Anda di halaman 1dari 7

SOSIOLOGI HUKUM

Definisi Hukum

Secara umum pengertian hukum dikelompokkan menjadi tiga

pengertian dasar. Pertama, hukum dipandang sebagai kumpulan ide atau

nilai abstrak. Konsekuensi metodologi adalah bersifat filosofis. Kedua,

hukum dilihat sebagai suatu sistem peraturan-peraturan yang abstrak,

maka pusat perhatian terfokus pada hukum sebagai suatu lembaga yang

benar-benar otonom, yang biasa kita bicarakan sebagai subyek tersendiri

terlepas dari kaitannya dengan hal-hal di luar peraturan-peraturan

tersebut. Konsekuensi metodologinya adalah bersifat normatif-analitis.

Ketiga, hukum dipahami sebagai sarana/alat untuk mengatur masyarakat,

maka metode yang dipergunkan adalah metoda sosiologis. Pengertian ini

mengaitkan hukum untuk mencapai tujuan-tujuan serta memenuhi

kebutuhan-kebutuhan konkrit dalam masyarakat (Warassih, 2005).

Ruang Lingkup Sosiologi Hukum

Sosiologi Hukum merupakan cabang ilmu yang termuda dari

cabang ilmu hukum yang lain, hal itu tampak pada hasil karya tentang

sosiologi hukum yang hingga kini masih sangat sedikit. Hal itu di

karenakan eksistensi sosiologi hukum sebagai ilmu yang baru yang berdiri

sendiri, banyak di tentang oleh para ahli, baik ahli hukum ataupun ahli

sosiologi.

1
Dalam dunia hukum, terdapat fakta lain yang tidak diselidiki oleh

ilmu hukum yaitu pola-pola kelakuan (hukum) warga-warga masyarakat.

Sampai sejauh manakah hukum membentuk pola-pola prikelakuan atau

apakah hukum yang terbentuk dari pola-pola kelakuan itu. Di dalam hal

yang pertama, bagaimanakah cara-cara yang paling efektif dari hukum

dalam pembentukan pola-pola kelakuan? Inikah yang merupakan ruang

lingkup yang pertama dari sosiologi hukum (Susetyo, 2008).

Ruang lingkup yang selanjutnya menyangkut hukum dan pola-

pola perikelakuan sebagai ciptaan serta wujud daripada keinginan-

keinginan kelompok-kelompok sosial. Kekuatan-kekuatan apakah yang

membentuk, menyebarluaskan atau bahkan merusak pola-pola

perikelakuan yang bersifat yuridis? Selanjutnya, suatu obyek yang tidak

mendapat sorotan yang khusus dari ilmu hukum, akan tetapi merupakan

bidang penelitian sosiologi hukum adalah hubungan timbal balik antara

perubahan-perubahan dalam hukum dengan perubahan-perubahan sosial

dan budaya. Untuk meneliti hal itu, diperlukan pengetahuan yang cukup

mengenai hukum sebagai suatu gejala sosial. Jadi, pada dasarnya ruang

lingkup sosiologi hukum adalah pola-pola perikelakuan dalam masyarakat,

yaitu cara-cara bertindak atau berkelakuan yang sama dari orang-orang

yang hidup bersama dalam masyarakat. Dengan demikian, dapatlah

dirumuskan bahwa sosiologi hukum merupakan suatu cabang ilmu

pengetahuan yang antara lain meneliti mengapa manusia patuh pada

hukum dan mengapa dia gagal untuk menaati hukum tersebut serts faktor-

faktor sosial lain yang mempengaruhinya.

2
Ruang lingkup Sosiologi Hukum juga mencakup 2 (dua) hal, yaitu

(Paramita, 2008):

1. Dasar-dasar sosial dari hukum, contoh: hukum nasional Indonesia,

dasar sosialnya adalah Pancasila, dengan ciri-cirinya : gotong-royong,

musyawarah-kekeluargaan.

2. Efek-efek hukum terhadap gejala-gejala sosial lainnya, contoh :

• UU PMA terhadap gejala ekonomi

• UU Pemilu dan Partai Politik terhadap gejala politik

• UU Hak Cipta tahun 1982 terhadap gejala budaza

• UU Perguruan Tinggi terhadap gejala pendidikan.

