Modul Kearsipan
Modul Kearsipan
Oleh
Dra. WIDWI HANDARI ADJI, M.M.
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2022
BAB I
MANAJEMEN ARSIP
A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan ini
dilaksanakan terhadap suatu bidang pekerjaan, dan diterapkan melalui serangkaian fungsi
manajemen.
2. G.R. Terry
Management is a distinct processs consisting of planning, organizing, actuating, and
controlling performed to determine and accomplish states objectives by the use of human
being and other resources
Artinya ;
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Jadi kesimpulan dari pengertian manajemen adalah suatu proses untuk mengelola
sumber-sumber daya organisasi melalui serangkaian fungsi manajemen agar tujuan dapat
tercapai. Dan dalam usaha agar tujuan tercapai, maka manajemen ini dilakukan melalui
serangkaian fungsi.
1. Planning (perencanaan)
Yaitu suatu kegiatan untuk menetapkan serangkaian tindakan yang akan dilakukan
2. Organizing (pengorganisasian)
Yaitu suatu kegiatan untuk mengatur berbagai sumber daya organisasi, sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
3. Actuating (pengarahan)
Yaitu kegiatan untuk mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja
efektif untuk mencapai tujuan, melalui fungsi pengarahan, kepemimpinan, dan
koordinasi.
4. Controlling (pengendalian)
Yaitu suatu kegiatan untuk mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
sehingga sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan apabila terdapat penyimpangan,
maka segera dilakukan tindakan perbaikan
Yang terbaru adalah Undang-undang Revisi nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan,
disebutkan dalam pasal 1 ayat 1 dan 2 bahwa :
a. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip
b. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan
diterima oleh lembaga Negara, pemerintahan, daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Menurut Prof. Dr. Prajudi Admosudirjo, dalam bukunya “Dasar – Dasar Manajemen
dan Office Manajemen ‘’ :
a. Tempat penyimpanan secara teratur daripada bahan – bahan tertulis, piagam –
piagam, surat – surat, akte – akte, peta – peta.
b. Kumpulan teratur daripada bahan – bahan kearsipan tersebut diatas.
Bahan – bahan yang harus diarsip itu sendiri.
7. Menurut Drs. The Liang Gie dalam bukunya “Administrasi Perkantoran Modern”.
Arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena
mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan.
Manajemen kearsipan (Records Management) adalah seni pengendalian dokumen berupa
pengendalian penggunaanya, pemeliharaannya, perlindungan serta aktivitas penyimpanan
arsip.
Drs. The Liang Gie dalam Kamus Administrasi Perkantoran memberikan batasan
manajemen kearsipan, sebagai berikut : Rangkaian kegaitan penataan terhadap penciptaan,
pengurusan, pemeliharaan, pemakaian, pengambilan kembali dan penyingkiran dokumen-
dokumen yang dilakukan oleh sorang pejabat pimpinan dari suatu organisasi agar terjamin
bahwa dokumen-dokumen yang tidak berguna tidak lahir atau disimpan, sedangkan dokumen
yang bernilai benar-benar terpelihara dan tersedia.
2. Organizing
Aspek ini mengatur dan melaksanakan koordinasi dalam berbagai sumber daya
organisasi, misalnya :
- Para pegawai (tenaga arsiparis) yang memiliki keahlian di bidangnya (kompeten).
Serta memenuhi syarat kepribadian diantaranya jujur, dapat menyimpan rahasia,
tekun dan disiplin
- Keuangan yang mendukung
- Peralatan dan perlengkapan yang memadai
- Sistem dan metoda penyimpanan yang sesuai dengan jenis arsip yang dimiliki.
3. Actuating
Yaitu meliputi pelaksanaan penyimpanan serta pengeloaan arsip, sejak lahirnya arsip
hingga pemusnahan atau pelestarian termasuk di dalamnya masalah pemeliharaan arsip,
perawatan, melalui pengawasan yang cermat serta terarah.
4. Controlling
Yaitu melaksanakan pengendalian terhadap semua komponen dari manajemen kearsipan.
Dan melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan sistem penyimpanan arsip yang telah
dilakukan
Pentingnya mengatur arsip perusahaan sehingga harus dilihat sebagai salah satu elemen
dalam strategi informasi perusahaan. Dengan menggunakan strategi, sistem arsip itu sendiri
dapat terhubung dengan jelas pada tujuan utama organisasi.
Dan Sistem kearsipan yang dijalankan oleh suatu instansi dikatakan baik apabila
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Mudah dilaksanakan
Sistem kearsipan harus mudah dilaksanakan, sehingga tidak menimbulkan kesulitan,
baik dalam penyimpanannya, pengambilannya maupun dalam pengembalian arsip-
arsip.
b. Mudah dimengerti
Sistem kearsipan harus mudah dimengerti oleh para pegawai kearsipan sehingga tidak
menimbulkan banyak kesalahan dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain, sistem
kearsipan harus sederhana. Untuk itu sistem kearsipan harus disesuaikan dengan jenis
dan luas lingkup kegiatan organisasi.
c. Murah/ekonomis
Sistem kearsipan yang diselenggarakan harus murah/ekonomis dalam arti tidak
berlebihan, baik dalam pengeluaran dana/biaya maupun dalam pemakaian tenaga,
peralatan atau perlengakapan arsip.
e. Mudah dicapai
Sistem kearsipan yang dilaksanakan harus memungkinkan arsip-arsip yang disimpan
mudah dan cepat ditemukan, diambil dan dikembalikan, apabla sewaktu-waktu
diperlukan lagi.
i. Mempermudah pengawasan
Untuk mempermudah pengawasan dalam bidang kearsipan, sistem kearsipan yang
dilaksanakan dibantu dengan mempergunakan berbagai macam perlengkapan/
peralatan, misalnya, kartu indeks, lembar pengantar, lembar tunjuk silang, atau kartu
pinjam arsip atau out slip, dan sebagainya.
