannya, kelebihan dan
kekurangannya sendiri. Manjemen menunjukan cara-cara efektif dan efisien dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan. Manajemen telah memungkinkan kita untuk
mengurangi kendala-kendala dalam rangka mencapai suatu tujuan, bisa
memberikan prediksi dan imajinasi agar kita bisa mengantisipasi perubahan yang
akan terjadi di lingkungan kita dengan cepat.

Untuk menjadikan sekolah yang produktif perlu diperhatikan faktor-faktor yang


mempunyai pengaruh atas tinggi rendahnya mutu pembelajaran, diantaranya moral,
etika kerja, motivasi, sikap, disiplin, kesehatan, kesempatan berprestasi,
lingkungan, iklim, kerja, teknologi, kepuasan, hubungan insani, tingkat pendidikan,

19
Qalka Sandi, Hairul Fauzi, “Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Taman Kanak-Kanak”, Dzurriyat : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 1 No. 1, Maret 2023.

12
kebijakan pemerintah, serta sarana dan prasarana. Seseorang akan mendapatkan
pendiikan yang layak dan baik apabila sekolah memperhatikan banyak hal, baik
manajemennya, sarana dan prsarananya maupun sistem pembelajarannya (Kompri,
2014).20

Organisasi seperti sekolah tentunya membutuhkan manajemen yang baik demi


kelancaran dan tercapainya tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut,
tentunya membutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang. Pendidikan yang
berkualitas harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan
prasarana pendidikan mempunyai peran penting karena mutu pembelajaran dapat
ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007. Standarisasi sarana dan prasarana sekolah merupakan suatu
penyesuaian bentuk, baik penyesuaian dalam hal spesifikasi, kualitas maupun
kuantitas dengan kriteria minimum yang telah ditetapkan (Arifin, 2017).21

2. Model Sarana Kegiatan di TK

Pengembangan sarana prasarana di taman kanak-kanak hendaknya disesuaikan


dengan model pembelajaran yang dikembangkan di taman kanak-kanak tersebut.
Beberapa model pembelajaran taman kanak-kanak yang saat ini dikembangkan di
Indonesia dan digunakan oleh banyak satuan pendidikan anak usia dini
diantaranya:22

a. Model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan

Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan untuk dipilih


anak berdasarkan minatnya sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Alat- alat
yang disediakan harus bervariasi karena minat anak yang beragam. Alat-alat
tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema yang
akan dibahas. Sudut-sudut kegiatan yang dimaksud terdiri atas:

1) Sudut keluarga

20
Kompri. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2014.
21
Arifin. Sistem Penjamin Mutu Pendidikan Teori & Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2017.
22
Nurhasanah, “Pengembangan Sarana Kegiatan Dan Sumber Belajar Di Taman Kanak-Kanak”, Didaktika Jurnal
Kependidikan, Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 12, No.1, Juni 2018.

13
2) Sudut alam sekitar dan pengetahuan
3) Sudut pembangunan
4) Sudut kebudayaan
5) Sudut ketuhanan

b. Model pembelajaran kelompok berdasarkan kegiatan pengaman


Model pembelajaran area, anak diberi kesempatan untuk memilih atau
melakukan kegiatan sendiri-sendiri sesuai dengan minatnya. Model ini
menekankan pada prinsip memberi pengalaman pembelajaran bagi setiap anak,
membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktifitas di dalam area-
area yang disiapkan, dan adanya ketertiban keluarga dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran pada model ini menggunakan sepuluh area yang
dalam sehari dapat dibuka minimal 4 area yang meliputi :
1) Area agama
2) Area balok
3) Area berhitung atau area matematika
4) Area ilmu pengetahuan alam
5) Area music
6) Area Bahasa
7) Area membaca dan menulis
8) Area drama
9) Area pasir atau air
10) Area seni dan motorik

c. Model pembelajaran berdasarkan area

Pada model sentra kegiatan pembelajaran dilakukan di sentra-sentra dimana


pendidik berperan sebagai motivator dan fasilitator yang memberi pijakan-
pijakan. Kegiatan pembelajaran tertata dalam urutan yang jelas mulai dari
penataan lingkungan main sampai pada pemberian ijakan-pijakan sebelum,
selama, dan sesudah main. Adapun sentra-sentra tersebut adalah sebagai
berikut:

