Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI

DOSEN : Asman, SE, MM

DISUSUN OLEH :

Muhamad Wildan Farizky Fasha (1320200023)

PROGRAM STUDI PPKM MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MATA KULIAH PERILAKU

ORGANISASI UNIVERSITAS ISLAM AS-

SYAFI’IYAH 2022

i
KATA PENGANTAR

Allhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami. Tanpa
pertolongannya tentu kami tidak dapat menuntaskan makalah ini. Shalawat serta
salam juga kami curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW.

Adapun penulisan makalah ini guna memenuhi tugas kami yang berjudul "Desain
dan Struktur Organisasi". Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan kami selaku penulis dan para pembaca.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen kami yang memberikan tugas
ini untuk membantu kami memahami ilmu Keorganisasian. Kami juga berterima
kasih kepada beberapa sumber yang menjadi acuan pembuatan tugas kami.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih perlu pembelajaran. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca
untuk kami berkembang di masa mendatang.

Bekasi, 11 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

BAB 1

PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................................ 3

BAB II

PEMBAHASAN........................................................................................................ 4

2.1 Pengertian Struktur Organisasi.....................................................................4

2.2 Aspek-Aspek Penting Menentukan Efektivitas Struktur.................................5

2.3 Empat Pilar Dalam Pengorganisasian...........................................................7

2.4 Pengertian Siklus Kehidupan Organisasi......................................................8

2.5 Empat Tahapan Siklus Kehidupan Organisasi..............................................9

2.6 Desain Organisasi yang Umum....................................................................11

BAB III

PENUTUP................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan................................................................................................... 13

3.2 Saran............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat


penting dalam sebuah organisasi baik organisasi dalam skala
besar maupun kecil. Dalam organisasi berskala besar, sumber
daya manusia dipandang sebagai unsur yang sangat menentukan
dalam proses pengembangan usaha peran sumber daya
manusia menjadi semakin penting (Tadjudin, 1995).
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang
struktur formal mengelompokkan dan mengatur serta membagi
tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi agar
tujuann organisasi dapat dicapai dengan efisien. Dalam fungsi
pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber
daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat
berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-
mekansime formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-
posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,
weweanang dan tanggung jawab yang berbeda dalalm suatu
organisasi. Adapun faktor-fakor utama yang menentukan
perancangan struktur organisasi adalah :
A. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya

B. Teknologi yang di gunakan

C. Anggota atau orang-orang yan terlibat dalam organisasi

D. Ukuran organisasi

Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain


organisasi dimana manajer melakukan alokasi sumber daya

1
organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan
sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana
keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan
dikomunikasikan.
Kerangka kerja tersebut dinamakan sebagai desain
organisasi. Bentuk Spesifik dari kerangka kerja organisasi
dinamakan dengan struktur organisasi. Desain organisasi
dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang
sesuai dengan strategi untuk organisasi dann lingkungan tempat
anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain
organisasi menuntut manajer untuk melihat secara berssamaan ke
dalam organisasi dan keluar organisasi.
Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang
penting, pertama adalah perubahan strategi dan lingkungan
berlangsung dengan berlalunya waktu, desain organisasi
merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam
struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam
rangka menyusun desain organisasi. Manajer hendaknya
memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan
mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau
kontingensi, yaitu struktur yang ada di desain untuk
menyesuaiakan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari struktur dan desain organisasi ?

2. Apa saja aspek-aspek penting menentukan efektivitas struktur ?

3. Apa saja empat pilar dalam pengorganisasian ?

4. Apa yang di maksud dengan siklus kehidupan organisasi ?

5. Apa saja empat tahapan siklus kehidupan organisasi ?

6. Bagaimana desain organisasi yang umum ?

2
1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari struktur organisasi.


2. Mengetahui aspek-aspek penting efektivitas struktur
3. Mengetahui empat pilar dalam pengorganisasian
4. Mengetahui pengertian dari siklus kehidupan organisasi.
5. Mengetahui empat tahapan siklus kehidupan organisasi
6. Mengetahui desain organisasi yang umum

3
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Pengertian Struktur Organisasi

