Anda di halaman 1dari 4

Permainan Bola

Pagi pun tiba, ayam-ayam mulai berkokok dan Gilang baru melaksanakan shalat
Subuh.Selesai shalat Subuh Gilang merapihkan meja belajarnya setelah belajar untuk ulangan
PPKN yang akan dilaksanakan pagi hari ini.Sehabis merapihkan mejanya, Gilang makan
masakan yang dibuat Ibunya.Jam menunjukkan pukul 6:15 dan Gilang pun sudah pergi untuk
bersekolah di SMPN 2 Sukamaju.
Pukul 6:25 Gilang sampai di sekolah dan memarkir sepeda pancalnya lalu dengan
bergegas menaiki tangga dan masuk kelas untuk duduk di bangkunya. Untuk melewatkan
waktu Gilang mulai mendengarkan beberapa lagu pada playlist Spotify miliknya.Saat
mendengarkan musik Gilang dihampiri oleh Adit yang baru datang.Mereka berbincang
sejenak tentang ulangan IPS yang baru dilaksanakan kemarin, mereka asik mengobrol hingga
tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7.00 yang menandakan mulainya pelajaran.Jam
pelajaran pertamanya adalah matematika.Gilang Nampak kebingungan dengan materi yang
sedang diajarkan yaitu persamaan kuadrat.Gilang dan teman sekelasnya diminta guru
matematika untuk mengerjakan tugas pada buku mandiri matematika karena guru matematika
yang mengajar sedang menghadiri rapat di ruang guru.Gilang memakai earphone miliknya
lalu memutar playlist favoritnya dan mulai mengerjakan soal.Dengan mudahnya Gilang
menjawab beberapa soal pertama di buku mandiri tersebut.Di tengah-tengah Gilang
mengerjakan soal terdapat satu soal yang membuat Gilang bingung.Ia terus berpikir, tetapi
dia masih terlihat kebingungan.Ia bertanya dengan teman sebangkunya Haris yang kebetulan
lumayan menguasai materi tersebut.

Gilang bertanya, “Jadi kalau begini itu bagaimana ris?” sambil menunjuk ke soal yang
dimaksud.
Haris menjawabnya, “Kalau begini kamu cari a,b dan c nya lalu masukkan kedalam
rumus kuadratik yang ini.” sambil menunjuk ke rumus yang berada di halaman 65 pada buku
madiri matematika
“Ok terimakasih ya,” jawab Gilang.

Beberapa pertanyaan singkat kemudian, pelajaran matematika sudah berakhir dan dilanjut
dengan pelajaran PPKN.Gilang dan teman sekelasnya akan mengerjakan ulangan harian yang
diberikan gurnya.Gilang dengan mudahnya mengerjakan ulangan tersebut karena ia telah
belajar malam kemarin .Tibalah jam istirahat yang pertama.Gilang bergegas menemui
temannya yang bernama Adit yang baru saja kembali dari kantin.
“Kamu sore ini gak ada kegiatan kan?” ujar Gilang.
“Iya kenapa ?” balas Adit.
“Mau main bola sama Haris gak di lapangan?” tanya Gilang
“Iya bisa aku ajak Udin sekalian,” Adit membalas
Mereka pun setuju untuk bermain bola pada sore hari.Gilang melanjutkan pelajarannya.Tak
terasa waktu pun mulai menunjukkan pukul 12.00, Gilang pun pergi keluar kelas untuk
istirahat kedua.Ia pergi ke kantin sekolah untuk membeli satu cup mie kuah.Dalam
perjalannya untuk kembali ke kelas ia bertemu dengan Adit, dan mereka berbincang di depan
kelas.Gilang berbincang dan tertawa bersama Adit sambil memakan mie kuahnya.Setelah mie
kuahnya habis Gilang pamit dan bergegas pergi ke mushola untuk melaksanakan shalat
Dzuhur.Ia pun mengambil wudhu dan pergi untuk melaksanakan shalat Dzuhur.Setelah shalat
Gilang bergegas pergi ke kelasnya untuk melanjutkan pelajaran terakhirnya.
Jam menunjukkan pukul 14.45 dan Gilang merapihkan mejanya dan memasukkan buku
kedalam tas miliknya dan bergegas menuju parkiran sepeda.Gilang memakai helm sepeda
dan mengeluarkan sepedanya dan bersiap untuk pulang.Ia mengayuh sepedanya dengan
santai.Ditengah jalan, Gilang melihat Adit yang sedang terlihat lesu dengan sepedanya yang
disenderkan di sebuah pohon.Tanpa pikir Panjang Gilang menghampirinya.
“Ada apa dit kok kamu lesu gitu?” tanya Gilang.
“Ban sepedaku bocor lang, tadi ada paku di pinggir jalan.Kan aku gak keliatan
pakunya yaudah aku terus gowes.Tiba-tiba kok kaya gak enak buat di kayuh sepedaku.Aku
ke pinggir jalan dan melihat ada paku di rodaku.Kamu tau tukang tambal ban didekat sini ?”
“Ada dekat di sini.Di sebelah gang sebelum Alfamart yang situ ada kok tukang tambal
ban,” ujarnya sambil menunjuk dimana tempat tambal ban yang dimaksud.
“Oke makasih banyak lang,” balas Adit.
Gilang menaiki sepedanya dan langsung mengayuhnya pulang.Sesampainya di rumah ia
dengan cepat pergi ke kamarnya dan mengganti bajunya.Ia menemui ibunya yang sedang
berkebun di depan rumahnya.
“Bu, Gilang main bola dulu ya,” ujar Gilang dengan memakai baju Manchester
United milik kakaknya yang sudah muat untuk dipakai.
“Iya hati-hati,” balas Ibunya sambil memberi pupuk ke tanaman.
Gilang dengan bergegas pergi ke lapangan yang jaraknya tidak sampai 100 meter dari
rumahnya.Setelah berjalan baru sekitar 20 meter ia bertemu dengan Udin.Udin merupakan
adik kelas Gilang yang bersekolah di sekolah yang sama dengan Gilang.Mereka mengobrol
tentang pergantian kepala sekolah yang akan dilakukan beberapa minggu lagi.Mereka
berjalan bersama sama hingga mereka melihat Adit dan Haris yang sedang berbicara di
pinggir Lapangan Sukamaju.Gilang dan Udin menghampiri mereka.
“Jadi main bola gak ?” ujar Udin.
“Jadi lah, ayo,” jawab Adit.
“Tapi kita cuma berempat disini,” balas Udin
“Ikut sama anak-anak yang disana ta ? “ usul Gilang sambil menunjuk kepada 4 anak
yang sedang bermain bola di ujung lapangan yang lain.
“Ayo dah,” jawab Haris.
Merekapun menghamiri keempat anak tersebut.
“Ikut main boleh gak ?” tanya Gilang.
“Iya gapapa ayo main bareng.” jawab salah salah satu anak tersebut.