1) Sentra bahan alam dan sains


2) Sentra balok

14
3) Sentra seni
4) Sentra bermain peran
5) Sentra persiapan
6) Sentra agama
7) Sentra musik

d. Model pembelajaran berdasarkan sentra

Dalam model kelompok anak-anak dalam satu kelas dibagi menjadi


beberapa kelompok (tiga atau empat kelompok sesuai dengan minat dan jumlah
anak) dengan kegiatan yang berbeda-beda. Salah satu kelompok melakukan
kegiatan yang berbedabeda. Salah satu kelompok melakukan kegiatan bersama
pendidik dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak secara individu.
Jenis kegiatannya adalah pemahaman konsep dan materi yang memiliki tingkat
kesulitan. Hal ini dilakukan secara bergilir sehingga setiap peserta didik
mendapat kesempatan melakukan kegiatan bersama pendidik.

Alat-alat bermain atau sumber belajar pada kegiatan pengaman antara lain
adalah balok-balok bangunan, mainan konstruksi, macam-macam kendaraan,
kotak menara, alat pertukangan, puzzle, dan permainan pola.

3. Tujuan

Menurut Mustari (2014:120) Tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana


sekolah ini adalah untuk memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan
sarana dan prasarana pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara
efektif dan efisien, manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai
kegiatan menata yakni: perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penggunaan,
pemeliharaan, pertanggungjawaban, pemusnahan/penghapusan.23

4. Sumber Belajar

23
Pelagia Rodah, Muhamad Ali, Dianmiranda, ”Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Anak Usia Dini Di
Taman Kanak-Kanak”, Progaram Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak.

15
Sumber belajar sebagai salah satu komponen atau unsur pembelajaran anak usia
dini memegang peranan penting dalam rangka terselenggaranya kegiatan
pembelajaran yang bermutu, menarik dan bermakna bagi anak. Sumber belajar
tersebut menjadi sangat penting, karena ketersediaannya akan menumbuhkan
semangat, motivasi, dan minat anak untuk belajar dan mengeksplorasi berbagai
sumber informasi secara leluasa dan sesuai dengan minat anak-anak. Perlunya
sumber belajar yang konkret dan jika memungkinkan bahkan yang sebenarnya
disesuaikan dengan tahap perkembangan berpikir anak usia dini yang masih berada
pada tahap operasi konkret.

Fungsi dan manfaat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit dan
langsung misalnya menggunakan bunga, daun, tangkai, atau binatang peliharaan
yang ada di halaman sekolah untuk mengenalkan konsep bilangan. Sumber belajar
memiliki peran strategis yang lebih luas dibandingkan media pembelajaran. Sumber
belajar sangat penting dalam proses pembelajaran dan pengembangan potensi serta
kreativitas anak usia dini di taman kanak-kanak. Adapun fungsi dan manfaat sumber
belajar bagi anak usia dini di taman kanak-kanak menurut Eliyawati adalah:24

a. Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit dan langsung.


b. Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra.
c. Menambah wawasan dan pengalaman anak d. Memberikan informasi yang
akurat dan terbaru.
d. Meningkatkan motivasi belajar anak.
e. Mengembangkan kemampuan berpikir anak secara lebih kritis dan positif.

Dalam pendapat lain menurut Anggini Sudono terdapat jenis-jenis sumber


belajar sebagai berikut:25

a. Tempat sumber belajar alami

Sumber belajar dapat berupa tempat yang sebenarnya, seperti kantor pos,
kantor polisi, pemadam kebakaran, swah, peternakan, hutan, perkapalan,
lapangan udara dan sebagainya.

24
Eliyawati. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini, Jakarta: Depdiknas Dirjen
Dikti Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. 2005.
25
Sudono, Anggini. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk PAUD. Jakarta: PT. Grasindo. 2000.

16
b. Perpustakaan sebagai sumber belajar

Sumber belajar yang dihimpun di perpustakaan merupakan khasanah yang


lengkap. Berbagai ensiklopedi, buku-buku berisi tematema dan segala bahan
pelajaran dapat dikumpulkan dan ditata rapi di ruang perpustakaan.
Perpustakaan ini bagaikan jantungnya sekolah karena kemajuan sekolah sangat
ditentukan oleh perpustakaan. Maka dari itu guru dapat mengembangkan diri
melalui perpustakaan.

c. Narasumber Belajar

Para tokoh dan pakar merupakan nara sumber yang dapat memberikan
informasi tangan pertama, langsung dan benar. Kadang-kadang ada pula orang
tua murid yang bersedia memberikan bantuan berupa keterangan langsung.

d. Media cetak. Media cetak adalah bahan cetak, buku, majalah, tabloid dan
sebagainya

Gambar-gambar yang ekspresif dapat memberi kesempatan anak untuk


bernalar dan mengungkapkan pikirannya dengan menggunakan kosa kata yang
makin hari makin berkembang. e. Alat peraga. Alat peraga adalah semua alat
yang digunakan oleh guru untuk menerangkan atau memperagakan pelajaran di
dalam proses belajar mengajar. Namaun harus dibedakan antara alat peraga guru
dan alat permainan yang dimainkan oleh anak. Pada alat permainan, anak aktif
mengadakan eksplorasi walaupun tidak menutup kemungkinan ia
menggunakannya untuk bermain

5. Urgensi

Sarana dan prasarana dalam Lembaga Pendidikan sebaiknya dikelola dengan


sebaik mungkin dengan mengikuti kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :26

a. Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat dan awet.


b. Rapi, indah, bersih, anggun, dan asri sehingga menyejukkanpandangan dan
perasaan siapa saja yang memasuki kompleks Lembaga Pendidikan.

26
Mujamil Qomar. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga, 2007.

17
c. Kreatif, inovatif, responsive, dan bervariasi sehingga dapat merangsang
timbulnya imajinasi peserta didik.
d. Memiliki jangkauan waktu yang Panjang melalui perencanaan yang matang
untuk menghindari kecenderungan bongkar pasang bangunan.
e. Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-
religius, seperti mushola atau masjid.

Manajemen sarana dan prasarana yang berkualitas mempunyai peranan yang


sangat urgen/sangat penting dalam meningkatkan kreativitas peserta didik melalui
langkah-langkah sebagai berikut:27

a. Perencanaan

Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan


perkembangan pendidikan di sekolah, menggantikan barang-barang yang rusak,
hilang, dihapuskan atau sebab-sebab lain yang dapat dipertanggungjawabkan
sehingga memerlukan pergantian.

Terkait perencanaan sarana dan prasarana sekolah, Sukarna memaparkan


prosedur sebagai berikut:

1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan


oleh setiap unit kerja dan atau mengevetarisasi kekurangan perlengkapan
sekolah.
2) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu,
misalnya untuk satu triwulan atau satu tahun ajaran.
3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan
yang telah tersedia sebelumnya.
4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang
tersedia.
5) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan kebutuhan yang
urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi
lagi dengan melihat skala prioritas.

27
Jumari, “Urgensi Manajemen Sarana Dan Prasarana Berkualitas Dalam Meningkatkan Kreativitas Peserta
Didik”, Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar Bali.

18
b. Pengadaan

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya merupakan


upaya merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana yang telah
disusun sebelumnya. Sering kali sekolah mendapatkan bantuan sarana dan
prasarana pendidikan dari pemerintah dalam hal ini Departemen Agama dan
Departemen Pendidikan Nasional.

Adapun cara-cara yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk mendapatkan


perlengkapan yang dibutuhkan antara lain adalah dengan cara:

1) Pembelian

Dalam pembelian perlengkapan sarana prasarana yang dibutuhkan,


sekolah dapat memanfaatkan dana dari bantuan dana operasional sekolah
(BOS), dan kas sekolah.

2) Penerimaan hadiah atau sumbangan

Dana ini dapat berasal dari sumbangan instasi atau lembaga pemerintah,
bisa berupa sumbangan/hibah buku-buku pelajaran.

