Anda di halaman 1dari 2

Resume Teori Sosial pada Komunikasi Strategis

https://www.youtube.com/watch?v=yJQA2I8vQ4o&t=12s
7674_Yohanes Sutanto_A
Dosen: Ike Devi Sulistyaningtyas, M.Si

Teori sosial membahas mengenai bagaimana organisasi berkontribusi dalam area publik
atau masayarakat karena semua kegiatan organisasi tidaklah lepas dari unsur publik. Teori ini juga
akan memperkaya pemahaman mengenai komunikasi dengan mengkombinasikan pendekatan
ilmiah dan kemanusiaan.

Ada 5 domain yang ada dalam teori sosial, di antaranya:


a) Domain penelitian dalam ranah sosial
Habermas mengkritisi mengenai berbagai aspek-aspek yang ada di dalam
kehidupan bermasyarakat yang dianggap sebagai kekuatan. Beliau mengatakan bahwa
komunikasi strategis rupanya tidak cocok untuk ditempatkan dalam lingkungan sosial.
Alasannya adalah karena rasionalitas bukanlah unsur yang tepat untuk dipakai dalam ranah
sosial. Habermas lebih mengutamakan keseimbangan antara kepentingan publik dan
organisasi, tidak ada ketimpangan. Perlu dilihat lebih jauh karena seharusnya komunikasi
strategis harus efektif pada kedua belah pihak. Bisa jadi ada kemungkinan lain yang terjadi,
misal komunikasi strategis dipakai dalam sebuah organisasi, perlu memperhatikan juga
unsur publik yang ada, jangan sampai mengesampingkan harapan mereka.

b) Deskripsi tentang masyarakat


Teori sosial ini mengaitkan dengan nilai dan makna yang terbentuk dari dinamika
yang terjadi dalam lingkungan. Pandangan masyarakat modern menyatakan bahwa
masyarakat tidak hanya terkait dalam proses komunikasi, melainkan menjadi bagian dalam
proses komunikasi tersebut. Komunikasi strategis akan banyak membicarakan tentang
relasi-relasi dalam masyarakat.
Masyarakat saat ini masuk ke dalam ranah hipermodern karena adanya
hiperkonsumsi, hipermodernitas, dan hipernarsisisme. Hal ini dikarenakan masyarakat
ketika akan melakukan sesuatu, membeli sesuatu itu didasarkan pada emosi saja, bukan
berdasarkan kebutuhan. Komunikasi strategis menjadi titik pusat pada aktivitas konsumsi
manusia, kesejahteraan, dan kemajuan pada aktivitas mereka sendiri.
Konflik dan pandangan yang berbeda juga menjadi suatu hal yang tidak bisa
dilepaskan dalam keberadaan manusia ketika berproses di bidang komunikasi.

c) Konsep tentang legitimasi dan refleksi


Ketika komunikasi strategis ingin berjalan, maka perlu adanya partisipasi dan
emansipasipatori supaya bisa diterima. Perlu memastikan bahwa misi organisasi
merupakan dasar dari terwujudnya relasi antara organisasi dan publik. Komunikasi
strategis dapat menjadi sistem yang fungsional untuk melakukan praktek reflektif karena
ketika organisasi telah berhasil diterima oleh publik, maka organisasi bisa merefleksikan
tentang relasi seperti apa yang disukai dan diterima oleh kedua belah pihak.

d) Isu terkait kekuasaan dan bahasa


Setelah legitimasi terwujud dan telah melakukan refleksi, maka selanjutnya kita
bisa melihat isu terkait kekuasaan dan bahasa yang ada. Kekuasaan memiliki tiga dimensi,
yaitu hirarkis (didasarkan pada posisi individu dalam organisasi atau masyarakat, semakin
dia memiliki nama, semakin berpengaruh), retoris (menyangkut ketrampilan yang
diperlukan supaya dapat menggunakan bahasa dan simbol dengan baik), dan sosial
(mengikat dua bentuk kekuatan lainnya, ada yang bertindak bersama melalui komunikasi,
dan ada pengembangan terhadap teknologi). Digitalisasi dan berkembangnya media sosial
menjadi sesuatu yang kuat dalam menguasai informasi.

e) Program riset empiris


Teori sosial berguna untuk mendeskripsikan, memahami, dan menjelaskan apa
yang terjadi di ranah komunikasi strategis dari data-data yang telah didapatkan
sebelumnya. Teori sosial ini akan mengembangkan teori-teori yang bersifat empiris yang
nantinya berguna untuk organisasi dan publik. Bagaimana kebebasan individu menjadi
suatu yang penting, bukan hanya sebagai sesuatu yang strukturalis.

Anda mungkin juga menyukai