Pada umumnya arsip perlu disimpan karena mempunyai suatu kegunaan khusus bagi
suatu organisasi. Vennon B Santen dalam buku “Administrasi Perkantoran” mengatakan
bahwa warkat perlu disimpan karena mempunyai nilai-nilai yang dicakup dalam satu istilah,
yaitu “ALFRED” singkatan dari :
A – Administrative Value (nilai administrasi)
L – Legal Value (nilai hukum)
F – Fiscal (nilai keuangan)
R – Research (nilai penelitian)
E – Education (nilai pendidikan)
D – Documentary (nilai dokumentasi)
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Milton Reitzfeld yang dikutip oleh The Liang Gie
dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern (hal 117) menetapkan adanya 7 nilai dari
sesuatu warkat terutama untuk keperluan menentukan jangka waktu penyimpanannya, yaitu :
1. Values for administrative use (nilai-nilai kegunaan administrasi)
2. Values for legal use (nilai-nilai kegunaan hukum)
3. Values for fiscal use (nilai-nilai untuk kegunaan keuangan)
4. Values for policy use (nilai-nilai untuk kegunaan haluan organisasi)
5. Values for operating use (nilai-nilai untuk kegunaan pelaksanaan kegiatan organisasi)
6. Values for historical use (nilai-nilai untuk kegunaan sejarah)
7. Values for research (nilai-nilai untuk keperluan penelitian)
Dokumentasi meliputi 3 bidang garapan, seperti terlihat pada gambar berikut ini :
1. Kearsipan
Adalah dokumen privat, dikatakan sebagai dokumen privat karena arsip hanya dimiliki
oleh suatu organisasi tertentu, yang disimpan karena berkaitan dengan aktivitas organisasi
tersebut. Sifatnya tertutup, digunakan dan disimpan untuk kepentingan organisasi yang
bersangkutan. Pengadaan arsip ini dilakukan sebagai hasil kegiatan organisasi, baik
organisasi itu membuat ataupun menerima dari organisasi lainnya. Arsip hanya dapat
dipinjam oleh orang-orang intern organisasi, pihak ekstern hanya boleh melihat dan
itupun hanya untuk arsip-arsip tertentu.
2. Perpustakaan
Adalah dokumentasi literair, koleksi perpustakaan berbentuk buku-buku. Pengumpulan
bahan yang terdapat diperpustakaan dapat melalui cara membeli, hibah ataupun dengan
cara yang lainnya. Sifat perpustakaan terbuka bagi umum, dapat dipinjam dengan suatu
persyaratan tertentu.
3. Museum
Adalah dokumentasi korporil, atau dokumentasi benda, sebagai bahan-bahan bagi
dokumentasi museum. Koleksi museum adalah hasil dari penemuan, sifatnya terbuka bagi
umum.
4. Dokumen, adalah keterangan atau warkat yang dipergunakan sebagai bahan pembuktian
dan biasanya berupa arsip penting dan asli.
Tahapan hidup kearsipan adalah serangkaian langkah yang dilalui oleh arsip, sejak arsip
itu muncul sampai dengan disimpan ke arsip pusat, atau juga bagi arsip yang tidak memiliki
nilai guna lagi akan dimusnahkan.
Tahapan ini akan selalu dilalui dalam bentuk siklus arsip, sebagai berikut :
1. Tahap penciptaan arsip, merupakan tahap awal dari proses kehidupan arsip, yaitu dalam
bentuk konsep, formulir dsb
2. Tahap pengurusan dan pengendalian, yaitu tahap pada setiap surat masuk dan keluar
dicatat sesuai sistem yang ditentukan
3. Tahap referensi, yaitu surat digunakan dalam proses kegiatan administrasi. Setelah surat
diproses, diklasifikasi, diindeks kemudian surat disiman berdasarkan sistem tertentu.
4. Tahap penyusutan, adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip
5. Tahap pemusnahan, memusnahkan arsip yang sudah tidak terpakai lagi
6. Tahap penyimpanan di unit pusat kearsipan,
7. Tahap penyerahan ke Arnas Nasional/Arsip Nasional Daerah
D. Fungsi Arsip
Alasan suatu arsip disimpan pasti karena ada kegunaan atau fungsi tertentu, berikut ini
adalah fungsi arsip :
1. Arsip merupakan bukti pertanggungjawaban kinerja pemerintahan
2. Arsip merupakan manajemen perencanaan dan pembangunan
3. Arsip merupakan bukti sah di pengadilan
4. Arsip merupakan memori koleksi bangsa
5. Arsip merupakan bukti sejarah bagi generasi penerus
Selain itu dari sumber yang lain menyebutkan bahwa arsip disimpan karena memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut :
Arsip yang terdapat di suatu perusahaan atau instansi, secara pokok dapat dibedakan
menjadi arsip fasilitatif dan arsip substantif. Arsip fasilitatif adalah arsip yang tercipta akibat
pelaksanaan kegiatan yang bersifat penunjang atau fasilitatif untuk membantu tugas pokok
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan oleh suatu instansi. Sedangkan arsip
substantif adalah arsip yang tercipta akibat pelaksanaan kegiatan yang bersifat pokok (tugas
utama organisasi) dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan oleh suatu instansi.
Yang termasuk ke dalam arsip fasilitatif adalah arsip masalah kepegawaian dan arsip
masalah keuangan.
2. Arsip aktif
Adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan atau terus menerus, yang
diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi
3. Arsip inaktif
Adalah arsip yang frekuensi penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi telah
menurun
4. Arsip statis
Adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan,
telah habis retensinya, dan berketangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik
secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan
atau lembaga kearsipan.
5. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi
kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbaharui dan tidak tergantikan
apabila rusak atau hilang.
Untuk jenis arsip dinamis aktif yang disimpan secara desentralisasi pada setiap bagian
atau unit kerja akan membutuhkan sarana penyimpanan yang berbeda dengan arsip dinamis
inaktif yang disimpan secara sentralisasi pada Record Centre (Pusat Penyimpanan Arsip)
begitu pula dengan arsip statis. Jadi efektifitas dan efisiensi sarana penyimpanan arsip yang
digunakan akan sangat tergantung pada hal-hal tersebut, sehingga pemilihannya
membutuhkan suatu pengalaman dan keahlian khusus, agar investasi organisasi tidak sia-sia
belaka (mubazir).
Meskipun demikian, tidaklah semua arsip dapat “dibuka untuk umum”, karena dalam
beberapa hal ada sejumlah rahasia negara yang dilindungi Undang-undang. Karena itu
penting diketahui pembedaan kategori arsip yang menjadi hak instansi pemerintah dan arsip
yang bisa diakses seluruh masyarakat. Sesuai dengan Surat Edaran Kepala ANRI Nomor
02/SE/1983, arsip dapat dibedakan antara nilai guna primer dan nilai guna sekunder. Nilai
guna primer pada prinsipnya adalah nilai yang melekat pada kepentingan instansi yang
bersangkutan.
Dalam hal ini dapat dibedakan dalam empat nilai guna yaitu:
1. Administrasi, merupakan nilai guna yang berhubungan dengan tanggung jawab
kedinasan.