Akbar, Haryo, Satria dan Asep merupakan anak yang sedang bermain bola di ujung
lapanagan.Ternyata anak-anak tersebut tinggal di perumahan sebelah. Adit satu tim dengan
Udin, Akbar dan Haryo.Gilang satu tim dengan Haris,Satria dan Asep.
Permainan pun dimulai, Akbar mengumpan ke Adit lalu Adit menggiring bola.Ia
menggocek beberapa pemain dari tim Gilang lalu menembakan bola tersebut tertapi
sayangnya bola itu ditepis oleh Asep, penjaga gawang dari tim Gilang.Bola diambil oleh
Gilang dan digiringnya bola itu sampai ke sayap kanan.Gilang melakukan crossing ke Haris,
bola dikontrol lalu di tendang secara keras tetapi Haris tidak beruntung karena bola itu
mengenai tiang gawang.Bola dimasukkan kembali dan diumpan ke Akbar, ia sempat
menghindar tackle dari Satria dan menembakan bola namun bola itu terhalang oleh punggung
Gilang yang sempat membalikkan badannya.Bola didapatkan oleh Gilang dan langsung
diumpan ke Satria, Satria mengumpan ke Haris yang kemudian bola itu ditendang hingga
masuk ke gawang Udin.

Permainan dilanjutkan kembali,bola dikuasai oleh Haryo, Adit meminta bola tersebut dan
Haryo mengoper bola tersebut kepada Adit.Adit menggiring bola sampai di depan Gilang,
namun tanpa sengaja Gilang melakukan tackle yang sedikit keras kepada Adit.Adit yang
terlihat kesakitan itu terjatuh.Ia menutupi mukanya sambil memegang kaki kanannya.Ia
dikelilingi oleh teman-temannya.Tak lama kemudian Adit bangun dan dengan nada yang
tinggi dan wajah yang merah dia meneriaki Gilang.

“KAMU KALO TACKLE ITU LIAT-LIAT DONG!” bentak Adit.


“Ya maaf dit kan gak sengaja terlalu keras tackle-nya, kok kamu marah banget sih
kita kan cuman main bola doang aja loh,” jawab Gilang dengan sakit hati.
“YA TAPI JANGAN KERAS-KERAS JUGA KALI,” ujar Adit.

Mereka terus beradu mulut hingga Adit tidak bisa menahan emosinya lalu memukul
Gilang.Gilang memukul balik dan menendangAdit.Adit baru saja memukul orang yang telah
membantunya untuk pulang pada siang hari.Tentu saja Gilang sakit hati, namun apa lagi yang
bisa Gilang perbuat, dia baru saja dipukul dan dia tahu harus melawan balik pukulan itu.Dan
pertengkaran itu terus terjadi hingga mereka dilerai oleh Haris dan Udin.Sementara itu Ibu
Gilang yang sedang berkebun melihat dari jauh anaknya bertengkar dengan Adit.Ia segera ke
lapangan untuk melihat situasi yang sedang terjadi.Ibu Gilang sampai di lapangan ketika
mereka sudah dilerai.Melihat itu ia langsung menasihati Gilang dan teman-temannya untuk
berhati-hati ketika bermain bola dan tidak mempermasalahkan hal sepele seperti yang
dilakukan oleh Gilang dan kita juga tidak perlu emosi kita mengambil alih perkataan dan
perbuatan kita seperti Adit.
“Dalam bermain bola tentunya ada yang kalah dan ada yang menang, dan ada juga
orang yang tidak mau kalah dalam bermain suatu olahraga dan itu wajar.Namun saat
pertandingan seperti ini kita tidak perlu menganggap hal ini sebagai hal yang serius dan
tegang seperti permainan bola yang sesungguhnya.Gilang salah karena melakukan tackle
sedikit keras dan Adit juga salah karena dia tersulut emosi.Inilah mengapa kita perlu
meningkatkan sportifitas kita dalam berolahraga.Jangan diulangi lagi peristiwa seperti
ini.Yasudah minta maaf pada Adit,” ujar Ibu Gilang.Merekapun sama-sama minta maaf atas
perbuatan mereka yang kurang dewasa.Mereka berjanji tidak akan mengulangi kejadian
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai