Anda di halaman 1dari 10

BE YOU'RE SELF :)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN PROFIL TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

PENGAMATAN PROFIL TANAH

DISUSUN OLEH :

Nama : Melina Rahmawati

NIM : D1B012016

Kelas : Agribisnis D

Dosen : 1. Ir. Zurhalena M.P.

2. Ir. Endriani M.P.

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang
meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara,
hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organic yang
dalam keadaan padat,gas, dan cair.

Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah
dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses
pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan
bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah
dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang
pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya,
lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik
akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil Tanah.

Dengan kata lain, Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk
dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk
sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh
genangan air

Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis


menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan Profil
Tanah. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam langkah awal
penelitian dan pengamatan terhadap tanah.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan praktikum ini adalah pengamatan langsung di lapangan mengenai Profil Tanah dan untuk
mengamati lapisan- lapisan tanah.

Manfaat praktikum adalah sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan antara
materi kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-
bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium
pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan (Bale, 2001)

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang mampu
menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
Berdasar definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah, yaitu :

1. Iklim

2. Kehidupan

3. Bahan induk

4. Topografi

5. Waktu.

Dari kelima faktor tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan
tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis besar proses pembentukan
tanah dibagi dalam dua tahap, yaitu proses pelapukan dan proses perkembangan tanah
(Hardjowigeno, 1992).

Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian
karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanaman tetapi secara tidak
langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah
dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau
kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran kelabu, coklat
dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (Tan, 1995)

Pengamatan warna tanah dengan indera menunjukkan warna tanah yang bervariasi,
menggambarkan petunjuk tentang sifat-sifat tanah. Sifat tanah yang berkaitan dengan warna tanah
kandungan bahan organik, kondisi drainase dan serasi. Warna tanah digunakan dalam menentukan
klasifikasi tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon tanah, atas dasar warnanya yang
muncul sebagai akibat gaya-gaya aktif dalam proses pembentukan tanah.

Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2)
kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang
mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah.
Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat
menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan
organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan
organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi
atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam).

Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain. Ikatan tanah berbentuk
sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa
sebab dari luar disebut ped, sedangkan ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah
terbentuk akibat penggarapan tanah disebut clod. Untuk mendapatkan struktur tanah yang baik
dan valid harus dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang laboratorium elatif sukar
terutama dalam mempertahankan keasliannya dari bentuk agregatnya (Hardjowigeno, 1992).

Pengamatan dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur, klas struktur dan derajat
struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian menjadi bermacam-macam klas pula. Di sini
akan dibagi menjadi 7 type tanah yaitu : type lempeng ( platy ), type tiang, type gumpal ( blocky ),
type remah ( crumb ), type granulair, type butir tunggal dan type pejal ( masif ). Dengan pembagian
klas yaitu dengan fase sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat kasar. Untuk semua type tanah
dengan ukuran kelas berbeda-beda untuk masing-masing type. Berdasarkan tegas dan tidaknya
agregat tanah dibedakan atas : tanah tidak beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal,
tanah lemah ( weak ) yaitu tanah yang jika tersinggung mudah pecah menjadi pecahan-pecahan
yang masih dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah. Sedang/cukup yaitu
tanah berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat dipecahkan, tanah kuat ( strong ) yaitu tanah
yang telah membentuk agregat yang tahan lama dan jika dipecah terasa ada tahanan serta
dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan (Koorevaar, 1987)

Struktur tanah adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu
dan lempung membentuk agregat-agregat yang satu agregat denganagregat lainnya dibatasi oleh
bidang belah alami yang lemah. Struktur horison-horison tanah sering berbeda satu dengan yang
lainnya dan merupakan penciri yang penting darisifat tanah, sama halnya dengan tekstur dan warna
tanah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan porositas,
tersedianya unsur hara kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan. Struktur tanah yang sempurna
mampu memperbaiki sistemaerasi dan gerakan air (Bale, 2001).

