Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN

Dosen Pengampu:
M. Ridwan ,SE, MM

Disusun Oleh:

Muhamad Wildan Farizky Fasha (1320200023)


Cahyari Fathan Utomo (1320180049)

PROGRAM STUDI PPKM MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami. Tanpa

pertolongannya tentu kami tidak dapat menuntaskan makalah ini. Shalawat serta salam juga

kami curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW.

Adapun penulisan makalah ini guna memenuhi tugas kami yang berjudul

"Pembangunan Sektor Pertanian". Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah

wawasan kami selaku penulis dan para pembaca.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen kami yang memberikan tugas

ini untuk membantu kami memahami ilmu perekonomian di Indonesia. Kami juga berterima

kasih kepada beberapa sumber yang menjadi acuan pembuatan tugas kami.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih perlu pembelajaran. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk

kami berkembang di masa mendatang.

Jakarta,14 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Makalah........................................................................................................... 2

1.4 Manfaat........................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 4

2.1 Perbedaan Pola Pertanian di Era Orde Baru dan Reformasi ....................................... 4

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pertanian dari Masa ke Masa .............................. 5

2.2.1 Kelebihan Sistem Pertanian dari Masa ke Masa .................................................. 6

2.2.2 Kekurangan Sistem Pertanian dari Masa ke Masa ............................................... 7

2.3 Solusi ........................................................................................................................... 7

2.4 Pertanian Indonesia Menuju Pertanian Berkelanjutan ................................................ 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13

3.2 Saran .......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatkan produksi pertanian suatu negara adalah suatu tugas yang kompleks,

kerena banyaknya kondisi yang berbeda yang harus dibina atau diubah oleh orang ataupun

kelompok yang berbeda pula. Seperti halnya permasalahan pertumbuhan penduduk yang

tinggi yang mengimbangi permintaan atas kebutuhan pangan meningkat pesat, namun hal

tersebut tidak diimbangi dengan produksi hasil pertanian yang mampu untuk memenuhi

permintaan kebutuhan akan bahan pangan.

Namun hal itu juga mendorong para petani untuk mencoba menanam jenis-jenis

tanman baru, dan dengan bantuan para insinyur dan para peniliti untuk mengembangkan

varietas tanaman tersebut dengan menemukan teknik penggunaan pupuk, mengatur

kelembapan tanah yang lebih maju serta meggunakan teknologi pertanian yang lebih maju

untuk mengembangkan pembangunan pertanian ke arah yang lebih baik sehingga mampu

untuk memenuhi kebutuhan pangan dari jumlah masyrakat yang terus meningkat.

Pada dasarnya pembangunan pertanian di Indonesia sudah berjalan sejak

masyarakat Indonesia mengenal cara bercocok tanam, namun perkembangan tersebut

berjalan secara lambat. Pertanian awalnya hanya bersifat primitif dengan cara kerja yang

lebih sederhana. Seiring berjalannya waktu, lama kelamaan pertanian berkembang menjadi

lebih modern untuk mempermudah para petani mengolah hasil pertanian dan mendapatkan

hasil terbaik dan banyak.

Dengan demikian pembangunan pertanian mulai berkembang dari masa ke masa.

Dalam proses pembangunan pertanian tersebut, bantuan para ahli di bidang pertanian dan

pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memberi fasilitas maupun

pegetahuan kepada para petani untuk memberi metode baru kepada para petani dan

1
mengubah cara berpikir mereka menjadi lebih kompleks sehingga mampu untuk

meningkatkan produksi pertanian dalam negri ini.

Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk mengupas tentang

pembangunan pertanian yang telah bergulir beberapa era di Indonesia, untuk mencari tahu

apa saja pembangunan pertanian yang terjadi di negeri ini sejak Indonesi mulai meneguk

kebebasan dari kemerdekaan hingga Indonesia mulai mencoba untuk bangkit membangun

kemajuan negeri ini di era reformasi saat ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik beberapa permasalahan sebagai

berikut:

1. Apa perbedaan pola pertanian di era orde baru dan reformasi?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan sistem pertanian dari masa ke masa?

3. Apa saja kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah era orde baru dan

reformasi dalam pembangunan pertanian?

1.3 Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan pola pertanian di era orde baru dan reformasi.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem pertanian dari masa ke masa.

3. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah era

orde baru dan reformasi dalam pembangunan pertanian.

