Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

DI PUSKESMAS TEMPURAN KARAWANG


TAHUN 2021
Wiwih Widia, Fitria Sari
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Indonesia
Jl. Bambu Apus 1 No. 3 Cipayung Jakarta Timur 13890
Email : @wiwihwidia3001@gmail.com

ABSTRAK

Anemia dalam kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensial
membahayakan ibu dan anak). Penyebab anemia pada ibu hamil secara umum
adalah kekurangan gizi atau malnutrisi, gangguan pencernaan dan absorpsi,
kebutuhan zat besi meningkat, kurangnya zat besi dalam makanan, dan
pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
Kejadiananemia di PuskesmasTempuran Karawang Tahun 2020 sebanyak 144
orang (29%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahuikejadiananemiaibu
hamil dan faktor-faktor yang berhubungandengananemiameliputi KEK, Status
ekonomi,pendidikan dan umur. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan survey analitikkuantitatif dengan rancangan desain cross sectional.
Sampel penelitian ini menggunakan cara pemilihan ini dengan menggunakan total
samplingdengan responden 53. Penelitian ini menggunakan uji chi square. Hasil
penelitian didapat ada hubungan kek dengan kejadian anemia (p-value 0,001),
ada hubungan umur dengan kejadian anemia (p-value 0,001), ada hubungan
pendidikan dengan kejadian anemia (p-value 0,001), ada hubungan status
ekonomi dengan kejadian anemia (p-value 0,001), ada hubungan keteraturan
konsumsi tablet Fe dengan kejadian (p-value 0,001). Hasil
penelitianinimampumeningkatkanpelayanandengan pendidikan kesehatan tentang
pentingnya gizi ibu, dan anemia pada perkembangan janin.

Kata kunci : Anemia, KEK, Umur, Status ekonomi, Tablet Fe

41
ABSTRACT
Anemia in pregnancy is called "potential danger to mother and child". The causes
of anemia in pregnant women in general are malnutrition or malnutrition, digestive
and absorption disorders, increased iron requirements, lack of iron in the diet, and
blood increase is not proportional to the increase in plasma. The incidence of
anemia at the Tempuran Karawang Health Center in 2020 was 144 people (29%).
The purpose of this study was to determine the incidence of anemia in pregnant
women and the factors associated with anemia including SEZ, economic status,
education and age. The method in this research is to use a quantitative analytical
survey approach with a cross sectional design. The sample of this study used this
method of selection by using total sampling with 53 respondents. This study used
the chi square test. The results of the study showed that there was a relationship
between diabetes and the incidence of anemia (p-value 0.001), there was a
relationship between age and the incidence of anemia (p-value 0.001), there was
a relationship between education and the incidence of anemia (p-value 0.001),
there was a relationship between economic status and the incidence of anemia (p-
value 0.001). p-value 0.001), there is a relationship between regular consumption
of Fe tablets with incidence (p-value 0.001). The results of this study were able to
improve services with health education about the importance of maternal nutrition,
and anemia in fetal development.

Key words : Anemia, SEZ, Age, Economic status, Fe tablets

42
PENDAHULUAN kordis (Hb<6 g%), mola hidatidosa

Anemia merupakan suatu keadaan (kehamilan anggur), hyperemesis

dimana jumlah dan ukuran sel darah gravidarum (HEG) dan risiko

merah, atau konsentrasi haemoglobin terjadinya bayi berat lahir rendah

(Hb) di bawah nilai batas yang di (BBLR), dan merupakan salah satu

tentukan, akibatnya merusak penyebab utama kematian maternal

kapasitas darah untuk mengangkut yang bersumber pada anemia

oksigen keseluruh tubuh. Seseorang (Arisman, 2010).

disebut menderita anemia bila kadar Pada masa kehamilan gizi ibu

Hb kurang dari 10 gr% disebut hamil harus memenuhi kebutuhan

anemia berat, atau bila kurang dari 6 gizi untuk dirinya dan untuk

gr% disebut anemia gravis. Anemia pertumbuhan serta perkembangan

pada ibu hamil adalah kondisi ibu janin. Asupan energi dan protein tidak

dengan kadar Hb kurang dari 11 gr% mencukupi pada ibu hamil dapat

sebagai akibat ketidakmampuan menyebabkan Kekurangan Energi

jaringan pembentuk sel darah merah Kronik (KEK). Batas Lingkar Lengan

(erythtopoetic) dalam produksinya Atas (LILA) dengan risiko KEK adalah

dalam mempertahankan konsentrasi <23,5 cm dan >23,5 cm berarti tidak

Hb pada tingkat normal (World Health berisiko KEK. Pengukuran LILA

Organization, 2014). dilakukan di lengan tangan ibu hamil

Penyebab anemia pada ibu hamil yang tidak digunakan untuk aktivitas

secara umum adalah kekurangan gizi (Kemenkes RI, 2016).