Proses pelapukan adalah berubahnya bahan penyusun didalam tanah dari bahan penyusun
batuan. Sedangkan proses perkembangan tanah adalah terbentuknya lapisan tanah yang
menjadi ciri, sifat, dan kemampuan yang khas dari masing – masing jenis tanah. Contoh proses
pelapukan adalah hancurnya batuan secara fisik, sedangkan contoh untuk peristiwa
perkembangan tanah adalah terbentuknya horison tanah, latosolisasi (Darmawijaya, 1990 ).

Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah
di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa
keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

Pasir

Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.

Pasir Berlempung

Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali
hancur.

Lempung Berpasir

Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.

Lempung

Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

Lempung Berdebu

Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan
mengkilat.

Debu

Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan
permukaan mengkilat.

Lempung Berliat

Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk
gulungan yang agak mudah hancur.

Lempung Liat Berpasir

Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak
teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.

Lempung Liat Berdebu

Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk
gulungan dengan permukaan mengkilat.

Liat Berpasir

Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah
dibuat gulungan.

Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat
gulungan.

Liat

Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat
gulungan (Hardjowigeno, 1992).

Tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan
organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik
umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam
tanah. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang
basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) didapat
pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk,
sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan
warna lebih terang (Hardjowigeno, 1992)

Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya
adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang
menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang
menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik
antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.

Macam – macam Konsistensi Tanah

a. Konsistensi Basah

Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan
benda lain, ini dibagi 4 kategori:

(1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.

(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.

(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.

(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.

Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori
berikut:

(1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.

(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.

(3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan
sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.

(4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan
diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.

b. Konsistensi Lembab

Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah
terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).

(2) Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.

(3) Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat
menghancurkan gumpalan tanah.

(4) Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas tanah
tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.

(5) Sangat Teguh/Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-kali
saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan
tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu
agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

c. Konsistensi Kering

Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai
berikut:

1. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu
sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).

2. Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi
lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada
remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan
gumpalan tanah.

3. Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin
sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat
menghancurkan gumpalan tanah.

4. Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat
menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit
untuk hancur.

5. Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan yang
sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa
hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul) (Sarief, 1986)

Penelitian mengenai sifat tanah bertujuan untuk meneliti sifat-sifat tanah di lapangan dan
mengklasifikasikannya ke dalam suatu ordo, maka kita dapat melakukan suatu pengamatan
melalui profil tanah, Dengan mengamati profil tanah, kita dapat menganalisa tekstur, struktur,
konsistensi, warna tanah, bahan organik, aktivitas fauna, perakaran yang terdapat dalam tanah, dan
sebagainya pada suatu wilayah.tentunya Pengamatan pada profil tanah tidak dapat dilakukan secara
individual. Dikarenakan dalam suatu pengamatan, setiap orang akan berbeda dalam mengkelaskan
(misal tekstur dan struktur), dibutuhkan sensitivitas/kejelian setiap orang dalam
menginterpretasikan suatu sifat tanah (Pipit, 2011).
Pengamatan tanah dengan indera memiliki fungsi agar kita dapat mengetahui dan merasakan
struktur tanah, tekstur tanah maupun warna tanah. Dengan demikian, kita juga dapat membedakan
jenis-jenis tanah tersebut. Peranan untuk kegiatan sehari-hari dapat diaplikasikan di bidang
Pertanian, Sipil, Geologi, Geografi dan segala bidang yang berhubungan dengan tanah.

III. METODOLOGI

3.1 Tanggal Praktikum

Dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 13 November 2013, pukul 08.00-10.00 WIB, dilahan ilmu tanah
Universitas Jambi.

3.2 Materi Praktikum

Pengamatan Profil Tanah

3.3 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah contoh tanah jenis tertentu dan air.

Alat yang digunakan yaitu meteran, buku munsell soil color chart, cutter, cangkul, pisau lapang, botol
yang berisi air, lembar pengamatan, dan alat tulis.

3.4 Prosedur Kerja

Menggali lubang, membuat lubang penampang harus besar, agar orang dapat mudah duduk atau
berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan lancar.

Beri batas tiap-tiap horizon dan ukur masing-masing horizon dengan menggunakan meteran.