3) Perbaikan

Cara pemenuhan kebutuhan sarana prasarana di sekolah selain


pembelian dan penerimaan sumbangan adalah dengan cara perbaikan.
Perbaikan dapat dilakukan melalui penggantian bagian-bagian yang telah
rusak sehingga sarana dan prasarana yang rusak dapat digunakan kembali
sebagaimana mestinya. Dalam kegiatan perbaikan ini, sarana yang sering
diperbaiki adalah meja, kursi, dan pengecatan dinding yang sudah perlu
dibersihkan/kotor.

4) Mengajukan permohonan ke pemerintah daerah


Taman kanak-kanak dapat mengajukan permohonan kepada pemerintah
daerah seperti Dinas Pendidikan untuk bantuan pembelian sarana dan
prasarana. Taman kanak-kanak dapat menunjukkan kebutuhan akan
infrastruktur dan mengajukan permintaan dengan alasan yang jelas.
5) Buat proposal ke donor atau sponsor

19
Taman kanak-kanak dapat membuat proposal yang jelas dan menarik untuk
bantuan infrastruktur dari donor atau sponsor. Proposal dapat memuat
kebutuhan infrastruktur, rencana penggunaan infrastruktur dan manfaat
yang akan diterima taman kanak-kanak.
6) Penggalangan dana
Taman kanak-kanak dapat mengumpulkan dana melalui berbagai cara
seperti mengadakan penjualan amal, konser amal, dan mengundang donatur
untuk menyumbangkan uang. Dana yang terkumpul dapat digunakan untuk
membeli atau memperbaiki infrastruktur yang ada, atau membeli
infrastruktur baru sesuai kebutuhan.
7) Berkolaborasi dengan agen atau perusahaan lokal
Taman kanak-kanak dapat bermitra dengan lembaga atau perusahaan lokal
untuk bantuan infrastruktur. Taman kanak-kanak dapat mengajukan
proposal atau membuat perjanjian dengan lembaga atau perusahaan lokal
untuk mendapatkan infrastruktur yang dibutuhkan.
8) Mengoptimalkan infrastruktur yang ada
Taman kanak-kanak dapat mengoptimalkan infrastruktur yang ada melalui
perbaikan atau penggunaan yang lebih efisien. Taman kanak-kanak dapat
memperbaiki infrastruktur yang rusak atau usang dan memanfaatkan
infrastruktur yang ada dengan sebaik-baiknya.

c. Penggunaan

Penggunaan dapat dikatakan sebagai kegiatan pemanfaatan sarana dan


prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai
tujuan pendidikan. Penggunaan sarana dan prasarana sekolah merupakan
tanggung jawab kepala sekolah. Namun kepala sekolah dapat melimpahkan
pekerjaannya kepada wakil kepala sekolah.

Perbaikan dapat dilakukan melalui penggantian bagian-bagian yang telah


rusak sehingga sarana dan prasarana yang rusak dapat digunakan kembali
sebagaimana mestinya. Dalam kegiatan perbaikan ini, sarana yang sering
diperbaiki adalah meja, kursi, dan pengecatan dinding yang sudah perlu
dibersihkan/kotor

20
d. Inventarisasi

Kegiatan inventarisasi harus dilakukan secara teratur dan tertib. Kegiatan


inventarisasi juga merupakan hal pokok yang harus dilakukan karena sudah
diatur oleh pemerintah dan setiap sekolah harus bisa
mempertanggungjawabkannya kepada negara/masyarakat/pengguna.

e. Pemeliharaan

Pada prinsipnya kegiatan pemeliharaan dilakukan agar setiap sarana dan


prasarana itu senantiasa siap pakai dalam proses/ kegiatan belajar mengajar.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pemeliharaan sarana dan


prasarana adalah:

1) Menyimpan diruang/rak agar terhindar dari kerusakan.


2) Membersihkan dari kotoran/debu.
3) Memeriksa atau mengecek kondisi sarana dan prasarana.
4) Mengganti komponen-komponen yang rusak.
5) Melakukan perbaikan terhadap sarana atau prasarana yang rusak.

f. Penghapusan

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana


dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Adapun tujuan dari penghapusan sarana dan prasarana sekolah dalam


Depdiknas tahun 2007 adalah:

1) Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi pemboroosan biaya


pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk,
berlebihan atau rusak, dan sudah tidak dapat digunakan lagi.
2) Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.
3) Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak
dipergunakan lagi.