2. Hukum, merupakan nilai guna yang berhubungan dengan tanggung jawab kewenangan
3. Fiskal, merupakan nilai guna yang berhubungan dengan tanggung jawab keuangan
4. Ilmiah/Teknologi, merupakan nilai guna yang berhubungan dengan tanggung jawab
intelektual/prestasi budaya.
Disamping nilai guna primer, sebagian kecil arsip memiliki nilai guna sekunder yang
berkaitan dengan bukti pertanggungjawaban nasional dan atau pelestarian budaya bangsa.
Termasuk dalam nilai guna sekunder, adalah nilai guna pelestarian budaya bangsa, nilai guna
information dan nilai guna evidential. Arsip bernilai guna informasional pada prinsipnya
adalah semua hal yang mengenai peristiwa/fenomena orang/organisasi/tempat yang menjadi
bagian langsung dari arus peristiwa nasional dan tokoh nasional. Arsip bernilai guna
evidential merupakan arsip bukti keberadaan sejarah lembag, pencipta (creating agency).
Arsip yang bersangkutan termasuk keberadaan suatu fenomena sejarah. Termasuk pula jenis
arsip ini adalah produk hukum yang bersifat mengatur dari instansi yang bersangkutan dan
bukti prestasi budaya/intelektual yang bersifat original. Semua arsip yang bernilai guna
sekunder tersebut, dalam prinsipnya adalah arsip bernilai guna permanen. Artinya harus
dilestarikan keberadaannya. Untuk arsip bernilai guna permanen, dapat disimpan secara terus
menerus di lembaga pencipta arsip (creating agency) dan apabila sudah tidak diperlukan lagi
wajib diserahkan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai arsip statis
Bentuk arsip bisa beragam, tidak hanya berupa lembaran kertas dan tulisan seperti yang
kerap dianggap oleh kebanyakan orang. Untuk itu kita dapat membedakan beberapa jenis
arsip sebagai berikut :
1. Azas Sentralisasi
Adalah pelaksanaan pengelolaan arsip bagi seluruh organisasi yang dipusatkan di satu
unit khusus, yaitu unit pusat penyimpanan arsip. Jadi unit-unit lain tidak melaksanakan
pengurusan dan penyimpanan arsip. Azas ini biasanya digunalan oleh organisasi yang tidak
terlalu besar dan masing-masing unit tidak banyak memerlukan informasi yang bersifat
khusus.
2. Azas Desentralisasi
Adalah pelaksanaan pengelolaan arsip yang ditempatkan di masing-masing unit dalam
suatu organisasi. Azas ini biasanya digunakan oleh organisasi yang besar atau kompleks
kegiatannya dan masing-masing unit pada organisasi tersebut mengolah informasi yang
khusus.
Kerugian :
Penyimpanan arsip tersebar di berbagai unit, sehingga dapat menimbulkan duplikasi
arsip yang disimpan
Penghematan pemakaian peralatan dan perlengkapan sukar dijalankan
Penataraan dan latihan kearsipan perlu dilakukan karena petugas-petugas umumnya
bertugas rangkap dan tidak memiliki latar belakang pendidikan kearsipan
Pengawasan agak sulit dilakukan
Didalam penanganan arsip secara kombinasi, arsip yang masih aktif dipergunakan atau
disebut arsip aktif dikelola di unit kerja masing-masing pengolah, dan arsip yang sudah
kurang diperguankan (arsip in-aktif) dikelola di sentral arsip. Dengan demikian, pengelolaan
arsip aktif secara desentralisasi dan arsip inaktif secara sentralisasi.
Dalam buku Admnistrasi Perkantoran Modern, The Liang Gie mengutip dari Littlefield
dan Peteson, bahwa persyaratan bagi arsiparis meliputi :
1. Lulusan sekolah menengah dan mempunyai kecerdasan rata-rata yang normal
2. Memahami alfabet dengan baik dan mempunyai penglihatan yang cepat untuk
membedakan perbedaan-perbedaan yang kecil dari nama-nama dan angka-angka yang
tercantum pada warkat-warkat
3. Memiliki sifat kecermatan
4. Memiliki suatu pikiran yang tertarik pada perincian-perincian yang kecil
5. Memiliki sifat sebagai karyawan yang cepat dan rapi
6. Memiliki pertimbangan yang baik
A. Prosedur Permulaan
Setiap kegiatan memiliki urutan langkah-langkah penyelesaian dari awal sampai selesai.
Dalam pekerjaan kearsipan langkah-langkah penyelesaian ini disebut Prosedur kearsipan.
Prosedur kearsipan terdiri dari prosedur permulaan dan prosedur penyimpanan. Prosedur
permulaan untuk surat masuk meliputi kegiatan-kegiatan administrasi pencatatan,
pendistribusian dan pengolahan. Sedangkan untuk surat keluar meliputi administrasi
pembuatan surat, pencatatan dan pengiriman. Dan prosedur penyimpanan untuk surat masuk
dan surat keluar adalah sama, yaitu meliputi kegiatan pemeriksaan, mengindeks, mengkode,
menyortir dan meletakkan.
Terdapat tiga cara pencatatan dan pengendalian surat, yaitu dengan menggunakan Buku
Agenda, Kartu Kendali dan Tata Naskah (Takah).
1. Penanganan Surat masuk
Langkah-langkah penanganan surat masuk terdiri dari :
a) Penerimaan
Yaitu penerimaan surat, baik dari petugas pos, kurir atau yang dikirim langsung.
Dengan rincian pekerjaan sebagai berikut :
Mengumpulkan surat masuk
Menghitung jumlah surat yang masuk
Memeriksa ketepatan alamat si pengirim
Mengelompokkan surat berdasarkan jenisnya
Membubuhkan tandatangan dan stempel pada bukti pengiriman sebagai bukti
surat telah diterima
b) Pengecekan
Semua surat yang masuk perlu diteiliti kebenaran dari alamat yang tertera pada
amplop. Untuk surat yang salah alamat kita kembalikan
c) Menyortir surat
Surat yang kita terima perlu dipilih dan dipilah, karena surat terdiri dari beberapa
jenis. Selain itu untuk dapat menentukan mana surat yang boleh dibuka dan mana
yang tidak boleh dibuka juga akan menentukan sistem dalam pencatatan.
B. Prosedur Penyimpanan
Dalam penyimpanan arsip dilakukan dua cara sebagai berikut :
Dalam suatu instansi dapat juga digunakan 3 buku agenda untuk masing-masing sifat
surat, misalnya satu buku untuk surat yang sifatnya biasa, satu buku untuk surat yang sifatnya
penting dan satu buku lagi untuk surat yang sifatnya rahasia.
