Anda di halaman 1dari 3

UJIAN KOMPERHENSIF

PELATIHAN IPCN ANGKATAN 50

NO ABSEN :8
NAMA : ROBI DWI CAHYONO
PEMBIMING : CHUCHUM
INSTANSI : RSU BUNDA JEMBRANA BALI
LAMA MENJADI IPCN : 1 Minggu
1. Sebagai seorang IPCN anda harus memahami konsep penularan infeksi, definisikan
menggunakan sekema atau jelaskan proses penularan infeksi yang dapat terjadi.
Jawab :
- Dari agen yng berupa virus,bakteri dan jamur, kususnya virus Covid !9 yg berada di
dalam tubuh seseorang keluar melalui tubuh manusia melalui mulut dan hidung
sebagai jalan keluarnya berupa bersin dan batuk. Cara tansmisinya bisa berupa
droplet, airbon dan bisa dengan sentuhan/kontak. Kemudian masuk ke tubuh orng lain
melalui saluran pernafasan yang terdapat mukosa dan kulit seseorang. Virus ini akan
lebih mudah menginfeksi ke orang yang memiliki komorbit ataupun auto imun.
2. A. di dalam melaksanakan kegiatanya, komite ppi harus mempunyai program yg
ditetapkan dalamsetiap tahunya, apa saja program yamg di buat oleh komite ppi?
Jawab :
- 1. Kewaspadaan isolasi yang melibatkan kewaspadaan standar dan kewaspadaan
transmisi dimana kewaspdaan standar meliputi semua pasien yg ad di rumah sakit dan
di gunakan untuk menangani darah, intregitas kuli dan mukosa/air liur.sedangkan
kewaspadaan transmisi di gunakan untuk pasienyg di curigai terinfeksi virus
- 2. Pencegahan ppi dalam bundles HAIs dengan mengumpulkan data-data dari
beberapa kasus infeksi
- Surveilens HAIs perlu di lakukan untuk mengetahui preoritas masalah dalam rumah
sakit
- Pendidikan dan pelatihan PPI di berikan edukasi pengendalian infeksi yg di
peruntukan untuk semua kariawan RS baik dokter, preawat, CS, satpam dll
- Penggunaan APD yg baik bagi semua petugas keshatan
B. menurut anda apakah hambaatan kesulitan yang mungkin yang akan di temukan dalam
melaksanakan program PPI?
Jawab :
Menurut saya hambatan atau kesulitan yg kemungkinan akan muncul di antaranya
fasilitas rs yg kurang memadai seperti tidak bisa di ajak bekerja sama IPCLN dalam
mendukung Program ipcn dan PPI, bisa juga dari support menegemen dalam
pengalokasian dan untuk mendukung program ppi dan juga SDM yang kurang dan
kurang memahami proses pengendalian infeksi
3. A. jelaskan apa bedanya kewaspadaan standard an kewaspadaan transmisi?
Jawab :
- Kewaspadaan standar meliputi semua pasien yang di rawat di rumah sakit yang
dilakukan asuhan keperawatan tanp mebeda –bedakan diagnosanya, kewaspadaan
standar di gunakan untuk menangani cairan tubuh pasien baik berupa darah kering
ataupun darah basah bisa di bersihkan dengan hydrogen piroksaide, juga membrane
mukosa seperti liur, percikan mukosa akibat batuk serta kulit yang tidak uttuh seperti
pasien DM gengan ganggren.
- Kewaspadaan tansmisi meliputi pasien yg di curigai terinfeksi virus yang dapat
menular dan cepat untuk menularkan virus ke orang lain seperti melalui airborne yang
bisa di tularkan oleh pasien yang terinfeksi virus tuberculosis, droplet yang dapat di
tularkan oleh pasien trinfeksi virus covid 19 serta bersentuhan langsung dengan kulit
biasanya di tularkan oleh pasien yang terinfeksi virus hepatitis.
B. sebutkan apa yang trmasuk dalam kewaspadaan standard an kewaspadaan transmisi?
Jawab :
- kewaspadaan standar meliputi keersihan tangan, penggunaan APD, cara penyuntikan
yg aman dan benar,kesehatan petugas, kebersihan pernafasan dan mulut,
pengendalian lingkungan, penanganan limbah rs, menegemen linen berkaitan dengan
londry dan pengelolaan alat-alat kesehatan yg berkaitan dari peran CSSD
- kewaspadaan transmisi meiputi droplet yang dapat di tularkan melalui percikan
jadinya pelaku kesehatan di haruskan memakai apd yg tepat seperti penggunaan
masker dan fisled, kontak langsung dengan pasien terinfeksi virus hepatitis di
harapkan petugas melakukan penggunaan sarung tangan denga benar dan selalu
melakukan kebersihan tangan, airbone pada pasien yang terinfeksi influenza , tbc
diharapkan petugas memakai masker dengan benar.
4. Jelaskan peran dan fungsi anda sebagaiIPCN dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien yang memiliki resiko HAIs.
Jawab :
Peran dan fungsi kita sebagai IPCN diantaranaya memberikan edukasi kepada pasien
yang beresiko HAIs memfasilitasi perawatan, sebagai temapat untuk berkonsultasi dan
juga memantau perkembanagn pasien. Komunikator, untuk mengkordinasi keluhan
pasien serta memotivasi pasien dan lain-lain, pengelola sebagai pemimpin dalam
melakukan asuhan keperawatan. Implementasi cara perawatan dan mengawasi
perkembangan resiko HAIs. Mensurve dan peneliti perkembangan resiko HAIs pada
pasien yang beresiko
5. Jelaskan langkah-langkah dalam mengimplementasikan survailen HAIs?
Jawab :
- Mengkasji kejadian kasus HAIs kemudian identivikasi hasil surve, gunakan definisi
infeksi
- Setelah data berupa kasus terkumpul lakukan perhitungan dengan survailen hais
- Menghitung analisa survailen Hais dan ambil sempel tertinggi angka kejadian resiko
HAIs
- Interpretasikan kasus dengan bundles untuk menetapkan masalah
- Buat laporan mengenasi angka resiko HAIs dengan menggunakan grafik atau tabel
- Evaluasi angka kejadian HAIs pada kasus tertentu
6. Bagaimana cara anda membuat dan menyusun ICRA HAIs?
Jawab :
Hindari resiko , identifikasi resiko, analisis resiko, control resiko, monitoring resiko
7. A. jelaskan apa yang di maksud dengan bundels?
Jawab :
Bundels merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti yang sahih yg menghasilkan
perbaikan keluaran proses pelayanan kesehatan bila di lakukan gengan kolektif dan
konsisten.
B. jelaskan apa saja yg harus diimplementasikan dalam bundels VAP?
Jawab :
- Insersi : tehknik Kebersihan tangan, thknik aseptic, pemakaian APD yang benar,
prosedur sedasi dan analgetik
- Mentenens : kebersiahn tanagan, posisikan pasien semifowler unuk mempermudah
melakukan kebersihan mulut, menejemen sekresi orofaringeal dan endotrakeal bila
akan melakukan suction, penggantian sirkuit, tracheostomy dini untuk menjaga
airway, propilaksis peptic ulcer.

Anda mungkin juga menyukai