atau malnutrisi, gangguan Berdasarkan hasil studi

pencernaan dan absorpsi, kebutuhan pendahuluandi Puskesmas

zat besi meningkat, kurangnya zat Tempuran Karawang pada bulan Mei

besi dalam makanan, dan Tahun 2021 didapatkan data-data

pertambahan darah tidak sebanding AKI, AKB, KEK pada ibu hamil, dan

dengan pertambahan plasma (Irianto, Anemia pada ibu hamil. Pada tahun

2014). Dampak anemia pada ibu 2018 tidak ada AKI dan AKB, tahun

hamil yaitu meningkatkan angka 2019 terdapat AKI dengan 2 kasus

kesakitan meliputi perdarahan, dan 1 kasus AKB, sedangkan pada

ketuban pecah dini (KPD), abortus, tahun 2020 tidak ada AKI dan AKB.

terdapat ancaman dekompensasi Presentasi KEK pada ibu hamil tahun

43
2018 sebanyak 34 orang(30,1%), konsumsi tablet Fe dengan kejadian
tahun 2019 sebanyak 76 orang anemia pada ibu hamil. Manfaat
(36,5%), tahun 2020 sebanyak 58 penelitian ini diharapkan dapat
orang (33,4%. Presentasi anemia memberi informasi ilmiah mengenai
pada ibu hamil tahun 2018 sebanyak analisis kejadian anemia pada ibu
64 orang (30%), tahun 2019 hamil dalam bidang kesehatan
sebanyak 179 orang (32%), dan khususnya dalam dunia kebidanan.
tahun 2020 sebanyak 144 Sebagai acuan untuk dapat
orang(29%)(Puskesmas Tempuran, mempertahankan mutu pelayanan
2021). terutama dalam memberikan asuhan
Sehubungan dengan pelayanan kebidanan, dan dapat
permasalahan diatas, anemia dalam memberikan ilmu yang dimiliki dalam
kehamilan disebut “potential danger memberikan asuhan yang berkualitas
to mother and child” (potensial khususnya pada ibu hamil agar
membahayakan ibu dan anak), ada dapatmencegahterjadinya anemia.
beberapa penyebab anemia salah
satunya KEK, dimana ibu hamil METODE PENELITIAN
dengan KEK cenderung lebih banyak Metode penelitian ini dengan
mengalami anemia dibandingkan pendekatan kuantitatif dengan desain
tidak terjadi anemia, dengan adanya penelitian menggunakan desain
permasalahan tersebut peneliti analitik deskriptif.Dalam penelitian ini
tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan rancangan cross
yang berjudul “Analisis Kejadian sectional. Dalam penelitian cross
Anemia Pada Ibu Hamil Di sectional peneliti hanya melakukan
Puskesmas Tempuran Karawang observasi dan pengukuran variabel
Tahun 2021”. Tujuan penelitian pada suatu saat tertentu saja.
adalah untuk mengetahui angka Penelitian dilakukan di Puskesmas
kejadian anemia, distribusi frekuensi Tempuran Karawang pada bulan Juli-
KEK, umur, pendidikan, status Agustus Tahun 2021.
ekonomi dan konsumsi tablet Fe Instrumen yang digunakan dalam
pada ibu hamil, serta untuk proses penelitian ini adalah data
mengetahui hubungan KEK, umur, sekunder dari Puskesmas Tempuran
pendidikan, status ekonomi,

44
karawang dan lembar pengumpulan dengan kejadian anemia di
data kuesioner dari responden. Puskesmas Tempuran Karawang.
Populasi yang digunakan dalam Analisis Bivariat
penelitian ini adalah ibu hamil yang Analisis bivariat untuk mengetahui
berkunjung di Puskesmas Tempuran adanya hubungan KEK, Umur,
Karawang pada bulan Januari-Mei Pendidikan, Status Ekonomi, dan
2021 dengan rata-rata Konsumsi tablet Fe dengan kejadian
jumlahkunjungan sebanyak 53 ibu anemia pada ibu hamil trimester I-III
hamil. Teknik pengambilan sampel di PuskesmasTempuran Karawang
yang digunakan yaitu Totally Tahun 2021.
sampling. Cara pengambilan data Rumus yang digunakan
dengan Editing (Penyuntoingan),
Coding (Pengkodean), Entry data
(Memasukan data), Cleaning Keterangan :

(Pembersihan data). Adapun analisis x2 = Nilai Chi-Square

yang digunakan dalam penelitian ini ∑ = Penjumlahan

adalah: 0 = Nilai pengamatan


E = Nilai Ekspektasi

1. Analisis Univariat Hasil perhitungan dengan statistik

Analisis univariat dilakukan terhadap antara variabel bebas dan terikat

tiap variabel dari hasil penelitian. dengan menggunakan taraf signifikan

Dalam penelitian ini analisis α = 0,05 dan Confidence Interval (CI)

univariatnya yaitu untuk 95% dengan ketentuan bila :

menghasilkan distribusi frekuensi 1) Bila nilai P ≤ α, maka

angka kejadian anemia, KEK, umur, keputusannya adalah Ho ditolak.

pendidikan, status ekonomi dan 2) Bila nilai P >α, maka keputusannya

konsumsi tablet Fe pada ibu hamil adalah Ho gagal ditolak.