KARTU KENDALI
Lampiran :
Dari/ Kepada :
Pengolah Paraf :
Catatan:
A. Kriteria Pemilihan
Agar pekerjaan kearsipan dapat berlangsung secara efektif dan efisien, maka diperlukan
sarana dan prasarana yang sesuai. Adapun kriteria untuk memilih peralatan arsip adalah
sebagai berikut :
1. Bentuk Alami dari arsip yang akan disimpan
2. Frekuensi penggunaan arsip
3. Lama arsip disimpan di file aktif dan file in aktif
4. Lokasi dari fasilitas penyimpanan (sentralisasi dan desentralisasi)
5. Besar ruangan yang disediakan
6. Tipe dan letak penyimpanan untuk arsip in aktif
7. Bentuk organisasi
8. Tingkat perlindungan terhadap arsip yang disimpan
Selain kriteria tersebut, yang harus diperhatikan dalam menentukan peralatan penataan
arsip adalah sebagai berikut :
• Arsip harus mudah diambil dan ditempatkan
• Peralatan harus disesuaikan dengan bentuk arsip
• Peralatan yang digunakan memperhatikan sifat arsip
• Peralatan yang digunakan memperhatikan pertumbuhan
Peralatan yang dipergunakan bagi penyimpanan arsip yang berjumlah banyak dapat
dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis alat penyimpanan, yaitu :
LATERAL FILING
CABINET
CARD CABINET
BRIEF ORDNER
STOP MAP
HANGING MAP
TAB
A. Pengertian
Mengindeks adalah kegiatan menentukan urutan unit-unit atau bagian-bagian dari kata
tangkap yang akan disusun menurut abjad. Kata tangkap merupakan tanda pengenal dari
sesuatu warkat yang disimpan, dapat berupa nama orang, nama badan, nama tempat, istilah
subjek, atau angka tergantung kepada sistem penyimpanan yang digunakan.
Dalam pokok bahasan ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan mengindeks nama-nama
Indonesia, tanpa mengubah aturan-aturan dasar demi tercapainya keseragaman pekerjaan
mengindeks dan mengabjad yang internasional dan universal.
2) Nama ganda; adalah nama yang terdiri dari lebih satu suku kata, maka diindeks
berdasarkan suku kata nama terakhir.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Muhamad Muslih Muslih Muhamad Mu
2. Dewi Ratna Ratna Dewi Ra
4) Nama yang menggunakan singkatan di depan maupun di belakang dan tidak diketahui
kepanjangannya, maka diindeks nama jelasnya.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. M. Zainudin Zainudin M Za
2. Anwar D Anwar D An
7) Nama urutan kelahiran, khususnya di Bali, diutamakan untuk diindeks adalah nama diri
diikuti oleh gelar urutan kelahiran.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Ida Bagus Putu Oke Oke Putu Ida Bagus Ok
2. I Gusti Made Yono Yono Made I Gusti Yo
8) Nama yang didahului dengan nama baptis, diindeks mulai dari nama aslinya, kemudian
diikuti oleh nama baptisnya.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Yohannes Rumenta Rumenta Yohannes Ru
2. Stefani Anggraeni Anggraeni Stefani An
9) Nama wanita yang diikuti nama suami atau ayahnya, diindeks dengan menampilkan nama
suami/ayahnya terlebih dahulu.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Ny. Saidah Zainuddin Zainuddin Saidah (Ny.) Za
2. Yuliana Sukoco Sukoco Yuliana Su
10) Nama yang memakai kata bin, binti, diindeks dengan cara menuliskan terlebih dahulu
nama yang mengikuti nama yang bertalian.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Fairuz Binti Muhamad Muhamad Fairuz Binti Mu
2. Aziz Bin Muslih Muslih Aziz Bin Mu
11) Nama orang masih menggunakan ejaan lama, diindeks sebagaimana nama itu ditulis.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Ir. H. Tjahyono Tjahyono (Ir. H) Tj
2. Drs.Robby Djayadi Djayadi Robby (Drs) Dj
2) Nama orang Eropa yang menggunakan awalan, hendaknya tidak dianggap sebagai
suatu unit tersendiri, tetapi merupakan dari nama keluarga. Pengindeksan dilakukan
dengan cara menempatkan nama yang didepannya diberi awalan, misalnya Va,
Vander, Von, De, La, Mc., El dan lain-lain.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Marco Van Basten Van Basten Marco Va
2. Oscar De La Hoya De La Hoya Oscar De
3) Nama orang Eropa yang memakai tanda penghubung, diindeks nama yang
menggunakan tanda penghubung tersebut sebagai satu kata.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. John Frank Smith-Jones Smith-Jones John Frank Sm
2. Sylvia Lopez-Tiana Lopez-Tiana Sylvia Lo
4) Nama orang Cina, Korea, diindeks dengan cara menuliskan sebagaimana nama
tersebut ditulis, karena baik orang Cina, maupun orang Korea nama keluarga selalu
dicantumkan didepan.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Liem Swie King Liem Swie King Li
2. The Liang Gie The Liang Gie Th
2) Nama bank atau nama perusahaan yang disingkat, cara pengindekannya adalah
dengan menampilkan kepanjangan dari singkatan itu terlebih dahulu, kemudian
diindeks sebagaimana nama kepanjangannya.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. BTN Tabungan Negara Bank Ta
2. PT KAI Kereta Api Indonesia Perseroan Terbatas Ke
3) Nama perusahaan yang menggunakan nama orang, sebagaimana nama itu ditulis
kemudian diikuti oleh jenis badan hukum atau kegiatannya.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. RS. Cipto Mangunkusumo Mangunkusumo Cipto Rumah Sakit Ma
2. Bandara Soekarno-Hatta Soekarno-Hatta Bandara So
4) Nama perusahaan yang terdiri dari angka sebagai bagian dari nama perusahaan
tersebut, diindeks dengan cara menulis angka tersebut sebagai suatu unit.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Restaurant 99 Sembilan Sembilan Restaurant Se
2. Hotel 747 Tujuh Empat Tujuh Hotel Tu
6) Nama perusahaan yang menggunakan kata penghubung dari, dan, &, tidak
dianggap sebagai bagian tersendiri dari nama tersebut.
No. Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Kode
1. Beauty Fashion & Make Up Beauty Fashion(dan) Make Be
Up
2. Lia & Meyti Salon Lia(dan) Salon Li
Meyti
3) Nama pemerintah Negara asing, diindeks adalah unit politik dari Negara tersebut.