2
1.4 Manfaat

Adapun manfaat dalam makalah ini yaitu:

1. Untuk melatih penulis dalam pembuatan makalah.

2. Untuk membuka wawasan penulis serta pembaca tentang pembangunan pertanian di

Indonesia dan betapa pentingnya pembangunan pertanian yang akan memiliki dampak

yang besar bagi kehidupan mayarakat dan pertumbuhan perekonomian Indonesia

nantinya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Pola Pertanian di Era Orde Baru dan Reformasi

Pertanian timbul pada saat manusia mulai mengendalikan pertumbuhan tanaman

dan hewan, dengan mengaturnya sedemikian rupa sehingga dapat memberikan

keuntungan. Pada awalnya pertanian masih bersifat primitif dengan hanya mengharapkan

kondisi alam sebagai faktor pendukung. Namun seiring berkembangnya zaman, pertanian

menjadi lebih berkembang ke arah modernisasi. Pada pertnian yang berazaskan modern,

manusia akan mempergunakan kecerdasan otaknya untuk meningkatkan penguasaannya

akan semua faktor yang akan mendukung pertumbuhan dari tanaman dan hewan.

Semakin berjalannya waktu sistem pola pertanian dari masa ke masa pun akan terus

berkembang menjadi lebih baik untuk menghasilkan hasil pertnian yang lebih baik pula.

Seperti era orde baru dan reformasi. Tentunya pada perubahan era pemerintahan, sistem

pola pertanian di Indoneia juga akan berubah. Pada masa orde baru pembangunan

pertanian diorientasikan kepada pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri, dan sistem

agribisnis dikembangkan secara simultan dan harmonis. Pada masa orde baru untuk teknik

pertanian biasa dilakukan di tanah datar sehingga teknik ini disebut bertegal (cara bertani

di tanah kering). Setelah itu di bersihkan dan kemudian di tanami oleh tanaman penghasil

bahan pangan.

Jika pada zaman dahulu pertanian hanya dilakukan secara sederhana hanya dengan

mengharapkan dan berpangku tangan pada kondisi alam namun di era orde baru hal

tersebut telah berkembang menjadi lebih kompleks dengan pengetahuan petani tentang

masalah pemupukan yang akan mendukung hasil dari produksi pertanian tersebut yang

akan meningkat. Selain itu, juga diterapkan teknologi yang lebih modern untuk kemajuan

4
pertanian seperti pemberantasan hama pembibitan maupun sistem irigasi yang mulai

berkembang untuk mempermudah para petani mengairi sawahnya. Bahkan sawah juga

selain digunakan untuk menanam padi, juga dapat digunakan untuk menanam tanaman

hortikultura.

Tidak hanya berhenti pada lahan datar yang digunakan untuk lahan pertanian, lahan

gambut pun mulai digunakan menjadi lahan pertanian bagi para petani sebagai area

persawahan, selain itu juga dikembangkan sitem reboisasi dan terasering sebagai bagian

dari teknologi modern pada masa orde baru. Di era reformasi, dewasa ini tentunya sistem

pola pembangunan pertanian di Indonesia semakin berkembang dibanding era orde baru.

Para petani melanjutkan pembangunan era orde baru yang menggunakan pembasmi hama,

teknik pembibitan yang lebih ditingkatkn sehingga padi dapat menghasilkan panen yang

lebih banyak dan lebih meningkat pada kualitas hasil produksi.

Selain itu pola memanen yang dulunya dilakukan secara sendiri kini sudah

menggunakan mesin untuk mempercepat proses memanen dan lahan dapat segera ditanami

kembali. Dan semakin berkembangnya teknologi pertanian di Indonesia, lahan-lahan yang

sulit digunakan untuk ditanami pun mulai dibuka menjadi area tanam bagi tanaman yang

memberikan penghasilan bagi devisa negara, seperti halnya penanaman di lahan yang

tergenang maupun lahan yang tidak rata ataupun berbukit. Namun pada dasarnya

penggunaan pembasmi hama dan pembibitan untuk mencari bibit unggul serta lahan yang

tidak biasa dibuka untuk lahan pertanian biasanya akan menimbulkan permasalahan yang

akan menyulitkan bagi pertumbuhan tanaman tersebut.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pertanian dari Masa ke Masa

Sistem pertanian dari masa ke masa yang dibangun oleh berbagai generasi tentunya

akan menghasilkan dampak positif bagi masyarakat, tetapi begitupun tentunya juga

5
memiliki kekurangan yang timbul akibat kebijakan-kenijakan tersebut. Berikut akan

dibahas beberapa hal yang menjadi kelebihan maupun kekurangan pembangunan sistem

pertanian pada masa Orde Baru dan Masa Reformasi.