45
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Anemia, KEK, Umur, Pendidikan, Status Ekonomi
dan kepatuhan dalam konsumsi tablet Fe Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Tempuran Karawang Tahun 2021
No Varibel Frekuensi Persentase (%)
1 KEK
- KEK < 23,5 23 43,4
- Tidak KEK ≥23,5
30 56,6
53 100
2 Umur
- Berisiko <20 dan >35
tahun 23 43,4
- Tidak berisiko 20-35
tahun 30 56,6

53 100
3
Pendidikan
46 86,8
- Rendah (TS, SD, SMP)
- Tinggi (SMA, Perguruan
tinggi)
7 13,2
53 100
4
Status ekonomi
26 49,1
- Rendah <1.800.000/bln
- Tinggi ≥1.800.000/bln
27 50,9
53 100
5 Tablet Fe
- Tidak Teratur 32 60,4
- Teratur 21 39,6
53 100
6
Anemia pada ibu hamil
- Anemia 52,8
28
- Tidak Anemia 47,2
25

53 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami


KEK 23 (43,4%) dan yang tidak KEK 30 (56,6%). Ibu hamil yang umur berisiko

46
23 (43,4%) dan yang umur tidak berisiko 30 (56,6%). Ibu hamil yang memiliki
pendidikan rendah 46 (86,8%) dan yang berpendidikan tinggi 7 (13,2%). Ibu
hamil yang status ekonomi rendah 26 (49,1%) dan yang status ekonomi tinggi
27 (50,9%). Ibu hamil yang patuh konsumsi tablet Fe 21 (39,6%) dan yang tidak
patuh konsumsi tablet Fe 32 (60,4%). Dan, ibu hamil dengan anemia sebanyak
28 (52,8%) sedangkan ibu hamil yang tidak anemia sebanyak 25 (47,2%).

Tabel 2
Analisa Hubungan KEK Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Kejadian Anemia
Tidak Total P value
KEK Anemia OR
Anemia (ά=0,05)
N % N % N %
KEK 17 73,9 6 26,1 23 100 0,001 5,830
Tidak KEK 11 36,7 19 63,3 30 100 (1,488-
Jumlah 28 52,8 25 47,2 53 100 16,097)

Tabel 3
Analisa Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Kejadian Anemia
Total P value
Umur Anemia Tidak Anemia OR
(ά=0,05)
N % N % N %
Berisiko 17 73,9 6 26,1 23 100 0,001 5,830
Tidak (1,488-
11 36,7 19 63,3 30 100
Berisiko 16,097)
Jumlah 28 52,8 25 47,2 53 100

Tabel 4
Analisa Hubungan Pendidikan DenganKejadianAnemia Pada Ibu Hamil

Kejadian Anemia
Tidak Total P value
Pendidikan Anemia OR
Anemia (ά=0,05)
N % N % N %
Rendah 26 56,5 20 43,5 46 100 0,001 0,234
Tinggi 2 28,6 5 71,4 7 100 (1,570-
Jumlah 28 52,8 25 47,2 53 100 18,523)

47
Tabel 5
Analisa Hubungan Status Ekonomi DenganKejadianAnemia Pada Ibu Hamil
Kejadian Anemia
Status Tidak Total P value
Anemia OR
Ekonomi Anemia (ά=0,05)
N % N % N %
Rendah 16 61,5 10 38,5 26 100 0,001 0,943
Tinggi 12 44,4 15 55,6 27 100 (1,699-
Jumlah 28 52,8 25 47,2 53 100 5,982)

Tabel 6
Analisa HubunganKonsumsi Tablet Fe DenganKejadianAnemia Pada Ibu
Hamil
Kejadian Anemia
KonsumsiTa Tidak Total P value
Anemia OR
blet Fe Anemia (ά=0,05)
N % N % N %
Tidak Teratur 16 50 16 50 32 100 0,001 0,052
Teratur 12 57,1 9 42,9 21 100 (1,440-
Jumlah 28 52,8 25 47,2 53 100 4,037)

1. Gambaran Kejadian Anemia (60,4%). Dan, ibu hamil dengan


Berdasarkan penelitian di atas anemia sebanyak 28 (52,8%)
menunjukkan bahwa ibu hamil sedangkan ibu hamil yang tidak
yang mengalami KEK 23 (43,4%) anemia sebanyak 25 (47,2%).
dan yang tidak KEK 30 (56,6%). Ibu hamil dikatakan mengalami
Ibu hamil yang umur berisiko 23 anemia apabila kadar hemoglobin
(43,4%) dan yang umur tidak ibu kurang dari 11g/dl pada
berisiko 30 (56,6%). Ibu hamil trimester satu dan tiga, serta
yang memiliki pendidikan rendah kurang dari 10,5 g/dl pada
46 (86,8%) dan yang trimester kedua (Kementrian
berpendidikan tinggi 7 (13,2%). Ibu Kesehatan Republik Indonesia,
hamil yang status ekonomi rendah 2013). Anemia yang paling sering
26 (49,1%) dan yang status terjadi khususnya pada ibu hamil
ekonomi tinggi 27 (50,9%). Ibu adalah anemia karena kekurangan
hamil yang patuh konsumsi tablet zat besi (Fe), sehingga lebih
Fe 21 (39,6%) dan yang tidak dikenal dengan istilah Anemia Gizi
patuh konsumsi tablet Fe 32 Besi.