Ambil sampel tanah pada tiap-tiap horizon dengan menggunakan pisau lapang, lalu amati :

1. Warna Tanah

a. Diambil sedikit tanah gumpal, lalu dilembabkan dengan air secukupnya (permukaannya tidak
mengkilap)

b. Diletakkan di bawah lubang kecil pada buku Munsell Soil Color Chart

c. Dicatat notasi warna (Hue, Value, Chroma) dan nama warna. Pengamatan warna tanah tidak
boleh terkena cahaya matahari langsung.

2. Tekstur Tanah

a. Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, kemudian dibahasi dengan air hingga tanah
dapat ditekan.

b. Contoh tanah dipijit dan diraba agar bisa merasakan besar halusnya tanah.

Jika :

(a) Rasa berat, halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik dan mudah digulung
kemungkinan besar teksturnya LIAT

(b) Rasa agak licin, agak lekat, dapat dibentuk bola agak teguh dan dapat dibentuk gulungan yang
agak mudah hancur, kemungkinan tekstur tanahnya LEMPUNG BERLIAT
(c) Rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, kemungkinan tekstur tanahnya LEMPUNG

(d) Rasa kasar sangat jelas, tidak melekat, tidak dapat dibentuk bola dan gulungan, kemungkinan
tekstur tanahnya PASIR

(e) Rasa kasar agak jelas, sedikit sekali melekat, dapat dibuat bolam dan mudah
hancur,kemungkinan tekstur tanahnya LEMPUNG BERPASIR

3. Struktur Tanah

a. Sebongkah tanah diambil dari horison tanah, kemudian dipecah dengan cara menekannya dengan
jari atau dijatuhkan dari ketinggian tertentu

b. Pecahan tanah yang terbentuk secara alami menjadi agregat mikro yang merupakan kelas
struktur tanah

4. Konsistensi

a. Contoh tanah dalam berbagai kandungan air (Konsistensi basah, konsistensi kering dan
konsistensi lembab) diamati dengan cara dipijit dengan ibu jari dan telunjuk.

b. Pengamatan dimulai dari konsistensi kering, lembab dan basah dengan cara menambah air
dengan botol yang berisi air pada contoh tanahnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Lapisan 1 2 3 4 5

Dalam 0-13 13-26 26-46 46-70 >70


(CM)

Batas Kejelasan Abrut Clear Gradual Diffuse

Topografi Smooth Wavy Smooth Smooth

Warna Matrix Dark Cokelat Strong Strong Strong


(Lembab) Brown Terang Brown Brown Brown

7,5 YR 3/2 7,5 YR 5/6 7,5 YR 7,5 YR 5/8 7,5 YR 5/8


4/6

Tekstur Granulair Gumpal Gumpal Gumpal Gumpal


Bersudut Bersudut

Kerikil/ Lempung Lempung Liat Liat Liat


Berpasir Liat Berpasir
Batu
Berpasir

Konsis- Lembab Gembur, Teguh, Teguh, Teguh, Sangat


tensi Agak Lekat Lekat Lekat Sangat Teguh,
Lekat Sangat
Lekat

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan pada percobaan profil tanah di lapangan, saya
dapat membahas bahwa terlihat adanya lapisan yang terdiri dari lapisan I, lapisan II, lapisan III,
lapisan IV dan lapisan V. Pada pengamatan profil tanah, lapisan I memiliki kedalaman 0-13 cm,
lapisan ke II memiliki kedalaman 13-26 cm, lapisan III memiliki kedalaman 26-46 cm, lapisan IV
memiliki kedalaman 46-70 cm dan lapisan V memiliki kedalaman > 70 cm. Sedangkan batas lapisan-
lapisanya, pada lapisan I kejelasan Abrut dan topografi Smooth, lapisan II kejelasan Clear dan
topografi Wavy, lapisan III kejelasan Gradual dan topografi Smooth, lapisan IV kejelasan Diffuse dan
topografi Smooth dan pada lapisan V tidak diketahui, ini disebabkan karna adanya perbedaan
kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam proses pencucian dimana pada saat hujan, air tersebut
akan mengalir turun ke lapisan bawah bersama mineral tanah dengan kecepatan tinggi sehingga
menyebabkan adanya perbedaan horizon. Perbedaan lapisan tanah disebabkan oleh:

Topografi yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan
topografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. Tanah pada daerah lereng infiltrasi
kurang dibandingkan kehilangan melalui runcff. Sedangkan pada daerah datar/rendah, menerima
kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk proses genesis tanah.