Pada dasarnya, Struktur adalah cara sesuatu disusun atau


dibangun. Sedangkan organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal
dua orang untuk mencapai sebuah tujuan.Sehingga, Struktur Organisasi
adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi
maupun tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan.Struktur adalah hubungan antara macam-
macam fungsi atau aktivitas di dalam organisasi. Struktur organisasi adalah
hubungan antar para pegawai dan aktivitas-aktivitas mereka satu sama lain
serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas- tugas,
pekerjaan-pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota
kelompok pegawai yang melaksanakannya.Struktur organisasi yang akan
dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi yang
baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien.Struktur organisasi sehat
berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya
dengan tertib.Struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan
peranannya tersebut masing-masig satuan organisasi dapat mencapai
perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja. Menurut para ahli desain
organisasi adalah struktur organisasi tertentu sebagai hasil dari berbagai
keputusan dan tindakan 7 Universitas Kristen Petra :
1. Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan
hubungan di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk
mengelola organisasi secara total (Griffin, 2004:352).
2. Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-
aspek struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga
organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan bersama (Wisnu dan Nurhasanah,
2005:11).

4
2.2 Aspek-Aspek Penting Menentukan Efektivitas Struktur

Terdapat enamelemen kunci yang perlu diperhatikan oleh paramanajerketika


hendak mendesain struktur, antara lain :

1. Spesialisasi Kerja
Pembagian kerja pada akhir abad kedua puluh dan menyimpulkan
bahwa pembagian kerja menyebabkan meningkatnya produktivitas
karyawan.Sekarang ini kita menggunakan istilah spesialisasi kerja,untuk
melukiskan sejauh mana tugas-tugas di organisasi dibagi-bagi menjadi
sebuah pekerjaan sendiri.Inti dari pekerjaan spesialisasi adalah bahwa
keseluruhan pekerjaan tidak dikerjakan oleh satu orang tapi dipecah
menjadi beberapa langkah dan setiap langkah diselesaikan oleh orang
yang berbeda.Karyawan individual dispesialisasikan untuk menggunakan
sebagian aktifitas bukannya keseluruhan aktivitas pekerjaan.Kebanyakan
menejer zaman sekarang mengganggap spesialisasi kerja sebagai
mekanisme pengorganisasian yang penting, tetapi bukan sebagai sumber
produktifitas penghematan yang ditimbulkannya dalam beberapa jenis
pekerjaan tertentu, tetapi mereka juga menyadari masalah yang
ditimbulkan jika spesialisasi itu dilaksanakan terlampau ekstrem.
2. Departementalisasi

Setelah sejumlah pekerjaan dibagi-bagi melalui spesialisasi


kerja, pekerjaan-pekerjaan itu perlu dikelompokkan lagi menjadi satu
kelompok yang disebut departemantalisasi. Setiap organisasi akan
memiliki cara 5 khasnya sendiri dalam mengklasifikasi dan
mengelompokkan berbagai kegiatan kerja. Lima bentuk umum
Departementalisasi, yaitu :

a. Departementalisasi Fungsional
b. Departementalisasi Produk
c. Departementalisasi Geografis
d. Departementalisasi Prosese
e. Departementalisasi Pelanggan

5
3. Rantai Komando
Merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang membentang
dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan
menjelaskan siapa melapor kepada siapa. Wewenang merupakan hak
yang melekat pada posisi menejerial tertentu yang memberi tahu orang
apa yang harus dilakukan dan mengharapkan orang itu melakukannya.
Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan tugas apa
saja yang dibebankan. Kesatuan komando merupakan prinsip menejemen
yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang harus melapor kesatu manajer
saja.

4. Rentang Kendali
Merupakan jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang
menejer secara efisian dan efektif. Pandangan kontemporer mengenai
rentang kendali mengakui bahwa ada banyak factor yang mempengaruhi
jumlah karyawan yang memadai yang dapat dikelola seorang menejer
secara efisien dan efektif. Faktor itu meliputi keahlian dan kemampuan
manajer serta karyawan dan juga sifat pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Contohnya, makin banyak latihan dan pengalaman yang dimiliki
karyawan, makin sedikit pengawasan langsung yang mereka perlukan.
Oleh karena itu, para manajer dengan karyawan yang terlatih dan
pengalaman baik dapat berfungsi cukup baik pada rentang yang lebih
luas. Variabel kontingensi lainnya yang akan menentukan rentang yang
memadai mencakup kasamaan tugas-tugas karyawan, kerumitan tugas
itu, jarak fisik dengan bawahan, seberapa besar, prosedur standarisasi
yang diterapkan, kecanggihan sistem informasi, informasi organisasi,
kekuatan budaya organisasi, dan gaya yang disukai oleh manajer.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada satu titik organisasi. Sedangkan Desentralisasi
merupakan tingkat dimana karyawan tingkatan bawah memberikan
masukan atau benar-benar mengambil keputusan. Ketika organisasi
menjadi fleksibel dan responsif ada kecenderungan yang khas kearah
desentralisasi pengambilan keputusan. Terutama diperusahaan-