48
Wanita hamil sangat rentan terjadi bulan Januari sampai dengan bulan
anemia defisiensi besi karena pada April terdapat 106 kasus anemia
kehamilan kebutuhan oksigen lebih pada ibu hamil dengan klasifikasi
tinggi sehingga memicu peningkatan anemia ringan 71 orang ((66,9%),
produksi eritropoietin. Akibatnya, anemia sedang 33 orang (31,1%) dan
volume plasma bertambah dan sel anemia berat 2 orang (1,8%).
darah merah (Eritrosit) Menurut asumsi peneliti tingginya
meningkat.Namun peningkatan angka kejadian anemia pada ibu
volume plasma terjadi dalam proporsi hamil disebabkan karenadari
yang lebih besar jika dibandingkan berbagai faktor KEK, Umur,
dengan pengingkatan eritrosit Pendidikan, Status ekonomi dan
sehingga penurunan konsentrasi Hb Kepatuhan dalam mengkonsumsi
akibat hemodilusi (Cunninggham et tablet Fe. Pada wanita hamil
al, 2013). membutuhkan lebih banyak
Menurut penelitian Asrini S (2019) kebutuhan nutrisi dari sebelum hamil,
menyatakan Data yang diperoleh dari dan terjadinya volume plasma
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi bertambah dan sel darah merah
Selatan, dari 23.839 ibu hamil yang di (Eritrosit) meningkat. Sehingga
periksa kadar hemoglobin nya banyak sekali kejadian anemia pada
terdapat ibu hamil yang dengan kadar ibuhamil.
haemoglobin 8-11 gr/dl terdapat
2. Hubungan KEK Dengan
23.478 orang (98,49%) dan ibu hamil
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
dengan kadar haemoglobin <8-11
Berdasarkan hasil penelitian diatas
gr/dl terdapat 361 orang (1,15%).
terlihat pasien dengan KEK yang
Sedangkan pada Puskesmas Pertiwi
Anemia sebanyak 17 (73,9%)
kota Makasar tahun 2015 dari 298
sedangkan pasien dengan Tidak
ibuhamil yang memeriksakan Hb
KEK yang tidak anemia sebanyak
terdapat ibu hamil yang anemia
19 (63,3%). Hasil uji statistik
sebanyak 243 kasus anemia, dengan
diperoleh nilai pvalue 0,001 < α
klasifikasi anemia ringan 154 orang
0,05 maka Ho ditolak/Ha diterima,
(63,3%), anemia sedang 84 orang
jadi ada hubungan yang bermakna
(34,5%), dan anemia berat 5 orang
antara KEK dengan kejadian
(2,0%). Dan data tahun 2016 pada

49
Anemia. Dari hasil analisis Hal ini didukung oleh penelitian
diperoleh OR = 5,830 artinyaibu Herawati C & Astuti (2010) diketahui
yang KEK memiliki peluang bahwa dari 18 responden yang status
sebesar 5,830 kali mengalami gizinya KEK sebagian responden
anemia dibandingkan dengan ibu mengalami anemia gizi (83,3%), dari
yang tidak KEK. hasil uji analisis bivariat diketahui p-
Kekurangan Energi Kronis (KEK) value (0,011) yang berarti ada
merupakan salah satu masalah hubungan yang signifikan antara
yang terjadi pada masa status gizi dengan anemia gizi pada
kkehamilan dimana tidak ibu hamil dan didukung penelitian
seimbangnya antara asupan yang dilakukan oleh (Sukmaningtyas,
makan dengan kebutuhan gizi 2015) responden yang memiliki
yang berlangsung menahun status gizi kurang sebanyak 15 orang
(kronis) yang mengakibatkan (50%) pada kelompok kasus dan 5
timbulnya gangguan kesehatan, orang (16,7%) pada kelompok kontrol
sehingga peningkatan kebutuhan dan hasil uji analisis bivariat diketahui
zat gizi pada masa kehamilan tidak p-value (0,006) yang berarti terdapat
dapat terpenuhi (Kemenkes RI, hubungan yang signifikan antara
2015). Pengukuran lingkar lengan status gizi dengan kejadian anemia
atas (LILA) adalah suatu cara pada ibu hamil.
untuk mengetahui risiko Menurut penelitian Eggy W.L (2018)
kekurangan energi kronis wanita menunjukkan hasil penelitiannya,
usia subur. Wanita usia subur bahwa ibu hamil yang KEK lebih
adalah wanita dengan usia 15 banyak yang mengalami anemia
sampai dengan 45 tahun yang dibandingkan dengan ibu hamil yang
meliputi remaja, ibu hamil, ibu tidak KEK. Yang mana dapat dilihat
menyusui dan pasangan usia dari hasilnya yaitu ibu hamil yang
subur (PUS). Ambang batas LILA KEK ada 3,0% orang yang
wanita usia subur (WUS) dengan mengalami anemia, sedangkan ibu
resiko kekurangan energi kronis hamil yang tidak KEK ada 2.0% yang
(KEK) adalah 23,5cm, yang diukur mengalami anemia.
dengan menggunakan pita ukur. Menurut asumsi peneliti hal ini
berhubungan dikarenakan ibu hamil