Warna tanah dipengaruhi kandungan bahan organik, mineral, drainase, kandungan air, dan aerasi.
Pada pengamatan profil tanah ditemukan perbedaan warna dari setiap lapisan, lapisan I berwarna
Dark Brown, lapisan II berwarna Cokelat Terang, lapisan III berwarna Strong Brown, lapisan IV
berwarna Strong Brown dan lapisan V juga berwarna Strong Brown.

Tekstur tanah ialah perbandingan tanah yang menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah
halus (2mm). Pada pengamatan profil tanah, diperoleh data lapisan I berupa Lempung Berpasir,
lapisan II berupa Lempung Liat Berpasir, lapisan III berupa Liat Berpasir, lapisan IV berupa Liat, dan
lapisan V berupa Liat. Tekstur tanah penting untuk diketahui, karena komposisi ketiga fraksi butir-
butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika kimia, dan kimia tanah. Hal ini
dikarenakan adanya proses pencucian.

Konsistensi tanah adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk manifestasi gaya-gaya fisika yakni
kohesi dan adhesi yang bekerja di dalam massa tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda.
Konsistensi ditetapkan dalam keadaan basah, lembab dan kering, dan pada pengamatan kali
konsistensi yang diamati pada keadaan lembab. Pada lapisan I konsistensinyan adalah Gembur dan
Agak lekat, lapisan II konsistensinya adalah Teguh dan Lekat, lapisan III konsistensinya adalah Teguh
dan Lekat, lapisan IV konsistensinya adalah Teguh dan Sangat Lekat, dan lapisan V konsistensinya
adalah Sangat Teguh dan Sangat Lengket.

V. KESIMPULAN

Profil tanah disusun oleh lapisan-lapisan tanah atau lebih dikenal dengan horison-horison. Horison
yang menyusun solum tanah adalah horison A ( A1, A2, A3 ) dan horison Bahan-bahan ( B1, B2, B3 )
serta ditambah dengan horison C dan horison Reaksi yang kedua horison ini tidak kami ketemukan
dalam praktikum dan tanah terdiri dari hasil pelapukkan batuan yang bercampur dengan bahan
organik.
Proses perkembangan atau penyusunan tanah yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan sifat-
sifat tanah pada suatu daerah. Sifat fisik tanah pada setiap lapisan / horison dipengaruhi oleh tekstur
tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, porositas tanah, warna tanah, drainase tanah, serta
keadaan perakaran dan lingkungan.

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Lapisan I mempunyai kedalaman 0-13 cm dan memiliki batas kejelasan aburt, topografi batas
lapisan smooth, warna dark brown, tekstur lempung berpasir, konsistensi lembab gembur dan agak
lekat

b. Lapisan II mempunyai kedalaman 13-26 cm dan memiliki batasan kejelasan clear, topografi batas
lapisan wavy, warna cokelat terang, tekstur lempung liat berpasir, konsistensi lembab teguh dan
lekat.

c. Lapisan III mempunyai kedalaman 26-46 cm dan memiliki batasan kejelasan gradual, topografi
batas lapisan smooth, warna strong brown, tekstur liat berpasir, konsistensi lembab teguh dan lekat.

d. Lapisan IV mempunyai kedalaman 46-70 cm memiliki memiliki batasan kejelasan diffuse,


topografi batas lapisan smooth,warna strong brown, tekstur liat, konsistensi lembab teguh dan
sangat lekat.

e. Lapisan V mempunyai kedalaman > 70 cm memiliki warna strong brown, tekstur liat, konsistensi
lembab sangat teguh dan sangat lekat.

f. Faktor- faktor pembentukan tanah yaitu kemiringan, material asal, organisme hidup, waktu, dan
iklim.

Anda mungkin juga menyukai