6
perusahaan besar, para manajer tingkatan bawah itu lebih dekat dengan
tindakan dan lazimnya mempunyai lebih banyak pengetahuan yang rinci
mengenai permasalahan dan cara terbaik untuk memecahkannya
dibandingkan para manajer puncak.
6. Formalisasi
Merupakan tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dan
sejauh mana perilaku karyawan dibimbing oleh peraturan dan prosedur.
Derajat formalisasi dapat sangat berbeda-beda antar organisasi dan
bahkan didalam organisasi. Misalnya diorganisasi yang menerbitkan
koran, para wartawan sering mempunyai banyak keleluasaan atas
pekerjaan mereka. Mestikup bias memilih topik berita mencari berita
sendiri, melakukan riset berita menurut cara yang mereka kehendaki, dan
menuliskannya, lazimnya dengan pedoman yang minimal. Sebaliknya
pegawai tata letak dan tukang set yang menata halaman koran tidak
memiliki kebebasan semacam itu. Mereka mempunyai kendala baik
waktu maupun ruang yang menstandarisasikan cara mereka
menyelesaikan tugasnya.

2.3 Empat Pilar Dalam Pengorganisasian

Direktur

Manajer Manajer Manajer Manajer


Keuangan Produksi Pemasaran SDM

Bagian Bagian
Penjualan Promosi

1. Pilar Pertama: Pembagian Kerja (Division Of Work)


Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk pencapaian tujuan tentunya tela

7
2. Pilar Kedua : Pengelompokkan Pekerjaan

Setelah dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan tersebut dikelompokkan

berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis.


3. Pilar Ketiga : Penentuan Relasi Antar bagian dalam Organisasi

Setelah proses pengelompokkan, selanjutnya merupakan proses

penentuan hierarki atau relasi antarbagian dalam suatu organisasi.

Terdapat dua konsep penting dalam proses penentuan hierarki, yaitu :

 Span of management yang terkait dengan jumlah orang atau bagian


dibawah suatu departement yang bertanggung jawab kepada
departement atau bagian tertentu.

 Chain of command yang mengatur bagaiaman batasan kewenangan


dibuat dan proses pelaporan setiap bagian kepada bagian tertentu.
4. Pilar Keempat: Koordinasi

Pilar terakhir dari proses pengorganisasian adalah koordinasi. Koordinasi

adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dari berbagai

departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi bisa

tercapai secara efektif dan efisien.

2.4 Pengertian Siklus Kehidupan Organisasi

Siklus hidup organisasi adalah suatu tahapan perkembangan yang


dialami oleh setiap organisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah-
masalah transisi serta implikasi yang mengikuti dari setiap perkembangan
tersebut. Seperti juga kehidupan organisme, pertumbuhan dan kemunduran
setiap organisasi terutama disebabkan oleh dua faktor, yaitu fleksibilitas
dalam merespon setiap perubahan lingkungan dan kekakuan (controllability)
dalam merespon setiap perubahan (Adizes, 1996).

Setiap tahapan-tahapan yang dilalui oleh organisasi akan selalu


memunculkan kesulitan atau masalah yang memerlukan penanganan baik
secara internal maupun intervensi dari pihak luar (eksternal). Tahapan

8
perkembangan organisasi sendiri sebenarnya dapat diprediksi dan bersifat
repetitif (Adizes, 1999). Oleh karena itu, pemahaman terhadap setiap
perkembangan tahapan organisasi memberikan kemampuan kepada
pimpinan organisasi untuk secara proaktif dan preventif dan menyongsong
persoalan- persoalan organisasi di masa datang, atau jika tidak mampu,
bagaimana sebisa mungkin menghindari masalah-masalah tersebut.