50
pada masa kehamilan kebutuhan 5,830 kali mengalami anemia
nutrisinya akan meningkat dari dibandingkan dengan ibu yang
biasanya dan pertukaran semua umurnya tidak berisiko.
bahan itu terjadi sangat aktif. Pada Umur seorang ibu berkaitan
ibu hamil KEK dapat menyebabkan dengan alat-alat reproduksi wanita.
risiko dan komplikasi pada ibu hamil Umur reproduksi yang sehat dan
diantaranya anemia, perdarahan, aman adalah 20-35 tahun (Fitri,
berat badan ibu tidak bertambah 2013). Jika umur ibu terlalu muda
secara normal, dan terkena penyakit yaitu kurang dari usia 20 tahun ibu
infeksi. Karena kurangnya takut terjadi perubahan pada fostur
pemenuhan nutrisi selama kehamilan tubuhnya atau takut gemuk. Ibu
karena gangguan status gizi yaitu cenderung mengurangi makan
KEK ibu hamil akan memiliki peluang sehingga asupan gizi termasuk
lebih besar mengalami anemia asupan zat besi kurang yang
dibandingkan dengan ibu hamil yang berakibat terjadinya anemia.
tidak KEK. Sedangkan pada usia di atas 35
tahun, kondisi kesehatan ibu mulai
3. Hubungan Umur Dengan menurun, fungsi rahim mulai
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil menurun, serta meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian diatas komplikasi medis pada kehamilan
terlihat pasien dengan umur sampai persalinan (Ninawati,
berisiko yang Anemia sebanyak 17 2011).
(73,9%) sedangkan pasien dengan Penelitian ini sejalan dengan
umur tidak berisiko yang tidak penelitian yang dilakukan
anemia sebanyak 19 (63,3%). Amiruddin & Wahyudin (2014)
Hasil uji statistik diperoleh nilai faktor umur merupakan faktor
pvalue 0,001 < α 0,05 maka Ho risiko kejadian anemia pada ibu
ditolak/Ha diterima, jadi ada hamil. Umur seorang ibu berkaitan
hubungan yang bermakna antara dengan alat-alat reproduksi wanita.
umur dengan kejadian Anemia. Umur reproduksi yang sehat dan
Dari hasil analisis diperoleh OR = aman adalah umur 20-35 tahun.
5,830 artinya ibu yang umurnya Penelitian ini sejalan dengan
berisiko memiliki peluang sebesar penelitian yang dilakukan oleh

51
Amalia S (2017) dengan metode menyatakan terdapat hubungan
cross sectional didapatkan hasil uji yang signifikan antara umur
statistik menggunakan chi-square. dengan kejadian anemia pada ibu
Dari 236 orang responden hamil dengan nilai Odds Rasio
distribusi frekuensi usia ibu sebesar 15,818 menjelaskan
sebesar 151 (64,0%) dan pada bahwa peluang ibu hamil yang
kategori berisiko sebesar 85 berisiko tinggi terhadap umur 15
(36,0%). Didapatkan hasil pada kali lebih cenderung mengalami
variabel usia menunjukkan p-value anemia dibandingkan ibu hamil
(0,032) < α(0,05) yang berarti ada dengan umur berisiko rendah.
hubungan yang signifikan antara Menurut asumsi peneliti hal ini
usia dengan kejadian anemia pada berhubungan dikarenakan umur
ibu hamil. Diperoleh pula nilai OR= sangat berhubungan dengan alat-
2,446 artinya responden yang usia alat reproduksi manusia, dimana
risiko tinggi mempunyai umur yang <20 tahun masih dalam
kecenderungan 2,446 kali lebih dikategorikan remaja dimana
besar mengalami anemia kemandirian dan pola pikir belum
dibandingkan dengan responden terbentuk dengan sempurna, dan
yang usia risiko rendah. untuk kategori ≥35 tahun pada usia
Menurut penelitian Ririn Riyani, tersebut ibu biasanya mempunyai
dkk (2020) menyatakan bahwa pengalaman dari kehamilan,
terdapat hubungan yang signifkan seseorang yang sudah menua
antara umur dengan kejadian akan mengalami penurunan fungsi
anemia pada ibu hamil. Hal ini fisiologis tubuh termasuk juga
disebabkan karena kejadian dalam memproduksi sel darah
anemia berkaitan dengan umur ibu merah. Sehingga perempuan
yang tidak dalam masa reproduksi disarankan untuk hamil pada usia
yang sehat dimana wanita yang 20-35 tahun untuk mengurangi
melahirkan dibawah usia 20 tahun berbagai macam komplikasi yang
atau lebih dari 35 tahun akan terjadi selama kehamilan
merupakan faktor resiko terjadinya ataupun persalinan.
anemia pada kehamilan.Menurut
hasil penelitian Jasmi (2016)

