Anda di halaman 1dari 4

SOSIOLOGI HUKUM

PERKEMBANGAN METODE dan PILIHAN


MASALAH
Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH.
Cetakan II, Juli 2010 Genta Publishing
Sosiologi hukum di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perubahan-perubahan yang
terjadi secara susul-menyusul sejak revolusi kemerdekaan, perubahan yang terjadi ini
menimbulkan situasi konflik sehingga mendorong orang untuk melihat kembali kepada hakikat
fungsi hukum, fungsi hukum yang sebenarnya bertujuan untuk kemakmuran atau kesejahteraan
rakyat ini diharapkan dapat sedikit membantu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi karena
adanya perubahan tersebut.

Sosiologi hukum mewarisi peran pembebasannya dari hukum positif, oleh karena itu
sosiologi hukum selalu dikaitkan dengan hukum yang berbasis hukum positif baik berupa
perilaku manusia maupun lingkungan sosial. Ini berarti sosiologi hukum dapat mengatur tentang
kehidupan sosial antar manusia misalkan bagaimana hubungan antara manusia yang satu dengan
manusia yang yang lainnya di lingkungan kerja dan di lingkungan tempat tinggal. Teori ini
berhubungan dengan hukum alam yang berbasis intelektual dari sosiologi hukum.

Sosiologi hukum dapat dihubungkan dengan kelahiran dari banyak disiplin ilmu baru
dalam masyarakat, seperti ilmu informasi, psikologi, dan ekonomi. Ini menujukkan bahwa ilmu
sosiologi lebih luas dan dapat mengkaji bidang ilmu lainnya, jika terdapat penyimpangan dalam
ilmu ekonomi maka ilmu sosiologi hukum ini dapat mencakup permasalahan tersebut dengan
memperhatikan kepatuhan manusia terhadap hukum dan dipandang dalam hal ekonomi.

Salah satu paradigma hukum adalah nilai sehingga hukum dapat dilihat sebagai
perwujudan nilai-nilai yang bertujuan untuk melindungi dan memajukan hukum yang dijunjung
tinggi oleh masyarakatnya, namun pada kenyataannya di Indonesia ini paradigma hukum sudah
bergeser, hukum tidak lagi dapat melindungi masyarakatnya melainkan dapat di perjual-belikan
sesuai kepentingan, munculnya stigma bahwa hukum di Indonesia ini bersifat “ tumpul keatas
dan tajam kebawah “ maka masyarakat yang berada pada status sosial ekonomi di bawah akan
semakin merasakan ketidakadilan hukum, kenyataan ini berarti tidak sesuai dengan tujuan dari
paradigma hukum yang telah dikatakan di atas bahwa tujuannya adalah untuk melindungi
masyarakatnya.

Menurut Nonet, sosiologi hukum itu mengabaikan aspek normatif dari hukum, maka itu
dapat disamakan dengan filsafat hukum yang buta terhadap analisis ide-ide normatif, ini
menandakan bahwa sosiologi hukum dan filsafat hukum hanya memperhatikan nilai-nilai
kebenaran yang ada tanpa melihat adanya unsur yang lain dalam ilmu tersebut.

Teori dalam sosiologi hukum bersifat komprehensif, ini berarti ilmu sosiologi hukum
lebih mengacu kepada memberikan konteks daripada penjelasan yang bersifat teknis, pandangan
ini sesuai dengan pendapat para ahli hukum yang mengatakan bahwa ilmu hukum lebih
mengarah kepada pemberian jawaban atas permasalahan hukum dengan sedikit memperhatikan
nilai teknisnya.

Dalam beberapa permasalahan hukum, salah satu masalah yang terjadi adalah bahasa atau
istilah dalam ilmu hukum, betapa orang awam akan mengalami kesulitan pemahaman pada
waktu mereka memasuki dunia hukum, baik mengenai bahasa, logika maupun lainnya, ini terjadi
karena memang pada kenyataannya istilah ilmu hukum sangat sulit di pahami walaupun mudah
dalam pengucapannya, terlalu banyak istilah ilmu hukum yang dipakai dalam teori hukum yang
tidak umum, istilah yang diadopsi dari bahasa belanda yang sangat asing ini yang menjadi faktor
dari kesulitan tersebut.

Sebagai ilmu empirik, sosiologi hukum mengamati bagaimana hukum dengan semua
karakteristiknya tersebut diatas dapat diterapkan dan digunakan oleh masyarakat, pada akhirnya
dengan ilmu sosiologi hukum ini maka masyarakat pun memberikan pemaknaan sendiri-sendiri
terhadap hukum. Pemaknaan masyarakat atau pemaknaan sosial terhadap hukum memperoleh
perhatian tersendiri dalam sosiologi hukum.

Apabila membicarakan sosiologi hukum dilihat dari disiplin ilmunya maka yang kita
amati dan diskusikan adalah bukanlah stuktur yuridis tersebut, melainkan stuktur sosialnya, ini
berarti sosiologi hukum mengatur bagaimana cara masyarakat bersosial dipandang dari hukum.
Oleh karena itu sosiologi hukum ini berhubungan dengan disiplin ilmu yang lainnya sepeti yang
telah dijelaskan pada paragraf-paragraf sebelumnya yaitu ilmu sosiologi hukum sangat
berhubungan denga ilmu psikologi, ilmu ekonomi,dll.

Sosiologi hukum melihat hukum ini tidak pernah bekerja dalam ruang yang hampa,
berbagai stuktur, kelembagaan dan proses dalam masyarakat berada dan bekerja berdampingan
dengan hukum. Bahkan dapat juga dikatakan, hukum merupakan bagian dari proses sosial yang
lebih besar antara hukum dan masyarakat terhadap hubungan saling memasuki dan saling
mempengaruhi, maksudnya adalah jika kita bekerja dan bersosial maka terdapat hukum-hukum
yang menyangkut pekerjaan tersebut jika membicarakan ini maka erat kaitannya dengan hak dan
kewajiban kita sebagai warga negara yang baik.

Berbicara tentang lembaga hukum, lembaga hukum di Indonesia adalah pengadilan,


karena di dalam pengadilan ini sudah terdapat para ahli-ahli hukum seperti advokat, polisi dll,
karena itulah maka pengadilan di Indonesia disebut juga sebagai pengadilan modern. Dengan
adanya lembaga hukum tersebut diharapkan kesadaran hukum rakyat tentang hukum akan
semakin tinggi sehingga meminimalkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang berakibat
kepada kesejahteraan antar manusia.

Anda mungkin juga menyukai