Praktek 1
1. Doroti S. Damar 6. Biran
2. Samsu Abu 7. Fred Da Mato
3. Marto Biran 8. Frederick D’Amato
4. Doroti Damar 9. Tomi Birana
5. Pinta Abu 10. M. Biran
Praktek 2
1. Pangaribuan-Hutagaol Bakery 6. Pangaribuan Storage Company
2. Ayers Rubber Company 7. Toko Buku Santoso-Rustedjo
3. The Pardedetex Company 8. Roida Pangaribuan-Hutagaol
4. Toko Antik Titik Santoso-Rustedjo 9. Titik Santoso-Rustedjo
5. The Alferd Ayers Company 10. Johny Pardede Soccer Club
Praktek 4
1. Departemen Perindustrian RI Ditjen 6. Departemen Agama RI Daerah
Industri Logam Dasar Istimewa Yogyakarta
2. Pastor Gregorius 7. City of Bufallo, Dept. of Public Works
3. Kopral Djono 8. Doktor Pardede
4. Prof. Dr. Slamet Iman Santoso 9. Let. Jen. Purn. Ali Murtopo
5. Kanwil BKKBN Propinsi Lampung 10. U.S. Dept of Commerce
A. Pengertian
Sistem pemberkasan adalah susunan yang teratur dalam bentuk berkas yang ditata
sedemikian rupa, sehingga masalah yang disimpan dapat terlihat secara jelas dan
memudahkan dalam penemuan kembali meliputi :
B. Sistem Abjad
Adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan urutan abjad dari kata
tangkap (nama) dokumen bersangkutan. Nama bisa terdiri dari nama orang dan nama
badan. Nama orang terdiri dari nama lengkap dan nama tunggal. Nama badan terdiri
dari nama badan pemerintah, nama badan swasta dan nama organisasi.
Untuk memahami sistem abjad ini terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui,
antara lain :
Mengindeks : adalah kegiatan membagi nama/judul terhadap beberapa unit
Unit adalah bagian terkecil dari suatu nama/judul
Caption adalah nama yang sudah diindeks yang kemudian dijadikan tanda
pengenal
Mengkode (kodefikasi), kegiatan menemukan kode dari nama yang sudah
diindeks. Kode diambil dari dari huruf pertama dari nama/judul yang
sudah diindeks.
Mengabjad adalah kegiatan menyusun kode menurut urutan abjad dari
nama/judul yang sudah diindeks.
Berikut adalah gambar dalam laci filing cabinet dengan sistem abjad :
Berguna untuk arsip yang sifatnya in-aktif karena jarang digunakan, maka
intensitas pencariannya tidak terlalu sering. Dalam sistem ini arsip-arsip disimpan
menurut tanggal, yang digunakan pada umumnya adalah tanggal yang tertera pada
surat. Tahun, bulan dan tanggal dijadikan sebagai kode. Dengan ketentuan tahun
sebagai subjek, bulan sebagai sub subjek dan tanggal sub-sub subjek. Tahun sebagai
judul laci, bulan sebagai judul guide, sedangkan tanggal ditetapkan sebagai judul
folder.
Contoh berkas yang disimpan dengan menggunakan sistem ini adalah kuitansi,
cek (cheque), file tindak lanjut (follow up file), file arsip inaktif, dan sebagainya.
Mengindeks dalam sistem tanggal adalah menetapkan tanggal, bulan dan tahun
yang tercantum dalam surat dijadikan sebagai kode penyimpanan arsip.
3) Prosedur penyimpanan
a. Pemberian kode, yaitu kode diambil dari tahun, bulan dan tanggal
penyimpanan arsip tersebut
b. Mengisi kartu indeks, seperti contoh di bawah ini :
Indeks : Setiawati, Etty
Kode/Tanggal Simpan : 2011.10.30/2 Nopember 2015
Perihal/Masalah : Lamaran Pekerjaaan
Nomor/Tanggal : ………/30 Oktober 2015
c. Berdasarkan kode pada contoh kartu indeks tersebut, surat tersebut disimpan
dalam laci berkode 2011 di belakang guide Oktober dan pada folder 30
d. Kartu indeks disimpan dalam lemari kartu indeks pada laci S, sesuai dengan
huruf Se yang tertera pada Tab Kartu Indeks.
Kelemahan :
1) Kemungkinan terdapat kesalahan, bila tidak mempunyai pengetahuan tentang
pembagian wilayah
2) Diperlukan suatu indeks wilayah
4) Prosedur penemuankembali
Seperti telah disampaikan di muka kearsipan sistem wilayah adalah suatu
sistem filing arsip melalui pengklasifikasian surat/warkat berdasarkan letak
wilayah dengan berpedoman kepada daerah atau alamat surat. Oleh karena itu,
kode arsip ditentukan berdasarkan atas alamat surat, mengacu pada daftar
klasifikasi yang telah dibuat.
Penemuan kembali arsip, dapat ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :
a. Lihat daftar klasifikasi dan cari kartu indeks
b. Lihat kode penyimpanan pada kartu indeks
c. Berdasarkan kode pada kartu indeks, carilah surat pada laci, guide dan
folder sesuai dengan kodenya.
Berikut adalah gambar dalam laci filing cabinet dengan sistem geografis :
Berikut adalah gambar laci dalam filing cabinet dengan sistem subyek:
KODE MASALAH
PM PEMASARAN
01 PERKENALAN
02 PERMINTAAN PENAWARAN
03 PENAWARAN
04 PESANAN
05 PENGIRIMAN
06 KLAIM
07 TANGGAPAN KLAIM
F. Sistem Nomor
Sistem penyimpanan ini penyimpanan warkatnya berdasarkan kode nomor
sebagai pengganti nama orang atau badan, dan bukan berdasarkan nomor yang
tercantum dalam surat melainkan nomor kode penyimpanan. Dalam pelaksanaannya
diperlukan alat bantu, yaitu kartu indeks, yaitu kartu kecil yang berisi nomor dan
nama yang disusun menurut abjad. Sistem penyimpanan dengan nomor cocok
digunakan untuk perusahaan yang pengelolaan dokumennya berdasarkan nomor,
seperti Asuransi (nomor polis),Bank (Nomor Rekening), Lembaga Pendidikan
(Nomor Induk Siswa ).
Berikut ini adalah gambar laci dalam filing cabinet dengan sistem nomor:
000 UMUM
100 FILSAFAT
200 AGAMA
300 ILMU SOSIAL
400 BAHASA
500 ILMU MURNI
600 ILMU TERAPAN
700 KESENIAN DAN OLAHRAGA
800 KESUSASTRAAN
900 HISTORIS, GEOGRAFIS
Syarat utama dari sistem penyimpanan arsip adalah setiap dokumen dapat
disimpan dengan mudah dan kemungkinan pencarian setiap arsip cepat dan tepat.
Dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern, The Liang Gie mengutarakan
bahwa “Pada umumnya oleh para ahli kearsipan telah diterima bahwa jangka waktu
yang baik dalam menemukan kembali sesuatu surat ialah tidak lebih daripada 1
menit”, maka dengan sistem penyimpanan yang tepat, perlengkapan arsip yang sesuai
dan pegawai yang kompeten, maka dapat dipastikan bahwa penemuan kembali arsip
akan cepat dan tepat.
Fungsi yang penting dan sering diabaikan dalam penataan arsip untuk menjamin
kelestarian informasi yang dikandung di dalam arsip adalah pemeliharaan dan perawatan
fisik. Mengingat begitu pentingnya arsip yang kita miliki, maka perlu dilakukan langkah-
langkah untuk menjaga keberadaan arsip tersebut sehingga keberadaan arsip yang kita miliki
tetap mendukung kegiatan di kantor dalam waktu yang lama atau sesuai umur arsip yang
sudah ditentukan. Ruang lingkup kerja manajemen kearsipan juga meliputi usaha
pemeliharaan, perawatan dan pengamanan arsip.
A. Perawatan Arsip
Pemeliharaan arsip adalah usaha penjagaan arsip agar kondisi fisiknya tidak rusak
selama masih mempunyai nilai guna. Untuk dapat memelihara arsip dengan baik, perlulah
diketahui beberapa faktor penyebab kerusahan arsip dan cara pencegahannya.
Pemeliharaan dan perawatan arsip pada hakekatnya adalah pemeliharaan dan
perawatan fisik arsip. Apabila fisik arsip utuh, maka utuh pula informasi yang dikandungnya,
kegiatan pemeliharaan dan perawatan bahan arsip merupakan kegiatan yang tidak mudah
dilakukan karena bahan atau media rekam arsip beraneka macam dan penyebab dari
kerusakan suatu arsip juga bermacam-macam pula.
Untuk dapat melakukan pemeliharaan dan perawatan arsip yang berdaya guna dan
berhasil guna, terlebih dulu perlu mengathui asal-usul (jenis) bahan arsip serta penyebab
kerusakannya.
Kerusakan arsip dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang disebabkan dari dalam, sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang disebabkan dari luar arsip.
1. Kerusakan yang disebabkan dari dalam (faktor internal)
Kerusakan yang disebabkan dari dalam dapat berasal dari unsur-unsur kertas, tinta, pasta
atau lem.
a. Kertas
Unsur-unsur yang terdapat pada kertas antara lain :
1) Bahan baku kertas
Kertas dapat dibuat dari bahan-bahan seperti kapas, merang, kayu dan lain-lain.
Dari bahan apapun kertas dibuat, cellulose didalam kertas akan mengandung
beberapa sifat pengawet dan sifat penghancur terhadap kertas itu sendiri.
2) Air
Air yang dipergunakan dalam proses pembuatan kertas kemungkinan air yang
tidak bersih, sehingga kertas mengandung bakteri-bakteri yang merusakkan kertas.
3) Bahan lapisan kertas/bahan tambahan
Untuk membuat kertas menjadi halus, licin, berwarna, kuat dan lain-lain
dipergunakan bahan-bahan tambahan seperti : kanji cuka, garam minneral dan zat-
zat kimia yang akan menimbulkan masalah-masalah tersendiri. Kanji misalnlya,
Agar kertas-kertas arsip tidak mudah rusak, pergunakanlah lem atau perekat yang
baik, jangan mempergunakan perekat yang dibuat dari getah arab atau cellulose tape.
B. Pemeliharaan Arsip
Usaha pemeliharaan arsip berupa melindungi, mengatasi, mencegah dan mengambil
langkah-langkah, tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip-arsip berikut
informasinya (isinya) serta menjamin kelangsungan hidup arsip dari pemusnahan yang tidak
diinginkan.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka pemeliharaan meliputi :
1. Pengaturan ruangan
a. Ruangan penyimpanan arsip jangan terlalu lembab, ruangan diatur berkisar antara 65-
75 F dan kelembaban udara 50-65%. Apabila kelembaban udara melebihh 65%, arsip-
arsip akan mudah rusak (rapuh) dalam waktu relatif singkat. Untuk mengatur
kelembaban udara dan temperatur udara dapat dipasang AC, yang dihidupkan selama
24 jam terus menerus. Selain untuk mengatur kelembaban dan temperatur udara, Ac
juga mengurangi banyaknya debu.
b. Ruangan harus terang dan sebaiknya menggunakan penerangan alam, yaitu sinar
matahari. Sinar matahari disamping untuk memberi penerangan ruangan, dapat pula
membantu membasmi musuh-musuh kertas. Diusahakan agar sinar matahari tidak
E. Pemeliharaan Arsip
Pemeliharaan terhadap fisik arsip meliputi :
a. Membersihkan arsip secara berkala
b. Melaksanakan fumigasi
c. Deadisifikasi kertas
d. Menghilangkan noda
e. Menggelantang kertas
Penyimpanan arsip adalah salah satu fungsi manajemen arsip dalam hal menjamin
penemuan kembali arsip dan penggunaannya di masa-masa yang akan datang. Penyimpanan
Arsip merupakan rangkaian pengelolaan arsip agar aman, terjaga dan terpelihara.
Jumlah arsip di unit kerja dan unit sentral selalu berkembang menjadi banyak. Semakin
tinggi kegiatan suatu kantor, semakin cepat pertambahan jumlah arsip. Untuk menghadapi
masalah tersebut, diperlukan adanya pemindahan dan pemusnahan arsip. Pemindahan
dilakukan dari file (tempat penyimpanan) aktif ke file in-aktif dan dari file in-aktif suatu
kantor di kirim ke Arnas daerah atau Pusat untuk disimpan abadi sebagai arsip statis.
Pemindahan dan pemusnahan arsip dilaksanakan menurut suatu jadwal tertentu yang
disebut jadwal retensi arsip (JRA) yakni jadwal yang berisikan daftar umur-umur dari
berbagai jenis arsip yang disimpan pada file aktif dan file in-aktif untuk keperluan
pemindahan dan pemusnahan arsip.
Umur sesuatu jenis arsip disimpan di file aktif dan file in-aktif ditentukan berdasarkan
nilai guna dari jenis arsip yang bersangkutan. Untuk menentukan nilai guna setiap jenis arsip
diperlukan kriteria penilaian tertentu.