52
4. Hubungan Pendidikan Dengan anemia kehamilan, pemenuhan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil gizi ibu hamil, dan pemanfaatan
Berdasarkan tabel 5.4 terlihat pelayanan kesehatan yang ada.
pasien dengan pendidikan rendah Sebaliknya, pendidikan yang
yang Anemia sebanyak 26 (49,1%) rendah akan menghambat
sedangkan pasien dengan perkembangan sikap seseorang
pendidikan tinggi yang tidak dalam penerimaan informasi, hal
anemia sebanyak 5 (9,4%). Hasil tersebut menyebabkan ibu tidak
uji statistik diperoleh nilai pvalue mengetahui tentang kebutuhan zat
0,001 < α 0,05 maka Ho ditolak/Ha besi ibu hamil dan tidak
diterima, jadi ada hubungan yang memanfaatkan pelayanan
bermakna antara status ekonomi kesehatan yang ada ( Desi Ari,
dengan kejadian Anemia. Dari dkk, 2015).
hasil analisis diperoleh OR = 3,250 Pendidikan secara umum adalah
artinya pendidikan rendah (TS, segala upaya yang direncanakan
SD,SMP) berisiko terjadinya untu memperngaruhi orang lain
Anemia sebesar 3,250 kali bila baik individu, kelompok,
dibandingkan dengan pendidikan masyarakat sehingga mereka
tinggi (SMA, Perguruan tinggi). melakukan apa yang diharapkan
Pendidikan dalam arti formal oleh pelaku pendidikan. Tingkat
sebenarnya adalah suatu proses rendahnya pendidikan erat
penyampaiian bahan/materi kaitannya dengan tingkat
pendidikan oleh pendidikan pengertian tentang zat besi (Fe)
kepada sasaran pendidik (anak serta kesadarannya terhadap
didik) guna mencapai perubahan konsumsi tablet Fe untuk ibu
tingkah laku. Jenjang pendidikan hamil. Pendidikan yang baik
formal terakhir yang pernah dijalani diharapkan akan mempermudah
ibu hamil karna semakin tinggi dalam penyerapan pengetahuan
tingkat pendidikan seseorang, sehingga dari pengetahuan
semakin mudah menerima tersebut akan membentuk sikap
informasi sehingga semakin yang baik.
banyak pula pengetahuan yang Hasil penelitian yang telah
dimiliki baik dalam pencegahan dilakukan Nancy Malonda (2012)

53
menunjukkan bahwa pendidikan dan memiliki pengetahuan yang
ibu berada pada pendidikan yang memadai.
rendah dengan status anemia Hasil penelitian ini sejalan dengan
pada ibu hamil yang Anemia penelitian yang dilakukan oleh
(29,3%) dan tidak anemia Desi Ari, dkk (2015) menyatakan
(70,7%). Sedangkan yang ada hubungan yang signifikan
berpendidikan tinggi dengan status antara pendidikan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil yang anemia pada ibu hamil. Pada
mengalami anemia (35,7%) dan penelitian ini menunjukkan
tidak anemia (64,3%). proporsi pendidikan rendah yang
Berdasarkan hasil ujian statistik mengalami anemia kehamilan
dengan menggunakan uji statistik sebesar 80% lebih tinggi
yang dalam pengujian analisisnya dibandingkan dengan pendidikan
terdapat nilai 1 sel kurang dari 5 tinggi yang mengalami anemia
sehingga dilihat pada hasil Fisher’s kehamilan sebesar 60%.
Exact Test yang merupakan Menurut asumsi peneliti hal ini
turunan dari uji chi-square dimana berhubungan karena pendidikan
diperoleh nilai p = 0,472 < 0,05, yang rendah berpengaruh
menunjukkan tidak ada hubungan terhadap pengetahuan yang
yang bermakna antara pendidikan dimiliki oleh ibu. Pendidikan
ibu dengan kejadian anemia pada merupakan hal yang penting yang
ibu hamil. Menurut penelitian dapat mempengaruhi pola pikir
Ridayanti (2012) mengatakan seseorang termasuk dalam
bahwa ada hubungan yang tindakan mengambil keputusan
signifikan antara tingkat pendidikan untuk memilih bahan makanan
dengan kejadian anemia pada ibu yang di konsumsinya, misalnya
hamil, hal tersebut disebabkan memilih dan mengolah bahan
karena tingkat pendidikan makanan yang mengandung zat
seseorang akan mempengaruhi besi. Pada umumnya yang
kesadaran untuk berprilaku sehat berpendidikan rendah kurang
dan membentuk pola pikir yang mempunyai akses informasi
baik sehingga ibu akan lebih tentang anemia dan
mudah untuk menerima informasi penanggulangannya, kurang