2.2.1 Kelebihan Sistem Pertanian dari Masa ke Masa

a. Orde Baru

- Terciptanya kestabilan ekonomi Indonesia dengan adanya REPELITA

(Rencana Pembangunan Lima Tahun)

- Berkembangnya kemampuan petani dalam hal pengolahan lahan maupun

produksi bahan pangan menjadi lebih modern

- Terjadinya peningkatan produksi hasil pertanian yang menjadikan

Indonesia berhasil bangkit dari masalah kebutuhan pangan dengan

menciptakan swasembada pangan

- Terciptanya kualitas sumber daya manusia yang lebih kompeten dan

menghasilkan.

b. Reformasi

Pada program yang dijalankan pemerintah tentang program SRI (System of

Rice Intensification) dapat dilihat beberapa kelebihan di antaranya:

- SRI hanya membutuhkan benih yang jauh lebih sedikit

- Produktifitas dengan sistem SRI telah terbukti secara signifikan

meningkat

- Sistem pengairan yang intermitten/terputus yaitu pengaturan kondisi

tanah kering dan tergenang secara bergantian, akan memperbaiki

lingkungan mikro bagi tanah sehingga secara pasti akan memperbaiki

kondisi tanah

6
- Penggunaan air yang jauh lebih sedikit dibanding dengan sistem

konvensional akan memperbaiki efisiensi pengairan dan dengan demikian

memiliki potensi bagi perluasan area irigasi

2.2.2 Kekurangan Sistem Pertanian dari Masa ke Masa

a. Orde Baru

- Timbulnya kesulitan untuk mengatasi dampak dari kemajuan pengolahan

tanaman yang lebih modern

- Petani menjadi tertinggal kerena kurangnya penyuluhan pertanian kepada

para petani

- Terjadi keterbelakangan subsektor selain pangan dikarenakan pemerintah

lebih mengutamakan kemajuan dalam produksi tanaman pangan.

b. Reformasi

- Petani belum siap dengan beberapa kebijakan dari pemerintah yang

dianggap terlalu sulit dan merepotkan

- Dalam permasalahan irigasi petani menjadi kebingungan akibat tidak

memahami panduan yang tidak pasti dalam sistem pembagian air.

2.3 Solusi

Permasalahan yang timbul pada sistem pembangunan pertanian tersebut

sebenarnya menjadi pemicu bagi para ahli di bidang pertanian untuk memecahkan

bagaimana mencari solusi dari masalah tersebut. Beberapa masalah yang tecipta dari masa

Orde Baru maupun Reformasi sebenarnya memerlukan pemecahan yang cukup sederhana

dan dapat dipahami dengan mudah oleh para petani agar dapat melakukan proses produksi

bahan pangan maupun hasil hortikultura yang dapat meningkatkan kemajuan pertanian

Indonesia.

7
Permasalahan tentang lahan irigasi yang ingin memperluas area untuk

meningkatkan produksi padi sawah sebenarnya telah terjawab dengan hadirnya padi SRI

yang mampu menghasilkan padi lebih banyak namun dengan konsumsi air yang sedikit.

Hanya saja dalam penanaman padi SRI ini juga mengalami hambatan dengan kurangnya

buruh tani yang bekerja untuk mengembangkan sistem padi ini diakibatkan para petani

yang sebagian besar memiliki pekerjaan lain dan menjadikan kegiatan pertanian menjadi

pekerjaan sampingan. Seharusnya pengembangan padi SRI menjadi solusi tepat bagi

sulitnya membuka areal irigasi bagi petani, hanya saja hal itu harus sejalan dengan

kegiatan petani yang lebih fokus pada produktifitas tanaman-tanaman pangan.

Sedangkan permasalahan penggunaan air lahan irigasi yang membingungkan

petani akibat ketidakjelasan panduan penggunaan dan pembagian air seharusnya menjadi

perhatian yang lebih bagi penyuluh pertanian sehingga lebih meningkatkan penyuluhan

untuk menambah pengetahuan para petani yang tidak hanya terfokus tentang penggunaan

air lahan irigasi, tetapi juga pada masalah pembibitan, pembasmian hama, maupun pada

pemberian pupuk dengan dosis yang tepat bagi tanaman.

Pada kebijakan pemerintah tentang REPELITA dan Revolusi Hijau yang bertujuan

meningkatkan ketahanan pangan dengan meningkatkan produktifitas tanaman pangan

menuju swasembda pangan mengakibatkan permasalahan pada keterbelakangan

produktifitas subsektor tanaman selain tanaman pangan seperti hortikultura. Seharusnya

peningkatan produktifitas dari tanman pangan juga diimbangi dengan peningkatan

produktifitas tanaman lainnya seperti tanaman hortikultura.

2.4 Pertanian Indonesia Menuju Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang berlanjut

untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya. Artinya pertanian tetap ada dan

bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan

8
kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi

warisan yang berharga bagi anak cucu kita. Ada pun definisi lain dari pertanian

berkelanjutan adalah sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi

pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan.