Sosiologi Hukum dalam ilmu pengetahuan, bertolak kepada apa

yang disebut disiplin ilmu, yaitu sistem ajaran tentang kenyataan, yang

meliputi disiplin analitis dan disiplin hukum (perskriptif). Disiplin analitis,

contohnya adalah sosilogis, psikologis, antropologis, sejarah, sedangkan

disiplin hukum meliputi : ilmu-ilmu hukum yang terpecah menjadi ilmu

tentang kaidah atau patokan tentang perilaku yang sepantasnya,

seharusnya, ilmu tentang pengertian-pengertian dasar dan sistem dari

pada hukum dan lain-lain.

Peranan Sosiologi Hukum

Sosilogi hukum berguna untuk memberikan kemampuan bagi

pemahaman terhadap hukum di dalam sosial. Penguasaan konsep-

konsep sosiologi hukum dapat memberikan kemampuan untuk

mengadakan analisis terhadap efektivitas hukum dalam masyarakat, baik

3
sebagai sarana untuk merubah masyarakat agar mencapai keadaan-

keadaan sosial tertentu. Sosiologi hukum memberikan kemungkinan-

kemungkinan untuk mengadakan evaluasi terhadap efektivitas hukum di

dalam masyarakat. Secara keseluruhan kegunaan sosiologi hukum adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui dan memahami perkembangan hukum positif (tertulis/

tidak tertulis) di dalam negara / masyarakat.

2. Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam

masyarakat.

3. Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam masyarakat.

4. Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yg terjadi di

masyarakat.

5. Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan dengan

penerapan hukum di masyarakat.

Sosiologi hukum mempergunakan hukum sebagai titik pusat

penyelidikanya. Sosiologi hukum menyelidiki sampai di manakah kaidah-

kaidah dengan sungguh-sungguh dilaksanakan dalam kehidupan

masyarakat. Sosiologi hukum, di satu pihak menerangkan mengapa

terdapat peraturan hukum yang kongkrit sebagaiman yang kini terdapat,

pada lain pihak pengaruh apa yang di adakan oleh peraturan hukum

tersebut atas gejala-gejala masyarakat lainya.

Misalnya kasus pernikahan Syekh Puji dengan Ulfa serta

penikahan-pernikahan di bawah umur yang lainnya, merupakan kajian

sosiologi hukum sulit untuk dijelaskan khususnya oleh pembuat hukum

4
dan aparat hukum negeri ini. Praktik nikah di bawah umur mengisyaratkan

bahwa hukum perkawinan Indonesia nyaris seperti hukum yang ‘tak

bergigi’, karena begitu banyak terjadi pelanggaran terhadapnya tanpa

dapat ditegakkan secara hukum. Tidak hanya masalah nikah di bawah

umur. Pelanggaran terhadap hukum perkawinan juga terjadi pada kasus

pernikahan poligami, pernikahan di bawah tangan, perceraian di bawah

tangan, pelanggaran hak-hak mantan isteri, mantan suami ataupun anak-

anak dalam perceraian, dan lain-lain.

Untuk itulah, kajian ilmu sosiologi hukum selalu mengajukan

pertanyaan yang karakteristik seperti: "Seberapa efektivitas dari

peraturan-perturan hukum tertentu?", "Faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi efektivitas peraturan hukum-hukum tertentu?", "Apakah

sebabnya orang taat kepada hukum?", "Golongan mana yang

diuntungkan dari peraturan hukum yang dibuat?", dan lain sebagainya

yang menjadi obyek penyelidikan sosiologi hukum. Untuk itulah peranan

sosiologi hukum yang berusaha untuk mengupas hukum, sehingga hukum

itu tidak di pisahkan dari praktek penyelenggaraanya, tidak hanya bersifat

kritis melainkan juga kreatif. Kreativitas ini terkletak pada kemampuannya

untuk menunjukan tujuan-tujuan serta nilai-nilai yang ingin dicapai oleh

hukum.

Daftar Pustaka:

Warassih, Esmi. 2005. Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis.


Semarang: Suryandaru Utama.

5
Soekanto, Soerjono. 1998. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Paramita, Shintta Sarie. 2008. Latar Belakang Lahirnya Sosiologi Hukum


sebagai Ilmu Pengetahuan, diakses dari situs:
www.galaxyandromdha.blogspot.com. Tanggal: 6 Januari 2011.

MAKALAH

SOSIOLOGI HUKUM

Dosen Pengajar:
Prof. Sudarsono, SH

Disusun Oleh:
GUNAWAN HARIYANTO
NIM: 10.1.12.06

6
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
KEDIRI
2011

Anda mungkin juga menyukai