A. Penilaian Arsip
Kriteria untuk menentukan nilai sesuai jenis arsipo tergantung kepada kantor masing-
masing. Nilai suatu jenis arsip akan berbeda-beda sesuai dengan kepentingan kantor masing-
masing.
Kriteria penilaian yang umum dapat dipergunakan adalah ALFRED singkatan dari
Administrasitive value (nilai administrasi)
Legal value (nilai hukum)
Financial value (nilai keuangan)
Research value (nilai penelitian)
Educational value (nilai pendidikan)
Documentary value (nilai dokumentasi)
Berdasarkan nilai ALFRED, maka arsip dapat digolongkan ke dalam 4 golongan, yaitu
1. Arsip vital ; yaitu penting bagi kehidupan bisnis dan tidak dapat diganti kembali
bilamana dimusnahkan. Arsip ini tidak boleh dipindahkan atau dimusnahkan dan
disimpan abadi selamanya. Contoh Akte pendirian perusahaan
2. Arsip penting ; arsiip ini melengkapi arsip bisnis rutin dan dapat diganti dengan biaya
tinggi dan lama. Arsip ini disimpan di file aktif selama 5 tahun dan di file in-aktif
selama 25 tahun. Contohnya arsip bukti keuangan
3. Arsip berguna; arsip ini berguna sementara dan dapat digantikan dengan biaya rendah.
Disimpan di file aktif selama 2 tahun dan di file in-aktif selama 10 tahun. Contohnya
surat pesanan
B. Penyusutan
1. Pengertan dan tujuan penyusutan arsip
Arsip mempunyai arti penting karena merupakan bahan bukti resmi mengenai
penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan kehidupan bangsa, serta merupakan bahan
pertanggungjawaban terhadap generasi yang akan datang. Oleh karena itu perlu
diupayakan kegiatan untuk menyelamatkan arsip-arsip yang mempunyai nilai kegunaan.
Penyusutan arsip perlu dilakukan untuk menghindari adanya penumpukan arsip yang
tentunya menimbulkan masalah, misalnya dari segi tenaga, biaya, peralatan dan perawatan.
Arsip-arsip yang tidak memiliki nilai kegunaan baik untuk masa sekarang maupun untuk
masa mendatang perlu dilakukan penyusutan. Penyusutan dilakukan dengan memisahkan
arsip yang masih aktif, in aktif dan arsip yang bernilai abadi.
Karena kegiatan penyusutan arsip menyangkut penilaian yang sifatnya subjektif dan
berbeda-beda pada setiap organisasi (Lembaga Negara, Badan Pemerintahan), maka
Peraturan Pemerintah tersebut dibuat untuk memberi ketentuan-ketentuan yang dapat
menjadi dasar atau pegangan untuk melaksanakan penyusutan arsip melalui tahap-tahap
yang telah ditentukan. Dengan demikian akan terjamin usaha untuk mendapatkan
objektivitas dalam penilaian dan dapat menghndarkan kemungkinan musnahnya arsip yng
bernilai guna ataupun yang mengandung nilai informasi tinggi.
Tujuan penyusutan arsip dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi administratif dan
dari segi penelitiann :
1. Dari segi administratif, tujuan penyusutan arsip adalah :
a) Menghindari pencampuradukan atara arsip-arsip yang masih aktif dengan arsip
inaktif (semi statis), serta antara arsip yang bernilai penting dengan yang tidak
penting
b) Memudahkan mencari kembali arsip, jika sewaktu-waktu diperlukan
c) Menghemat biaya, baik untuk membeli peralatan, pemeliharaan, kepegawaian dan
lain-lain
d) File aktif akan lebih longgar untuk menampung bertambahnya arsip yang baru
e) Untuk memantapkan jangka hidup arsip dan menempatkan arsip inaktif yang
bernilai berkelanjtan di tempat yang lebih baik
f) Untuk memantapkan pemeliharaan arsip yang bernilai permanen, sehingga arsip
tersebut dapat diperlukan dan diatur dengan baik, terlindung dari segala faktor
bahaya
g) Untuk memudahkan pengiriman ke Arsip Nasional
C. Jadwal Retensi
1. Pengertian dan tujuan jadwal retensi
Retensi (retention) meliputi kegiatan-kegiatan menilai kegunaan suatu arsip bagi
suatu kantor, kemudian merencanakan sejauh mana arsip-arsip dari suatu kantor dapat
disimpan. Setiap arsip ditentukan retensinya atas dasar nilai kegunaannya dan dituangkan
dalam bentuk suatu daftar yang disebut Jadwal Retensi Arsip (Records Retention
Schedule), atau sering disebut secara singkat dengan istilah Jadwal retensi.
Definisi jadwal retensi arsip menurut Drs. Ig. Wursanto adalah “suatu daftar yang
memuat suatu kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau
dimusnahkan”. Daftar tersebut memuat informasi tentang uraian arsip dan jangka waktu
penyimpanan arsip.
Tujuan jadwal retensi arsip :
a) Penyisihan arsip-arsip dengan tepat bagi arsip-arsip yang tidak memiliki jangka
waktu simpan lama
b) Penyimpanan sementara arsip-arsip yang tidak diperlukan lagi bagi kepentingan
administrasi
c) Pemeliharaan arsip-arsip yang bernilai permanen
3.
4.
4.
5.
6.
7
Aktif …thn
2. Buku Kas Umum Inaktif…thn
D. Pemindahan Arsip
Memiih arsip yang akan ditransfer adalah terutama berdasarkan umur asip. Dan umur
arsip ditentukan oleh nilai guna arsip yang bersangkutan. Susunan arsip di dalam file individu
baik map atau lainnya, memang sudah tersusun menurut urutan tanggal (kronologis), dengan
demikian memilih arsip yang akan dikeluarkan lebih mudah, karena tinggal menentukan
arsip samapai dengan tahun berapa yang akan dikeluarkan.
E. Pemusnahan Arsip
Adalah penghancuran terhadap arsip yang sudah tidak diperlukan lagi. Penghancuran
arsip ini harus benar-benar hancur, sehingga informasi yang terdapat didalamnya tidak dapat
dibaca lagi. Bahan-bahan non arsip dan duplikasi yang berlebihan dapat langsung
dimusnahkan dengan sepengetahuan pimpinan lembaga negara/badan
Beberapa faktor yang menunjang dan perlu diperhatikan dalam rangka memudahkan
penyimpanan arsip adalah :
A. Peminjaman Arsip
Untuk menghindari terjadinya kehilangan atau ketidaktahuan keberadaan suatu arsip,
petugas arsip harus melakukan pengendalian dengan baik. Sehingga kemanapun perginya
arsip, masih dalam kendali petugas. Keluarnya arsip dari tempat penyimpanan disebabkan
oleh kegiatan peminjaman dan kegiatan pelayanan. Kegiatan peminjaman yaitu keluarnya
arsip karena dipinjam oleh pihak lain, baik sesama karyawan, pimpinan atau yang lain.