Pertanian berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola

sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus

mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya

alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air,

manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Sedang tujuan pertanian

yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan meningkatkan kesuburan

tanah; meningkatkan dan mempertahankan basil pada aras yang optimal, mempertahankan

dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem, dan yang lebih penting untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup lainnya.

Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)

adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial ekonomi,

lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini dan yang akan datang.

Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM (International

Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip dasar dalam membangun

gerakan pertanian berkelanjutan:

1. Prinsip ekologis

Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme dengan

alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta

sumber-sumber keanekaragaman hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak

mengeksploitasi). Upaya-upaya pelesta-rian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan.

2. Prinsip teknis

9
Produksi dan pengolahan prinsip teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan

suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model

pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan,

pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh

mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat.

3. Prinsip Sosial ekonomis

Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan secara

ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong berkembangnya kearifan

lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani.

4. Prinsip Politik

Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan upaya

pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya produksi,

kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil. elestarian sumber daya alam

dan lingkungan hidup.

Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi

dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang,

meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat

pedesaan adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian Hama Terpadu

Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan

hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia,

dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan.

Adapun caranya dapat melalui:

10
a. Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk

mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp.,

sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman.

b. Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai

pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.

c. Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan

infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungisida sintetis.

d. Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap

tahun.

2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput

Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan

memberikan tempat bagi binatang ternak di luar area pertanian pokok yang ditanami

rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya

pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi

pematangan pupuk organik. Area peternakan yang dipadukan dengan rumput atau

kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat

menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk area pertanian.

3. Konservasi Lahan

Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak

melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin

maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:

a. Menciptakan jalur-jalur konservasi.

b. Menggunakan dam penahan erosi.

c. Melakukan penterasan.

d. Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.

11
4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah

Konservasi dan perlindungan sumber daya air telah menjadi bagian penting dalam

pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa

memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam melakukan

penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun langkah-langkah yang

ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain:

a. Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas

(top soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).

b. Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).

c. Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.

d. Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah

peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada

peternakan intensif.

5. Tanaman Pelindung

Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim panen

tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan

pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan

kualitas tanah.

6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman

Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat

mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga pasar.

Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon dan

rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi lahan,

habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembangunan pertanian merupakan hal yang harus bagi setiap negara untuk terus

memperbaharui produktifitas hasil buminya yang berupa tanaman, seperti tanaman

pangan, tanaman hortikultura maupun tanaman perkebunan untuk meningkatkan

ketahanan pangan bagi bangsanya yang terus meningkan. Selain itu juga bisa

menghasilkan devisa yang cukup besar bagi negara. Pada masa Orde Baru presiden

Soeharto giat melakukan pembangunan pertanian dengan melakukan beberapa kebijakan

seperti REPELITA, Revolusi Hijau, BIMAS (Bimbingan Massal), INMAS (Intensifikasi

Masyarakat), INSUS, dan Panca Usaha Pertanian untuk meningkatkan pembangunan

pertanian khususnya dalam peningkatana produktifitas tanaman pangna yang akhirnya

mampu mewujudkan Indonesia swasembada pangan.

Kebijakan-kebijakan juga terus berlanjut pada masa Reformasi hingga sekarang

yang menghasilkan cara-cara yang lebih modern dan tidak menyulitkan bagi para petani

untuk memberikan hasil terbaik dari sektor pertanian Indonesia seperti pembuatan areal

irigasi maupun penemuan bibit-bibit unggul yang menghasilkan hasil terbaik dari sektor

pertanian.

3.2 Saran

Pembangunan sistem pertanian di Indonesia menghasilkan beberapa kemajuan

yang cukup pesat bagi bangsa ini. Tapi pada beberapa persoalan terdapat hal-hal yang

mengalami kekurangan yang mengakibatkan pembangunan pertanian berjalan tidak

seimbang. Pada sistem pertanian pada daerah yang masih menggunakan sistem pertanian

yang lebih tertinggal dari daerah lainnya hendaknya meningkatkan penyuluh pertanian

untuk memberikan penyuluhan bagi para petani. Selain itu pembangunan areal irigasi

13
hendaknya merata pada setiap daerah, begitupun dengan pengembangan sistem SRI yang

dinilai cukup memberikan banyak keuntungan untuk diaplikasikan secara merata.

14
DAFTAR PUSTAKA

Supriatna, Nana. 2007. Sejarah untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas Program Ilmu

Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo Media Pratama (Hal 14-25 dan Hal 102-105)

Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga (Hal 15-17)

Pusposutardjo, Suprodjo dan Susanto, Sahid. 1992. Perspektif dari Pengembangan

Managemen Sumber Air dan Irigasi Untuk Pembangunan Pertanian. Yogyakarta: Liberty (Hal

26-28)

15

Anda mungkin juga menyukai