54
memahami akibat anemia, kurang turut menentukan status gizi
dapat memilih bahan makanan keluarga tersebut (Supariassa,
bergizi khususnya yang 2013). Kurangnya pendapatan
mengandung zat besi tinggi, serta keluarga menyebabkan
kurang dapat memanfaatkan berkurangnya lokasi dan untuk
pelayanan kesehatan yang pembelian makanan sehari-hari
tersedia. sehingga mengurangi jumlah dan
kualitas makanan ibu perhari yang
5. Hubungan Status Ekonomi berdampak pada penurunan status
Dengan Kejadian Anemia Pada gizi. Gangguan gizi yang umum
Ibu Hamil pada perempuan adalah anemia,
Berdasarkan hasil penelitian karena secara fisiologis mengalami
pasien dengan status ekonomi menstruasi tiap bulan. Sumber
rendah yang Anemia sebanyak 16 makanan yang diperlukan untuk
(61,5%) sedangkan pasien dengan mencegah anemia umumnya
status ekonomi tinggi yang tidak berasal dari sumber protein yang
anemia sebanyak 15 (55,6%). lebih mahal, dan sulit terjangkau
Hasil uji statistik diperoleh nilai oleh mereka yang berpenghasilan
pvalue 0,001 < α 0,05 maka Ho rendah. Kekurangan tersebut
ditolak/Ha diterima, jadi ada memperbesar resiko anemia pada
hubungan yang bermakna antara remaja dan ibu hamil serta
status ekonomi dengan kejadian memperberat risiko kesakitan pada
Anemia. Dari hasil analisis ibu dan bayi baru lahir.
diperoleh OR = 0,943 artinya ibu Menurut penelitian Desi Ari, dkk
yang status ekonomi rendah (2015) diketaui bahwa responden
memiliki peluang sebesar 0,943 yang memiliki status ekonomi
kali mengalami anemia tinggi dan mengalami anemia
dibandingkan dengan ibu yang kehamilan sebanyak 40 orang
status ekonominya tinggi. (48,8%) sedangkan yang memiliki
Keadaan status ekonomi keluarga status ekonomi rendah dan
merupakan salah satu faktor yang mengalami anemia kehamilan
menentukan jumlah makanan yang sebanyak 68 orang (79,1%).
tersedia dalam keluarga sehingga Berdasarkan hasil uji chi-square

55
yang dilihat pada hasil fisher’s penerimaan H₁ dan penolakan
Exact Test diketahui bahwa p- pada Ho.
value yaitu 0,000 lebih dari 0,05 (p- Menurut penelitian Khairanis
value <α), sehingga Ha diterima. (2011) juga menyatakan bahwa
hal ini menunjukkan bahwa ada ada hubungan yang sangat
hubungan status ekonomi dengan signifikan antara tingkat ekonomi
kejadian anemia pada ibu hamil di keluarga dengan kejadian anemia
Puskesmas Pringsewu Lampung pada ibu hamil. Adapun menurut
2015. hasil penelitian Abidah (2013) yang
Sejalan dengan penelitian Fifi M menyatakan bahwa terdapat
Liow (2012) dimana hasil hubungan antara pendapatan
penelitian menunjukkan bahwa keluarga dengan kejadian anemia
pendapatan keluarga berada pada pada ibu hamil di RS Ibu dan Anak
pendapatan rendah dengan status Siti Fatimah Makasar. Sejalan
anemia pada ibu hamil yang dengan penelitian yang dilakukan
anemia (38,6%) dan tidak anemia oleh Liow (2012) mengatakan
(61,4%). Sedangkan yang bahwa ada hubungan yang
pendapatan tinggi dengan status bermakna antara pendapatan
anemia pada ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu
keseluruhannya yang tidak hamil. Hasil penelitian tersebut
mengalami anemia (100%). menunjukkan bahwa, anemia pada
Berdasarkan hasil uji statistik ibu hamil lebih besar dialami oleh
dengan menggunakan chi-square keluarga yang berpendapatan
yang dalam pengujian analisisnya rendah dibandingkan dengan
terdapat nilai 1 sel kurang dari 5 keluarga yang berpendapatan
sehingga dilihat pada hasil Fisher’s tinggi. Menurut asumsi peneliti hal
Exact Test yang merupakan ini berhubungan dikarenakan
turunan dari uji chi-square dimana status ekonomi sangat erat
diperoleh nial p-value 0,012 < hubungannya dengan pendapatan.
0,05, yang mana menunjukkan ada kuragnya pendapatan keluarga
hubungan antara pendapatan menyebabkan berkurangnya
dengan kejadian anemia pada ibu pembelian makanan sehari-hari
hamil. Dalam arti adanya sehingga mengurangi jumlah dan

56
kualitas makanan ibu perhari yang mengalami pengenceran sel darah
berdampak pada penurunan status merah sehingga memerlukan
gizi, dengan begitu akan tambahan zat besi untuk
menimbulkan masalah dalam meningkatkan sel darah merah
kejadian anemia pada ibu hamil. dan sel darah janin. Zat besi (Fe)
merupakan microelement yang
6. Hubungan Konsumsi Tablet Fe esensial bagi tubuh. Zat ini
Dengan Kejadian Anemia Pada terutama diperlukan dalam
Ibu Hamil pembentukan darah, yaitu dalam
Berdasarkan hasil penelitian sintesa Hb terutama ibu hamil
terlihat pasien yang teratur yang kebutuhan zat besinya
konsumsi tablet Fe terjadinya meningkat. Zat besi yang
Anemia sebanyak 12 (57,1%) diperlukan selama hamil ialah
sedangkan pasien tidak teratur 1.040 mg. dari jumlah ini, 200 mg
konsumsi tablet Fe yang tidak Fe tertahan oleh tubuh ketika
anemia sebanyak 16 (50%). Hasil melahirkan dan 840 mg sisanya
uji statistik diperoleh nilai pvalue hilang. Ibu hamil yang kurang
0,001 < α 0,05 maka Ho ditolak/Ha minum tablet besi atau dalam
diterima, jadi ada hubungan yang seminggu hanya mengkonsumsi
bermakna antara KEK dengan satu tablet memiliki resiko
kejadian Anemia. Dari hasil mengalami anemia dua belas kali
analisis diperoleh OR = 0,052 lipat dibanding dengan ibu hamil
artinya ibu yang tidakteratur yang mengkonsumsi tablet Fe rutin
konsumsi tablet Fe memiliki setiap hari. Konsumsi tablet Fe
peluang sebesar 0,052 kali sangat di anjurkan untuk ibu hamil
mengalami anemia dibandingkan karena dapat meningkatkan zat
dengan ibu yang teratur konsumsi besi (WHO, 2012).
tablet Fe. Menurut penelitian Desi Ari, dkk
Tablet Fe adalah garam besi (2015) menyatakan bahwa
dalam bentuk tablet atau kapsul responden yang memiliki prilaku
yang apabila di konsumsi secara patuh dalam mengkonsumsi tablet
teratur dapat meningkatkan jumlah Fe dan mengalami anemia
sel darah merah. wanita hamil sebanyak 43 orang (58,1%)