Dengan demikian terjadi perpindahan tangan dari pihak yang bertanggungjawab atas arsip
kepada pihak yang menggunakan arsip tersebut. Karena terjadi perpindahan tangan dan
secara otomatis terjadi perpindahan tanggung jawab atas keberadaan suatu arsip, maka pihak
petugas yang bertanggung jawab akan arsip harus melakukanpencatatan atau cara yang lain.
Penctatan keluranya arsip dari tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Cara yang dapat digunakan dengan penggunaan buku peminjaman, atau dengan
formulir peminjaman. Dalam penggunakan buku peminjaman, diperlukan format peminjaman
buku yang mencakup data-data tentang peminjaman arsip. Data yang diperlukan berupa
tanggal peminjaman, identitas peminjam, data arsip yang dipinjam, lama peminjaman, tanda
tangan peminjam, tanggal kembali, tanda tangan penerima arsip.
Pencatatan dengan menggunakan buku peminjaman akan efektif apabila frekuensi
peminjaman tidak terlalu tinggi, dan jumlah peminjam tidak terlalu banyak. Tetapi apabila
frekuensi peminjaman tinggi dan jumlah peminjam sangat banyak, peran buku peminjaman
kurang dapat membantu dalam hal pelacakan suatu arsip yang dipinjam dan pengendalian
peminjaman, karena urutan buku peminjaman didasarkan pada urutan tanggal pinjam atau
secara kronologis.
Apabila frekuensi peminjaman tinggi dan jumlah peminjam banyak, pencatatan melalui
formulir peminjaman lebih efektif, karena dengan formulir peminjaman petugas arsip
memiliki inormasi yang lengkap baik dimeja petugas maupun dalam tempat penyimpanan.
Apabila peminjaman meliputi seluruh arsip dalam satu map, maka formulir peminjaman
diletakkan pada kantong yang terdapat pada map penyimpanan. Sedangkan seluruh isi map
dikeluarkan dan dipindahkan ke dalam map yang lain, sebagai map pembawa. Sedangkan
map penyimpnaan yang memiliki kantong tetap berada pada posisi semula pada tempat
penyimpanan.
Contoh Kartu Pinjam Arsip
Angka kecermatan arsip berkaitan dengan sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip.
Rumus Angka Kecermatan Arsip (AK) :
AK = ∑WTK x 100%
∑WK
Apabila AK menunjukkan prosentase yang semakin tinggi/besar maka sistem
penyimpanan dan penemuan kembali yang digunakan kurang baik tetapi sebaliknya kecil
prosentase sistem penyimpanan semakin baik.
Contoh : Jumlah arsip yang ditemukan (WK) = 2000
Jumlah arsip yang tidak ditemukan (WTK) = 200
Maka kecermatan arsip hanya sebesar 10% maka sistem yang digunakan perlu di tinjau
kembali untuk penyempurnaan lebih lanjut.
Semakin besar angka pemakaian arsip, status atau nilai arsip yang bersangkutan
semakin baik, karena semakin banyak arsip yang secara langsung digunakan dalam proses
penyelenggaraan administrasi. Ada yang mengatakan bahwa angka pemakaian arsip masih
tergolong baik apabila sekurang-kurangnya menunjukkan angka 20%. Tetapi jelas bahwa
semakin tinggi angka pemakaian arsip semakin baik arsip yang bersamgkutan.
Salah satu hal yang mendukung kelancaran jalannya suatu organisasi bisnis adalah dalam
hal penataan sistem kearsipan. Masalah kearsipan menjadi begitu penting dan sangat
berpengaruh siginifikans ketika kita berhadapan dengan suatu sistem bisnis dengan data dan
dokumen yang banyak sementara disisi lain kita memiliki sistem kearsipan yang kurang
mendukung terutama dari sumber daya manusia dan alat atau perlengkapan yang mendukung
kedalam kearsipan.
Pada dekade abad 21 saat ini, sistem kearsipan sudah masuk pada tahapan generasi yang
didukung oleh kecanggihan elektronik terutama dengan penemuan-penemuan generasi
komputer yang semakin baik. Dalaam dunis bisnis kita akan berhadapan dengan kepentingan
legalitas arsip dan juga bagaimana menyimpan arsip dengan baik, sehingga tujuan
pengarsipan tercapai. Perawatan sistem pengarsipan yang effisien adalah salah satu dari
masalah yang sering muncul dalam perkantoran, dan proses pemecahannya menuntut
pengertian yang tepat akan prinsip-prinsipnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, banyak pihak yang menggunakan
media elektronik dalam pengarsipan dan pengelolaan dokumennya. Sistem pengarsipan
elektronik ini biasa dikenal dengan istilah Electronic Filing System (EFS). Penggunaan
sistem kearsipan elektronik (Electronic Filing System) sangat membantu pihak pengelola
arsip untuk dapat mengelola dokumen dengan baik secara efektif dan efisien, baik dalam hal
penyimpanan, pengolahan, pendistribusian, dan perawatan dokumen.
2. Map virtual
Map virtual merupakan database yang atribut-atributnya seperti map yang
sesungguhnya dalam sistem kearsipan konvensional. Tetapi tidak seperti pada map
konvensional yang memiliki kemampuan terbatas untuk menyimpan dokumen, map
virtual ini memiliki kemampuan yang tidak terbatas.
Beberapa atribut yang dicatat mengenai map virtual tersebut antara lain, :
Kode map : akan mencatat kode map sesuai dengan aturan penulisan kode
dalam perusahaan
Nama map : digunakan untuk mencatat nama map seperti misalnya : “Bagian
Pemasaran”, “Bagian Keuangan” dan lain-lain
Lokasi map
Keterangan
3. Lembaran arsip
Lembaran arsip yang tersimpan di dalam map virtual, bisa berbentuk file dokumen
atau gambar. File dokumen adalah file-file yang dibuat dari Microsoft word, Excel,
Power Point dan sebagainya. Sedangkan file gambar adalah file yang berupa gambar
sebagai hasil scanner atau import bitmap dari media yang lain.
Beberapa atribut yang dicatat di dalam databasenya adalah :
Kode arsip : akan mencatat kode arsip sesuai dengan aturan penulisan kode
arsip dalam perusahaan