2.5 Empat Tahapan Siklus Kehidupan Organisasi


1. Entrepreneurial (Wirausaha)
Penekanan pada kriteria sistem terbuka dengan kriteria
fleksibilitas/kesiapan dan perolehan sumber daya/pertumbuhan.
Indikatornya: inovasi, kreativitas, dan mobilisasi sumber daya.
Dalam tahapan ini, organisasi baru lahir. Seperti manusia yang baru lahir,
mereka ingin mempertahankan kehidupannya. Dalam organisasi, konsep
berpikir top manajer cenderung kepada produk dan pasar yang akan
dituju. Sedikit sekali membutuhkan birokrasi yang ruwet, yang terpenting
bisa tahan banting dan merebut pasar adalah tujuan utama.
Kesulitan: Membutuhkan pemimpin yang berjiwa kepemimpinan.
Ada banyak pemimpin, tetapi yang pemimpin yang mempunyai jiwa
kepimpinan jarang. Hal ini yang diperlukan ketika suatu organisasi mulai
berkembang. Mereka membutuhkan sosok itu untuk mengakomodir
semua pegawai yang bekerja di dalamnya agar tetap berorientasi pada
target. Pendiri organisasi bisa menjadi pemimpin, bisa juga tidak. Jika
pendiri merasa dirinya tidak cukup mempunyai kompentensi untuk
mempimpin, bisa merekrut pemimpin yang lebih berpengalaman
2. Collectivity (Kolektivitas)
Penekanan pada kriteria hubungan antar manusia, seperti moril
pegawai dan pengembangan sumber daya manusia. Indikatornya:
komunikasi dan struktur informal, rasa kekeluargaan dan kerjasama antar
organisasi, komitmen yang tinggi dan kepribadian pimpinan.
Jika krisis pemimpin dengan kepemimpinan sudah teratasi, maka
organisasi itu masuk dalam tahap ini. Tahap ini mulai mencari dan
menetapkan tujuan organisasi yang lebih jelas. Mulai ada stuktur
organisasi secara hirarki, tugas-tugas dalam pekerjaan mulai jelas dan

9
munculnya divisi tenaga kerja. Birokrasi mulai muncul dalam tahap ini.
Lebih kompleks daripada tahap awal.
Kesulitan : Pendelegasian tugas. Ketika pemimpin dalam
organisasi itu, dapat juga disebut dengan top management, tidak dapat
mengaplikasikan kisah sukses dirinya kepada level dibawahnya. Dengan
artian lain, pemimpin tidak mau tanggung jawabnya dipegang oleh orang
lain. Akibatnya, jika pemimpin ini hengkang ke organisasi lain, tidak akan
ada pengganti dari internal organisasi yang mampu dan sebaik dia. Oleh
karena itu, pendelegasian ini perlu agar setiap level pada hirarki
organisasi mampu mengerti akan tugas pemimpin dan organisasi tetap
berjalan dengan baik.
3. Formalization And Control (Formalisasi Dan Kontrol)
Penekanan pada kriteria proses internal dan tujuan rasional seperti
produktivitas, efisiensi, perencanaan, penetapan tujuan, manajemen
informasi dan komunikasi. Indikatornya: efisiensi produksi, peraturan dan
prosedur, dan trend yang konservatif.
Tahap dimana birokrasi lebih kuat daripada tahap sebelumnya.
Melibatkan lebih banyak aturan, prosedur dan sistem control. Komunikasi
antar pekerja atau departemen lebih formal dan terbatas. Mulai ada
desentralisasi dalam pengambilan keputusan, ini artinya struktur
organisasi mulai cenderung horizontal. Top management lebih kepada
strategi dan planning, sedangkan operasionalisasi melibatkan level yang
lebih rendah. Kesulitan: terlalu banyak birokrasi. Pada tahap ini, birokrasi
yang terjadi cenderung memaksa dan mencekik. Akibatnya inovasi
jarang terjadi pada tahap ini. Organisasi akan dipandang sebagai
organisasi yang sangat
birokrasi.
4. Elaboration Of Structure (Pengayaan Struktur)
Penekanan pada kriteria sistem terbuka terutama sehubungan
dengan peningkatan vitalitas organisasi, keseimbangan antara
diferensiasi dan integrase Indikatornya: struktur yang terdesentralisasi.
Solusi untuk birokrasi yang kuat adalah kolaborasi dan kerja secara
kelompok. Mereka akan membentuk sebuah tim antar divisi-divisi yang
mencermikan organisasi yang kecil. Dalam team ini akan terbentuk suatu

10
tujuan tersendiri yang bisa diambil dari tujuan organisasi secara

11
keseluruhan. Dengan begitu akan terbentuk sebuah kontrol sosial dan
dispilin diri antar anggota team tersebut. Mereka akan bekerja sesuai
dengan birokrasi, tetapi tidak meninggalkan inovasi.
Kesulitan : Membutuhkan revitalisasi. Dalam tahap ini, ini adalah
tahap puncak yang dapat dicapai organisasi. Jika sudah menapak tahap
ini, maka diharapkan dalam 10 atau 20 tahun mendatang organisasi
membutuhkan suatu pembaruan. Pembaruan ini ditujukan untuk
menyesuaikan lagi dengan lingkungan pada saat itu. Hal ini untuk
menghindari birokrasi yang semakin membengkak dan sulitnya untuk
berinovasi.