21
KESIMPULAN

Sarana dan prasarana pendidikan menjadi alat ukur mutu lembaga pendidikan salah
satunya di Taman Kanak-kanak, sesuai pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 tentang sarana dan prasarana. Pendidikan anak usia dini juga
memiliki peran penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Program keberhasilan pendidikan di Taman kanak-
kanak juga sangat dipengaruhi tersedianya sarana dan prasarana yang dimilikinya dan
bagaimana manajemen optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatannya. Proses manajemen
sarana prasarana di Taman Kanak-Kanak meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian,
pemeliharaan dan inventarisasi sarana prasarana.

REFERENSI
Anderson, J. Quality in Early Childhood Education. New York: The Danish National
Federation of Early Childhood and Youth Education. 1993
Anggani, Sudono. (1995). Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Dirjen PPTA
Depdikbud.
Arifin. Sistem Penjamin Mutu Pendidikan Teori & Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2017.
Bafadal, Ibrahim. (2004).“Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Barnawi & M. Arifin. (2012). Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Eliyawati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Elya Siska Anggraini, Lukeysia F. Batubara, “Evaluasi Pemenuhan Standar Minimal Sarana
Dan Prasarana Pendidikan Anak Usia Dini”, Jurnal Usia Dini, Vol. 7 No.1, Juni 2021
Irjus Indrawan. (2015). Pengantar Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish.
Ismail Solihin. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Jumari, “Urgensi Manajemen Sarana Dan Prasarana Berkualitas Dalam Meningkatkan
Kreativitas Peserta Didik”, Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar Bali.
Kompri. (2014). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

22
Matin, Nurhattati Fuad. (2018). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Depok :
Rajawali Pers.
Mujamil Qomar. (2007). Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
Musfiroh, Tadkiroatun. (2005). “Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan”. Jakarta.
Depdiknas.
Nurfadillah, Susi Herlinda, and Radhiyatul Fithri, “Manajemen Sarana Dan Prasarana TK
Rizkia Kids Di Kabupaten Kampar Provinsi Riau,” Ta'lim Journal : Journal of
Educational Sciences and Teacher Training, 2022,
https://doi.org/10.58795/talim.v10i1.287.
Nurhafit Kurniawan, “Pengaruh Standar Sarana Dan Prasarana Terhadap Efektifitas
Pembelajaran Di TK Al-Firdaus”, Jurnal Warna : Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Anak Usia dini, Vol 02. No. 02, September 2017.
Nurhasanah, “Pengembangan Sarana Kegiatan Dan Sumber Belajar Di Taman Kanak-Kanak”,
Didaktika Jurnal Kependidikan, Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 12, No.1, Juni
2018.
Pelagia Rodah, Muhamad Ali, Dianmiranda, ”Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Anak
Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak”, Progaram Studi Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak.
Qalka Sandi, Hairul Fauzi, “Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Taman Kanak-Kanak”, Dzurriyat : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
Dini, Vol. 1 No. 1, Maret 2023.
Ramayulis. (2004). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Rina Siti Patimah and Sri Nurhayati, “Manajemen Lembaga Taman Kanak-Kanak Berprestasi
Dalam Rangka Mencetak Anak Usia Dini Yang Unggul Dan Berkarakter (Studi Kasus
Di TK Islam Waladun Solih Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat ),” Comm-Edu (Community Education Journal), 2020,
https://doi.org/10.22460/comm-edu.v3i1.3296.
Rozalena, R., & Kristiawan, M. Pengelolaan Pembelajaran Paud Dalam Mengembangkan
Potensi Anak Usia Dini. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi
Pendidikan), 2017. https://doi.org/10.31851/jmksp.v2i1.1155
Sudono, Anggini. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk PAUD. Jakarta: PT. Grasindo.
2000.
Suyadi. (2011). “Panduan Penelitian Tindakan Kelas Buku Panduan Wajib bagi Para Pendidik”.
Yogyakarta: DIVA Press.
23
Wina Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,
Jakarta.
Winda sari, “Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Pepustakaan”, Jurnal Imu
Informasi Kepustakaan dan Kearsipan”, Vol. 1 No. 1, September 2012.

24

Anda mungkin juga menyukai