57
sedangkan yang memeilik prilaku kejadian anemia pada ibu hamil di
tidak patuh dalam mengkonsumsi Puskesmas Kombos Kota Menado.
tablet Fe dan mengalami anemia Dengan hasil penelitian proporsi
kehamilan sebanyak 77 orang ibu hamil yang tidak patuh dalam
(81,9%). Berdasarkan hasil uji chi- mengkonsumsi tablet Fe dan
square yang dilihat pada hasil mengalami anemia pada ibu hamil
fisher’s Exact Test diketahui yaitu sebesar 81,9% sebaliknya
bahwa p-value yaitu 0,000 lebih ibu hamil yang dikategorikan patuh
kecil dari 0,05 (p-value < α), dalam konsumsi tablet Fe dan
sehingga Ha di terima. Hal ini mengalami anemia dalam
menunjukkan bahwa ada kehamilan hanya 58,1%. hal ini
hubungan yang sangat signifikan membuktikan bahwa kepatuhan
antara kepatuhan konsumsi tablet ibu hamil dalam mengkonsumsi
Fe dengan kejadian anemia pada tablet Fe sangat berpengaruh
ibu hamil di wilayah kerja terhadap kejadian anemia pada ibu
Puskesmas Pringsewu Lampung. hamil.
Ibu hamil perlu mengkonsumsi Menurut asumsi peneliti hal ini
tablet Fe selama kehamilan, berhubungan di karenakan ibu
karena zat besi ibu hamil hamil membutuhkan banyak nutrisi
meningkat selama kehamilan. yang bergizi seimbang khususnya
Apabila ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe
dalam mengkonsumsi tablet Fe 4 setiap hari. Hal ini, dikarenakan
kali lebih berisiko mengalami pada wanita hamil cenderung
anemia pada kehamilan. mengalami defisiensi baik zat besi
Penelitian ini sejalan dengan maupun folat. Selama masa
penelitian yang dilakukan oleh kehamilan Kebutuhan ibu hamil
Wawointana (2013) dimana akan Fe meningkat untuk
terdapat hubungan antara ketaatan pembentukan plasenta dan sel
konsumsi tablet Fe dengan darah merah sebesar 200-300%.

58
DAFTAR PUSTAKA

Age, R. B., With, P., Event, T. H. E., Karawang.


In, A., & Mothers, P. (2020).
Hariati. (2019). Kejadian Anemia
HUBUNGAN ANTARA USIA Pada Ibu Hamil. 1(November),
8–17.
DAN PARITAS DENGAN.
https://doi.org/10.36590/jika.v1i1
2(April), 178–184. .1

Kemenkes RI. 2016.Profil Kesehatan


Aminin, F., Dewi, U., & Kunci, K.
Indonesia tahun 2016. Jakarta :
(2020). Kepatuhan Ibu Hamil
KemenkesRI
Mengkonsumsi Tablet Fe di
Kota Tanjungpinang Tahun
Larasati, E. W. (2018). Hubungan
2017. Jurnal Ners Dan
antara Kekurangan Energi
Kebidanan, 7(October 2017),
Kronis ( KEK ) Terhadap
285–292.
Kejadian Anemia pada Ibu
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.
Hamil di RSKDIA Siti Fatimah
ART.p285
Makassar 2018. 2(2), 131–134.
Ari, D., Yanti, M., & Sulistianingsih, A.
Liow, f m. (2012). Hubungan antara
(2015). Care Area District of
status sosial ekonomi dengan
Pringsewu. 6, 79–87.
anemia pada ibu hamil di desa
sapa kecamatan tenga
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
kabupaten minahasa selatan.
Barat. 2017. Profil Kesehatan
Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Provinsi Jawa Barat Tahun
oktober.
2017. Bandung : Dinkes Jawa
Barat.
Survey Demografi dan Kesehatan.
www.diskes.jabarprov.go.id,
2017. Kesehatan Ibu dan Anak.
diperoleh pada tanggal 24 April
Jakarta, Indonesia : Badan
2021.
Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional 2018.
Dinas Kesehatan Kabupaten
http://sdki.bkkbn.go.id/files/buku/
Karawang. 2016. AKI
2017IDHS.pdf, diperoleh pada
Kabupaten Karawang.
tanggal 20 Mei 2021.

59

Anda mungkin juga menyukai