2.6 Desain Organisasi yang Umum

a. Struktur Sederhana (Simple Structure)


Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan
kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas,
wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.
Struktur sederhana paling banyak digunakan oleh usaha-usaha kecil di
mana manajer dan pemilik adalah sama.
Kekuatan utama dari struktur sederhana ini terletak pada
kesederhanaanya. Cepat, fleksibel, tidak mahal untuk dikelola, dan
akuntabilitasnya jelas. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa
diterapkan pada organisasi yang besar. Hal ini karena ketika diterapkan
pada organisasi yang besar dimana formalisasi-nya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi akan menyebabkan kelebihan beban
(overload) informasi di puncak. Pengambilan keputusan akan berjalan
lambat karena tergantung kepada satu orang yaitu pemilik sekaligus
pimpinan organisasi.
b. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas
birokrasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan
ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam
berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali
sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama birokrasi adalah terletak pada kemampuannya

12
menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara efisien.

13
Menyatukan beberapa kekhususan dalam departemen-departemen
fungsional menghasilkan skala ekonomi, duplikasi yang minim pada
personel dan perlatan, dan karyawan memiliki kesempatan untuk
berbicara “dengan bahasa yang sama” di antara rekan-rekan sejawat
mereka.
Sedangkan kelemahan struktur birokrasi adalah berlebihan dalam
mengikuti aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi, kurang inovatif dan
birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadai masalah-masalah
yang sebelumnya sudah diatur dengan jelas cara penyelesaiannya.
Artinya, ketika dihadapkan pada permasalahan baru, struktur birokrasi
menjadi tidak efisien lagi karena diperlukan aturan-aturan baru untuk
menyelesaikan permasalah tersebut.
c. Struktur Matrik
Struktur matrik adalah sebuah struktur uang menciptakan garis
wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional
dan produk. Struktur ini dapat ditemukan pada agen-agen periklanan,
perusahaan pesawat terbang labolatorium penelitian, rumah sakit,
lembaga-lembaga pemerintah, dll.
Kekuatan departementalisasi fungsional terletak misalnya pada
penyatuan para spesialis , yang meminimalkan jumlah yang diperlukan
sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber-sumber
daya khusus untuk seluruh produksi. Sedangkan kelemahannya adalah
sulit mengkoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar
kegiatan mereka selesai tepat waktu dan tepat anggaran.
Karakteristik struktur matrik ialah mematahkan konsep kesatuan
komando.Karyawan yang berada dalam struktur matrik memiliki dua
atasan (misal manajer produksi dan manajer fungsional). Kelemahan
utama dari struktur matrik adalah sering menyebabkan kebingungan yang
dapat meningkatkan stres karena ada ambiguitas peran sekaligus dapat
menciptakan konflik.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sedangkan Pengorganisasian adalah proses mengusahakan


hubungan- hubungan yang efektif antara orang-orang sehingga mereka dapat
bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan
pribadi dalam melaksanakan tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu
guna mencapai tujuan. Hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian secara posisi atau hubungan yang relatif tetap diantara berbagai tugas
yang ada pada organisasi dalam menjalin kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Dalam organisasi selain memiliki struktur organisasi juga
memiliki desain oraganisasi. Desain organisasi merupakan proses penentuan
keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan
dan departemen. Suatu organisasi usaha agar memiliki struktur yang cermat
perlu dilakukan departementalisasi. Dalam setiap organisasi akan ada siklus
kehidupan organisasi yaitu suatu tahapan perkembangan yang dialami oleh
setiap organisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah-masalah transisi
serta implikasi yang mengikuti dari setiap perkembangan tersebut. Selain itu
perlu adanya desain kerja dan karakteristik pekerjaan agar setiap anggota tau
apa tugas dan fungsinya

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca dapat


memahami dan mengerti akan isi dan maksud dari judul tersebut diatas. Para
pembaca bisa mendapatkan pelajaran serta dapat menambah wawasan
mengenai “Desain dan Struktur Organisasi”.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.

Jakarta: Erlangga

Budi Santoso,Suryo. Siklus Hidup Organisasi. Ekuitas Vol.9 No.1 Maret 2005: 17 – 34.

https://ideas.repec.org/p/osf/osfxxx/fcvt9.html (DIAKSES 11-10-2022)

16

Anda mungkin juga menyukai